Anda di halaman 1dari 9

makalah kebijakan pemerintah dalam bidang kesehatan

BAB 1
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Dalam program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu periode kedua, Presiden RI
menetapkan 45 program penting yang akan dijalankan di seluruh tanah air berkaitan
dengan pembangunan sektoral dan regional.
Dari 45 program ini telah dipilih 15 program unggulan, dimana kesehatan masuk dalam
program ke 12. Landasan kerja pembangunan kesehatan pada Kabinet Indonesia Bersatu
ke-2 ini, akan memperhatikan tiga “tagline” penting yaitu change and continuity;
debottlenecking, acceleration, and enhancemen; serta unity, together we can
Sejak dilantik menjadi Menteri Kesehatan, dr. Endang R. Sedyaningsih, MPH, Dr. PH.
telah menetapkan program jangka pendek 100 hari dan program jangka menengah tahun
2010 – 2014 yang disusun dalam sebuah rencana strategis Depkes.

Program 100 hari Menkes mengangkat 4 isu, yaitu:


(1) peningkatan pembiayaan kesehatan untuk memberikan Jaminan Kesehatan
Masyarakat,
(2) peningkatan kesehatan masyarakat untuk mempercepat pencapaian target
MDGs
(3) pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana,
serta
(3) peningkatan ketersediaan, pemerataan dan kualitas tenaga kesehatan terutama
di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK)

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
manajemen

1. .Tujuan Umum
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah akan membahas masalah kebijakan –
kebijakan pemerintah dalam bidang kesehatan

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusu dalam penulisan makalah ini adalah akan membahas masalah-masalah:
a. Dasar-hukum Gerakan pembangunan berwawasan kesehatan
b. Perubahan paradigm system pelayanan kesehatan
c. Oragnisasi depkes
d. Visi, misi depkes
e. Strategi depkes

C. RUANG LINGKUP

Adapun ruang lingkup penulisan makalah ini adalah hanya akan membahas maslah
kebijakan pemerintah dalam bidang kesehatan, terutama perubahan paradigm pelayanan
kesehatan, visi, misi dan strategi depkes.

BAB II
PEMBAHASAN

A.Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Kesehatan


I. Dasar Hukum
Menimbang
1. SKep Men Kes RI No 99a/Men.Kes /SK/III/1982 Tentang berlakunya Sistem
Kesehatan Nasional
2. TAP MPR RI VII tahun 2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan
3. Undang-undang No 23 Tahun 1992 tentang pokok-pokok kesehatan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan
kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan daerah
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No 574/ Men.Kes. `/SK/IV/2000 tentang
Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat tahun 2010
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No 1277/Men. Kes/SK/X/2001 tentang Susunan
organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan

II. Memutuskan
Menetapkan :
1. Keputusan Menteri Kesehatan tentang Sistem Kesehatan Nasional
2. Sistem Kesehatan Nasional Dimaksud dalam dictum dimaksud agar digunakan sebagai

Pedoman semua pihak dalam penyelenggaran pembangunan kesehatan di Indonesia


3 . keputusan ini berlaku mulai pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan diadakan
perubahan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
ditetapkan 10 Februari 2004 ( Jakarta/ MenKes RI).
B.Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan.

Gerakan pembangunan berwawasan kesehatan adalah inisiatif semua komponen bangsa


dalam menetapkan perencanaan pembangunan selalu berorientasi untuk mengedapankan
upaya promotif dan preventif pada masalah kesehatan, walaupun bukan berarti
mengesampingkan kegiatan kuratif.
Gerakan tersebut berlaku untuk semua komponen bangsa yang harus berpartisipasi secara
aktif baik yang berupa kegiatan individu, keluarga, kelompok masyarakat, instansi
pemerintah ataupun swasta. Promotif yang dimaksud adalah suatu upaya untuk
meningkatkan status kesehatan dan menjaganya dari semua kemungkinan-kemingkinan
yang menyebabkan timbulnya penyakit dan masalah kesehatan. Kegiatan tersebut bisa
berupa meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan, menjaga kebugaran tubuh,
mengatur menu seimbang termasuk didalamnya kegiatan rekreasi dan pembinaan mental
spiritual
Kegiatan preventif dapat dilaksanakan dengan cara mencegah dan menghindari
timbulnya penyakit dan masalah kesehatan lain. Kegiatan ini bisa berupa pemberian
imunisasi, perbaikan lingkungan ( hygiene dan sanitasi )baik perorangan, perumahan,
industri rumah tangga maupan indistri perusahaan. Kegiatan preventif juga diulakukan
untuk menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas juga kereta api dan keselamatan kerja
terhadap seluruh pekerja termasuk pekerja perusahaan. Pada tingkat perusahaan dan
departemen dampak lingkungan dengan kegiatan analisa dampak lingkungan ( AMDAL)
Pada departemen yang terkait misalkan Departemen Pertanian harus dipikirkan juga
bagaimana mencegah dan mengurangi terjadinya dampak insectisida terhadap
penggunanya.
Contoh yang lain : misal pada kegiatan industri perusahaan, jadi semua industri
perusahaan dalam mengolah produknya harus sudah memikirkan dampak lingkungan
utamanya terhadap pengolahan polutan (limbah produksi) sehingga memenuhi batas
ambang kesehatan yang ditentukan

C.Pembangunan Berwawasan Kesehatan


1. Promotif
• Meningkatkan pengetahuan
• Menjaga stamina tubuh
• Menu seimbang

2. Preventif
• Imunisasi
• Hygiene
• Lingkungan
• Amdal
• Taat lalu lintas
• Keselamatan kerja
3. Kuratif
• Pengobatan
• Rehabilitasi
STRATEGI
1. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat
2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang berkualitas
3. Meningkatkan system survey lens, monitoring, dan informasi kesehatan
4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan

D. Visi dan misi Indonesia sehat 2010-2014

Sejak dilantik menjadi Menteri Kesehatan, dr. Endang R. Sedyaningsih, MPH, Dr. PH.
telah menetapkan program jangka pendek 100 hari dan program jangka menengah tahun
2010 – 2014 yang disusun dalam sebuah rencana strategis Depkes.
Visi Rencana Strategis yang ingin dicapai Depkes adalah “Masyarakat Yang Mandiri dan
Berkeadilan“. Visi ini dituangkan menjadi 4 misi yaitu :

1. .Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,


termasuk swasta dan masyarakat madani,
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang
paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan,
3. menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan,
4. Menciptakan tata kelola keperintahan yang baik.

Visi dan Misi ini akan diwujudkan melalui 6 Rencana Strategi Tahun 2010 – 2014, yaitu:
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam
pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan global
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, bermutu dan berkeadilan, serta
berbasis bukti,: dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif
3. MEningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan
jaminan social kesehatan nasional
4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata dan
bermutu
5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan
serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat
kesehatan dan makanan
6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdayaguna dan
berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggung jawab.

JAMPERSAL
Menteri Kesehat an akhirnya mengeluarkan petunjuk teknis (juknis) mengenai jaminan
persalinan (jampersal). Juknis ini tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor 631/Menkes/per/ iii/2011 Tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan.
Diterbitkannya Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan ini untuk digunakan sebagai acuan
penyelenggaraan program Jaminan Persalinan. Petunjuk Teknis ini merupakan bagian tak
terpisahkan dari Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
Petunjuk Teknis ini telah disusun bersama-sama secara lintas sektor dan lintas program
serta masukan dari ikatan profesi dan pelaksana program di daerah. “Kepada semua pihak
yang memberikan kontribusinya saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
Semoga petunjuk teknis ini bermanfaat dalam mendukung upaya kita untuk mewujudkan
masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.
Sebagaimana diketahui, dalam rangka mempercepat pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan nasional serta Millennium Development Goals (MDGs), pada tahun 2011
Kementerian Kesehatan meluncurkan kebijakan jampersal.
Dari beberapa pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional serta MDGs,
pihaknya menghadapi berbagai hal yang multi kompleks seperti masalah budaya,
pendidikan masyarakat, pengetahuan, lingkungan, kecukupan fasilitas kesehatan,
sumberdaya manusia dan lainnya.
Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan target MDGs lainnya
Oleh karena itu, upaya penurunan AKI tidak dapat lagi dilakukan dengan intervensi
biasa, diperlukan upaya-upaya terobosan serta peningkatan kerjasama lintas sektor untuk
mengejar ketertinggalan penurunan AKI agar dapat mencapai target MDGs.
Salah satu faktor yang penting adalah perlunya meningkatkan akses masyarakat terhadap
persalinan yang sehat dengan cara memberikan kemudahan pembiayaan kepada seluruh
ibu hamil yang belum memiliki jaminan persalinan.
Jaminan Persalinan ini diberikan kepada semua ibu hamil agar dapat mengakses
pemeriksaan persalinan, pertolongan persalinan, pemerikasaan nifas dan pelayanan KB
oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan sehingga pada gilirannya dapat menekan
angka kematian ibu dan bayi.

JAMKESMAS

Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) adalah program pelayanan kesehatan gratis


bagi masyarakat miskin yang sebelumnya disebut Asuransi Kesehatan untuk Masyarakat
Miskin (Askeskin).
Program yang dimulai pada tahun 2008 ini dilanjutkan pada tahun 2009 karena (menurut
pemerintah) terbukti meningkatkan akses rakyat miskin terhadap layanan kesehatan
gratis. Program itu nantinya terintegrasi atau menjadi bagian dari Sistem Jaminan Sosial
Nasional yang bertujuan memberi perlindungan sosial dan kesehatan bagi seluruh lapisan
masyarakat. Jika Sistem Jaminan Sosial Nasional(SJSN) efektif diterapkan di Indonesia,
program Jamkesmas akan disesuaikan dengan sistem itu. Salah satunya, pengaturan
proporsi iuran pemerintah pusat dan daerah untuk pembiayaan pemeliharaan kesehatan
rakyat miskin.
–o–

Strategi kesehatan di Indonesia:


► Mewyjudkan komitmen pembangunan kesehatan
► Meningkatkan pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan
► Membina sistem kesehatan dan sistem hukum di bidang kesehatan
► Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
► Melaksanakan jejaring pembangunan kesehatan
Dr. Wasis Budiarto, MS menyatakan perubahan paradigma sentralisasi menjadi
desentralisasi memberikan konsekuensi terhadap pergeseran orientasi pelayanan dari
kuratif-rehabilitatif menjadi preventif-promotif, pendekatan fisik organik menjadi
pendekatan paradigma sehat yang holistik dengan pendekatan masyarakat, pasif-reaktif
dan individual centered menjadi proaktif dan community centered. Lebih lanjut
dikemukakan, perubahan paradigma pelayanan kesehatan juga berdampak pada
terjadinya pergeseran orientasi pembiayaan dan anggaran kesehatan. Semula berorientasi
pada pembiayaan out of pocket ke sistem prabayar dan asuransi. Terlihat bahwa sistem
kesehatan sekarang ini merupakan sistem yang terintegrasi antara pelayanan,
pembiayaan, jaminan mutu (quality assurance) dan pengendalian biaya (cost
containment).

PEMBANGUNAN BERWAWASAN KESEHATAN

4. Promotif
• Meningkatkan pengetahuan
• Menjaga stamina tubuh
• Menu seimbang
5. Preventif
• Imunisasi
• Hygiene
• Lingkungan
• Amdal
• Taat lalu lintas
• Keselamatan kerja
6. Kuratif
• Pengobatan
• Rehabilitasi

STRATEGI
5. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat
6. Meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang berkualitas
7. Meningkatkan system survey lens, monitoring, dan informasi kesehatan
8. Meningkatkan pembiayaan kesehatan

GRAND STRATEGI DEPKES


1. Meningkatkan system survey, monitoring dan informasi kesehatan
2. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
3. Meningkatkan pembiayaan kesehatan
4. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
Menggerakan dan memberdayakan masy arakat untuk hidup sehat
1. Seluruh desa menjadi desa siaga
2. Seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
3. Seluruh keluarga sadar gizi

Meningkatkan akses Masy rakat terhadap pelayan an kesehatan


1. Setiap orang miskin mendapat yan kes yang bermutu
2. Setiap bayi,anak,bumil,dan kelompok masy resti terlindungi dari penyakit
3. Di setiap desa tersedia SDM yang kompeten
4. Di setiap desa cukup tersedia obat essensial dan ala kesehatan dasar
5. Setiap puskesmas dapat menjangkau wil kerjanya
6. Yan kes disetiap tempat memenuhi standar mutu

Meningkatkan sistem Survey, monitoring Informasi kesehatan


1. Setiap KLB harus dilaporkan secara tepat
2. Setiap insiden penyakit harus masuk pada RR
3. Semua sediaan farmasi, makanan & perbekalan kesehatan memenuhi syarat kesehatan
4. Terkendalinya pencemaran lingkungan sesuai standart
5. Berfungsinya sistem informasi kesehatan yang on line di seluruh Indonesia

Menigkatkan pembiayaan kesehatan


1. Pembangunan kesehatan hrs memperoleh preoritas pemerintah Pusat dan Daerah
2. Anggaran kesehatan dipreoritaskan untuk promotif dan preventif
3. Terciptanya JPKM terutama bagi rakyat miskin

E. Perubahan Paradigma Sehat


Berdasarkan pemahaman situasi dan adanya perubahan terhadap konsep sehat –sakit serta
makin kayanya khasanah ilmu pengetahuan dan informasi tentang determinan kesehatan
yang bersifat multifaktural, telah mendorong pembangunan kesehatan nasional kearah
paradigma baru, yaitu pardigma sehat
Paradigma adalah pemikiran dasar sehat, berorientasi pada peningkatan dan perlindungan
penduduk sehat dan bukan hanya penyembuhan orang sakit, sehingga kebijakan lebih
ditekankan pada upaya promotif dan preventif dengan maksud melindungi dan
meningkatkan orang sehat menjadi lebih sehat dan lebihn produktif serta tidak jatuh sakit
karena adanya upaya preventif. Sehingga perlu diupayakan semua polecy pemerintah
selalu berwawasan kesehatan dengan mottonya menjadi “ Pembangunan Berwawasan
Kesehatan”
Paradigma sehat diharapkan menjadi suatu cara pandang “ baru “ masyarakat yang
merupakan perubahan pandang terhadap konsep sehat sakit. Paradigma sehat dijadikan
sebagai suatu komitmen
gerakan nasional segenap masyarakat sehingga betul-betul kesehatan menjadi tanggung
jawab bersama (shared responsibility) yang mengacu pada prinsip-pronsip kemitraan
( partner ship).
Menggunakan paradigma sehat maka segenap masyarakat bersama pemerintah
menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan agar terwujud “
INDONESIA SEHAT TAHUN 2010”.
Wujud nyata para digma sehat
Merealisasikan visi Indonesia Sehat tahun 2010 yaitu :
gambaran masa depan masyarakat Indonesia yang akan dicapai melalui
penyelenggarakan pembangunan kesehatan yakni :
1. Masyarakat bangsa dan negara yang ditandai dengan penduduknya hidup dalam
lingkungan yang sehat.
2. Berperilaku hidup bersih dan sehat
3. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
dan merata
4. memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh
wilayah Indonesia

PILAR UTAMA UNTUK MENOPANG VISI INDONESIA SEHAT


• Lingkungan yang kondusif bagi masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
• Perilaku hidup bersih dan sehat setiap anggota masyarakat
• Tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai yang dibutuhkan
• Masyarakat mempunyai kemampuan untuk mengakses pelayanan kesehatan tanpa
terpengaruh faktor sosial ekonomi maupun non ekonomi

UU No 32-33 2004 yaitu tentang :


1. Regulasi Nasional
2. Regulaso Provinsi
3. Regulasi Daerah
Yang membahas tengtang fungsi puskesmas yang bertujuan untuk memberikan
pelayanan yang bermutu, perilaku hidup sehat, dan lingkungan sehat.
Fungsi puskesmas :
1. Pusat kesehatan berwawasan kesehatan
2. Pusat pemberdayaan keluarga
3. Pusat pelayanan kesehatan setara yaitu : Yankesmas dan yankes perorangan

PENUTUP

KESIMPULAN

Dalam menjalankan program pembangunan di bidang kesehatan pemerintah menjalankan


misi dan visi di bidang kesehatan dan merubah paradigm kesehatan dari kuratif dan
rehabilitative bergeser menjadi preventif dan edukatif dan paradigm kesehatan juga
diubah dari sentralisasi menjadi disentralisasi, sehingga tidak terpusat oleh pemerintah
pusat tetapi diserahkan kepada masing-masing daerah karena tiap-tiap daerah mempunyai
problem masing-masing.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,serta menurunkan
angka kematian ibu dan anak yang biasanya terjadi ketika ibu melahirkan, oleh karena itu
pemerintah meluncurkan program jampersal dan jamkesmas yang diharapkan dapat
menurunkan angka kematian dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai