Intensitas Radiasi Matahari
Intensitas Radiasi Matahari
Oleh :
Muhammad Faris Ramadhani
2005101050047
LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2021
BAB I. PENDAHULUAN
Radiasi adalah suatu bentuk energi yang dipancarkan oleh setiap benda yang
mempunyai suhu di atas nol mutlak dan merupakan satu-satunya bentuk energi
yang dapat menjalar di dalam vakum angkasa luar. Radiasi matahari merupakan
gelombang elektromagnetik yang terdiri atas medan listrik dan medan magnet.
Matahari setiap menit memancarkan energi sebesar 56x1026 kalori. Dari energi ini
bumi menerima 2,55x1018 kalori atau hanya ½ x 109 nya (Prawirowardoyo,1996).
Jumlah radiasi matahari total yang diterima pada suatu tempat dipengaruhi
juga oleh lamanya siang hari. Panjang siang hari beragam dengan garis lintang dan
musim, di sekitar katulistiwa, siang dan malam sepanjang tahun hampir sama.
Panjang siang hari bertambah atau berkurang sesuai dengan bertambahnya derajat
lintang, tergantung musim. Musim panas di belahan bumi utara, panjang siang hari
bertambah dari katulistiwa menuju kutub utara dan berkurang menuju kutub utara.
Lingkaran kutub selatan dan kutub utara siang hari berlangsung 24 jam, sedangkan
pada daerah lintang yang sama di belahan bumi selatan, malam hari lamanya 24
jam (Suryatna,1995).
3.2.1 Alat
1. Aktinograf Bimetal
2. Radiometer Gun-Bellani
3. Thermo Electric Solarimeter
4. Aktinometer
5. Pyranometer
6. Radiometer
4.2 Pembahasan
Radiasi matahari atau yang biasa dikenal dengan sinar matahari merupakan
radiasi yang dipancarkan oleh matahari sampai ke bumi melewati lapisan atmosfer.
Selain komponen abiotik, radiasi matahari juga berpengaruh terhadap komponen
biotik yang ada di lapisan biosfer. Tanaman merupakan organisme yang sangat
bergantung terhadap ketersediaan sinar atau radiasi matahari tersebut.
Campbell Stokes adalah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas dan
lama penyinaran matahari. Satuan dari intensitas dan lama penyinaran matahari
adalah persen atau jam. Campbell Stokes dilengkapi dengan kartu khusus. Kartu ini
adalah kartu yang berperan sebagai pencatat data. Kartu Campbell Stokes ini
dipasang dibawah lensa pada alat, kemudian diletakkan di tempat terbuka. Pencatat
waktu pada kartu akan mencatat bekas bakaran kartu. Bagian yang hangus itulah
yang menunjukkan intensitas sinar matahari selama satu hari. Bekas bagian hangus
yang berwarna coklat, dicocokkan oleh satuan waktu dan lamanya penyinaran.
Lamanya penyinaran yang diukur adalah penyinaran terus-menerus dan penyinaran
yang tertutup awan.
konversi dari mV ke W/m2
Dibawah Tajuk
5,4 mV
1. Intensitas Radiasi Matahari = 17,2 (mV/KW/m2 )
= 0,31 × 1000 = 31
(W/m2)
5,3 mV
2. Intensitas Radiasi Matahari = 17,2 (mV/KW/m2
= 0,30 × 1000 = 30
)
(W/m2)
6,0 mV
3. Intensitas Radiasi Matahari = 17,2 (mV/KW/m2
= 0,34 × 1000 = 34
)
(W/m2)
5,1 mV
4. Intensitas Radiasi Matahari = 17,2 (mV/KW/m2
= 0,29 × 1000 = 29
)
(W/m2)
4,8 mV
5. Intensitas Radiasi Matahari = 17,2 (mV/KW/m2
= 0,27 × 1000 = 27
)
(W/m2)
4,6 mV
6. Intensitas Radiasi Matahari = 17,2 (mV/KW/m2
= 0,26 × 1000 = 26
)
(W/m2)
Diatas tajuk
6,6 mV
1. Intensitas Radiasi Matahari = 17,2 (mV/KW/m2
= 0,38 × 1000 = 38
)
(W/m2)
7,3 mV
2. Intensitas Radiasi Matahari = 17,2 (mV/KW/m2
= 0,42 × 1000 = 42
)
(W/m2)
5,5 mV
3. Intensitas Radiasi Matahari = 17,2 (mV/KW/m2
= 0,31 × 1000 = 31
)
(W/m2)
5,0 mV
4. Intensitas Radiasi Matahari = 17,2 (mV/KW/m2
= 0,29 × 1000 = 29
)
(W/m2)
4,7 mV
5. Intensitas Radiasi Matahari = 17,2 (mV/KW/m2
= 0,27 × 1000 = 27
)
(W/m2)
4,5 mV
6. Intensitas Radiasi Matahari = 17,2 (mV/KW/m2
= 0,26 × 1000 = 26
)
(W/m2)
7.0
6.0
5.0
4.0
3.0
2.0
1.0
0.0
1 2 3 4 5 6
Diatas tajuk
IRM = 38 × 0,0014 = 0,53 cal/cm2 /menit
0.6
0.4
0.2
0
1 2 3 4 5 6
Dari hasil perhitungan diatas terdapat perbedaan dari satuan W/m2 yaitu
nilainya yang menadi pembeda dari satuan yang sebelumnya, walaupun memiliki
bentuk grafik yang sama.
Konversi dari W/m2 ke MJ/m2
Dibawah tajuk
31
IRM = × 3,6 = 1,116 MJ/m2
1000
30
IRM = × 3,6 = 1,08 MJ/m2
1000
31
IRM = × 3,6 = 1,224 MJ/m2
1000
29
IRM = × 3,6 = 1,044 MJ/m2
1000
27
IRM = × 3,6 = 0,972 MJ/m2
1000
26
IRM = × 3,6 = 0,936 MJ/m2
1000
Diatas tajuk
38
IRM = × 3,6 = 1,368 MJ/m2
1000
42
IRM = × 3,6 = 1,512 MJ/m2
1000
31
IRM = × 3,6 = 1,116 MJ/m2
1000
29
IRM = × 3,6 = 1,044 MJ/m2
1000
27
IRM = × 3,6 = 0,972 MJ/m2
1000
26
IRM = × 3,6 = 0,936 MJ/m2
1000
1.4
1.2
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1 2 3 4 5 6
Dari hasil perhitungan diatas dan juga bentuk grafik, yang membedakan
dari yang sebelumnya hanyalah angkanya saja.
Gambar 1. Actinograph
Actinograph bekerja dengan memakai Prinsip-perbedaan temperatur antara
2 strip paralel bimetallic ber-cat putih dengan 2 strip parallel bimetalic ber-cat
hitam. Perbedaan temperatur terjadi olehkarena radiasi matahari yang sampai ke
bimetallic ber-cat putih akan dipantulkan maka strip ini hanya respon terhadap
temperatur ambang sedangkan radiasi yang sampai ke bimetallic hitam, akan
diserap/diabsorbsi sehingga strip ini respon terhadap temperatur ambang dan radiasi
yang datang akibatnya terjadi distorsi/menggeliat terhadap strip bimelaic putih.
Masing-masing satu sisi strip putih dan strip hitam dihubungkan dan sisi-
sisi lain dari bimetallic putih dihubungkan ke peti instrumen serta sisi-sisi lain
bimetallic hitam dihubungkan ke tangkai pena melalui system tuas sehingga
masing-masing akan saling meniadakan kondisi ambang dengan meninggalkan
keluk(curvature) yang merepresentasikan Intensitas Radiasi yang datang dan
secara proporsional ditunjukkan oleh posisi pena pada kertas pias.
Glass-dome akan mentransmisikan 90 % energy elektromagnetik, dengan
panjang gelombang antara 0.3 s/d 3.0 micron dan silica –gel akan menyerap uap air
agar tidak terjadi kondensasi pada permukaan glass-dome. Total Intensitas Radiasi
Matahari adalah merupakan luas area yang berada dibawah kurva yang terbentuk
selama periode pengukuran . Total Intensitas ini dapat dihitung dengan
mengalikan Faktor Kalibrasi Alat (K) dengan Luas Curva yang terbentuk.
Bagian-bagian Actinograph :
1. Gelas dome
2. Sensor, terdiri dari masing-masing 2 strip bimetal
3. Plat pengatur bimetal
4. Mekanik pembesar
5. Tangkaidan pena pencatat
6. Drum clock / silinder putar
7. Kontainer slica gel
8. Bagian dasar
9. Penutup atau cover
10. Pengatur atau perata air
Cara Kerja
Bagian-bagian pyranometer
1. sensor terdiri dari beberapa lempeng logam yang di cat hitam dan putih.kadang
hanya cat hitam
2. Glass dome.
3. Pengatur level (perata-rata air) / waterpass.
4. Bagian internal terdiri dari : (1) diagram circuit thermo, (2) kontainer silica gel.
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini yaitu :
1. Intensitas yang dilakukan di atas tajuk dan dibawah tajuk memiliki hasil yang
berbeda.
2. Pada awalnya hasil intensitas menunjukkan kenaikkan intensitas, tapi beberapa
menit kemudian mengalami penurunan intensitas.
3. Walaupun telah diubah satuannya menggunakan rumusnya tersendiri, bentuk
diagram tidak mengalami perubahan.
5.2 Saran
Adapun saran pada praktikum kali ini yaitu semoga kami angkatan 20 diberi
kesempatan untuk melakukan praktikum secara langsung, agar bisa mengetahui
cara kerja alatnya secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirowardoyo, Susilo. 1996. Meteorologi. Bandung : ITB
Tjasyono, Bayong. 2004. Klimatologi. Bandung : ITB
Rafi’i, Suryatna.1995.Meteorologi dan Klimatologi. Bandung:Penerbit Angkasa
Bandung
Kartasapoetra, A. G., 2006. Klimatologi: Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan
Tanaman Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Lakitan, Benyamin,1994, Dasar-Dasar Klimatologi, Jakarta: PT. Rajawali
Grafindo Persada.
Handoko. 2003. Klimatologi Dasar. Bogor: FMIPA-IPB.
Lakitan, Benyamin. 1994. Dasar-Dasar Klimatologi. Jakarta: PT. Rajawali
LAMPIRAN