Kata diabetes berasal dari bahasa yunani, yakni diabainein yang berarti
tembus atau pancuran air sedangkan kata mellitus berasal dari bahasa latin
mellitus yang artinya rasa manis. Kemudian, diabetes mellitus secara umum
kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh darah, yang diseratai llitus adalah
suatu kumpulan gejala yang timbul pada seorang yang disebabkan oleh adanya
di mana tubuh si penderita tidak bisa mengontrol kadar gula darah dalam
tubuhnya. Tubuh akan selalu kekurangan ataupun kelebihan zat gula, sehingga
2012).
manis atau madu. Penyakit diabetes melitus dapat diartikan individu yang
mengalirkan volume urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes
(Corwin, 2011).
yang kurang (yang kemudian dikenal sebagai diabetes tipe I), atau jaringan
tubuh kurang sensitive terhadap insulin (Diabetes mellitus tipe II, bentuk yang
lebih umum). Selain itu, ada bebrapa jenis diabetes mellitus yang disebabkan
oleh resistensi insulin, tetapi diabetes ini sering terjadi pada wanita hamil.
dua hanya membutuhkan insulin bila obatnya tidak efektif dn diobati secara
Diabetes mellitus tipe II: Pada penderita diabetes mellitus tipe dua,
pancreas tetap menghasilkan insulin, namun kadarnya lebih tinggi dari normal.
menyebabkan kekrangan insulin cukup banyak. Penyakit ini bisa terjadi pada
Sebenarnya, factor utama penyebab diabetes tipe dua adalah obesitas. Karena
itu, diabetes mellitus tipe dua cenderung diturunkan secara genetic dalam
gejala selama bebrapa tahun. Jika kekurangan insulin semakin parah maka
penderita akan sering merasa haus dan buang air kecil. Meskipun demikian,
penderita diabetes mellitus tipe dua jarang mengalami ketoasidosis. Jika kadar
gula darah sangat tinggi yakni > 1.000 mg/dl yang biasanya terjadi akibat
infeksi atau obat-obatan, maka penderita akan mengalami dehidrasi berat yang
C. Patofisiologi
diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian
jaringan.
akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan
pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika sel-sel
kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II. Meskipun terjadi
gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas DM tipe II, namun masih
lemak dan produksi badan keton yang menyertainya. Karena itu ketoasidosis
diabetik tidak terjadi pada diabetes tipe II. Meskipun demikian, diabetes tipe II
D. Manifestasi klinis
menderita dua dari tiga gejala. Gejala-gejala yang dikenal dengan “keluhan
trias” ini adalah banyak kencing (dalam istilah medis dikenal dengan istilah
poliuria), banyak minum (polidipsi), dan penurunan berat badan. Selain ketiga
gejala utama tersebut, ada beberapa gejala lain yang juga sering muncul pada
keluhan lemah, kesemutan pada jari tangan dan kaki, cepat lapar, gatal-gatal,
gejala tersebut.
1. Gula Keluar Bersama Urine (Glukosuria): Glukosa akan turut terbawa
aliran urine ketika kadar glukosa dalam darah meningkat. Peningkatan
kadar glukosa darah menyebabkan jumlah yang disaring melalui ginjal
melebihi kemampuan ginjal untuk menyerapnya kembali ke dalam tubuh.
Karena glukosa rasanya manis, maka kandungan glukosa dalam air
kencing dapat mengundang semut untuk mengerumuni urine tersebut.
Inilah yang kemudian membuat penyakit diabetes mellitus disebut juga
penyaking kencing manis.
2. Banyak Kencing (Poliuria): Sehubungan dengan sifat glukosa yang
menyerap air, maka jumlah air yang dikeluarkan tubuh juga akan turut
meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah glukosa yang dikeluarkan
E. Pemeriksaan Diagnostik
mOsm/l.
Elektrolit :
akan menurun.
Hemoglobin glikosilat : Kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
fungsi ginjal).
Insulin darah : Mungkin menurun / bahkan samoai tidak ada (pada tipe 1)
antibodi).
Urine : Gula dan aseton positif; berat jenis dan osmolalitas mungkin
menigkat.
Kadar gula darah yang tinggi juga dapat menimbulkan komplikasi jika
tidak dikendalikan. Peningkatan kadar gula darah dalam waktu yang lama bisa
merusak pembuluh darah, jantung, otak, mata, ginjal, saraf, kulit, dan jaringan
1. Hipertensi dan Penyakit Jantung: Gula yang terlalu tinggi dalam darah
menebal. Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan
menyebabkan lensa mata berselaput dan rabun. Lensa mata menjadi keruh,
penyakit ini.
darah yang tinggi akan memperberat kerja ginjal dalam menyaring darah.
Jika keadaan ini terus berlanjut, maka dapat menyebakan gagal ginjal.
4. Gangguan pada Saraf: Jika saraf yang terhubung ke tangan, tngkai, dan
kesemutan atau nyeri, seperti terbakar, dan terasa lemah pada lengan dan
maupun suhu.
5. Luka yang Susah Sembuh dan Gangren: Berkurangnya aliran darah ke sel-
sel kulit juga bisa menyebabkan penderita mudah luka dan proses
penyembuhan luka berjalan lambat. Luka di kaki bisa sangat dalam dan
G. Penatalaksanaan
membentuk berat badan ideal, dan mencegah akibat lanjut atau komplikasi.
DM meliputi:
2. Latihan jasmani
cangkok pankreas
2. Obat yang bekerja di perifer pada otot dan lemak, mensentifkan otot
seperti Metformin.
H. Pencegahan
tekanan darah tinggi, dan melakukan olahraga secara teratur (Adib, 2011).
satu pemicu munculnya diabetes. Dengan menjaga berat badan tetap ideal,
konsukmsi lemak tidak lebih dari 15% dari total kecukupan energi.
3. Membatasi makanan dan minuman manis. Batasi konsumsi gula kurang dari
6. Jika sudah memasuki usia lanjut, perlu dilakukan pemeriksaan gula darah
secara teratur.
Aliran darah lambat Batas melibih ambang ginjal Retensi Na kerusakan antibodi
Iskemik jaringan Glukosuria total CES naik kekebalan tubuh menurun Resiko infeksi
Pelepasan mediator kimia diaresis osmotik tekanan kapiler naikeuropati sensori perifer
Luka gangren
hipervolemia
Kseulitan berjalan kehilangan elektrolit dalam sel
Gangguan
dehidrasi integritas
Intoleransi kulit/jaringan
merangsang hipotalamus
aktifitas
polidpsi & polifagi
Ketidakefektifan
perfusi jaringan Defisit nutrisi
perifer
Ar. Megawahyuni, S.Kep. (70900118036) Page 11
Profesi Ners Angkatan XIV UIN Alauddin Makassar
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
2. Sirkulasi.
Gejala: Adanya riwayat HT; IM akut Klaudasi , kebas, dan kesemutan pada
3. Integritas ego
Gejala: stress; tergantung pada orang lain masalah finansial yang berhubungan
dengan kondisi
4. Eliminasi
Diare.
5. Makanan / Cairan
6. Neurosensori
DKA)
7. Nyeri / Kenyamanan
8. pernafasan
Tanda : lapar udara, Batuk, dengan/ tanpa sputum purulen (infeksi), Frekuensi
pernafasan
9. Keamanan
10. Seksualitas
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
1) Subjektif
a) Mengeluhnyeri
2) Objektif
d) Frekuensi nadimeningkat
e) Sulittidur
1) Subjektif
Tidak tersedia
2) Objektif
a) Tekanan darahmeningkat
c) Nafsu makanberubah
d) Proses berpikirterganggu
e) Menarik diri
g) Diaforesis
2. Defisit nutrisi
2) Ketidakmampuan menelanmakanan
3) Ketidakmampuan mencernamakanan
4) Ketidakmampuan mengabsorbsinutrien
5) Peningkatan kebutuhanmetabolisme
1) Subjektif
(Tidak tersedia)
2) Objektif
1) Subjektif
b) Kram/nyeri abdomen
2) Objektif
a) Bising usushiperaktif
b) Otot pengunyahlemah
c) Otot menelanlemah
e) Sariawan
g) Rambut rontokberlebihan
h) Diare
3. Gangguan integritas kulit/jaringan
4) Penurunanmobilitas
9) Kelembaban
10) Prosespenuaan
11) Neuropatiperifer
12) Perubahanpigmentasi
13) Perubahanhormonal
1) Subjektif
Tidak tersedia
2) Objektif
a) Kerusakan jaringan dan/atau lapisankulit
1) Subjektif
Tidak tersedia
2) Objektif
b) Perdarahan
c) Kemerahan
d) Hematoma
4. Retensi urin
(PPNI 2016)
b. Penyebab
3) Blok spingter
1) Subjektif : Dribbling
atau lebih
2) Pembengkakan perineal
4) Rektokel
b. Penyebab
2) Perubahan metabolism
3) Ketidakbugaran fisik
7) Keterlambatan perkembangan
8) Kekakuan sendi
9) Kontraktur
10) Malnutrisi
16) Nyeri
18) Kecemasan
(ROM) menurun
1) Stroke
3) Trauma
4) Fraktur
5) Osteoarthritis
6) Osteomalasia
7) Keganasan
1) Hiperglikemia
2) Penurunan konsentrasihemoglobin
3) Peningkatan tekanandarah
4) Kekurangan volumecairan
2) Objektif
e) Turgor kulitmenurun
1) Subjektif
a) Parastesia
2) Objektif
a) Edema
d) Bruitfemoralis
7. Ansietas
menghadapi ancaman.
b. Penyebab
1) Krisis situasional
3) Krisis maturasional
tak berdaya.
2) Penyakit akut
3) Hospitallisasi
4) Rencana operasi
6) Penyakit neurologis
8. Resiko infeksi
2) Efek prosedur
3) Malnutrisi
a) Gangguanperistaltic
b) Kerusakan integritaskulit
c) Perubahan sekresipH
e) Ketuban pecahlama
g) Merokok
h) Statis cairantubuh
b) Imununosupresi
c) Leukopenia
d) Supresi responinflamasi
e) Vaksinasi tidakadekuat
9. Hipervolemia
a. Defenisi : peningkatan volume cairan intravaskuler, interstial dan
atau intraseluler
b. Penyebab
(PND)
hepatojugular posiitif
2) Hipoalbuminemia
4) Kelainan hormone
phlebitis)
7) imobilitas
2 Defisit Nutrisi Defisit nutrisi 1. Monitor kalori dan asupan makanan 1. untuk mengetahui jumlah kalori
membaik yang masuk kedalam tubuh
2. Atur diet yang diperlukan (yaitu: menyediakan 2. mengatur diet untuk pasien agar
makanan protein tinggi; menyarankan pasien tidak merasa jenuh
menggunakan bumbu dan rempah-rempah sebagai dengan menu makanan
alternative untuk garam menyediakan pengganti yangmonoton
gula; menambah atau mengurangi kalori,
menambah ataumengurangi vitamin, mineral, atau
suplemen)
4 Retensi urin Retensi urin 1. Monitor intake dan output 1. mengetahui haluaran dan
membaik 2. Monitor derajat distensi bladder masukan urin
3. Monitor tanda dan gejala ISK 2. mengetahui derajat distensi
kandung kemih
3. mengetahui adanya infeksi
saluran kemih
5 Intoleransi aktivitas Aktivitas membaik 1. Identifikasi keadaan umum pasien 1. Untuk mengetahui keadaan
umum pasien
2. Anjurkan pasien istirahat bila terjadi kelelahan dan 2. Meningkatkan aktivitas secara
kelemahan,anjurkan pasien melakukan aktivitas bertahap sampai normal dan
semampunya memperbaiki tonus otot
3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi aktivitas 3. Meningkatkan kemandirian
yang mampu dilakukan pasien
4. Bantu pasien memilih aktivitas yang sesuai 4. Aktivitas yang terlalu berat dan
dengan kondisi tidak sesuai dengan kondisi klian
dapat memperburuk toleransi
terhadap latihan
5. Ubah posisi minimal setiap 2 jam 5. Mencegah terjadinya kerusakan
kulit
Adib. 2011. Pengetahuan praktis ragam penyakit mematikan yang paling sering
menyerang kita. Buku Biru. Jokjakarta.
Brunner & Suddarth. 2014. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC
Davey, Patrick. 2015. 64 Manifestasi Klinik dan 146 Penyakit Medis. Jakarta:
Nasar, I Made. 2010. Buku Ajar Patologi II (Khusus). Jakarta: CV. Sagung Seto.