F3. Kia
F3. Kia
I. LATAR BELAKANG
Kehamilan risiko tinggi merupakan keadaan di mana kondisi ibu hamil
yang bisa meyebabkan janin yang dikandungnya tidak dapat tumbuh sehat,
bahkan dapat menimbulkan kematian baik kepada ibu maupun janin. Jumlah
angka kematian ibu di Indonesia masih tergolong tinggi di antara negara ASEAN
lainnya, seperti Singapura, Malaysia, Filipina, Brunei, dan Vietnam. Berdasarkan
data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012
menyebutkan bahwa AKI di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Di Indonesia, menurut data tahun 2010, kelompok kehamilan risiko tinggi sekitar
34%.
Untuk menurunkan angka kematian ibu secara bermakna, deteksi dini
kehamilan berisiko perlu lebih digalakan baik di fasilitas pelayanan KIA maupun
masyarakat. Faktor risiko yang dapat meningkatkan kejadian ibu hamil risiko
tinggi, meliputi primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, anak
lebih dari 4, jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang 2 tahun,
tinggi badan kurang dari 145 cm, berat badan kurang dari 45 kg atau lingkar
lengan atas kurang dari 23,5 cm, riwayat keluarga menderita kencing manis,
hipertensi,dan riwayat cacat kongenital, kelaianan bentuk tubuh, misalnya
kelainan tulang belakang atau panggul.
Banyak hal yang dapat ditimbulkan akibat dari ibu hamil dengan risiko
tinggi. Dampak-dampak tersebut yaitu bayi lahir belum cukup bulan, bayi lahir
dengan berat badan lahir rendah (BBLR), abortus, persalinan tidak lancar, krtuban
pecah dini, meningkatkan risiko infeksi, perdarahan sebelum dan sesudah
persalinan, kematian janin intrauterin, kematian ibu hamil atau saat persainan.
1
Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah bila gejala-gejala dideteksi secara
dini. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kehamilan risiko
tinggi adalah dengan meningkatkan cakupan pelayanan antenatal, kemudian
kepada semua ibu hamil diberikan perawatan dan skrining antenatal untuk deteksi
dini secara pro-aktif, yaitu mengenal masalah yang perlu diwaspadai dan
menemukan secara dini adanya tanda bahaya dan faktor risiko pada kehamilan,
meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan kondisi dan faktor risiko yang ada
pada ibu hamil, serta meningkatkan akses rujukan yaitu dengan pemanfaatan
sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan ibu sesuai dengan faktor risikonya
melalui rujukan terencana bagi ibu / janin risiko tinggi masih sehat , ibu ada gawat
darurat obstetrik misalnya eklamsi dan ibu dengan komplikasi obstetrik dini.
2
IV. PELAKSANAAN
Dengan melakukan langkah- Langkah ANC (Antenatal Care)
1. Menyapa ibu (dan keluarganya) dan membuat merasa nyaman
6. Memberikan konseling
3
V. EVALUASI
Dari hasil pemeriksaan didapatkan:
Pasien mengeluhkan sering sakit kepala dan malas makan
G2P1A0 usia kehamilan 28 minggu, sudah dirasakan gerakan
janin
Riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya menurut
pasien pada kehamilan sebelumnya pasien juga mengalami
kehamilan dengan berat badan dan lingkar lengan atas di
bawah normal. Namun saat persalinan dilakukan secara
normal, ditolong oleh bidan, berat badan lahir 2800 gram, bayi
langsung menangis. Anak pertama sekarang usia 7 tahun.
Tanda vital TD 110/80 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36,5oC,
RR 20x/menit
Berat badan 48 kg, tinggi badan 152 cm
Ukuran Lingkar Lengan Atas 25 cm
Tinggi Fundus Uteri setinggi pusat
Pemberian Satu tablet sehari, sesegera mungkin setelah rasa mual hilang.
Fe SO4 mg (zat besi 60 mg) dan Asam Folat 500 g, minimal masing-masing 90
tablet
4
LAPORAN KEGIATAN
Nama Peserta dr. Taufiq Hidayat Tanda tangan: