Anda di halaman 1dari 8

EVALUASI MANAJEMEN CENTRAL STERILE SUPPLY

DEPARTEMENT (CSSD) DALAM MEMINIMALISIR TERJADINYA


HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTION (HAIs) DI RSUD Dr.
DARSONO PACITAN

Aniska Yustiana1,Ahmad Ahid Mudayana2


Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
E-mail : aniskayustiana07@gmail.com

ABSTRAK

Central Sterile Supply Department (CSSD) atau Instalasi Pusat Sterilisasi adalah unit pelayanan
yang strategis dalam upaya pencegahan infeksi dan mempunyai fungsi utama yaitu menyiapkan
alat-alat bersih dan steril untuk keperluan perawatan pasien di rumah sakit. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif dan rancangan penelitian yang digunakan studi kasus
Pengumpulan data menggunakan wawancara, checklist dan telaah pustaka. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa1) perencanaan CSSD sudah terencana dengan baik, 2) pengorganisasian
CSSD belum tersusun secara maksimal, 3) Pelaksanaan terdiri dari penerimaan alat,
pengemasan, pelabelan, pensterilan, pendistribusian dan penyimpan, 4)Pengawasan dilakukan
setiap 6 bulan.

Kata Kunci : Central Sterile Supply Department (CSSD; Healthcare Associated Infection (Hais

EVALUASI MANAJEMEN CENTRAL STERILE SUPPLY


DEPARTEMENT (CSSD) DALAM MEMINIMALISIR TERJADINYA
HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTION (HAIs) DI RSUD Dr.
DARSONO PACITAN

ABSTRACT

Central Sterile Supply Department (CSSD) or Sterilization Center Installation is a strategic


service unit in preventing infection.And has the main function of preparing clean and sterile tools
for the purposes of patient care at the hospital. The research method used descriptive qualitative
and research design used case study. Techniques of collecting data using interviews, checklist
and document review. The results show that 1) CSSD planning is well planned, 2) CSSD
organizing has not been fully structured, 3) Implementation consists of receiving tools,
packaging, labeling, sterilization, distribution, and storage, 4) supervision done every 6 months

Keywords : Central Sterile Supply Department (CSSD; Healthcare Associated Infection (Hais)
EVALUASI MANAJEMEN CENTRAL STERILE SUPPLY DEPARTEMENT (CSSD) DALAM 2
MEMINIMALISIR TERJADINYA HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTION
(HAIs) DI RSUD Dr. DARSONO PACITAN

Pendahuluan dilakukan ditemukan beberapa permasalahan


yaitu struktur organisasinya masih bergabung
Salah satu indikator keberhasilan dalam
dengan laundry, ruangan untuk CSSD belum
pelayanan rumah sakit adalah rendahnya
memenuhi standar karena masih bergabung
angka infeksi nosokomial atau Health care
dengan instalisasi laundry, unit CSSD belum
Associated Infection (HAIs) di rumah sakit
memiliki ruangan dekontaminasi dan tempat
(Depkes, 2009). Infeksi nosokomial
penyimpanan alat/bahan steril penyimpanan
merupakan masalah besar yang dihadapi
alat/bahan steril ditempatkan di ruang IGD,
rumah sakit, tidak hanya menyebabkan
rawat inap dan kamar operasi dan unit CSSD
kerugian sosial ekonomi, tetapi juga
kurangnya sumber daya manusia.
mengakibatkan penderita lebih lama di rumah
Tujuan dari peneliti adalah untuk
sakit. Infeksi ini menyebabkan 1,4 juta
mengevaluasi manajemen Central Sterile
kematian setiap hari diseluruh dunia. Infeksi
Supply Departement (CSSD) dalam
ini terus meningkat dari 1% di beberapa negara
meminimalisir terjadinya Healthcare
Eropa dan Amerika, sampai lebih dari 40% di
Associated Infection (HAIs) di RSUD Dr.
Asia, Amerika Latin dan Afrika (Rikayanti,
Darsono Pacitan.
2013).
Kunci utama dari sebuah pencegahan
infeksi yang efektif adalah melindungi pasien Metode
dari penularan penyakit menular dan dari Penelitian ini menggunakan penelitian
kondisi yang disebabkan oleh perawatan yang kualitatif. Subjek penelitian berjumlah 5 orang
diterima di rumah sakit (Juliandi, 2014). yang terdiri dari kepala instalasi CSSD, 2
Risiko infeksi dapat diturunkan dengan proses- orang Staff CSSD, 1 orang staff IPSRS, 1
proses pembersihan, desinfeksi, dan sterilisasi orang IPCN. Pengambilan subjek
yang benar (Wijaya, 2016).Pusat sterilisasi menggunakan purposive sampling atau subjek
salah satu mata rantai yang penting untuk penelitian ditentukan berdasarkan kriteria
pengendalian infeksi dan berperan dalam tertentu oleh peneliti sendiri. teknik
upaya menekan kejadian infeksi bagi pasien pengumpulan data dengan melakukan
dan pegawai rumah sakit (Depkes, wawancara mendalam, observasi dengan
2009).Central Sterile Supply Department lembar check list dan telaah dokumen dengan
(CSSD) atau Instalasi Pusat Sterilisasi adalah metode analisis data model Miles dan
unit pelayanan yang strategis dalam upaya Hubermen yang terdiri dari reduksi data,
pencegahan infeksi. CSSD mempunyai fungsi penyajian data dan diakhiri dengan penarikan
utama yaitu menyiapkan alat-alat bersih dan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan
steril untuk keperluan perawatan pasien di teknik triangulasi sumber dan metode.
rumah sakit (Depkes, 2009).
Manajemen merupakan sebuah proses
Hasil dan Pembahasan
yang mengarahkan dan membimbing kegiatan
1. Perencanaan
organisasi untuk mencapai tujuan, karena
Perencanaan CSSD sangat dibutuhkan
tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia.
bagi rumah sakit, karena perencanaan
Manajemen adalah proses perencanaan,
adalah dasar yang harus dimiliki bagi
pengorganisasian, pelaksanaan dan
setiap rumah sakit. Oleh karena itu
pengawasan usaha-usaha para anggota
perencanaan yang matang sangat
organisasi agar mencapai tujuan. Manajemen
dibutuhkan dalam pelaksanan suatu
CSSD sangat dibutuhkan oleh suatu rumah
program CSSD sehingga dapat berjalan
sakit karena tanpa manajemen pencapaian
dengan maskimal. Perencanaan
tujuannya akan lebih sulit (Herlambang,
kebutuhan yang berada di instalasi
2012).
sterilisasi dan binatu atau CSSD
RSUD Dr. Darsono Pacitan adalah
dilakukan setiap tahun sekali,
salah satu Layanan Kesehatan milik
perencanaan meliputi perencanaan
Pemerintah Kabupaten Pacitan yang berbentuk
kebutuhan di tahun yang akan datang
RSU, dinaungi oleh Pemerintah daerah
seperti perencanaan sumber daya
Kabupaten dan termasuk kedalam RS Tipe C.
manusia dan perencanaan anggaran.
Berdasarkan studi pendahuluan yang
JURNAL KESEHATAN, VOL. 10 NO. 2 NOVEMBER 2017 3

Perencanaan dalam unit CSSD perencanaan disini yaitu kepala


direncanakan setiap satu tahun sekali, instalasi dan koordinator serta
namun untuk pengadaan bahan bahannya karyawan-karyawan di di unit CSSD
dilakukan setiap satu bulan sekali, juga memberikan usulan-usulan terkait
informasi tersebut berdasarkan hasil bahan-bahan yang diperlukan di
wawancara sebagai berikut. unit …” (informan B).
“…Perencanaan kebutuhan di “…Yang telibat kepala ruang,
rencanakan setiap satu tahun sekali. kooadinator CSSD dan karyawan-
Tapi untuk pengadaan bahan-bahanya karyawan unit CSSD karena biasanya
kita lakukan setiap sebulan sekali. ada usulan-usulan dari karyawan,
Sistem anggaran dimasukkan kedalam usulan tersebut berupa apa saja yang
DPA kemudian diserahkan kebagian dibutuhkan pegawai CSSD seperti
program rumah sakit…” (informan A). bahan-bahan yang habis atau
“…perencanaan dilakukan setiap satu penambahan alat steril dan
tahun sekali, untuk pengadaaan di sebagainya…”(informan C).
lakukan satu bulan sekali dan dengan Metode dalam perencanaan
menghitung usulan dari unit-unit baik itu pelayanan di unit CSSD memperhatikan
linen maupun alkes terus bagi unit baru tingkat kebutuhannya terlebih dahulu,
biasanya usulan dari kita, semua dalam perencanaan di unit CSSD belum
perencanaan dinaikan ke memiliki metode ataupun standar-
managemen …”(Informan E). standar khusus. Sejauh ini unit CSSD
Pernyataan tersebut menyatakan hanya beracuan pada beberapa banyak
bahwa sistem perencanaan anggaran tingkat keperluan kebutuhan CSSD,
Unit CSSD RSUD Dr. Darsono Pacitan melihat perencanaan di tahun kemarin.
yaitu dengan membuat Dokumen Infomasi tersebut berdasarkan hasil
Pelaksanaan Anggaran (DPA), kemudian wawancara sebagai berikut :
dokumen tersebut diajukan ke dalam “…tidak ada metode khusus dalam
sebuah program rumah sakit, output dari proses prencanaan tetapi melihat apa
program tersebut disesuaikan dengan saja yang diperlukan oleh unit CSSD
anggaran yang ada. Perencanaan dalam lalu di tulis, dan juga melihat
unit CSSD direncanakan setiap satu perencanaan tahun kemarin jika masih
tahun sekali namun untuk pengadaan kurang nantinya ada penambahan
bahan-bahannya dilakukan setiap bulan bahan-bahan steril…” (Informan A).
sekali. Proses perencanaan CSSD “…tidak ada metode khusus untuk
melibatkan pihak - pihak tertentu yang pembuatan atau perancangan suatu
berhubungan atau berkaitan dengan perencanaan…” (Informan B).
CSSD seperti kepala Instalasi, ”...untuk metode khusus tidak ada.
koordinator di unit CSSD, dan pegawai- Hanya berdasarkan kebutuhan unit saja,
pegawai yang ada di unit CSSD. Untuk tidak ada metode yang khusus dalam
pegawai-pegawai CSSD memberikan membuat perencanaan…” (Informan D).
beberapa usulan-usulan terkait dengan Perencanaan CSSD melibatkan pihak-
pembelian alat-alat atau bahan steril pihak tertentu yang berhubungan atau
yang dibutuhkan di unit CSSD. Hal ini berkaitan dengan CSSD seperti Kepala
diperkuat oleh pernyataan berdasarkan Instalasi, Koordinator CSSD serta
hasil wawancara sebagai berikut : Pegawai CSSD dan Laundry (binatu).
“…Dalam proses perencanaan yang Perencanaan di unit CSSD direncanakan
terlibat kepala instalasi pastinya dan setiap satu tahun sekali namun untuk
koordinator instalasi tetapi pegawai- pengadaan bahan-bahanya dilakukan
pegawai disini juga memberikan setiap satu bulan sekali.seperti kebutuhan
ususlan-usulan apa saja yang yang terus meningkat, kebutuhan alat-alat
dibutuhkan diunit CSSD…” (informan ataupun instrument alat. Perencanaan
A). penyediaan dan pembelian alat sterilisasi
“…Yang terlibat dalam proses atau bahan steril unit CSSD juga
EVALUASI MANAJEMEN CENTRAL STERILE SUPPLY DEPARTEMENT (CSSD) DALAM 4
MEMINIMALISIR TERJADINYA HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTION
(HAIs) DI RSUD Dr. DARSONO PACITAN

mempertimbangkan usulan-usulan dari dan pengarahan merupakan faktor yang


pegawai-pegawai unit CSSD, paling dominan untuk mengetahui
merencanakan agar standar tempatnya keberhasilan kegiatan pengendalian
tercapai, standar alatnya tercukupi, infeksi nosokomial, sehingga fungsi
pelayanannya terpenuhi, agar pelayanan perencanaan sangat berhubungan dengan
CSSD terus meningkat. Perencanaan keberhasilan program kegiatan
pelayanan CSSD yang dilakukan meliputi pengendalian infeksi nosokomial.
perencanaan pengembangan fasilitas,
standar tempat tercapai, standar alatnya 2. Pengorganisasian
tercukupi, standar ruangan, sanitasi Dalam penyusunan sturuktur
sehingga pelayanannya terpenuhi dan organisasi di CSSD RSUD Dr. Darsono
dapat meningkatkan pelayanan CSSD. Pacitan di susun berdasarkan pedoman
Hal ini sesuai dengan Newman dalam dari Departemen Kesehatan RI Tahun
Alamsyah (2012) yang menyatakan 2009, yaitu tentang struktur
bahwa perencanaan adalah penentuan organisasinya, Dalam pembagian tugas di
terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan, unit CSSD belum maksimal karena
sehingga semua keperluan yang ada di kurangnya sumber daya manusia
CSSD harus direncakan terlebih dahulu. sehingga terjadi perangkapan pekerjaan
Mulai dari fasilitas, sarana prasarana atau double job. Di Unit CSSD ada
maupun pengembangan CSSD sendiri. petugas yang menangani semua
Perencanaan yang baik penting dilakukan pekerjaanya sendiri seperti penerimaan
untuk mencapai suatu pelayanan yang alat medis bersih, melakukan penyeterilan
optimal sehingga akan berdampak pada di CSSD sampai pendistribusian ke
mutu pelayanan dan menekan angka ruangan-ruangan serta unit CSSD RSUD
infeksi nosokomial. Dr. Darsono Pacitan menggunakan
Perencanaan bahan steril melihat dari analisa kebutuhan operator dengan satu
jumlah kebutuhan bahan steril tahun orang satu shiff, informasi ini berdasarkan
kemarin. Perencanaan CSSD di RSUD Dr wawancara sebagai berikut :
Darsono Pacitan meliputi perencanaan “…dalam pembagian tugasnya belum
anggaran dan perencanaan SDM. maksimal masih ada yang saya gabung
Perencanaan anggaran unit CSSD atau saya rangkap karena di unit cssd sini
dilakukan dengan membuat Dokumen tenaganya baru sedikit …” (Informan A).
Pelaksanan Anggaran (DPA) yang “…untuk pembagian tugas belum sesuai
kemudian dokumen tersebut diajukan ke dengan pekerjan masing-masing
dalam sebuah program rumah sakit. dikarenakan SDMnya masih kurang
Output dari program tersebut disesuaikan sehingga terjadi perangkapan
dengan anggaran yang ada. Program dan pekerjaan, …” (Informan C).
masalah anggaran diperhitungkan Jumlah total tenaga kerja atau pegawai
berdasarkan kebutuhan rumah sakit. Hal di unit CSSD ada 5 orang diantaranya 1
ini belum sesuai dengan penelitian kepala instalasi, 1 penanggung jawab
Sunanto (2016) yang menyatakan bahwa administrasi, 1 staf produksi, 1 staf
perencanaan anggaran sangatlah penting sterilisasi dan quality control dan 1 staf
untuk dilakukan karena merupakan alat penyimpanan dan distribusi. Sarana
bagi manejemen dalam mencapai tujuan. penting dan sarana utama dari setiap
Anggaran berisikan informasi mengenai manajer untuk mencapai tujuan yang
kegiatan yang akan dilaksanakan dan ingin dicapai terlebih dahulu adalah
biaya yang dianggarkan untuk manusia atau bisa disebut sumber daya
mendukung kegiatan. Perencanaan sangat manusia.
penting untuk meningkatkan kualitas Ada kendala atau hambatan yang
pelayanan pengendalian infeksi menyangkut tenaga kerja di unit CSSD
nosokomial hal ini sesuai dengan yaitu kurangnya SDM (Sumber Daya
penelitian Handayani (2015) yang Manusia) atau pegawai yang jumlahnya
menyatakan bahwa fungsi perencanaan masih sedikit sehingga pegawai
JURNAL KESEHATAN, VOL. 10 NO. 2 NOVEMBER 2017 5

merangkap pekerjaanya, kurang fokus dan tidak maksimal. Penyusunan struktur


akan pekerjannya dan terkadang terjadi organisasi yang tidak baik sangat
penambahan jam kerja. Untuk unit CSSD berdampak pada peningkatan pelayanan
bulan ini akan diadakan penambahan rumah sakit tersebut. Hal ini sesuai
tenaga kerja untuk mengurangi terjadinya dengan penelitian Busono (2010) yang
perangkapan pekerjaan sehingga pegawai menyatakan bahwa penerapan
CSSD akan konsentrasi dalam satu pengorganisasian yang baik berdampak
pekerjaan yang menjadi bagiannya. positif terhadap kejadian infeksi
Berikut kutipan hasil wawancaranya. nosokomial.
“…SDMnya kurang sehingga terjadi Jumlah tenaga kerja di RSUD Dr.
overload dalam pekerjaannya, yang Darsono Pacitan sejumlah 5 orang. Akan
seharusnya pulang jam 2 menjadi jam 4, tetapi masih terdapat perangkapan
tidak terfokus dalam satu pekerjaan pekerjaan di Unit CSSD RSUD Dr.
karena memikirkan pekerjaan yang lain, Darsono Pacitan. Hal ini dikarenakan
tetapi bulan ini akan diadakan CSSD masih bergabung dengan laundry
penambahan tenaga pekerjaan.…” (binatu). Perangkapan pekerjaan tersebut
(Informan A). seperti petugas CSSD yang mengantarkan
“…Sumber daya manuasinya masih alat steril ke ruang perawatan. Beban
sedikit ditambah adanya perangkapan kerja staff instalasi melebihi kapasitas
pekerjaan sehingga konsentrasinya yang seharusnya, dengan pekerjaan yang
terpecah, kurang fokus dalam dimulai dari pengemasan sampai
mengerjakan suatu pekerjaan tetapi distribusi dilakukan hanya satu pegawai.
bulan ini ada penambahan karyawan Hal ini menunjukkan ketidaksesuaian
untuk unit cssd...”(Informan B). dengan pedoman CSSD yang dikeluarkan
Dalam pemecahan masalah yang oleh Depkes dimana dalam pedoman
terjadi di dalam unit CSSD selalu dinyatakan bahwa struktur organisasi
diadakan rapat rutin setiap satu bulan antara unit CSSD dengan laundry (binatu)
sekali dan dilakukannya peneguran harus dipisah tidak boleh digabung, serta
langsung jika terjadi kesalahan pegawai setiap Rumah Sakit harus memiliki pusat
dalam melakukan pekerjaaannya, sterilisasi mandiri yang mampu
koordinasi manajer dengan pegawai pun memberikan pelayanan sterilisasi di
sangat baik, dalam bekerja sama juga Rumah Sakit dengan baik.
bagus, selalu ada arahan dari kepala Kepala Instalasi CSSD di RSUD Dr.
instalasi kepada pegawai-pegawai CSSD. Darsono Pacitan hanya dibantu oleh
Informasi tersebut berdasarkan hasil penanggung jawab administrasi,
wawancara sebagai berikut : produksi, sterilisasi dan quality, serta
“…Jika melakukan kesalahan selalu ada penyimpanan dan distribusi unit
tegur dan selalu ada arahan dari kepala sterilisasi. Hal ini tidak sesuai dengan
CSSD serta dilakukannya rapat rutin standar yang di tetapkan oleh Depkes.
setiap bulan…”(Informan C). Karena untuk dapat memberikan
“…kalau ada masalah langsung pelayanan sterilisasi yang baik dan
diselesaikan serta rutin diadakannya memenuhi kebutuhan barang steril di
rapat setiap bulan…” (Informan E). rumah sakit, kepala CSSD dibantu oleh
Pengorganisasian di instalasi CSSD sekurang-kurangnya: (1) penanggung
RSUD Dr. Darsono Pacitan sudah ada jawab admistrasi, (2) Sub instalasi
tetapi belum tersusun secara maksimal dekontaminasi, sterilisasi dan produksi,
karena struktur organisasi instalasi CSSD (3) Sub instalasi pengawasan mutu,
RSUD Dr. Darsono Pacitan masih pemeliharaan sarana dan peralatan, K3
bergabung dengan laundry (binatu) serta dan Diklat, (4) Sub instalasi distribusi.
di dalam pembagian tugasnya masih ada
perangkapan kerja, dikarenakan SDM
yang kurang. Hal ini akan mengakibatkan
pelayanan instalasi CSSD tidak efektif
EVALUASI MANAJEMEN CENTRAL STERILE SUPPLY DEPARTEMENT (CSSD) DALAM 6
MEMINIMALISIR TERJADINYA HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTION
(HAIs) DI RSUD Dr. DARSONO PACITAN

3. Pelaksanaan “…pelaksanaan berkendala di sumber


Pelaksanaan CSSD di RSUD Dr. daya manusia, sebab tenaga kerjanya
Darsono Pacitan mengikuti standar sedikit, alat yang di steril banyak dan
ataupun prosedur yang telah ada di rumah diminta cepat serta harus mengantarkan
sakit. Proses pelaksanaan pelayanan lagi alat sterilnya keruangan…”
sterilisasi di unit CSSD meliputi (informan C).
menerima alat yang sudah bersih dari Masalah selanjutnya masih dengan
ruangan pelayanan, kemudian dilakukan proses pelaksanaan, dimana alur
pengemasan setelah itu dilakukan pelaksanaan harus ada perbaikan dan ada
pensterilan, selanjutnya proses kebijakan baru sebab proses pelaksanaan
pengiriman ke ruangan dan melakukan sterilisasi ini setiap selesai sterilisasi
penyimpanan di ruangan pelayanan, pegawai CSSD mengantarkan alat steril
informasi ini berdasarkan hasil ke masing-masing ruang perawatan. Ada
wawancara sebagai berikut : juga ruang perawatan yang tidak bisa
“…menerima alat yang sudah bersih dari mengantar alat steril ke unit CSSD
ruangan, kita kemas, kita sterilkan, kita sehingga pegawai CSSD harus
kirimkan ke ruangan dan disimpan mengambilnya dan pegawai CSSD keluar
diruangan tetapi biasanya langsung masuk ruangan sterilisasi, seharusnya
dipakai…” (Informan A) untuk mengurangi terjadinya kontaminasi
Berdasarkan kutipan wawancara di udara luar pegawai sterilisasi tidak boleh
atas diketahui bahwa unit CSSD sangat keluar masuk ruangan. Informasi tersebut
memperhatikan proses pelayanan berdasarkan hasil wawancara sebagai
sterilisasi. Proses pelaksanaan sterilisasi berikut :
tersebut di mulai dari pemeriman alat “…alur proses pelaksanaan sterilisasi
yang sudah dalam kondisi kering karena harus ada perbaikkan terutama pegawai
untuk melakukan dekontaminasi ccsd harus ngantar ke ruangan, kita
dilakukan di ruangan pelayanan, untuk kadang ditelpun ada ruangan yang tidak
unit CSSD hanya memproses alat tersebut bisa mengantar ke ruangan cssd kita
dari penerimaan alat, pengemasaan dan harus mengambil, seharusnyakan dari
pelabelan kemudian pensterillan ruangan yang mengantar dan yang
selanjutnya proses pendistribusian dan mengambil sehingga pegawai cssd tidak
penyimpanan untuk proses keluar masuk ruangan dan tidak
pendistribusian dan penyimpanan ini terkontaminasi oleh udara luar…”
yang melakukan dari pihak CSSD. Hal (Informan B).
tersebut di perjelas oleh pernyataan Pelaksanaan pelayanan CSSD yang
berdasarkan hasil wawancara sebagai terdapat di instalasi CSSD di RSUD Dr.
berikut : Darsono Pacitan mengikuti standar
“…barang dari ruangan sudah bersih ataupun prosedur yang telah ada di rumah
pihak CSSD hanya hanya mensterilkan, sakit. Proses pelaksanaan pelayanan
memberikan labeling, melakukan sterilisasi di unit CSSD meliputi
monitoring sampai pendistribusian menerima alat yang sudah bersih dari
kembali…(Informan E). ruangan pelayanan, kemudian dilakukan
Kendala atau hambatan dalam pengemasan setelah itu dilakukan
pelaksanan proses sterilisasi di unit CSSD pensterilan, selanjutnya proses
RSUD Dr. Darsono Pacitan yaitu pengiriman ke rungan dan melakukan
terkandala pada bagian sumber daya penyimpanan di ruangan pelayanan.
manusia sebab tenaga kerjanya sedikit Berdasarkan Depkesalur aktivitas
alat yang di steril banyak dan harus segera fungsional dari CSSD secara umum yaitu:
dikirimkan kembali ke ruangan Pembilasan, pembersihan, Pengeringan,
perawatan karena akan langsung Inspeksi dan pengemasan, Memberi label,
digunakan. Informasi tersebut Penyimpanan dan Distribusi. Pusat
berdasarkan hasil wawancara sebagai sterilisasi harus mempunyai ruang
berikut : dekontaminasi dan ruang penyimpanan
JURNAL KESEHATAN, VOL. 10 NO. 2 NOVEMBER 2017 7

alat steril. Tetapi di unit CSSD RSUD Dr. instalasi CSSD ataupun kinerja masing-
Darsono Pacitan belum mempunyai ruang masing petugas serta mengawasi masing-
dekontaminasi dan ruang penyimpanan masing ruangan untuk melihat proses
barang. Hal ini menunjukkan pencuciannya. Informasi tersebut
ketidaksesuaian antara pelaksanaan berdasarkan hasil wawancara sebagai
sterilisasi pada unit CSSD di RSUD Dr. berikut :
Darsono Pacitan dengan pedoman yang “…saya mengawasi untuk proses
telah ditetapkan oleh Depkes. Proses pencuciannya ke dalam ruangan-ruangan
sterilisasi pada unit CSSD di RSUD Dr. di lihat apakah bener proses
Darsono Pacitan tidak melakukan pencuciannya..” (Informan A).
pembilasan, pembersihan dan “… untuk pengawasam langsung kepala
pengeringan karena unit CSSD hanya instalasi, beliau yang paham betul akan
menerima alat yang sudah di keringkan. pelaksanaan di CSSD jadi beliaulah yang
Untuk penyimpanan dilakukan di ruang mengawasi dan yang memonitoring…”
perawatan dan kamar operasi yang (Informan E).
seharusnya proses penyimpanan Pernyataan tersebut menyatakan
dilakukan di unit CSSD dengan suhu bahwa pengawasan CSSD di RSUD Dr
yang sudah ditentukan. Darsono Pacitan dilakukan oleh kepala
Pelaksanaan yang berada di instalasi CSSD karena kepala instalasi yang
sterilisasi apabila dilakukan dengan tepat mengetahui dan paham tentang
mengikuti prosedur yang ada akan sesuai pelaksanaan pelayanan CSSD.
dengan tujuan unit sterilisasi salah Pengawasan pelayanan CSSD di
satunya untuk mencegah terjadinya RSUD Dr. Darsono Pacitanlangsung oleh
infeksi nosokomial, juga menjamin bagian kepala CSSD, kemudian
kualitas hasil sterilisasi terhadap produk dilakukan pengawasan dari IPRS dan PPI,
yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan bentuk pengawasan pelayanan CSSD
penelitian yang dilakukan oleh yaitu meliputi kebersihan sampah-
Wiguna(2014)yang menyebutkan bahwa sampah, hasil dari uji sudah baik atau
pelaksanaan pelayanan yang baik yang belum kalau belum nantinya ada
sesuai dengan Departemen Kesehatan RI perbaikan dan evaluasi.
selain dapat menurunkan angka penularan Pengawasan juga dipantau setiap rapat
penyakit juga akan berdampak pada rutin yang dilakukan untuk mengetahui
kepuasan yang diberikan oleh penyedia kendala apa saja yang dialami CSSD dan
pelayanan. yang lainnya. Untuk kepala CSSD sendiri
melakukan pengawasan setiap hari karena
4. Pengawasan unit CSSD dan laundry (binatu)
Pengawasan pelayanan di Unit CSSD bergabung jadi dilakukan setiap hari.
RSUD Dr. Darsono Pacitan dilakukan Pengawasan yang dilakukan oleh PPI
langsung oleh PPI. Informasi tersebut yaitu setiap satu bulan sekali yang berupa
berdasarkan hasil wawancara sebagai pengecekan alat, dimana apakah alat itu
berikut : sudah steril atau tidak ataupun layak
“…pengawasan dilakukan satu bulan digunakan untuk tindakan medis atau
sekali oleh pihak PPI yang diawasi proses tidak serta untuk mengetahui sedini
pencucian yang ada di ruangan-ruangan mungkin kemajuan maupun
untuk melihat apakah benar proses penyimpangan yang terjadi dalam
pencucian dan perendamannya…” pelaksanaan serta mengawasi masa
(Informan A). kedaluwarsanya dan mengawasi tahap
“…pengawasan dilakukan oleh pihak penyimpanannya di ruang perawatan
PPI karena yang bersangkutan dengan kemudian melaksanakan perbaikan-
infeksi yaitu pihak dari PPI Rumah perbaikan secara dini dan apabila
Sakit …”( Informan B). ditemukan penyimpangan dan
Bentuk pengawasan pelayanan CSSD memperoleh alat yang baru dapat
yaitu meliputi semua kegiatan yang ada di digunakan untuk penyusunan program
EVALUASI MANAJEMEN CENTRAL STERILE SUPPLY DEPARTEMENT (CSSD) DALAM 8
MEMINIMALISIR TERJADINYA HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTION
(HAIs) DI RSUD Dr. DARSONO PACITAN

selanjutnya. IPRS melakukan Keperawatan, Universitas


pengawasan terhadap CSSD setiap 6 Diponegoro.
Bulan sekali atau satu tahun sekali.
Departemen Kesehatan Republik
5. Evaluasi Indonesia Tahun 2009 tentang
Evaluasi manajemen di CSSD Pedoman Instalasi Pusat
berdasarkan pengelolaan manajemen di Sterilisasi Di Rumah Sakit.
instalasi pusat sterilisasi di RSUD Dr.
Darsono Pacitan sudah menerapkan Herlambang, S., Murwani, A. 2012. Cara
fungsi-fungsi manajemen diantaranya Mudah Memahami Manajemen
perencanaan, pengorganisasian, Kesehatan dan Rumah Sakit.
pelaksanaan dan pengawasan namun Yogyakarta: Gosyen publishing
masih terdapat kekurangan dimana dalam Juliandi, W. 2014. Pengelolaan Instalasi
pengorganisasian dan pelaksanaan belum Pusat Sterilisasi Di Rumah Sakit
sesuai dengan Depkes. Pada Pusat Pertamina Dan Rumah
pengorganisasian struktur organisasi dan Sakit Umum Pusat Fatmawati
unit sterilisasi masih bergabung dengan Jakarta.Tesis.Falkultas
binatu (Laundry) dimana seharusnya Kedokteran, Universitas Gadjah
dalam pedoman Depkes, Laundry dan Mada, Yogyakarta.
sterilisasi harus pisah. Pelaksanaan di unit
CSSD belum sesuai dengan pedoman Rikayanti, K. H., Arta, S. K. 2013.
Depkes, dikarenakan dalam proses Hubungan Pengetahuan Dengan
pelaksanaan dekontaminasi tidak Perilaku Mencuci Tangan
dilakukan dalam unit CSSD tetapi Petugas Kesehatan Di Rumah
deilakukan di dalam ruangan perawatan. Sakit Umum Daerah Badung
Dalam proses pelebelan sampai Tahun 2013.Artikel Penelitian .
pendistribusian hanya terdapat satu orang Vol(No) II (1) : 21-31.
yang menangani sehingga hal ini dapat
memungkinkan terjadinya infeksi Sunanto. 2016. Analisis Anggaran
nosokomial. Operasional Sebagai Alat
Pengendalian Keuangan Pada
Perusahaan Daerah Air Minum
Penutup Tirta Randik Kabupaten Musi
Banyuasin. Jurnal Akuntansi
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
Politeknik Sekayu. Vol. 04 No. 1.
ditarik kesimpulan bahwa ,manajemen
Hal. 1-11
CSSD di RSUD di Dr. Darsono sudah
diterapkan tetapi masih terdapat Wiguna, S. E. 2014. Manajemen
kekurangan, yaitu pada pengorganisasian Pengembangan Sumber Daya
dan pelaksanaan karena belum sesuai Manusia. Jakarta : Pustaka
dengan pedoman yang digunakan. Pelajar.

Daftar Pustaka Wijaya, A., Permana, I. 2016. Evaluasi


Pengelolaan Instalasi Pusat Sterilisasi
Alamsyah, D. 2011.Manajemen
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Pelayanan
Unit II.Jurnal Asosiasi Dosen
Kesehatan.Yogyakarta: Nuha
Muhammmadiyah Magister
Medika.
Administrasi Rumah Sakit Vol. 02,
Busono, P.B.T. 2010.Evaluasi Penerapan No. 02. Hal. 1-9.
Model Praktek Keperawatan
Profesional Di Ruang Maranatha
I Rumah Sakit Mardi Rahayu
Kudus.Tesis. Program Studi Ilmu

Anda mungkin juga menyukai