Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PROSES PEMESANAN TIKET KAI

SECARA DARING VS KONVENSIONAL TERHADAP PREFERENSI MAHASISWA


FISIPOL
Disusun untuk memenuhi nilai UTS mata kuliah Metode Penelitian Kuantitatif
Dosen: Novi Paramita Dewi, SIP, MDP.

Disusun Oleh

Muhammad Rizaldy Bachri 14/366017/SP/26346


Arie Sabela Lutfiana 17/409805/SP/27650
Ayu Hamida Aprilia 17/413103/SP/27820
Fatah Kasmaran 17/413105/SP/27822
Idin Virgi Sabilah 17/413108/SP/27825
Muhammad Fadhli Fathoni 17/413112/SP/27892
Ria Kusumawati 17/413115/SP/27832
Uun Nisfatul Laili K 17/413120/SP/27837
Yehezkiel Esanda P 17/413122/SP/27839
Muthia Nabila B 17/414867/SP/27994
Novia Parastuti 17/414869/SP/27996

DEPARTEMEN MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi informasi dari tahun ke tahun selalu mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Banyaknya fasilitas yang memberikan kemudahan
menjadi salah satu dampak dari perkembangan teknologi, hal ini kemudian memberikan
efek pula kepada kegiatan perdagangan. Berbelanja secara online telah menjadi salah satu
shopping lifestyle atau gaya hidup berbelanja masyarakat di Indonesia. Situs-situs belanja
online pun semakin banyak bermunculan dan aplikasinya banyak diunduh oleh pengguna
smartphone. Jumlah pengguna internet di Indonesia yang terus berkembang mendorong
berkembangnya perdagangan melalui jaringan atau website sehingga suatu kebutuhan
yang mutlak dibutuhkan oleh konsumen (Ani, 2009, par. 2). Dikarenakan keinginan untuk
mempersingkat waktu, maka konsumen cenderung menelusuri kelengkapan informasi
produk atau jasa melalui internet dan melakukan pembelian atau transaksi secara online.
Begitu banyak bisnis didasarkan pada jaringan digital hingga muncul istilah
perdagangan elektronik (e-commerce). Menurut Chaffey (2009:10), definisi e-commerce
seringkali hanya untuk merujuk pada membeli dan menjual menggunakan internet, orang
langsung berpikir tentang pembelian eceran konsumen dari perusahaan, padahal e-
commerce melibatkan lebih dari mediasi transaksi secara elektronik antara organisasi dan
pelanggan sehingga e-commerce harus dipertimbangkan sebagai keseluruhan mediasi
transaksi antara organisasi dan berbagai pihak ketiga yang berhubungan dengan organisasi
tersebut. Salah satu bentuk dari e-commerce adalah sistem reservasi tiket secara online
atau lazim disebut e-ticketing yang merupakan suatu cara dalam mendokumentasikan
proses penjualan dari aktivitas perjalanan pengguna tanpa mengeluarkan bukti fisik untuk
meminimalisasi kesalahan dalam pencatatan dan reservasi tiket yang dapat merugikan
pengguna.
Selain perkembangan situs berbelanja online, perkembangan pariwisata Indonesia
yang sangat pesat memunculkan kemudahan transaksi pariwisata melalui online travel
agent. Lohman & Schmucker (2009:32) berpendapat bahwa internet memiliki pengaruh
yang terus tumbuh di berbagai pasar pariwisata, hal ini berkaitan dengan informasi
konsumen dan perilaku pemesanan mereka telah berubah secara dramatis sejak layanan
dan pemesanan secara online telah diperkenalkan. Shapiro & Shi (2008:3) menyatakan
bahwa dalam beberapa tahun terakhir, munculnya pasar elektronik online mengubah
secara dramatis industri perjalanan wisata sehingga hal ini menjadikan salah satu bisnis
online yang paling maju.
Kereta api adalah salah satu transportasi darat yang sangat penting di Indonesia
karena dengan kereta api masyarakat dapat berpergian keluar kota dan provinsi dengan
sangat mudah dan relatif lebih cepat daripada menggunakan bus atau kendaraan pribadi.
Pada setiap tahunnya pengguna kereta api semakin meningkat, karena itu untuk menjawab
kebutuhan masyarakat munculah salah satu bentuk dari e-commerce yaitu pembelian tiket
kereta api secara online melalui travel agent online seperti halnya Traveloka, tiket.com,
dan Blibli. Dengan layanan ini para pelanggan dapat dengan mudah memesan tiket dan
mengetahui jadwal keberangkatan kereta dengan mudah dan tidak repot seperti dulu.
Selain itu, banyak kemudahan dengan sistem e-ticketing lainnya, seperti reservasi dapat
dilakukan dimanapun begitu juga dengan pembayarannya, pengguna dapat memesan tiket
jauh-jauh hari sebelum hari keberangkatan, dan pengguna juga tidak perlu mengantri di
stasiun sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga. Hal ini diperkuat dengan tren
berbelanja online yang semakin digandrungi oleh masyarakat. Tren berbelanja online
menunjukan bahwa e-marketing sudah menjadi salah satu gaya hidup bagi masyarakat
zaman sekarang yang ingin praktis dalam membeli barang atau jasa melalui internet.
Jika pelayanan online travel agent sudah dapat dinikmati oleh pelanggan,
pelanggan dapat menggunakan dengan mudah dan nyaman maka akan tercipta suatu
kepuasan yang akan dirasakan oleh pelanggan pada layanan elektronik yang diberikan.
Di Indonesia, telah berdiri salah satu perusahaan yaitu PT. KAI (Kereta Api
Indonesia) yang bergerak dalam transportasi darat jenis kereta api yang mampu melayani
masyarakat untuk melakukan perjalanan jarak jauh maupun jarak dekat. Permasalahan
yang dihadapi oleh PT. KAI adalah kurang lancarnya proses pelayanan pembelian tiket
kereta api di stasiun sehingga menimbulkan antrian yang panjang di stasiun. Hal tersebut
diperparah dengan banyaknya calo penjual tiket yang memanfaatkan keadaan untuk
meraup keuntungan dengan menjual tiket di atas harga normal. Untuk mengatasi
penumpukan calon penumpang yang terjadi di loket-loket pembelian dan memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, PT. KAI mengusungkan sistem reservasi
tiket secara online tanpa harus datang dan membeli langsung di loket penjualan tiket di
stasiun. Sistem ini diciptakan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi secara maksimal
dilihat dari sisi pengguna mengingat bahwa PT. KAI sudah mulai beralih dari product
oriented ke customer oriented. Selain menjual tiket secara online melalui situs resmi milik
PT. KAI, perusahaan ini juga bekerja sama dengan berbagai e-commerce yang ada di
Indonesia untuk menjualkan tiket kereta api dan memberikan kemudahan lebih kepada
masyarakat.
Masalah ini merupakan hal yang perlu dianalisis secara lebih lanjut. untuk itu,
peneliti mencoba mengukur pengaruh efektivitas dan efisiensi proses pemesanan tiket
terhadap preferensi mahasiswa dalam memesan tiket kereta api secara online atau
konvensional

1.2 PERTANYAAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh efektivitas dan efisiensi proses pemesanan
tiket kereta api secara online atau konvensional terhadap preferensi mahasiswa dalam
memesan tiket kereta api?”

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan sistem reservasi
tiket secara daring atau manual dari beberapa faktor seperti efektivitas, efisiensi, serta
kemudahan akses. Penelitian ini juga untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari
masing-masing sistem pemesanan tiket kereta api.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai sumber informasi bagi masyarakat
mengenai sistem reservasi tiket secara daring atau manual dan juga sebagai acuan bagi
pejabat yang berwenang dalam bidang transportasi untuk mengevaluasi sistem reservasi
tiket khususnya tiket angkutan umum.
BAB II

LANDASAN TEORI

2. 1. LITERATURE REVIEW

2.1.1 Theoretical Review

1. Preferensi Konsumen
Preferensi konsumen dapat diartikan kesukaan, pilihan atau sesuatu hal yang
disukai konsumen. Preferensi terbentuk dari persepsi konsumen terhadap produk. Menurut
Mowen dalam Munandar (2004), preferensi dapat berubah dan dapat dipelajari sejak kecil.
Preferensi terhadap produk pangan bersifat plastis, terutama pada orang-orang yang masih
berusia muda dan kemudian akan menjadi permanen bila seseorang telah memiliki gaya
hidup yang lebih kuat. Mengerti dan mengadaptasi preferensi dan perilaku konsumen
bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan mutlak untuk kelangsungan hidup kompetitif.
Konsumen memegang kendali dan pemasar dikatakan berhasil bila produk atau jasanya
dipandang menawarkan manfaat yang riil.
Kotler dalam Amrirulloh (2002) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen kedalam empat kelompok besar, yaitu:
a. Kebudayaan; didalamnya terdapat kultur, subkultur, dan kelas sosial.
b. Sosial; didalamnya terdapat kelompok acuan, keluarga, dan peranan & status.
c. Kepribadian; didalamnya terdapat usia dan tingkat kehidupan, jabatan, kondisi
ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian serta konsep diri.
d. Kejiwaan; didalamnya terdapat motivasi, pandangan, belajar, dan kepercayaan serta
sikap.
2. Pemesanan Tiket
Pemesanan tiket kereta api dibagi menjadi dua cara, yaitu secara e-ticketing dan
konvensional.
a. E-Ticketing
Menurut Bienz (2008), e-ticketing atau electronic ticketing adalah sebuah
metode perdagangan, pembelian, dan penjualan tiket dari berbagai produk jasa
khususnya jasa perjalanan melalui media internet dan komputer. Electronic ticketing
atau e-ticketing adalah salah satu bentuk e-commerce yang berkembang dalam
bidang transportasi. Definisi dari electronic ticketing atau e-ticketing adalah sebuah
dokumen elektronik yang banyak digunakan sebagai tiket penumpang moda
transportasi. Disisi lain, e-ticketing merupakan suatu cara untuk
mendokumentasikan proses penjualan dari aktivitas perjalanan pelanggan tanpa
harus mengeluarkan dokumen secara fisik. Sehingga dapat diartikan bahwa e-
ticketing merupakan sebuah teknologi yang berguna untuk menggantikan
pengolahan dan penggunaan tiket atau paper ticket.
Ike dalam Marwadi (2016) menyatakan Rail Ticket System (RTS) merupakan
suatu sistem informasi berupa aplikasi baru ticketing system yang digunakan oleh
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang lebih handal performansinya dan dapat
mengakomodasi berbagai jenis kebutuhan pelayanan penjualan tiket penumpang
kereta api dan sebagai aplikasi pem-backup semua data-data milik PT. Kereta Api
Indonesia, baik itu data pegawai, data keuangan perusahaan, dan data manifes
penumpang kereta api. Terdapat 6 aspek penilaian tiket online berbasis RTS, yaitu:
a) kualitas sistem; b) kualitas informasi; c) kualitas pelayanan; d) penggunaan; e)
kepuasan pengguna; dan f) keuntungan bersih.
Online reservation atau biasa disebut dengan pemesanan tiket secara online
merupakan inovasi dari PT. Kereta Api Indonesia dalam mendistribusikan penjualan
tiket. Dimana penjualan tiket dilakukan dengan media internet dan elektronik.
Tujuannya adalah memberikan fasilitas kemudahan kepada para pengguna jasa
pelayanan kereta api dalam mendapatkan tiket. Online reservation merupakan
produk baru yang diciptakan oleh PT. Kereta Api Indonesia dalam meningkatkan
kualitas pelayanan jasa kereta api. Para penumpang dapat menikmati pelayanan
pemesanan secara online dengan melakukan pembelian tiket melalui smartphone,
contact center 121, Indomaret, Alfamart, Website KAI, dan aplikasi KAI Access.
b. Konvensional
Memesan Tiket Kereta Api secara konvensional atau offline sebenarnya mudah
saja, karena tinggal mendatangi loket pemesanan tiket kereta api. Loket yang dituju
tergantung dengan perjalanan yang akan dituju. Apabila perjalanan jarak dekat,
maka ada jalur khusus. Berikut juga dengan kereta api jarak menengah-jauh, juga
ada loket khusus. Memesan tiket kereta api di loket stasiun dengan form pemesanan
berwarna biru. Tinggal mengisi nama dan nomor tanda pengenal anda (KTP).
Maksimal nama yang tertera ada 4 orang, seluruhnya ditulis nama dan nomor
identitas sesuai dengan aslinya. Hal ini untuk menghindari pemeriksaan saat
boarding di stasiun saat keberangkatan nanti. Nama di tiket harus sesuai dengan
nama pada tanda pengenal asli milik anda. Lalu bagaimana jika penumpang belum
punya KTP? Bagi yang belum punya KTP bisa menggunakan kartu pelajar. Bagi
yang belum punya kartu pelajar bisa menggunakan fotokopi kartu keluarga atau yang
berusia dibawah 10 tahun bisa menuliskan tanggal lahir atau umurnya saja.
Kemudian silahkan isi nama kereta api, keberangkatan dari stasiun mana dan tujuan
stasiun mana. Kemudian isi tanggal keberangkatan jika ingin sekalian PP silahkan
diisi juga tanggal baliknya.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemesanan tiket kereta api online vs


konvensional
Pemesanan tiket kereta api baik itu online melalui website resmi Kereta Api
atau aplikasi pihak ketiga maupun secara konvensional dengan mendatangi loket
langsung di stasiun masing-masing memiliki beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi. Indikator ini nantinya akan digunakan sebagai pedoman bagi
konsumen untuk memilih pemesanan tiket kereta api berdasarkan preferensi dari
masing-masing indikator.
1. Efisien
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, efisien adalah ketepatan cara
(usaha dan kerja) dalam menjalankan sesuatu (dengan tidak membuang waktu,
tenaga, biaya), kedayagunaan; ketepatgunaan, kesangkilan serta kemampuan
menjalankan tugas dengan baik dan tepat (dengan tidak membuang waktu,
tenaga, biaya). Sedangkan menurut Kamus Besar Ekonomi menyatakan bahwa
efisiensi adalah hubungan atau perbandingan antara faktor keluaran atau output
barang dan jasa dengan masukan atau input yang langka di dalam suatu unit kerja,
atau ketetapan cara (usaha dan kerja) dalam menjalankan sesuatu (dengan tidak
membuang-buang waktu, tenaga, biaya). Efisien berarti pula pemesanan kereta
api yang dilakukan dengan menggunakan usaha yang minimal demi mencapai
hasil yang maksimal yaitu kepuasan konsumen itu sendiri.

2. Kemudahan
Menurut Roger dalam Putro dan Haryanto, (2015) kemudahan disini
berarti kemudahan dalam penggunaan atau diartikan sebagai akses yang
dibutuhkan untuk melakukan pemesanan tiket kereta api. Istilah ini mewakili
sejauh mana suatu inovasi dianggap tidak sulit untuk dipahami, dipelajari, atau
dioperasikan. Aspek kemudahan ini juga sebagai penentu sejauh mana konsumen
merasa bahwa produk atau metode pemesanan tiket yang dilakukan lebih baik
daripada yang lainnya. Kemudahan pemesanan tiket kereta api tersebut bisa
menjadi pertimbangan. Konsumen cenderung memiliki sikap yang negatif
terhadap metode pemesanan tiket kereta api apabila konsumen merasa kesulitan
dalam melakukan pemesanan tiket tersebut, dan begitu pula sebaliknya. Faktor
kemudahan pemesanan ini dapat mempengaruhi preferensi konsumen dalam
memilih metode pemesanan tiket kereta api.

3. Harga
Menurut Kotler dan Armstrong (2013), harga adalah sejumlah uang yang
dibebankan atas suatu barang/jasa atau jumlah dari uang yang ditukar konsumen
atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa
tersebut. Harga sangat mempengaruhi preferensi konsumen dalam melakukan
pemesanan tiket kereta api. Perbedaan harga bisa menjadi penentu preferensi
konsumen karena pemesanan tiket secara online vs konvensional memiliki
implikasi terhadap harga yang ada. untuk pemesanan tiket secara online, baik
melalui website resmi PT. KAI maupun aplikasi pihak ketiga, terdapat tambahan
biaya administrasi. sedangkan pemesanan tiket konvensional tidak.

4. Metode Pembayaran
Metode menurut KBBI adalah cara teratur yang digunakan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki;
cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan. Metode pembayaran mempengaruhi preferensi
konsumen dalam melakukan pemesanan tiket kereta api. Apabila memesan tiket
kereta api secara konvensional dengan mendatangi loket pemesanan di stasiun
terdekat, Anda tinggal membayar secara langsung sesaat setelah mengisi form
pemesanan, memilih tempat duduk dan membayar sejumlah uang sebelum
nantinya akan mendapatkan bukti tiket berwarna oranye yang disebut sebagai
boarding pass.

2.1.2 Conceptual Framework

Variabel X

Variabel Y
2.1.3 Empirical Review

Penelitian yang dilakukan Marwadi (2016) yang berjudul “Analisis Aplikasi


Rail Ticketing System (RTS) PT. Kereta Api Indonesia (persero) Divre III Sumsel”.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah analisis aplikasi rail
ticketing system (RTS) PT. Kereta Api Indonesia (persero) Divre III Sumsel. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis aplikasi rail ticketing system (RTS)
PT. Kereta Api Indonesia (persero) Divre III Sumsel. Jenis penelitian ini adalah
penelitian deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah interview dan
dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah
analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan sistem pada aplikasi rail ticket
system belum begitu terlalu cepat dikarenakan aplikasi tersebut sering terjadi leg atau
berat pada saat melakukan reservasi tiket kereta api. Hal tersebut akan membuat
calon penumpang merasa kecewa pada saat melakukan reservasi tiket kereta api.

2.2 PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Menurut Supardi (2005) pola umum metode ilmiah, setiap penelitian terhadap
suatu objek hendaknya dibawah panduan suatu hipotesis, yang berfungsi sebagai pegangan
sementara atau jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya di dalam
kenyataan (empirical verification), percobaan (experimentation) atau praktik
(implementation).
2.2.1. Efektivitas Proses Pemesanan Tiket Kereta Api Secara Online Terhadap Preferensi
Mahasiswa Memesan Tiket Kereta Api
H1 : Efektivitas Proses Pemesanan Tiket Kereta Api Secara Online
Mempengaruhi Preferensi Mahasiswa Terhadap Pemesanan Tiket Kereta
Api.
H0 : Efektivitas Proses Pemesanan Tiket Kereta Api Secara Online Tidak
Mempengaruhi Preferensi Mahasiswa Terhadap Pemesanan Tiket Kereta
Api.
2.2.2. Efektivitas Proses Pemesanan Tiket Kereta Api Secara Konvensional Terhadap
Preferensi Mahasiswa Memesan Tiket Kereta Api
H1 : Efektivitas Proses Pemesanan Tiket Kereta Api Secara Konvensional
Mempengaruhi Preferensi Mahasiswa Terhadap Pemesanan Tiket Kereta
Api.
H0 : Efektivitas Proses Pemesanan Tiket Kereta Api Secara Online Tidak
Mempengaruhi Preferensi Mahasiswa Terhadap Pemesanan Tiket Kereta
Api.
2.2.3. Efisiensi Proses Pemesanan Tiket Kereta Api Secara Online Terhadap Preferensi
Mahasiswa Memesan Tiket Kereta Api
H1 : Efisiensi Proses Pemesanan Tiket Kereta Api Secara Online Mempengaruhi
Preferensi Mahasiswa Terhadap Pemesanan Tiket Kereta Api.
H0 : Efisiensi Proses Pemesanan Tiket Kereta Api Secara Online Tidak
Mempengaruhi Preferensi Mahasiswa Terhadap Pemesanan Tiket Kereta
Api.
2.2.4. Efisiensi Proses Pemesanan Tiket Kereta Api Secara Konvensional Terhadap
Preferensi Mahasiswa dalam Memesan Tiket Kereta Api
H1 : Efisiensi Proses Pemesanan Tiket Kereta Api Secara Konvensional
Mempengaruhi Preferensi Mahasiswa Terhadap Pemesanan Tiket Kereta
Api.
H0 : Efisiensi Proses Pemesanan Tiket Kereta Api Secara Konvensional Tidak
Mempengaruhi Preferensi Mahasiswa Terhadap Pemesanan Tiket Kereta
Api.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 DESAIN PENELITIAN


Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam menguji hipotesis yang
telah disusun. Menurut Sugiyono (2010) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Dalam penelitian ini kami menggunakan
metode survey, dimana menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama. Seperti yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2010) bahwa, metode survei digunakan untuk mendapatkan
data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan
dalam pengumpulan data, misalnya dengan instrumen kuesioner, tes, wawancara
terstruktur dan sebagainya.

3.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN


Penelitian ini kami lakukan di lingkup kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
UGM pada tanggal 4-11 April 2019.

3.3 JENIS DAN SUMBER DATA


Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer, yaitu data diperoleh
secara langsung dari sumbernya, diamati, dan dicatat untuk pertama kalinya. Dalam hal ini
peneliti memperoleh data dari pengisian kuesioner yang dilakukan oleh responden.

3.4 IDENTIFIKASI VARIABEL


Menurut F. N. Kerlinger variabel adalah konsep yang memiliki macam-macam
nilai, dan variabel adalah konsep yang sudah diubah. Menurut Sutrisno Hadi variabel
merupakan variasi dari objek penelitian, misalnya saja tinggi manusia dan divariasikan
dengan umur atau berat badan yang dimilikinya. Pengertian variabel secara umum adalah
objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk
memperoleh informasi supaya dapat ditarik sebuah kesimpulan. Dalam penelitian ini kami
menggunakan 2 variabel, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Adapun variabel
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Variabel bebas (X) = Efektivitas dan Efisiensi Proses Pemesanan Tiket Kereta Api
2. Variabel Terikat (Y) = Preferensi Mahasiswa FISIPOL

3.5 STRATEGI PENELITIAN


3.5.1. Penentuan Populasi
Populasi menurut KBBI adalah sejumlah orang yang memiliki ciri-ciri yang
sama; sejumlah orang yang tinggal di daerah yang sama; sekelompok orang, benda
atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel. Populasi merupakan
keseluruhan dari objek penelitian berupa kumpulan atau merupakan wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2011). Populasi yang akan diambil dalam penelitian
ini adalah seluruh mahasiswa FISIPOL angkatan 2017.
Tabel 3.1 Jumlah Keseluruhan Mahasiswa Fisipol Angkatan 2017

No. Departemen Jumlah

1. Ilmu Hubungan Internasional 102

2. Ilmu Komunikasi 67

3. Manajemen dan Kebijakan 95


Publik

4. Politik Pemerintahan 79

5. Pengembangan Sosial dan 72


Kesejahteraan

6. Sosiologi 70

Jumlah Populasi 485

3.5.2. Penentuan Sampel


Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2010). Dengan demikian sampel adalah sebagian dari populasi yang
karakteristiknya hendak diselidiki, dan bisa mewakili keseluruhan populasinya
sehingga jumlahnya lebih sedikit dari populasi. Adapun penelitian ini menggunakan
rumus Slovin karena dalam penarikan sampel.
Rumus Slovin untuk menentukan jumlah sampel adalah sebagai berikut :

Keterangan:
a. n = Ukuran sampel/jumlah responden
b. N = Ukuran populasi
c. E = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang
masih bisa ditolerir;
d. e=0,1 Dalam rumus Slovin ada ketentuan sebagai berikut: nilai e = 0,1 (10%)
untuk populasi dalam jumlah besar, nilai e = 0,2 (20%) untuk populasi dalam
jumlah kecil. Jadi rentang sampel yang dapat diambil dari teknik Solvin adalah
antara 10-20 % dari populasi penelitian.
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 485 mahasiswa,
sehingga persentase kelonggaran yang digunakan adalah 10% dan hasil
perhitungan dapat dibulatkan untuk mencapai kesesuaian. Maka untuk mengetahui
sampel penelitian, dengan perhitungan sebagai berikut:
485
n = 1+485(0,01)
485
= 5,85

= 82,91; disesuaikan oleh peneliti menjadi 84 responden


Berdasarkan perhitungan di atas sampel yang menjadi responden dalam
penelitian ini disesuaikan menjadi sebanyak 84 responden dari total populasi
sebanyak 485 mahasiswa Fisipol angkatan 2017.

3.5.3. Teknik Sampling


Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan sampel berstrata proporsional atau proportionate stratified random
sampling. Menurut Muchson (2017) proportionate stratified random sampling
merupakan pengambilan sampel dimana unsur atau anggota populasi tidak homogen
(heterogen) dan berstrata secara proporsional. Adapun sampel dari penelitian kami
sebagai berikut.
Tabel 3.2 Rincian Sampel

No. Departemen Jumlah Sampel

1. Hubungan Internasional 102 14

2. Ilmu Komunikasi 67 14

3. Manajemen dan Kebijakan 95 14


Publik

4. Politik Pemerintahan 79 14

5. Pembangunan Sosial dan 72 14


Kesejahteraan

6. Sosiologi 70 14

3.6 METODE PENGUMPULAN DATA


Pengumpulan data menurut Sugiyono (2010) dapat dilakukan dalam berbagai
setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat
dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting)/survey atau lain-lain. Bila dilihat
dari sumber data, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan
sekunder. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka
teknik teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara, kuesioner,
observasi, dan gabungan ketiganya. Metode pengumpulan data bertujuan untuk
mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitian.
Dalam penelitian ini pengumpulan data diperoleh melalui kuesioner tertutup.
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya
(Sugiyono, 2010). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
dengan model Skala Likert yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang terhadap fenomena sosial. Dalam Skala Likert, variabel yang akan
diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan
atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan negatif. Setiap poin jawaban
memiliki skor yang berbeda-beda sehingga peneliti dapat mengetahui dan memiliki
data mengenai penilaian yang diberikan oleh setiap mahasiswa untuk selanjutnya dapat
ditarik kesimpulan.

3.7 VALIDITAS DAN RELIABILITAS


3.7.1 Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu skala atau
instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila
instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang
sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
3.7.2 Reliabilitas
Dalam penelitian, reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu tes
tetap konsisten setelah dilakukan berulang-ulang terhadap subjek dan dalam kondisi
yang sama. Penelitian dianggap dapat diandalkan bila memberikan hasil yang konsisten
untuk pengukuran yang sama. Reliabilitas tidak sama dengan validitas, artinya
pengukuran yang dapat diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum tentu
mengukur apa yang seharusnya diukur.

3.8. ANALISIS DATA


Analisis data dilakukan setelah data yang dibutuhkan oleh peneliti terkumpul
secara lengkap guna memecahkan permasalahan yang diteliti.

3.8.1 Instrumen Penelitian


Sugiyono (2010) menjelaskan instrumen penelitian digunakan untuk
mengukur nilai variabel yang diteliti dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif
yang akurat. Dalam hal ini, kami memilih kuesioner (angket) sebagai instrumen
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah. (2002). Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ani. 2009. Pengguna internet Indonesia tumbuh 1000 persen. Kompas Cyber Space. from:
http://www.kompas.com diakses 10 April 2019.

Chaffey, D. (2009). E-Business and E-Commerce Management: Strategy, Implementation and


Practice Fourth Edition. London: Pearson Education Limited.

Kerlinger, F. N. (1973). Founding Of Behavior Research, Holt. Rinchart and Winston Inc. New
York.

Lohman, M., & Schmucker, D. J. (2009). Internet Research Differs from Research on Internet
Users. Tourism Review, 64(1), 32-47.

Marwadi, Agus. (2014). Analisis Aplikasi Rail Ticket System (RTS) PT. Kereta Api Indonesia
(persero) Divre III Sumsel. Skripsi.

Munandar, dkk. (2004). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Produk Air
Minum dalam Kemasan di Bogor. J. Tek. Ind. Pert. Vol. 13 (3), 97-107.

Muchson, M. 2017. Statistik Deskriptif. Bogor: Guepedia.

Nicholas, Bienz. (2008). Electronic Ticketing: Electronic Business Course: Fribourg. Project
Paper,

Putro, Haryo Bismo. dan Haryanto, Budhi. 2015. Factors Affecting Purchase Intention of
Online Shopping in Zalora Indonesia. British Journal of Economics, Management &
Trade

Shapiro, D., & Shi, X. (2008). Market Segmentation: The Role of Opaque Travel Agencies.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. Bandung: Alfabeta.
Supardi. (2005). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, Yogyakarta: UII Press, hlm. 77.

Anda mungkin juga menyukai