Anda di halaman 1dari 14

MODUL PERKULIAHAN

Akuntansi
Keuangan
Menengah 1 +
Laboratorium
Rerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan
(RDPP), Principle Based dan Ruled
Based Standard

Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh

02
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi W321700005 Putri Renalita Sutra Tanjung, SE.,MM M.Ak

Abstract Kompetensi
Memahami dan mengerti RDPP, asumsi Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan
dasar dan prinsip dasar penyusunan dan mendiskusikan RDPP, menjelaskan
laporan keuangan, principle based dan asumsi dasar dan prinsip dasar
ruled-based penyusunan laporan keuangan,
menjelaskan pengertian principle based
dan ruled-based

Pemakaian laporan keuangan membutuhkan informasi yang relevan dan dapat


diandalkan. Untuk membantu menyediakan informasi keuangan jenis ini, akuntan
menggunakan kerangka kerja konseptual sebagai pedoman akkuntansi dan pelaporan
keuangan.

Kerangka kerja konseptual yang


mendasari akuntansi keuangan

Kerangka kerja Tingkat pertama: Tingkat kedua: Tingkat ketiga:


konseptual tujuan dasar konsep fundamental pengakuan dan
pengukuran

Kebutuhan Karakteristik kualitatif Asumsi-


asumsi
Perkembangan Unsur-unsur dasar dasar

Prinsip-
Prinsip
Dasar

Kendala-
kendala

Kerangka Kerja Konseptual


Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) serupa dengan konstitusi
(constitutions): Suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang
saling berhubunga, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan
penentuan sifat, fungsi serta batas-batas dari akuntans keuangan dan laporan keuangan.

Kerangka kerja konseptual diperlukan agar:

2016 Akuntansi Keuangan Menengah 1


2 Putri Renalita Sutra Tanjung, SE.,MM M.Ak
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Bermanfaat, maka penetapan standar harus berlandaskan dan berhubungan dengan
serangkaian konsep serta tujuan fundamental
2. Masalah-masalah praktis yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika
mengacu pada kerangka teori dasar yang telah ada.

Kerangka Kerja Konseptual untuk Pelaporan Keuangan

Konsep pengakuan dan pengukuran

Asumsi-asumsi Prinsip-prinsip Kendala-kendala


1. Entitas ekonomi 1. Biaya historis 1. Biaya-manfaat
2. Kelangsungan hidup 2. Pengakuan pendapatan 2. Materialistis
3. Unit moneter 3. Penandingan 3. Praktek Industri
4. Periodisitas 4. Pengungkapan Penuh 4. Konservatisme

Karakteristik Kualitatif Unsur-unsur


1. Kualitas primer 1. Aktiva
A. Relevansi 2. Kewajiban
(1) Nilai prediktif 3. Ekuitas
(2) Nilai umpan balik 4. Investasi oleh pemilik
(3) Ketepatan waktu 5. Distribusi kepada Pemilik
B. Reliabilitas 6. Laba Komprehensif
(1) Daya uji 7. Pendapatan
(2) Ketepatan penyajian 8. Beban
(3) Netralitas 9. Keuntungan
2. Kualitas sekunder 10. Kerugian
A. Komparabilitas
B. konsistensi

Tujuan
Menyediakan informasi:
1. Yang berguna bagi
pembuatan keputusan investasi
2. Yang berguna untuk menilai
arus kas masa depan
3. Tentang sumber daya
perusahaan, klaim atas
sumber daya tersebut,
dan perubahannya

2016 Akuntansi Keuangan Menengah 1


3 Putri Renalita Sutra Tanjung, SE.,MM M.Ak
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tingkat pertama: tujuan dasar
Tujuan pelaporan keuangan untuk menyediakan informasi:
1. Yang berguna bagi meraka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas
bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit.
2. Untuk membantu investor, kreditor, serta pemakai lainnya yang ada dan potensial
dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan.
3. Tentang sumberdaya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan perubahan
didalamnya.

Tingkat kedua: konsep-konsep fundamental

Pemakai informasi
akuntansi Pengambil keputusan dan karakteristiknya

kendala Biaya < Manfaat Materialistis


(kendala pervasif) (batas pengakuan)

kualitas khusus pemakai Kemampuan memahami

kualitas primer
Relevansi Reliabilitas

Nilai Nilai umpan Ketepatan Daya uji Ketepatan Netralitas


kandungan
kualitas prediktif balik waktu penyajian
primer

2016 Akuntansi Keuangan Menengah 1


4 Putri Renalita Sutra Tanjung, SE.,MM M.Ak
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Komparabilitas Konsistensi
kualitas sekunder

KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN


1.     Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan
adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini,
pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan
bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang
wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan
keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut
terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu .

2.     Relevan
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses
pengambilan keputusan yang nantinya dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai
dengan membantu mere ka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan,
menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.

3.     Materialitas
Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai
dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan
dalam mencatat (misstatement). Karenanya, materialitas lebih merupakan suatu ambang
batas atau titik pemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agar
informasi dipandang berguna.

2016 Akuntansi Keuangan Menengah 1


5 Putri Renalita Sutra Tanjung, SE.,MM M.Ak
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4.     Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau
jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajikan.

5.     Penyajian Jujur
Informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. Jadi,
misalnya, neraca harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya
dalam bentuk aktiva, kewajiban dan ekuitas perusahaan pada tanggal pelaporan yang
memenuhi kriteria pengakuan.

6.     Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidakbergantung
pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan
informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan
pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan .

7.     Pertimbangan Sehat
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan
prakiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan
terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.

8.     Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap
dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak
mengungkapkan(omission) mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan
dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansi.

9.      Dapat Dibandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode
untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga
harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

2016 Akuntansi Keuangan Menengah 1


6 Putri Renalita Sutra Tanjung, SE.,MM M.Ak
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Unsur-unsur Laporan Keuangan
1. Aset
Manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa depan, yang diperoleh atau
dikendalikan oleh sebuah entitas sebagai hasil dari transaksi-transaksi atau kejadian-
kejadian masa lalu.

2. Kewajiban
Pengorbanan ekonomi yang mungkin terjadi dimasa depan, yang timbul dari
kewajiban berjalan sebuah entitas tertentu – kewajiban yang ditimbulkan oleh
transaski atau kejadian masalalu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa
kepada entitas-entitas lain di masa depan.

3. Ekuitas
Kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas, setelah dikurangi dengan
kewajibannya. Dalam sebuah entitas bisnis, ekuitas merupakan kepentingan
kepemilikan.

4. Investasi oleh pemilik.


Kenaikan aktiva bersih sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transfer sesuatu
yang bernilai dari entitas lain kepada perusahaan tersebut.

5. Distribusi kepada pemilik


Penurunan aktiva bersih sebuah perusahaan yang diakibatkan oleh pemindahan
aktiva, penyediaan jasa atau penciptaan kewajiban oleh perusahaan kepada pemilik.

6. Laba komprehensif
Perubahan ekuitas (aktivabersih) sebuah entitas selama suatu periode yang
diakibatkan oleh transaksi dan kejadian lain yang bukan bersumber dari pemilik.

7. Pendapatan
Arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau pelunasan
kewajiban selama suatu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan

2016 Akuntansi Keuangan Menengah 1


7 Putri Renalita Sutra Tanjung, SE.,MM M.Ak
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
jasa atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau operasi sentral
perusahaan.

8. Beban
Arus keluar atau pengguna lainnya atas kas sebuah entitas atau terjadinya kewajiban
selama suatu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa atau
aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau operasi sentral
perusahaan.

9. Keuntungan
Kenaikan ekuitas (aktivabersih) sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi
insidentil dan dari semua transaksi serta kejadian lainnya dan situasi yang
mempengaruhi perusahaan selama periode kecuali yang berasal dari pendapatan
atau investasi oleh pemilik.

10. Kerugian
Penurunan ekuitas sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi insidentil dan
dari semua transaksi serta kejadian lainnya dan situasi yang mempengaruhi
perusahaan selama periode kecuali yang berasal dari beban atau distribusi kepada
pemilik.

Tingkat ketiga: konsep-konsep pengakuan dan pengukuran


Asumsi-asumsi dasar:
1. Asumsi entitas ekonomi
Mengandung arti bahwa aktivitas ekonomi dapat diidentifikasi dengan unit
pertanggungjawaban tertentu. Dengan kata lain, aktivitas entitas bisnis dapat
dipisahkan dan dibedakan dengan aktivitas pemiliknya dan dengan setiap unit bisnis
lainnya.
2. Asumsi kelangsungan hidup
Akuntan mengasumsikan bahwa perusahaan akan memiliki umur yang panjang
(akan hidup selamanya). Asumsi ini meiliki implikasi yang signifikan. Prinsip biaya
historis akan menjadi tidak berguna jika perusahaan diasumsikan akan dilikuidasi
3. Asumsi unit moneter

2016 Akuntansi Keuangan Menengah 1


8 Putri Renalita Sutra Tanjung, SE.,MM M.Ak
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Mengandung arti bahwa uang adalah denominator umum dari aktivitas ekonomi dan
merupakan dasar yang tepat bagi pengukuran dan analisis akuntansi. Asumsi ini
menyiratkan bahwa unit moneter adalah cara paling efektif untuk menunjukkan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan tentag perubahan modal serta pertukaran
barang dan jasa. Unit moneter adalah unit yang relevan, sederhana, tersedia secara
universal, dapat dipahami, dan berguna.
4. Asumsi periodisitas
Asumsi periodisitas atau periode waktu menyiratkan bahwa aktivitas ekonomi sebuah
perusahaan dapt dipisahkan kedlaam periode waktu artificial. Periode ini bervarisi,
tetapi yang paling umum adalah secara bulanan, kuartalan, dan tahunan.

Prinsip-prinsip dasar akuntansi:


1. Prinsip biaya historis
GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan
berdasarkan harga akuisisi. Hal ini sering kali disebut prinsip biaya historis (historical
cost).
2. Prinsip pengakuan pendapatan
Persoalan penting yang dihadapi perusahaan adalah kapan pendapatan harus
diakui. Pendapatan umumnya diakui jika telah direalisasi, atau dapat direalisasi, dan
jika pendapatan telah dihasilkan.
3. Prinsip penandingan
Dalam mengakui beban, pendekatan yang dipakai adalah “biarkan beban mengikuti
pendapatan”. Beban diakui bukan pada saat upah dibayarkan, atau ketika pekerjaan
dilakukan, atau pada saat produk diproduksi, tetapi ketika pekerjaan (jasa) atau
produk secara actual memberikan kontribusi terhadap pendapatan.
4. Prinsip pengungkapan penuh
Prinsip pengungkapan penuh yaitu mengakui bahwa sifat dan jumlah informasi yang
dimasukkan dalam laporan keuangan mencerminkan serangkaian trade-off penilaian.

Kendala:
1. Hubungan biaya-manfaat
Biaya penyediaan informasi harus ditimbang terhadap manfaat yang bisa diperoleh
dari pemakaian informasi itu.
2. Materialitas
Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut
mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan.
3. Praktek industri

2016 Akuntansi Keuangan Menengah 1


9 Putri Renalita Sutra Tanjung, SE.,MM M.Ak
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Mengikuti praktek umum industry, yang kadang-kadang memerlukan penyimpangan
dari teori dasar.
4. Konservatisme
Memilih solusi yang kecil kemungkinannya akan menghasilkan angka laba bersih
dan aktiva bersih yang terlalu tinggi.

Principle Based dan Ruled Based Standard


Seperti yang kita ketahui saat ini terdapat dua standar akuntansi yang diterima untuk
digunakan secara internasional GAAP A.S dan International Financial Reporting Standards
(IFRS) Namun pada perkembangannya nanti di dunia akan menggunakan satu standar saja
yakni IFRS.
Indonesia sebelum berkomitmen untuk menggunakan IFRS menggunakan standar
akuntansi keuangan (PSAK) yang berkiblat pada US GAAP yang mengacu pada rule
base. Sementara dalam standar yang digunakan dalam IFRS ini, tidak lagi mengacu pada
rule base, melainkan principal base. Implikasi dari principal base ini, akuntan akan dituntut
untuk lebih menggunakan professional judgement nya.

Perbedaan antara principal base dan ruled base


Laporan keuangan yang selama ini dibuat menggunakan PSAK yang berkiblat pada
US GAAP sudah tidak lagi digunakan oleh Indonesia. Saat ini standar yang digunakan telah
Konvergen dengan IFRS, dimana standar akuntansi menjadi berbasis prinsip (principle
based) bukan lagi berbasis aturan (rule based). Pengaturan berbasis prinsip bertujuan untuk
memenuhi tujuan dari IFRS yaitu meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan
keterbandingan laporan keuangan antar entitas secara global.
Perbedaan rules-based system dan principal base adalah pada rules-based system
akuntan dapat memperoleh petunjuk implementasi secara detail sehingga mengurangi
ketidakpastian dan menghasilkan aplikasi aturan-aturan spesifik dalam standar secara
mekanis. Sementaraprinciples-based system, akuntan akan membuat sejumlah estimasi
yang harus dia pertanggungjawabkan dan mensyaratkan semakin banyak judgment
professional (Schipper, 2003).
Dalam akuntansi.dengan rule base, akuntan akan menjalankan keputusan sesuai
dengan aturan, sedangkan dengan principal base, akuntan akan diberi kewenangan untuk
menentukan suatu proses akuntansi dan disinilah letak profesional judgement dibutuhkan.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Benneth et al. (2006) bahwa principles-
based standards mensyaratkan judgment professional baik pada level transaksi maupun

2016 Akuntansi Keuangan Menengah 1


10 Putri Renalita Sutra Tanjung, SE.,MM M.Ak
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pada level laporan keuangan. Fleksibilitas dalam standar IFRS yang bersifat principles-
based akan berdampak pada tipe dan jumlah skill professional yang seharusnya dimiliki oleh
akuntan dan auditor. Pengadopsian IFRS mensyaratkan akuntan maupun auditor untuk
memiliki pemahaman mengenai kerangka konseptual informasi keuangan agar dapat
mengaplikasikan secara tepat dalam pembuatan keputusan.Pengadopsian IFRS
mensyaratkan akuntan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kejadian maupun
transaksi bisnis dan ekonomi perusahaan secara fundamental sebelum membuat judgment.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengidentifikasi beberapa keunggulan
dan kelemahan dari rules-based dan principles-based standard. Untuk rule based yang
detail memiliki beberapa manfaat. Schipper (2003) mengidentifikasi manfaatnya sebagai
berikut, (1) meningkatkan komparabilitas, (2) meningkatkan verifiabilitas (konsensus antar
pengukur), (3) mengurangi kemungkinan perselisihan mengenai suatu perlakuan akuntansi,
dan (4) mengurangi risiko litigasi. Namun, rule base juga bukan tanpa kelemahan. Standar
yang detail tidak dapat memenuhi tantangan perubahan kondisi keuangan yang kompleks
dan cepat dan sering menyediakan benchmark untuk menentukan kesesuaian dengan
aturan  tapi tidak merefleksi kejadian ekonomi yang mendasarinya secara substansial
(Finnerty 1988, dalam AAA Financial Accounting Standard Committee, 2003).
Standar berbasis prinsip memiliki keunggulan dalam hal memungkinkan manajer
memilih perlakuan akuntansi yang merefleksikan transaksi atau kejadian ekonomi yang
mendasarinya, meskipun hal sebaliknya dapat terjadi.Standar berbasis prinsip
memungkinkan manajer, anggota komite audit, dan auditor menerapkan judgment
profesionalnya untuk lebih fokus pada merefleksi kejadian atau transaksi ekonomi secara
substansial, tidak sekedar melaporkan transaksi atau kejadian ekonomi sesuai dengan
standar.
Implikasinya, IFRS memang lebih fleksibel dan memberikan keleluasaan yang lebih
besar terhadap akuntan untuk menggunakan pertimbangan profesional (professional
judgment). Implikasi inilah yang dijadikan alasan, IFRS justru akan mempersulit
komparabilitas laporan keuangan dan menyuburkan manipulasi laporan keuangan.
Bandingkan misalnya dengan US GAAP yang sangat ketat. Pertimbangan profesional telah
tereduksi menjadi pohon keputusan (decision tree), dalam kondisi apa harus melakukan
apa.

Keunggulan standar berbasis prinsip (Principle Based


Standard)
Principle Based Standard memiliki beberapa keunggulan dibanding Rule Based standard,
antaralain :

2016 Akuntansi Keuangan Menengah 1


11 Putri Renalita Sutra Tanjung, SE.,MM M.Ak
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Kosakata yang digunakan “standar” berartikata yang digunakandalam Principle Based
Standard adalah prinsip-prinsip yang terpilih.
2. Standar berbasis prinsip lebih mudah dipahami.
3. Hubungan antara satu prinsip dengan prinsip lain menjadi lebih jelas.
4. Konsistensi antar prinsip dan antar standar individual dapat lebih dijamin
5. Kontradiksi prinsip lebih mudah ditengarai dan disempurnakan oleh para penyusun
standar.

Kelemahan standar berbasis prinsip (Principle Based


Standart)
Memungkinkan manajer memilih perlakuan akuntansi yang merefleksikan transaksi
atau kejadian ekonomi yang mendasarinya, meskipun hal sebaliknya dapat terjadi. Standar
berbasis prinsip memungkinkan manajer, anggota komite audit, dan auditor menerapkan
judgment profesionalnya untuk lebih fokus pada merefleksi kejadian atau transaksi ekonomi
secara substansial, tidak sekedar melaporkan transaksi atau kejadian ekonomi sesuai
dengan standar.

Keunggulan Standar Berbasis Peratutan (Rule Based


Standart)
Beberapa keunggulan dari standar yang berbasis aturan antara lain :
(1) meningkatkan komparabilitas,
(2) meningkatkan verifiabilitas (konsensus antar pengukur),
(3) mengurangi kemungkinan perselisihan mengenai suatu perlakuan akuntansi, dan
(4) mengurangi risiko litigasi.

KelemahanStandarBerbasisPeratutan (Rule Based


Standart)
Beberapa kelemahan dari standar yang berbasis aturan antara lain :
1. Standar berbasis aturan selalu dirasa kurang lengkap.
2. Karena eksplesit,
Standar akuntasi berbasis aturan beresiko berumur pendek karena turbulensi perubahan
lingkungan akuntansi.
3. Terasa over-regulated atau berlebihan oleh pengguna standar.

2016 Akuntansi Keuangan Menengah 1


12 Putri Renalita Sutra Tanjung, SE.,MM M.Ak
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Garis Besar Haluan Standar Akuntansi (GBHSA) terbesar antara lain adalah penyusunan
standar akan standar berbasis aturan (Rule based) atau standar berbasis prinsip
(Principle based). Perdebatan mengenai principal based dan rules based telah
berlangsung selama lebih dari satu dekade. Proses konvergensi IASB dengan FASB
terus berjalan untuk menghilangkan perbedaan mendasar dari dua standar akuntansi
dunia tersebut.

2016 Akuntansi Keuangan Menengah 1


13 Putri Renalita Sutra Tanjung, SE.,MM M.Ak
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Kieso & Weygandt. (2007). Intermediate Accounting Jilid 1. E. 12, Erlangga.
Kieso, Weygandt, dan Warfield. 2011. Intermediate Accounting IFRS Edision. Volume
Pertama. United States of America: Wiley

2016 Akuntansi Keuangan Menengah 1


14 Putri Renalita Sutra Tanjung, SE.,MM M.Ak
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai