JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................................4
BAB I....................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.................................................................................................................................5
A. Latar Belakang...........................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................................................6
BAB II...................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN...................................................................................................................................7
A. Business Model Canvas (BMC).................................................................................................7
B. Aspek-Aspek Business Model Canvas.......................................................................................7
C. Value Proposition Canvas (VPC)............................................................................................14
D. Elemen Penting Dalam Value Proposition Canvas..................................................................16
E. Memadukan VPC dalam BMC...............................................................................................19
BAB III................................................................................................................................................20
PENUTUP...........................................................................................................................................20
A. Kesimpulan..............................................................................................................................20
B. Saran........................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................21
3
DAFTAR GAMBAR
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Business Model Canvas atau yang lebih dikenal dengan BMC merupakan konsep
model bisnis yang dikembangkan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur. BMC
mendeskripsikan dasar pemikiran bagaimana organisasi diciptakan disampaikan dan
ditangkap nilainya. Konsep BMC berhasil mengubah konsep model bisnis yang rumit
menjadi sederhana. Karena kesederhanaannya, metode kanvas dapat mendorong
sebanyak mungkin karyawan terlibat dalam pengembangan model bisnis organisasinya.
BMC memberikan step-step yang memfasilitasikan tentang membuat bisnis secara detail
yang ditampikan dalam satu lembar kanvas berisi sembilan elemen (kotak). Sembilan
elemen dalam BMC tersebut mencakup Customer Segment, Value Proposition, Channel,
Customer Relationship, Revenue Stream, Key Resourcess, Key Activities, Key
Partnership dan Cost Structure.
Value Proposition Canvas atau bisa disebut VPC merupakan alat untuk
membantu menciptakan value untuk customer. Value proposition canvas menyoroti 2
kotak besar yaitu customer segment dan value proposition, jadi dapat dideskripsikan dan
menganalisa lebih detil lagi ‘fit’ atau kecocokan diantara keduanya. Alexander
Osterwalder menciptakan alat ini untuk membantu membuat detil dari suatu hal tersebut
secara sederhaa, tetapi powerful. Tujuan dari value proposition canvas adalah agar kita
bisa mendesain value proposition yang cocok dengan kebutuhan customer dan
membantu menyelesaikan permasalahan mereka.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan sumber yang kami gunakan sebagai rujukan atau referensi, maka
berikut merupakan rumusan masalah yang akan kami bahas:
1. Apa yang dimaksud dengan business model canvas?
2. Apa sajakah aspek-aspek business model canvas?
3. Apa yang dimaksud dengan value proposition canvas?
4. Apa saja elemen dalam value proposition canvas?
5. Bagaimana cara memadukan antara VPC dalam BMC?
5
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan tentang business model canvas.
2. Menyebutkan dan menjelaskan tentang aspek-aspek business model canvas.
3. Menjelaska maksud dari value proposition canvas.
4. Menyebutkan elemen penting dalam value proposition canvas.
5. Menjelaskan terpadukan dari VPC dalam BMC.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Model bisnis atau yang lebih sering dikenal dengan Business Model adalah alat
yang sering digunakan untuk mewujudkan sebuah ide menjadi bisnis. Hal ini serupa
dengan bisnis plan, namun bisnis plan sudah dirancang dengan sangat rinci dengan
banyak asumsi yang belum terbukti. Istilah Business Model telah diperbicangkan di
dunia akademik mulai tahun 1957-an terbukti dengan pernah dipakai judul sebuah jurnal
akademik yang diterbitkan pada tahun 1960. Model bisnis diibaratkan dengan cetak biru
sebuah strategi yang diterapkan melalui struktur organisasi, proses dan sistem
(Osterwarlde, 2014). Business Model dibuat dengan menyederhanakan realistas bisinis
yang kompleks menjadi elmen-elemen pokok yang mudah dibuat dan dipahami. Dapat
ditarik kesimpulan Business Model yakni gambaran mengenai cara mewujudkan tujuan
bisnis dari masing-masing usaha.
Manfaat penerapan Business Model diantaranya:
Memudahkan para pelaku dan perencana bisnis melihat hubungan logis antar
komponen-komponen dalam bisnisnya.
Untuk menguji konsistensi dari komponen-komponen bisnis yang dijalani.
Sebagai sara pengujian pasar dan asumsi pengembangan bisnis.
Sebagai takaran seberapa besar radikalsuatu perubahan yang terjadi beserta
konsekuensinnya.
Seiring dengan perubahan teknologi yang semakin pesat Business Model
mengalami banyak modifikasi guna menyesuaikan keadaan yang ada, alah satu
modifikasi dari Business Model yang sedang banyak diperbincangkan adalah Business
Model Canvas (BMC).
Bisnis Model Kanvas (BMC) adalah kerangka dari sebuah rencana bisnis yang
dapat membantu pelaku bisnis melihat lebih akurat bagimana rupa dan bentuk usaha
7
yang akan atau sedang dijalani. Pelaku bisnis dapat melihat bisnisnya dari gambaran
keseluruhan dengan tetap lengkap dan detail apa saja elemen-elemen kunci terkait bisnis
yang akan atau sedang dijalani. Dari hal tersebut juga dapat mempermudah evaluasi dari
masing-masing elemen kunci dan mencari apa yang kurang tepat untuk akhirnya dapat
memperbaiki sesuai hasil evaluasi tiap elemen.
Model bisnis kanvas telah dibuat framework yang sedeerhana dan mudah
dimengerti dan dituangkan dalam 9 aspek bisnis atau sering disebut juga dengan 9 blok.[1]
9 aspek bisnis terbetut yakni :
1. Customer Segment (Sement Pelanggan)
Pelanggan dapat dikatakan sebagai jantung bisnis, karena tanpa pelanggan
sebuah bisnis tidak akan berjalan. Oleh karena itu kepuasan pelanggat harus sangat
diperhatikan. Pelaku bisisn bisa mengelompokkan para pelanggan dalam beberapa
segmen menurut kesamaan kebutuhan, kesamaan perilaku, kesamaaan kesukaan, dan
lain sebagainya. Pelaku usaha diharapkan dapat mengenal para pelanggannya atau
calon konsumen yang akan menjadi sasaran bisnisnya. Pasar terdiri dari berbagai
macam pembeli yang memiliki keunikan masing-masing dalam membeli suatu
produk, hal tersebut dapat dikatakan sebagai segmen pasar, namun tidak semua
perkumpulan pelanggan adalah segmen pasar ada kriteria yang ditentukan yakni :
a. Memerlukan pelayana tersendiri karena permasalahan dan kebutuhgan
secara khusus.
b. Memberikan keuntungan yang berbeda-beda
c. Diperlukan pendekatan hubungan yang berbeda
d. Dicapai dan dilayani dengan saluran distribusi yang berbeda
e. Mempunyai kemampuan bayar yang berbeda sesuai dengan persepsi
terhadap nilai yang mereka terima.
Pelaku bisnis idealnya mendesain program pemasaran tersendiri bagi masing-
masing segmen pasar. Contohnya yakni, membuka usaha warung makan di sekitar
kawasan industri yang dikhususkan memenuhi kebutuhan makanan para pekerja
industri teresebut. Nah pelaku usaha tersebut harus mengenal baik para pelanggan
dengan memahami makanan apa yang sering dibeli pelanggan, lauk yang disukai
pelanggan, minuman yang sering dipesan, dan lain sebagainnya.
8
Proposisi nilai merupakan suatu alasan yang didapat dari penyebab
beralihgnya pelanggan dari perusahaan Satu ke perusahaan lain. Dapat disebut juga
sebagai nilai unggul karena menjadi keunikan dan lebih dipilih oleh pelanggan dari
bisnis yang lain. Elemen-elemen yang harus diperhatikan dalam pembentukan nilai
unggul pada suatu bisnis yakni:
a. Kebaruan (Newness), proposisi nilai dari suatu bisnis yang sebelumnya
belum pernah ditawarkan oleh pelaku usaha lain, baik dari segi fitur dan
pelayanan berupa inovasi ataupun modifikasi.
b. Kinerja (Performance), tidak hanya kualitas dari produk bisnis yang
ditawarkan saja tetapi juga mencakup kualitas pelayanan bisnis tersebut.
c. Kustomisasi, penyesuaian produk atau jasa yang sisediakan dengan
kebutuhan customer.
d. Menyelesaikan Pekerjaan (Getting The Job Done), membantu pelanggan
dalam menyelesaikan beberapa pekerjaan.
e. Design, merupakan nilai unggul yang penting karena sebuah usaha bisnis
akan terlihat mewah dengan desain yang bagus.
f. Merk atau Brand, nilai dari brand dianggap dapat meningkatkan nilai
ststus ekonomi seseorang yang memakai produknya.
g. Harga (Price), segmen pasar sangat sensitif mengenai harga, pelanggan
biasanya lebih tertarik dengan harga yang lebih murah.
h. Pengurangan Biaya (Cost Reduction) , pengurangan biaya dari aktivitas
yang dilakukan pelanggan dapat memberikan tersendiri kepada
perusahaan.
i. Pengurangan Resiko (Risk reduction), garansi produk atau jasa
merupakan contoh dari pengurangan resiko yang nantinya akan
memberikan nilai tersendiri kepada perusahaan.
j. Kemudahan dan Kenyamanan (Conveninece/Usability), menciptaka
kenyamanan dan kemudahan pada produk yang diciptakan.
3. Channel (Saluran)
Komponen ini menjelaskan tentang bagaimana proses pelaku bisnis
melakukan komunikasi dengan pelanggan agar semua pelanggan dapat terjangkau dar
terwujudnya nilai unggul tersebut. Dalam hal ini Channel dimaksudkan sebagai
penghubung antara pelanggan dengan pelaku usaha. Syarat mutlak yang haru
9
diperhatikan dalam membangun sebuah saluran yakni mempertimbangkan
kemampuan dari dalam pelaku usaha juga perilaku dari pelanggan yang menjadi
sasaran. Secara umum saluran digolongkan menjadi saluran sendiri, seperti promosi
dengan media sosial pribadi dan saluran mitra dengan minta bantuan freelance untuk
memasarkan juga membuka reseller dan agen. Fase-fase yang terdapat dalam saluran
yakni :
a. Fase Kesadaran : Dalam fase ini membangun kesadaran yang dapat
berfungsi sebagai sarana memperkenalkan produk bisnis kepada sasaran
pelanggan.
b. Fase Evaluasi : Komunikasi pelaku bisnis dalam mempromosikan
produk bisnis sangat mempengaruhi karena tugas utama pelaku bisnis
adalah meyakinkan pelanggan akan produk yang dipasarkannya.
c. Fase Purchase : yakni fase transaksi jual beli.
d. Fase delivery : fase pengiriman haruslah benar-benar diperhatikan
kenyamanan pembeli.
e. Fase Purna Jual : merupakan fase yang sangat utama karena menjadi
penentu apakah pembeli akan membeli ulang atau tidak, perlu
diupayakan suatu sistem agar pelaku bisnis mengetahui tingkat kepuasan
pelanggan.
10
b. Bantuan Personal Khusus, pelaku bisnis membagi para petugas
pelayanan untuk memperlakukan secara khusus kepada klien individu
dengan sifat memang didesain haanya untuk melayani klien khusus.
c. Swalayan, pelaku usaha menyediakan sarana untuk pelanggan agar dapat
membantu.
d. Layanan Otomatis, pelanggan mendapatkan layanan istimewa namun
sudah tersistem otomatis, seperti contoh online shop pada web.
e. Komunitas, membentuk komunitas berdasarkan hobi atau minat tertentu.
f. Kokreasi pelanggan atau mitra lain dilibatkan untuk menciptakan produk
yang mereka butuhkan.
11
Daftar Harga Harga tetap untuk produk invidu Harha dinegosiasikan antara dua
atau proposisi nilai lainnnya. atau lebih mitra bergantung pada
kekuatan atau keahlian negosisasi
Kebergantungan Harga bergantung pada jenis dan Harga ditentukan secara dinamis
segmen karakteristik segmen pelanggan. berdasarkan permintaan dan
pelanggan penawaran.
Kebergantungan Harga sebagai fungsi dari jumlah Harga ditentukan dari hasil
volume yang dibeli penawaran kompetitif (lelang).
12
menunjukkan kegiatan-kegiatan operasional intuk mewujudkan suatu produk yang
unggul sesuai dengan tujuan pasar dari pelaku bisnis. Secara garis besar setiap pelaku
usaha wajib mengenal 3 aktifitas utama yang harus dilakukan, diantaranya:
a. Aktifitas operasi Produksi, aktifitas ini berkaitan dengan perancangan,
pembuatan, dan penyerahan produk dalam jumlah besar dengan kualitas
unggul. Aktifitas ini umumnya dilakukan oleh usaha pabrikan.
b. Operasi Jasa (Pelayanan), dalam usaha jasa maka kualitas layanan harus
slalu diutamakan dan dipertahankan, jasa harus dapat menyelesaikan
setiap permasalahan yang terjadi dengan pelanggan.
c. Platform dan jaringan, biasa dilakukan oleh perusahaan dengan basis
teknologi dan informasi dengan aktifitas meliputi perancangan,
pengembangan haedware dan software.
13
mitra. Sedangjan Terpacu dengan nilai akan berfokus pada pelayanan premium,
dengan strategi menetapkan sasaran pelanggan yang tidak sensitive harga Dengan
nilai unggul yang ditawarkan diatas rata-rata juga bisa memberikan pelayanan khusus.
Konseps tersebut bisa saja digabungkan namun dobutuhkan perencanaan yang ektra
baik. Biaya tetap dan biaya variabel juga harus diperhatikan dalam penyusunan
struktur biaya karena hal tersebut akan mempermudah dalam penyusunan laporan
keungan.
Berikut adalah gambaran untuk BMC :
14
Gambar 2 Ilustrasi Tabel Alur Bisnis Model Kanvas
C. Value Proposition Canvas (VPC)
Value Proposition Canvas adalah sebuah alat untuk mengukur apakah suatu
produk atau jasa sudah sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh customer. Biasanya
Value Proposition Canvas digunakan untuk menyempurnakan produk atau jasa yang
sudah ada, atau produk atau jasa yang akan dibuat. Tujuannya adalah untuk
mempermudah perusahaan untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh customer
dan bagaimana mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan kebutuhan customer.
Jadi bisa dikatakan value proposition canvas sebagai jembatan pertama untuk
menghubungkan ide yang bersifat abstrak dengan produk dan pelayanan yang bersifat
nyata atau konktit.[2]
Ada beberapa unsur yang perlu kita perhatikan dalam Value Proposition Canvas:
2
Okta, Agus. 2021. Value Proposition Canvas. Website: https://distribusipemasaran.com/value-
proposition-canvas-pengertian-cara-membuat-vpc/
15
1. Customer Profile (Profil konsumen) yaitu karakteristik atau variable yang
mengidentifikasi konsumen.
2. Gains (Laba) yaitu keuntungan yang diharapkan oleh customer, apa yang
dapat memuaskan customer dan hal-hal lain yang meningkatkan value
customers.
3. Pains yaitu pengalaman negatif dan resiko yang dialami oleh customer.
4. Customer Jobs yaitu peran-peran sosial dan fungsional customer, serta
masalah-masalah yang dialami mereka dan kepuasan mereka yang ingin
dipenuhi.
5. Value Map yaitu teknik memvisualkan proses aktivitas dalam
bentuk mappingflow chart yang berguna untuk memetakan aktivitas yang
memberikan nilai tambah dalam mewujudkan proses lean. Nilai tambah dan
bukan pemborosan yang menjadi Value Map.
6. Gain Creators yaitu bagaimana produk dan jasa dapat menciptakan Gains dan
meningkatkan value customer.
7. Pain Relievers yaitu bagaimana suatu produk dan jasa dapat mengurangi
Pains.
8. Products and Services yaitu produk dan jasa yang menciptakan Gains dan
mengurangi Pains, dan penentu penciptaan value bagi customer.[3]
D. Elemen Penting Dalam Value Proposition Canvas
1. Newness (Pembaruan)
2. Performance (Kinerja)
3
Irfan, Muhammad, 2019. Kewirausahaan Value Proposition Canvas. Jakarta: Universitas Indraprasta
PGRI
16
Meningkatkan kinerja produk atau layanan secara tradisional merupakan cara
yang umum untuk meciptakan nilai, selain itu peningkatan kinerja juga mempunyai
batasan.
3. Customization (Kustom)
5. Design
Desain merupakan elemen penting namun sulit untuk diukur. Sebuah produk
dapat menonjol karena desain yang unggul. Dalam industri fashion dan elektronik,
desain dapat menjadi bagian penting dari proporsi nilai.
6. Brand / status
Pelanggan dapat menemukan nilai saat menggunakan dan menampilkan merek
tertentu.
7. Price (Harga)
Menawarkan nilai sama tetapi dengan harga yang lebih rendah merupakan
cara yang umum untuk memenuhi kebutuhan segmen pelanggan yang sensitive
terhadap harga, tetapi dengan harga yang rendah memiliki implikasi penting bagi
keseluruhan model bisnis.
17
8. Cost reduction (Pengeluaran Biaya)
Membantu pelanggan mengurangi biaya adalah cara yang penting untuk
menciptakan nilai.
9. Risk Reduction
Menawarkan berkurangnya resiko dalam menjalani aktivitas kepada para
pelanggan.
10. Accessibility
Memberikan kemudahan kepada para pelanggan untuk mendapatkan jasa atau
produk yang sebelumnya tidak bisa mereka dapatkan.
11. Convenience atau usability
Yaitu menawarkan kenyamanan lebih kemudahan kepada para pelanggan
dalam melakukan aktivitas mereka.
Kemudian dengan unsur-unsur tersebut, bagaimana kita dapat mengetahui
kebutuhan customer melalui Value Proposition Canvas:
1) Memahami Customer
Jika anda sudah memutuskan fokus anda, catat apa saja pekerjaan
Customer Jobs yang customer anda lakukan. Contohnya, apakah customer
anda merupakan orang yang sering bepergian? Atau apakah customer anda
adalah orang yang lebih sering bekerja di rumah? Orang-orang ini jelas
berbeda-beda, memiliki kebutuhan yang berbeda, dan membutuhkan produk
yang berbeda untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan mereka. Jika anda
telah memahami Gains yang diinginkan oleh customer anda, pelajari tentang
Pains yang ada di customer anda. Contohnya, apa saja yang menghalangi atau
menyulitkan customer dalam melakukan pekerjaannya? Kuncinya adalah terus
bertanya dan mempelajari lebih jauh tentang customer
2) Value yang Bisa Ciptakan
Tuliskan beberapa opsi atau pilihan yang memungkinkan untuk
menyelesaikan pekerjaan Customer Jobs yang anda pikirkan. Dengan
menggabungkan ide-ide tersebut, anda bisa mendapatkan produk atau jasa
yang dapat menciptakan Gains dan mengurangi Pains untuk customer, dan
tentunya disukai oleh customer anda. Menggunakan Value Proposition
Canvas ini dapat membuat anda berpikir berbeda tentang customer anda dan
apa yang anda bisa tawarkan ke customer anda. Dengan mengerjakan sesuatu
18
dengan baik, customer anda tentunya akan berpikir baik tentang mengapa
mereka membutuhkan layanan anda untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Value Proposition Canvas adalah plug-in tools untuk Business Model Canvas.
Tools ini akan membantu untuk dapat merancang, menguji, dan membangun values di
perusahaan berdasarkan keinginan Pelanggan dengan cara yang lebih terstruktur dan
dengan cara yang lebih terstruktur dan Business Model yang terdiri dari 9 blok yang
4
Dewaweb Team. 2021. Mengenal Business Model Canvas dan Value Proposition Canvas untuk
Membangun Sebuah Startup. Website: https://www.dewaweb.com/blog/mengenal-business-model-canvas-
dan-value-proposition-canvas-untuk-membangun-sebuah-startup/
19
berfokus pada gambaran besar. Value Proposition Canvas adalah bagian yang di
perbesar dari dua blok bangunan, yaitu “Value Proposition dan Customer Segment” ,
sehingga dapat menggambarkan kedua hal tersebut secara lebih rinci dan dapat
menganalisa kecocokan di antara keduanya. Perusahaan sangat perlu untuk
memperhatikan kedua unsur di atas agar “cocok” dan dapat dipilih model bisnis yang
benar-benar tepat, jika mereka tidak ingin bisnisnya berakhir pada kegagalan. Tools ini
akan saling menunjang satu sama lain dan tidak dapat berdiri sendiri-sendiri.
Ilustrasi
Tujuan dari VPC adalah untuk membantu perusahaan dalam merancang Value
Propositions dengan benar yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, pekerjaan yang
harus dilakukan dan membantu memecahkan masalah mereka. VPC merencanakan
20
pekerjaan dengan cara yang lebih sistematis. Untuk blok customer segments dipecah
menjadi 3 blok lagi dipecah menjadi 3 blok lagi yaitu customer jobs, gain, dan pain,
sedangkan untuk value propositions terdiri dari products & services, pain relievers, dan
gain creators.
1. Mencapai Kecocokan
2. Customer Jobs
3. Cuntomer Pains
21
Pada metode ini kita dapat menggambarkan emosi negatif, biaya, situasi
yang tidak diinginkan, serta risiko dari pengalaman pelanggan yang dialami
sebelum, selama, dan setelah mereka mendapatkan jasa atau produk yang berikan.
Ranking setiap rasa kecewa sesuai dengan intensitasnya pada pelanggan. Apakah
sangat intens atau sangat ringan. Untuk setiap rasa sakit menunjukkan seberapa
sering terjadi.
4. Customer Gains
22
Blok dari Value Propositions yang pertama adalah produk dan servis.
Langkah pertama untuk mengisi blok produk dan servis adalah menulis semua
proporsisi nilai dari produk atau servis. proporsisi nilai dari produk atau servis.
Produk atau jasa yang ditawarkan membantu pelanggan memperbaiki pekerjaan
fungsional, sosial, dan emosional. Setelah menuliskan semua proporsisi nilai dari
produk, cocokkan mana saja nilai yang sesuai dengan kepentingan pelanggan
apakah penting atau tidak penting. Dengan menyelesaikan blok ini, perusahaan
dapat mengevaluasi proporsisi value yang sebelumnya pada business model canvas
hanya dituliskan tanpa dicocokkan dengan kebutuhan pelanggan. Peringkat semua
produk dan layanan sesuai dengan kepentingan mereka kepada pelanggan,
6. Pain Relievers
Ranking setiap “Pain Reliever” atas produk dan jasa Anda sesuai dengan
intensitas yang dilakukan untuk pelanggan Anda. Apakah sangat intens atau sangat
ringan? Untuk setiap rasa sakit menunjukkan seberapa sering terjadi.
23
7. Gain Creator
24
akan diisi oleh perusahaan dengan paling cocok. Visualisasi untuk ini adalah ide
dari Alan Smith, salah satu rekan pendiri, dan desainer dari satu rekan pendiri, dan
desainer dari Business Model Generation. Jika Anda sketsa persaingan “Value
Proposition” dapat dengan mudah membandingkan mereka dengan memetakan
variabel yang sama (misalnya harga, kinerja, risiko, kualitas layanan, dll) pada apa
yang disebut strategi kanvas.
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikian makalah yang dapat penulis sampaikan, penulis juga menyadari
makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kebaikan makalah
yang akan datang.
26
DAFTAR PUSTAKA
Dewaweb Team. 2021. Mengenal Business Model Canvas dan Value Proposition Canvas
untuk Membangun Sebuah Startup. Website:
https://www.dewaweb.com/blog/mengenal-business-model-canvas-dan-value-
proposition-canvas-untuk-membangun-sebuah-startup/
Herawati,et al. 2019. Penerapan Bisnis Model Canvas Dalam Penentuan Rencana
Manajemen Usaha Kedelai Edmame Goreng. Jurnal Agroteknologi. Vol 13, No. 01.
Massepe, Andi Nur Bau. 2017. Modul Pelatihan Business Model Canvas. Makasar: Unit
Pengembangan Kewirausahaan Dan Bisnis Universitas Hasanudin & Inkubator Bisnis
UNHAS.
Riswanto, Natak. dan Mudiono. 2014. Paper Bisnis Model Kanvas (BMC). Jember:
Universitas Jember.
Tjitradi, Ellizabeth Cindy. 2015. Evaluasi Dan Perancangan Model Bisnis Berdasarkan
Business Model Canvas. Jurnal Egora. Vol 3, No 1.
27