Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

BK BELAJAR

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

1. SULISTIANI SUDARMIN ( A 501 18 012)


2. WAHYUNI ( A 501 18 084 )
3. NURYANINGSIH
4. PUTRI SENDIRA

PRORAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yamg telah melimpahkan
rahmat-NYA, sehingga penulis penyusunan dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini, Makalah ini di susun berdasarka tugas dari mata kuliah Bk belajar
yang berjudul “ MOTIVASI BELAJAR”

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya para
pemabaca, Dalam penyusunan ini kami juga meminta maaf apabila banyak
kesalahan dalam penyusunan makalah ini.

Palu, 18 Maret 2019


DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN
Kata pengantar......................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3
2.1 Motivasi Belajar............................................................................................ 3
a. Definisi belajar………………………………………………..….…..3
b. Faktor penyebeb motivasi belajar………………………………..….7
c. Bagaimana cara membangkitkan motivasi belajar…………………15
BAB III PENUTUP...........................................................................................16
3.1 Kesimpulan...................................................................................................16
3.2 Saran..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengertian Motivasi adalah suatu dorongan atau alasan yang
menjadi dasar semangat seseorang untuk melakukan sesuatu untuk
mencapai tujuan tertentu. Arti motivasi juga dapat didefinisikan sebagai
semua hal yang menimbulkan dorongan atau semangat di dalam diri
seseorang untuk mengerjakan sesuatu.
Secara etimologi kata motivasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu
“motivation”, yang artinya “daya batin” atau “dorongan”. Sehingga
pengertian motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong atau
menggerakkan seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu dengan
tujuan tertentu.
Pengertian Belajar Bahasa. Belajar bahasa merupakan suatu
kewajiban bagi semua orang yang ingin “menaklukkan” dunia. Belajar
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin,
2000:143). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat
menunjukkan perubahan perilakunya
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku
atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang
diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan
respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat
menunjukkan perubahan perilakunya.
Definisi belajar menurut para ahli
Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian
manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan
kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan
kemampuan-kemampuan yang lain.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka muncul rumusan masalah
sebagai berikut :
A. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan malasnya belajar ?
B. Bagaimana membangkitkan motivasi belajar ?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
a. Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Bk belajar.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab malas belajar.
c. Untuk mengetahui cara membangkitkan motivasi belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Devinisi Belajar
Pengertian Belajar Bahasa. Belajar bahasa merupakan suatu kewajiban
bagi semua orang yang ingin “menaklukkan” dunia. Belajar merupakan akibat
adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000:143). Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau
potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.
Definisi belajar menurut para ahli
Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan
perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi belajar menurut beberapa ahli"
 NASUTION
Belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan
 ERNEST H. HILGARD
Belajar adalah dapat melakukan sesuatu yang dilakukan sebelum ia
belajar atau bila kelakuannya berubah sehingga lain caranya menghadapi
sesuatu situasi daripada sebelum itu
 NOTOATMODJO
Belajar adalah usaha untuk menguasai segala sesuatu yang berguna
untuk hidup
 AHMADI A.
Belajar adalah proses perubahan dalam diri manusia
 OEMAR H.
Belajar adalah bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri
seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara berperilaku yang baru berkat
pengalaman dan latihan
 CRONBACH
Belajar sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam
mengalami itu menggunakan panca indranya
 WINKEL
Belajar adalah suatu aktivitas mental / psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilakn perubahan -
perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan sikap-sikap
 NOEHI NASUTION
Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau
berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil terbentuknya respon utama,
dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya perilaku baru itu bukan
disebabkan oleh adanya kematangan atau adanya perubahan sementara
karena suatu hal
 SNELBECKER
Belajar adalah harus mencakup tingkah laku dari tingkat yang
paling sederhana sampai yang kompleks dimana proses perubahan tersebut
harus bisa dikontrol sendiri atau dikontrol oleh faktor-faktor eksternal
 WHITERINGTON
Belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian
sebagaimana dimanifestasikan dalam perubahan penguasaan pola-pola
respontingkah laku yang baru nyata dalam perubahan ketrampilan,
kebiasaan, kesanggupan, dan sikap.
 Gagne (The Conditions of Learning 1977)
Belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam
perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu
berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa
itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan.
Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang
bersifat naluriah.
 Moh. Surya (1981:32)
Suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada
prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.
 Anni (2004:4)
Proses paling penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan.
 Sobry Sutikno
Suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
 Slameto (2003:2)
Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
 Skinner ( Belajar dan pembelajaran )
Hubungan antara stimulus dan respons yang tercipta melalui proses
tingkah laku.
 Trianto (2010:16)
Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun
tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu
perubahan pada diri pembelajar.
 Ngalim Purwanto (1992 : 84)
Setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
 Spears
Mengamati, membaca, imited, untuk mencoba sesuatu sendiri,
mendengarkan, mengikuti arahan.
 Arno F. Wittig ( Psychology of Learning 1981 )
Perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam
tingkah laku suatu organisme sebagai hasil belajar.
 James Patrick Chaplin ( Dictionary of Psychology 1985 )
Belajar dibatasi dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama
Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap
sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua Belajar ialah
proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus.
 Hintzman, Douglas L ( The Psychology of Learning and Memor y 1987 )
Suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau
hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah
laku organisme tersebut.

B.Faktor – Faktor Penyebab Terjadinya Masalah Belajar


Pada dasarnya masalah belajar yang dialami oleh peserta didik dapat terjadi oleh
beberapa faktor yang dapat digolongkan atas :
a. Faktor – Faktor yang Bersumber dari Murid Itu Sendiri
 Tingkat kecerdasan rendah
Taraf kecerdasan atau kemampuan dasar merupakan salah satu factor penentu
keberhasilan belajar. Kemampuan dasar yang tinggi pada seseorang anak
memungkinkannya dapat menggunakan pikirannya untuk belajar dan
memecahkan persoalan baru dengan tepat, cepat, dan berhasil. Sebaliknya, tingkat
kemampuan dasar yang rendah dapat mengakibatkan murid mengalami kesulitan
dalam belajar.
 Kesehatan sering terganggu
Belajar tidak hanya melibatkan pikiran, tetapi juga jasmaniah. Badan yang sering
sakit – sakitan, kurang gizi dan tidak berdaya, dapat membuat seseorang tidak
berdaya, tidak bersemangat dan tidak memiliki kemampuan dalam belajar yang
mengakibatkan orang yang bersangkutan tidak dapat mencapai hasil belajar
seperti yang diharapkan.
 Alat penglihatan dan pendengaran kurang berfungsi dengan baik
Penglihatan dan pendengaran merupakan alat indera yang terpenting untuk
belajar. Apabila mekanisme mata atau telinga kurang berfungsi, maka tanggapan
yang disampaikan dari dunia luar tidak mungkin dapat diterima dengan baik dan
murid tidak dapat menerima dan memahami bahan – bahan pelajaran, baik yang
disampaikan langsung oleh guru maupun buku – buku bacaan.
 Gangguan alat perseptual
Setelah sesuatu pesan yang diterima oleh mata dan telinga, langkah berikutnya
dalam proses belajar adalah mengirimkan pesan itu ke otak, sehingga pesan itu
dapat ditafsirkan. Langkah ini disebut persepsi (Koestoer P. dan A. Hadisaputro,
1978). Apanya sebenarnya yang terjadi dalam persepsi adalah proses pengelohan
tanggapan baru (yang diterima melalui indera) dengan pertolongan ini akan
menghasilkan dan memberikan arti atau makna tertentu kepada tanggapan yang
diterima. Namun, persepsi itu bias juga salah apabila ada gangguan – gangguan
pada alat perceptual.
 Tidak menguasai cara – cara belajar yang baik
Ternyata terdapat hubungan yang berarti antara cara – cara belajar yang
diterapkan dengan hasil belajar yang dicapai. Ini berarti bahwa murid yang cara –
cara belajarnya lebih baik cenderung memperoleh hasil yang lebih baik pula, dan
demikian juga sebaliknya.

b. Faktor – Faktor yang Bersumber dari Lingkungan Keluarga


 Kemampuan ekonomi orang tua kurang memadai
Hasil belajar yang baik tidak hanya diperoleh dengan mengandalkan keterangan
yang diberikan oleh guru namun juga membutuhkan alat – alat yang memadai.
Sebagian alat pelajaran tersebut harus disediakan sendiri oleh murid – murid yang
bersangkutan. Bagi orang tua yang ekonominya kurang memadai tentu tidak dapat
memenuhi kebutuhan anaknya secara memuaskan yang akhirnya murid yang
bersangkutan akan menanggung risiko – risiko yang tidak diharapkan.
 Anak kurang mendapat perhatian dan pengawasan dari orang tuanya
Terdapat orang tua yang beranggap bahwa tugas mendidik hanya tugas sekolah
saja. Oleh karena itu, para orang tua yang seperti ini selalu sibuk dengan
pekerjaan mereka untuk mendapatkan uang sebanyak – banyaknya. Mereka tidak
memiliki waktu untuk memperhatikan dan mengawasi anak – anaknya belajar
dan/atau bermain.
 Harapan orang tua terlalu tinggi terhadap anak
Harapan orang tua yang terlalu tinggi membuat mereka memaksa anak – anaknya
untuk selalu rajin belajar dan memperoleh nilai tinggi tanpa mempertimbangkan
kemampuan yang mereka miliki. Bagi murid yang tidak memiliki kemampuan
seperti itu akan menganggap tuga dan harapan itu sebagai suatu siksaan dan pada
akhirnya menimbulkan putus asa dan tak acuh.
 Orang tua pilih kasih terhadap baik
Keadaan anak dalam suatu keluarga tidak selalu sama. Ada orang tua yang
menolak anak yang keadaannya tidak sesuai dengan yang mereka harapkan.
Penolakan tersebut tidak dinyatakan secara langsung namun ditampilkan dalam
bentuk perlakuan tertentu. Misalnya dengan melebih-lebihkan anak yang mereka
anggap memenuhi harapan mereka dan mengabaikan anak yang tidak mereka
harapkan.
 Hubungan keluarga tidak harmonis
Orang tua merupakan tumpuan harapan anak – anak. Mereka mengharapkan
pendidikan, kasih sayang dari orang tua agar dapat tumbuh dan berkembang
menjadi manusia dewasa. Apabila di dalam keluarga tidak terdapat hubungan
yang harmonis maka anak akan merasa tidak aman dan tidak dapat memusatkan
perhatiannya dalam belajar. Hal ini terjadi karena proses belajar belajar memang
menuntut adanya ketenangan dan ketentraman di rumah.
c. Faktor – Faktor yang Bersumber dari Lingungan Sekolah dan Masyarakat
Kondisi – kondisi sekolah yang dapat menimbulkan masalah pada muris antara
lain adalah kurikulum kurang sesuai, guru kurang menguasai bahan pelajaran,
metode mengajar kurang sesuai, alat – alat dan media pengajaran kurang
memadai.

Upaya – Upaya Membantu Siswa dalam Mengatasi Masalah Belajar


Berkenaan dengan masalah-masalah yang dihadapi murid dalam belajar, ada
beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru, antara lain melaksanakan
pengajaran perbaikan, pengajaran pengayaan, pembinaan sikap dan kebiasaan
belajar yang baik, dan peningkatan motivasi belajar.
1. Pengajaran Perbaikan
Pengajaran perbaikan merupakan bentuk khusus dari pengajaran yang diberikan
kepada seseorang atau beberapa orang murid yang mengalami kesulitan dalam
belajar. Kekhususan dari pengajaran ini terletak pada murid yang dilayani, bahan
pelajaran, metoda, dan media penyampaianya. Oleh karena itu, guru tidak perlu
lagi banyak menggunakan metoda ceramah atau metoda diskusi dalam
menyajikan bahan pelajaran kepada murid. Guru juga tidak perlu lagi mengulang
mengajarkan semua bahan pelajaran yang sudah disampaikan. Pengajaran
dipusatkan pada bahan-bahan pelajaran yang belum dikuasai dengan baik oleh
murid, dengan jalan memberikan penjelasan seperlunya, mengadakan Tanya-
jawab, demonstrasi, latihan, pemberian tugas dan evaluasi. Berkenaan dengan hal
ini, Bradfield (dalam Travers, 1970) menyarankan:
a) Berikan tugas-tugas singkat tentang hal-hal yang harus dikerjakan oleh murid
dengan mempertimbangkan juga penyelesaian tugas-tugas sebelumnya.
b) Pastikan bahwa murid telah memahami secara baik tentang apa yang harus
dikerjakanya.
c) Selang-selingilah waktu pertemuan dengan kegiatan-kegiatan lain, dan secara
bertahap tingkatkan lama waktu pertemuan.
d) Hindari memberikan petunjuk secara panjang lebar dan sukar dipahami murid.
e) Petunjuk-petunjuk mengerjakan tugas hendaklah diberikan bagian per bagian.
f) Murid hendaklah ditempatkan pada ruangan yang bebas dari pengaruh-
pengaruh atau perangsang-perangsang yang dapat mengganggu pemusatan
perhatiannya.
g) Berikan sebanyak mungkin dorongan agar murid mau menyelesaikan tugas-
tugas yang diberikan.
h) Jagalah agar suasana perasaan murid selalu dalam keadaan stabil dan tenang.
i) Hindarilah pemberian tugas-tugas yang berat dan usahakan menumbuhkan
suatu kecintaan untuk belajar secara baik dan rapi serta mempunyai sikap positif
dalam bekerja.

2. Pengajaran Pengayaan
Pengajaran pengayaan adalah suatu bentuk pengajaran yang khusus diberikan
kepada murid-murid yang sangat cepat dalam belajar. Melalui pengajaran
pengayaan murid memperoleh kesempatan untuk memperluas dan memperdalam
pengetahuan dan keterampilannya dalam bidang yang dipelajarinya.
Beberapa bentuk pengajaran pengayaan yang mungkin dapat ditempuh adalah
dengan jalan menugasi murid:
a) Membaca pokok/sub pokok bahasan yang lain yang bersifat perluasan atau
pendalaman dari pokok/sub pokok bahasan yang sedang dipelajari,
b) Melaksanakan kerja praktek atau percobaan-percobaan, dan
c) Mengerjakan soal-soal latihan.

3. Pembinaan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang baik


Sikap dan kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
belajar. Dari hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan, antara lain oleh
Rosmawati (1983) dan A. Muri Yusuf (1984) menunjukan bahwa terdapat
hubungan yang berarti antara sikap dan kebiasaan belajar dengan hasil belajar. Ini
berarti bahwa murid yang mempunyai sikap dan kebiasaan belajar yang baik
cenderung memperoleh hasil belajar yang baik, dan demikian pula sebaliknya.
Beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk menumbuh-kembangkan sikap
dan kebiasaan belajar yang baik dari diri murid adalah:
a) Membantu murid menyusun rencana belajar yang baik. Renvana ini memuat
pokok dan sub pokok bahasan yang akan dipelajari, tujuan yang akan dicapai,
cara-cara mempelajari bahan-bahan yang bersangkutan, alat-alat yang diperlukan
dan cara-cara memeriksa atau mengetahui kemajuan-kemajuan yang dicapai.
b) Membantu murid mengikuti kegiatan belajar-mengajar didalam kelas,
sebagian besar kegiatan belajar-mengajar berlangsung di dalam kelas. Dalam hal
ini, murid perlu mengetahui apa yang harus dikerjakan sebelum mengikuti
kegiatan belajar-mengajar, bagaimana cara memahami dan mencatat keterangan-
keterangan yang diberikan oleh guru, dan apa pula yang harus dikerjakan setelah
kegiatan belajar-mengajar berakhir.
c) Melatih murid membaca cepat. Kecepatan menunjuk kepada banyaknya kata-
kata yang tepat yang dapat dibaca dalam waktu tertentu. Dengan membaca cepat,
kemungkinan murid memperoleh banyak informasi atau ilmu pengetahuan dari
buku sumber yang dibacanya.
d) Melatih murid untuk dapat mempelajari buku pelajaran secara efisien dan
efektif. Salah satu metode yang perlu dikuasai oleh murid adalah metode
SQR3(Survey, Question, Read, Recite, Write dan Review) yang dikembangkan
oleh Francis P. Robinson (Dorothy Keiter, 1975).
e) Membiasakan murid mengerjakan tugas-tugas secara teratur, bersih dan rapi.
f) Membantu murid menyusun jadwal belajar dan mematuhi jadwal yang telah
disusunnya. Untuk ini diperlukan adanya pemantau dan pengawasan yang
berkesinambungan.
g) Membantu murid agar dapat berkembang secara wajar dan sehat.
h) Membantu murid mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian, yang meliputi
persiapan mental, penguasaan bahan pelajaran, cara-cara menjawab soal ujian,
dan segi-segi administratf penyelenggaraan ujian.

C. Meningkatkan Motivasi Murid untuk Belajar


“Motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk mengerahkan, mengarahkan,
dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan
sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu” (Ngalim Purwanto, 1990 :
73).
Dalam belajar, motivasi memegang peranan yang sangat penting dan menentukan
pencapaian tujuan belajar. Di sekolah sering ditemukan murid – murid yang malas
dalam belajar. Murid seperti ini tidak sewajarnya dibiarkan begitu saja, karena
akan dapat mengurangi efektivitas belajar murid itu sendiri yang pada akhirnya
murid itu tidak dapat mencapai tujuan pengajaran sesuai dengan yang diharapkan.
Untuk murid yang seperti ini diupayakan agar senantiasa meningkatkan motivasi
mereka dalam belajar. Meningkatkan motivasi ini berarti menggerakkan murid
untuk ingin belajar. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk
membangkitkan motivasi murid – murrid dalam belajar (Dorothy Keiter, 1975)
sebagai berikut.
a. Tentukanlah tujuan – tujuan yang akan dicapai oleh murid dalam belajar.
Tujuan meliputi tujuan jangka pendek, tujuan jangka menengah, dan tujuan
jangka panjang. Tujuan jangka pendek merupakan tujuan – tujuan yang segera
dapat dicapai. Tujuan jangka menengah merupakan tujuan sementara yang dapat
dicapai. Tjuan jangka panjang merupakan tujuan akhir yang akan dicapai murid
dalam belajar.
b. Usahakanlah menimbulkan minat murid agar mau mempelajari mata pelajaran
yang bersangkutan. Setiap mata pelajaran memiliki nilai praktis dan nilai sosial.
Nilai praktis adalah nilai yang segera kelihatan. Misalnya pengetahuan tentang
ilmu hitung untuk belbelanja di took. Nilai sosial adalah nilai yang bermanfaat
untuk kehidupan sosial. Misalnya cara memainkan beberapa permainan.
c. Ikutsertakanlah semua aspek kehidupan anak sebagai sumber belajar. Seluruh
lingkungan dan pengalaman hidup dapat menjadi alat dan sumber belajar.
d. Hubungkanlah hal – hal yang dipelajari dengan kehidupan murid. Membaca di
dalam kelas hanyalah sebagai latihan untuk membaca di luar kelas dan di dalam
kehidupan orang dewasa. Penemuan ilmiah penting karena akan mempengaruhi
kehidupan individu, masyarakat, bangsa dan Negara.
e. Perbanyaklah hal – hal yang menarik perhatian murid, tetapi jangan berhenti
di situ. Tunjukkanlah bahwa ada saling ketergantungan antara hal – hal yang
disukai dengan hal – hal yang tidak disukainya.
f. Tunjukkanlah kepada murid – murid apa yang dapat mereka harapkan untuk
dicapai.
g. Doronglah murid untuk menggunakan informasi yang dimilikinya. Berikan
pujian kepada murid setiap kali dia mencapai kemajuan. (CONTINUE)
motivasi belajar siswa merupakan hal yang amat penting bagi pencapaian kinerja
atau prestasi belajar siswa. Dalam hal ini, tentu saja menjadi tugas dan kewajiban
guru untuk senantiasa dapat memelihara dan meningkatkan motivasi belajar
siswanya.
1. Gunakan metode dan kegiatan yang beragam
Melakukan hal yang sama secara terus menerus bisa menimbulkan kebosanan dan
menurunkan semangat belajar. Siswa yang bosan cenderung akan mengganggu
proses belajar. Variasi akan membuat siswa tetap konsentrasi dan termotivasi.
Sesekali mencoba sesuatu yang berbeda dengan menggunakan metode belajar
yang bervariasi di dalam kelas. Cobalah untuk membuat pembagian peran, debat,
transfer pengetahuan secara singkat, diskusi, simulasi, studi kasus, presentasi
dengan audio-visual dan kerja kelompok kecil
2. Jadikan siswa peserta aktif
Pada usia muda sebaiknya diisi dengan melakukan kegiatan, berkreasi, menulis,
berpetualang, mendesain, menciptakan sesuatu dan menyelesaikan suatu masalah.
Jangan jadikan siswa peserta pasif di kelas karena dapat menurunkan minat dan
mengurangi rasa keingintahuannya. Gunakanlah metode belajar yang aktif dengan
memberikan siswa tugas berupa simulasi penyelesaian suatu masalah untuk
menu8mbuhkan motivasi dalam belajar. Jangan berikan jawaban apabila tugas
tersebut dirasa sanggup dilakukan oleh siswa
3. Buatlah tugas yang menantang namun realistis dan sesuai
Buatlah proses belajar yang cocok dengan siswa dan sesuai minat mereka
sehingga menarik karena mereka dapat melihat tujuan dari belajar. Buatlah tugas
yang menantang namun realistis. Realistis dalam pengertian bahwa standar tugas
cukup berbobot untuk memotivasi siswa dalam menyelesaikan tugas sebaik
mungkin, namun tidak terlalu sulit agar jangan banyak siswa yang gagal dan
berakibat turunnya semangat untuk belajar.
4. Ciptakan suasana kelas yang kondusif
Kelas yang aman, tidak mendikte dan cenderung mendukung siswa untuk
beruiusaha dan belajar sesuai minatnya akan menumbuhkan motivasi untuk
belajar. Apabila siswa belajar di suatu kelas yang menghargai dan menghormati
mereka dan tidak hanya memandang kemampuan akademis mereka maka mereka
cenderung terdorong untuk terus mengikuti proses belajar.
5. Berikan tugas secara proporsional
Jangan hanya berorientasi pada nilai dan coba penekanan pada penguasaan materi.
Segala tugas di kelas dan pekerjaan rumah tidak selalu bisa disetarakan dengan
nilai. Hal tersebut dapat menurunkan semangat siswa yang kurang mampu
memenuhi standar dan berakibat siswa yang bersangkutan merasa dirinya gagal.
Gunakan mekanisme nilai sepelunya, dan cobalah untuk memberikan komentar
atas hasil kerja siswa mulai dari kelebihan mereka dan kekurangan mereka serta
apa yang bisa mereka tingkatkan. Berikan komentar Anda secara jelas. Berkan
kesempatan bagi siswa untuk memperbaiki tugas mereka apabila mereka merasa
belum cukup. Jangan mengandalkan nilai untuk merombak sesuatu yang tidak
sesuai dengan Anda.
6. Libatkan diri Anda untuk membantu siswa mencapai hasil
Arahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam proses belajar mengajar,
jangan hanya terpaku pada hasil ujian atau tugas. Bantulah siswa dalam mencapai
tujuan pribadinya dan terus pantau perkembangan mereka.
7. Berikan petunjuk pada para siswa agar sukses dalam belajar
Jangan biarkan siswa berjuang sendiri dalam belajar. Sampaikan pada mereka apa
yang perlu dilakukan. Buatlah mereka yakin bahwa mereka bisa sukses dan
bagaimana cara mencapainya.
8. Hindari kompetisi antarpribadi
Kompetisi bisa menimbulkan kekhawatiran, yang bisa berdampak buruk bagi
proses belajar dan sebagian siswa akan cenderung bertindak curang. Kurangi
peluang dan kecendrungan untuk membanding-bandingan antara siswa satu
dengan yang lain dan membuat perpecahan diantara para siswa. Ciptakanlah
metode mengajar dimana para siswa bisa saling bekerja sama.
9. Berikan Masukan
Berikan masukan para siswa dalam mengerjakan tugas mereka. Gunakan kata-
kata yang positif dalam memberikan komentar. Para siswa akan lebih termotivasi
terhadap kata-kata positif dibanding ungkapan negatife. Komentar positif akan
membangun kepercayaan diri. Ciptakan situasi dimana Anda percaya bahwa
seorang siswa bisa maju dan sukses di masa datang.
10. Hargai kesuksesan dan keteladanan
Hindari komentar negatif terhadap kelakuan buruk dan performa rendah yang
ditunjukan siswa Anda, akan lebih baik bila Anda memberikan apresiasi bagi
siswayang menunjukan kelakuan dan kinerja yang baik. Ungkapan positif dan
dorongan sukses bagi siswa Anda merupakan penggerak yang sangat berpengaruh
dan memberikan aspirasi bagi siswa yang lain untuk berprestasi.
11. Antusias dalam mengajar
Antusiasme seorang guru dalam mengajar merupakan faktor yang penting untuk
menumbuhkan motivasi dalam diri siswa. Bila Anda terlihat bosan dan kurang
antusias maka para siswa akan menunjukkan hal serupa. Upayakan untuk selalu
tampil baik, percaya diri dan antusias di depan kelas.
12. Tentukan standar yang tinggi (namun realisitis) bagi seluruh siswa
Standar yang diharapkan oleh para guru terhadap siswanya memiliki dampak yang
signifikan terhadap performa dan kepercayaan diri mereka. Bila Anda
mengharapkan seluruh siswa untuk termotivasi, giat belajar dan memiliki minat
yang tinggi, mereka cenderung akan bertindak mengikuti kehendak Anda. Anda
harus yakin bahwa Anda mampu memberikan motivasi tinggi pada siswa. Pada
awal tahun ajaran baru Anda harus menggunakan kesempatan agar seluruh siswa
memiliki motivasi yang tinggi.
13. Pemberian penghargaan untuk memotivasi
Pemberian penghargaan seperti nilai, hadiah dsb, mungkin efektif bagi sebagian
siswa (biasanya bagi anak kecil) namun metode ini harus digunakan secara hati-
hati karena berpotensi menciptakan kompetisi. Namun demikian, penggunaan
metode ini dapat melahirkan motivasi internal.
14. Ciptakan aktifitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas
Buatlah aktifitas yang melibatkan siswa dengan kawan-kawan mereka dalam satu
kelas. Hal ini akan membagi pengetahuan, gagasan dan penyelesaian tugas-tugas
individu siswa dengan seluruh siswa di kelas tersebut.
15. Hindari penggunaan ancaman
Jangan mengancam siswa Anda dengan kekerasan, hukuman ataupun nilai rendah.
Bagi sebagian siswa ancaman untuk memberi nilai rendah mungkin efektif,
namun hal tersebut bisa memicu mereka mengambil jalan pintas (mencontek).
16. Hindarilah komentar buruk
Gunakanlah komentar yang positif dan perilaku yang baik. Banyak siswa yang
percaya diri akan performa dan kemampuan mereka. Jangan membuat pernyataan
yang negatif kepada para siswa di kelas Anda berkaitan dengan prilaku dan
kemampuan mereka. Anda harus selektif dalam menggunakan kata-kata dan
berbicara dalam kelas. Apabila tidak hati-hati, kepercayaan diri siswa Anda akan
mudah jatuh.
17. Kenali minat siswa-siswa Anda
Para siswa mungkin berada dalam satu kelas, namun mereka memiliki kepribadian
yang berbeda-beda. Pahamilah siswa Anda, bagaimana tanggapan mereka
terhadap materi dan apa minat,cita-cita, harapan dan kekhawatiran mereka.
Pergunakanlah berbagai contoh dalam pembelajaran Anda yang ada kaitannya
dengan minat mereka untuk membuat mereka tetap termotivasi dalam belajar.
18. Peduli dengan siswa-siswa Anda
Para siswa akan menunjukkan minat dan motivasi pada para guru yang memiliki
perhatian. Perlihatkan bahwa Anda memandang para siswa sebagai layaknya
manusia normal dan perhatikan bahwa mereka mendapatkan proses pembelajaran
dan bukan hanya sekedar nilai karena hal tersebut tercermin pada kemampuan
Anda sebagai seorang guru. Cobalah membangun hubungan yang positif dengan
para siswa dan coba kenali mereka sebagaimana Anda memperkrnalkan diri Anda
pada mereka. Sebagai contoh, ceritakanlah kisah anda ketika anda masih menjadi
siswa.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, Teori
belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian
manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan
kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan,
daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain.

3.2 Saran
Menyadari bahwa saya sebagai penulis makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, maka penulis berharap pembaca dapat
memberikan masukan dan saran yang membangun kepada penulis
agar kedepannya penulis mampu menulis makalah dengan lebih baik.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
sebagai penulis dan para pembaca umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.matrapendidikan.com/2015/11/cara-efektif-memotivasi-siswa-
belajar.html?m=1

http://oneboyariyanta.blogspot.com/2013/03/faktor-faktor-penyebab-terjadinya.html?
m=1

http://sherlyrachmasanie.blogspot.com/2012/12/faktorfaktor-yang-mempengaruhi-
belajar.html?m=1

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/09/11/tips-memotivasi-siswa-untuk-
belajar/

https://www.duniabelajaranak.id/cara-memotivasi-siswa-agar-semangat-belajar/
Diakses pada tanggal 15 Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai