Anda di halaman 1dari 2

Downloaded from: justpaste.

it/7nd8g

Kita Pacaran | #sanrin revenge au


[Diunggah pada: 30/8/2021 12.50 PM WIB]
Ditulis oleh: @rindoustan
Berdasarkan: https://twitter.com/rindoustan/status/1430509473823481858
 
Ran berdiri dengan punggung bersandar di dinding. Ia memegang baton kesayangannya di
tangan kanan sembari mengelus-elusnya. Pemandangan seperti itu sebetulnya membuat
Rindou bergidik ngeri. Sementara itu Haruchiyo duduk di sofa dengan merapatkan kedua kaki.
Ia terlihat seperti anak kecil yang baru saja diberi hukuman.
 
"Err.. ini kenapa?" tanya Rindou tidak mengerti ketika ia sampai di ruang tamu. Dirinya
terbangun setelah mendengar suara gaduh berasal dari ruang tamu.
 
"Ada maling masuk, abang cuma menjaga rumah kita," ujar Ran dibarengi dengan
senyum  manis yang membuat Rindou paham sekali dengan artinya. Rindou pun beralih
menatap Haruchiyo yang masih bungkam. Ia berjalan ke arahnya lalu mendudukkan diri di
sebelah Haruchiyo. "Sakit, kak?" Haruchiyo menggeleng. Rindou tahu dia bohong. Mana
mungkin tidak sakit. Ran itu bagaimana ya mengatakannya--agak brutal untuk ukuran
seseorang yang menempuh pendidikan hukum. Barangkali hasrat terpendamnya yang ingin
melakukan kekerasan namun terkekang oleh aturan membuatnya jadi melihat kesempatan
membela diri sebagai media penyalur hasrat kekerasannya.
 
"Lo kenal, dek?" Ran menautkan alis; bingung. Rindou mengangguk. "Ini Sanzu, bang," jawab
Rindou. Ran memang tahu soal Haruchiyo namun ia belum pernah bertemu secara langsung
dengan pemuda itu. Hanya dengar dari mulut orang-orang. Ia juga bingung kenapa Rindou
bisa mengenal Haruchiyo. Jika melihat situasinya sepertinya mereka cukup akrab. Tapi,
seakrab apapun itu menyelonong masuk ke rumah orang tanpa permisi di waktu yang tidak
wajar tetap mencurigakan bagi Ran.
 
"Terus ngapain dia ke sini?" tanya Ran lagi. Sepertinya dia akan memulai sesi interogasi
miliknya. Rindou belum sempat memeriksa ponselnya, jadi ia tidak tahu jika Haruchiyo
mengirimkan pesan padanya. Rindou pun melirik Haruchiyo, menunggu jawaban dengan
pertanyaan yang sama. Haruchiyo tidak langsung menjawab. Ia bertukar pandangan dengan
Ran dan Rindou lalu paham jika Rindou belum membaca pesannya. Haruchiyo terlihat
memikirkan sesuatu. Jika ia menjawab maksud kedatangannya dengan jujur yaitu mengajak
Rindou untuk pergi ke balapan liar di depan abangnya, entah akan seperti apa nasibnya nanti.
Ran terlihat cukup protektif terhadap adiknya.
 
"Kangen aja," ujar Haruchiyo spontan. Ran bingung. Rindou kaget, sebelum rona merah
muda berhasil memunculkan diri di permukaan kulit pipi.
 
"Kalian pacaran?" Ran kembali bertanya. Rindou tidak pernah cerita kalau ia sudah punya
pacar, terlebih pacarnya adalah Haruchiyo Sanzu. Jadi ia merasa jawaban Haruchiyo aneh,
tetapi ketika melihat ekspresi adiknya yang malu-malu mungkin saja kedua insan itu memiliki
hubungan istimewa.
 
"Engga/Iya." Rindou dan Haruchiyo menjawab serempak sebelum saling bertatapan seperti
orang bodoh. "Kak!" Rindou menggerak-gerakkan mata dan bibirnya, Haruchiyo tidak
mengerti maksudnya. "Kita baru pacaran, ubu-- Rindou belum siap buat ngasih tahu ini ke lo
jadi kita sembunyi. Gua kangen mau ketemu dan ngajakin dia ke luar sekarang." Rindou
membuka mulut tidak percaya. Ia pikir Haruchiyo sedang kerasukan jin.
 
"Oh. Lo sering pergi sama cowok lo pagi buta gini dek?" Mampus, batin Rindou. Tidak sering,
sih. Cuma sekali sewaktu Ran menginap di kampus. Rindou tidak berani menjawab, ia tidak
tahu jawaban yang tepat dan ia juga tidak mau berbohong pada Ran, satu-satunya keluarga
yang ia miliki.
 
Ran yang menyadari Rindou tidak mau menjawab akhirnya menghela napas. Ia sudah
berhenti mengusap-usap batonnya dan kini berjalan menghampiri Rindou dan Haruchiyo di
sofa. Ia berdiri di depan Haruchiyo. "Rindou emang udah besar tapi buat gue di masih adek
kecil gue. Gue gak akan ngelarang dia buat pacaran sama siapapun dan pergi sama siapapun
selama Rindou mau dan senang. Jadi, lo," Ran mengacungkan batonnya di depan wajah
Haruchiyo dengan niat mengancam, "lo janji bawa dan balikin adek gue dengan selamat."
 
Haruchiyo mengangguk, "pasti." Sementara Rindou dia masih belum dapat memproses apa
yang baru saja terjadi.

Anda mungkin juga menyukai