Disusun Oleh
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh efektivitas dan efisiensi proses pemesanan
tiket kereta api secara online atau konvensional terhadap preferensi mahasiswa dalam
memesan tiket kereta api?”
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan sistem reservasi
tiket secara daring atau manual dari beberapa faktor seperti efektivitas, efisiensi, serta
kemudahan akses. Penelitian ini juga untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari
masing-masing sistem pemesanan tiket kereta api.
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai sumber informasi bagi masyarakat
mengenai sistem reservasi tiket secara daring atau manual dan juga sebagai acuan bagi
pejabat yang berwenang dalam bidang transportasi untuk mengevaluasi sistem reservasi
tiket khususnya tiket angkutan umum.
BAB II
LANDASAN TEORI
2. 1. LITERATURE REVIEW
1. Preferensi Konsumen
Preferensi konsumen dapat diartikan kesukaan, pilihan atau sesuatu hal yang
disukai konsumen. Preferensi terbentuk dari persepsi konsumen terhadap produk. Menurut
Mowen dalam Munandar (2004), preferensi dapat berubah dan dapat dipelajari sejak kecil.
Preferensi terhadap produk pangan bersifat plastis, terutama pada orang-orang yang masih
berusia muda dan kemudian akan menjadi permanen bila seseorang telah memiliki gaya
hidup yang lebih kuat. Mengerti dan mengadaptasi preferensi dan perilaku konsumen
bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan mutlak untuk kelangsungan hidup kompetitif.
Konsumen memegang kendali dan pemasar dikatakan berhasil bila produk atau jasanya
dipandang menawarkan manfaat yang riil.
Kotler dalam Amrirulloh (2002) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen kedalam empat kelompok besar, yaitu:
a. Kebudayaan; didalamnya terdapat kultur, subkultur, dan kelas sosial.
b. Sosial; didalamnya terdapat kelompok acuan, keluarga, dan peranan & status.
c. Kepribadian; didalamnya terdapat usia dan tingkat kehidupan, jabatan, kondisi
ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian serta konsep diri.
d. Kejiwaan; didalamnya terdapat motivasi, pandangan, belajar, dan kepercayaan serta
sikap.
2. Pemesanan Tiket
Pemesanan tiket kereta api dibagi menjadi dua cara, yaitu secara e-ticketing dan
konvensional.
a. E-Ticketing
Menurut Bienz (2008), e-ticketing atau electronic ticketing adalah sebuah
metode perdagangan, pembelian, dan penjualan tiket dari berbagai produk jasa
khususnya jasa perjalanan melalui media internet dan komputer. Electronic ticketing
atau e-ticketing adalah salah satu bentuk e-commerce yang berkembang dalam
bidang transportasi. Definisi dari electronic ticketing atau e-ticketing adalah sebuah
dokumen elektronik yang banyak digunakan sebagai tiket penumpang moda
transportasi. Disisi lain, e-ticketing merupakan suatu cara untuk
mendokumentasikan proses penjualan dari aktivitas perjalanan pelanggan tanpa
harus mengeluarkan dokumen secara fisik. Sehingga dapat diartikan bahwa e-
ticketing merupakan sebuah teknologi yang berguna untuk menggantikan
pengolahan dan penggunaan tiket atau paper ticket.
Ike dalam Marwadi (2016) menyatakan Rail Ticket System (RTS) merupakan
suatu sistem informasi berupa aplikasi baru ticketing system yang digunakan oleh
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang lebih handal performansinya dan dapat
mengakomodasi berbagai jenis kebutuhan pelayanan penjualan tiket penumpang
kereta api dan sebagai aplikasi pem-backup semua data-data milik PT. Kereta Api
Indonesia, baik itu data pegawai, data keuangan perusahaan, dan data manifes
penumpang kereta api. Terdapat 6 aspek penilaian tiket online berbasis RTS, yaitu:
a) kualitas sistem; b) kualitas informasi; c) kualitas pelayanan; d) penggunaan; e)
kepuasan pengguna; dan f) keuntungan bersih.
Online reservation atau biasa disebut dengan pemesanan tiket secara online
merupakan inovasi dari PT. Kereta Api Indonesia dalam mendistribusikan penjualan
tiket. Dimana penjualan tiket dilakukan dengan media internet dan elektronik.
Tujuannya adalah memberikan fasilitas kemudahan kepada para pengguna jasa
pelayanan kereta api dalam mendapatkan tiket. Online reservation merupakan
produk baru yang diciptakan oleh PT. Kereta Api Indonesia dalam meningkatkan
kualitas pelayanan jasa kereta api. Para penumpang dapat menikmati pelayanan
pemesanan secara online dengan melakukan pembelian tiket melalui smartphone,
contact center 121, Indomaret, Alfamart, Website KAI, dan aplikasi KAI Access.
b. Konvensional
Memesan Tiket Kereta Api secara konvensional atau offline sebenarnya mudah
saja, karena tinggal mendatangi loket pemesanan tiket kereta api. Loket yang dituju
tergantung dengan perjalanan yang akan dituju. Apabila perjalanan jarak dekat,
maka ada jalur khusus. Berikut juga dengan kereta api jarak menengah-jauh, juga
ada loket khusus. Memesan tiket kereta api di loket stasiun dengan form pemesanan
berwarna biru. Tinggal mengisi nama dan nomor tanda pengenal anda (KTP).
Maksimal nama yang tertera ada 4 orang, seluruhnya ditulis nama dan nomor
identitas sesuai dengan aslinya. Hal ini untuk menghindari pemeriksaan saat
boarding di stasiun saat keberangkatan nanti. Nama di tiket harus sesuai dengan
nama pada tanda pengenal asli milik anda. Lalu bagaimana jika penumpang belum
punya KTP? Bagi yang belum punya KTP bisa menggunakan kartu pelajar. Bagi
yang belum punya kartu pelajar bisa menggunakan fotokopi kartu keluarga atau yang
berusia dibawah 10 tahun bisa menuliskan tanggal lahir atau umurnya saja.
Kemudian silahkan isi nama kereta api, keberangkatan dari stasiun mana dan tujuan
stasiun mana. Kemudian isi tanggal keberangkatan jika ingin sekalian PP silahkan
diisi juga tanggal baliknya.
2. Kemudahan
Menurut Roger dalam Putro dan Haryanto, (2015) kemudahan disini
berarti kemudahan dalam penggunaan atau diartikan sebagai akses yang
dibutuhkan untuk melakukan pemesanan tiket kereta api. Istilah ini mewakili
sejauh mana suatu inovasi dianggap tidak sulit untuk dipahami, dipelajari, atau
dioperasikan. Aspek kemudahan ini juga sebagai penentu sejauh mana konsumen
merasa bahwa produk atau metode pemesanan tiket yang dilakukan lebih baik
daripada yang lainnya. Kemudahan pemesanan tiket kereta api tersebut bisa
menjadi pertimbangan. Konsumen cenderung memiliki sikap yang negatif
terhadap metode pemesanan tiket kereta api apabila konsumen merasa kesulitan
dalam melakukan pemesanan tiket tersebut, dan begitu pula sebaliknya. Faktor
kemudahan pemesanan ini dapat mempengaruhi preferensi konsumen dalam
memilih metode pemesanan tiket kereta api.
3. Harga
Menurut Kotler dan Armstrong (2013), harga adalah sejumlah uang yang
dibebankan atas suatu barang/jasa atau jumlah dari uang yang ditukar konsumen
atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa
tersebut. Harga sangat mempengaruhi preferensi konsumen dalam melakukan
pemesanan tiket kereta api. Perbedaan harga bisa menjadi penentu preferensi
konsumen karena pemesanan tiket secara online vs konvensional memiliki
implikasi terhadap harga yang ada. untuk pemesanan tiket secara online, baik
melalui website resmi PT. KAI maupun aplikasi pihak ketiga, terdapat tambahan
biaya administrasi. sedangkan pemesanan tiket konvensional tidak.
4. Metode Pembayaran
Metode menurut KBBI adalah cara teratur yang digunakan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki;
cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan. Metode pembayaran mempengaruhi preferensi
konsumen dalam melakukan pemesanan tiket kereta api. Apabila memesan tiket
kereta api secara konvensional dengan mendatangi loket pemesanan di stasiun
terdekat, Anda tinggal membayar secara langsung sesaat setelah mengisi form
pemesanan, memilih tempat duduk dan membayar sejumlah uang sebelum
nantinya akan mendapatkan bukti tiket berwarna oranye yang disebut sebagai
boarding pass.
Variabel X
Variabel Y
2.1.3 Empirical Review
Menurut Supardi (2005) pola umum metode ilmiah, setiap penelitian terhadap
suatu objek hendaknya dibawah panduan suatu hipotesis, yang berfungsi sebagai pegangan
sementara atau jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya di dalam
kenyataan (empirical verification), percobaan (experimentation) atau praktik
(implementation).
2.2.1. Efektivitas Proses Pemesanan Tiket Kereta Api Secara Online Terhadap Preferensi
Mahasiswa Memesan Tiket Kereta Api
H1 : Efektivitas Proses Pemesanan Tiket Kereta Api Secara Online
Mempengaruhi Preferensi Mahasiswa Terhadap Pemesanan Tiket Kereta
Api.
H0 : Efektivitas Proses Pemesanan Tiket Kereta Api Secara Online Tidak
Mempengaruhi Preferensi Mahasiswa Terhadap Pemesanan Tiket Kereta
Api.
2.2.2. Efektivitas Proses Pemesanan Tiket Kereta Api Secara Konvensional Terhadap
Preferensi Mahasiswa Memesan Tiket Kereta Api
H1 : Efektivitas Proses Pemesanan Tiket Kereta Api Secara Konvensional
Mempengaruhi Preferensi Mahasiswa Terhadap Pemesanan Tiket Kereta
Api.
H0 : Efektivitas Proses Pemesanan Tiket Kereta Api Secara Online Tidak
Mempengaruhi Preferensi Mahasiswa Terhadap Pemesanan Tiket Kereta
Api.
2.2.3. Efisiensi Proses Pemesanan Tiket Kereta Api Secara Online Terhadap Preferensi
Mahasiswa Memesan Tiket Kereta Api
H1 : Efisiensi Proses Pemesanan Tiket Kereta Api Secara Online Mempengaruhi
Preferensi Mahasiswa Terhadap Pemesanan Tiket Kereta Api.
H0 : Efisiensi Proses Pemesanan Tiket Kereta Api Secara Online Tidak
Mempengaruhi Preferensi Mahasiswa Terhadap Pemesanan Tiket Kereta
Api.
2.2.4. Efisiensi Proses Pemesanan Tiket Kereta Api Secara Konvensional Terhadap
Preferensi Mahasiswa dalam Memesan Tiket Kereta Api
H1 : Efisiensi Proses Pemesanan Tiket Kereta Api Secara Konvensional
Mempengaruhi Preferensi Mahasiswa Terhadap Pemesanan Tiket Kereta
Api.
H0 : Efisiensi Proses Pemesanan Tiket Kereta Api Secara Konvensional Tidak
Mempengaruhi Preferensi Mahasiswa Terhadap Pemesanan Tiket Kereta
Api.
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Ilmu Komunikasi 67
4. Politik Pemerintahan 79
6. Sosiologi 70
Keterangan:
a. n = Ukuran sampel/jumlah responden
b. N = Ukuran populasi
c. E = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang
masih bisa ditolerir;
d. e=0,1 Dalam rumus Slovin ada ketentuan sebagai berikut: nilai e = 0,1 (10%)
untuk populasi dalam jumlah besar, nilai e = 0,2 (20%) untuk populasi dalam
jumlah kecil. Jadi rentang sampel yang dapat diambil dari teknik Solvin adalah
antara 10-20 % dari populasi penelitian.
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 485 mahasiswa,
sehingga persentase kelonggaran yang digunakan adalah 10% dan hasil
perhitungan dapat dibulatkan untuk mencapai kesesuaian. Maka untuk mengetahui
sampel penelitian, dengan perhitungan sebagai berikut:
485
n = 1+485(0,01)
485
= 5,85
2. Ilmu Komunikasi 67 14
4. Politik Pemerintahan 79 14
6. Sosiologi 70 14
Ani. 2009. Pengguna internet Indonesia tumbuh 1000 persen. Kompas Cyber Space. from:
http://www.kompas.com diakses 10 April 2019.
Kerlinger, F. N. (1973). Founding Of Behavior Research, Holt. Rinchart and Winston Inc. New
York.
Lohman, M., & Schmucker, D. J. (2009). Internet Research Differs from Research on Internet
Users. Tourism Review, 64(1), 32-47.
Marwadi, Agus. (2014). Analisis Aplikasi Rail Ticket System (RTS) PT. Kereta Api Indonesia
(persero) Divre III Sumsel. Skripsi.
Munandar, dkk. (2004). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Produk Air
Minum dalam Kemasan di Bogor. J. Tek. Ind. Pert. Vol. 13 (3), 97-107.
Nicholas, Bienz. (2008). Electronic Ticketing: Electronic Business Course: Fribourg. Project
Paper,
Putro, Haryo Bismo. dan Haryanto, Budhi. 2015. Factors Affecting Purchase Intention of
Online Shopping in Zalora Indonesia. British Journal of Economics, Management &
Trade
Shapiro, D., & Shi, X. (2008). Market Segmentation: The Role of Opaque Travel Agencies.