Kelas X
Kelas X
KELAS X SMK
Tahun Ajaran 2010 / 2011
MATERI 1
Bilangan adalah suatu gagasan, ide, bersifat abstrak yang dapat memberi
keterangan tentang banyaknya anggota suatu himpunan.
Macam-Macam Bilangan
1. Bilangan Asli : Himpunan semua bilangan asli A={1,2,3,...}
2. Bilangan Cacah : Himpunan semua bilangan cacah C={0,1,2,3,...}
3. Bilangan Bulat : Himpunan semua bilangan bulat B={...,-3,-2,-1, 0,1,2,3,...}
4. Bilangan Rasional : Bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk , dengan
a & b bulat dan b 0. Himpunan bilangan rasional
Q={x= , a, b B, b 0}. Maka, bilangan rasional meliputi semua bilangan
bulat, pecahan sejati, dan pecahan tidak sejati (campuran).
Jika a > b : , , , ... (pecahan tak sebenarnya)
=2 , =1 , = -2 (pecahan campuran)
Jika a < b : , , , ... (pecahan murni)
Jika a = b : , , ... (bilangan bulat)
5. Bilangan Irasional : Bilangan yang lambangnya tidak dapat dinyatakan
sebagai bilangan pecahan atau bukan bilangan rasional dengan notasi I = {x|x
bilangan irasional} , misalnya √ , √ , √ , ... ; √ , √ , ... ; log 2, log 3, log 12,
e =2,7128...,
6. Bilangan Real (nyata) : Gabungan himpunan bilangan rasional dan irasional
yang dilambangkan dengan huruf R. Dapat dinyatakan bahwa bilangan real
meliputi semua bilangan bulat, pecahan, dan semua bilangan irasional dengan
notasi R = {x|x Q I }
7. Bilangan Imaginer (khayal) : Bilangan dari hasil penaksiran akar yang
kemungkinan menghasilkan bilangan yang tidak nyata (imaginasi), misal √ ,
√ , √ , ...dst. dengan notasi i = √ , maka
2 2
i = (√ ) = -1
i3 = i2 x i = -1 x i = -i
i4 = (√ 4
) = 1 ...dst.
8. Bilangan Kompleks : Gabungan bilangan nyata dan bilangan khayal atau
semesta dari dari semua bilangan yang dinyatakan dengan x + yi
x = bilangan nyata dan y = bilangan khayal. Notasi bilangan kompleks yaitu
K={ x + yi | x, y R, i = √ }. Contoh bilangan kompleks :
-3 + 2i dengan -3 sebagai bilangan bulat dan 5i sebagai bilangan khayal
9. Himpunan bilangan lainnya :
Himpunan bilangan ganjil (bilangan yang tidak habis dibagi dengan 2) =
{1,3,5,...}
Himpunan bilangan genap (bilangan yang habis dibagi dengan 2) =
{2,4,6,...}
Himpunan bilangan prima (bilangan yang hanya memiliki 2 faktor, yaitu
angka 1 dan bilangan itu sendiri) = {2,3,5,7,...}
Himpunan bilangan tersusun (bilangan asli yang bukan bilangan prima) =
{1,4,6,8,9,...}
Rangkuman Kelas X 1
Himpunan bilangan komposit (bilangan yang memiliki lebih dari 2 faktor) =
{4,6,8,9,...}
Himpunan bilangan kuadrat (bilangan hasil dari penguadratan suatu
bilangan) = {1,4,9,16,25,...}
Ikhtiar Bilangan
Kompleks
(K)
Khayal
Nyata (R)
(IM)
Irasional Rasional
(I) (Q)
Negatif
Murni Campuran Cacah (C)
(B - )
Ganjil Prima
Genap Komposit
Kompleks
Asli
Cacah
Bulat dan
Pecahan
Rasional dan
Irasional
Real
Rangkuman Kelas X 2
a+(-b) = a-b, dengan a>b
756.220+(-136.112) = 756.220-136.112
= 620.108
(-a)+b = -(a-b), dengan a>b
(-556.785)+57.461 = -(556.785-57.461)
= -499.324
a+(-b) = -(b-a), dengan a<b
76.105+(-89.157) = -(89.157-76.105)
= -13.052
(-a)+b = b-a, dengan a<b
(-796.884)+901.844 = 901.844-796.884
= 104.960
Sifat penjumlahan bilangan bulat :
Komutatif : a+b = b+a
275.116+(-546.113) = (-546.113)+ 275.116
= -270.997
Asosiatif : (a+b)+c = a+(b+c)
(116.176+717.221)+(-93.110) = 116.176+[717.221+(-93.110)]
= 740.287
Unsur Identitas : a+(-a) = 0
54.329+(-54.329) =0
2. Pengurangan
Jika a dan b bilangan asli, maka :
a-b = a+(-b)
795.012-656.773 = 795.012+(-656.773)
= 138.239
a-b = (a+c)-(b+c)
931.765-87.164 = (931.765+11.074)-( 87.164+11.074)
= 844.601
a-(b+c) = (a-b)-c
385.714-(10.213+54.168) = (385.714-10.213)- 54.168
= 321.333
(a+b)-c = a+(b-c)
[856.771+(-31.249)]-21.200 = 856.771+[(-31.249)-21.200]
= 804.322
Sifat komutatif dan asosiatif pada penjumlahan tidak bisa diterapkan pada
pengurangan. Contoh :
Komutatif : a-b b-a
56.738-79.150 79.150-56.738
-22.142 22.142
Asosiatif : (a-b)-c a- (b-c)
(99.109-10.001)-35.765 99.109-(10.001-35.765)
-53.343 53.343
3. Perkalian
Perkalian merupakan penjumlahan yang berganda, dapat dinyatakan
sebagai berikut : axb = b+b+b+... contoh :5x3 = 3+3+3+3+3 = 15. Pada
bentuk axb = c ,notasi perkalian (x) atau ( ) dengan a : pengali, b : bilangan
yang dikalikan, dan c : hasil kali.
Jika a dan b bilangan asli, maka :
Rangkuman Kelas X 3
axb = bxa -axb = - (axb)
561x957 = 957x561 -583x736 = -(583x736)
= 486.877 = -429.088
ax(-b) = -(axb) -ax(-b) = +(axb)
732x(-915) = -(732x915) -287x(-117)= +(287x117)
= -669.780 = 33.579
Sifat perkalian bilangan bulat :
Komutatif : axb = bxa
(-751)x516 = 516x(-751)
= -337.516
Asosiatif : ax(bxc) = (axb)xc
-115x(731x289) = [(-115)x731]x289
= -24.294.785
Distributif : ax(b+c) = (axb)+(axc)
237x(516+714) = (237x516)+( 237x714)
= 291.510
Tertutup (anggota perkalian masih dalam satu jenis bilangan) : axb B ,
contoh : (137)x571 = -78.227
Unsur Identitas : 1xa = ax1 = a dan ax = 1(kebalikan atau invers a
terhadap perkalian)
Bentuk perkalian yang perlu diketahui :
1. (a+b)2 = (a+b)(a+b) = a2+2ab+b2
2
2. (a-b) = (a-b)(a-b) = a2-2ab+b2
3. (a-b)(a+b) = a2-b2
4. a3-b3 = (a-b)(a2+ab+b2)
5. a3+b3 = (a+b)(a2-ab+b2)
4 4
6. a -b = (a2+b2)(a2-b2)
7. (a+b+c)2 = a2+b2+c2+2ab+2ac+2bc
8. (a-b-c)2 = a2+b2+c2-2ab-2ac+2bc
4. Pembagian
Jika a dan b bilangan bulat dengan b 0, maka :
a:b = m dapat ditulis dalam bentuk pecahan = m , maka a = mxb
Sifat pembagian bilangan bulat :
ax(b:c) = (axb):c
ax =
(axb):(pxq) = (a:p)x(b:q)
= x
a:(b:c) = ax(c:b)
= ax
a:b = (axp):(bxp)
= ,p 0
a:b = (a:p):(b:p)
= ,p 0
(a:b):p = (a:b)x(1:p)
= x
Rangkuman Kelas X 4
(a+b):p = (a:p)+(b:p)
= +
(a-b):p = (a:p)-(b:p)
= -
ap:aq = ap-q
= ap-q
(a:b)p = ap:bp
( )p =
Operasi Hitung Bilangan Pecahan
1. Penjumlahan dan Pengurangan
=
+ = =
=
= = =
sifat penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan sama dengan
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
2. Perkalian dan Pembagian
x =
x = =
: = x =
: = x = = =1
sifat perkalian dan pembagian bilangan pecahan sama dengan penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat.
Terdapat 3 cara penulisan pecahan, yaitu :
1. Pecahan Biasa (pecahan murni), dengan a>b
2. Pecahan Desimal, dibagi menjadi 3 bentuk :
Terbatas : 0,5
Tidak Terbatas : 0,5876564...
Berulang (Repeten) : 0,555... atau 0,5
Operasi bilangan pecahan desimal :
1. Penjumalahan
0,8945
0,0835
0,65 +
1,628 lebih baik memakai cara bersusun, karena lebih cermat, jangan lupa
disejajarkan pada tanda koma.
2. Pengurangan
1-0,09824-0,524 = 0,37776
1
0,09824 -
Rangkuman Kelas X 5
0,90176
0,524 -
0,37776 pada operasi pengurangan bersusun harus dikerjakan per
langkah tidak dianjurkan langsung semua untuk memperkecil kesalahan hitung.
3. Perkalian
6,894x7,03 = 48,46482
6,894
7,03 x
20682
0000
48258 +
48,46482 pada operasi perkalian bersusun, tanda koma hasil
perkalian diletakan sesuai dengan jumlah bilangan dibelakang koma pada
pengali dan bilangan yang dikalikan.
4. Pembagian
86,35 : 0,025 = 3.454
3454
25 86350
75 -
113
100 -
135
125 -
100
100 -
0 pada operasi pembagian bersusun, pembagi harus
dalam bentuk bulat, tidak boleh terdapat koma.
Pemfaktoran aljabar
Contoh :
1. = = (x-2)
x-2
x-3 x2-5x+6
x2-3x -
-2x+6
-2x+6 –
0
2. = x2–7x+28 Harus ditambah 0x
x2–7x+28 untuk melengkapi
X+4 x -3x +0x+112
3 2 urutan pangkat
x3+4x2 -
-7x +0x
2
-7x2-28x -
28x+112
28x+112-
0
Rangkuman Kelas X 6
3. Pecahan Prosen adalah bilangan rasional yang berpenyebut 100.
Lambang dari prosen adalah % . Contoh : = x 100%= 45% ;
= x100% = % =14 % diusahakan dalam membuat bilangan prosen
menggunakan bentuk pecahan.
Konversi pecahan biasa ke desimal ke prosen
= 0,125 = 0,125 x 100% =12,5 %
0,125
8 10
8–
20
16 –
40
40 –
0
Konversi pecahan biasa ke prosen ke desimal
= x 100% = 60% = = 0,6
Konversi desimal ke pecahan biasa
0,24 =
0,333... =
x= 0,333...
10x = 3,333... Berulang pada
x= 0,333...- bilangan ke-I ,
9x = 3 jadi dikali 10
x= =
2,3181818...
x = 2,3181818...
Berulang pada
1000x = 2318,1818... bilangan ke-III , jadi
10x = 23,1818...- dikali 1000
990x = 2295
x = = =2
Konversi prosen ke pecahan biasa
78% =
Perbandingan dan Skala
1. Perbandingan (Rasio)
Adalah membandingkan 2 besaran sejenis pada umumnya dinyatakan dengan
bilangan. Misalnya membandingkan ukuran pensil yang masing-masing 20 cm
dan 15 cm. Perbandingannya dapat dinyatakan sebagai berikut :
1. 20 cm : 15 cm
2. 20 cm lawan 15 cm
3. 20 cm / 15 cm atau = (baca: 4 banding 3, perbandingan pada
umumnya dinyatakan dalam nilai yang terkecil)
Rangkuman Kelas X 7
Misal : 3 / 7 senilai dengan 24 / 56
Contoh : perbandingan jarak dan waktu. Semakin jauh jarak, semakin lama
pula waktunya.
Jika mobil A dapat menempuh jarak 200 km dengan waktu 120 menit.
Berapa waktu yang mobil B yang butuhkan untuk menempuh jarak 100 km?
Jawab : =
=
Waktu B x 200 km = 100 km x 120 menit
Waktu B =
Waktu B = 60 menit
Berarti rumus perbandingan senilai : =
b. Perbandingan Berbalik Nilai : 2 perbandingan yang nilainnya saling
berbalikan.
Misal : 2/5 dengan 5/2
Contoh : kecepatan dengan waktu. Semakin tinggi kecepatan, maka semakin
singkat waktu.
Jika mobil A dapat menempuh jarak tertentu dengan kecepatan 60km/jam
dengan waktu 120 menit. Berapa kecepatan yang mobil B yang butuhkan
untuk menempuh jarak yang sama dalam waktu 180 menit ?
Jawab : =
=
Kecepatan B x 180 menit = 120 menit x 60 km/jam
Kecepatan B =
Kecepatan B = 40 km/jam
Berarti rumus perbandingan berbalik nilai : =
Senilai : banyaknya barang yang dibeli & harganya; lama menabung &
jumlah tabungan; jarak & waktu; gas, kenaikan temperatur (volume
tetap) & tekanannya.
Berbalik Nilai : gerak beraturan, kecepatan, & waktunya; jumlah seluruh
cicilan, & sisa hutang; kecepatan & waktu; jumlah pekerja & lama selesai
proyek; gas, kenaikan tekanan (suhu tetap) & volumenya.
2. Skala
Adalah perbandingan jarak/panjang pada peta dengan jarak/panjang
sebenarnya.
Ada 2 macam skala, yaitu :
1. Skala Diperbesar (biasanya untuk menggambarkan komponen
mesin/alat-alat elektronika yang berukuran kecil atau sangat kecil.
Misalnya, 20 : 1 artinya 20 satuan mewakili 1 satuan pada ukuran
sebenarnya, atau 1 satuan mewakili mewakili ukuran sebenarnya)
Contoh soal :
Pada gambar sarang semut yang berskala 100:1 memiliki diameter 50cm
pada gambar. Berapa mm diameter sarang semut sesungguhnya!
Jawab :
Rangkuman Kelas X 8
Skala 100:1 artinya 100cm mewakili 1cm ukuran sebenarnya.
Diameter sarang semut sesungguhnya : =0,5cm=5mm
2. Skala Diperkecil (biasanya untuk menggambarkan peta, luas lahan atau
rumah yang berukuran luas. Misalnya, 1 : 1000 artinya 1 cm pada peta
mewakili 1000 cm pada ukuran sebenarnya)
Contoh soal :
Pada gambar yang berskala 1:500 akan dibangun sebuah rumah dengan
ukuran pada gambar panjang 24cm dan lebar 20cm. Berapa meterkah
luas rumah sesungguhnya ?
Jawab :
Skala 1:500 artinya 1cm mewakili 500cm ukuran sebenarnya.
Panjang rumah sesungguhnya : 24cmx500 = 12.000cm
Lebar rumah sesungguhnya : 20cmx500 = 10.000cm
Luas rumah sesungguhnya : 12.000cmx10.000cm
: 120mx100m
: 12.000m2
3. (ap)q = apq
3(2p5q4r3)5 = 3(25p25q20r15)
= 3(32p25q20r15)
= 96p25q20r15
= 210 = 1024 Jika pangkatnya berpangkat, maka pangkatnya
dipangkatkan terlebih dahulu
4. (axb)n = an x b n
(2x5)3 = 23 x 53
= 8 x 125
= 1000
Pangkat 0
a0 = 1 dengan a 0 dan 0p=0 dengan p 0
contoh soal :
30 = 1 , 10000 =1
Pangkat Negatif
a-n =
contoh soal :
Rangkuman Kelas X 9
(5c-4d5)3 = 53c-12d15 = =
√ = 4,39
4+4
4x4 = 16 -
327
83x3 = 249 -
7821
869x9 = 7821-
0
83+3
√ = 0,0456
√ = 0,0456
0+0
0x0 = 0 -
00
00x0 = 00 -
00+0
20
04x4 = 16 -
4+4
479
85x5 = 425 -
5436
85+5
906x6 = 5436 –
0
1. √ =
Contoh soal :
1. √ =
2. √ =
Rangkuman Kelas X 10
2. √ = dengan m, n B dan n 0
Contoh soal :
1. ( √ )3 = √ = =
2. = = 7. .
√
3. √ = √ x √
Contoh soal :
1. √ x √ x √ = √
= √
= √ x √
= 2√
2. √ x √ = √ = √ = √ =3
√
4. √ =
√
Contoh soal :
√
= √ = √ = √ =3
√
5. √ = √
Contoh soal :
√ = √
= ab2c √
6. = =
√
Contoh soal :
= =
√
7. √ =a
Contoh soal :
√ = = 31 = 3
8. √√ = √ =
Contoh soal :
1. √√ = √ = √ = √ =2
2. √ √ √ √ =x
X2 = 3√ √ √ √
X
2
X = 3x
X2-3x = 0
X(x-3) =0
x1 = 0 V x-3= 0
X2 = 3 Jadi yang berlaku x=3 karena x 0
3. √ √ √ √ =p
Rangkuman Kelas X 11
p2 = 6+√ √ √ √
p2 = 6+p
2
p -p-6 =0
(p-3)(p+2) = 0
(p-3) (p+2)
p-3=0 V p+2=0
p1 =3 p2 = -2 Jadi yang berlaku p = 3 karena termasuk
bilang positif bukan negatif
Menyederhanakan Bentuk Akar
Contoh soal :
1. √ = √ x √
= 4√
2. √ = √ x √ x √ x √
= 4a √
Contoh soal :
1. 3√ +5√ -2√ =
(3+5-2)√ = 6√
2. √ +√ -√ -√ +√ =√ +√ -√ -√ +√
= 3√ + 6√ - 2√ - 5√ + 3√
= 3√ + 6√ - 5√ - 2√ + 3√
= 4√ + √
2. Perkalian Bentuk Akar
Berlaku aturan :
√ x√ =a
√ x√ =√
c x d√ = cd√
Perlu diingat !
1. (a+b)(a-b) = a2 – b 2
Perkalian sekawan
2. (a+b)2 = a2 + 2ab + b2
3. (a-b)2 = a2 - 2ab + b2
Contoh soal :
1. 2√ x 4√ = 8√
Rangkuman Kelas X 12
= 8√
= 8x3√
= 24√
2
2. (3√ -4√ ) = (3√ )2 – 2(3√ )(4√ ) + (4√ )2
= 9x2 - 24√ + 16x5
= 18 - 24√ + 80
= 62 - 24√
Merarasionalkan Penyebut Pecahan
a. Pecahan berbentuk , jika a dan b B dan b 0 , maka berlaku
√
√ √ √
= x = , jadi =
√ √ √ √
= x
√
=
√
= √ , jadi = √
√ √ √ √
Contoh soal :
√ √
= x =
√ √ √
√ √
= x = = √
√ √ √
b. Pecahan berbentuk
√
Cara penyelesaiannya adalah dengan mengalikan dengan pecahan sekawan
dari penyebut.
√ √
= x =
√ √ √
√ √
= x =
√ √ √
Contoh soal :
√ √
= x = = √
√ √ √
c. Pecahan berbentuk
√ √
Cara penyelesaiannya adalah dengan mengalikan dengan pecahan sekawan
dari penyebut.
√ √ √ √
= x =
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √
= x =
√ √ √ √ √ √
Contoh soal :
√ √ √ √ √ √
= x sekawan dari penyebut soal
√ √ √ √ √ √
( √ √ ) ( √ √ ) ( √ √ ) ( √ √ )
=
√ √
√ √
=
√ √
=
√
=
= 2√ - 5
Menarik akar kuadrat
Berlaku aturan :
1. √ √ =√ +√
Contoh soal :
Rangkuman Kelas X 13
√ √ =√ √
=√ √
=√ +√ lebih baik didahulukan akar yang besar
dalam penulisan hasil.
2. √ √ =√ -√
Contoh soal :
√ √ =√ √
=√ √
=√ –√
√ = 2√
= 21
=
=
=
X =8
√ = ( )2-x
= ( )2-x
= 2-5(2-x)
= 2-10+5x
x+2 = -10+5x
-4x = -12
x = 3
Rangkuman Kelas X 14
Penarikan Logaritma
Operasi logaritma adalah operasi mencari pangkat eksponen.
a... = c dapat ditulis alog c
2... = 8 operasi penarikan logaritma, ditulis 2log8 = 3
a
log c=b <=> ab=c
Keterangan :
a : bilangan pokok logaritma a>1 dan a>0, untuk bilangan pokok 10 (a=10)
tidak perlu ditulis.
c : hasil numerus (bilangan yang dilogaritmakan, dengan c>0)
b : hasil logaritma dengan b R
Perlu diingat !
a
log 1=0 (karena a0=1)
a
log a=1 (karena a1=a)
log 1 = 0
log 10=1
Sifat-sifat Logaritma :
4. a
log (pxq) = alog p + alog q
5. a
log ( ) = alog p - alog q
6. = a
log p
7. = alog p
8. alog p x plog q = alog q
9. alog p =
10. =
Contoh soal :
43 = 64 <=> 4log 64 = 3
2-5 = <=> 2log = -5
log 0,0001 = log 10-4 sifat ke-1
10
= -4
8
log 16 = sifat ke-10
=
√ = 2√ sifat ke-2
√ = √ sifat ke-3
= (2√ )2
= 4x3
= 12
Rangkuman Kelas X 15
2
log4+2log8 = 2
log(4x8) sifat ke-4
2
= log 32
2
= log 25
= 5
2
log80-2log10 = 2log( ) sifat ke-5
2
= log8
= 2log23
=3
4
log5x log64 = 4log64
5
sifat ke-8
= 4log43
=3
9
log64 = sifat ke-6
3
= log2
3
= 3 log2
= 3log23
= 3log8
x = x sifat ke-9
= x
= 15
4
log81 = sifat ke-7
2
= log9
Jika log a=p, log b=q, maka :
o log a3 + log b2 = 3 log a + 2 log b
= 3p + 3 q
o log b x a = log b + log a3
3
= log b + 3 log a
= q + 3p
= log – log
= log a - log b
=
2 2
o log a x b = log a2 + log b2
= 2 log a + 2 log b
= 2p+2q
a
o log b2 =
Rangkuman Kelas X 16
Di dalam logaritma biasa, terdapat istilah yaitu :
Log 5 = 0,6990
Karakteristik Mantise
Contoh soal :
Log 50 = 1,6990
Log 0,5 = 0,6990 – 1
= -0,3010
Log 2,345 = 0,3701
Log 23,45 = 1,3701
234 3701
Contoh soal :
Log x = 0,3786
X = antilog 0,3786
X = 2,391
239 3786
Log x = 3,5912
X = antilog 3,5912 = 3901
Log x = 4,3707
X = antilog 4,3707
X = 23.480 jika lebih dari 4 digit ditambah 0
Log x = 0,2391 – 1
X = antilog 0,2390 – 1 dibulatkan ke yang terdekat
X = 0,1734 bilangan negatif merupakan banyaknya 0 di depan bilangan asli
Log x = 0,4792 – 2
X = antilog 0,4793 – 2 dibulatkan ke yang terbesar
X = 0,03015
Log x = -3,1037
X = 0,8963 – 4
X = 0,0007875
Rangkuman Kelas X 17
Penggunaan Daftar Log Untuk Mencari Nilai x
X =
Log x = log 8,476 + log 25,43 – log 124,6
X = antilog 0,2380
= 1,730
X = √
Log x =
Log x = x log 3745
= x 3,8290
= 1,2763
X = antilog 1,2763
= antilog 1,2762 dibulat ke yang terdekat
= 18,89
P =√
P =
Log p = x 4,4819
= 2,24095
= 2,240 dibulatkan ke 3 desimal agar menjadi 4 digit
P = antilog 2,240
= 174,2
e 2,7182
log x = log x = ln x
Rangkuman Kelas X 18
Sifat-sifat Logaritma Napier
1. ln axb = ln a + ln b
2. ln = ln a – ln b
3. ln ap = p x ln
4. ln a =
5. ln e = 1, sebab elog e = 1
6. ln √ = ln == x ln a
ln x = elog x
= 2,7182log x
=
= log x
= log x
ln x = 2,303 log x
Contoh soal :
Rangkuman Kelas X 19
log x = log 0,75 + log 2,303 + log 1,3039
Persamaan Logaritma
Contoh Soal :
3
log(x+1) + 3log(x-1) = 2
3
log(x+1) + 3log(x-1) = 3
log 9 dijadikan sama bilangan pokoknya
3 3
log(x+1)(x-1) = log 9
X2 – 1 = 9
X2 = 10
X = √
= 3,1623 lihat daftar IV logaritma
5
log (x+10) - 5log (x-2) = 1
5
log (x+10) - 5log (x-2) = 5
log 5
5
log = 5log 5
=5
X+10 = 5x-10
-4x = -20
X =5
x
log (x-3) + =1
x x x
log (x-3) + log 2 = log x
x x
log (x-3)2 = log x
2x – 6 = x
X = 6
Rangkuman Kelas X 20
MATERI 2
Persamaan
A. Persamaan Linear
Contoh macam-macam persamaan linear:
1. 4x-4 = 2x-7 persamaan linear dengan 1 variable
2. 2x-y = 4 persamaan linear dengan 2 variable
3. 3x-5y-2z = 6 persamaan linear dengan 3 variable
Contoh soal :
(5x-7) = (2x+8)
Bentuk umum :
Ax + By = P
Cx + Dy = Q , dengan A, B, C, D, P, Q R
Contoh soal :
2x-5y = 16 ... (1)
3x+2y = 5 ... (2) , x, y R
Eliminasi x : 2x-5y = 16 x3
3x+2y = 5 x2
Rangkuman Kelas X 21
6x-15y = 48
6x+4y = 10 -
-19y = 38
y = -2
Eliminasi x : 2x-5y = 16 x2
3x+2y = 5 x5
4x-10y = 32
15x+10y = 25 -
19x = 57
x =3 Hp {3,-2}
b. Cara Substitusi (mengganti salah satu varible satu dengan varible lain)
Substitusikan ke persamaan 1 : y =
2x - 5y = 16 =
2x - 5( ) = 16 =
2x - + = 16 =
= -2
X2
Hp {3, -2}
4x – 25 + 15x = 32
19x = 57
x =3
Eliminasi x : 2x-5y = 16 x3
3x+2y = 5 x2
6x-15y = 48
6x+4y = 10 -
-19y = 38
y = -2
Substitusi ke persamaan 2 :
3x + 2y =5
3x + 2(-2) =5
3x - 4 =5
3x =9
x =3
d. Cara Determinan
Pada persamaan ax + by =p
cx + dy =q
Rangkuman Kelas X 22
Bentuk persamaan matriksnya yaitu :
* +* + =* +
Determinan (det) = D =
=D=| | = (axd)-(bxc)
x = Dx = | | = (pxd)-(bxq)
y = Dy = | | = (axq)-(pxc)
X= ,y=
2x-5y = 16 3x+2y = 5
D= =| | (2x2)-(-5x3) = 4 + 15
= 19
Dx = x = | | (16x2)-(-5x5) = 32 + 25
= 57
Dy = y = | | (2x5)-(16x3) = 10 – 48
= -38
X= = =3
y= = = -2 Hp {3,-2}
Contoh soal :
Selisih dua bilangan bulat adalah 6, sedang jumlah kedua bilangan tersebut
adala 8. Tentukan bialangan tersebut!
Jawab :
a-b = 6 a-b = 6
a+b = 8 + 7-b = 6
2a = 14 -b = -1
a =7 b =1
jadi, bilangan tersebut adalah 7 dan 1
Enam tahun lalu umur Doni adalah lima kali umur Dina, sedangkan tiga tahun
yang akan datang umur Doni adalah dua kali umur Dina. Berapakah umur Doni
sekarang ?
Jawab :
Dimisalkan : x = umur Doni sekarang
Y = umur Dina sekarang
Rangkuman Kelas X 23
6 tahun lalu, 3 tahun mendatang,
X –6 = 5(y - 6) X +3 = 2(y+3)
X –6 = 5y – 30 X +3 = 2y + 6
X – 5y = -24 ...(1) X – 2y =3 ...(2)
- = ...(1)
+ = ...(2)
Eliminasi y :
- = x4 - =
+ = x1 + = +
=6
=
13x = 26
X =2
Substitusi ke persamaan kedua :
- =
- =
- =
- =
y = -6 Hp {2,-6}
+ =2 ...(1)
- =1 ...(2)
+ =2 x6 2x-2+y+2 = 12
2x+y = 12 ...(1)
- =1 x4 x+4-4y-2 =4
x-4y+2 =4
x-4y =2 ...(2)
Eliminasi x :
2x+y = 12 x1 2x+y = 12
x-4y =2 x2 2x-8y = 4 -
9y =8
Y =
Substitusi ke persamaan kedua :
x-4y =2
x-4 =2
Rangkuman Kelas X 24
x- =2
x =
x =
x =5 Hp {5 , }
dengan a, b, c, d, p, q, r, s, k, l, m, n R
cara menyelesaikan persamaan linear 3 variable :
a. Cara Campuran
Contoh soal :
3x+2y-6z = 12 ...(1)
5x-4y+2z = 0 ...(2)
6x+z = 26 ...(3)
Eliminasi y :
3x+2y-6z = 12 x2 6x+4y-12z = 24
5x-4y+2z = 0 x1 5x-4y+2z =0 +
11x-10z = 24
Eliminasi z :
11x-10z = 24 x1 11x-10z = 24
6x+z = 26 x10 60x+10z = 260 +
71x =284
X =4
Substitusi ke persamaan 3 : Substitusi ke persamaan 1 :
6x+z = 26 3x+2y-6z = 12
6 4+z = 26 3 4+2y-6 2 = 12
24+z = 26 12+2y-12 = 12
Z =2 2y = 12
Y =6
Hp {4,6,2}
b. Cara Determinan
Pada persamaan :
ax + by + cz =d
px + qy + rz =s
kx + ly + mz =n
bentuk persamaan matriksnya yaitu :
| || |=| |
D =| | = (aqm+brk+cpl) – (cqk+arl+bpm)
Rangkuman Kelas X 25
Dx = | | = (dqm+brn+csl) – (cqn+drl+bsm)
Dy = | | = (asm+drk+cpn) – (csk+arn+dpm)
Dz = | | = (aqn+bsk+dpl) – (dqk+asl+dpn)
X= Y= Z=
Contoh soal :
-x+2y+z = 6
3x+3y+2z = 23
4x-y+2z = 10
D =| | = (-6+16-3)–(12+2+12)= 7 – 26 = -19
=-57
Dy = | | = (-46+48+30)–(92-20+36) = 32 – 108
= -76
Dz = | | =(-30+184-18)–(72+23+60)=136-155
= -19
X= = =3
Y= = =4
Z= = =1 Hp {3,4,1}
Contoh soal :
Rangkuman Kelas X 26
Substitusi :
-2a+c = 8 a+b+c = 4
-2a+(-6) = 8 -7+b+(-6) =4
-2a = 14 b-13 =4
a = -7 b = 17
y = ax2 + bx + c
f(x) = -7x2 + 17x -6
jadi, persamaan fungsinya adalah f(x) = -7x2 + 17x -6
Tiga bilangan jumlahnya 33. Bilangan pertama adalah dari bilangan ketiga
dan bilangan kedua dari bilangan ketiga. Tentukan ketiga bilangan
tersebut!
Jawab :
Misalnya : Bilangan I a
Bilangan II b
Bilangan III c
Persamaan :
a+b+c = 33 ...(1)
a = c ...(2)
b = c ...(3)
substitusi :
a+b+c = 33 a = c
c+ c+c = 33 = x 18
= 33 =6
11c = 198
c = 18 b = c
= x 18
=9
Jadi, bilangan I = 6
Bilangan II = 9
Bilangan III = 18
5x =y 7y = 5z
5x-y = 0...(1) 7y-5z = 0...(2)
Rangkuman Kelas X 27
Substitusi y :
5x-y = 0 7y-5z = 0
5x =y -5z = -7y
x = z =
= y
2x + 3y – z = 130
2( )+3y - = 130
= 130
10y = 650
Y = 65
X = Z = y
= = x 65
= 13 = 91
X+y+z = 13 + 65 + 91
= 169
Jadi, jumlah ketiga bilangan tersebut adalah 169
B. Persamaan Kuadrat
Adalah persamaan dimana pangkat tertinggi adalah pangkat 2.
Bentuk umum : ax2 + bx + c = 0 , dengan a, b, c R dan a 0.
Macam-macam persamaan kuadrat :
1. ax2 + bx + c = 0 (persamaan kuadrat sempurna)
2
2. jika b=0, maka ax + c = 0 (persamaan kuadrat sejati / murni)
3. jika c=0, maka ax2 + bx = 0 (persamaan kuadrat tidak lengkap)
v
(x-4)(x+2)=0
X–4 =0 x+2 =0
x1 =4 x2 = -2 Hp {4,-2}
Rangkuman Kelas X 28
X+3
X1
Atau
x2 – 9
=0
= -3
=0
v x-3
x2
=0
=3 Hp {-3,3}
x2 =9
x =√
= 3 Hp {-3,3}
v
x(x+4) = 0
x1 = 0 x+4=0
x2 = -4 Hp {0,-4}
contoh soal :
6x2-x-2 =0
:6
X2 - x - =0 ...langkah 1
X2 - x = ...langkah 2
X2 - x + 2
= + 2
...langkah 3 ( )2
(X - )2 = +
(X - )2 =
(X - )2 =
X- =√
X- =
X- = X- =
X1 =
=
v x2 =
= = Hp { , }
Rangkuman Kelas X 29
c. menggunakan rumus ABC
√
jika x1 =
√
x2 = dengan Diskriminan, D = b2 – 4ac
√
jadi, x1, 2 =
contoh soal :
4x2 – 5x – 6 = 0
Jika a=4, b=-5, c=-6,
maka D = b2 – 4ac
= (-5)2 – 4 4 (-6)
= 25 + 96
= 121
√ √
x1 = X2 =
√ √
= =
= =
= =
=2 =
Hp {2, - }
Rangkuman Kelas X 30
Bentuk simetris akar-akar persamaan kuadrat
1. x1 + x2 = , x1 x2 =
2. x12 + x2 = (x1 + x2)2 – 2x1x2
2
3. + =
4. + =
5. x13 + x23 = (x1 + x2)2 – 3x1x2(x1 + x2)
contoh soal :
x1,2 = 4
vx-4=0
Hp {4}
x+4=0
x1,2 =-4
v
x+4=0
Hp {-4}
v
(2x-1)(x-2) = 0
2x-1 = 0 x-2 =0
2x =1 x2 =2
X1 = Hp { ,2} saling berkebalikan
Salah satu akar 3x2-(p+1)x+p=2 adalah 0, tentukan nilai p dan akar yang
kedua!
X1 = 0 3x2 - (p+1)x+p =2
3(0)2 – (p+1)0+p =2
0–0+p =2
P =2
Lalu dimasukan dalam persamaan 3x2-(p+1)x+p=2 :
P=2
3x2 - (2+1)x+2 =2
Rangkuman Kelas X 31
3x2 - 3x =0x
2
x –x = 0
x(x-1) = 0
x1 = 0
v x-1
x2
=
=
0
1 , jadi akar yang kedua adalah x2 = 1
e. +
=
=
e. + =
=
=-
1. (x-x1)(x-x2) = 0
2. x2 – (x1+x2)x + (x1x2) = 0
Rangkuman Kelas X 32
contoh soal :
Rangkuman Kelas X 33
Tentukan persamaan kuadrat yang akar-akarnya kebalikan dari akar-akar
persamaan 5x2-3x-6=0
Jawab :
a=5 , b=-3 , c=-6
p+q= =
p q= =
y1 = dan y2 = karena berkebalikan
y1 + y2 = +
=
=-
y1 y2 =
=
=
2
y – (y1+y2)y + (y1y2) =0
2
y – (- )y + ( ) = 0
x6
2
6y + 3y – 5 =0
Jadi, persamaan kuadratnya adalah 6y2 + 3y – 5 =0
Rangkuman Kelas X 34
Dengan a, b, c, p, q, r, s, t, u R dengan p dan q 0
Cara menyelesaikannya adalah dengan substitusi
Contoh soal :
2x – y + 3 = 0 dan x2 + y2 -2x -4 =0
jawab :
2x–y+3 =0 ...(1)
-y = -2x -3 x -1
y = 2x + 3 ...(3)
substitusi ke persamaan (2)
x2 + y2 -2x -4 =0 ...(2)
2 2
x + (2x + 3) -2x -4 =0
x2 + 4x2 + 12x + 9 -2x -4 =0
2
5x + 10x + 5 =0
(5x+5)(x+5) =0
5x + 5
5x
x1
=0
= -5
= -1
v
substitusi ke persamaan 3
x+5 =0
x2 = -5
x1 = -1 y1 = 2x + 3 = 2(-1) + 3 = 1
x2 = -5 y2 = 2x + 3 = 2(-5) + 3 = -7
Hp {(x1,y1),(x2,y2)} Hp {(-1,1),(-5,-7)}
Pertidaksamaan
Adalah kalimat terbuka yang menyatakan hubungan pertidakasamaan.
Hubungan tidak sama diberi notasi : , > , < , ,
Sifat – sifat pertidaksamaan :
1. Jika kedua ruas ditambah atau dikalikan dengan bilangan positif, tanda
persamaan tidak berubah.
(+) dan (x) bilangan positif tanda tidak berubah
2. Jika kedua ruas dikalikan atau dibagi dengan bilangan negatif, tanda
pertidaksamaan berubah.
(x) dan ( ) bilangan negatif tanda berubah
A. Pertidaksamaan Linear
Bentuk umum : ax + b > 0
ax + b < 0
ax + b 0
ax + b 0 , dengan a, b R dan a 0
contoh soal :
5 – 3x < 17
-3x < 12
X > -4 tanda berubah karena dibagi dengan bilangan negatif
Hp {x|x > -4 , x R}
Hasil dari himpunan dibuat garis bilangan
arah panah menunjuk ke kanan karena x > -4
Rangkuman Kelas X 35
2x – 5
12x – 30 4x – 6
8x 24
X 3 Hp {x|x 3,x R}
Contoh soal :
6 – x – x2 0
-x2 – x + 6 0 x -1
2
X +x–6 0 tanda berubah karena dikali bilangan negatif
2
X +x–6 =0
v
(x+3)(x-2) =0
X+3 =0 x–2 =0
X1 = -3 x2 =2
Hp {x|-3 x 2, x R}
+ -3 - 2 +
---- ++++ +++
---- ----- +++ bagian yang diarsir adalah daerah hasil
2x2 + x 6
2x2 + x – 6 0
2x2 + x – 6 =0
(2x-3)(x+2) =0
2x – 3 = 0
2x
X1
=3
=
v x+2=0
x2 = -2
Hp {x| x -2 V x ,x R}
+ -2 - +
---- ++++ +++
---- ----- +++
x -2
- 0 x 4
Rangkuman Kelas X 36
0
0
x (x+2)2(4-x)2
(-8x+2)(x+2)(4-x) 0
(-8x+2)(x+2)(4-x) =0
-8x+2 = 0
-8x
X1
= -2
=
v x+2
x2
=0
= -2
v 4–x
-x
x3
=0
= -4
=4
- -2 + - 4 +
---- ++++ +++ ++++
---- ----- +++ ++++
---- ----- ---- ++++
Rangkuman Kelas X 37
MATERI 3
MATRIKS
A. Pengertian : susunan bilangan yang diatur dalam baris dan kolom berbentuk
persegi panjang yang diletakkan dalam suatu kurung biasa atau kurung siku.
( ) atau * +
B. Notasi matriks dilambangkan dengan huruf besar (kapital)
Contoh : A . / atau B [ ]
Setiap kolom dalam suatu susunan disebut elemen / unsur / entri yang ditunjuk
untuk menyebutkan nomor baris dan nomor kolom.
C. Ordo Matriks
Merupakan pernyataan baris kemudian diikuti kolom pada matriks.
Misal :
A* + memiliki 2 baris dan 3 kolom, maka A2x3 =2x3=6 unsur / ordo
D. Macam-macam Matriks
1. Matriks Nol (semua unsur adalah nol)
A2x3 * + B3x2 [ ]
A3x1 [ ] B3x3 [ ]
A4x1 * + B3x1 0 1
Rangkuman Kelas X 38
i j
8. Matriks Diagonal
Adalah matriks persegi yang memenuhi kriteria :
Aij , untuk i < j dan i > j
0 , untuk i = j
I* + II [ ] III * +
E. Kesamaan Matriks
Dua matriks dikatakan sama, hanya jika ordo sama dan elemen-elemennya
seletak sama.
Contoh :
1. A * + sama dengan B * +
2. C [ ] sama dengan D
[ ]
3. Tentukan nilai x dan y, jika diketahui :
E[ ]=F* +
Jawab :
Persamaan :
3x + 2y = 12 x1 3x + 2y = 12
x–y =4 x2 2x – 2y = 8 +
5x = 20
x = 4
Rangkuman Kelas X 39
x–y =4
4–y =4
-y =0
y =0 jadi, x = 4 dan y = 0
F. Matriks Transpose
Jika matriks Amxn , transpose matriksnya At = Anxm (dibalik antara baris dan
kolomnya)
Contoh :
1. A2x3 * + At3x2 [ ]
Jawab :
A* + = Bt [ ]
Persamaan :
2x – 4 =6 2 – 3y = -1
2x = 10 -3y = -3
x =5 y =1
masukkan ke matriks C :
C[ ]C* +=C[ ]
G. Penjumlahan Matriks
Matriks dapat dijumlahkan jika memiliki kesamaan matriks (ordo sama dan
elemen-elemen seletak sama).
Misal : A * + B[ ]
Contoh soal:
1. Jika P [ ] dan Q [ ]
Maka,
=* ++* +
=* +
A+(B+C) =* + + ,* + * +-
Rangkuman Kelas X 40
=* ++* +
3. Jika S * + dan T * +
Maka,
S+T =* ++* +=* +
P + (-Q) =* ++* += * +
dapat dijumlahkan dengan lawannya {A-B = A+(-B)}
dalam pengurangan matriks tidak berlaku sifat komutatif A-B B-A
2. Tentukan nilai x !
x+* += * +
x =* +-* +
=* +
Jadi, x = * +
I. Perkalian Matriks
1. Perkalian Skalar
Perkalian matriks dengan bilangan skalar.
Misal A * + maka, p A = p * +=[ ]
Contoh soal :
Jika A * + maka, - A= - * +
=0 1
[ ] * +=[ ]
(3x2) (2x1)
Ordo 3x1
harus sama
merupakan ordo dari hasil kali (3x1)
Rangkuman Kelas X 41
contoh soal :
Jika P * + dan Q [ ]
Maka,
P2x3 x Q3x2 = * +[ ] =* +
=* +
Q3x2 x P2x3 = [ ]* + =[ ]
=[ ]
A2 = A x A =* +* + =* +
A3 = A x A 2 =* +* + =* +
J. Invers Matriks
Jika A dan B adalah matriks bujur sangkar yang ordonya sama, maka AxB = BxA = I
Contoh :
Jika A * + dan B * +,
AxB=* +* +=* +
BxA=* +* +=* +
Jadi, matriks A dan B saling berkebalikan / invers.
Menentukan invers matrik ordo 2
Secara umum, jika matriks A * +
det A = | | = (a x d) – (b x c)
Rangkuman Kelas X 42
Jika det A 0 , maka matriks A matriks non singular (memiliki invers)
Contoh soal :
Tentukan invers dari A * + dan B * +!
A-1 = * +=[ ]
X =* +-1 * +
X = * +* +
X =1* +* +
X =* +
(,* +* + - ) = {* + }
=, * +-
=, * +-
=[ ]
=[ ]
* + =* + * +
Contoh soal :
Tentukan nilai x dan y dari persamaan di bawah menggunakan matriks !
Rangkuman Kelas X 43
X+y=3 ...(1)
2x – y = 0 ...( 2)
Bentuk matriks :
* +* + =* +
* + =* + * +
* + = * +* +
* + = * +
* + = * +
* + =* +
Jadi x = 1 dan y = 2 atau Hp {1,2}
Rangkuman Kelas X 44
MATERI 4
APROKSIMASI
Rangkuman Kelas X 45
# Galat (Salah)
Adalah selisih antara nilai yang tepat (eksak) dengan nilai dengan nilai
hampiran (hasil pengukuran yang tidak tepat) atau,
Besarnya kesalahan / penyimpangan / error dalam pengukuran.
Sumber galat :
1. Alat ukur yang digunakan kurang standar
2. Alat hitung yang kurang teliti
3. Kesalahan manusia (human error) dalam menggunakan alat ukur
4. Penggunaan operasi aritmatika pada hasil pengukuran (pembulatan, dsb.)
2. SM (Salah Mutlak)
Adalah jumlah kesalahan terbesar dalam pengukuran.
SM = x SUK
3. SR (Salah Relatif)
Adalah jumlah kesalahan dari pengukuran yang dilihat dari besarnya hasil
pengukuran.
SR = ...tanpa menggunakan satuan
4. Presentase Kesalahan
Adalah banyaknya salah relatif yang dinyatakan dalam prosen.
% kesalahan = SR x 100%
5. Batas Atas dan Batas Bawah
Batas atas (BA) adalah batas tertinggi dalam suatu pengukuran yang dapat
diterima.
BA = Hasil pengukuran + SM
Batas bawah (BB) adalah batas terendah dalam suatu pengukuran yang dapat
diterima.
BB = Hasil pengukuran – SM
6. Toleransi
Adalah selisih antara batas atas dan batas bawah yang dapat diterima.
Toleransi = BA – BB
= 2 x SM
7. Jangkauan
Adalah rentan bilangan yang dapat diterima dalam suatu pengukuran.
Jangkauan = SM
Rangkuman Kelas X 46
= toleransi
Contoh soal :
Jika diketahui hasil pengukuran sebuah pensil adalah 25 cm, maka
HP (Hasil Pengukuran) = 25 cm
SUK = 1 cm
SM = x SUK
= x 1 cm
= 0,5 cm
SR =
=
= 0,02
% kesalahan = SR x 100 %
= 0,02 x 100 %
=2%
BA = HP + SM
= 25 cm + 0,5 cm
= 25,5 cm
BB = HP – SM
= 25 cm – 0,5 cm
= 24,5 cm
Toleransi = BA – BB
= 25,5 cm – 24,5 cm = 1 cm
atau
Toleransi = 2 x SM
= 2 x 0,5 = 1 cm
Jangkauan = SM
=( 0,5) cm
= (25 0,5) cm
8. Batas – Batas Jumlah dan Selisih Hasil Pengukuran
Batas – batas jumlah pengukuran :
Jumlah maksimum = BA1 + BA2
Jumlah minimum = BB1 + BB2
atau
P1 (Hp1 SM1)
P2 (Hp2 SM2)
+
P1+P2 {Hp1+Hp2 (SM1+SM2)}
Batas – batas selisih pengukuran :
Selisih maksimum = BA1 – BB2
Selisih minimum = BA2 – BB1
P1 (Hp1 SM1)
P2 (Hp2 SM2)
+
P1-P2 {Hp1-Hp2 (SM1+SM2)}
Rangkuman Kelas X 47
9. Batas Hasil Kali Pengukuran
Hasil kali maksimum adalah hasil kali kedua batas atas dari hasil pengukuran.
Hasil kali maksimum = BA1 x BA2
Hasil kali minimum adalah hasil kali kedua batas bawah dari hasil pengukuran.
Hasil kali minimum = BB1 x BB2
Contoh soal :
Tentukan batas-batas jumlah, batas-batas selisih, dan hasil kali dari hasil
pengukuran dua buah tiang yaitu 5,6 m dan 6,4 m !
Jawab :
SUK = 0,1 m
SM = x 0,1 m
= 0,05 m
HP2 = 6,4 m
HP1 = 5,6 m BA2 = 6,4 m + 0,05 m
BA1 = 5,6 m + 0,05 m = 6,45 m
= 5,65 m BB2 = 6,4 m - 0,05 m
BB1 = 5,6 m - 0,05 m = 6,35 m
= 5,55 m
Batas-batas jumlah pengukuran :
Jumlah maksimum = BA1 + BA2
= 5,65 m + 6,45 m
= 12,10 m
Jumlah minimum= BB1 + BB2
= 5,55 m + 6,35 m
= 11,90 m
atau
P1 (Hp1 SM1) P1 (5,6 0,05)m
P2 (Hp2 SM2) P2 (6,4 0,05)m
+ +
P1+P2{Hp1+Hp2 (SM1+SM2)} P1+P2 (12,0 0,10)m
Rangkuman Kelas X 48
Selisih maksimum = 0,8 + 0,10 = 0,90 m
Selisih minimum = 0,8 – 0,10 = 0,70 m
Rangkuman Kelas X 49
MATERI 5
LOGIKA
Rangkuman Kelas X 50
Ditunjukan dengan hubungan seri:
p q
contoh :
p Semarang ibukota Jawa Timur
q Semarang Kota ATLAS
p⋀q Semarang ibukota Jawa Timur dan Kota ATLAS
S ⋀ B =S
p Bujur sangkar adalah persegi
q 3+4 = 7
p⋀q Bujur sangkar adalah persegi dan 3+4=7
B ⋀ B =B
q
Ada 2 jenis disjungsi :
Disjungsi Inklusif (atau dan kedua-duanya) pVq tabel seperti di atas
Disjungsi Eksklusif (atau dan tidak kedua-duanya) pVq
Tabel disjungsi eksklusif
p q pVq
B B S
B S B
S B B
S S S
Contoh soal :
Jika p=S
q=B
Rangkuman Kelas X 51
(p⋀q) V ~p
(S⋀B) V B =SVB
=B
(~p⋀q) V (pV~q)
(B⋀B) V (sVs) =BVS
=B
Jika p=B
q=S
(p⋀~q) V ~(pVq)
(B⋀B) V ~(BVS) = B V ~B
=BVS
=B
Tabel kebenaran dari (p⋀~q) V ~(pVq)
p q ~q p⋀~q pVq ~(pVq) (p⋀~q) V ~(pVq)
B B S S B S S
B S B B B S B
S B S S B S S
S S B S S B B
Rangkuman Kelas X 52
Tabel kebenaran dari biimplikasi
p q pq qp pq⋀qp p↔q
B B B B B B
B S S B S S
S B B S S S
S S B B B B
Jadi, p↔q pq⋀qp
Contoh soal :
Jika p=B dan q=S
(pq)↔(~p⋀q)
(BS)↔(S⋀S) = S ↔ S = B
Buatlah tabel kebenaran dari (~pV~q)↔(pq)
p q ~p ~q ~pV~q pq (~pV~q)↔(pq)
B B S S S B S
B S S B B S S
S B B S B B B
S S B B B B B
Rangkuman Kelas X 53
Contoh :
pq : Jika petani menanam padi, maka harga beras turun.
~q~p : Jika harga beras tidak turun, maka petani tidak
menanam padi.
qp : Jika harga beras turun, maka petani tidak menanam
padi.
~p~q : Jika petani tidak menanam padi, maka harga beras
tidak turun.
Tentukan konvers, invers, kontraposisi dari (~pVq) (~p⋀q) :
Konvers : qp
: (~p⋀q) (~pVq)
Invers : ~p~q
: (p⋀~q) (pV~q)
Kontraposisi : ~q~p
: (pV~q) (p⋀~q)
b. Kalimat Berkuantor
Adalah kalimat terbuka yang telah dibubuhi dengan variabel sehingga berubah
menjadi kalimat tertutup.
d. Penarikan Kesimpulan
Bukti Langsung : dipergunakan dasar yang sah dari argumen dengan prinsip
logika.
Ada 3 cara penarikan, yaitu dengan :
a. Modus Ponens
P1 = pq (B) P : Premis
P2 =p (B) : kesimpulan
Kesimpulan = q (B)
Rangkuman Kelas X 54
Tabel tautologi (tabel yang hasilnya benar semua)
pq ⋀ p q
p q pq pq⋀p pq ⋀ p q
B B B B B
B S S S B
S B B S B
S S B B B
Contoh :
Jika Andi minum susu maka Andi akan sehat. Andi minum susu.
Andi akan sehat.
P1 = Jika Andi minum susu maka Andi akan sehat
P2 = Andi minum susu
Kesimpulan = Andi akan sehat
b. Modus Tollens
P1 = pq (B)
P2 = ~q (B)
Kesimpulan = ~p (B)
Tabel tautologi
pq ⋀ ~q ~p
p q ~p ~q pq pq ⋀ ~q pq ⋀ ~q ~p
B B S S B S B
B S S B S S B
S B B S B S B
S S B B B B B
Contoh :
Jika Bela belajar giat maka Bela naik kelas. Bela tidak naik kelas.
Bela tidak belajar.
P1 = Jika Bela belajar giat maka Bela naik kelas
P2 = Bela tidak naik kelas
Kesimpulan = Bela tidak belajar
c. Prinsip Sillogisme
P1 = pq (B)
P2 = qr (B)
Kesimpulan = pr (B)
Tabel tautologi
pq ⋀ qr pr
p q r pq qr pr pq ⋀ qr pq ⋀ qr pr
B B B B B B B B
B B S B S S S B
B S B S B B S B
B S S S B S S B
S B B B B B B B
S B S B S B S B
S S B B B B B B
S S S B B B B B
Rangkuman Kelas X 55
Contoh :
Jika Cindy pusing maka ia sakit. Jika Cindy sakit maka ia harus periksa ke
dokter.
Jika Cindy pusing maka ia harus pergi ke dokter
P1 = Jika Cindy pusing maka ia sakit
P2 = Jika Cindy sakit maka ia harus periksa ke dokter
Kesimpulan = Jika Cindy pusing maka ia harus pergi ke dokter
Rangkuman Kelas X 56
MATERI 6
Sudut
Adalah kemiringan suatu garis terhadap garis lain yang pangkal-pangkalnya
bertemu di satu titik.
Satuan derajat yang lebih kecil adalah satuan menit (...’) dan detik (...”)
1o = 60’ 1’ =
1’ = 60” 1” =
1o = 60’ = 3600” 1” =
Contoh soal :
Ubahlah ke detik dan menit !
110,8745o = 110o + (0,8745 x 60’)
= 110o + 52,47’
= 110o + 52’ + (0,47 x 60”)
= 110o + 52’ + 28,2”
= 110o + 52’ + 28”
Ubahlah ke derajat desimal
76o48’50” = 76o + ( )+( )
= 76 + 0,8 + 0,0138...o
o o
= 76,8o + 0,0138o
= 76,8138o
2. Satuan Radian (...rad)
Adalah besarnya sudut satu radian ditulis 1 rad adalah jika panjang OAB
yang berhadapan sama dengan jari-jari (r)
Rangkuman Kelas X 57
A B
gambar 1 gambar 2
B
r
r C A
o O
1 rad = 180o
Dengan : 1g = 100 cg
1 cg = 100 ccg
1g = 100 cg = 10.000 ccg
# Konversi Satuan Sudut
1. Konversi Satuan Derajat dan 2. Konversi Satuan Radian dan
Radian Grade
1 rad = 57,3o 1 rad = 63,9g
1o = 0,01744 rad 1g = 0,0157 rad
Contoh soal : Contoh soal :
196o = ...rad 510g = ...rad
= 196 x 0,01744 = 510 x 0,0157
= 3,41824 rad = 8,007 rad
rad = ...o rad = ...g
= x 180o = x 200
= 60 o
= 150g
12 rad = ...o 9,45 rad = ...g
= 12 x 57,3 = 9,45 x 63,9
= 338,07o = 603,855g
3. Konversi Satuan Derajat dan Grade
1o = 1,11g 1’ = 0,0185g
1” = 0,0003086g (satuan centisimal)
Rangkuman Kelas X 58
1g = 0,9o 1cg = 0,009o
1ccg = 0,00009o (satuan sexagesimal)
Contoh soal :
75o = ...g
= 75 x 1,11
= 83,25g
g
130 = ...o
= 130 x 0,9
= 117o
Ubah ke bentuk satuan sexagesimal !
175g 45cg 27ccg = (175x0,9o)+(45x0,009o)+(27x0,00009o)
= 157,5o + 0,405o + 0,00243o
= 157,90743o
a D
h c
2
L
C b A
Rangkuman Kelas X 59
# Rumus – Rumus Luas dan Keliling Bangun Datar Beraturan
1. Segitiga 5. Belah Ketupat
s
d1
c b
t d2
a d = diagonal
s = kell L=
a = alas Kell = 4 ∙ s
t = tinggi 6. Layang-Layang
a = sisi a b
b = sisi b
c = sisi c d2
L = ∙a∙t d1
=√ a
Kell = a+b+c
2. Persegi Panjang L =
Kell = 2(a+b)
||
7. Trapesium d
|
l
|
p
|| a t c
p = panjang
l = lebar b
L = p∙l L = ∙
Kell = 2 (p+l)
Kell = a+b+c+d
3. Persegi
8. Lingkaran
|
r
s
|
|
|
π = = 3,14
s = sisi
L = s ∙ s = s2 r =jari-jari O
Kell =4∙s d = diameter O
4. Jajar Genjang L = ∙ π ∙ r2
|| = ∙ π ∙ d2
Kell = 2πr
|
b
|
t = 4π
a 9. Ellips
||
L =a∙t a
Kell = 2(a+b) b
Rangkuman Kelas X 60
L = π a∙b
Kell = π (a+b) n = jumlah sisi
10.Segi-n Beraturan L = cotg
|
=n∙L
= ∙ s2 ∙ √
Kell = n∙s
|
Contoh soal :
- Hitung luas dan kell segi 6 dibawah ini!
s = 10cm
L = ∙ s2 ∙ √
10cm
= ∙ (10cm)2 ∙ √
= ∙ 100cm2 ∙ √
= 150√ cm2
Kell = n∙s
= 6 ∙ 10cm =60cm
Contoh soal:
D (5,4)
E (-1,6)
C (6,1) Hitung luas bangun disamping!
A (-3,-1)
B (3,-2)
L = [xA(yB-yE)+ xB(yC-yA)+ xC(yD-yB)+ xD(yE-yC)+ xE(yA-yD)]
= [-3(-2-6)+ 3(1-(-1))+ 6(4-(-2))+ 5(6-1)+ (-1)(-1-4)]
= (24+6+36+25+5)
= ∙ 96 = 48 satuan
Rangkuman Kelas X 61
Bangun Datar Tak Beraturan
Ada 4 cara menghitung luas bangun datar tak beraturan :
1. Aturan Trapesioda
d = Luas Pias
O = ordinat
y4 y5 y6
Y1 = = 6,5 Y4 = = 6,4
y1 y2 y3
Y2 = = 6,5 Y5 = = 7,9
Y3 = = 5,9 Y6 = = 8,9
L = {(oawal+oakhir)+4(ogenap)+2(oganjil)}
𝟏
L = m+ n
𝟐
Rangkuman Kelas X 62
Refleksi (Pencerminan)
adalah pencerminan suatu titik, garis, atau bangun yang bayangannya ~ dengan
asli. Sifat :
Bangun asal ~ bayangan
Jarak bangun asal terhadap cermin = jarak bayangan terhadap cermin
Garis yang menghadap titik asal dan bayangannya ┴ terhadap cermin
( )=( )( )=( )
Jadi, A’(2,-3); B(4,-8); C(1,-2)
2. Pada bayangan titik P(8,-5) yang dicerminkan terhadap sumbu x dilanjutkan
terhadap sumbu y!
P(x,y) P’(x,-y)
P(x,y) P”(-x,y)
P”(-x,-y)
P(x,y) P”(-x,-y)
P(8,-5) P”(-8,5) jadi, bayangan akhirnya adalah P”(-8,5)
3. Jika A(a,b) dicerminkan terhadap garis y=- menghasilkan bayangan A’(2,-4),
tentukan nilai a dan b!
P(x,y) → P’(x,2k-y) 2k – b =-4
2∙ – b =-4
A(a,b) → A’(2,-4)
b =3
a= 2
Translasi (Pergeseran)
adalah pergeseran titik, garis, atau bangun menurut arah dan jarak tertentu.
⃗⃗⃗⃗⃗ B 𝒂
( ) 𝑻* +
𝒃
P(x,y) → P’(x+a, y+b)
𝒂 𝒄
𝒂 𝒄 𝑻𝟐 𝒐𝑻𝟏 * +
𝒃 𝒅
T1* + T2* + = →
𝒃 𝒅
A
Contoh soal:
Rangkuman Kelas X 63
Translasi ( ) dilanjutkan translasi ( ) mentraslasikan titik M ke M’(2,-7), maka
koordinat M adalah...
T1 ( ) ;T2 ( )
* +
M(x,y) → M’(2,-7)
* +
M(x,y) → M’(2,-7)
Persamaan linear :
X x+2 =2
X =0
Y y – 1 = -7
Y = -6 M(0,-6)
Jadi, koordinat M adalah (0,-6)
Rotasi (Perputaran)
adalah pemindahan titik, bangun, atau garis sepanjang busur O dengan arah,
titik pusat, dan ∠ tertentu.
Pada titik pusat (0,0)
[ ]
P(x,y) → P’(-y,x)
[ ]
P(x,y) → P’(y,-x)
[ ]
P(x,y) → P’(-x,-y)
R1 R2 = R2OR1
Contoh soal :
Titik P(0,4) dirotasikan oleh rotasi R1(0,-90°) dilanjutkan oleh R2(0,180°)
menghasilkan P”, tentukan P”!
R2OR1= -90° + 180°
= 90°
[ ]
P(x,y) → P”(-y,x)
[ ]
P(0,4) → P”(-4,0) jadi, P” adalah (-4,0)
Bentuk Matriks : ( ) = ( )( )
X’ = x ∙ cos α – y ∙ sin α
Y’ = x ∙ sin α + y ∙ cos α
Contoh soal :
Tentukan bayangan titik P(4,6) yang dirotasikan oleh R(0,60°)!
( ) =( )( )
√
=( )( )
√
=( √ )
√
Jadi, P’ adalah (2-3√ , 2√ +3)
Pada titik pusat (a,b)
X’ – a = (x-a)cos α – (y-b)sin α
Y’ – b = (x-a)sin α + (y-b)cos α
Contoh soal :
Rangkuman Kelas X 64
Tentukan bayangan titik P(6,4) karena rotasi yang berpusat di A(2,1) sebesar
= -90°!
P(6,4) (x,y)
X’ – a = (x-a)cos α – (y-b)sin α A(2,1) (a,b)
X’ – 2 = (6-2)cos -90° – (4-1)sin -90°
X’ – 2 = 4 ∙ 0 – 3 ∙ -1
X’ – 2 =3
X’ =5
Y’ – b = (x-a)sin α + (y-b)cos α
Y’ – 1 = (6-2)sin -90° + (4-1)cos -90°
Y’ – 1 = 4 ∙ -1 + 3 ∙ 0
Y’ – 1 = -4
Y’ = -3
Jadi, titik P’ adalah (5,-3)
Dilatasi (Perkalian)
adalah perkalian bangun yang berupa pembesaran / pengecilan dengan titik
pusat dan faktor skala (k) tertentu.
Macam=macam dilatasi :
K>1 bayangan sepihak dengan bangun asal dan diperbesar
0<K<1 bayangan sepihak dengan bangun asal dan diperkecil
-1<k<0 bayangan berlawanan pihak dan diperkecil
K<-1 bayangan berlawanan pihak dan diperbesar
Dilatasi dengan pusat (0,0)
[ ]
P(x,y) → P’(kx,ky) Matriks : ( ) = ( )( )
K=
Contoh soal :
Titik P(1,2) didilatasi [0,2] menghasilkan bayangan P’, tentukan P’!
[ ]
P(x,y) → P’(kx,ky)
[ ]
P(1,2) → P’(2∙1, 2∙2)
P’(2,4)
Dilatasi dengan pusat (a,b)
X’ – a = k(x-a)
Matriks :( ) = ( )( )+( )
Y’ – b = k(y-b)
Contoh soal :
Tentukan bayangan titik P(3,6) karena didilatasi [A,2] terhadap titik A(1,2)!
P(3,6) (x,y) [A,2] [titik pusat A, k]
A(1,2) (a,b)
X’ – a = k(x-a) Y’ – b = k(y-b)
X’ – 1 = 2(3-1) Y’ – 2 = 2(6-2)
X’ – 1 = 4 Y’ – 2 = 8
X’ =5 Y’ = 10
Jadi, P’(5,10)
Rangkuman Kelas X 65
MATERI 7
PERBANDINGAN TRIGONOMETRI
O x Q
Cos 1 √ √ 0
Tan 0 √ 1 ~
Cosec ~ 2 √ √ 1
Secan 1 √ √ 2 ~
Cotg ~ √ 1 √ 0
Menghitung sisi segitiga siku-siku istimewa :
C
AB =x∙√
60o BC =x∙2
AC =x
30o
L
B Sudutnya harus 90o, 60o, dan 30o
A
R
PQ =x
PR =x
45o QR =x∙√
L
A B
Jawab :
√
a. AB = e. Tanβ = = =1
√ √
√
= x f. Sinα = =
√
= √
√ √
= 4√ cm √
g. Cosα = = = √
b. BC = AB = 4√ cm
√
c. Sinβ = =
√
= √ h. Tanα = = =1
√
√
d. Cosβ = = = √
Daftar III (Daftar Sinus)
Digunakan untuk mencari nilai sin, cos, tan, dan cotg dari suatu sudut atau
sebaliknya. Contoh soal :
Rangkuman Kelas X 67
Cara : pada daftar III logaritma cari nilai 0,6667 pada kolom cos, lanjut melihat menit
pada kolom M dan sudut pada bawah tabel.
Digunakan untuk mencari nilai log sin, log cos, log tan, dan log cotg dari suatu
sudut atau sebaliknya. Contoh soal :
cara mirip daftar II, hanya saja bilangan yang tertera pada daftar harus dikurangi 10
Sudut-Sudut Berelasi
II I
180o x 360o
III IV
PIV (x,-y)
PIII (-x,-y)
270o
Rumus di kuadran I {(90o – α) atau ( )}
o
1. Sin (90 – α) = cos α 4. Cotg (90o – α) = tan α
o
2. Cos (90 – α) = sin α 5. Sec (90o – α) = cosec α
3. Tan (90o – α) = cotg α 6. Cosec (90o – α) = sec α
Contoh soal :
Tentukan sudut komplemennya!
Rangkuman Kelas X 68
Cos 40o = sin (90o – 40o) = sin 50o
Cosec 57o = sec (90o – 57o) = sec 33o
Rangkuman Kelas X 69
Contoh soal :
Tentukan nilai dari :
Sin 960o = sin (360o∙2 + 240o)
= sin 240o kuadran II
o
= -sin 60 = - √
Tan (-5 ) = -tan 5
= -tan (π∙5 + )
= =- √
X = r ∙ cos α
Y = r ∙ sin α
α
x
0
Koordinat kutub (polar) (r, α)
y
A (α,r) r disebut jari-jari kutub
Y disebut sudut kutub
r
r = √𝒙𝟐 𝒚𝟐
𝒚
α α = arc tan
𝒙
x
O
Contoh soal :
Rangkuman Kelas X 70
= = = 2R R = jari-jari lingkaran luar
Contoh soal :
Log 10 = 1,0000
log sin 97 °18’ = 9,9965 – 10 +
10,9965 – 10
log sin 25 ° = 9,6259 – 10 –
1,3706
Log c = 1,3706
C = antilog 1,3706
C = 23,48 cm
Aturan Cosinus
cosC =
Rangkuman Kelas X 71
contoh soal :
10cm
D C
8cm
8cm
60 ° 120 °
Hitunglah panjang AC dan BD!
A B
Jawab : 10cm
Perhatikan ABC
b2 = a2+c2-2ac cosB
C
b2 = 82+102-2 ∙ 8 ∙ 10 ∙ cos120 °
b2 = 64+100 – 160 ∙ (-cos60 °) b
b2 = 164 – 160 ∙ (- )
8cm
b2 = 164 + 80
b =√ 120 ° a
b =√
A B
b =2∙√ (daftar V) 10cm c
b = 2 ∙ 7,8102
b = 15,6204 cm
AC= b = 15,62 cm
Perhatikan ABD
a2 = b2+d2-2bd cosA D
a2 = 82 + 102 - 2 ∙ 8 ∙ 10 cos60 °
a2 = 64 + 100 - 160 ∙
8cm a
a2 = 164 – 80 b
a =√ (daftar V)
a = 9,1652 60 °
A B
BD = a = 9,17cm d 10cm
Rumus Luas
1. L =
3. L =√
2. L = ∙ a ∙ b ∙ sin c
4. L = 2R2 ∙ sin A ∙ sinB ∙ sinC
= ∙ a ∙ c ∙ sin b
= ∙ b∙ c ∙ sin a
Contoh soal :
Tentukan luas dibawah ini!
Rangkuman Kelas X 72
- Jika diketahui 2 sisi dan 1 sudut
C L ABC = ∙ a ∙ c ∙ sinB
= ∙ 16cm ∙ 15cm ∙ sin30o
16 cm = 120cm2 ∙
a = 60cm2
b
30 °
A B
c
15 cm
A B
13 cm c
L ABC = √
=√ cm2
= √ cm2
= √ cm2
= 3∙2∙7∙2 cm2
= 84 cm2
15cm 60° √
= 2R
a
b √
=R
A 75° 45° B
R =
√
cm
c
L ABC = 2R2 ∙ sinA ∙ sinB ∙ sinC
= 2( )2 ∙ sin75° ∙ sin45° ∙ sin60°
√
Rangkuman Kelas X 73
Rumus Jumlah dan Selisih 2 Sudut
sin (α+β) = sinα ∙ cosβ + cosα ∙ sinβ
sin (α–β) = sinα ∙ cosβ – cosα ∙ sinβ
cos (α+β) = cosα ∙ cosβ – sinα ∙ sinβ
cos (α–β) = cosα ∙ cosβ + sinα ∙ sinβ
tan (α+β) =
tan (α–β) =
contoh soal :
tan 15 ° = tan (60 ° -45 °)
=
=
√
=
√
√ √
= x
√ √
√ √
=
√
=
√
=
= 2-√
Rumus Sudut Rangkap
Sin 2α = 2 ∙ sinα ∙ cosα Sin 3α = 3sinα - 4sin3α
Cos 2α = cos2α – sin2α Cos 3α = 4cos3α – 3cosα
= 1 – 2sin2α Tan 3α =
= 2cos2α – 1
Tan 2α =
Contoh soal :
Tentukan Cos 22 ° , misal α = 22 ° !
Jawab:
Cos 2α = 2 cos2 22 ° - 1
Cos 2(22 °) = 2 cos2 22 ° - 1
cos 45 ° = 2 cos2 22 ° - 1
√ +1 = 2 cos2 22 °
√
cos2 22 ° =
Cos 22 ° =√ √
=√ √
= ± √√
Rumus Perkalian Fungsi Trigonometri
2 ∙ cosA ∙ cosB = cos(A+B) + cos(A-B)
2 ∙ sinA ∙ sinB = cos(A+B) – cos(A-B)
2 ∙ sinA ∙ cosB = sin(A+B) + sin(A-B)
2 ∙ cosA ∙ sinB = sin(A+B) – sin(A-B)
Rangkuman Kelas X 74
Contoh soal :
8 ∙ cos 75 ° ∙ sin 15 ° = 4sin(75 °+15 °) – 4sin(75 °-15 °)
= 4sin90 °– 4sin60 °
=4∙1–4∙ √
= 4 - 2√
= 2(2-√ )
contoh soal :
1. = tan2A
= ruas kanan
2
tan A = terbukti sama dengan ruas kanan
2. (sinB+cosB)(sinB-cosB) = 2cos2B – 1
2 2
Sin B – cos B = ruas kanan
2 2
1 - cos B – cos B = ruas kanan
1 - 2cos2B terbukti tidak sama dengan ruas kanan
Persamaan Trigonometri
Persamaan Bentuk Sederhana
1. Sin x = sin a X2 = -a + k ∙ 360o
X1 = a + k ∙ 360o = -a + k ∙ 2π
= a + k ∙ 2π 3. Tan x = tan a
X2 = (180o -a) + k ∙ 360o X1 = a + k ∙ 180o
= (2π -a) + k ∙ 2π = a+k∙π
2. Cos x = cos a X2 = (180o +a) + k ∙ 180o
X1 = a + k ∙ 360o = (π +a) + k ∙ π
= a + k ∙ 2π
Rangkuman Kelas X 75
Contoh soal :
Tentukan nilai x yang memenuhi 0° x 360°
2 cos (2x- ) = 1
Cos (2x- ) =
Cos (2x- ) = cos cos x = cos a
2x- = + k ∙ 2π a + k ∙ 2π
2x = + k ∙ 2π
X1 = +k∙π
2x- =- + k ∙ 2π - a + k ∙ 2π
2x = k ∙ 2π
𝜋
X2 =k∙π Hp {0π , , π 1 𝜋, 2π }
K 0 1 2
X1 1 X < 360 °
X2 0π π 2π
4tanx + 3 =0
4tanx = -3
Tan x =-
= -0,7500
Tan x = -tan 36o52’ (daftar III)
Tan x = tan (180° - 36°52’ ) kuadran II
Tan x = tan 143°08’ Tan x = tan a
X1 = 143°08’ + k ∙ 180° (khusus tan, x bisa ditulis salah satu saja)
Hp {143°08’, 323°08’ }
Persamaan yang mengandung jumlah sinus dan cosinus
Cara : diubah dalam bentuk perkalian p ∙ q=0 didapat p=0 V q=0
Contoh soal :
Tentukan nilai x yang memenuhi 0° x 360°
Sin4x + sin2x =0
2 ∙ sin (6x) ∙ cos (2x) =0 ingat sifat sinα +sinβ
2∙⏟ ∙ ⏟ =0
P q =0
Sin3x = 0 V cosx = 0
Sin3x =0
Sin3x = sin 0°
Rangkuman Kelas X 76
3x = 0° + k ∙ 360° Cos x = 0
X1 = 0° + k ∙ 120° Cos x = cos 90°
3x = 180° + k ∙ 360° X1 = 90° + k ∙ 360°
X2 = 60° + k ∙ 120° X2 = -90° + k ∙ 360°
Sinx =
Hp {30°, 150°}
Sinx = sin 30°
√
k =√ √ Q = arc tan
= 60°
=√
=√
=2
2 ∙ cos(3x+60°) =√
cos(3x+60°) = √
cos(3x+60°) = cos 45°
Rangkuman Kelas X 77
MATERI 8
Notasi Sigma
notasi sigma yaitu kapital Yunani yang berarti penjumlahan. Dalam barisan
dan deret dapat ditulis :
Contoh soal :
1. Hitung nilai hasil penjumlahan notasi dibawah ini dalam bentuk lengkap!
6
2p
p 3
2
5 [2(3)2 2(4)2 2(5)2 2(6)2 ] 5
= [18+32+50+72]+5
= 177
5
i
i 1
2
2i (12 2 1) (22 2 2) (32 2 3) (42 2 4) (52 2 5)
= 3+8+15+24+35
= 85
2. Tulis dalam bentuk notasi sigma : 4+6+8+10+12+14+16+18
U1 = 4 2∙1+2
U2 = 6 2∙2+2
...
U8 = 18 2∙8+2
8
Un = 2n+2 2n 2
n 1
n p
2. k m (ak + bk) = k m ak + k m bk 4. k m ak =
k m p
ak – p
Rangkuman Kelas X 78
n n n
5. k m c = (n – m + 1)c 8. k m (ak + bk)2 = k m a k2 + 2
p 1 n n n
n
6. k m ak +
k p
ak = k m ak k m ak b k + k m b k2
m 1
7. k m ak = 0
Contoh soal :
Tulis dalam bentuk monomial (k=1) notasi sigma dibawah ini :
8 8 3
k 4 (8+4k-2k2) = k 4 3 (8+4(k+3)-2(k+3)2)
5 Karena k=n-3, maka
Dibuat pada peubah n+3
k=1 = k 1 (8+4k+12-2 (k2+6k+9))
5
= k 1 (8+4k+12-2(k2+6k+9))
5
= k 1 -2k2-12k-18+4k+20
5
= k 1 -2k2-8k+2
5 5 5
2
Sifat notasi
sigma
= -2 k 1 k -8 k 1 k+ k 1 2
5 5
= 2 k 1 k2 -8 k 1 k+10
Barisan Aritmatika
Misalkan suatu barisan bilangan adalah U1, U2, U3, U4, …, Un-1, Un adalah barisan
aritmetika, selisih yang konstan dari setiap suku disebut beda (b). Rumus suku
ke-n pada bilangan aritmatika :
Contoh soal :
1. Tentukan suku pertama, beda dan suku ke tujuh pada barisan 6,9,12,15,...
Suku pertama a = 6, beda b = 9-6 = 12-9 = 3
Suku ke-7 Un = a+(n-1)b
U7 = 6+(7-1)3 = 6+18 = 24
Rangkuman Kelas X 79
2. Sebuah barisan aritmatika memiliki suku ke-3 adalah 9, sedangkan suku ke-7
adalah 21. Tentukan suku ke-10!
U3 = 9 9 =a+(3-1)b ...(1) 9 = a+2b
U7 = 21 21 =a+(7-1)b ...(2) 9 = a+2∙3
a =3
9 = a+2b ...(1)
21 = a+6b - ...(2) U10 = a+(10-1)b
-12 = -4b = 3+9∙3
b =3 = 30
Un = a+(n-1)b
140 = 20+(n-1)5
140 = 20+5n-5
5n = 125
n = 25 U25 =140
4. Suku ke-3 pada barisan aritmatika adalah 2, jumlah suku ke-4 dan ke-6 adalah
16. Hitung suku ke-16!
Un = a+(n-1)b Persamaan (1) dan (2)
U3 = a+(3-1)b 2 = a+2b x2 4 = 2a+4b
2 = a+2b ...(1) 16 = 2a+8b x1 16 = 2a+8b –
-12 = -4b
U4 = a+(4-1)b b = 3
= a+3b 2 = a+2b
U6 = a+(6-1)b 2 = a+2∙3
= a+5b a = -4
Un = a+(n-1)b
47 = 7+(n-1)2
40 = (n-1)2
20 = n-1
n = 21 U21 = 47
Deret Aritmatika
Deret Aritmatika adalah bentuk penjumlahaan barisan aritmatika dengan pola U1
+ U2 + U3 + …,Un merupakan deret aritmatika. Jumlah n suku pertama
disimbolkan dengan Sn. Sn = U1 + U2 + U3 + … +Un . Rumus jumlah n suku
pertama adalah :
Rangkuman Kelas X 80
ket : Sn = jumlah n suku pertama
Sn =
n = banyaknya suku
a = suku pertama
Sn =
b = beda
Un = suku ke-n
contoh soal :
2. Tentukan jumlah bilangan asli antara 1 dan 200 yang habis dibagi 3!
Deret aritmatikanya : 3+6+9+...+198
a=3, b=3, Un=198
Sn = (a+Un)
Un = a+(n-1)b
S66 = (3+198)
198 = 3+(n-1)3
= 33(201)
198 = 3+3n-3
= 6633
198 = 3n
n = 66
3. Suku ke-5 dari suatu bilangan aritmatika adalah 40 dan suku yang ke-8 adalah
25. Tentukan :
a. Suku pertama dan beda dari barisan aritmatika ini
U5 = 40 a+(5-1)b=40 ...(1)
U8 = 25 a+(8-1)b=25 ...(2)
a+4b = 40 ...(1)
a+7b = 25 - ...(2)
-3b = 15
b = -5
a+4b = 40
a+4∙-5= 40
a = 60
Rangkuman Kelas X 81
4. Deret aritmatika dengan rumus jumlah n suku yang pertama adalah Sn = n+ n2
tentukan :
a. Suku pertama deret tersebut
b. Beda deret tersebut
c. Suku ke-8
Sn = n+ n2 S1 = ∙1+ (1)2
Un = Sn – Sn-1
= +
U 1 = S1 – S 0
S0 = ∙0+ (0)2 =5 =5–0=5
=0 U 2 = S2 – S 1
S2 = ∙2+ (2)2 = 13 – 5 = 8
= 7+6
= 13
a. U1 = a = 5
b. b = U1 - U2 = 8-5 = 3
c. U8 = a+(8-1)b
= 5+7∙3
= 24
Barisan Geometri
barisan bilangan U1, U2, U3, U4, …, Un-1, Un disebut barisan geometri. Nilai
perbandingan konstan pada setiap suku disebut rasio ( r ), ditulis :
Un U
r= 2 Dimana r ≠ 0 atau r ≠ 1 Un = ar n-1
U n 1 U1
contoh soal :
Diketahui suku ke-3 dan suku ke-5 dari suatu barisan geometri adalah 27. Dan
3, rasio barisan geometri ini adalah positif. Tentukan :
Rangkuman Kelas X 82
b. Rumus untuk suku ke-n c. Suku ke-9
Un = arn-1 Un = 36-n
= 243∙( ) U9 = 36-9
= 3-3
= 35∙(3-1)n-1
=
= 35∙ 3-n+1
= 35+-n+1 =
Un = 36-n
d. Suku ke-berapakah dari barisan ini yang sama dengan ?
6-n
Un =3
= 36-n
= 36-n
3-6 = 36-n
-6 = 6-n
n = 12
Deret Geometri
Deret geometri adalah bentuk penjumlahan suku – suku barisan geometri dengan
pola U1 + U2 + U3 + …,Un. Jumlah n suku pertama disimbolkan dengan Sn
Sn = U1 + U2 + …, Un-1 + Un
Contoh soal :
S7 =
=
= 2∙191
= 382
2. Diketahui deret geometri 2+22+23+...+2n=254. Hitunglah n!
a=2 , r= =2
Sn =
254 =
254 = 2(2n-1)
127 = 2n-1
2n = 128
2n = 27
n =7
3. Diketahui suku ke-n barisan geometri adalah Un=3n, tentukan jumlah n suku
pertamanya!
U n = 3n
Rangkuman Kelas X 83
U 1 = 31 =3a
U 2 = 32 =9
r = =3
Sn =
=
= (3n-1)
4. Jumlah n suku pertama barisan geometri adalah Sn=3n-1. Tentukanlah :
a. Rumus suku ke-n b. Suku pertama dan rasio
n
Sn =3 -1 Un = ∙3n
Un = Sn – Sn-1
U1 = ∙31 = 2 a
= (3n-1) – (3n-1-1)
= 3n-1 – 3n-1+1 U2 = ∙32 = 6
= 3n - r = =3
= ∙3n
Deret Geometri Tak Terhingga
deret geometri Sn = U1 + U2 + …, Un-1 + Un dengan n mendekati tak terhingga,
disebut deret geometri tak terhingga dengan pola S∞ = U1 + U2 + …, Un-1 + …
Rumus jumlah deret geometri tak terhingga untuk |r|<1 atau -1<r<1 yaitu :
a
S
1 r
Contoh soal :
a=1 , r= =
S∞ =
=
=2
2. Suku ke-n dari deret geometri adalah Un = 6-n. Tentukanlah jumlah sampai tak
berhingga dari deret geometri tersebut!
Un = 6-n U2 = 6-2 S∞ =
=
U1 = 6-1 = = ∙ =
=
= a
r = = ∙6=
Rangkuman Kelas X 84