RMK Kelompok 10 Audit Siklus Produksi
RMK Kelompok 10 Audit Siklus Produksi
Disusun oleh:
Kelompok 10
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
A. MERENCANAKAN AUDIT ATAS SIKLUS PRODUKSI
Siklus produksi (production cycle) berhubungan dengan konversi bahan baku
menjadi barang jadi. Siklus ini meliputi perencanaan serta pengendalian produksi dari
jenis-jenis dan kuantitas barang yang akan diproduksi, tingkat persediaan yang akan
dipertahankan, serta transaksi dan peristiwa yang berkaitan dengan proses pabrikasi.
Transaksi yang terjadi dalam siklus ini dimulai pada saat bahan baku diminta untuk
produksi, dan berakhir ketika barang yang diproduksi ditransfer ke barang jadi.
Transaksi yang terjadi dalam siklus ini disebut sebagai transaksi pabrikasi
(manufacturing transactions).
Siklus produksi saling berkaitan dengan tiga siklus lain berikut ini, yaitu :
1. Siklus pengeluaran dalam pembelian bahan baku dan pembayaran berbagai
biaya overhead.
2. Siklus jasa personalia dalam pembayaran biaya tenaga kerja pabrik.
3. Siklus pendapatan dalam penjualan barang jadi.
1. Tujuan Audit
Dua kelompok tujuan audit siklus produksi adalah sebagai berikut :
1) Tujuan audit atas kelompok transaksi yang berkaitan dengan transaksi
pabrikasi.
2) Tujuan audit atas saldo akun yang berkaitan dengan saldo persediaan
serta harga pokok penjualan.
Berikut tujuan audit spesifik tertentu untuk siklus produksi :
Risiko Inheren
Risiko inheren dari terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang
disebabkan oleh transaksi persediaan pada pabrikan, pedagang grosir, atau
pedagang eceran, persediaan dapat dinilai sebesar atau mendekati maksimum
karena alasan-alasan berikut:
● Volume transaksi pembelian, pabrikasi, dan penjualan yang mempengaruhi
akun-akun ini biasanya tinggi, sehingga meningkatkan peluang terjadinya
salah saji.
● Seringkali terjadi masalah yang diperdebatkan seputar identifikasi,
pengukuran, dan alokasi biaya-biaya yang dapat dimasukan dalam persedian
seperti bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik tak langung, biaya
produk gabungan, dan disposisi varians biaya, akuntansi untuk bahan sisa
dari proses produksi, dan masalah akuntansi biaya lainnya.
● Sangat beragam jenis persediaan kadang-kadang mengharuskan digunakan
produser khusus untuk menentukan kuantitas persediaan, seperti volume
geometrik timbunan persediaan, fotografi di udara, dan estimasi kuantitas
oleh seorang pakar.
● Persediaan seringkasi disimpan di bebagai lokasi, sehingga menambah
kesulitan yang berhubungan dengan penyelenggaraan pengendalian fisik
terhadap pencurian dan kerusakan, serta akuntansi yang tepat untuk barang
dalam perjalan di antara lokasi-lokasi itu.
● Sangat beragamnya jenis persediaan mungkin saja menimbulkan masalah
khusus dalam menentukan kualitas dan nilai pasarnya.
● Persedian sangat rentan terhadap pembusukan, kusangan, dan faktor-faktor
lain seperti kondisi ekonomi umum yang dapat mempengaruhi permintaan
serta kemampuan menjual, dan dengan demikian mempengaruhi ketepatan
penilaian persediaan itu.
● Persediaan mungkin dijual dengan perjanjian retur atau pembelian kembali.
Prosedur Analitis
Adalah prosedur yang murah dari segi biaya dan dapat membuat auditor
waspada terhadap potensi terjadinya salah saji. Jika terdapat kemungkinan
persediaan telah ditetapkan terlalu tinggi, hal ini akan memperingatkan auditor
agar memperhatikan secara saksama keberadaan dan penilaian persediaan.
Auditor mungkin juga diperingatkan akan masalah pisah-batas yang dapat
menyebabkan persediaan ditetapkan terlalu tinggi.
3. Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen digunakan untuk memantau setiap fungsi. Apabila
manajemen ditetapkan sebagai pihak yang bertanggungjawab atas penggunaan
sumber daya pada setiap tahap produksi, maka kemungkinan terjadinya
kesalahan yang tidak disengaja akan diperkecil.
4. Prosedur Analitis
Penerapan prosedur analitis pada persediaan seringkali bersifat ekstensif.
Penelaahan atas pengalaman dan kecenderungan industri merupakan hal yang
sangat penting ketika mengembangkan ekspektasi yang akan digunakan dalam
mengevaluasi data analitis bagi klien.
c. Melaksanakan Pengujian.
Dalam mengamati perhitungan persediaan, auditor harus :
1) Meneliti kecermatan para karyawan klien mengikuti rencana
perhitungan persediaan
2) Memastikan bahwa semua barang dagang telah diberi label dan tidak
ada barang yang diberi dua label
3) Menentukan bahwa label persediaan bernomor urut dan lembar
kompilasi telah dikendalikan dengan semestinya
4) Melakukan beberapa pengujian perhitungan dan menelusuri kuantitas
ke lembar kompilasi
5) Mewaspadai wadah-wadah yang kosong dan tempat-tempat lowong
yang mungkin ada apabila barang ditumpuk dalam formasi yang rapat
6) Mewaspadai adanya persediaan barang yang rusak dan usang
7) Menilai kondisi umum persediaan
8) Mengidentifikasi dokumen penerimaan dan pengiriman terakhir yang
digunakan dan memastikan bahwa barang yang diterima selama
perhitungan telah dipisahkan sebagaimana mestinya
9) Mengajukan pertanyaan tentang eksistensi barang persediaan yang
lambat pergerakannya.
DAFTAR PUSTAKA
Boynton, Johnson, & Kell. (2004). Modern Auditing Edisi Ketujuh Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.