Disusun oleh :
Kelompok 22
1. Ainina Nurul F H3418003
2. Andi Mawamulan P H3418005
3. Fitriana Melani R H3418021
4. Michael Wiand P H3418032
5. Ririn Nofitasari H3418038
6. Zul Rifqi Hasani H3418048
Raden Kunto Adi, S.P., M.P. Mei Tri Sundari, S.P., M.Si.
NIP. 197310172003121002 NIP.197805032005012002
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan hasil praktiukum Manajemen Usaha Tani ini. Penulisan laporan hasil
praktikum Manajemen Usaha Tani ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen Usaha Tani.
Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Raden Kunto Adi, S.P., M.P. selaku Kepala Program Studi
Diploma III Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2. Ibu Mei Tri Sundari, S.P., M.Si. selaku Dosen pengampu mata kuliah
Manajemen Usaha Tani, yang telah membimbing kami.
3. Assisten Manajemen Usaha Tani atas bantuan dan pengarahannya.
4. Anggota kelompok dan semua pihak yang telah membantu penulisan
Laporan praktikum Manajemen Usaha Tani.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak
kekurangannya, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
DAFTAR TABEL...........................................................................................
I. BUDIDAYA TERONG...........................................................................
A. Perencanaan Usaha Tani Terong.........................................................
B. Analisis Usaha Tani Terong................................................................
II. BUDIDAYA KANGKUNG.....................................................................
A. Perencanaan Usaha Tani Kangkung....................................................
B. Analisis Usaha Tani Kangkung...........................................................
III. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................
A. Kesimpulan..........................................................................................
B. Saran....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
I. BUDIDAYA TERONG
A. Perencanaan Usaha Tani Terong
Tabel 1. Perencanaan usahatani Terong (Solanum melongena L.)
N URAIAN
PELAKSANAAN Jenis
O KEGIATAN
1 Persiapan Benih dan Lahan
a. Pengadaan Bibit Minggu 21 April 2019 Terong
Pembuatan
b. Persiapan Lahan Rabu 10 April 2019 bedeng
Persiapan Media dan
2
Penanaman
a. Pemupukan Dasar Sabtu 13 April 2019 Pupuk Kandang
Sabtu 13 April 2019 Dolomit
Sabtu 20 April 2019 Pupuk SP36
b. Pemasangan Mulsa dan
Minggu 21 April 2019 Mulsa PHP
Penanaman
c. Ajir Sabtu 11 Mei 2019 Ajir Bambu
3 Perawatan
a. Penyiraman Setiap satu hari sekali
b. Pemupukan Susulan
7 HST Minggu 28 April 2019 NPK
14 HST Minggu 5 Mei 2019 NPK
21 HST Minggu 12 Mei 2019 NPK
30 HST Minggu 19 Mei 2019 NPK
40 HST Sabtu 1 Juni 2019 NPK
50 HST Minggu 9 Juni 2019 NPK
60 HST Minggu 16 Juni 2019 NPK
70 HST Sabtu 29 Juni 2019 NPK
b. Penyemprotan
Matador, perekat,
7 HST Minggu 28 April 2019
gandasil D
14 HST Minggu 5 Mei 2019
21 HST Minggu 12 Mei 2019
30 HST Minggu 19 Mei 2019
40 HST Sabtu 1 Juni 2019
50 HST Minggu 9 Juni 2019
60 HST Minggu 16 Juni 2019
70 HST Sabtu 29 Juni 2019
4 Panen Minggu 16 Juni 2019
Solanum melongena L. merupakan nama tumbuhan atau terong yang
dikenal di pulau Jawa yang buahnya dijadikan sebagai sayur. Tumbuhan ini
berasal dari India. Terong berkerabat dekat dengan tumbuhan kentang dan
leunca. Terong biasa ditanam secara tahunan. Batang terong memiliki duri,
bunganya berwarna putih hingga ungu. Terong ditanam dengan cara disemai.
Panen terong dilakukan pada 70-80 hari setelah semai. Pada praktikum
Manajemen Usaha Tani yang kami lakukan terdiri dari beberapa tahap, yaitu
dimulai dari persiapan benih dan lahan, persiapan media dan penanaman,
perawatan, dan panen. Pada tahap pertama yaitu persiapan lahan berupa
pembuatan bedeng sepanjang 10 meter yang dilakukan pada hari Rabu, 10
April 2019, setelah pembuatan bedeng maka dilakukan pemupukan dasar
pada hari Sabtu, 13 April 2019 menggunakan pupuk kandang ayam yang
berfungsi untuk mempercepat reaksi terhadap tanaman karena mengandung
unsur N yang relatif tinggi, selain itu juga diberi dolomit yang berfungsi
untuk menetralkan pH tanah dan meningkatkan produktivitas tanaman,
pemupukan tahap awal yang terakhir yaitu pada hari Sabtu, 20 April 2019
menggunakan pupuk SP36 yang berfungsi sebagai sumber unsur hara dengan
bentuk fosfor dan memicu tumbuhnya akar dengan baik. Pada hari Minggu,
21 April 2019 dilakukan pengadaan bibit terong (solanum melongena L.),
pemasangan mulsa HPP yang berfungsi untuk mencegah pertumbuhan
gulma, menjaga kelembaban tanah, menjaga struktur tanah, mencegah erosi,
serta meminimalisir hama dan penyakit tanaman, kegiatan selanjutnya yaitu
penanaman bibit terong. Pemasangan ajir bambu dilaksanakan pada hari
Sabtu, 11 Mei 2019 agar tanaman tumbuh tegak.
Kegiatan selanjutnya yaitu perawatan, dilakukan dengan cara
penyiraman setiap satu hari sekali. Pemupukan susulan dan penyemprotan
dilakukan pada hari Minggu, 28 April 2019 sampai Sabtu, 29 Juni 2019,
kegiatan tersebut dilaksanakan pada saat 7 HST, 14 HST, 21 HST, 30 HST,
40 HST, 50 HST, 60 HST, 70 HST. Pemupukan susulan menggunakan pupuk
NPK yang berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan tanaman mulai dari
akar, tunas, hingga meningkatkan produksi buah.takaran pemberian pupuk
NPK yaitu 15 gram per liter air dan diberikan sebanyak 250ml per tanaman.
Penyemprotan dilakukan menggunakan insektisida matador 0,5/L untuk 16
liter tangki diperlukan 8mL, fungsi insektisida matador yaitu mengendalikan
hama tanaman. Penyemprotan pupuk daun menggunakan gandasil D dengan
takaran 1 sendok makan per tangki, fungsi dari gandasil D yaitu
meningkatkan pertumbuhan daun pada tanaman. Campuran penyemprotan
yang terakhir yaitu perekat dengan takaran 2 tutup botol per tangki, fungsi
perekat ini yaitu sebagai perata dan penembus agar meningkatkan efektifitas
fungsi insektisida dan pupuk daun yang kita berikan pada tanaman. Kegiatan
terakhir yang dilakukan yaitu panen yang dilaksanakan pada hari Minggu, 16
Juni 2019 atau pada 60 HST.
B. Analisis Usahatani Terong (Solanum melongena L.)
Menurut Sumardi (2007) analisis kelayakan usaha tani yang tersusun
dalam buku ini meliputi analisis biaya produksi, analisis modal usaha tani,
analisis biaya dan pendapatan atau ke- untungan usaha tani, analisis titik
impas pulang modal (BEP), analisis tingkat kelaya usaha tani (B/C ratio)
analisis tingkat efisiensi penggunaan modal dalam satu kali musim tanam
atau satu kali produksi (6 bulan) Perhitungan dalam buku ini berdasarkan
hasil pengamatan lapangan dari pengalaman petani kentang di Kecamatan
Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur didukung bahan pustaka sebagai
studi banding dan data sekunder.
1) Biaya Usahatani
Menurut Sundari (2011) biaya usahatani yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh petani yang
meliputi biaya pemakaian tenaga kerja luar keluarga, pembelian pupuk,
benih, pestisida dan sarana produksi lainnya serta biaya pembayaran
irigasi, biaya selamatan, pembayaran pajak dan biaya pengangkutan hasil
panen dalam satu kali musim tanam setiap hektar. Biaya usahatani
dipengaruhi oleh topografi, struktur tanah, jenis dan varietas komoditi
yang diusahakan, tehnik budidaya serta tingkat teknologi yang digunakan.
Petani dalam usahatani terong mengeluarkan biaya untuk memproduksi
terong. Biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh petani yang meliputi
biaya pemakaian tenaga kerja luar keluarga, pembelian pupuk, benih,
pestisida, kapur pertanian, biaya pembayaran irigasi, biaya selamatan,
pembayaran pajak dan biaya pengangkutan hasil panen.
Tabel 2. Biaya Usahatani Budidaya Tanaman Terong (Solanum melongena
L.).
Terong
Biaya Rata-rata per Konversi 1 HA
Usahatani
A. Eksplisit
1. Bibit 8.000 8.000.000
2. Biaya angkut 6.600 6.600.000
3. Pupuk
- Pupuk 6.000 6.000.000
kandang 2.900 2.900.000
- SP 36 45.000 45.000.000
- NPK 33.000 33.000.000
- Gandasil 750 750.000
D
- Dolomite 22.000 22.000.000
4. Penyemprotan 14.000 14.000.000
- Matador 65.000 65.000.000
- Perekat 203.250 232.500.000
5. T.K luar
Jumlah
B. Implisit
1. T.K Dalam 0 0
2. Biaya 102.497 124.970.000
penyusutan 0 0
3. Sewa lahan 102.497 124.970.000
sendiri
Jumlah
Uraian Terong
Rata-rata per Konversi 1 Ha
usahatani
Penerimaan Rp. 784.000,00 Rp. 784.000.000,00
Biaya Eksplisit Rp. 203.250,00 Rp. 203.000.000,00
Biaya Implisit Rp. 102.497,00 Rp. 102.497.000,00
Keuntungan Rp. 478.253,00 Rp. 478.253.000,00
Komponen Terong
Penerimaan Rp. 784.000
Keuntungan Rp. 478.253
Biaya
a. Biaya Eksplisit Rp. 203.250
b. Biaya Implisit Rp. 102.497
Total Biaya Rp. 305.747
R/C atas biaya tunai 3,857
(eksplisit)
R/C atas biaya total 2,564
keuntunganusahatani
B/C Ratio atas biaya tunai ¿
biayatunai usahatani(eksplisit )
478.253
¿ =¿ 4,66
102. 497
keuntungan usahatani
B/C Ratio atas biaya total¿
biaya total usahatani
478.253
¿
305.747
¿1,56
Total biaya
b. BEP Harga =
Total produksi
305.747
= = 15.287,00
20
Artinya petani akan mengalami break event point. Harga ketika
penjualan bawang terong dengan harga Rp.15.287/Kg
II. BUDIDAYA KANGKUNG
A. Perencanaan Usahatani Kangkung
Tabel 8. Perencanaan usahatani Kangkung (Ipomoea Reptans)
N
URAIAN KEGIATAN PELAKSANAAN Jenis
O
Pembuatan Media
1 Tanam dan Penanaman
Benih
Pupuk Kandang
a. Media Tanam Minggu 21 April 2019 (sapi)
Minggu 21 April 2019 Pupuk Ayam
Minggu 21 April 2019 Tanah
b. Penanaman Benih
Minggu 21 April 2019
Kangkung
2 Perawatan
a. Penyiraman Setiap hari sekali
b. Pemupukan Susulan
14 HST Minggu 5 Mei 2019 NPK
30 HST Minggu 19 Mei 2019 NPK
50 HST Minggu 9 Juni 2019 NPK
70 HST Sabtu 29Juni 2019 NPK
3 Panen Minggu 16 Juni 2019
Sumber : Data primer
Kangkung darat (Ipomoea Reptana Poir) berwarna hijau terang
dengan ujung daun yang runcing. Kangkung darat memiliki bunga berwarna
putih. Kangkung darat dipanen dengan cara dicabut. Budidaya kangkung
darat sangatlah mudah karena tanaman ini relatif tahan terhadap hama.
Kangkung darat dapat dipanen setelah 25 HST. Pada praktikum penanaman
kangkung yang pertama yaitu pembuatan media tanam dan penanaman
benih, kangkung ditanam pada ember cat bekas, media tanam yang dipakai
yaitu tanah, pupuk kandang (sapi) memiliki kandungan serat yang tinggi
untuk menjaga kestabilan unsur hara dalam tanah serta menjaga struktur
tanah, dan pupuk ayam yang berfungsi mempercepat reaksi terhadap tanaman
karena mengandung unsur N yang relatif tinggi.
Tahap selanjutnya yaitu perawatan dengan cara penyiraman sebanyak
satu kali sehari, tanaman kangkung merupakan tanaman yang memerlukan air
cukup banyak untuk pertumbuhannya. Perawatan berikutnya yaitu dengan
pemupukan susulan menggunakan pupuk NPK, takaran pemberian pupuk
NPK yaitu 15 gram per liter air dan diberikan sebanyak 250ml per tanaman,
fungsi pupuk NPK adalah untuk mempercepat pertumbuhan tanaman dari
akar, tunas, hingga daun. Pemupukan susulan dilaksanakan pada hari
Minggu, 5 Mei 2019 sampai hari Sabtu, 29 Juni 2019 yaitu saat 14 HST, 30
HST, 50 HST, dan 70 HST. Kegiatan terakhir yang dilakukan yaitu panen
dilaksanakan pada hari Minggu, 16 Juni 2019, namun sebenarnya kangkung
sudah bisa dipanen dari usia 25 HST.
B. Analisis Usahatani Kangkung
Menurut Supartama (2013) analisis usahatani merupakan analisis yang
menggambarkan secara sistematik, akurat dan fakta. Analisis usahatani
meliputi biaya usahatani, penerimaan usahatani, pendapatan usahatani,
keuntungan usahatani, dan efisiensi usahatani. Hasil dari analisis usaha tani
berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang
diteliti maupun fakta yang terjadi di lapangan.
1) Biaya Usahatani
Menurut Mahabirama (2013) biaya yang dikeluarkan dalam
usahatani terdiri dari dua jenis biaya yaitu biaya tunai dan biaya tidak
tunai. Biaya tunai digunakan untuk melihat seberapa besar biaya yang
dibutuhkan petani untuk menjalankan kegiatan usahataninya. Biaya tidak
tunai digunakan untuk menghitung berapa pendapatan kerja petani jika
penyusutan, sewa lahan dan nilai kerja keluarga diperhitungkan.
Tabel 9. biaya Usahatani Budidaya Tanaman Kangkung (Ipomoea
reptans)
Kangkung
Biaya Rata-rata per Konversi 1 HA
Usahatani
A. Eksplisit
1. Bibit 5.000 50.000.000
2. Media tanam
- Pupuk kandang 6.000 60.000.000
- Pupuk ayam 5.000 50.000.000
- Tanah 10.000 100.000.000
3. Pupuk susulan (NPK) 5.600 56.000.000
Jumlah 31.600 316.000.000
B. Implisit
1. T.K Dalam 0 0
2. Biaya penyusutan 0 0
3. Sewa lahan sendiri 0 0
Jumlah 0 0
Total Biaya 31.600 316.000.000
Sumber : Hasil olahan data primer
Tabel 10. Biaya Penyusutan Kangkung (Ipomoea Reptans)
Umur
No. Alat Harga Nilai Sisa Penyusutan
Ekonomis
1. Cetok 15.000 5.000 3 3.333
2. Ember 25.000 5.000 2 10.000
TOTAL 13.333
Sumber; Data Primer
Harga−nilai sisa
BiayaPenyusutan =
umur ekonomis
40.000−10.000
= = Rp. 6.000,00
5
2) Penerimaan Usahatani
Menurut Harahab (2016) penerimaan adalah konsep yang
menghubungkan antara jumlah barang yang diproduksi dengan harga jual
per unitnya. Selisih antara penerimaan dan biaya disebut dengan
keuntungan. Selisih penerimaan dan biaya hasilnya negatif, maka
perusahaan mengalami kerugian dan sebaliknya jika selisihnya positif
maka perusahaan mengalami keuntungan. Menghitung besarnya
penerimaan ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
TR = P x Q
Dimana:
TR = Total penerimaan (Total Revenue)
P = Tingkat harga jual
Q = Jumlah unit barang
Tabel 11. Asumsi Penerimaan Usahatani Budidaya Terong (Ipomoea
reptans)
Uraian Rata-rata Konversi 1 Ha
perusahatani
Produksi 20 ikat 200.000 ikat
Harga Rp. 2000,00/ikat Rp. 20.000,00/ikat
Penerimaan Rp. 40.000,00 Rp. 400.000.000,00
Sumber :Data Primer
Penerimaan usahatani budidaya kangkung (Ipomoea reptans)
diasumsikan 1 kaleng sama dengan 2 ikat. Produksi kangkung diperoleh
20 ikat dengan cara 2 kaleng dikalikan dengan 2 ikat, dengan harga Rp.
2000,00 per ikat. Penerimaan diperoleh sebesar Rp. 40.000,00 dengan
perhitungan produksi dikalikan harga. Konversi 1 Ha untuk produksi
diperoleh 40.000 ikat dengan harga Rp. 2.000,00 per ikat. Konversi 1 Ha
untuk penerimaan diperoleh sebesar Rp. 400.000.000,00 dengan 1 Ha
sama dengan 10.000.
3) Pendapatan Usahatani
Menurut Sundari (2011) pendapatan usahatani merupakan selisih
dari penerimaan dan biaya usahatani usahatani dalam satu kali musim
tanam. Sebuah perusahan dikatakan memaksimalkan laba totalnya dalam
jangka pendek jika selisih produksi wortel dengan harga jual wortel
tersebut. Menghitung Pendapatan Usahatani Untuk menghitung
pendapatan usaha tani yaitu dengan menghitung selisih penerimaan dan
biaya usaha tani yang dirumuskan :
∏ = TR – TC
Keterangan :
∏ = Pendapatan usaha tani (Rp)
TR = Penerimaan usaha tani wortel (Rp)
TC = Total Biaya usaha tani (Rp)
Tabel 12. Asumsi Pendapatan Usahatani Budidaya Kangkung (Ipomoea
reptans)
Komponen Kangkung
Penerimaan Rp. 40.000,00
Keuntungan Rp. 39.998,00
Biaya
a. Biaya Eksplisit Rp. 31.600,00
b. Biaya Implisit Rp. 19.997,00
Total Biaya Rp. 51.597,00
R/C atas biaya tunai Rp. 1.270,00
(eksplisit)
R/C atas biaya total Rp. 775.250,00
keuntunganusahatani
B/C Ratio atas biaya tunai ¿
biayatunai usahatani(eksplisit )
39.998
= = 1,36
31.600
keuntungan usahatani
B/C Ratio atas biaya total¿
biayatotal usahatani
39.998
= = 0,8
51.597
Angelia, L., R.W Asmarantaka, dan H.K Daryanto. 2015. Analisis Pendapatan
Dan Efisiensi Teknis Usahatani Ubi Jalar Di Kecamatan Ampek Angkek,
Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Agribisnis Indonesia.
Vol 3 (1) : 4.
Harahap Dan Mujiati. 2016. Keragaan Ekonomi Usaha Kecil Dan Menengah
(Ukm) Pengolahan Opak Singkong Di Desa Tuntungan Ii Kabupaten Deli
Serdang Sumatera Utara. Jurnal Ekonomikawan. Vol 16 (2) : 4.
Heriani, N., Wan Abbas Zakaria, dan Achdiansyah Soelaiman. 2013. Analisis
Keuntungan dan Resiko Usahatani Tomat di Kecamatan Sumberejo
Kabupaten Tanggamus. JIIA 1 (2) : 169-173.
Normansyah, D., Siti, R., dan Armaeni, D., H. 2014. Analisis Pendapatan
Usahatani Sayuran di Kelompok Tani Jaya, Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan
Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Jurnal Agribisnis 8 (1) : 29 – 44.
Primyastanto, M. 2016. EVAPRO (EVALUASI PROYEK) Teori dan Aplikasi pada
Usaha Pembesaran Ikan Sidat (Anguilla sp). Malang: UB Press.
Samadi, Budi. 2007. Kentang dan Analisis Usahatani. Penerbit Kanisius :
Yogyakarta.
Sundari, M., T. 2011. Analisi Biaya dan Pendapatan Usaha Tani Wortel di
Kabupaten Karanganyar. Jurnal SEPA 7(2) : 119 – 126.
LAMPIRAN