Anda di halaman 1dari 3

NAMA : WARDAH NAILUL QUDSIYAH

NIM : 11190340000071
KELAS : IAT 3C

Filsafat Patristik
Semula pengikut agama kristen memang terdiri dari orang-orang sederhana, dari golongan
rakyat jelata, yang bukan ahli pikir. Oleh karena itu, semula tidak ada pembelaan secara filsafati.
Kemudian masuklah orang-orang dari golongan atas, golonga ahli pikir, menjadi pengikut agama
kristen. Sejak itulah bangkit para ahli pikir kristen yang menentukan sikap terhadap filsafat yunani.

A. PATRISTIK TIMUR

Pemikiran filsafat kristen dimulai dengan orang-orang yang disebut para apologit, para
pembela agama kristen, yang mencoba membela iman kristen terhadap filsafat yunani, dengan
memakai alasan-alasan yang diambil dari filsafat yunani sendiri. Pada waktu itu, para orang yang
bukan kristen menuduh bahwasannya orang kristen itu munafik, membenci sesama, dll. Terhadap
tuduhan ini para apologit membela bahwasannya sekalipun orang kristen tidak menyembah kepada
dewa, tetapi mereka mempercayai Allah yang Esa, serta menyembahNya. Mereka memang
menentang kepercayaan akan adanya banyak ilah, sebab menurut kristen hanya ada satu Allah saja,
yang transenden, yang adikodrati, yang mengatasi segala sesuatu, yang tidak bergantung pada
siapapun.
Didalam pembelaannya ini para apologit memanfaatkan filsafat yunani. Suatu usaha lain
yang mendamaikan agama kristen dengan filsafat yunani ialah usaha melebur kepercayaan kristen
dengan filsafat yunani, sehingga menjadi satu sistem. Aliran ini disebut GNOSTIK. Aliran ini adalah
suatu peleburan gagasan-gagasan yang diambil dari filsafat yunani dengan unsur-unsur dari agama
miseri yunani dan gagasan-gagasan dari kitab suci kristen.
IRENAEUS, menentang gnostik dengan alasan-alasan yang dialektis dan dengan pembuktian
kitab suci. Ia menunjukkan bahwa uraian para ahli gnostik banyak yang bertentangan dengan
dirinya sendiri, atau jikalau dipikirkan lebih lanjut sampai kepada hal-hal yang tidak mungkin.
KLEMENS dari aleksandria, termasuk aliran yang disebut madzhab aleksandria. Nilai filsafat
kristen aleksandria adalah kesatuan agama yahudi dan agama kristen dipertahankan, sehingga Allah
bangsa yahudi diidentikkan dengan Allah orang kristen, dan filsafat yunani diperhambakan kepada
perkembangan teologi kristen, tanpa jatuh kepada kesalahan Gnostik.
Suatu tujuan klemens adalah memberi batasan-batasan kepada ajaran kristen guna
mempertahankan diri terhadapfilsafat yunani dan aliran Gnostik, yang menerangi ajaran kristen
dengan pertolongan pemikiran yunani.
Pangkal pemikiran klemens adlah iman. Iman (pistis) diperlukan bagi tiap orang kristen. Akan
tetapi, disamping iman masih ada hal yang dibutuhkan yang lebih tinggi yaitu pengetahuan (gnosis).
Jikalau iman berlaku untuk tiap orang kristen, maka pengetahuan perlu bagi orang kristen yang
dapat berpikir secara mendalam. Pengetahuan atau gnosis ini bukan meniadakan iman, melaikan
menerangi iman.
Sekalipun klemens mengajarkan hal gnosis, tapi ia menentang gnostik. Ajaran tentang gnosis
ini justru dipakai untuk menentang gnostik. Menurut ajaran gnostik, seseorang yang telah memilihi
gnosis harus mematikan hawanafsunya dan kembali kepada Allah. Tetapi bagi klemens gnosis tidak
mempunyai arti demikian. Baginya, gnosis harus mengendalikan iman.

ORIGENES memberikan uraian bahwa menurut aliran gnostik, iman harus dinaikkan menjadi
pengetahuan (gnosis), sehingga iman tidak diperlukan lagi. Menurut klemens iman adalah awal
pengetahuan, yang harus berkembang menajdi pengetahuan, tetapi pengetahuan tidak
meniadakan iman. Origenes mengajarkan, bahwa iman kurang berguna lagi orang yang telah
berpengetahuan, artinya orang yang telah memiliki pemahaman yang mendalam. Sebab iman
hanya perlu bagi orang-orang yang sederhana, orang yang tidak dapat mengerti isis kitab suci.

GREGORIUS NAZIANZE menyebarkan lebih lanjut ajaran, bahwa akal manuia pada dirinya
sendiri dapat mengenal Allah. Dengan mempelajari hasil penciptaan Allah manusia dengan akalnya
dapat mengetahui bahwa Allah ada, sekalipun hakekat atau zatNya tetap tersembunyi bagi
manusia.

GREGORIUS DARI NYSSA yang merupakan bapak gereja, ia menajabarkan perbedaan antara
iman dan pengetahuan. Menurut gregorius sumber dan isi iman berbeda dengan sumber dan isi
pengetahuan. Dengan iman orang menerima kebenaran-kebenaran yang diwahyukan Allah.
Pengetahuan dan akal dapat dipakai untuk membela iman, untuk menjabarkan iman dan untuk
menjabarkan isi iman satu dan lain.

B. PATRISTIK BARAT

TERTULLIANUS (160-222), buah karyanya yang ditulis ketika ia masih ortodoks


menampakkan bahwa ia menolak filsafat. Bagi orang kristen wahyu sudah cukup, Filsafat tidak
perlu. Tiada hubungannya antara teologia dan filsafat., antara yerussalem dan tahena, antara
gereja dan akademi, antara kristen dan bidat. Sekalipun demikian tertulianus tidak menolak berpikir
yang rasional. Ia tidak menolak pemikiran rasional tentang adanya Allah dan kesempurnaanNya.
Ia menolak stoa, akan tetapi dipengaruhi juga olehnya. Menurut ia, baik Allah maupun jiwa
bertubuh, sekalipun tubuh itu berbeda sekali dnegan tubuh jasmaniah. Jiwa tiadak setiap kali
diciptakan oleh Allah tersendiri, akan tetapi pembentukannya diteruskan oleh para orang tua
kepada anak-anak mereka.
AURELUS AGUSTINUS (354-430), menentang aliran skeptisisme. Menurut dia, sikap skeptis
disebabkan karena adanya pertentangan bathiniah. Orang yang meragukan segala sesuatu, akan
tetapi satu hal yang tidak dapat diragukan olehnya, yaitu bahwa ia ragu-ragu. Barangsiapa yang
ragu-ragu sebenarnya ia berpikir, dan barangsiapa yang berpikir, tidak boleh tidak ia berada. “aku
rahi-ragu, maka aku berada”
Mengenai hakikat Allah dikatakan, bahwa Allah begitu mengatasi segala gagasan dan
pengertian, sehingga segala pengetahuan kita tentang Dia lebih menampakkan hal ketidaktahuan,
artinya: kita lebih dapat mengatakan: “Allah itu bukan apa” daripada “Allah itu apa”. Maksud
agustinus adalah bahwa Allah tidak dapat dimasukkan ke dalam kategori-kategori yang dimiliki
manusia.
Allah adalah esa, jagat raya adalah hasik kehendak Allah semata-mata. Oleh karena itu dunia
sifatnya berubah, sebab ia berada di luar Allah, ia bukan keluar daripada zat Allah. Dasar penciptaan
dunia adlah akal dan hikmat Allah. Di dalam akal Allah terdapat gagasan-gagasan ilahi atau idea-
idea ilahi. Pangkal pemikiran agustinus bersifat teologis dan filsafati. Tidak dapat disangkal, bahwa
ad pengaruh dari neoplatonisme. Sumber segala kebenaran adlah kitab suci.
DIONISIOS DARI AREOPAGOS. Menurut dia, Allah adalah asal segala yang ada, yang
keadaanNya transensen secara mutlak, sehingga tidak mungkin memikirkan tentang Dia dengan
cara yang benar, dan memberikan kepadaNya nama yang tepat.
Segala sesuatau yang keluar daripadaNya berusaha kembali kepadaNya. Di dalam usaha
kembali ini manusia mencoba untuk sedikit memikirkan tentang Allah yang menyebutNya. Namun
pengenalan Allah ini bukan hanya soal pikiran semata-mata. Di samping memikirkan tentang Allah
manusia harus melepaskan diri dari dunia. Manusia memiliki kebebasan menentukan kehendaknya.
Dionisios menekankan kepada kehendak bebas manusia. Ia menolak ajaran tentang perpindahan
jiwa, dan penyamaan antara tubuh dan dosa.

Anda mungkin juga menyukai