Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH CHEMPRENEURSHIP

BUSINESS MODEL CANVAS DAN VALUE PROPOSITION CANVAS


Dosen Pengampu: Mohammad Agus Prayitno, M.Pd.

Disusun oleh kelompok 4:


Arrizatul Maftuhah 2008036023
Ayu Firada Rohali 2008036024
Laily Sakinatul Afiddah 2008036029

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahi robbil‘aalamin, Puji syukur penulis


haturkan kehadirat Allah SWT. Atas izin, karunia-Nya, dan keridhoan-Nya kepada penulis
sehingga dalam penyusunan makalah ini diberi kemudahan. Tak lupa pula penulis haturkan
shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya
mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Adapun penulisan makalah berjudul “Business Model Canvas Dan Value
Proporsional Canvas” bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Studi Al-
Qur’an dengan dosen pengampu Bapak Mohammad Agus Prayitno, M.Pd.
Penulis ucapkan terimakasih sebesar-besarnya Kepada:
1. Orang Tua yang senantiasa memberikan do’a dan nasehat-nasehatnya untuk penulis.
2. Bapak Mohammad Agus Prayitno, M.Pd. sebagai dosen pengampu mata kuliah
Chempreneurship yang senantiasa memberi arahan dan membimbing kami dalam
menyusun makalah ini.
3. Teman-teman sekalian yang telah mendukung dalam penyelesaian makalah ini.
Akhirul kalam, penulis menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna, baik penulisan maupun isi dari makalah tersebut. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan dengan sangat kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan pada
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para mahasiswa, dosen, serta
pembaca pada umumnya yang ingin mendalami pengetahuan tentang “Business Model
Canvas Dan Value Proporsional Canvas”.

Semarang, 19 September 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................................4
BAB I....................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.................................................................................................................................5
A. Latar Belakang...........................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................................................6
BAB II...................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN...................................................................................................................................7
A. Business Model Canvas (BMC).................................................................................................7
B. Aspek-Aspek Business Model Canvas.......................................................................................7
C. Value Proposition Canvas (VPC)............................................................................................14
D. Elemen Penting Dalam Value Proposition Canvas..................................................................16
E. Memadukan VPC dalam BMC...............................................................................................19
BAB III................................................................................................................................................20
PENUTUP...........................................................................................................................................20
A. Kesimpulan..............................................................................................................................20
B. Saran........................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................21

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Ilustrasi dari Bisnis Model Kanvas.........................................................................14


Gambar 2 Ilustrasi Tabel Alur Bisnis Model Kanvas..............................................................14

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Business Model Canvas atau yang lebih dikenal dengan BMC merupakan konsep
model bisnis yang dikembangkan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur. BMC
mendeskripsikan dasar pemikiran bagaimana organisasi diciptakan disampaikan dan
ditangkap nilainya. Konsep BMC berhasil mengubah konsep model bisnis yang rumit
menjadi sederhana. Karena kesederhanaannya, metode kanvas dapat mendorong
sebanyak mungkin karyawan terlibat dalam pengembangan model bisnis organisasinya.
BMC memberikan step-step yang memfasilitasikan tentang membuat bisnis secara detail
yang ditampikan dalam satu lembar kanvas berisi sembilan elemen (kotak). Sembilan
elemen dalam BMC tersebut mencakup Customer Segment, Value Proposition, Channel,
Customer Relationship, Revenue Stream, Key Resourcess, Key Activities, Key
Partnership dan Cost Structure.
Value Proposition Canvas atau bisa disebut VPC merupakan alat untuk
membantu menciptakan value untuk customer. Value proposition canvas menyoroti 2
kotak besar yaitu customer segment dan value proposition, jadi dapat dideskripsikan dan
menganalisa lebih detil lagi ‘fit’ atau kecocokan diantara keduanya. Alexander
Osterwalder menciptakan alat ini untuk membantu membuat detil dari suatu hal tersebut
secara sederhaa, tetapi powerful. Tujuan dari value proposition canvas adalah agar kita
bisa mendesain value proposition yang cocok dengan kebutuhan customer dan
membantu menyelesaikan permasalahan mereka.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan sumber yang kami gunakan sebagai rujukan atau referensi, maka
berikut merupakan rumusan masalah yang akan kami bahas:
1. Apa yang dimaksud dengan business model canvas?
2. Apa sajakah aspek-aspek business model canvas?
3. Apa yang dimaksud dengan value proposition canvas?
4. Apa saja elemen dalam value proposition canvas?
5. Bagaimana cara memadukan antara VPC dalam BMC?

5
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan tentang business model canvas.
2. Menyebutkan dan menjelaskan tentang aspek-aspek business model canvas.
3. Menjelaska maksud dari value proposition canvas.
4. Menyebutkan elemen penting dalam value proposition canvas.
5. Menjelaskan terpadukan dari VPC dalam BMC.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Business Model Canvas (BMC)

Model bisnis atau yang lebih sering dikenal dengan Business Model adalah alat
yang sering digunakan untuk mewujudkan sebuah ide menjadi bisnis. Hal ini serupa
dengan bisnis plan, namun bisnis plan sudah dirancang dengan sangat rinci dengan
banyak asumsi yang belum terbukti. Istilah Business Model telah diperbicangkan di
dunia akademik mulai tahun 1957-an terbukti dengan pernah dipakai judul sebuah jurnal
akademik yang diterbitkan pada tahun 1960. Model bisnis diibaratkan dengan cetak biru
sebuah strategi yang diterapkan melalui struktur organisasi, proses dan sistem
(Osterwarlde, 2014). Business Model dibuat dengan menyederhanakan realistas bisinis
yang kompleks menjadi elmen-elemen pokok yang mudah dibuat dan dipahami. Dapat
ditarik kesimpulan Business Model yakni gambaran mengenai cara mewujudkan tujuan
bisnis dari masing-masing usaha.
Manfaat penerapan Business Model diantaranya:
 Memudahkan para pelaku dan perencana bisnis melihat hubungan logis antar
komponen-komponen dalam bisnisnya.
 Untuk menguji konsistensi dari komponen-komponen bisnis yang dijalani.
 Sebagai sara pengujian pasar dan asumsi pengembangan bisnis.
 Sebagai takaran seberapa besar radikalsuatu perubahan yang terjadi beserta
konsekuensinnya.
Seiring dengan perubahan teknologi yang semakin pesat Business Model
mengalami banyak modifikasi guna menyesuaikan keadaan yang ada, alah satu
modifikasi dari Business Model yang sedang banyak diperbincangkan adalah Business
Model Canvas (BMC).

B. Aspek-Aspek Business Model Canvas

Bisnis Model Kanvas (BMC) adalah kerangka dari sebuah rencana bisnis yang
dapat membantu pelaku bisnis melihat lebih akurat bagimana rupa dan bentuk usaha

7
yang akan atau sedang dijalani. Pelaku bisnis dapat melihat bisnisnya dari gambaran
keseluruhan dengan tetap lengkap dan detail apa saja elemen-elemen kunci terkait bisnis
yang akan atau sedang dijalani. Dari hal tersebut juga dapat mempermudah evaluasi dari
masing-masing elemen kunci dan mencari apa yang kurang tepat untuk akhirnya dapat
memperbaiki sesuai hasil evaluasi tiap elemen.
Model bisnis kanvas telah dibuat framework yang sedeerhana dan mudah
dimengerti dan dituangkan dalam 9 aspek bisnis atau sering disebut juga dengan 9 blok.[1]
9 aspek bisnis terbetut yakni :
1. Customer Segment (Sement Pelanggan)
Pelanggan dapat dikatakan sebagai jantung bisnis, karena tanpa pelanggan
sebuah bisnis tidak akan berjalan. Oleh karena itu kepuasan pelanggat harus sangat
diperhatikan. Pelaku bisisn bisa mengelompokkan para pelanggan dalam beberapa
segmen menurut kesamaan kebutuhan, kesamaan perilaku, kesamaaan kesukaan, dan
lain sebagainya. Pelaku usaha diharapkan dapat mengenal para pelanggannya atau
calon konsumen yang akan menjadi sasaran bisnisnya. Pasar terdiri dari berbagai
macam pembeli yang memiliki keunikan masing-masing dalam membeli suatu
produk, hal tersebut dapat dikatakan sebagai segmen pasar, namun tidak semua
perkumpulan pelanggan adalah segmen pasar ada kriteria yang ditentukan yakni :
a. Memerlukan pelayana tersendiri karena permasalahan dan kebutuhgan
secara khusus.
b. Memberikan keuntungan yang berbeda-beda
c. Diperlukan pendekatan hubungan yang berbeda
d. Dicapai dan dilayani dengan saluran distribusi yang berbeda
e. Mempunyai kemampuan bayar yang berbeda sesuai dengan persepsi
terhadap nilai yang mereka terima.
Pelaku bisnis idealnya mendesain program pemasaran tersendiri bagi masing-
masing segmen pasar. Contohnya yakni, membuka usaha warung makan di sekitar
kawasan industri yang dikhususkan memenuhi kebutuhan makanan para pekerja
industri teresebut. Nah pelaku usaha tersebut harus mengenal baik para pelanggan
dengan memahami makanan apa yang sering dibeli pelanggan, lauk yang disukai
pelanggan, minuman yang sering dipesan, dan lain sebagainnya.

2. Value Proposition (Nilai Unggul)


1
Osterwalder, Alexander. 2014. Business Model Generation. Jakarta: Granmedia Pustaka.

8
Proposisi nilai merupakan suatu alasan yang didapat dari penyebab
beralihgnya pelanggan dari perusahaan Satu ke perusahaan lain. Dapat disebut juga
sebagai nilai unggul karena menjadi keunikan dan lebih dipilih oleh pelanggan dari
bisnis yang lain. Elemen-elemen yang harus diperhatikan dalam pembentukan nilai
unggul pada suatu bisnis yakni:
a. Kebaruan (Newness), proposisi nilai dari suatu bisnis yang sebelumnya
belum pernah ditawarkan oleh pelaku usaha lain, baik dari segi fitur dan
pelayanan berupa inovasi ataupun modifikasi.
b. Kinerja (Performance), tidak hanya kualitas dari produk bisnis yang
ditawarkan saja tetapi juga mencakup kualitas pelayanan bisnis tersebut.
c. Kustomisasi, penyesuaian produk atau jasa yang sisediakan dengan
kebutuhan customer.
d. Menyelesaikan Pekerjaan (Getting The Job Done), membantu pelanggan
dalam menyelesaikan beberapa pekerjaan.
e. Design, merupakan nilai unggul yang penting karena sebuah usaha bisnis
akan terlihat mewah dengan desain yang bagus.
f. Merk atau Brand, nilai dari brand dianggap dapat meningkatkan nilai
ststus ekonomi seseorang yang memakai produknya.
g. Harga (Price), segmen pasar sangat sensitif mengenai harga, pelanggan
biasanya lebih tertarik dengan harga yang lebih murah.
h. Pengurangan Biaya (Cost Reduction) , pengurangan biaya dari aktivitas
yang dilakukan pelanggan dapat memberikan tersendiri kepada
perusahaan.
i. Pengurangan Resiko (Risk reduction), garansi produk atau jasa
merupakan contoh dari pengurangan resiko yang nantinya akan
memberikan nilai tersendiri kepada perusahaan.
j. Kemudahan dan Kenyamanan (Conveninece/Usability), menciptaka
kenyamanan dan kemudahan pada produk yang diciptakan.

3. Channel (Saluran)
Komponen ini menjelaskan tentang bagaimana proses pelaku bisnis
melakukan komunikasi dengan pelanggan agar semua pelanggan dapat terjangkau dar
terwujudnya nilai unggul tersebut. Dalam hal ini Channel dimaksudkan sebagai
penghubung antara pelanggan dengan pelaku usaha. Syarat mutlak yang haru

9
diperhatikan dalam membangun sebuah saluran yakni mempertimbangkan
kemampuan dari dalam pelaku usaha juga perilaku dari pelanggan yang menjadi
sasaran. Secara umum saluran digolongkan menjadi saluran sendiri, seperti promosi
dengan media sosial pribadi dan saluran mitra dengan minta bantuan freelance untuk
memasarkan juga membuka reseller dan agen. Fase-fase yang terdapat dalam saluran
yakni :
a. Fase Kesadaran : Dalam fase ini membangun kesadaran yang dapat
berfungsi sebagai sarana memperkenalkan produk bisnis kepada sasaran
pelanggan.
b. Fase Evaluasi : Komunikasi pelaku bisnis dalam mempromosikan
produk bisnis sangat mempengaruhi karena tugas utama pelaku bisnis
adalah meyakinkan pelanggan akan produk yang dipasarkannya.
c. Fase Purchase : yakni fase transaksi jual beli.
d. Fase delivery : fase pengiriman haruslah benar-benar diperhatikan
kenyamanan pembeli.
e. Fase Purna Jual : merupakan fase yang sangat utama karena menjadi
penentu apakah pembeli akan membeli ulang atau tidak, perlu
diupayakan suatu sistem agar pelaku bisnis mengetahui tingkat kepuasan
pelanggan.

4. Custommer Relationship (Hubungan Pelanggan)


Setiap bisnis harus memiliki kejelasan hubungan yang akan dibangun dengan
para pelanggan, hubungan tersebut dapat berupa hubungan personal atau
menggunakan sistem otomasi dan robotik. Tujuan membina hubungan dengan
pelanggan yakni membantu mendapatkan akuisi berupa pelanggan baru, namun
dengan konsep yang baik yakni, mempertahankan pelanggan baru dan menawarkan
produk lama dan baru pada pelanggan lama. Jenis-jenis hubungan Diantarnya :
a. Bantuan Personal, didasarkan pola interaksi antar manusia, konsep
komunikasi 2 arah dan bersifat personal.

10
b. Bantuan Personal Khusus, pelaku bisnis membagi para petugas
pelayanan untuk memperlakukan secara khusus kepada klien individu
dengan sifat memang didesain haanya untuk melayani klien khusus.
c. Swalayan, pelaku usaha menyediakan sarana untuk pelanggan agar dapat
membantu.
d. Layanan Otomatis, pelanggan mendapatkan layanan istimewa namun
sudah tersistem otomatis, seperti contoh online shop pada web.
e. Komunitas, membentuk komunitas berdasarkan hobi atau minat tertentu.
f. Kokreasi pelanggan atau mitra lain dilibatkan untuk menciptakan produk
yang mereka butuhkan.

5. Revanue Stream (Sumber Pendapatan)


Sumber pendapatan terbagi menjadi dua yakni, pendapatan transaksi yang
dihasilkan dari pembayaran pelanggan, sedangkan pendapatan berulang adalah
pendapatan dari pembayaran pelanggan yang berkelanjutan. Sumber pendapatan
berfungsi untuk para pelaku bisnis sebagai rancangan arus-arus pendapatan yang
nantinya akan dilaporkan. Hubungan dengan pelanggan juga mempengaruhi sumber
pendapatan bagi sebuah pelaku bisnis. Cara mendapatkan sumber pendapatan dapat
dilakukan dengan cara:
a. Cara penjualan Aset
b. Biaya penggunaan
c. Biaya Langganan
d. Sewa, pinjaman, atau Leasing.
e. Lisensi (Biaya Pelanggaran)
f. Biaya Komisi
g. Iklan.

Mekanisme penetapan harga yang umum diterapkan pelaku UMKM

Penetapan Harga Tetap Penetapan Harga Dinamis


Standart Harga didasarkan Harga Berubah bergantung pada
pada variabel statis kondisi pasar

11
Daftar Harga Harga tetap untuk produk invidu Harha dinegosiasikan antara dua
atau proposisi nilai lainnnya. atau lebih mitra bergantung pada
kekuatan atau keahlian negosisasi

Ketergantungan Harga bergantung pada jumlah Harga bergantung pada kesediaan


fitur Produk atau kualitas fitur proposisi nilai barang dan waktu pembelian.

Kebergantungan Harga bergantung pada jenis dan Harga ditentukan secara dinamis
segmen karakteristik segmen pelanggan. berdasarkan permintaan dan
pelanggan penawaran.

Kebergantungan Harga sebagai fungsi dari jumlah Harga ditentukan dari hasil
volume yang dibeli penawaran kompetitif (lelang).

6. Key Resources (Sumber Daya Utama)


Sumber daya utama yakni sumber daya yang akan menjalankan aktifitas
utamadan akan membantu pelaku bisnis menawarkan nilai unggul, menjangkau pasar,
membangun hubungan dan memperoleh pendapatan. Sumber daya utama yang
dimaksudkan diantaranya:
a. Fisik, sumber daya ini berupa semua hal yang berupa fisik, baik
bangunaan, mesin, jaringan distribusi, dan lain-lain.
b. Finansial, ketersediaan uang tunai dari pelaku bisnis, dapat juga berupa
modal ataupun pinjaman.
c. Intelektual, meliputi pengetahuan, hak cipta atau paten yang harus
dilindungi dalam sebuah perusahaan.
d. Manusia, yakni orang-orang yang mau bekerja sama dengan kita.

7. Key Activites (Aktifitas utama)


Hal-hal yang harus dilakukan guna terwujudnya model bisnis dengan baik.
Aktifitas utama bergantung pada jenis bisnis yang dilakukan. Aktifitas utama akan

12
menunjukkan kegiatan-kegiatan operasional intuk mewujudkan suatu produk yang
unggul sesuai dengan tujuan pasar dari pelaku bisnis. Secara garis besar setiap pelaku
usaha wajib mengenal 3 aktifitas utama yang harus dilakukan, diantaranya:
a. Aktifitas operasi Produksi, aktifitas ini berkaitan dengan perancangan,
pembuatan, dan penyerahan produk dalam jumlah besar dengan kualitas
unggul. Aktifitas ini umumnya dilakukan oleh usaha pabrikan.
b. Operasi Jasa (Pelayanan), dalam usaha jasa maka kualitas layanan harus
slalu diutamakan dan dipertahankan, jasa harus dapat menyelesaikan
setiap permasalahan yang terjadi dengan pelanggan.
c. Platform dan jaringan, biasa dilakukan oleh perusahaan dengan basis
teknologi dan informasi dengan aktifitas meliputi perancangan,
pengembangan haedware dan software.

8. Key Partnership (Partner Utama)


Karena manusia makhluk sosial jadi dalam menjalankan suatu bisnis
dibutuhkan sangat dibutuhkan pula mitra yang akan terlibat dalam bisnis. Alasan
bermitra diantaranya untuk mencapai optimasi pelayanan pelaku bisnis dapat
menyerahkan sakah satu aktifitas bisnis kepada pihak mitra, hal ini biasa dikenal
dengan istilah alih daya. Keterbatasan yang dimiliki oleh suatu pelaku bisnis dapat
teratasi dengan adanya pihak mitra, selain itu dalam membangun sebuah mitra hal
yang harus diperhatikan yakni adanya perjanjian kerja sama sebelum memulai kerja
sama dengan pihak mitra. Aktivitas utama dan mitra utama dapat membangun nilai
unggul dalaam bisnis model canva oleh karena itu harus benar-benar diperhatikan
perwujudannya.

9. Cost Structure ( Struktur Biaya)


Komponen ini merupakan gambaran dari biaya-biaya yang harus dikeluarkan
dalam pengoperasian model bisnis. Semua hal harus dilaporkan baik biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam menciptakan, memberikan nilai, mempertahankan hubungan
dengan pelanggan dan penghasilan pendapatan. Dalam ilmu bisnis konsep terpacu
dengan nilai dan konsep terpacu dengan nilai harus sangat diperhatikan. Terpacu pada
biaya maka perhatian pelaku bisnis harus ekstra kepada struktur biaya, strategi yang
dapat digunakan yakni menetapkan segment pelanggan dengan harga murah,
mengurangi SDN dengan otimasi dan tidak mengalihdayakan aktifitas inti jepada

13
mitra. Sedangjan Terpacu dengan nilai akan berfokus pada pelayanan premium,
dengan strategi menetapkan sasaran pelanggan yang tidak sensitive harga Dengan
nilai unggul yang ditawarkan diatas rata-rata juga bisa memberikan pelayanan khusus.
Konseps tersebut bisa saja digabungkan namun dobutuhkan perencanaan yang ektra
baik. Biaya tetap dan biaya variabel juga harus diperhatikan dalam penyusunan
struktur biaya karena hal tersebut akan mempermudah dalam penyusunan laporan
keungan.
Berikut adalah gambaran untuk BMC :

Gambar 1 Ilustrasi dari Bisnis Model Kanvas

14
Gambar 2 Ilustrasi Tabel Alur Bisnis Model Kanvas
C. Value Proposition Canvas (VPC)

Value Proposition Canvas adalah sebuah alat untuk mengukur apakah suatu
produk atau jasa sudah sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh customer. Biasanya
Value Proposition Canvas digunakan untuk menyempurnakan produk atau jasa yang
sudah ada, atau produk atau jasa yang akan dibuat. Tujuannya adalah untuk
mempermudah perusahaan untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh customer
dan bagaimana mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan kebutuhan customer.
Jadi bisa dikatakan value proposition canvas sebagai jembatan pertama untuk
menghubungkan ide yang bersifat abstrak dengan produk dan pelayanan yang bersifat
nyata atau konktit.[2]

Berikut adalah gambaran untuk VPC :

Gambar 3 Ilustrasi dari Value Prposition Canvas

Ada beberapa unsur yang perlu kita perhatikan dalam Value Proposition Canvas:

2
Okta, Agus. 2021. Value Proposition Canvas. Website: https://distribusipemasaran.com/value-
proposition-canvas-pengertian-cara-membuat-vpc/

15
1. Customer Profile (Profil konsumen) yaitu karakteristik atau variable yang
mengidentifikasi konsumen.
2. Gains (Laba) yaitu keuntungan yang diharapkan oleh customer, apa yang
dapat memuaskan customer dan hal-hal lain yang meningkatkan value
customers.
3. Pains yaitu pengalaman negatif dan resiko yang dialami oleh customer.
4. Customer Jobs yaitu peran-peran sosial dan fungsional customer, serta
masalah-masalah yang dialami mereka dan kepuasan mereka yang ingin
dipenuhi.
5. Value Map yaitu teknik memvisualkan proses aktivitas dalam
bentuk mappingflow chart yang berguna untuk memetakan aktivitas yang
memberikan nilai tambah dalam mewujudkan proses lean. Nilai tambah dan
bukan pemborosan yang menjadi Value Map.
6. Gain Creators yaitu bagaimana produk dan jasa dapat menciptakan Gains dan
meningkatkan value customer.
7. Pain Relievers yaitu bagaimana suatu produk dan jasa dapat mengurangi
Pains.
8. Products and Services yaitu produk dan jasa yang menciptakan Gains dan
mengurangi Pains, dan penentu penciptaan value bagi customer.[3]
D. Elemen Penting Dalam Value Proposition Canvas

Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010) terdapat elemen-elemen yang dapat


berkontribusi dalam penciptaan nilai diantaranya yaitu:

1. Newness (Pembaruan)

Beberapa proposisi nilai memberikan kepuasan kebutuhan yang baru dimana


pelanggan sebelumnya tidak pernah rasakan karena tidak ada penawaran yang sama.
Dalam hal ini, teknologi sering terkait, namun tidak selalu,ada.

2. Performance (Kinerja)

3
Irfan, Muhammad, 2019. Kewirausahaan Value Proposition Canvas. Jakarta: Universitas Indraprasta
PGRI

16
Meningkatkan kinerja produk atau layanan secara tradisional merupakan cara
yang umum untuk meciptakan nilai, selain itu peningkatan kinerja juga mempunyai
batasan.

3. Customization (Kustom)

Meyesuaikan produk dan layanan dengan kebutuhan spesifik dari pelanggan


atau segmen pelanggan untuk menciptakan nilai. Dalam beberapa tahun terakhir,
konsep mass customization dan penciptaan kluster untuk pelanggan menjadi penting
karena ini memungkinkan untuk mengkustomisasi produk dan jasa.

4. Getting the job done (Menyelesaika Pekerjaan)

Nilai dapat secara sederhana diciptakan dengan membantu pelanggan


menyelesaikan pekerjaan tertentu.

5. Design

Desain merupakan elemen penting namun sulit untuk diukur. Sebuah produk
dapat menonjol karena desain yang unggul. Dalam industri fashion dan elektronik,
desain dapat menjadi bagian penting dari proporsi nilai.

6. Brand / status
Pelanggan dapat menemukan nilai saat menggunakan dan menampilkan merek
tertentu.
7. Price (Harga)

Menawarkan nilai sama tetapi dengan harga yang lebih rendah merupakan
cara yang umum untuk memenuhi kebutuhan segmen pelanggan yang sensitive
terhadap harga, tetapi dengan harga yang rendah memiliki implikasi penting bagi
keseluruhan model bisnis.

17
8. Cost reduction (Pengeluaran Biaya)
Membantu pelanggan mengurangi biaya adalah cara yang penting untuk
menciptakan nilai.

9. Risk Reduction
Menawarkan berkurangnya resiko dalam menjalani aktivitas kepada para
pelanggan.
10. Accessibility
Memberikan kemudahan kepada para pelanggan untuk mendapatkan jasa atau
produk yang sebelumnya tidak bisa mereka dapatkan.
11. Convenience atau usability
Yaitu menawarkan kenyamanan lebih kemudahan kepada para pelanggan
dalam melakukan aktivitas mereka.
Kemudian dengan unsur-unsur tersebut, bagaimana kita dapat mengetahui
kebutuhan customer melalui Value Proposition Canvas:
1) Memahami Customer
Jika anda sudah memutuskan fokus anda, catat apa saja pekerjaan
Customer Jobs yang customer anda lakukan. Contohnya, apakah customer
anda merupakan orang yang sering bepergian? Atau apakah customer anda
adalah orang yang lebih sering bekerja di rumah? Orang-orang ini jelas
berbeda-beda, memiliki kebutuhan yang berbeda, dan membutuhkan produk
yang berbeda untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan mereka. Jika anda
telah memahami Gains yang diinginkan oleh customer anda, pelajari tentang
Pains yang ada di customer anda. Contohnya, apa saja yang menghalangi atau
menyulitkan customer dalam melakukan pekerjaannya? Kuncinya adalah terus
bertanya dan mempelajari lebih jauh tentang customer
2) Value yang Bisa Ciptakan
Tuliskan beberapa opsi atau pilihan yang memungkinkan untuk
menyelesaikan pekerjaan Customer Jobs yang anda pikirkan. Dengan
menggabungkan ide-ide tersebut, anda bisa mendapatkan produk atau jasa
yang dapat menciptakan Gains dan mengurangi Pains untuk customer, dan
tentunya disukai oleh customer anda. Menggunakan Value Proposition
Canvas ini dapat membuat anda berpikir berbeda tentang customer anda dan
apa yang anda bisa tawarkan ke customer anda. Dengan mengerjakan sesuatu

18
dengan baik, customer anda tentunya akan berpikir baik tentang mengapa
mereka membutuhkan layanan anda untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Setelah mengetahui kecocokan dan ketidakcocokan pada Value Production


Canvas, sangat penting bagi anda untuk mengenal siapa customer anda, gaya hidup
mereka, dan apa saja kebutuhan-kebutuhannya. Jika anda tidak mengetahui siapa
customer anda, akan terjadi ketidakcocokan pada produk atau layanan anda. Pastikan
seluruh komponen pada Value Production Canvas bersinergi dengan baik untuk hasil
yang baik juga.

Segmentasi pelanggan Customer segment adalah aset bagi perusahaan untuk


menarik lebih banyak pelanggan adalah sebuah strategi untuk menarik lebih banyak
pelanggan dengan menjadikan dalam beberapa kelompok. Kelompok-kelompok ini
biasanya dikumpulkan berdasar sifat-sifat pelanggan, misalnya kebutuhan dan perilaku
konsumsi mereka. segmentasi pelanggan dapat dilakukan dengan mengelompokkan
mereka sesuai demografi (usia, jenis kelamin, hingga profesi).[4]

E. Memadukan VPC dalam BMC

Alex Osterwalder telah mempelajari beberapa metodologi yang mebahas tentang


bagaimana menyediakan sebuah produk yang dapat diterima oleh pasar. Semua ilmu
tersebut sangat minim sekali tentang tools, bahan diskusi, test dan bereksperimen untuk
mempraktekkannya agar diperoleh Produk yang cocok dan diterima oleh pasar.
Berdasarkan kondisi tersebut maka Alex dengan Yves Pigneur dan Alan Smith membuat
Value Proposition Canvas yang akan digunakan dalam Business Model Canvas.

Value Proposition Canvas adalah plug-in tools untuk Business Model Canvas.
Tools ini akan membantu untuk dapat merancang, menguji, dan membangun values di
perusahaan berdasarkan keinginan Pelanggan dengan cara yang lebih terstruktur dan
dengan cara yang lebih terstruktur dan Business Model yang terdiri dari 9 blok yang
4
Dewaweb Team. 2021. Mengenal Business Model Canvas dan Value Proposition Canvas untuk
Membangun Sebuah Startup. Website: https://www.dewaweb.com/blog/mengenal-business-model-canvas-
dan-value-proposition-canvas-untuk-membangun-sebuah-startup/

19
berfokus pada gambaran besar. Value Proposition Canvas adalah bagian yang di
perbesar dari dua blok bangunan, yaitu “Value Proposition dan Customer Segment” ,
sehingga dapat menggambarkan kedua hal tersebut secara lebih rinci dan dapat
menganalisa kecocokan di antara keduanya. Perusahaan sangat perlu untuk
memperhatikan kedua unsur di atas agar “cocok” dan dapat dipilih model bisnis yang
benar-benar tepat, jika mereka tidak ingin bisnisnya berakhir pada kegagalan. Tools ini
akan saling menunjang satu sama lain dan tidak dapat berdiri sendiri-sendiri.

Ilustrasi

The Value Proposition Canvas seperti disebutkan di atas, “Value Proposition


Canvas” terdiri dari dua blok dari Business Model Canvas, yaitu Value Proposition dan
Customer Segment yang ditargetkan. Tujuanmdari alat ini adalah untuk membantu
membuat sketsa yang baik secara lebih rinci dan sederhana serta terstruktur. Melalui
visualisasi ini mungkin akan memiliki bahasa strategis yang lebih baik dan akan
mempersiapkan untuk menguji kedua blok bangunan tersebut.

Tujuan dari VPC adalah untuk membantu perusahaan dalam merancang Value
Propositions dengan benar yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, pekerjaan yang
harus dilakukan dan membantu memecahkan masalah mereka. VPC merencanakan

20
pekerjaan dengan cara yang lebih sistematis. Untuk blok customer segments dipecah
menjadi 3 blok lagi dipecah menjadi 3 blok lagi yaitu customer jobs, gain, dan pain,
sedangkan untuk value propositions terdiri dari products & services, pain relievers, dan
gain creators.

1. Mencapai Kecocokan

Tujuan dari Value Proposition Canvas adalah untuk membantu dalam


merancang Value Proposition yang sempurna dan sesuai dengan kebutuhan
pelanggan dalam menyelesaikan setiap pekerjaan mereka. Hal tersebut juga akan
dapat membantu pelanggan menemukan solusi dari setiap masalah mereka. Inilah
hal yang dapat membantu bekerja dengan cara yang lebih sistematis.

2. Customer Jobs

Blok dari customer jobs berguna untuk mengetahui pekerjaan dari


pelanggan yang ingin diselesaikan dengan produk atau jasa perusahaan. Pekerjaan
dapat berupa tugas dari pelanggan untuk dikerjakan dan diselesaikan, masalah yang
coba untuk dipecahkan, atau kebutuhan yang ingin dipenuhi.

3. Cuntomer Pains

21
Pada metode ini kita dapat menggambarkan emosi negatif, biaya, situasi
yang tidak diinginkan, serta risiko dari pengalaman pelanggan yang dialami
sebelum, selama, dan setelah mereka mendapatkan jasa atau produk yang berikan.
Ranking setiap rasa kecewa sesuai dengan intensitasnya pada pelanggan. Apakah
sangat intens atau sangat ringan. Untuk setiap rasa sakit menunjukkan seberapa
sering terjadi.

4. Customer Gains

Blok dari customer pain berguna untuk menggambarkan emosi negatif,


biaya yang tidak diinginkan, situasi, dan risiko yang bisa dialami sebelum, selama,
ebelum, selama, atau setelah pekerjaan selesai. Blok dari customer gain berguna
untuk menjelaskan manfaat yang diharapkan, atau diinginkan oleh pelanggan.
Keinginan oleh pelanggan. Keinginan yang dimaksud termasuk fungsionalitas,
keinginan sosial, emosi, dan sial, emosi, dan penghematan biaya. Ranking setiap
keuntungan sesuai dengan relevansinya dengan pelanggan.

5. Products & Services

22
Blok dari Value Propositions yang pertama adalah produk dan servis.
Langkah pertama untuk mengisi blok produk dan servis adalah menulis semua
proporsisi nilai dari produk atau servis. proporsisi nilai dari produk atau servis.
Produk atau jasa yang ditawarkan membantu pelanggan memperbaiki pekerjaan
fungsional, sosial, dan emosional. Setelah menuliskan semua proporsisi nilai dari
produk, cocokkan mana saja nilai yang sesuai dengan kepentingan pelanggan
apakah penting atau tidak penting. Dengan menyelesaikan blok ini, perusahaan
dapat mengevaluasi proporsisi value yang sebelumnya pada business model canvas
hanya dituliskan tanpa dicocokkan dengan kebutuhan pelanggan. Peringkat semua
produk dan layanan sesuai dengan kepentingan mereka kepada pelanggan,

6. Pain Relievers

Blok Pain Relievers menjelaskan bagaimana produk atau jasa dari


perusahaan meringankan penderitaan pelanggan. Blok Pain Relievers
menghilangkan atau mengurangi dari blok customer pain yang berhubungan
dengan situasi yang tidak diinginkan, risiko pelanggan pada saat sebelum, selama,
dan sesudah pekerjaan selesai. Pertanyaan yang perlu dijawab oleh perusahaan
berhubungan dengan pertanyaan yang telah ada di berhubungan dengan
pertanyaan yang telah ada di customer pain.

Ranking setiap “Pain Reliever” atas produk dan jasa Anda sesuai dengan
intensitas yang dilakukan untuk pelanggan Anda. Apakah sangat intens atau sangat
ringan? Untuk setiap rasa sakit menunjukkan seberapa sering terjadi.

23
7. Gain Creator

Blok Gain Creators menjelaskan bagaimana produk atau jasa dari


perusahaan membuat pelanggan diuntungkan. Blok ini harus dapat menjawab
pertanyaan yang terdapat pada blok customer gain. Ranking setiap mendapatkan
produk dan jasa yang sesuai atau relevan dengan yang diinginkan pelanggan.
Apakah substansial atau tidak signifikan? Untuk setiap kenaikan menunjukkan
seberapa sering terjadi.

9. Bersaing Untuk Pelanggan

Kebanyakan “Value Proposition” bersaing dengan kompetitor untuk


Segmen pelanggan yang sama. Berpikirlah bahwa “peluang yang terbuka” yang

24
akan diisi oleh perusahaan dengan paling cocok. Visualisasi untuk ini adalah ide
dari Alan Smith, salah satu rekan pendiri, dan desainer dari satu rekan pendiri, dan
desainer dari Business Model Generation. Jika Anda sketsa persaingan “Value
Proposition” dapat dengan mudah membandingkan mereka dengan memetakan
variabel yang sama (misalnya harga, kinerja, risiko, kualitas layanan, dll) pada apa
yang disebut strategi kanvas.

25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikian makalah yang dapat penulis sampaikan, penulis juga menyadari
makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kebaikan makalah
yang akan datang.

26
DAFTAR PUSTAKA

Dewaweb Team. 2021. Mengenal Business Model Canvas dan Value Proposition Canvas
untuk Membangun Sebuah Startup. Website:
https://www.dewaweb.com/blog/mengenal-business-model-canvas-dan-value-
proposition-canvas-untuk-membangun-sebuah-startup/

Herawati,et al. 2019. Penerapan Bisnis Model Canvas Dalam Penentuan Rencana
Manajemen Usaha Kedelai Edmame Goreng. Jurnal Agroteknologi. Vol 13, No. 01.

Irfan, Muhammad, 2019. Kewirausahaan Value Proposition Canvas. Jakarta: Universitas


Indraprasta PGRI

Massepe, Andi Nur Bau. 2017. Modul Pelatihan Business Model Canvas. Makasar: Unit
Pengembangan Kewirausahaan Dan Bisnis Universitas Hasanudin & Inkubator Bisnis
UNHAS.

Okta, Agus. 2021. Value Proposition Canvas. Website:


https://distribusipemasaran.com/value-proposition-canvas-pengertian-cara-membuat-
vpc/

Osterwalder , Alexander. 2014. Business Model Generation. Jakarta: Granmedia Pustaka.

Riswanto, Natak. dan Mudiono. 2014. Paper Bisnis Model Kanvas (BMC). Jember:
Universitas Jember.

Tjitradi, Ellizabeth Cindy. 2015. Evaluasi Dan Perancangan Model Bisnis Berdasarkan
Business Model Canvas. Jurnal Egora. Vol 3, No 1.

27

Anda mungkin juga menyukai