Anda di halaman 1dari 47

ALAT DAN TEKNIK MANAJEMEN RISIKO

Disusun Oleh :

1. Jihan Alvina (1930603149)


2. RisnaWati (1930603170)
3. MayuArlian (1930603183)
4. Cantika Bella Dina (1930603207)
5. Dita Ayu Adillah (1930603225)
6. Putri Utami Damayanti (1930603235)
7. Inge Rahmah (1930603266)

Dosen Pengampu:
Rosyada, S.E.,M.M

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Manajemen Risiko yang
berjudul "Alat dan Teknik Manajemen Risiko”.

Adapun tujuan dari penulisan makalah adalah untuk memenuhi tugas Ibu
Rosyada,S.E.,M.M pada mata kuliah Manajemen Risiko. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Alat dan Teknik dalam
manajemen risiko bagi para pembaca dan juga bagi kami sebagai penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rosyada,S.E.,M.M selaku dosen


mata kuliah Manjemen Risiko yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang
membacanya. Kami menyadari, makalah yang kami tulis masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini

Palembang, 3 Agustus 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................ii
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
2.1 Definisi...........................................................................................3
2.2 Teknik Analisis Risiko...................................................................3
2.2.1 Pilihan Teknik....................................................................4
2.3 Teknik Kualitatif dalam Manajemen Risiko..................................4
2.3.1 Curah Pendapat..................................................................4
2.3.2 Analisis Asumsi.................................................................6
2.3.3 Delphi.................................................................................6
2.3.4 Wawancara.........................................................................7
2.3.5 Studi Bahaya dan Pengoperasian (HAZOP)......................7
2.3.6 Mode Kegagalan dan Analisis Efek Kekritisan (FMECA)8
2.3.7 Daftar Periksa.....................................................................8
2.3.8 Daftar Prompt.....................................................................8
2.3.9 Daftar Risiko......................................................................9
2.3.10 Pemetaan Risiko.................................................................10
2.3.11 Tabel Probabilitas-Dampak................................................10
2.3.12 Bagan Matriks Risiko.........................................................11
2.3.13 Pemetaan Jalan Manajemen Risiko Proyek.......................13
2.4 Teknik Kuantitatif dalam Manajemen Risiko................................13
2.4.1 Pohon Keputusan...............................................................13
2.4.2 Interval Terkendali dan Teknik Memori............................15
2.4.3 Simulasi Monte Carlo........................................................16
2.4.4 Analisis Sensitivitas...........................................................18

ii
2.4.5 Probabilitas–Analisis Grid Dampak...................................21
2.5 Penilaian Risiko Kuantitatif dan Kualitatif....................................22
2.6 Manajemen Nilai............................................................................22
2.6.1 Teknik Manajemen Nilai...................................................26
2.7 Teknik Manajemen Risiko Lainnya...............................................28
2.7.1 Metodologi Sistem Lunak (SSM)......................................28
2.7.2 Teori Utilitas......................................................................29
2.7.3 Sikap Risiko dan Teori Utilitas..........................................30
2.7.4 Teknik Grup Nominal........................................................32
2.7.5 Pengujian Stres dan Analisis Deterministik.......................32
2.7.6 Diagram Tornado...............................................................35
2.8 Analisis Risiko Negara..................................................................35
2.8.1 Sumber Risiko Negara – Daftar Periksa............................36
2.8.2 Risiko Politik......................................................................37
2.8.3 Risiko Keuangan................................................................39
2.8.4 Penggunaan Manajemen Risiko oleh Organisasi Teknik. . 40
2.9 Studi Kasus....................................................................................41
2.9.1 Penentuan Risiko-Risiko Yang Relevan.......................41
2.9.2 Tingkat Penerimaan Risiko..............................................41
BAB III PENUTUP.........................................................................................42
3.1 Kesimpulan.....................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................43

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen risiko saat ini merupakan salah satu bidang minat utama untuk
peneliti dan praktisi yang bekerja di berbagai proyek karena manfaat dari proses.
Manajemen risiko merupakan salah satu proses manajemen proyeku tama. Banyak
teknik yang tersedia untuk mendukung berbagai tingkat proses manajemen risiko.
Manajemen risiko adalah alat yang semakin banyak digunakan dalam
organisasi dan oleh badan publik untuk meningkatkan keamanan dan keandalan
serta meminimalkan kerugian.Ini melibatkan identifikasi, evaluasi dan
pengendalian risiko. Saya tersirat dalam proses adalah kebutuhan untuk
pengambilan keputusan yang baik di alam dari sistem sosio-teknis potensial dan
keandalan prediksi mereka. Perlunya langkah-langkah keamanan dan panduan
kemana mereka harus ditampilkan adalah, secara teori, produk alami dari
percobaan gabungan studi penilaian risiko bilistik/analisis keandalan manusia
(PRA/HRA). Di dunia yang ideal, penilaian yang baik harus selalu mendorong
kesalahan yang efektif pengurangan.
Bab ini menjelaskan alat dan teknik yang digunakan dalam penilaian
risiko, baik kualitatif maupun kuantitatif, dan risiko negara yang sering dianggap
sebagai faktor utama dalam penilaian risiko. Alat dan teknik yang dijelaskan dapat
digunakan di perusahaan, bisnis strategis dan tingkat proyek.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam
penulisan ini adalah :
1. Apa itu alat dan teknik manajemen risiko?
2. Apa saja teknik manajemen risiko?
3. Apa saja analisis risiko negara?

1
1.3 Tujuan Penulis
Untuk mengetahui pengertian dari alat dan teknik manajemen risiko
1. Untuk mengetahui apa saja teknik-teknik risiko
2. Untuk mengetahui apa saja analisis risiko Negara

2
BAB II
ALAT DAN TEKNIK MANAJEMEN RISIKO

2.1 DEFINISI
French dan Saward (1983) menggambarkan alat sebagai perangkat atau
instrumen apa pun,baik manual maupun mekanis, yang digunakan untuk
melakukan pekerjaan.Membedakan antara alat dan teknik sulit. Untuk tujuan-pose
buku ini penulis saat ini mendefinisikan alat sebagai: Metodologi yang
menggunakan berbagai teknik untuk mencapai tujuannnya.1
Misalnya, manajemen risiko (alat) menggunakan banyak teknik seperti
analisis sensitivitas, analisis probabilitas dan pohon keputusan. Nilai manajemen
(alat) menggunakan teknik seperti analisis fungsional,penetapan dan pembobotan
kriteria.

2.2 TEKNIK ANALISIS RISIKO


Ada dua kategori utama teknik analisis risiko:kualitatifdan
kuantitatif. Metode kualitatif berusaha untuk membandingkan signifikansi relative
icance risiko yang dihadapi proyek dalam hal efek dari terjadinya merekapada
hasil proyek. Simon dkk. (1997) menyarankan bahwa informasi diperoleh dari
analisis kualitatif hampir selalu lebih berharga daripada bahwa dari analisis
kuantitatif dan yang terakhir tidak selalu diperlukansari. Thompson dan Perry
(1992) merekomendasikan analisis kualitatif untukmengembangkan penilaian
risiko awal. Teknik kuantitatif mencoba untuk menentukan rentang nilai absolut
ke-bersamadengan distribusi probabilitas untuk hasil bisnis atau proyekdan,
akibatnya, melibatkan analisis yang lebih canggih, sering dibantu olehpenggunaan
komputer. Menurut Simon dkk. (1997), untuk mencapai hal ini,sebuah model
dibuat dari proyek yang sedang dipertimbangkan. Hal ini kemudian mod-untuk
mengukur dampak risiko spesifik yang ditentukan olehpenilaian menggunakan
teknik kualitatif. Model akan mencakup semuaelemen yang relevan dengan
analisis risiko dan, terhadap elemen iniment, variabel tidak pasti dapat

1
Tony Merna dan Faisal Al-Thani,Manjemen Risiko Perusahaan, hlm.68.

3
dimasukkan(bukan nilai tetap) untukmencerminkan area ketidakpastian yang
signifikan.

2.2.1 Pilihan Teknik

Menurut Norris (1992) dan Simon et al. (1997) dalam menentukan


manadari teknik analisis yang tersedia paling cocok untuk diterapkan
padainvestasi tertentu, manajemen harus mempertimbangkan:2
a. ketersediaan sumber daya untuk analisis – manusia, komputasi, danwaktu
b. pengalaman para analis dengan teknik yang berbeda
c. ukuran dan kompleksitas proyek
d. fase proyek di mana analisis berlangsung
e. informasi yang tersedia
f. tujuan analisis
Dalam setiap analisis atau penilaian di mana data diperlukan maka
dataharus dipertimbangkan sebagai berikut:
1. Akurasi: apakah data akurat?
2. Kecukupan: apakah mereka memadai untuk tujuan proyek?
3. Relevansi: apakah relevan dengan subjek?
4. Koherensi: apakah informasi telah diklasifikasikan secara teratur dancara
yang menyenangkan?
5. Ketidakberpihakan: apakah analis tetap tidak bias?
6. Arah: apakah prosedur analitis mengarah pada kesimpulan/keputusan?
7. Logika: apakah penalarannya masuk akal?
8. Validitas: apakah perbandingan, interpretasi dan implikasi valid?
Berikut ini memberikan gambaran singkat dari beberapa teknik
analisis nik yang digunakan.

2.3 TEKNIK KUALITATIF DALAM MANAJEMEN RISIKO


2
Tony Merna dan Faisal Al-Thani, Manjemen Risiko Perusahaan, hlm.68.

4
2.3.1Curah Pendapat
Berasal di Madison Avenue pada 1950-an, brainstorming sudah lama
dianggap melestarikan orang-orang liar dan aneh dalam periklanan. Di dalam
beberapa tahun terakhir, bagaimanapun, telah menyebar ke arus utama dan
sekarang digunakan oleh semua jenis bisnis, belum lagi pegawai negeri,
insinyur,manajer proyek dan ilmuwan atau, memang, siapa pun yang memiliki
masalah untuk menyelesaikan.Ukuran optimal untuk sesi brainstorming adalah
12 orang dandurasi waktu yang ideal adalah antara 15 dan 45 menit, meskipun
sesi dapat berlangsung sepanjang hari ( Sunday Times 2001). Aturan dasar
dapat diringkas sebagai:
a. pengenaan batas waktu
b. pernyataan yang jelas tentang masalah yang dihadapi
c. metode menangkap ide, seperti flipchart
d. suatu tempat yang terlihat untuk meninggalkan ide-ide dan membiarkan
mereka menetas
e. adopsi prinsip bahwa tidak ada ide adalah ide yang buruk
f. penangguhan penghakiman
g. dorongan peserta untuk melepaskan hambatan normal mereka danbiarkan
diri mereka bermimpi dan hanyut dalam masalah
h. mendorong kuantitas daripada kualitas (evaluasi bisa datang
kemudian)fertilisasi silang dengan mengambil ide-ide kelompok dan
mengembangkannya.
Chapman (1998) menyatakan bahwa 'proses brainstorming, dipinjam
dari'manajemen bisnis dan tidak secara khusus dibuat untuk manajemen risiko,
melibatkan mendefinisikan kembali masalah, menghasilkan ide-ide,
menemukan solusi yang mungkin tions, mengembangkan solusi yang layak
dipilih dan melakukan evaluasi'. Namun, Bowman dan Ash (1987) percaya
ada kecenderungan untuk kelompok untuk membuat keputusan yang lebih
berisiko daripada individu karena faktor-faktor seperti: tanggung jawab yang
tersebar, di mana anggota kelompok yang berpengaruh memiliki pandangan
yang lebih ekstrem dan anggota moderat tetap diam.

5
2.3.2 Analisis Asumsi
Analisis asumsi adalah teknik intuitif dan di sinilah asumsi biasanya
dibuat dalam perencanaan proyek diidentifikasi. Mereka kemudian dinilai
seperti apa dampak pembuktian mereka yang salah terhadap hasil proyek.
Asumsi yang hasilnya terlihat sensitif dan mana memiliki kemungkinan untuk
terbukti salah akan menjadi dasar dari daftar risiko(Simon dkk. 1997). Namun,
ada bahaya bahwa tidak semua asumsiakan diidentifikasi karena sejumlah
besar dari mereka akan tersirat.

2.3.3 Delphi
Ini adalah teknik untuk memprediksi peristiwa atau hasil di masa
depan, di mana:sekelompok ahli diminta untuk membuat perkiraan mereka,
awalnya independengigih, dan kemudian dengan konsensus untuk membuang
ekstrim apapun dilihat. Dalam beberapa keadaan, probabilitas subjektif dapat
ditetapkan.
kemungkinan hasil di masa depan untuk sampai pada kesimpulan.
Delphi adalah teknik intuitif dan dikembangkan di RAND Cor-porsi untuk
peramalan teknis. Merna (2002) menyatakan bahwa teknik melibatkan
memperoleh konsensus kelompok dengan proses berikut:3
a. Responden diminta untuk memberikan pendapat mereka tentang risiko
yang berkaitan dengan sebuah proyek atau investasi.
b. Seorang ketua kemudian mengumpulkan informasi dan mengeluarkan
ringkasan dari temuan kepada responden yang meminta agar mereka
merevisi pendapat mereka berdasarkan pendapat kolektif kelompok.
c. Langkah-langkah ini kemudian diulang sampai konsensus tercapai atau
ketua merasa bahwa tidak ada manfaat yang akan dihasilkan dari
pengulangan lebih lanjut.
Responden diisolasi satu sama lain untuk menghindari konflik
danhanya berinteraksi dengan ketua. Proses Delphi cenderung memakan
waktu tempat melalui manfaat dari Teknik Delphi di-menyimpulkan bahwa
3
Tony Merna dan Faisal Al-Thani, Manjemen Risiko Perusahaan, hlm.70.

6
peserta bebas dari tekanan kelompok dan tekanan konformitas, karakteristik
kepribadian, dan kompatibilitas dihindari.layanan pos atau media interaktif
elektronik.Chapman (1998) mengutip bahwa

2.3.4 Wawancara

Teknik intuitif ini digunakan di mana kebutuhan informasi diperlukan


lebih rinci daripada yang dapat diberikan oleh kelompok, atau di mana kerja
kelompok itu tidak praktis. Wawancara menyediakan sarana untuk meminta
informasi dari individu. Seringkali personel tingkat perusahaan akan
meminta wawancara dengan personil proyek untuk memperoleh informasi
mengenai potensi risiko ditingkat proyek yang dapat mempengaruhi
kelayakan komersial proyekdan dengan demikian mempengaruhi stabilitas
keuangan SBU yang menjalankannya.

2.3.5 Studi Bahaya dan Pengoperasian (HAZOP)

HAZOP' adalah teknik induktif dan dikembangkan oleh Imperial


Chemicals Ltd untuk identifikasi risiko di pabrik proses kimia. Ini adalah
sebuah jenis brainstorming terstruktur dimana sebuah kelompok secara
sistematis dalam elemen-elemen dari suatu proses dan tentukan maksud
masing-masing (Ansell andWharton 1995). Frosdick (1997) mengutip kata-
kata panduan seperti 'tidak', 'lebih' dan 'kurang' digunakan untuk
mengidentifikasi kemungkinan penyimpangan dari niat. Penyimpangan
tersebut kemudian dapat diselidiki untuk menghilangkan penyebabnya sejauh
ini mungkin dan meminimalkan dampak dari konsekuensinya. Pendekatan
HAZOP fleksibel dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi
bahaya di semua jenis fasilitas di semua tahap desain dan
pengembangannyament. Atau, tinjauan rencana kontinjensi di fasilitas yang
ada bisa lebih komprehensif diinformasikan oleh latihan HAZOP, yang dapat
mengidentifikasi bahaya yang sebelumnya tidak direncanakan.

2.3.6 Mode Kegagalan dan Analisis Efek Kekritisan (FMECA)

7
FMECA adalah teknik induktif dan dilakukan oleh analis tunggal
dengan pengetahuan menyeluruh tentang sistem yang diselidiki. Teknologi
ini-nique dapat fokus pada perangkat keras yang terlibat, dengan konsentrasi
pada kegagalan peralatan potensial, atau pada peristiwa, dengan penekanan
pada output dan efek dari kegagalan mereka pada sistem. Setiap komponen
dari sistem dipertimbangkan dan setiap mode kegagalan
diidentifikasi. Efeknya kegagalan tersebut pada sistem secara keseluruhan
kemudian ditentukan (Frosdick 1997,Ansell dan Wharton 1995). Teknik ini
menggunakan jenis skor berbobot untuk mengidentifikasi area proyek yang
paling berisiko gagal. Dalam situasi rutin.FMECA umumnya digunakan pada
bisnis strategis dan tingkat proyek, itu menyoroti bidang yang menjadi
perhatian dan secara efektif mengarahkan sumber daya ke araharea masalah
yang dirasakan. Teknik ini sering digunakan untuk audit perangkat keras
(komputer) dan peralatan perusahaan.

2.3.7 Daftar Periksa

Daftar periksa adalah teknik deduktif yang diturunkan dari risiko yang
dihadapi sebelumnya dan menyediakan sarana yang nyaman bagi manajemen
untuk dengan cepat mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi. Mereka
mengambil bentuk dari serangkaian pertanyaan atau daftar topik yang akan
dipertimbangkan. Organisasi dapat membuat daftar periksa untuk diri mereka
sendiri atau menggunakan daftar periksa standar yang tersedia untuk industri
atau sektor tertentu.

2.3.8 Daftar Prompt

Ini adalah teknik deduktif dan mengklasifikasikan risiko ke dalam


jenis atau area kelompok, misalnya keuangan, teknis dan lingkungan, atau
tugaskelompok yang terkait, misalnya desain, konstruksi dan
komisioning. Mereka mungkin umum, industri atau proyek tertentu.

2.3.9 Daftar Risiko

8
Sebuah register risiko adalah dokumen atau database yang mencatat
setiap risiko per-berkaitan dengan proyek atau investasi atau aset
tertentu. Sebagai tanda pengenal bantuan, daftar risiko dari sebelumnya,
proyek serupa dapat digunakan di banyak cara yang sama seperti daftar
periksa. Daftar risiko memungkinkan data yang dikumpulkan selama
manajemen risiko proses identifikasi untuk ditangkap dan disimpan, untuk
ditinjau dan sebagai wadah data untuk informasi tentang pilihan perangkat
lunak risiko. Ada sejumlah item data 'prasyarat' yang diperlukan dalam daftar
risiko,sebagai berikut:4
a. Judul proyek. Ini harus menjelaskan proyek secara singkat.
b. ID proyek. Hal ini memungkinkan identifikasi proyek tertentu di
mana:beberapa proyek sedang dikembangkan.
c. ID aktivitas.
d. Singkatan kegiatan.
e. Nama ketua tim, dan nama masing-masing tim. Iniinformasi diperlukan
jika penyelidikan lebih lanjut diperlukan atau pertanyaan apa pun
sehubungan dengan penilaian risiko asli diajukan.
Prioritas Deskripsi Probabilitas Dampak PemilikKunci Saat ini
Tinjauan
Tanggal tindakan Tanggal
1
2
3x n
Gambar 4.1 Ringkasan khas dari keluaran register risiko
f. Kegiatan. Kolom ini adalah daftar deskripsi kegiatan, sebaiknya diurutan
urutan. Register dapat digunakan untuk jaringan atau spreadsheetmodel.
g. Prosedur. Ini penting untuk paket perangkat lunak risiko berbasis
jaringan.usia. Ini mengidentifikasi hubungan antara kegiatan dari awal
sampai akhir.

4
Tony Merna dan Faisal Al-Thani, Manjemen Risiko Perusahaan, hlm.72.

9
h. Kemungkinan besar. Diperkirakan oleh ahli untuk kegiatan, ini adalah
nilaidigunakan dalam paket perangkat lunak risiko di mana optimis
dannilai pesimis beroperasi. Hal ini biasa disebut sebagai tigaperkiraan
titik.
Gambar 4.1 mengilustrasikan template untuk ringkasan output register
risikoyang dapat digunakan di tingkat perusahaan, bisnis strategis, atau
proyek.Bagan ukuran risiko dapat dikembangkan dari daftar risiko. Hasildari
bagan ukuran risiko bukan untuk memecahkan risiko, tetapi untuk menetapkan
tugas kepihak yang bertanggung jawab. Sebagai contoh:
a. Skenario – perubahan pemerintahan
b. Tindakan – menumbuhkan netralitas politik; memprediksi ruang lingkup
atau perubahan kontrakoleh pejabat baru.Dari tugas-tugas ini, pihak yang
bertanggung jawab pada gilirannya dapat melakukan analisis risikosecara
lebih rinci.
2.3.10 Pemetaan Risiko
Ini melibatkan representasi grafis dari risiko pada dua dimensi grafik di
manasatu sumbu berhubungan dengan potensi keparahan risiko yang
terjadidan yang lainnya dengan probabilitas melakukannya (Gambar
4.2). Risiko adalah dipertimbangkan pada gilirannya dan diplot pada
grafik. Kurva risiko-iso digambar pada grafik yang menghubungkan risiko
ekuivalen dengan probabilitas/keparahan yang berbeda berfungsi untuk
memandu analis dalam menentukan kepentingan relatif daririsiko yang mereka
rencanakan (Al-Bahar dan Crandell 1990).

2.3.11 Tabel Prohabilitas-Dampak


Tabel Probabilitas–Dampak (P–I) digunakan untuk menilai
kepentingan relative dari risiko. Seperti halnya pemetaan risiko, probabilitas
terjadinya dan dampak potensial dari suatu risiko ditentukan dengan memilih
dari berbagai rendah/sedang/tinggi, misalnya. Arti numerik dari masing-
masing titik skala harus ditentukan sebelumnya untuk proyek dan
investasi.Skor P-I kemudian diturunkan untuk setiap risiko dengan mengalikan

10
probabilitas merekaskor kemampuan dengan skor dampaknya, memungkinkan
perbandingan langsung risiko – semakin tinggi skor P–I, semakin besar tingkat
keparahan risiko (Simondkk. 1997). Contoh tabel P–I ditunjukkan pada
Gambar 4.3. Kemungkinan grid dampak akan dibahas nanti dalam bab ini.

2.3.12 Bagan Matriks Risiko


Bagan matriks risiko sering digunakan untuk memisahkan risiko
berdampak tinggi dari:risiko berdampak rendah5. Gambar 4.4 menggambarkan
bagaimana bagan matriks risiko sebagian memenuhi syarat probabilitas dan
dampak risiko, dan sering digunakan dalam risiko lokakarya manajemen di
mana risiko diidentifikasi dan kemudian dinilai hal dampak dan
probabilitasnya. Misalnya, risiko karyawan terlambat bekerja akan
digolongkan sebagai anak kucing karena sedikit perhatian adalah diperlukan
karena karyawan menyelesaikan pekerjaan mereka pada waktunya
sendiri. hujan masuk Manchester sangat mungkin terjadi tetapi berdampak
kecil pada pekerjaan konstruksi karena operator dilatih untuk mengambil
tindakan khusus untuk menangani hal tersebutacara. Ini akan digolongkan
sebagai anak anjing. Banjir tempat usahadapat memiliki kemungkinan rendah
karena lokasinya tetapi jika banjir terjadi

Dampak pada Probabilitas


Biaya Waktu
Kemungki Kemungki Dampak
Skala Meningkat Meningkat
nan nan Skor Skor
kan kan
V.Rend <10% 0.1 <5% <1 bulan 0,05
5
Tony Merna dan Faisal Al-Thani, Manjemen Risiko Perusahaan, hlm.74.

11
ah
Rendah 10-30% 0,3 5-10% 1-2 bulan 0,1
Medium 30-50% 0,5 10-15% 3-4 bulan 0,2
Tinggi 50-70% 0,7 15-30% 5-6 bulan 0,4
V.Tingg
>70% 0.9 >30% >6 bulan 0,8
i

Kemungkinan
Rendah Sedang Tinggi V.Tinggi
V.Rendah0.1
0,3 0,5 0,7 0,9
V.Rendah
0,005 0,015 0,025 0,035 0,045
0,05
Dampak
0,01 0,03 0,05 0,07 0,09
Rendah 0,1
Sedang 0.2 0,02 0,06 0,10 0,14 0,18
Tinggi 0.2 0,04 0,12 0,20 0,28 0,36
V.Tinggi
0,08 0,24 0,40 0,56 0,72
0,8

Gambar 4.3 Tabel probabilitas–dampak (Diadaptasi dari Allen 1995)

anak anjing HARIMAU


(Probabilitas Tinggi, Rendah Dampak) (Probabilitas Tinggi, Tinggi dampak)
Dapat melakukan kerusakan Berbahaya dan perlu dinetralisir tetapi
sedikit pelatihan untuk memastikan mungkin.tidak banyak masalah.

12
KEMAMPUAN
OB anak kucing BUAYA
PR (Probabilitas Rendah, Rendah dampak) (Probabilitas Rendah,Tinggi Dampak)
Sedikit perhatian yang dibutuhkan sebagai Berbahaya tapi
Proyek dapat ditoleransi bisa dihindari dengan hati-hati

Gambar 4.4 Bagan matriks risiko

DAMPAK
Itu akan berdampak besar pada keuntungan bisnis. buaya ini dikelola
dengan memastikan bahwa perlindungan banjir ada atau dengan menyimpan
barang jadi dalam struktur kedap air. Dalam fase pengembangan obat produk
farmasi efek samping dari tes 'pertama dalam manusia' adalah sangat mungkin dan
mungkin memiliki dampak yang tinggi. Harimau ini sering diredam dengan
menjaga tes ke sampel kecil dan dengan memastikan sukarelawan diasuransikan
terhadap efek jangka panjang.Biasanya harimau dan buaya diredakan sebelum
anak anjing dan anak kucing.

2.3.13 Pemetaan Jalan Manajemen Risiko Proyek


Tabel4.mengilustrasikan keseluruhan proses dan aplikasi yang mungkin
dipertimbangkan dalam pemilihan sistem manajemen risiko.Setiap kategori
peta jalan dalam tabel menyajikan, pertama, sim-teknik terbaik, diikuti dengan
meningkatkan level pekerjaan secara bertahap dan kompleksitas. Penting untuk
fokus pada nilai tambah yang diberikan oleh tingkat berikutnya ketika Anda
mencoba untuk mengidentifikasi yang sesuai tingkat untuk situasi
tertentu.Banyak dari metode analisis kualitatif seperti itu digunakan di
perusahaan dan Level SBU pada tahap awal definisi proyek ketika sedikit
detail informasi tersedia.

2.4 Teknik Kuantitatif dalam Manajemen Risiko

13
Teknik kuantitatif digunakan ketika kemungkinan investasi atau proyek
mencapai tujuannya dalam waktu dan anggaran diperlukan, biasanya untuk
otorisasi anggaran atau presentasi status proyek kepada dewan direksi. Harus
diingat bahwa keluaran dari analisis kuantitatif hanya sebagus informasi input,
jadi waktu yang memadai harus diperbolehkan untuk pengumpulan dan
validasinya.

2.4.1 Pohon Keputusan


Manajemen sering dihadapkan pada pilihan ganda, yang pada
gilirannya dihadapkan pada banyak pilihan. Dalam banyak kasus, manajemen
hanya memiliki.

Tabel 4.1 Peta jalan manajemen risiko (RM)


1. Organisasi dan Ruang 2. Identifikasi risiko 3. Analisis risiko
Lingkup
1.1 Tidak perlu focus pada 2.1 Pengalaman dan 3.1 Daftar risiko proyek
RM kesadaran 3.2 Deskripsi risiko
1.2 Tugas proyek untuk intuitif verbal
manajer proyek 2.2 Wawancara 3.3 Daftar risiko proyek
1.3 RM lokakarya 2.3 Daftar periksa umum dan data tambahan-
1.4 Dibutuhkan -judul yg luas penyebab, waktu,
keterlibatan fasilitator 2.4 Daftar periksa dan tanggung jawab
1.5 Proyek-prosedur umum– daftar 3.4 Kuantifikasi dan
sistematis untuk lebih hierarkis termasuk pemetaan dampak
rinci RM terus penggerak risiko yg daririsiko pada
menerus lebih rinci hasil proyek
1.6 Perusahaan-prosedur 2.5 Daftar periksa umum 3.5 Charting-
yang sistematis -Judulumum + ketergantungan
untuk RM terus masalahlem/proyek antar individu
menerus sebelumnya risiko umum
1.7 Perusahaan-integrasi 2.6 Penggunaan daftar 3.6 Kuantifikasi dan
manajemen-prosedur periksa+ teknologi pembuatan bagan-
–konferensi skenario analisis
keputusan barang 3.7 Kuantifikasi dan
antik pembuatan bagan-
simulasimodel
4. Keputusan tentang 5. Perencanaan dan 6. Kontrol dan umpan
strategi risiko keputusan tentang balik berkelanjutan
tanggapan
4.1 Ubah tujuan proyek 5.1 Daftar tanggapan 6.1 tanggung

14
4.2 Penghindaran risiko 5.2 Daftar tanggapan dan jawab
4.3 Pencegahan risiko data tambahan-biaya 6.2 Praktik pelaporan
4.4 Mitigasi risiko tanggapan dan waktu lanjutan
4.5 Mengembangkan 5.3 Kuantifikasi dan 6.3 Daftar periksa
rencana darurat pembuatan bagan- pengalaman yg
4.6 Biarkan opsi tetap efekdari tanggapan diperbarui secara
terbuka yangdirencanakan berkala (hiearikis)
4.7 Simulasi monitor 5.4 Kuantifikasi dan 6.4 Basis pengetahuan
4.8 Menerima risiko tanpa pembuatan bagan risiko proyek-
tindakan apapun analisis trade-off masalahyang timbul
kakak membalas,menutup
acara

Tujuan dari pohon keputusan adalah untuk menghasilkan nilai yang


diharapkan untuk setiap pilihan yang merupakan jumlah dari probabilitas dan nilai
tertimbangnya. Diagram dimulai dengan simpul keputusan di bagian atas lembar
dan peristiwa dan keputusan kebetulan konsekuensial diambil secara berurutan
sebagai: proses pengambilan keputusan berlangsung dari atas ke
bawah. Keputusan digambarkan sebagai simpul persegi. Ini dihubungkan oleh
garis lurus berlabel atau 'cabang' yang menunjukkan salah satu tindakan keputusan
jika mereka berasal dari simpul keputusan atau hasil alternatif jika berasal dari
peristiwa kebetulan node (Hertz dan Thomas 1983, 1984, Gregory 1997).
Gambar 4.5 mengilustrasikan pohon keputusan tipikal. Contoh ramalan
kemungkinan hasil dari membuka atau tidak membuka pabrik baru. Mantan-
cukup memperhitungkan reaksi pesaing dan keadaan ekonomi, dan keputusan
apakah akan melanjutkan atau tidak dinyatakan secara statistic sebagai
pengembalian modal yang digunakan (ROCE).
Menurut Thompson dan Perry (1992), teknik ini dapat membantu
memperjelas dan mengkomunikasikan urutan pilihan dan keputusan. Teknologi-
nique telah digunakan dalam industri untuk memutuskan metode konstruksi,
masalah kontrak dan keputusan investasi. Secara teori tekniknya dapat digunakan
dalam situasi apa pun di mana ada opsi, atau peluang biaya, dan keputusan
diperlukan.

15
2.4.2 Interval Terkendali dan Teknik Memori
Model Interval dan Memori Terkendali (CIM) menyediakan sarana ical
menggabungkan distribusi probabilitas untuk risiko individu.6

Alat dan Teknik Manajemen Risiko

Buka Pabrik Jangan Buka


Baru Pabrik Baru

Saingan Buka Saingan Tidak Saingan Buka Saingan Tidak


Baru Pabrik Buka Baru Pabrik Baru Pabrik Buka Baru Pabrik

Resesi Ledakan Resesi Ledakan Resesi Ledakan Resesi Ledakan


Penjualan 100 150 120 300 60 100 100 125
Pengembalian 5 10 5 20 0 3 5 6
penjualan
Laba usaha 5 15 6 40 0 3 5 705
Modal 90 90 90 90 50 50 50 50
Bekerja
ROCE (%) 6 17 7 44 0 6 10 15
Kemungkinan 0,1 0,1 0,4 0,4 0,25 0,25 0,25 0,25

Nilai yg diharapkan dari ROCE Nilai yg diharapkan dari ROCE

6
Tony Merna dan Faisal Al-Thani,ManjemenRisiko Perusahaan, hlm.78.

16
= 0,1(6) + 0,1(17) + 0,4(7) + 0,4(44) = 0,25(0) + 0,25(6)+0,25(10) + 0,25(15)
= 22,2%= 7,8%
Menurut simon dkk. (1997) teknik ini sebagian besar telah super dipilih
teknik simulasi dan tidak banyak digunakan.

2.4.3 Simulasi Monte Carlo


Teknik ini mendapatkan namanya dari hubungannya dengan kebetulan
atau situasi yang tidak pasti dan penggunaan angka acak untuk mensimulasikan
konsekuensi. Simulasi adalah seni dan ilmu merancang model yang berperilaku
dengan cara yang sama sebagai sistem nyata. Model yang digunakan untuk
menentukan bagaimana sistem bereaksi terhadap input yang berbeda. Empat
penting diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tetapkan distribusi probabilitas untuk setiap variabel yang
mempengaruhiIRR/NPV (lihat di bawah).
2. Tetapkan kisaran variasi untuk setiap variabel.
3. Pilih nilai untuk setiap variabel dalam rentang spesifiknya. Ini sudah
selesai sedemikian rupa sehingga frekuensi dengan nilai apa pun dipilih
sesuai dengan probabilitasnya dalam distribusi.
4. Lakukan analisis deterministik dengan nilai input yang dipilih dari
distribusi tertentu mereka dalam kombinasi acak. Setiap kali baru nilai
yang dihasilkan untuk setiap variabel, kombinasi baru diperoleh - maka
analisis deterministik baru dilakukan. Ini adalah angka yang berulang kali
untuk mendapatkan hasil. Banyaknya kombinasi proba- distribusi
kemampuan yang dibutuhkan biasanya antara 200 dan 1000 semakin
banyak iterasi yang digunakan akan menghasilkan peningkatan akurasi.
Keluaran diagram dari simulasi Monte Carlo dalam bentuk diagram
distribusi probabilitas kumulatif ditunjukkan pada Gambar 4.7.

Penilaian singkat tentang kekuatan dan kelemahan Monte Carlo simulasi


ditunjukkan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Kekuatan dan kelemahan simulasi Monte Carlo
Kekuatan Kelemahan

17
Stochatic – lebih mudah dihitung untuk Distribusi probabilitas diasumsikan
beberapa masukan sebagian didasarkan pada pengalaman
Memungkinkan distribusi probabilitas sebelumnya
menjadidigunakan menghindari titik Profil risiko sering diremehkan,karena
tunggal perkiraan tidak termasuk ekordistribusi
Memberikan yang lebih representative Sebagian besar paket Monte Carlo,
prediksi risiko, asalkan awalasumsi dengankecuali yang kelas atas,
masuk akal lakukantidakmemungkinkan untuk
Relatif cepat dengan komputasi saling ketergantungan variable masukan
modern,teknologi, pendekatan brute Penggunaan data historis dapat
force untukperhitungan menyebarasumsi yang salah
sebelumnya
Penilaian subjektif biasanya digunakan
untuk datang dengan titik awal
2.4.4 Analisis sensitivitas
Dalam setiap proyek atau investasi, data yang digunakan pada tahap
perencanaan adalah:terikat untuk bervariasi dan karena itu tunduk pada
risiko. Analisis sensitivitas adalah digunakan untuk menghasilkan nilai yang
lebih realistis, didukung oleh berbagai kemungkinan alternatif yang
mencerminkan ketidakpastian dan menyediakan beberapa cara tutupan
asumsi. Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengidentifikasi variabel paling
sensitif yang mempengaruhi perkiraan nilai proyek, biasanya sekutu dalam hal
nilai sekarang bersih (NPV) atau tingkat pengembalian internal (IRR) (Norris
1992).7
Analisis sensitivitas digunakan untuk menentukan efek pada
keseluruhan proyek mengubah salah satu variabel risikonya. Teknik ini
bertujuan untuk mengidentifikasi risiko yang berpotensi berdampak tinggi pada
biaya atau skala waktu proyek.
Keuntungan utama dari analisis sensitivitas adalah bahwa hal itu
menunjukkan ketahanan ness dan peringkat proyek alternatif. Ini
mengidentifikasi titik di mana variasi tertentu dalam nilai yang diharapkan dari
perubahan parameter biaya keputusan. Kemudian, rentang perubahan untuk
setiap variabel didefinisikan dan gambaran kemungkinan kisaran efek
minimum dan maksimum pada hasil proyek secara bertahap ditentukan sebagai

7
Tony Merna dan Faisal Al-Thani, Manjemen Risiko Perusahaan, hlm.81.

18
masing-masing risiko penting diselidiki. Kelemahan dari metode ini adalah
bahwa risiko dianggap independen dan tanpa kemungkinan terjadinya.
Ada beberapa cara di mana hasil analisis sensitivitas dapat
disajikan. Sebagian besar praktisi cenderung menyajikan data dalam bentuk
bentuk tabel atau diagram. Namun, jika beberapa variabel diubah, representasi
grafis dari hasil paling berguna; ini dengan cepat menggambarkan variabel
yang paling sensitif atau kritis. Norris (1992) dan Skoulaxenou (1994)
menyatakan bahwa 'diagram laba-laba' dari persentase perubahan dalam
variabel versus persentase perubahan nilai hasil adalah yang paling cara
populer untuk mengungkapkan hasil.
Analisis sensitivitas biasanya memadai dan efektif untuk proyek-proyek
selama ini proses penilaian ketika membandingkan pilihan dan untuk
pendahuluan persetujuan, di mana hanya sejumlah kecil risiko yang
teridentifikasi yang dinilai.
Gambar 4.6 mengilustrasikan analisis sensitivitas ekonomi proyek
parameter; ini adalah cash lock-up (CLU), payback (PB) dan hadiah bersihnilai
(NPV) dalam kaitannya dengan tingkat pengembalian internal
(IRR). Meskipun Gambar 4.6 dihasilkan berdasarkan data ekonomi, sensitivitas
dia-gram juga dapat digunakan di tingkat korporat dan SBU. Sebagai contoh,
diagram sensitivitas dapat digunakan di tingkat perusahaan untuk menunjukkan

Diagram sensitivitas: IRR


20
0
CONI (CLU)
150 100 50 50
Parameter
Mengubah (%) 10
OPI (PB)
20
30

19
OP2 (NPV)
40
Perubahan variabel (%)

sensitivitas sejumlah SBU ketika dipertimbangkan terhadap risiko tertentu


terjadi, seperti permintaan dan perubahan pasar.
Demikian pula SBU dapat menggunakan diagram laba-laba untuk
menunjukkan efek risiko, katakan delay, untuk sejumlah proyek dalam
portofolionya. Sensitivitas biasanya dipertimbangkan dalam hal perubahan IRR,
NPV dan waktu.
Gambar 4.7 mewakili ketidakpastian dalam sebuah proyek dalam hal
IRR. Di dalam contoh ini proyek memiliki peluang 40% dari IRR menjadi kurang
dari 7,5% dan kemungkinan 60% lebih besar dari 7,5%. Demikian pula

Distribusi Frekuensi
100

80

60
Frekuensi
(%) 40

20

0
0 5 10 15
IRR

proyek memiliki peluang 80% dari IRR kurang dari 10% dan 20%
kemungkinannya lebih besar dari 10%, dengan kemungkinan 50% lebih kecil dari
atau lebih besar dari 8%.

20
Seperti halnya analisis sensitivitas, kurva distribusi kumulatif dapat
digunakan untuk menggambarkan probabilitas SBU dan portofolio proyek.
Penting untuk dicatat bahwa semakin curam kurva, semakin sedikit ketidakpastian
dalam investasi, karena kisaran kemungkinan nilai IIR, dalam asus ini, lebih
pasti.8

2.4.5 Probabilitas- Analisis Grid Dampak


Ketika parameter dampak untuk suatu risiko (biaya, program, kinerja)
telah ditetapkan, sistem peringkat pita lebar dapat digunakan untuk
menentukan peringkat risiko berdasarkan metode probability-impact grid (PIG)
(Kolluru dkk. 1996). Rentang pita dampak sering ditentukan pada: SBU dan
tingkat proyek dan ditetapkan dalam rencana manajemen risiko (RMP).
Nilai yang paling mungkin' untuk biaya dan program yang
dikumpulkan selama fase identifikasi diterapkan pada rentang pita dalam
menentukan tingkat dampak, misalnya rendah, sedang dan tinggi. Contoh dari
faktor pembobotan dapat dilihat pada Tabel 4.3. Pembobotan dampak skala
berfungsi untuk memfokuskan respons risiko pada risiko berdampak tinggi
dengan lebih sedikit pembobotan diberikan pada probabilitas. Skor P–I dapat
ditentukan dengan mengalikan skor dampak (Tabel 4.3) dan skor probabilitas
(lihat Gambar 4.8).
Ambang batas untuk skor P–I dapat diatur dalam matriks yang
dihasilkan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.8. Dalam hal ini matriks 5
kali 5 ditampilkan. Sebuah matriks 3 kali 3 adalah, Namun, lebih umum
digunakan.
Biaya dan dampak program dapat jatuh ke tingkat yang berbeda dari
keparahan untuk setiap risiko tertentu. Dalam hal ini hasil kasus terburuk
digunakan untuk peringkat keseluruhan.

Tabel 4.3 Faktor pembobotan dampak


untuk analisis PIG
Skor dampak factor PIG (berbobot)

8
Tony Merna dan Faisal Al-Thani, Manjemen Risiko Perusahaan, hlm.83.

21
Sangat Rendah 0,05
Rendah 0,1
Medium 0,2
Tinggi 0,4
Sangat Tinggi 0,8

2.5 PENILAIAN RISIKO KUANTITATIF DAN KUALITATIF


Gambar 4.9 mengilustrasikan kurva arus kas kumulatif untuk suatu
proyek.Penggunaan teknik kualitatif dan kuantitatif juga diilustrasikan.

Alat dan Teknik Manajemen Risiko


+

£ Waktu

Teknik Kuantitatif

Teknik Kualitatif

Gambar 4.9 Arus kas kumulatif proyek yang umum dan jenis manajemen risiko
teknik yang digunakan sepanjang siklus hidup proyek

22
Pada awal proyek, teknik manajemen risiko cenderung lebih kualitatif. Namun,
saat proyek bergerak melalui siklus hidupnya, risiko teknik manajemen cenderung
menjadi kuantitatif semakin banyak proyek informasi dan detail ada tersedia.

2.6 MANAJEMEN NILAI


Selama dekade terakhir, telah ada kecenderungan untuk menerapkan
manajemen nilai.Teknik manajemen pada tahap yang lebih awal dalam kehidupan
proyek atau investasisiklus. Ganas (1997) menyatakan bahwa manajemen nilai
telah menjadi selimutyang mencakup semua teknik nilai apakah itu memerlukan
perencanaan nilai,rekayasa atau analisis nilai. Namun, tidak ada yang diterima
secara universaldefinisi manajemen nilai, dan sejumlah definisi yang
berbedamuncul untuk menggambarkan pendekatan aplikasi yang sama.Panduan
desain dan praktik ICE (1996) menyatakan bahwa:9
Manajemen Nilai membahas proses nilai selama konsep, definisi, fase
implementasi dan operasi proyek. Ini mencakup satu set system prosedur dan
teknik tematik, logis untuk meningkatkan nilai proyek secara keseluruhan umur
fasilitas/proyek.

Tabel 4.2 Teknik penilaianrisikokualiitatif dan kuantitatif yang umum (Burnside 2007)
Teknik AnalisisRisiko
Kualitatif Semi-Kuantitatif Kuantitatif
Penilaianberdasarkanpengalaman Timbangankuantitafadala Analisisberdasarkanrumusm
,deskripsi, dan timbangan hnilai yang diberikan atematika
Tidakadamatematikapenentuansu Demerministik Probabilistik
bjektif (tidakacak)
Brainstorming Analisissensitivitasketerg Acak:
Wawancara antungan Monte Carlo
Intuisi Laba-laba diagram/pilot Hiperkubuslatin

Kuesioner Amplopkepercayaandiri Saraf buatanjaringan


(kemungkinankontur)
Analisisasumsi Pohonkeputusananalisis Stochastic (dinamis)
HolografikHirarkipemodelan Non-ketergantungan Logika Markovian
diagram tornado penjadwalanjaringan
Grup nominal Penjadwalanjaringan ProbabilitasbersyaratTeorem

9
Tony Merna dan Faisal Al-Thani, Manjemen Risiko Perusahaan, hlm.85

23
Teknik Program Evaluasi dan a Baye
Metodologi system lunak Teknik Tinjauan (PERT)
TerkendaliMatriksKonver
si (CCM)
Bagan matriksrisiko Metode Jalur Kritis (BPS) Jaringan Bayesian
(petarisiko)
Probabilitas-dampak
Tabel
Pemetaanrisiko
Daftar risiko
Daftar cepat
Daftar periksa
Mode kegagalan dan efekkrisis
Analisis (FMECA)
Bahaya dan pengoperasianstudi
(HAZOP)
Wawancara
Connaughton dan Green (1996) mendefinisikanmanajemennilaisebagai:
Pendekatan terstruktur untuk mendefinisikan apa arti nilai bagi klien dalam
memenuhi menerima kebutuhan dengan menetapkan konsensus yang jelas tentang
tujuan proyek dan bagaimana mereka dapat dicapai.

Meskipun definisinya serupa dan mengandung elemen kunci daristruktur dan


mencapai nilai, tampaknya ada beberapa ambiguitaspembulatan pemahaman
istilah yang dikutip. Ganas (1997) mengidentifikasiini dan memperkenalkan
definisi berikut untuk menghapus ambiguitas:Nilai adalah tingkat kepentingan
yang ditempatkan pada suatu fungsi, item atau solusi. Sempat ciri nilai adalah
kecepatan, kualitas, fleksibilitas, dan biaya.10

a) kecepatan – seberapa cepat perusahaan dapat mengirimkan produk ke


pelanggan atau desaindan menghasilkan produk
b) kualitas – seberapa baik suatu produk memenuhi harapan pelanggan
c) fleksibilitas – seberapa mudah perusahaan dapat mengubah produk untuk
memenuhiharapan/keinginan pelanggan

10
Tony Merna dan Faisal Al-Thani, Manjemen Risiko Perusahaan, hlm.87

24
d) Biaya – elemen yang akan dimasukkan dalam siklus hidup biaya adalah –
modal, keuangan,operasi, pemeliharaan, penggantian, perubahan,
perluasan dan inovasibiaya, dan nilai sisa

Manajemen nilai (VM) adalah gelar yang diberikan untuk seluruh


rangkaian yang tersediateknik. Ini adalah judul tingkat tinggi dan terkait dengan
tahap proyek tertentudi mana teknik nilai dapat diterapkan. Ini adalah sistematik,
multi-disiplin, upaya yang diarahkan untuk menganalisis fungsi proyekuntuk
tujuan mencapai nilai terbaik pada siklus hidup keseluruhan terendahbiaya proyek
(Norton dan McElligott 1995).
Perencanaan nilai (VP) adalah gelar yang diberikan untuk teknik nilai
yang diterapkanselama fase konsep atau 'perencanaan' suatu proyek. VP
digunakan selamapengembangan 'ringkasan' untuk memastikan bahwa nilai
direncanakan ke dalamkeseluruhan proyek dari awal. Hal ini dilakukan dengan
menangani fungsidan peringkat persyaratan pemangku kepentingan dalam urutan
kepentingan untukpanduan. Istilah ini dapat dibagi lagi untuk memasukkan VP
strategis,yang merupakan teknik yang dapat diterapkan selama dan sebelum
kelayakantahap ketika alternatif untuk solusi yang dibangun akan
dipertimbangkan.
Rekayasa nilai (VE) adalah gelar yang diberikan untuk teknik nilai yang
diterapkanselama fase desain proyek dan, seperti yang dipersyaratkan, dalam
implementasiproses tasi juga. VE menyelidiki, menganalisis, membandingkan,
dan memilihdi antara berbagai pilihan untuk menghasilkan fungsi yang diperlukan
danpersyaratan proyek pemegang saham. VE menghasilkan berbagai de-
menandatangani opsi untuk keseluruhan proyek atau untuk bagian tertentu
darinya. Ini adalahdiuji terhadap tujuan dan kriteria nilai pemangku kepentingan
untuk dihapusbiaya yang tidak perlu tanpa mengorbankan fungsi, keandalan,
kualitas atau re-estetika yang dibutuhkan.
Analisis nilai (VA) adalah judul yang diberikan untuk teknik nilai yang
diterapkanretrospektif untuk menyelesaikan proyek untuk 'menganalisis' atau

25
untuk mengaudit proyekkinerja, dan untuk membandingkan proyek yang telah
selesai dengan yang telah ditentukan sebelumnyaharapan.
Manajemen risiko dan VM adalah bagian dari struktur manajemen
tunggal. Masa depan. Namun, penting untuk membedakan di antara mereka
sehinggateknik yang tepat diperkenalkan pada waktu yang tepat. Manajemen
risiko adalahterutama berkaitan dengan peristiwa yang mungkin mempengaruhi
'prestasi' daritujuan investasi. Hal ini membutuhkan tujuan untuk didefinisikan
dengan baik – andatidak dapat menilai apakah tujuan investasi akan terpengaruh
secara merugikankecuali ada pernyataan sebelumnya tentang apa itu. Manajemen
risiko(dan, khususnya, identifikasi dan analisis risiko) oleh karena itu memiliki
peran pentingperan yang harus dimainkan dalam mengidentifikasi dan memilih
antara teknis yang bersaingsolusi, yang merupakan subjek VE.
Manajemen risiko juga merupakan bagian penting dari VM,
meskipunmungkin tampak tidak membantu untuk mencoba mengidentifikasi dan
mengelola risiko sampai adakesepakatan tentang apa tujuannya. Bahkan,
diagnosis strategis daririsiko mungkin mempengaruhi bagaimana tujuan
ditetapkan. Sebuah pertimbanganrisiko investasi kemungkinan akan ditampilkan
dalam proposal desain garis besar selamakelayakan investasi (Connaugton dan
Green 1996).

2.6.1 Teknik Manajemen Nilai

2.6.1.1 Studi Serentak


Ini adalah tinjauan terstruktur dari proposal terperinci, yang dilakukan
oleh tim proyek secara parallel dengan pekerjaan desain, dan dipimpin oleh
nilai Pengelola.

2.6.1.2 Proposal Perubahan Kontraktor


Ini menyangkut desain dan/atau konstruksi tender dan pasca-tender
perubahan yang disarankan oleh kontraktor dan dimaksudkan terutama untuk
mengurangi biaya atau meningkatkan kemampuan membangun. Perubahan ini

26
biasanya terkait dengan skema insentif yang memberikan penghargaan kepada
kontraktor atas penghematan yang dicapai.

2.6.1.3 Pembobotan Kriteria


Ini adalah penetapan bobot aritmatika untuk kriteria proyek yang
berbeda untuk mencerminkan kepentingan relative mereka.

2.6.1.4 Analisis Fungsional


Ini adalah teknik yang dirancang untuk membantu dalam penilaian
nilai dengan hati-hati analisis fungsi; misalnya, alasan mendasar mengapa
proyek elemen atau komponen ada ataus edang dirancang.

2.6.1.5 Teknik Sistem Analisis Fungsional (FAST)


FAST adalah bentuk analisis fungsional yang dinyatakan dalam bentuk
diagram untuk menunjukkan hubungan antara fungsi dan sarana pencapaian
mereka.

2.6.1.6 Rencana Kerja


Ini adalah pendekatan logis dan berurutan untuk pemecahan masalah,
yang melibatkan identifikasi dan penilaian berbagai pilihan, dipecah menjadi
langkah-langkah konstituen mereka dan digunakan sebagai dasar pendekatan
VM.

2.6.1.7 Analisis Matriks (Optioneering)


Ini adalah teknik untuk mengevaluasi opsi di mana skor diberikan
untuk setiap opsi terhadap kriteria utama. Skor ini kemudian dikalikan dengan
bobot kriteria yang sesuai dan skor bobot total untuk masing-masing opsi
diperiksa untuk mengidentifikasi mana yang menawarkan nilai terbaik untuk
uang.Teknik optioneering paling berharga saat menilai risiko. Setiap opsi akan
memiliki risikonya sendiri dan risiko ini harus dipertimbangkan akun sebelum
opsi disetujui. Misalnya, opsi A dapat dilihat memiliki risiko rekayasa yang
sangat kecil dibandingkan dengan opsi B. Namun, jikaopsi A memiliki masa

27
operasi yang lebih pendek daripada opsi B maka risiko yang terkaitdengan
opsi A adalah pengurangan pendapatan. Jika tujuan utama dari investasinya
adalah NPV maka opsi A dianggap terlalu berisiko untuk dipenuhitujuan
seperti itu. Gambar 4.10 mengilustrasikan tahapan VM.

2.6.1.8 Hirarki Tujuan


Ini adalah perincian dari tujuan utama menjadi lebih rendah secara
berurutan tingkat sub-tujuan sampai semua tujuan proyek telah tercapai.
dihitung untuk. Subobjektif dapat diberi peringkat dan bobot sesuai dengan
kriteria pembobotan.

2.7 TEKNIK MANAJEMEN RISIKO LAINNYA


2.7.1 Metodologi Sistem Lunak (SSM)
SSM adalah teknik kualitatif dan dikembangkan pada akhir1970-an
dan awal 1980-an. Tujuannya adalah untuk mengatasi ketidakmampuan de-
teoricision untuk memecahkan secara memadai semua masalah kecuali yang
paling terstruktur. Kekuatan khusus dari SSM adalah dapat dimulai dengan
keinginan yang sederhana untuk 'membuat segalanya lebih baik'.
Smith (1999) menyatakan bahwa SSM biasanya digunakan dalam
siklus tujuh tahapan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.11. Dua tahap
pertama melibatkan mencari tahu tentang situasi yang dipertimbangkan
bermasalah, seperti menyelidiki lingkungan dan budaya dimana masalahnya
ada, masalah spesifik yang dipertimbangkan, alasannya

Mengambil tindakan untuk


Selidiki lingkungan yang meningkatkan situasimasalah
dituju

Tentukan perbaikan yang layak


dan diinginkan

Tentukan lingkungan yang


akan ditujukan
28
Bandingkan model dengan
real-aksi dunia

Tentukan definisi akar dari Membangun model konseptual


relevan sistem kegiatan dari sistem
yang bertujuan

Gambar 4.11 Metodologi sistem lunak (Diadaptasi dari Smith 1999)


mengapa situasinya dianggap bermasalah, dan perbaikan yangdicari di
tahap ketiga SSM. Tampilan masalah dipilihyang memberikan wawasan tentang
bagaimana perbaikan dapat dicapai. Inidilakukan melalui penggunaan definisi
akar: yaitu, definisi netraltentang kegiatan atau tugas yang akan dilakukan yang
memberikan wawasanke dalam masalah.
Tahap keempat melibatkan pembangunan model konseptual yangekspansi
logis dari definisi root yang dihasilkan pada tahap sebelumnya.Model yang
dikembangkan adalah model sistem yang dapat beradaptasi danbertahan dari
perubahan melalui proses komunikasi dan kontrol mereka.Tahap kelima SSM
mensyaratkan bahwa model yang dikembangkan com-disandingkan dengan
kenyataan. Ini menyediakan sarana untuk memicu perdebatan tentang bagaimana
manfaat dalam sistem dapat dicapai. Proses ini mengarahkan perhatian keasumsi
yang dibuat, menyoroti alternatif, dan memberikan kesempatanuntuk memikirkan
kembali banyak aspek aktivitas dunia nyata.
Tujuan dari tahap keenam SSM adalah untuk menentukan perubahan yang
akanmembawa manfaat mediasi. Perubahan tersebut harus memenuhi
kriteria:daya tahan sistematis dan kelayakan budaya. Keinginan sistematis
akanmencakup faktor-faktor seperti mekanisme untuk menentukan efektivitas
danmemastikan bahwa dependensi logis tercermin dalam sekuensial dunia
nyatatindakan. Kelayakan budaya akan membuat kelonggaran bagi manusia yang
tidak logistindakan, dan lingkungan politik di mana keputusan diambil.Tahap
terakhir dari SSM adalah implementasi dari perubahan yang diusulkan.Melakukan

29
perubahan ini mengubah persepsi tentang masalah awalsituasi. Jika diperlukan,
siklus lebih lanjut dari SSM dapat digunakan untuk mencari ad-perbaikan
disional. Proses ini akan dilakukan secara signifikan lebih lugas melalui penataan
masalah yang dilakukan dalam aplikasi pertama SSM (Smith 1999).

2.7.2 Teori Utilitas


Teori utilitas modern, dikembangkan dari karya Von Neumann dan
Morgenstern, berkaitan dengan mengantisipasi perilaku konsumen di bawah
kondisi ketidakpastian dan menunjukkan bahwa individu akan berusaha untuk
memaksimalkan utilitas yang diharapkan. Untuk mengakomodasi anggapan
bahwa konsumen menghindari risiko, misalnya, kenaikan utilitas yang lebih
kecil berturut-turut adalah berasal dari setiap tambahan unit kekayaan yang
terkumpul; itu umumnya diasumsikan bahwa mereka memiliki fungsi utilitas
kuadrat.
Titik optimum adalah di mana garis anggaran konsumen
bersinggungan dengan kurva indiferen pada peta indiferen. Dengan demikian
konsumen akan menunjukkan tidak ada preferensi antara kombinasi barang X
dan Y yang terletak padakurva indiferen yang sama, tetapi dalam mencari
utilitas yang diharapkan maksimum, konsumen akan lebih menyukai kurva
indiferen yang lebih tinggi daripada kurva yang lebih rendah, yaitu adalah D3
bukan D2. Titik singgung antara garis anggarandan kurva indiferen
menunjukkan konsumen akan berada dalam keseimbangan, memaksimalkan
utilitas di mana harga relatif sama dengan tingkat marjin aldari substitusi.11
Konsep teori utilitas dapat diterapkan pada masalah utama
pengambilan keputusan di bawah ketidakpastian – sikap pengambil keputusan
untuk mengambil risiko; namun, di sebagian besar industri, teori utilitas
cenderung dianggapsebagai teknik teoritis, tidak mudah diterapkan. Hertz dan
Thomas (1983) menggambarkan upaya untuk mengubah teori utilitas teori
menjadi alat praktis. Mereka menyimpulkan bahwa, untuk saat ini, penting
untuk mengingatkan manajer untuk kemungkinan bias dalam pengambilan
keputusan.
11
Tony Merna dan Faisal Al-Thani, Manjemen Risiko Perusahaan, hlm.93

30
2.7.3 Sikap Risiko dan Teori Utilitas
Dengan pengetahuan dasar tentang probabilitas, adalah mungkin untuk
menghitung nilai moneter yang diharapkan (EMV) untuk hasil keputusan
(Rafferty 1994). Menggunakan yang satu ini dapat mengejar maksimalisasi
EMV sebagai de-kriteria cision ketika berhadapan dengan keputusan di bawah
risiko. Namun, itu adalah sering terlihat dalam praktik bahwa konsumen yang
rasional akan lebih menyukai asli ke opsi yang menawarkan nilai harapan
tertinggi. Teori utilitas menawarkan model untuk memahami perilaku ini. Per-
sikap anak terhadap risiko diukur dengan memahami dan mempelajari terbagi
trade-off antara berjudi dan membayar-off tertentu. Dari sini kita dapat
menempatkan individu ke dalam tiga kategori yang cukup jelas:
r risiko netral
r pencarian risiko
r menghindari risiko.
Perbandingan biasanya dibuat dari penggunaan 'Referensi Dasar
Lottery Ticket'(BRLT). Misalnya, seorang individu memiliki sebuah tiket lotre
yang memiliki peluang genap untuk memenangkan £ 10.000 atau tidak sama
sekali sama sekali. EMV untuk tiket diberikan dalam ekspresi berikut:
EMV = (£10 000 × 0,5) + (£0,00 × 0,5) = £5000
Sekarang jika Anda bertanya kepada tiga kelompok individu yang
berbeda apa harga yang bersedia mereka bayar untuk tiket, tanggapan mereka
akanbervariasi sebagai berikut:
r Risiko netral. Kelompok ini, secara teori, bersedia menjual
tiketnyadengan harga minimum £5000, yang merupakan EMV. Penjual
akanbersikap acuh tak acuh antara dua hasil; misalnya, untuk grup ini,kepastian
yang setara dengan perjudian adalah £5000.
r Risiko mencari. Kelompok ini ingin mempertahankan tiket untuk
sensasiperjudian dan mungkin tidak bersedia untuk berpisah dengan tiket
sampaicalon pembeli bersedia membayar lebih dari EMV-nya. Initampaknya
tidak rasional secara matematis.

31
r Risiko menolak. Berikut kelompok dapat memutuskan bahwa itu
sangat berharga menjualtiket, yang memiliki peluang 50% untuk tidak
memenangkan apa pun, dengan jumlah yang lebih sedikitdari EMV
matematika.
Gambar 4.13 menunjukkan bagaimana, tetapi bukan mengapa, orang
yang rasional terkadang lebih sukahasil yang tidak memiliki nilai moneter
tertinggi. Utilitas yang-ory menyarankan bahwa alih-alih memaksimalkan
EMV, orang memaksimalkan utilitas sendiri. Utilitas bervariasi dari orang ke
orang. Fungsi utilitas dari seorang individu tidak mungkin identik dengan
fungsi utilitas itu organisasi mempekerjakan individu.

2.7.4 Teknik Grup Nominal


Teknik kelompok nominal (NGT) adalah varian dari brain storming. Ini
adalah sebuah metode menghasilkan ide-ide yang telah dikembangkan dalam
upaya untukmengatasi beberapa kegagalan yang dirasakan dari brain
storming. Dalam NGT, masing-masing anggota kelompok mencatat sejumlah
risiko dan risiko ini disajikan kepada kelompok untuk berdiskusi. Selama
presentasi, anggota kelompok secara individual menilai setiap risiko dan skor
diberi peringkat. Skornya kemudian dikumpulkan secara matematis untuk
menghasilkan keputusan kelompok (Frosdick1997).

2.7.5 Pengujian Stres dan Analisis Deterministik


Tes stres pada dasarnya adalah model deterministik yang biasanya
dijalankan di Mi-crosoft excel. Input berasal dari faktor-faktor seperti arus
kasbesarnya, titik awal dan akhir arus kas, biaya produksi dan perkiraanwaktu
potensi eskalasi biaya proyek melebihi dan di atas proyek
kemungkinan. Masing-masing stake holder proyek bertanggung jawab untuk
mengembangkan berbagai hasil yang mungkin, biasanya sebagai persentase
dan biasanya untuk faktornya masing-masing. Misalnya, pemasaran
bertanggung jawab atas penjualan asumsi volume dan harga, manufaktur
bertanggung jawab atas data biaya dan rekayasa proyek bertanggung jawab

32
atas peningkatan biaya proyekasumsi. Faktor-faktor ini biasanya sensitivitas
titik tunggal.
Model keuangan menghitung IRR, NPV dan payback period. Setelah
model telah dijalankan untuk kasus dasar, kemudian dijalankan untuk
berbagaikasus sensitivitas dengan setiap variabel diatur secara independen
untuk yang terbaik dan terburuk hasil yang diprediksi. Hasilnya adalah diagram
laba-laba atau tornado diagram yang menunjukkan dampak individu dari setiap
faktor pada lingkungan proyek parameter ekonomi seperti NPV. Selain itu,
dampak yang sama adalah kemudian dimasukkan ke dalam tabel risiko proyek
yang mengidentifikasi risiko dan NPV-nyaberdampak pada proyek. Model
tersebut kemudian dijalankan untuk skenario kasus terburuk. Nario dengan
mengatur semua variabel input ke hasil terburuk yang diantisipasisehingga
memberikan hasil proyek terburuk. Sebaliknya, setiap masukan adalah
kemudian atur ke kasus paling optimis memberikan skenario kasus
terbaik. Satu kaliskenario ini telah disusun, asumsinya ditantangoleh berbagai
pemangku kepentingan dalam format tipe curah pendapat. Ini adalahtanggung
jawab pemangku kepentingan untuk benar-benar menantang atau 'menguji
stres' masing-masinganggapan. Hanya setelah pemangku kepentingan masing-
masing setuju dengan proyekasumsi adalah permintaan apropriasi dikirim ke
depan untuk perusahaan persetujuan.

Tabel 4.4 Kekuatan dan Kelemahan Uji Stres


Kekuatan Kelemahan
Menggunakan lebih dari satu alat Menggunakan model keuangan yang
analisis untuk mengevaluasi risiko relative lemah dalam halitu hanya
asumsi titik tunggal yang digunakan
Berusaha untuk menantang asumsi Mengandalkan kelompok individu
dengan metode brain storming untuk muncul dengan asumsititik
Cukup mudah digunakan dengan Menjadi mudah digunakan, membawa
minimal input yang dibutuhkan serta kekurangan teknik yang dimiliki
untuk menghasilkan output
Luasnya penuh risiko di analisis Tidak biasanya, memperhitungkan
bahkan meskipun outlier mungkin saling ketergantungan variable input

33
tidak terlalu realistis Seperti halnya Monte Carlo
bergantung pada sejarah data subjektif
untukvarians dari baris
Risiko cenderung dilebih-lebihkan
untuk memastikan kenyamanan
tingkat tinggi
Tidak output dokumen formal
mengidentifikasi pemilik atau mitigasi
risiko tindakan

Kekuatan dan kelemahan metodologi ini mengandung beberapa


kekuatan tidak ditemukan dalam analisis Monte Carlo terutama karena fakta
bahwa itu tidak hanya berisi satu tetapi berbagai alat manajemen risiko yang
berbeda semua digulung menjadi satu. Terlepas dari kenyataan ini, metodologi
memiliki kelemahan yang melekat masalah yang menurut penulis lebih baik
ditangani oleh teknologi Monte Carlobarang antik.12 Tabel 4.4 kontras ini
kekuatan dan kelemahan yang dirasakan.
Metodologi stress test, sambil mengeluarkan berbagai sensitivitas dan
memiliki banyak kesamaan dengan praktik yang mapan, tidak dapat pigeon
holed ke dalam salah satu kategori. Keluaran metodologi memang
mengidentifikasi tify risiko dan besarnya, tetapi melakukan pekerjaan yang
relatif lemah untuk mengikat probabilitas masing-masing. Kecenderungan
adalah untuk melebih-lebihkan risiko dan menempatkan cukup bantalan dalam
apropriasi untuk memastikan proyek yang layak.
Sebaliknya, konsep simulasi Monte Carlo pada prinsipnya adalah cukup
sederhana. Masukan risiko proyek diberikan distribusi probabilitas dan
dijalankan melalui model matematika untuk menghasilkan probabilitas risiko
yang dihasilkan kurva itas. Namun, tergantung pada aplikasinya, model-model
ini dapat sangat kompleks dan memberikan hasil yang menyesatkan kepada
pengguna yang tidak berpengalaman.

12
Tony Merna dan Faisal Al-Thani, Manjemen Risiko Perusahaan, hlm.96

34
Jika pengguna mengabaikan ekor pada distribusi, ini dapat
menghilangkan hingga 30% dari kemungkinan kumulatif. Seperti halnya alat
analisis, pengguna perlu memahami mekanisme, kelebihan dan kelemahannya
saat menerapkannya. 
Analisis Monte Carlo telah membuktikan dirinya sebagai risiko yang
berharga alat analisis jika digunakan dengan benar. Sebaliknya, jika digunakan
secara tidak benar dapat meningkatkan pertanyaan sebanyak jawaban.

2.7.6 Diagram Tornado


Diagram Tornado berasal dari teknik analisis sensitivitas. Kegiatan
dalam suatu proyek dapat mengalami kenaikan persentase ataumenurun
berdasarkan ketidakpastian pada saat analisis.Awalnya kegiatan tersebut,
misalnya yang ditunjukkan pada Gambar 4.14, adalah dianggap memiliki
berbagai hasil. Efek risiko dinyatakan kuantitatif pada setiap item yang
kemudian diilustrasikan pada Tor-diagram nadi. Skenario kasus terbaik adalah
skenario yang menunjukkan hal positif tabungan dan skenario terburuk
menunjukkan potensi kerugian pada masing-masing dari kegiatan.
Skenario kasus terbaik dan terburuk adalah garis luarpada Gambar
4.14. Garis dalam mewakili tabungan dan kerugian setelah mitigasi
risiko. Misalnya, sebelum mitigasi risiko, harga logam memilikikisaran minus
$400 dan ditambah $600. Ini diidentifikasi sebagai yang paling aktivitas
sensitif. Asuransi, di sisi lain, dipandang kurang sensitif, memiliki kisaran plus
$250 dan minus $150. Risiko yang terkait dengan kegiatan ini kemudian dapat
dikurangi dengan membeli ke depan di yang pertama kasus dan mengubah
asuransi dalam kasus yang terakhir. 
Demikian pula ac- lainnya aktivitas dikurangi dan garis dalam
sekarang dapat ditarik untuk menunjukkan kasus terburuk dan terbaik untuk
setiap aktivitas. Semakin kecil luas antara kasus terburuk dan kasus terbaik
semakin sedikit ketidak pastian dalam jadwal kegiatan.

2.8 ANALISIS RISIKO NEGARA

35
Penilaian risiko negara dianggap sebagai disiplin baru pada pra-tahap
dewasa dengan batasan dan istilah yang tidak jelas (Leavy 1984). Di dalam untuk
mendukung argumen ini, perbandingan dengan 'risiko berdaulat' danpenilaian
'risiko politik' diajukan. 'Penilaian risiko berdaulat' adalah istilah yang biasa
digunakan dalam dunia perbankan untuk merujuk pada risiko yang terkaitdengan
pemberian pinjaman kepada pemerintah asing, sementara 'risiko politik penilaian'
adalah teknik yang digunakan untuk memprediksi stabilitas politik dan risiko non-
bisnis dalam melakukan operasi di lingkungan sosial yang berbeda. lingkungan
politik.13 
Penelitian penting telah dilakukan di daerah tersebutrisiko politik,
menghasilkan pemeriksaan inventaris yang diproduksi secara komersialdaftar,
publikasi khusus dan pendekatan kuantitatif, yangdidasarkan terutama pada
analisis pohon keputusan, teknik Delphi yang sistematis dan analisis statistik
multivariat lainnya yang digunakan untuk menilai risiko politik faktor, terutama di
negara-negara kurang berkembang (Desta 1985).Leavy (1984) menyatakan bahwa
'penilaian risiko negara' bertujuan pada evaluasition merangkum total risiko, non-
bisnis (alpha risk) dan bisnis (beta risk) ditanggung oleh suatu negara, yang dapat
mempengaruhi penanaman modal asing.
Teknik dan kerangka kerja untuk melayani tujuan ini telah secara aktif
ditentukan. Dikembangkan, dengan peneliti mencari sistem yang paling cocok
untuk mengekstrak dan mengevaluasi informasi. Blank (1980) melaporkan bahwa
analisis utamametode yang digunakan oleh perusahaan dalam penilaian risiko
negara yang diformalkanproses adalah daftar periksa standar, pengembangan
skenario, terstruktur format kuantitatif, analisis statistik, model investasi
terkomputerisasi dan teknik Delphi. Banyak dari metode ini juga digunakan oleh
perusahaan yang berinvestasi di negara asal mereka, dan dengan demikian tidak
khusus cific untuk investasi luar negeri.

2.8.1 Sumber Risiko Negara – Daftar Periksa

13
Tony Merna dan Faisal Al-Thani, Manjemen Risiko Perusahaan, hlm.97

36
Penilaian risiko negara bertujuan untuk mengidentifikasi semua faktor
eksternal yang mempengaruhi sebuah organisasi, sehingga evaluasi
menyeluruh dari ini proyek kelangsungan hidup. Metode penilaian risiko
negara yang berlaku umumnya mengklasifikasikan mengelompokkan
komponen risiko ke dalam tiga kategori – politik, keuangan danrisiko
ekonomi (Sealy 2001). Levy (1984) menyebutkan perlunya untuk
mempertimbangkan seluk-beluk yang timbul dari perbedaan sosial budaya
ketikaberoperasi di negara asing.
Nagy (1979) menyatakan bahwa untuk melakukan penilaian risiko
negara-ment, sangat penting untuk memiliki pengetahuan yang baik tentang
politik negara, struktur ekonomi dan sosial, termasuk individu dan kolektif
karakter pemerintah yang berkuasa. Legislatif, kelembagaan dan kerangka
peraturan sama pentingnya. Ini dapat diperbaiki dengan keakraban dengan
fakta dan angka tentang politik masa lalu dan saat initren yang dapat
digunakan secara logis dan sistematis untuk menilai kemungkinan kejadian
yang akan terjadi di masa depan.

2.8.2 Risiko Politik


Dikategorikan di bawah risiko politik adalah peristiwa politik yang
dapat mempengaruhi prospek profitabilitas dari investasi tertentu (Haendel
1979). Di dalam pandangan Gutmann (1980) area ini sangat menarik untuk
dibandingkannies dalam keputusan investasi mereka. Ini dikonfirmasi oleh
jatuhnyaShah Iran, yang menandakan dampak dramatis peristiwa politik
disemua transaksi keuangan. Banyak proyek yang didirikan secara
internasional adalahdiambil alih oleh rezim baru, faktur tidak terselesaikan
dan local mata uang mengalami devaluasi.

2.8.2.1 Stabilitas Pemerintah


Stabilitas pemerintah mencerminkan baik kemampuan pemerintah
untuk melaksanakanprogram yang dideklarasikan dan kemampuannya untuk
tetap menjabat (Sealy 2001).Ini terdiri dari kesatuan pemerintah, hubungan
antar pemerintah,kekuatan legislatif dan tingkat dukungan dari

37
rakyat. Initermasuk kemungkinan perubahan dalam rezim di mana negara
tersebutberoperasi, pemberontakan untuk kekuasaan politik dan kudeta
(Thunell 1977).
Probabilitas pengambilalihan oleh pemerintah ekstremis
dipertimbangkan menjadi tinggi ketika pemerintah saat ini tidak kompeten
atau lemah,ketika pemerintah yang dipilih secara demokratis didasarkan
padamayoritas atau pemerintah otoriter memiliki basis kekuatan yang goyah,
atau ketikaada kelompok ekstremis yang terorganisir dengan baik (Nagy
1979).

2.8.2.2. Kondisi Sosial Ekonomi


Sealy (2001) menyebutkan bahwa adanya tekanan sosial ekonomi
dalam masyarakat Kemiskinan, termasuk tingkat pengangguran dan
kemiskinan yang tinggi, dapat menahan tindakan pemerintah atau memicu
ketidakpuasan sosial. Sebuah pemerintahannegara dengan pendapatan per
kapita rendah mungkin terpaksa menunda pembayaran utang-KASIH ketika
membutuhkan pengurangan standar hidup karena pengetatan anggaran dalam
pengeluaran lainnya. Gutmann (1980) menyebutkan kondisi sosial yang tidak
menguntungkan, seperti kekayaan yang berlebihan karenadistribusi
pendapatan yang tidak merata antar kelas sosial atau wilayah, dapat
menyebabkan ketidakpuasan dalam masyarakat dan kerusuhan.

2.8.2.3 Iklim Investasi Risiko


Risiko yang terkait dengan profil investasi mungkin berdiri sendiri
faktor atau akibat dari komponen lain dari politik, ekonomi dan keuangan
risiko sosial. Thunell (1977) dan Haendel (1979) mengutip variabel-variabel
dari iklim investasi: yaitu, dukungan konstitusional untuk kepemilikan asing
hak, diskriminasi dan kontrol atas kegiatan bisnis asing, modal repatriasi,
stabilitas mata uang lokal dan harga domestik, politikstabilitas, kesediaan
untuk memberikan perlindungan tarif dan ketersediaan modal. Sealy (2001)
mengidentifikasi risiko seputar investasi di proyek: yaitu, kelayakan kontrak

38
atau kemungkinan pengambilalihan, repatriasiasi keuntungan dan penundaan
pembayaran.

2.8.2.4 Konflik Internal dan Intervensi Militer dalam Politik


Dalam menilai risiko konflik internal, Sealy (2001) menunjukkan:
perlu mengevaluasi sejauh mana turbulensi politik di negara ini dan
berdampak pada pemerintah. Negara yang pemerintahannya tidak bersenjata
oposisi dan tidak melakukan kekerasan sewenang-wenang terhadap warga
sipilpopulasi yang disukai oleh investor. 

2.8.2.5 Konflik Eksternal


Tekanan dari tindakan asing dapat mempengaruhi pemerintah yang
berkuasa, dibentuk pengaruh non-kekerasan seperti tekanan diplomatik,ing
bantuan, pembatasan perdagangan, sengketa wilayah dan sanksi dan kekerasan
pengaruh mulai dari konflik lintas batas hingga perang habis-habisan. 

2.8.3 Risiko Keuangan


Menurut Sealy (2001) inti dari risiko keuangan berkaitan dengan:
kemampuan negara untuk 'membayar dengan caranya', yang meliputi pejabat,
komersil dan perdagangan kewajiban utang. Dalam prakteknya, ini mencakup
wilayah yang luas, menggabungkan semua sistem dan kerangka pendukung
keuangan yang ada. karya yang tersedia untuk negara tertentu. 14 Komponen
risiko keuangan adalah:
a) utang luar negeri sebagai persentase dari PDB
b) pembayaran utang luar negeri sebagai persentase ekspor barang dan jasa
c) neraca berjalan sebagai persentase ekspor barang dan jasa
d) likuiditas internasional bersih sebagai bulan penutup impor
e) stabilitas nilai tukar.
Menurut Goodman (1978), risiko keuangan secara langsung
ataulangsung terkait dengan likuiditas internasional bersih suatu negara.
Kondisi yang menguntungkan tercapai ketika aset dan kewajiban
asingmenurunkan sementara jatuh tempo meningkat. Ukuran aset diperoleh
14
Tony Merna dan Faisal Al-Thani, Manjemen Risiko Perusahaan, hlm.105

39
dari nilai cadangan internasional hingga impor dan ukuran kewajiban diambil
dari beban utang-layanan negara di bawah pertanyaan.
Sementara Gutmann (1980) berpendapat bahwa di antara indikator-
indikator keuangan, yang terkait dengan utang luar negeri suatu negara,
khususnya layanan utang rasio yang menggambarkan beban utang saat ini,
berfungsi sebagai panduan yang paling relevan, penilai harus mengingat fakta
bahwa informasi yang tersedia sering kali tidak termasuk utang swasta yang
tidak dijamin, utang yang baru ditandatangani dan kewajiban pembayaran
utang dari kontrak saat ini. Sebagai penyempurnaan analisis keuangan suatu
negara, Gutmann (1980) menyatakan bahwa kualitas lembaga keuangannya
merupakan hal yang esensial. Negara yang memiliki pendirian keuangan yang
kuat secara fundamental – com-menghargai bank sentral yang efisien dan
kerangka kelembagaan yang sehat –dianggap mahir dalam manajemen utang
dan internasional hubungan keuangan. dukungan kelembagaan yang berharga
dalam memberikan stabilitas untuk kinerja keuangan, dalam hal-gangguan
politik atau social gangguan.

2.8.4 Penggunaan Organisasi Teknik Manajemen Risiko


Poin-poin berikut merangkum hasil dari survey terbaru dalam hal:
a) Teknik manajemen risiko yang digunakan di setiap tingkat organisasi
(Merna 2003).
b) Teknik manajemen risiko yang digunakan pada tahap identifikasi risiko.

2.9 STUDI KASUS


Studi Kasus Manajemen Risiko Proyek Pembangunan Underpass Gatot
Subroto Denpasar
2.9.1 Penentuan Risiko-Risiko Yang Relevan
Berdasarkan data survai pendahuluan didapat data mengenai variabel
risiko yang Relevan (mungkin dapat terjadi) pada proyek Underpass Gatot
Subroto Denpasar. Data tersebut didapat dari beberapa responden yang dipilih
berdasarkan keterlibatan pada proyek pelaksanaan jalan yang mewakili

40
berbagai unsur proyek. Pada survey ini ada 5 responden yang ditunjuk.
Variabel risiko dapat dikatakan Relevan jika lebih dari 50% responden
menjawab Relevan. Jika diketahui minimal 3 responden menyatakan risiko
tersebut Relevan, maka risiko tersebut dinyatakan Relevan atau variabel risiko
tersebut mungkin dapat terjadi pada proyek. Hasil penelitian menunjukan dari
102 risiko yang teridentifikasi terdapat 83 risiko yang relevan.

2.9.2 Tingkat Penerimaan Risiko


Analisis penilaian responden terhadap risiko pelaksanaan adalah
menentukan prosentase frekuensi risiko-risiko yang sangat sering terjadi,
sering, kadang-kadang, jarang dan sangat jarang terjadi. Selanjutnya
ditentukan prosentase penerimaan risiko yang mengacu pada skala penerimaan
yaitu kategori risiko unacceptable (tidak dapat diterima), undesirable (tidak
diharapkan), acceptable (dapat diterima), dan negligable (dapat diabaikan).

41
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Risiko merupakan kombinasi dari probabilitas suatu kejadian dan
konsekuensi dari kejadian tersebut, manajemen risiko pada dasarnya adalah proses
menyeluruh yang dilengkapi dengan alat, teknik, dan sains yang diperlukan untuk
mengenali, mengukur, dan mengelola risiko secara lebih transparan.
Proses manajemen risiko dimulai dari mengenali resiko dari perencanaan,
kemudian berusaha untuk menghasilkan daftar semua risiko yang mungkin dapat
mempengaruhi proyek, membuat langkah penilaian risiko, menyusun respon
risiko, dan mengendalikan respon risiko Ada beberapa daftar risiko yang sudah
biasa terjadi dan di sini dilakukan pemilihan mana yang sesuai untuk proyek yang
ditangani.
Teknik Mengidentifikasi Risiko, dapat dilakukan dengan menggunakan
teknik pengumpulan informasi melalui Brainstorming, Interviewing, Delphi
Technique, dan Checklist. studi kasus manajemen Risiko proyek pembangunan
Underpass Gatot Subroto Denpasar. Risikorisiko yang tergolong ke dalam
kategori extreme risk dan high risk yang mempunyai prosentase terbesar
berdasarkan sumbernya adalah risiko proyek yaitu 44% tergolong extreme risk
dan 31% tergolong high risk. Hal ini menyatakan bahwa perencanaan pelaksanaan
proyek kurang terencana dengan detail sehingga menyebabkan kesalahan atau
pelaksanaan yang tidak sesuai. Penanganan.

42
DAFTAR PUSTAKA

Faisal, Tony. Manajemen Risiko Perusahaan. Inggris : John Wiley dan Sons Ltd.
Jurnal Ilmiah Keislaman,Vol. 12, No.2

43

Anda mungkin juga menyukai