Proposal Penelitian
Proposal Penelitian
PENDAHULUAN
dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya
rendah dan menengah, dari seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang
Lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat
penyakit tidak menular. Dalam jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi
akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun karena penyakit tidak menular,
naik 14 juta jiwa dari 38 juta jiwa pada saat ini (WHO, 2007).
yang tidak ditularkan dari orang ke orang (PTM). Penyakit Paru Obstruktif
Kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang dapat dicegah dan diobati,
partikel atau gas yang beracun /berbahaya, disertai efek ekstra paru yang
berkontribusi terhadap derajat berat penyakit. Karakteristik hambatan aliran
udara pada PPOK disebabkan oleh gabungan antara obstruksi saluran napas
yang terpenting, jauh lebih penting dari faktor penyebab lainnya. Asap
dan gangguan fungsi paru. Resiko PPOK pada perokok tergantung dari
dosis rokok yang dihisap, usia mulai merokok, jumlah batang rokok
2
(9,4%), diikuti Kabupaten Bangli (6,5%), dan Kabupaten Klungkung (6,0%)
(Kusrini, 2013).
Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, pada tahun 2030 PPOK akan
jadi penyebab kematian ketiga didunia setelah kanker dan penyakit jantung
usia lanjut akan berakibat semakin besarnya beban yang ditanggung oleh
pelayanan dan fasislitas lainnya bagi kesejahteraan lansia. Hal ini karena
pada usia lanjut individu akan mengalami perubahan fisik, mental, sosial
3
kelompok umur 65 tahun atau lebih mempunyai paling tidak satu masalah
kesehatan.
reaksi iritasi cukup banyak, secret bronkus menjadi tempat perbenihan yang
ideal bagi berbagai jenis kuman yang berhasil masuk ke saluran pernapasan
dari proses tersebut. Faktor yang mempengaruhi yaitu usia yang semakin tua
pernapasan, udara masih akan dapat menembus sumbatan lumen dan masuk
dikeluarkan lagi atau terjadi obstruksi awal ekspirasi. Udara bekas inspirasi
4
terjadi distensi alveolus. Proses ini dikenal dengan air-trapping
(Danusantoso, 2013).
Sesak nafas dan penurunan ventilasi akan terjadi sebagai akibat dari
79% pasien PPOK dengan PaO2 < 60 mmHg jauh lebih rendah dengan
akan terjadi pada tahap akhir penyakit sehingga akan terjadi peningkatan
39% pasien dengan penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) dengan PaCO2
> 6,5 kPa (48,75 mmHg), dimana hasil ini menunjukkan lebih tinggi dari
5
PaCO2 normal yaitu 35-45 mmHg. Tekanan parsial karbondioksida
alveolar terjadi jika Tidal Volume (TV) berkurang itu dipengaruhi oleh
ruang rugi, seperti yang terjadi ketika seseorang bernafas dengan cepat dan
dilakukan di Spanyol oleh Masa et al., (2016), ditemukan dari 969 pasien
terdapat 540 pasien dengan Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) dengan
ventilasi.
sistemik pasien PPOK. Sesak napas dan dan pola sesak napas yang tidak
selaras akan menyebabkan pasien PPOK sering menjadi panik, cemas dan
6
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka penulis
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
7
b. Penentuan diagnose atau masalah keperawatan yang muncul pada
gas.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
kasus nyata yang terjadi dilapangan apakah sudah sesuai atau tidak.
2. Manfaat praktis
(PPOK).
b. Bagi perawat
8
Memberikan informasi dan menambah wacana keilmuan bagi
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian lansia
Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi
ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi
manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan
baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan
2. Proses menua
dan pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang
(Nugroho, 2008).
yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka
Teori proses menua menurut Potter dan Perry (2005) yaitu sebagai berikut :
a. Teori Biologis
2) Teori cross-link
11
Teori cross-link dan jaringan ikat menyatakan bahwa molekul
3) Teori imunologis
b. Teori Psikososial
12
yang telah dialami dan untuk menghadapi harapan yang belum
dicapai.
2) Teori Aktivitas
kehidupan.
3) Teori Kontinuitas
kualitas hidup.
yaitu:
umurnya.
13
b. Memelihara hubungan yang suportif, intim dan memuaskan dengan
teman.
status.
diri dan pasangan hidup dan kematian pasangan hidup dan orang yang
14
c. Lanjut usia tua (old) antara 75-90 tahun.
15
6. Pathway Proses Menua
Proses
Penuaan
Peningkatan Radikal
Bebas
Kerusakan sel-sel
DNA (sel-sel tubuh)
(Sumber: http://www.asmanurs3.blogspot.com)
16
7. Tanda dan Gejala
Tanda dan Gejala menurut Patricia Gonce Morton dkk, 2011 yaitu:
a. Perubahan Organik
2) Unsur seluler pada sistem saraf, otot, dan organ vital lainnya
menghilang.
b. Sistem Persyarafan
Tanda:
sel neuroglial.
Gejala:
17
1) Peningkatan risiko masalah neurologis; cedera serebrovaskuler,
parkinsonisme.
c. Sistem Pendengaran.
Tanda :
rendah.
3) Peningkatan serumen.
4) Angiosklerosis telinga.
Gejala
konsonan).
d. Sistem Penglihatan
Tanda :
18
2) Penumpukan pigmen.
Gejala :
jatuh.
e. Sistem Kardiovaskuler
Tanda :
Gejala:
19
2) Peningkatan penekanan pada kontraksi atrium dengan S4
terdengar.
3) Peningkatan aritmia.
6) Penurunan toleransi.
f. Sistem Respirasi
Tanda:
3) Atrofi silia.
Gejala:
g. Sistem Gastrointestinal
Tanda:
20
4) Penurunan sekresi asam lambung.
Gejala:
melambat.
divertikuler.
h. Sistem Reproduksi
Tanda:
Gejala :
4) hipertrofi prostat.
i. Sistem Perkemihan
21
Tanda:
Gejala:
1) Penurunan GFR.
3) Peningkatan BUN.
residual.
6) Peningkatan urgensi.
j. Sistem Endokrin
Tanda:
2) Penurunan termoregulasi.
Gejala:
22
1) Penurunan kemampuan untuk menoleransi stressor seperti
pembedahan.
antidiuretic.
Tanda:
2) Pendataran papilla.
4) Penurunan vaskularisasi.
5) Cross-link kolagen.
7) Penurunan melanosit.
Gejala:
23
5) Tidak adanya bantalan lemak yang melindungi tulang dan
l. Sistem Muskuloskletal
Tanda:
Gejala:
8. Pemeriksaan Penunjang
degeneratif) yaitu :
b. Urin rutin.
24
c. Glukosa.
d. Profil lipid.
e. Alkalin pospat.
f. Fungsi hati.
g. Fungsi ginjal.
h. Fungsi tiroid.
lingkungan dan gen (PDPI, 2011). Dua orang dengan riwayat merokok
25
perbedaan dalam predisposisi genetik untuk penyakit ini, atau dalam
a. Asap rokok.
b. Polusi udara.
c. Stress oksidatif.
d. Gen.
f. Social ekonomi.
(PDPI, 2011)
terpenting, jauh lebih penting dari faktor penyebab lainnya. Asap rokok
26
Berbagai macam partikel dan gas yang terdapat di udara sekitar
1) Asap rokok
2) Asap kompor
2) Debu jalanan
endogen timbul dari sel fagosit dan tipe sel lainnya, sedangkan oksidan
Sifat resesif ini jarang, paling sering dijumpai pada individu origin
27
Eropa Utara. Ditemukan pada usia muda dengan kelainan emphysema
yang berat. Banyak variasi individu dalam hal beratnya emfisema dan
pemukinan yang padat, nutrisi yang jelek, dan faktor lain yang
3. Patofisiologi
28
Gambar 1. Patofisiologi PPOK
(PDPI, 2011)
4. Klasifikasi
Tabel 1
Klasifikasi PPOK
1 2 3
Gejala klinis (batk, Normal
produksi sputum)
Derajat I: Gejala batuk kronik dan VEP1 / KVP < 70 %.
PPOK Ringan produksi sputum ada
29
1 2 3
tetapi tidak sering. pada
derajat ini pasien sering
tidak menyadari bahwa
fungsi paru mulai
menurun
Derajat II: Gejala sesak mulai VEP1 /KVP < 70 % 50%
PPOK Sedang dirasakan < VEP1 < 80%
saat aktivitas dan kadang prediksi
ditemukan gejala batuk
dan
produksi sputum. Pada
derajat
ini biasanya pasien mulai
memeriksakan
kesehatannya
Derajat III: Gejala sesak lebih berat, VEP1 /KVP < 70 %
PPOK Berat penurunan aktivitas, rasa 30% < VEP1 < 50%
lelah prediksi
dan serangan eksaserbasi
semakin sering dan
berdampak
pada kualitas hidup pasien
Derajat IV: Gejala di atas ditambah VEP1/ KVP < 70 %
PPOK Sangat tandatanda VEP1< 30% prediksi atau
Berat gagal napas atau gagal VEP1 < 50% prediksi
jantung kanan dan disertai gagal napas
ketergantungan oksigen. kronik
Pada
derajat ini kulitas hidup
pasien
memburuk dan jika
eksaserbasi
dapat mengancam jiwa
(PDPI, 2011)
5. Diagnosis
30
FEV1/FVC<0.70 mengindikasikan adanya keterbatasan aliran udara dan
PPOK.
a. Mengurangi gejala
g. Menurunkan kematian
a Edukasi
b Berhenti merokok
c. Obat-obatan
d. Rehabilitasi
e. Terapi oksigen
f. Ventilasi mekanik
g. Nutrisi
pada PPOK stabil. Edukasi pada PPOK berbeda dengan edukasi pada
31
yang masih bersifat reversibel, menghindari pencetus dan memperbaiki
derajat penyakit adalah inti dari edukasi atau tujuan pengobatan dari
asma.
e. Penyesuaian aktiviti
1. Definisi
2. Penyebab
disebabkan oleh:
(PPNI, 2017)
32
1) Dispnea
1) PCO2 meningkat/menurun.
2) PO2 menurun.
3) Takikardia.
4) pH arteri meningkat/menurun.
(PPNI, 2017).
dan sel-sel goblet akan meningkat jumlahnya, fungsi silia menurun dan
yang ideal bagi berbagai jenis kuman yang berhasil masuk ke saluran
33
aktif yang menggunakan otot-otot pernapasan, udara masih akan dapat
Tidak semua udara hasil inspirasi dapat dikeluarkan lagi atau terjadi
2013)
1. Pengkajian
34
permasalahan yang ada di pasien meliputi pengumpulan data tentang
2. Diagnosa
35
oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada membrane
gas meliputi data mayor dan data minor yang terdiri dari data subyektif
dan data obyektif. Menurut (PPNI, 2017), tanda dan gejala untuk
a. Dyspnea.
d. Takikardia.
e. pH arteri meningkat/menurun.
g. Pusing.
h. Penglihatan kabur.
i. Sianosis.
j. Diaforesis.
k. Gelisah.
regular/ireguler, dalam/dangkal).
o. Kesadaran menurun.
3. Intervensi
36
klien. Tahapan ini disebut perencanaan keperawatan yang meliputi
37
tingkat metabolisme normal PaCO2 sepenuhnya dipengaruhi
hiperventilasi.
(Djojodibroto, 2009).
38
4) Saturasi oksigen normal. Saturasi oksigen adalah rasio antara
sama yaitu lima liter udara per menit, atau V=5 liter/menit
(Djojodibroto, 2009).
39
2) Irama jantung apical.
c) Frekuensi pernafasan.
4) Irama pernafasan.
masuk dan keluar dari hidung atau mulut pada proses bernapas
antara lain :
2009).
40
Pengetukan dada (perkusi) akan menghasilkan vibrasi pada
(Djojodibroto, 2009).
5) Volume tidal
2013).
41
6) Kapasitas vital
1) Suhu tubuh.
5) Tingkat pernafasan.
6) Irama pernafasan.
9) Tekanan nadi.
lain :
42
a. Manajemen asma
dengan tepat.
b Monitor Pernafasan
43
Monitor pernafasan adalah sekumpulan data dan analisis keadaan
bernapas.
44
tambahan seperti mengi dan ronkhi. Suara mengi yaitu
(Djojodibroto, 2009).
2009).
45
disertai periode apnea yang panjang (Djojodibroto, 2014).
seluler
4. Implementasi
2010).
46
5. Evaluasi
47
BAB III
KERANGKA KONSEP
konsep satu dengan konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti.
Berdasarkan teori dan kajian pustaka, dapat disusun kerangka konsep dari
Merokok PPOK
Asuhan Keperawatan:
(SDKI, 2017.)
Keterangan:
: Tidak diteliti
: Diteliti
: ada hubungan
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Karangasem.
Definisi operasional
Tabel 2.
Definisi Operasional Asuhan Keperawatan pada Lansia PPOK
Dengan Gangguan Pertukaran Gas di UPTD Kesehatan/
Puskesmas Selat, Kabupaten Karangasem Tahun 2019
49
1 2 3 4 5 6 7
dengan berbagai
Gangguan sumber data
Pertukara untuk
n Gas mengevaluasi
dan
mengidentifi
kasi status
kesehatan
klien. Pada
klien dengan
gangguan
pertukaran
gas,
pengkajian
difokuskan
pada status
pernapasan
klien, dikaji
frekwensi
pernapasan,
irama
pernapasan,
kedalaman
inspirasi,
sianosis
50
1 2 3 4 5 6 7
respon atan
individu, Indonesi
keluarga, a PPNI
atau tahun
kominitas 2017
terhadap
kesehatan
atau proses
kehidupan
actual
ataupun
potensial
sebagai dasar
pemilihan
intervensi
keperawatan.
Masalah
yang didapat
adalah
gangguan
pertukaran
gas
Rencana
Intervensi
Keperawatan
merupakan.
51
1 2 3 4 5 6 7
berpedoman
pada tingkat
keberhasilan
yang ingin
dan
ditetapkan
untuk
mengatasi
gangguan
pertukaran
gas yaitu:
1) Monitor
pernapasan
2) Manajemen
jalan napas
3) Terapi
oksigan
52
1 2 3 4 5 6 7
asuhan teatasi
keperawatan Gang
dalam kurun guan
waktu teratas
tertentu yaitu: i
(S) Subjektif: sebagi
adalah an
informasi Gang
guan
berupa
tidak
ungkapan teratas
i
yang
dinyataka
n oleh
klien
(O) Objektif:
adalah
informasi
yang di
dapat
berupa
hasil
pengamat
an,
penilaian,
pengukura
n yang
dilakukan
oleh
perawat
(A) Analisis:
adalah
53
1 2 3 4 5 6 7
membandin
gkan data
objektif dan
data
subjektif
dengan
kriteria
hasil tujuan
kemudian
diambil
kesimpulan
apakah
masalah
teratasi,
teratasi
sebagian,
atau belum
teratasi
(P) Planning:
adalah
rencana
keperawata
n lanjutan
yang
dilakukan
berdasarkan
hasil
analisa
54
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan studi kasus yaitu salah satu jenis
Studi kasus dibatasi oleh tempat dan waktu, serta kasus yang dipelajari
2019. Adapun pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei 2019 Waktu
sampel, namun lebih mengarah kepada istilah subyek studi kasus oleh
karena yang menjadi subyek studi kasus sejumlah dua pasien (individu)
yang diamati secara mendalam. Subjek yang digunakan dalam studi kasus
ini adalah 2 orang pasien (2 kasus) dengan masalah keperawatan yang sama
1. Kriteri Inklusi
suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2016).
2. Kriteria Ekslusi
(Nursalam, 2016).
56
D. Fokus Studi Kasus
Fokus studi kasus merupakan kajian utama dari masalah yang akan
dijadikan acuan studi kasus. Fokus studi kasus pada penelitian ini adalah
Pertukaran Gas.
1. Jenis Data
sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain,
Kesehatan/Puskesmas Selat.
57
Observasi dilakukan terhadap catatan asuhan keperawatan pada
Selat.
58
F. Metode Analisis Data
dan meringkas data secara ilmiah (Nursalam, 2016). Data disajikan dengan
kasus, yang terdiri respect for persons, beneficience dan distributive justice.
peneliti.
59
2. Kemanfaatan (Beneficience).
60
USULAN PENELITIAN
OLEH :
I GUSTI BAGUS ALIT
NIM : P07120016135
oleh :
I GUSTI BAGUS ALIT
NIM. P07120016135
i
LEMBAR PERSETUJUAN
USULAN PENELITIAN
Ketut Sudiantara, S. Kep., Ns., M. Kes I Gusti Ketut Gede Ngurah, S. Kep., Ns.,M.Kes.
NIP. 196808031989031003 NIP. 196303241983091001
MENGETAHUI
KETUA JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
ii
LEMBAR PENGESAHAN
USULAN PENELITIAN
TIM PENGUJI :
1. Ketut Sudiantara, S. Kep., Ns., M. Kes. (Pembimbing 1) (…………………...)
NIP. 196808031989031003
MENGETAHUI :
KETUA JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan Usulan
Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
sendiri, melainkan berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu
Kesehatan Denpasar serta atas dukungan moral dan perhatian yang diberikan
kepada penulis.
3. Bapak Ns. I Made Sukarja, S.Kep.M.Kep selaku Ketua Prodi D-III yang telah
iv
4. Bapak I Ketut Sudiantara, S. Kep., Ns., M. Kes. Selaku pembimbing utama
5. Bapak I Gusti Ketut Gede Ngurah, S. Kep., Ns., M. Kes. Selaku pembimbing
Penelitian ini.
maupun material
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Usulan Penelitian ini
Peneliti
v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Denpasar, 2019
Yang membuat pernyataan
Meterai
60000
vi
DAFTAR ISI
USULAN PENELITIAN………………………………………………….. i
LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………………. ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………... iv
DAFTAR TABEL…………………………………………………………. ix
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………. x
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………. xi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………... 1
C. Tujuan Penelitian……………………………………...……………… 7
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………. 8
1. Pengertian lansia…………………………………………………. 10
2. Proses menua…………………………………………………….. 10
vii
6. Pathway proses menua…………………………………………… 16
8. Pemeriksaan penunjang…………………………………………... 24
1. Pengertian PPOK…………………………………………………. 25
3. Patofisiologi………………………………………………………. 28
4. Klasifikasi………………………………………………………… 29
5. Diagnosis……………………………………………………………. 30
6. Penatalaksanaan PPOK…………………………………………… 31
1. Definisi……………………………………………………………. 32
2. Penyebab………………………………………………………….. 32
4. Patofisiologi………………………………………………………. 33
Pertukaran Gas 34
1. Pengkajian………………………………………………………… 34
2. Diagnosa keperawatan……………………………………………. 35
3. Intervensi keperawatan…………………………………………… 36
4. Implementasi keperawatan……………………………………….. 46
5. Evaluasi keperawatan…………………………………………….. 47
A. Kerangka Konsep................................................................................. 48
viii
B. Definisi Operasional Variabel………………………………………. 49
A. Jenis Penelitian……………………………………………………….. 55
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 61
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR PUSTAKA
Antara, H., D. K., & Prabaningtyas. (2010). Merokok dan PPOK .Surakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Danusantoso, H. (2013). Buku Saku Ilmu Penyakit Paru, Ed.2. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD). (2011). Global
Strategy for The Diagnosis, Management, and Prevention of Obstructive
Pulmonary Disease. MCR VISION, Inc.
Kusrini, I., (2013). Riset Kesehatan Dasar Provinsi Bali Tahun 2013
Moorhead, S., Johnson, M., Maan, M. L., & Swanson, E. (2016). Nursing
Outcomes Calssification (NOC). (I. Nurjannah & R. D. Tumanggor,
Eds.) (5th Ed.). Jakarata: Elsevier Ltd.
PDPI. (2011). Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) Pedoman Diagnosis &
Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia.
62
LAMPIRAN 1.
Waktu
No. Kegiatan Feb 2019 Maret 2019 April 2019 Mei 2019
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan proposal
2. Seminar proposal
3. Revisi proposal
4. Pengurusan ijin penelitian
5. Pengumpulan data
6. Pengolahan data
7. Analisis data
8. Penyusunan laporan
9. Sidang hasil penelitian
10. Revisi laporan
11. Pengumpulan KTI
62
LAMPIRAN 2.
3. Tahap Persiapan:
a. Penyusunan laporan Rp. 200.000,00
b. Penggandaan laporan Rp. 300.000,00
c. Revisi laporan Rp. 100.000,00
d. Biaya tidak terduga Rp. 400.000,00
63
LAMPIRAN 3
Petunjuk Pengisian:
A. PENGKAJIAN
Tanda dan
Ya Tidak
a. Dispneu
b. PCO2 meningkat/menurun
c. PO2 menurun
d. Takikardi
e. pH arteri meningkat/menurun
g. Pusing
h. Penglihatan kabur
i. Sianosis
j. Diaforesis
k. Gelisah
64
reguler/irregular, dalam/dangkal)
o. Kesadaran menurun
B. RUMUSAN DIAGNOSA
Observasi
No. Diagnosa Keperawatan (PES)
Ya Tidak
1 Problem
2 Etiology
a. Dispneu
b. PCO2 meningkat/menurun
c. PO2 menurun
d. Takikardi
e. pH arteri meningkat/menurun
g. Pusing
h. Penglihatan kabur
i. Sianosis
j. Diaforesis
65
k. Gelisah
reguler/irregular, dalam/dangkal)
o. Kesadaran menurun
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi
No. Intervensi Keperawatan (NIC)
Ya Tidak
1 Respiratory monitoring:
respirasi.
paradoksis).
2 Oxigen Therapy:
sesuai kebutuhan.
66
d. Monitor kerusakan kulit dari gesekan dengan
selang oksigen.
3 Airway Management
klien/pasien.
Intervensi
No. Implementasi Keperawatan (NOC)
Ya Tidak
1 Respiratory monitoring:
respirasi.
paradoksis).
2 Oxigen Therapy:
67
sesuai kebutuhan.
selang oksigen.
3 Airway Management
klien/pasien.
Observasi
No. Evaluasi
Ya Tidak
3 Frekwensi pernapasan
4 Irama pernapasan
5 Kedalaman inspirasi
68
8 Tekanan nadi dalam batas normal
69
LAMPIRAN 4
Dengan hormat,
D-III Keperawatan, berkaitan dengan hal tersebut diatas, saya mohon kesediaan
penelitian ini.
Denpasar, 2019
70