Anda di halaman 1dari 16

PENGAUDITAN II

AUDIT SIKLUS PRODUKSI

Disusun oleh:

Kelompok 10

1. Rezky Aprilianti (A031191120)


2. Nova (A031191122)
3. Nur Waina Fattah (A031191151)
4. Nur Saidah Kamilah (A031191161)
5. Yansen Pratama Kohar (A031191170)
6. Aulia Su Astika Dewi (190221100138)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2021
A. MERENCANAKAN AUDIT ATAS SIKLUS PRODUKSI
Siklus produksi (production cycle) berhubungan dengan konversi bahan baku
menjadi barang jadi. Siklus ini meliputi perencanaan serta pengendalian produksi dari
jenis-jenis dan kuantitas barang yang akan diproduksi, tingkat persediaan yang akan
dipertahankan, serta transaksi dan peristiwa yang berkaitan dengan proses pabrikasi.
Transaksi yang terjadi dalam siklus ini dimulai pada saat bahan baku diminta untuk
produksi, dan berakhir ketika barang yang diproduksi ditransfer ke barang jadi.
Transaksi yang terjadi dalam siklus ini disebut sebagai transaksi pabrikasi
(manufacturing transactions).
Siklus produksi saling berkaitan dengan tiga siklus lain berikut ini, yaitu :
1. Siklus pengeluaran dalam pembelian bahan baku dan pembayaran berbagai
biaya overhead.
2. Siklus jasa personalia dalam pembayaran biaya tenaga kerja pabrik.
3. Siklus pendapatan dalam penjualan barang jadi.

Keterkaitan siklus produksi dengan siklus lainnya :

1. Tujuan Audit
Dua kelompok tujuan audit siklus produksi adalah sebagai berikut :
1) Tujuan audit atas kelompok transaksi yang berkaitan dengan transaksi
pabrikasi.
2) Tujuan audit atas saldo akun yang berkaitan dengan saldo persediaan
serta harga pokok penjualan.
Berikut tujuan audit spesifik tertentu untuk siklus produksi :

2. Menggunakan Pemahaman Tentang Bisnis dan Industri Untuk


Mengembangkan Strategi Audit
Pemahaman tentang bisnis dan industri klien akan membantu auditor dalam
merancang program audit yang efektif dan efisien. Bagi banyak perusahaan
persediaan pabrikasi merupakan proses inti, dan kemampuan entitas itu untuk
menghasilkan laba serta arus kas akan tergantung pada seberapa baik proses
pabrikasi ini dikelola. Bagi banyak perusahaan distribusi dan eceran, manajemen
persediaan merupakan hal yang penting untuk mencapai keberhasilan.

3. Materialitas, Risiko Inheren, Prosedur Analitis


Materialitas
Bagi entitas pabrik dan pedagang eceran persediaan adalah unsur yang
material dan audit atas persediaan merupakan hal yang penting untuk mencapai
pendapat tentang kewajaran penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Pertimbangan utama untuk mengevaluasi alokasi materialitas adalah penentuan
besarnya salah saji yang akan mempengaruhi keputusan pemakai laporan
keuangan yang berakal sehat. Umumnya, audit atas persediaan,termasuk
mengamati keberadaan persediaan dan mengaudit ketepatan penilaian
persediaan, memerlukan biaya yang banyak. Akibatnya, auditor biasanya akan
mengalokasi suatu jumlah yang signifikan dari keseluruhan materialitas ke audit
persediaan, tanpa melebihi jumlah yang ia anggap akan mempengaruhi analisis
pemakai laporan keuangan.

Risiko Inheren
Risiko inheren dari terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang
disebabkan oleh transaksi persediaan pada pabrikan, pedagang grosir, atau
pedagang eceran, persediaan dapat dinilai sebesar atau mendekati maksimum
karena alasan-alasan berikut:
● Volume transaksi pembelian, pabrikasi, dan penjualan yang mempengaruhi
akun-akun ini biasanya tinggi, sehingga meningkatkan peluang terjadinya
salah saji.
● Seringkali terjadi masalah yang diperdebatkan seputar identifikasi,
pengukuran, dan alokasi biaya-biaya yang dapat dimasukan dalam persedian
seperti bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik tak langung, biaya
produk gabungan, dan disposisi varians biaya, akuntansi untuk bahan sisa
dari proses produksi, dan masalah akuntansi biaya lainnya.
● Sangat beragam jenis persediaan kadang-kadang mengharuskan digunakan
produser khusus untuk menentukan kuantitas persediaan, seperti volume
geometrik timbunan persediaan, fotografi di udara, dan estimasi kuantitas
oleh seorang pakar.
● Persediaan seringkasi disimpan di bebagai lokasi, sehingga menambah
kesulitan yang berhubungan dengan penyelenggaraan pengendalian fisik
terhadap pencurian dan kerusakan, serta akuntansi yang tepat untuk barang
dalam perjalan di antara lokasi-lokasi itu.
● Sangat beragamnya jenis persediaan mungkin saja menimbulkan masalah
khusus dalam menentukan kualitas dan nilai pasarnya.
● Persedian sangat rentan terhadap pembusukan, kusangan, dan faktor-faktor
lain seperti kondisi ekonomi umum yang dapat mempengaruhi permintaan
serta kemampuan menjual, dan dengan demikian mempengaruhi ketepatan
penilaian persediaan itu.
● Persediaan mungkin dijual dengan perjanjian retur atau pembelian kembali.

Prosedur Analitis
Adalah prosedur yang murah dari segi biaya dan dapat membuat auditor
waspada terhadap potensi terjadinya salah saji. Jika terdapat kemungkinan
persediaan telah ditetapkan terlalu tinggi, hal ini akan memperingatkan auditor
agar memperhatikan secara saksama keberadaan dan penilaian persediaan.
Auditor mungkin juga diperingatkan akan masalah pisah-batas yang dapat
menyebabkan persediaan ditetapkan terlalu tinggi.

4. Pertimbangan Komponen Pengendalian Enternal


Aspek-aspek dari kelima komponen sistem pengendalian internal suatu entias
dapat diterapkan pada transaksi pabrikasi dalam siklus produksi. Misalnya, dalam
komponen lingkungan pengendalian, struktur organisasi harus mencakup jabat
yang bertanggung jawab atas produksi secara keseluruhan. Untuk bagian
penilaian risiko, manajemen harus memperhatikan risiko yang dibahas dalam
bagian terdahulu mengenai risiko inheren dan merancang pengendalian yang
sesuai. Sebagai contoH, jika emas digunakan dalam proses pabrikasi,maka emas
itu harus dikendalikan secara cermat dan sering dihitung mengingat nilai bahan
baku tersebut.

B. AKTIVITAS PENGENDALIAN - TRANSAKSI PABRIKASI


Komponen aktivitas pengendalian dalam pengendalian internal terdiri atas
empat kategori aktivitas, yaitu :
1) Pemisahan tugas, pengendalian umum, dan pengendalian aplikasi.
2) Pengendalian pemrosesan informasi yang mencakup otorisasi yang tepat.
3) Pengendalian fisik.
4) Penelaahan kinerja dan akuntabilitas.
1. Dokumen dan Catatan Yang Umum
Berikut ini disajikan beberapa dokumen, catatan, dan file computer yang lazim
digunakan dalam memproses transaksi pabrikasi, yaitu :
1) Perintah produksi (production order). Formulir yang menunjukkan kuantitas
dan jenis barang yang akan dibuat.
2) Laporan kebutuhan bahan (material requirement report). Berisi daftar bahan
baku dan komponen yang diperlukan untuk memenuhi perintah produksi.
3) Slip pengeluaran bahan (material issue slip). Otorisasi tertulis dari
departemen produksi kepada gudang penyimpanan untuk mengeluarkan
bahan untuk digunakan berdasarkan perintah produksi yang sudah disetujui.
4) Tiket waktu (time ticket). Catatan waktu kerja seorang karyawan atas
pekerjaan tertentu.
5) Tiket perpindahan (move ticket). Pemberitahuan yang mengotorisasi
perpindahan fisik barang dalam proses di antara departemen produksi, dan
diantara barang dalam proses serta barang jadi.
6) Laporan aktivitas produksi harian (daily production activity report). Laporan
yang memperlihatkan bahan baku dan tenaga kerja yang digunakan selama
hari itu.
7) Laporan produksi yang sudah selesai (completed production report).
Laporan yang menunjukkan bahwa pekerjaan atas sebuah perintah produksi
sudah diselesaikan.
8) Buku besar pembantu atau file induk persediaan (catatan persediaan
perpetual). Catatan yang diselenggarakan terpisah untuk bahan baku,
barang dalam proses, dan barang jadi.
9) File induk biaya standar (standard cost master file). File computer yang
berisi biaya-biaya standar.
10) File induk persediaan bahan baku (raw materials inventory master file). File
computer yang berisi kuantitas persediaan bahan baku yang ada di tangan.
11) File induk persediaan barang dalam proses (work-in process inventory
master file). File computer yang memuat jumlah biaya actual barang dalam
proses. File ini digunakan untuk menyusun laporan produksi harian.
12) File induk persediaan barang jadi (finished goods inventory master file). File
computer yang berisi jumlah total biaya-biaya produksi.

2. Fungsi-Fungsi dan Pengendalian Terkait


Pelaksanaan dan pencatatan transaksi pabrikasi serta pengamanan persediaan
melibatkan fungsi-fungsi pabrikasi berikut ini :
1) Memulai produksi :
(a) Merencanakan dan mengendalikan produksi.
(b) Mengeluarkan bahan baku.
2) Memindahkan barang :
(a) Memproses barang dalam produksi.
(b) Memindahkan pekerjaan yang sudah selesai ke barang jadi.
(c) Melindungi persediaan.
3) Mencatat transaksi pabrikasi dan persediaan :
(a) Menentukan dan mencatat biaya-biaya pabrikasi.
(b) Menjaga kebenaran saldo-saldo persediaan.

3. Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen digunakan untuk memantau setiap fungsi. Apabila
manajemen ditetapkan sebagai pihak yang bertanggungjawab atas penggunaan
sumber daya pada setiap tahap produksi, maka kemungkinan terjadinya
kesalahan yang tidak disengaja akan diperkecil.

4. Memperoleh pemahaman dan menilai risiko pengendalian


Dalam memperoleh pemahaman dan mendokumentasikan tentang bagian-
bagian dari komponen pengendalian internal yang relevan dengan transaksi
pabrikasi, auditor menggunakan prosedur yang sama seperti transaksi lain.
Prosedur ini meliputi :
● Review atas pengalamam sebelumnya dengan klien yang bersangkutan
● Pengajuan pertanyaan kepada manajemen serta personil produksi
● Pemeriksaan dokumen dan catatan produksi
● Pengamatan atas aktivitas dan kondisi produksi
Prosedur ini juga mencakup penggunaan kuesioner pengendalian internal,
bagan arus, dan memorandum naratif.
Demikian pula, proses tiga langkah yang sudah dikenal untuk
mengidentifikasi potensi salah saji, pengendalian yang diperlukan, dan pengujian
pengendalian juga bergantian dengan penilaian risiko pengendalian atas
transaksi-transaksi dalam siklus produksi.

C. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO PERSEDIAAN


Bagian ini berhubungan dengan pengujian substantif atas persediaan barang
dagang yang dibeli dan disimpan oleh pedagang grosir serta eceran dan juga
persediaan bahan baku, barang dalam proses, serta barang jadi yang dimiliki
pabrikan.

1. Menentukan Risiko Deteksi Pengujian Rincian


Penilaian risiko pengendalian yang relevan bervariasi menurut kelompok
transaksi yang mempengaruhi akun persediaan tertentu seperti yang
diperlihatkan dalam tabulasi berikut ini :

Akun Persediaan Kelompok Transaksi Yang

Memperbesar Akun Memperkecil Akun

Persediaan barang Pembelian Penjualan


dagang

Transaksi pabrikasi yang


mentransfer biaya bahan
Bahan baku Pembelian
ke produksi

Transaksi pabrikasi yang Transaksi pabrikasi yang


mentransfer biaya bahan, mentransfer biaya dari
Barang dalam proses
tenaga kerja, dan akun ini ke akun barang
overhead dalam proses dalam proses atau barang
lainnya jadi lainnya

Transaksi pabrikasi yang


mentransfer biaya
Barang jadi Penjualan
produksi yang sudah
selesai ke barang jadi

2. Merancang Pengujian Substantif


Bukti yang diperoleh dari beberapa pengujian yang dapat diterapkan pada
persediaan barang dagang dan pada persediaan barang jadi yang telah
diproduksi juga berkaitan dengan tujuan untuk akun harga pokok penjualan yang
bersesuaian, karena adanya hubungan timbal balik di antara akun-akun tersebut.
3. Prosedur Awal
Salah satu prosedur awal yang penting menyangkut usaha untuk
mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industry suatu entitas guna
menetapkan konteks untuk mengevaluasi prosedur analitis dan pengujian
rincian. Jika klien adalah pabrikan, maka penting untuk memahami bauran biaya
tetap dan biaya variable yang terlibat dalam proses pabrikasi. Jika entitas itu
merupakan pengecer, maka penting untuk memahami sumber pasokan produk
serta peran yang dimainkan klien dalam mata rantai distribusi ini.

4. Prosedur Analitis
Penerapan prosedur analitis pada persediaan seringkali bersifat ekstensif.
Penelaahan atas pengalaman dan kecenderungan industri merupakan hal yang
sangat penting ketika mengembangkan ekspektasi yang akan digunakan dalam
mengevaluasi data analitis bagi klien.

5. Pengujian Rincian Transaksi


Pengujian ini melibatkan prosedur pemeriksaan dokumen pendukung
(vouching) dan penelusuran untuk mendapatkan bukti tentang pemrosesan
setiap transaksi yang mempengaruhi saldo persediaan. Perhatian khusus harus
diberikan pada penentuan ketepatan pisah batas transaksi persediaan pada
akhir periode akuntansi.

Pengujian Ayat Jurnal atas Akun Persediaan


Sebagian atau semua jenis pengujian ini dapat dilakukan sebagai bagian
dari pengujian bertujuan ganda selama melaksanakan pekerjaan interim. Contoh
vouching ayat jurnal yang tercatat dalam akun persediaan mencakup
pemeriksaan dokumen pendukung :
● Ayat jurnal debet dalam persediaan barang dagang atau bahan baku ke
faktur penjual, laporan penerimaan, dan pesanan pembelian.
● Ayat jurnal debet dalam persediaan barang dalam proses atau barang jadi
ke catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.
● Ayat jurnal kredit pada persediaan barang dagang dan barang jadi ke
dokumen dan catatan penjualan.
● Ayat jurnal kredit pada persediaan bahan baku dan barang dalam proses
ke catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.
Pengujian Pisah Batas Transaksi Pembelian, Pabrikasi, dan Penjualan
Dalam sebuah perusahaan pabrikasi, juga harus dipastikan bahwa ayat
jurnal telah dicatat dalam periode yang tepat untuk transfer biaya barang yang
bergerak diantara gudang dan departemen produksi, departemen produksi yang
satu dan yang lainnya, dan departemen produksi dan barang jadi. Dalam setiap
kasus, auditor harus memastikan melalui inspeksi dokumen dan observasi fisik
bahwa pisah-batas pekerjaan administrasi dan pisah-batas fisik atas perhitungan
persediaan telah dikoordinasikan.

6. Pengujian Rincian Saldo


Pengujian persediaan ini bersifat ekstensif, terutama karena diwajibkannya
prosedur pengamatan persediaan fisik klien dan pengujian yang berkaitan.
Mengamati Perhitungan Persediaan Fisik Klien sudah menjadi prosedur auditing
yang diterima umum. Prosedur ini diwajibkan apabila persediaan merupakan hal
yang material bagi laporan keuangan sebuah perusahaan serta praktis dan layak
dilaksanakan, pengamatan perhitungan persediaan ini bisa saja merepotkan,
menghabiskan banyak waktu, dan sulit bagi auditor, tetapi biasanya hal itu jarang
terjadi.

Mengamati Perhitungan Persediaan Fisik Klien


Dalam melakukan prosedur auditing, klien memikul tanggung jawab untuk
menghitung persediaan. Piutang dan persediaan, menyatakan bahwa dari
pengujian substantif ini, auditor akan memperoleh pengetahuan langsung
mengenai efektifitas perhitungan persediaan klien serta tingkat keandalan yang
dapat diberikan atas asersi manajemen sehubungan dengan kuantitas dan
kondisi fisik persediaan.

a. Penetapan Waktu dan Luas Pengujian.


Penetapan waktu pengamatan persediaan tergantung pada sistem
persediaan yang dianut klien dan efektivitas pengendalian internal.

b. Rencana Perhitungan Persediaan.


Perhitungan persediaan fisik oleh klien biasanya dilakukan sesuai
dengan rencana atau daftar instruksi.

c. Melaksanakan Pengujian.
Dalam mengamati perhitungan persediaan, auditor harus :
1) Meneliti kecermatan para karyawan klien mengikuti rencana
perhitungan persediaan
2) Memastikan bahwa semua barang dagang telah diberi label dan tidak
ada barang yang diberi dua label
3) Menentukan bahwa label persediaan bernomor urut dan lembar
kompilasi telah dikendalikan dengan semestinya
4) Melakukan beberapa pengujian perhitungan dan menelusuri kuantitas
ke lembar kompilasi
5) Mewaspadai wadah-wadah yang kosong dan tempat-tempat lowong
yang mungkin ada apabila barang ditumpuk dalam formasi yang rapat
6) Mewaspadai adanya persediaan barang yang rusak dan usang
7) Menilai kondisi umum persediaan
8) Mengidentifikasi dokumen penerimaan dan pengiriman terakhir yang
digunakan dan memastikan bahwa barang yang diterima selama
perhitungan telah dipisahkan sebagaimana mestinya
9) Mengajukan pertanyaan tentang eksistensi barang persediaan yang
lambat pergerakannya.

Apabila persediaan bersifat material dan auditor tidak mengamati


perhitungan persediaan pada atau menjelang akhir tahun, maka AU 331.12
menyatakan bahwa :
1) Pengujian atas catatan akuntansi saja tidak akan memadai dalam
kaitannya dengan kuantitas.
2) Auditor harus selalu melakukan, atau mengamati, beberapa perhitungan
fisik persediaan dan menerapkan pengujian yang tepat atas transaksi
yang terjadi selama perhitungan

d. Persediaan Yang Ditentukan Dengan Sampel Statistik


Suatu perusahaan mungkin memiliki pengendalian persediaan atau
menggunakan metode penentuan persediaan, seperti sampel statistic, yang
tidak memerlukan perhitungan fisik tahunan atas setiap barang persediaan.
Metode Semacam itu tidak membebaskan auditor dari tanggung jawab untuk
mengamati perhitungan persediaan. Perhitungan semacam itu tetap harus
diamati apabila dianggap perlu sesuai dengan situasinya

e. Pengamatan Persediaan Awal


Untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan
laba-rugi,auditor harus mengamati baik perhitungan persediaan awal
maupun akhir. Dalam Melakukan penugasan audit yang berulang,
persyaratan ini dapat dipenuhi dengan mengamati persediaan akhir setiap
tahun. Akan tetapi, dalam melakukan audit yang pertama kali atas suatu
perusahaan yang sudah berjalan, auditor mungkin ditunjuk sesudah
persediaan awal dihitung atau diminta untuk memberikan laporan mengenai
laporan keuangan dari satu atau lebih periode sebelumnya

f. Dampak Terhadap Laporan Auditor


Apabila persediaan sudah diamati atau diobservasi, auditor dapat
mengeluarkan laporan audit standar. Hal ini juga diperbolehkan jika auditor
menggunakan pengujian substantif alternatif untuk memverifikasi persediaan
awal. Akan tetapi, apabila bukti yang mencukupi belum diperoleh
sehubungan dengan persediaan awal atau auditor tidak bisa mengamati
perhitungan persediaan akhir, maka auditor dilarang untuk mengeluarkan
laporan audit standar.

g. Aplikabilitas Pada Asersi


Seperti konfirmasi piutang usaha, pengamatan perhitungan
persediaan oleh klien juga berlaku pada banyak asersi. Pengujian ini
merupakan sumber bukti yang utama tentang eksistensi persediaan. Di
samping itu, pengujian ini juga berhubungan dengan asersi-asersi berikut :

Pengujian Klerikal Atas Akurasi Daftar Persediaan


Setelah perhitungan fisik dilakukan, klien menggunakan label atau lembar
perhitungan persediaan untuk menyusun atau mengkompilasi daftar semua
barang yang dihitung. Harga barang-barang persediaan itu kemudian
dicantumkan untuk mendapatkan total nilai dolar persediaan yang ada di
tangan. Perhitungan fisik itu kemudian dibandingkan, atas dasar pengujian,
dengan jumlah per catatan perpetual, apabila memungkinkan, dan setiap
jumlah selisih dicatat serta diselidiki dan ditelusuri ke ayat jurnal penyesuaian
apabila diperlukan. Pengujian Memberikan bukti untuk asersi/keberadaan
atau kejadian

Pengujian Penetapan Harga Persediaan


Pengujian mencakup pemeriksaan atas dokumentasi pendukung baik
untuk harga pokok maupun nilai pasar persediaan. Pengujian ini berhubungan
dengan asersi penilaian atau alokasi dan menyangkut penentuan bahwa
prosedur penetapan harga yang digunakan konsisten dengan yang digunakan
dalam tahun-tahun sebelumnya.

Pengujian Harga Pokok Persediaan Yang Diproduksi


Sifat dan luas pengujian penetapan harga barang dalam proses dan
barang jadi yang dilakukan auditor tergantung pada reliabilitas catatan
akuntansi biaya klien dan metode yang digunakan oleh klien dalam
mengakumulasikan biaya-biaya tersebut. Auditor harus menelaah metode itu
untuk memastikan kelayakan serta akurasi dan konsistensi penerapannya

Mengkonfirmasi Persediaan Pada Lokasi-Lokasi di Luar Entitas


Apabila persediaan klien disimpan di gudang, umum atau pada jasa
penyimpanan luar, maka auditor harus memperoleh bukti mengenai eksistensi
persediaan, melalui komunikasi langsung dengan si penyimpan. Dalam kasus
ini,AU 331.14 menyatakan bahwa auditor harus menerapkan satu atau lebih
dari prosedur-prosedur berikut ini :
● Pengujian prosedur pemilik untuk menyelidiki penjaga gudang dan
mengevaluasi kinerja penjaga gudang.
● Mendapatkan laporan akuntan independen mengenai prosedur
pengendalian yang diterapkan penjaga gudang berhubungan dengan
penyimpangan barang dan, jika ada, penjaminan tanda terima, atau
menerapkan prosedur alternative atas gudang untuk mendapatkan
keyakinan yang layak bahwa informasi yang diterima dari penjaga
gudang dapat diandalkan.
● Mengamati perhitungan fisik barang, jika praktis dan layak.
● Jika tanda terima gudang sudah dijaminkan sebagai agunan, maka
informasikan kepada pemberi pinjaman mengenai rincian yang berkaitan
dengan tanda terima yang dijaminkan itu (atas dasar pengujian jika
tepat).
Memeriksa Perjanjian dan Kontrak Konsinyasi
Barang yang ada di tangan mungkin disimpan atas permintaan
pelanggan,setelah penjualan terjadi, atau barang itu mungkin juga disimpan
sebagai konsinyasi. Dalam kasus ini, manajemen diminta untuk memisahkan
barang yang buka miliknya selama melakukan perhitungan persediaan.
Disamping itu, auditor biasanya meminta asersi tertulis mengenai kepemilikan
persediaan dalam surat representasi klien.

7. Pengujian Rincian Saldo : Estimasi Akuntansi


Tanggung jawab auditor atas kualitas terbatas hanya sebagai pengamat yang
telah cukup memperoleh informasi. Ini berarti auditor hanya diharapkan
menentukan apakah persediaan sudah berada dalam kondisi siap jual,
digunakan atau dikonsumsi, dan apakah ada barang yang usang atau rusak.
Auditor memperoleh bukti mengenai kondisi umum atau kerusakan dengan :
● Mengamati perhitungan persediaan yang dilakukan klien.
● Melakukan scanning atas catatan persediaan perpetual untuk mengetahui
barang-barang yang lambat bergerak.
● Menelaah laporan produksi pengendalian mutu.

Auditor juga dapat menggunakan pengalamannya dan menelaah penjualan


persediaan setelah akhir tahun untuk menentukan kewajaran harga pokok bila
dibandingkan dengan harga jual sesudahnya. Misalnya, auditor biasanya akan :
● Membandingkan harga pokok barang-barang persediaan dengan katalog
penjualan dan laporan penjualan tahun berjalan.
● Menelaah perputaran persediaan setelah akhir tahun.
● Mempertimbangkan apakah perubahan dalam biaya pengganti merupakan
indikator berubahnya kondisi pasar.
● Mengajukan pertanyaan kepada klien mengenai persediaan yang lambat
bergerak dan usang serta nilai persediaan, yang dapat direalisasi melalui
penjualan.

8. Perbandingan Penyajian Laporan GAAP


Bukti yang berhubungan dengan penyajian dan pengungkapan laporan
diberikan oleh pengujian-pengujian substantif.Bukti lebih lanjut dapat
diperoleh,sesuai yang diperlukan, dari review atas notulen rapat-rapat dewan
direktur dan dari pengajuan pertanyaan kepada manajemen. Berdasarkan bukti
dan perbandingan laporan keuangan klien dengan ketentuan-ketentuan
akuntansi yang berlaku,auditor mendapatkan ketepatan penyajian dan
pengungkapan

D. JASA- JASA BERNILAI TAMBAH DALAM SIKLUS PRODUKSI


Manajemen persediaan merupakan proses inti yang harus dikelola dengan baik
oleh setiap perusahaan pabrikasi, pedagang grosir, serta pengecer agar dapat
mencapai tujuan profitabilitas dan arus kas. Lebih jauh lagi, prosedur analitis yang
ditempuh auditor akan membahas efektivitas proses manajemen persediaan.
Biasanya auditor akan mengevaluasi perputaran persediaan suatu usaha entitas.
Jika peringkat klien mendekati tingkat paling bawah dalam industrinya, maka akuntan
publik biasanya akan coba membahas masalah bagaimana klien dapat memperbaiki
proses manajemen persediaannya.

DAFTAR PUSTAKA
Boynton, Johnson, & Kell. (2004). Modern Auditing Edisi Ketujuh Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai