Hukum Kepailitan - Hadi Subhan
Hukum Kepailitan - Hadi Subhan
{
E.
!
I
I
Prinsip,
I
Norma,
I
I
I
dan
t
I
I
a
KEP
,
I
PRTNSIP, NORMA,
f
t
i DAN PRAKTIK
DI PTRADILAN
i:,\
SanksiPelangsaranPasalll3UndanS.UndansNomor23Tahun20l4tentangHakCipta' J
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apa pun, Penulis,
termasuk dengan cara penggunaan mesin fotokopi, tanpa izin sah dari penerbit. Dr. M. Hadi Shubhan, S.H., M.H., C.N.
IGTA PENGANTAR ,l
CETAKAN KE-2
U. Iladt Shubhra
I
l
KATA SAMBUTAN
SaYa menYambut de
judul lu,rkum KePailitan:
ditulis oleh Saudara Dr'
karena masalah Yang dibahas dal
yakni masalah hukum kepai-
aktuat dal.am beUeraia waktu terakhir'
cukup signifikan pasca di-
litan yang telah mengalami perkemb'oqT
akibat adanya krisis mone-
lakukannya pemUartian pada tahun 1998
ter yang terjadi di Indonesia'
PenulisbukuiniadalahSeorangakademisiyangmenekunibidang
dijadikan referensi bagi
hukum kepailitan, sehingga buku lni dapat
maupun S-2 Magister Hukum
p.r, ,o"fr""iswa S-1 Fakultas Hukum memasukkan hukum
I
e\ ka!.tF'
h.of. Ih. Rldht S.H.
x
SEKAPUR SIRIH
dan Praktik
Buku yang berjudul Hulsm Kepailitan: Hnsip' Norma'
hukum kepailitan mulai
di Peradilanini berisi mengenai aspek-aspek hukum
dari teori hukum kepailitan, pengaturan kepailitan di dalam
di peradilan
positif di Indonesia, sampai pada
ks di bidang
,ri"g". Sehingga, buku ini dapat dij
matakuliah
t utcum kepatlitan bagi mahasisway
penegak hukum
hukum kepailitan, dapat pula dijadikan referensi bagi
pengetahuan tf
kepailitan seperti nalj- naga dan advokat' serta sebagai
Oingan demikian diharapkan memberikan
bagi para pelaku usaha.
mengenai hukum kepafutan' Hal ini
g"*U"r"o yang komprehensii
baru berkembang di Indonesia setelah
f"r..r. huktrm kepailiian relatif
adanya pembaruan peraturan di bidang kepailitan dan berdirinya
pengadilan niaga Pada tahun 1998'
hu-
Dalam buku ini terdapat pula bab tersendiri mengenai aspek
kum kepaititan perseroan terbatas' Hal ini karena dalam kenyataannya
kepailitan lebih banyak menimpa subjek hukum Perseroan terbatas'
Namun demikian, pengaturannya dalam Undang-Undang Kepailitan
ti-
dakdibedakanantarakepailitanperorangajrdankepailitanPerseroEur
terbatas,padahalkepaititanpersero€ulterbatasmemilikiimplikasidan
subjek
konsekuensi yrridis yang lebih kompleks dibanding kepailitan
pengkajian lebih mendalam lagi
hukum Perorangan. Sehingga, perlu
khusus mengenai kepailiial Perseroan terbatas' Pada waktu buku ini
diproses -."ih berlak, Undang-Undang Perseoran Terbatas yang lama'
v&..i uu No. 1 Tahun 1gg5 dan belum keluar UU No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas, sehingga hal yang menyangkut perseroan
terbatas masih merujuk pasalnya pada UU No' 1 Tahun I995' Namun'
hal ini tidak terlalu mengganggu mengingat prinsip-prinsipnya masih
tidak jauh berbeda.
DAFTAR TST
Pengadilan Niaga.
Atas selesainya bul'nr ini, saya hanrs bcrterima kasih pada semua
bisa meabcrikan scdikit penceratran bagi pihak-pihalc yang berkaitan. I. Latar Belakang""""""'"'
Saran dan kritik yang konstnrktif sangat saya nantikan dan saya me- 2. Metodologi Penelitian dan Teknik Penulisan Buku
nunggunya di e-mail saya, yakni .c-oE atau di kon- 3. Sistematika Penulisan Buku""""""
tak telepon saya di OEI€IX!63.3O0o.
xlv
5.2.4.4 Perdamaian lAccoorQ "' . 140
10. Prinsip Commercial Exit fum Financial Dstress . t44
dalam Kepaililsl Peseroan Terbatas 50 5.2.4.5 Solvensi.......
10.1 Kebangkrutan perseroan terbatas...... 50 5.3 Hukum Acara Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang ......... t47
lO.2 Prinsip Comercial Exit lrom Financial Dstress . 59
5.3.1 Syarat dal Tatacara Pengajuan
Permohonan PKPU ..'...."' t47
BAB 3 PENGATURAN NORMA HUKUM KEPAILITAN 5.3.2 Perdamaian dalam PKPU"""""' 150
DATAM UNDANG-UN DANG KIPAI LITAN IN DON ESIA 67 r52
5.3.3 Pengakhiran PKPU ..."""'
1. Pengaturan Prinsip Poitas Creditoium, Prinsip
5.4 Pengaturan Prinsip Dssenting Opinion
Paripasst Prorata, dan Hnsip Stntdured Prorata, 153
dalam UUK
dalam UUK........... 67
6. Prinsip Debt Forgiveness Tidak Dinormakan
2. Pengaturan Prinsip Debt Colledion dan Hakikat
dalam UUK........... 156
Kepailitan dalam UUK ........... 79
t62
7. Akibat Hukum KePailitan
3. Pengaturan Prinsip Utang dalam UUK..... 88
7.L Putusaa Pailit Dapat Ddalankan Lebih Dahulu
4. Pengaturan Prinsip Teritorial dan Prinsip
(Serta-Merta) ... . . ........ t62
Universal dalam UUK .......... ..94
7.2 Sitaan Umum (Public Attachment,
5. Pengaturan Prinsip Debt Pooling dalam UUK............. i00 Gerechtelijk Bestagl .. . ' .. ..
5.1 Kepailitan sebagai Kompetensi Absolut 7.3 Kehilangan Wewenang dalam Harta Kekayaan'
Peradilan Niaga dan Pengaturan l.embaga-
lembaga yang Berkaitan dengan Kepailitan........ 100
7.4 Perikatan Setelah Pailit...........
7.5 Pembayaran Piutang Debitor Pai1it."""""""""
5. 1.1 Pengadilan Niaga........... 10i
7.6 Penetapan Putusan Pengadilan Sebelumnya""
5.L.2 Hakim Pengawas.... 104
7.7 Hubungan Kerja dengan Para Pekerja
5.1.3 Hakim Ad hoc t07 r69 I
Perusahaan Pailit .'.........
5. 1.4 Kurator 108
7.8 Kreditor Separatis dan Penangguhan
5.2 Hukum Acara dalam Kepailitan 119 Hak (StaY) 772
5.2.L Syarat dan Tata Cara Pengajuan 7.9 Organ-organ Perseroan Terbatas...... t73
Permohonan Kepailitan 119 t74
7.lO Actio Pauliana dalam Kepailitan...
5.2.2 Proses Persidangan 124
7.Ll Paksa Badan lGijzelingl..... t79
5.2.3 Upaya Hukum dalam Acara Kepailitan r27
7.12 Ketentuan Pidana........ 183
5.2.4 Proses Pengurusan dan Pemberesan
8 Akibat Hukum PKPU ......... 185
Harta Pailit.. 134
5.2.4.L Pengumuman dan Rapat
Kreditor....... 135
5.2.4.2 Melanjutkan Usaha
BAB 4 ASPEK HUKUM KEPAILITAN PERSEROAN TERBATAS
DI INDONESIA 189
(OnGoing Conceml ...137
5.2.4.3 Rapat Verifikasi 1. Prinsip Commercial Eit From Financial Dstress
(Pencocokan Piutang 139
Tidak Dinormakan dalam UUK.....'.'... 189
xvl tr xlrll
I
..267
2.2 Kasus-kasus Posisi"""""
2. Eksistensi Yuridis PT yang Telah Dipailitkan Atau
2.2.1. Dalam Kasus Permohonan Pailit
Telah Likuidasi Menunrt UUK dan UUPT""""""" r98
Diri Sendiri PT SemPati 267
3. Kedudukan dan Kewenangan Organ-organ 2.2.2 pqlarn Kasus Julia Tresnasary Melawan
PT yang Sedang Dinyatakan Pailit """""
2L2 270
PT Telkomsel.......-.
4. Aspek Hukum yang Lain yang Berkaitan dengan .)19 2.2-3 Dalam Kasus PT Rekka Mandiri
Kepailitan PT.............. Sejatrtera Melawan PT lndonesian
Airlines"""' 272
5. Tanggung Jawab Organ PT Atas Terjadinya
Pailit PT 225 2.2.4 Dalam Kasus Hasim Sutiono Cs'
5.1 Tanggung Jawab Direksi Atas Teg'adinya Melawan PT Kutai Kertanegara a
1.1 Pendahuluan """"""""' 255 3.2.3. Dalam Kasus Husen Johan Cs' Melawan
PT Modernland RealtY 283
L.2 Kasus-kasus Posisi.......... """"""""' 256
L.2.L Datam Kasus Bank Niaga Cs' melawan 3.2.4. Dalam Kasus Sumeini Cs' Melawan
PT Dha,rmata Agrifood Tbk. .""""" """""' 256 PTJawaBaratIndah' """""" 2E5
L.2.2 Dalam Kasus Bank Credit Lyonnais 3.2.5. Dalam Kasus Ssanryong Engenering
Indonesia Melawan Melawan PT Citra Jimbaran Indah Hotel " 288
PT Sandjaja Graha Sarana Cs' """"""""' 258 3.2.6. Dalam Kasus PT Surya Citra Televisi
L.2.3 Ddem I(asus Sojitz Corporation Melawan PT Gebyar Cipta Kreasi """"""" 291
Melawan PT Thirta Ria.............. '.""""""' 259 3.3. Analisis Penerapan Norma dan Prinsip Utang
L.2.4 Dalam Kasus PT Bank Yama Melawan dalam Putusan Peradilan'."' """"""' 292
PT Nassau Sport Indonesia..........'."' """" 260
4 Penerapan Norma dan Prinsip Eksistensi PT dalam
1.3 Anal.isis Penerapan Norma Serta Prinsip Paritas Likuidasi dalam Putusan Peradilan 296
Creditorium dan Pnnsrp Strucfitred Prorata dalam 4.1 Pendahuluan 296
Putusan Peradilan ..-.....262
4.2 Kasus-KasusPosisi. 297
2. Penerapan Norma dan Prinsip Debt Colledion dalam
4.2.1 Dalam Kasus BPPN Melawan
hrtusarr Peradilan 266
PT Muara Alas Prima..' 297
2.L Pendahuluan.. 266
x\nll tr tr xlx
4.2.2 Dalam kasus LG Electronic Inc' melawan 7 Penerapan Norma dan Prinsip Debt Poolin4 dalam
LG Baagunindo Eleti$ronik .." 299 Putusan Peradilan """"""""'332
4.3 Analisis Penerapaa Norma dan Prinsip 7.1 Pendahuluan """"""""' 332
Eksistensi PT dalam Likuidasi dalam 7.2 Kepailitan dan Klausula Arbitrase "" 333
Putusan Peradilan .........3O2 7.2.L Kasus-kasus Posisi ...'.""' ""' 333
5. Penerapan Norma dan Prinsip Commericql Eit 7.2.1.1 Dalam Kasus PT Basuki
Pratama Engenering Melawan
fiom Finarrcial Dstress dalam Putusan Peradilan ........ 30 5
PT Megarimba Karyatama.....'..... 333
5. 1 Pendahuluan ................305
7.2.1.2 Dalam Kasus Elizabeth Prasetya
5.2 Kasus-Kasus Posisi..'....... .'.............. 306
Utomo Melawan
5.2.1 Dalam Kasus Penno[en41 pailit
PT Pacific Metrorealty.........'....... 336
Diri Sendiri PT Daya Guna Samudera...... 306
7.2.L.3 Dalam Kasus PT Trakindo
5.2.2 Dalam Kasus Permohonan Pai[t Diri
Utama Melawan PT Hotel
Sendiri PT Surya h.rspita...'...................... 307 Sahid Jaya Internasional.......'.... 337
5.2.3 Dalam Kasus Permohonan Pailit Diri
7.2.L.4 Dalam Kasus PT Environmental
Sendiri PT Indomas Pratamacitra ............. 309
Network Indonesia Melawan
5.2.4 Dalam Kasus PT Surya Tata Intemusa
PT Putra-Putri Fortuna Windu.... 339
Melawan PT Abdi Persada Nusantara .......3L2
7.2.2. l\na\sis Penerapan Norma dan Prinsip
5.2.5 Dalam Kasus PI Lukindo Technics
Debt Pooling (Klausula Arbitrase)
Melawan PT Indramaju lestari ................. 3 1 4
Dalam Putusan Peradilan......................... 34 1
5.3 Analisis Penerapan Norma dan kinsip Commercial
7.3. Actio Pauliana Dalam Kepailitan... .... 345
a
)o( )o(l
,_ BAB 1
PENDAHULUAN
,f
1. I.ATARBELAKANG
pailit msrupakan suatu keadaan di mana debitor tidak mampu
untuk melalorkan pembayaran-pembayaran terhadap utang-utang
dari para kred.itornya. Keadaan tidak mampu membayar lazimnya dise-
babkan karena kesulitan kondisi keuangan (finanaal drstress) dari
usaha debitor yang tetah mengalami kemunduran. Sedangkan kepaili-
tan merupalcan putusan pengadilan yang mengakibatkan sita umum
atas seluruh kekayaan debitor peilit, !3ift yang telah ada maupun yang
akan ada d.i kemudian hari. Pengurusan dan pemberesan kepailitan di-
lakukan oleh kurator di bawah pengawasarl hakim Pengawas dengan
tujuan utama menggunakan hasil penjualan harta kekayaan tersebut
untuk membayar seluruh utang debitor pailit tersebut secara proPor-
sional (prorate parte) dan sesuai dengan strulilur kreditor.
Dalam kepustakaan, Algra mendefinisikan kepailitan ada-lah Fa-
illissemends een gerechtelijk beslag op het gehele uennogen uan een
scfutldenaar ten behoeue uan zijn gezamenlijke schuldeiser".' (kepailitan
adalah suatu sitaan umum terhadap semua harta kekayaan dari
seorang debitor (si berutang) untuk melunasi utang-utangnya kepada
kreditor (si berpi.utang)). Henry Campbell Black dalam Black's Latu
Dctionaryaya menyatakan "Bankrupt is the state or condition of one
utho is unable to pay his debts as theg are, or become, due".2 Agak lebih
t Algra, N.E. (1974), lnleiding tot Het Nederlands Privaatrecht, Tjeenk Wil-
link, Groningen, h. 425.
2
Henry Campbell Black (1979), Black's Law Dictionary, West Publishing Co.,
St. Paul Minnesota,. h. 134.
kepailitan sebagai:
komprehensrf, Jerry Hoff menggambarkan
granted a dischorge.6
dari Prin-
sip dalam-re-
zim as credito-
rium berarti bahwa semua kekayaan debitor baik yang berupa barang
bergerak ataupun barang tidak bergerak maupun harta yang sekarang
telah dipunyai debitor dan barang-barang di kemudian hari akan di-
miliki debitor terikat kepada penyelesaian kewajiban debitor.T Sedang-
kan prinsip pai passu prorata parle berarti bahwa harta kekayaan ter-
sebul merupakan jaminan bersama untuk para kreditor dan hasilnya
harus dibagikan secara proporsional antara mereka, kecuali apabila
antara para kreditor itu ada yang menumt undang-undang harus di-
dahulukan dalam menerima pembayaran tagihannya'8
s
Ricardo Simanjuntak (2005)
an", Dalam: Emmy Yuhassarie (ed
annya, Pusat Pengkajian Hukum,
Simanjuntak f ), h. 55-56.
6
Harold F. Lusk ( 1986) , Business Law: Principles and Cases, Richard D' Irwin
but memang telah tidak mampu lagi membayar utangnya yang telah Inc., Hcmewood Illinois, h. 1076-1077.
7 Kartini Mulyadi (2001), "Kepailitan dan Penyelesaian Utar.rg Piutang",
Dalam: Rudhy A. Loncoh (ed.), Penyelesaian Lltang Piutang Melalui Pailit atau
3
Jerry Hoff (i999), Inilonesian Banhtuptcy Law, Thtanusa, Jakarta, h. I 1. Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Alumni, Bandung, (selanjutnya disebut
a Kariono (1982), Kepoilitan ilan Pangunduron Pembay ar an, PradnYa Para- sebagai Kartini Mulyadi 1), h. 168.
srbid, h. 158.
mita, Jakarta, h.42
,tt
3
2
yang menyatakan bahwa Ke-
termuat dafan Pasal 1132 KUH Perdata
DalamhalseorangdebitorhanyamempunyaisatuLceditordan bendaantersebutmenjadi jaminanUersama-;ffi :ffi
sukarela mauprrn debitor ti- H""rt;1ffi
debitor tidak membayar utangnya secara
membayar utang tersebut' maka tu, menurut besar kecilnYa
dah mempurry.i t"-"-p""-""tt't
perdata ke pengadilan negeri antara Para berPiutang ittr
lseditor akan menggugat debitor secara
dahulukan' Dengan demikian' ma-
kakepailitarradalahpelaksanaanlebihlanjutdariketentuanyangada
dalam Pasal 1131 dan 1132 KUH Ptrdata'
Menurut Kartini Mulvadi, bahwa rumffiLfp|l"##
debitor tidah crrk,p untuk t*o".*,t
cara, baik yang sesuai-dengan selalu akan membawa aki- t
tidak sesuai dengan prosedur hukum' bersifat menambah jumlah
tagit akan mengurangi
harta kekayaannya (kredit), maupun yang nantinya
sudah ti
-ft"tt" datang belakangan
yang
a.Uitot sudatr habis diambil
4 tl 5
telah ada sejak zaman
Faillissement uercrdening'r2 Lembaga Kepaililal
Vercrdening op het Faillissement en
Hindia Belanda yang diatur datam
deSlrseatrcevanBetalingdeEurcpeaneninNederlandslndie(Faillise-
ment Vetordening/FV), daatsbtai 1905 Nomor
217 iunto S'taatsblad
yang menyatakan mulai ber- untuk memilih Pernyataan P^ilit'
1906 Nomor 348. Berdasarkan Peraturan
yakni, Staatsblod 1906 Nornor 348'
tatnrnya Peraturan Kepailitan,
pada Tanggal 1 November
maka Perahrran Xepaiiitan mulai berlalm
dalam
1906 dan selanjutnya tidak berlalm lagi ketentuan-ketentuan
terrrasuk di dalamnya se-
beberapa Peraturan perundang-undangan'
Hukum Dagang (KUHD) be-
runrrr uurcu ketiga Kitab Undang-Undang
serta beberapa peraturan sebelumnya yang diadakan
untuk itu'
menrpakan
Meskipun duhulu Perahrran Kepailitan (S' f 905-217)
berlaku; akan titapi Pranata hukum ini ja-
huktrm po"itity"rrg masih
yang ada di Badan Pem-
rang dipakai dalan pralrtik. Berdasarkan data
Tahrrn 1950
binaan Hukum Nasional bahwa putusan kepailitan antara
Berdasarkan
sampai Tahun 1996 harrya kurang lebih 130 putusan'r3
dapat disimputkan bahwa tidak banyak subjek hukum
segi-kuantitas
bersangkutan dalam keadaan pailit.
y"ig *"rrggrnakan pranata kepailitan tersebut' Ada beberapa alasan
,rr.rig"p" pi"t kepailitan masa itu jatang digunakan' Salah satu- prinsip paitas creditoium dan prinsip pai passtt prorata pafte
,ry. "t"
prosedur kepailitan dan pemberesannya terlalu rumit dan berkaitan dengan utang yang dimiliki debitor terhadap banyak kreditor
"a.Uf,
memakan waktu Yang sangat lama' di mana harta kekayaan debitor akan dibagi terhadap beberapa kredi- a
6 7
modern
debitor ldismemberment). Sedangkan pada hukum kepailitan
UndarrgNomorlTa}rrrnlggS,tcntarrgPerubaharratasUndarrg-Undang pri."ip ini dimanifestasikan dalam bentuk antara lain likuidasi asetrE'
Nccara Tahun 1998 Nomor 87 Tambahan suatu peraturan l"pd-
Setiawan menyatakan bahwa pada prinsipnya'
bcrikutnYa, PerPu Nomor adalah debt allectionlaut dan bahwa kepai-
undang-undang dengan
litan atau banlouptcy laur
I Talu.rn 1998 terscbut litanmenrpakansuatuaksikolel.rtif|allectiveac:tion|ddagrdebtcp/l-
Undang-Undang Nomor 4 Taltun berlaku di Indonesia
lection.ts Sistem hukum kepailitan yang sekarang
Pemerintah Penganti UndangU dan juga di Belanda sangat menekankan
pada prinsip ini' Hal ini bisa tl
Penrbahan atas Undang-Undang pengtrapusan'l*g debitor
dilihat dari tidak terdapatnya mekanisme
uiJ*tg (Lcmbaran negaraTahun 1998 Nomor 135)'r? serta penyederhanaan dari
jika harta kekayaanny" tiatft mencukupi
1998 ini secara tegas me- serta tidak terdapatnya
Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun materiil untuk suatu kepailitan'
po ri passla promte Pafte' "yarat-"yarat aset
,rg"rrri priosip paritas o'aito'iu^ aan prinsip p.tUt U"tSan terhadap kinerja keuangan debitor dan besarannya
Hal itrr antara lain terccrmin I
dalam Pasal Ayat 1 UUK 1998 yang iebitor yang melebihi utang-utang debitor tersebut'
prin-
Prinsip lain dalam kepailil2l adalah prinsip debt forgiuness
adalah prinsip /ang rrimslilestasikan
crple. erinsip debt forgiveness
boedel
aisa exemption pebeiapa harta debitor dikecualikan terhadap
telah jahrhwakhr dan daPat pailit), reliZf from imprisonment (tidak dipenjara karena gagal mem-
perminta-
p"rrgidil"rr, baik atas permohonannya sendiri' maupun atas Laya.-ut"ng1, a"tt ao"f,orge ofindebtedness (pembebasan debitor atau
an seorang atau lebih kreditornya' harta debitor untuk membayar utang pembayaran yang benar-benar
dua
Pasal 1 Ayat (1) UUK 1998 secarategas mensyaratkan adanya tidak dapat dipenuhi).2o Bentuk lain dari prinsip Pengampunan
kepaili-
ataulebihkreditorunhrlcdapatmempailitkallseorangdebitor.Keten- tan adalah diberikannya penghapusan utang serta dimungkinkannya
yang la'ma'
hraninisejalarrdenganfilosofitujuarrkepailitarr,yakrri,mekarrismepen- memulai usatra banr dengan tanpa dibebani utang-utang
para lceditor berkaitart dari
distribusian aset secara adil dan merata terhadap Dalam sistem hukum kep";t;16, di Amerika Serikat, implementasi
J"ng* keadaan tidah membayarnya debitor karena ketidakmampuan
prinsipiniadalahdiberikannyaStatusftesh.s,taftittgterhadapdebitor
Jika debitor harrya mem-
debltor melaksanakan kewajiban tersebut. p"iut. r"."r, Gross menyatakan bahwa pemberian permaafan terhadap
punyai satu kreditor saja, maka makna kepailitan menjadi tidak
ada'
harta kekayaan
iebitor yang benar-benar mengalami kebangkmtan addah sebuah pe-
i<t"&tot tidak dengan iusatr Payah memperebutkan nyeimbang dari sistem kepailitan itu sendiri. kbih lanjut Karen Gross
debitor untuh melunasi piutang yang
rlimilikinya'
menyatakan "For debtors, tlle ideal system prouides a fresh stanl, prem-
Dalo-, pada ittr, selain prinsip paritas qeditorium dan prinsip pan issed on reagnition tlwt mistakes lnppen but debtors an be rehobili-
pasl;rt Pmmte panle, dalam kepailitan terddpat pula prinsip debt t at e d tlvough forgive ne s { .2
l
'oltedion gcit o,tteaion "i"t"-
pnnciplQ dan prinsip debt forgivness ldebt for-
gimess pmuiplel. Debt olledion Principle merupakan konsep pemba-
L""r, a*i kreditor terhadap debitor pailit dengan menagih klaimnya
rs Emmy Yuhassarie (2005), "Pernikiran Kembdi Hukum Kepail.itan Indo-
terhadap debitor atau harta debitor. Pada zaman dahulu prinsip debt
pemotongan se- nesia", Dalam: EmmY Yuhassarie (ed.), Undang-Undang Kepailitan ilan Pethan-
oltedionrlirnarrifestasikan dalam bcnhrk perbudakan,
bangannya, Pusat Pengkajian Hukum, Jakarta, h. xix.
bagian hrbuh debitor @unilortionl, dan bahkan pencincangan tubuh re Setiawan (2005), "Komentar atas Putusan Pengadilan Niaga No. 13/2004
jo. Mahkamah Agung No. 8/2004", Dalam: Valerie Selvie Sinaga (ed.), Analiso
t7 Nomor 4 Tirhun 1998 tentang Penetapan Putus an Kcpailitan Pada Pengadilan Niaga J aharta, Fakultas Hukum Universiras
Nomor I Tirtrun 1998 tentang Katolik AtmaJaya, Jakarta, h. 95.
Peraturan
tentanS (Lembaran Negara Thhun
20
Emmy Yuhassarie, OP. cit., h. xix.
Perubahan atas 2r Karen Gross (1997), Failwe anil Forgiveness: Rebalatcing The Ban,frluptcy
1998 1998 (yang disingkat UUK
System, Yale University Press, New Haven-Connecticut, p. 244.
r9e8)
8 tr 9
mengenai reorganisasi utang-utang debitor pailit khusus
untuk subjek
mengalut prinsip
Dalam Undang-Undang Kepaititan di Indonesia nuCm orrt g.b"I^r1 bab baru tersebut dimungkinkannya terjadi peng-
debtalledioruHalituterbuktidariketentuan-ketentuanmengenaike. yang benar-benar tidak mampu' Peter
harta kekayaan hapusan utang terhadap debitor
p"tf,r. menyebabkan sita umrrm te-rhadan seluruh Declercq mengungkapkan hal tersebut sebagai berikut:
harta kekayaan debitor tersebut
debitor untuk selanjutnya terhadap
The main source of netherlands in'solttency laut is the
prinsip debt Failiesement
Sedangkan
akan dilakukan p.mberls"" aan n<uiaasi'2'z
and-, olthough reused in-bits' has
Wet, ulhich dotes Lack from1893
forgivenes s, Undang-Undang remined uirfuallg unchonged until todag' The Faillessemenl
Wet regu-
nya terutama Yang berkaitan regimes' wich applg to both piuate
lates tle following two iiotuency
rian status fesh-starting' Dal persons and legal entities:
kan prinsiP utang tidak bisa dihal (7/ Suspensi on of Payment or moratoium and
yang dinamakanfesh-
sistem kepailitan di Indonesia tidakdikenal apa
starting".t"t.t terjadinya kepailitan' Konsep .ftes h-stafting ini membe- (2) BankruPtcg;
pailit bersih sama sekali dari utang-utang-
The biggest change to the Faillessement Wet to date uas made
rikan siatus kepada debitor on 1
kembali De"eiie, l gg} third insoluencg regime, applicoble
nya, dan bisa memtrlai uthen the fouoruing
utang-utang Yang lama. Dalam h to piuate persons onlg, was included in lhe Faillessement Wet:
bitor pailit adalah akan mengikuti (3) Debt reorganizatton of natural persons'24
*rr.tikirrk t untuk dipailitkan lebih dari satu kali'
sistem Datam perjalanannya, setelah lebih dari lima tahun Undang-Un-
Mengenai tidak adanya prinsip pembebasan utang dalam
dang Kepailitan 1998 tersebut berlaku dirasakan banyak kekurangan-
kepailitan di Indonesia, S. Remy Sjahdeini menyatakan:
t.t r.aogrn dan kelemahan-kelemahan yalg ada dalam Undang-un-
Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 190 UUK' dengan keterikatan dang Kepailitan itu, sehingga dipertukan perubahan-perubahan atas
para kre-
demi hukum kepada daftar pembagian penutup yang sah' beberapa ketentuan di dalamnya. Kelemahan-kelemahan itu, antara
ditor memperoleh kembali lnak merela untuk menjalankan putusan-
putusan mengerni tagihan merelca kepada debitor' sepanjang tagi'
tain tidak dijelaskan secara pasti ntengenai konsep suatu utang se-
'lnn hingga menimbulkan perbedaan penafsiran mengenai definisi utang
itu tetapbelum dibagar. Dengan k,,ta tain, menurut WK' setelah
tind.alean p-emberesan selesai dilatukan oleh lotnttor, debitor
tidak itu yang pada akhirnya menimbulkan ketidakpastian hukum' Ada ka-
memperollhpembebasan atas utang-utangnAo gang belum dopat di- langan hakim niaga yang menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan
tunaii da; hasit peniualan harta pailit' Srsa utang-utang tersebut ma- utang adalah utang yang timbul dari perjanjian utang-piutang uang
sihdiuajibkanbagidebitorunttl.kdibagarlankepadamasing-masing saja (menafsirkaa utang dalam arti sempit), sementara ada sekelom-
kreditoiya. sebaLknga masing-masing kre-ditor masih berhnk untuk pak hakim niaga lain yang berpendapat bahwa utang adalah segala
menagih sisa Piutangng a.23
sesuatu prestasi yang timbut dari perikatan yang belum dibayar oleh
DiBelandasendiri,telahterjadiperubahanberkaitandenganprin- debitor (utang dalam arti luas). Kekurangan lainnya adalah tidak dima-
sip pembebasan utang ini. Sebelum terl'adinya pembaruan peraturan sukannya perusahaan asuransi sebagai perusahaan yang kepailitannya
kepailitan, tidak terdapat penerapan prinsip pembebasan utang sama melalui lembaga otoritas yang berwerrang dalam hal ini Departemen
peisis dengan sistem kepailitan di Indonesia saat ini. Sejak Tahun 1998, Keuangan. Ketiadaan ketentuan tersebut pernah mengguncangkan
peraturan kepailil4l di Belanda mengalami perubahan yang cukup dunia peradilan kepailitan di Indonesia dengan dinyatakannya pailit
fundamental, yaitu ditambahnya satu bab tersendiri yang mengatur PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia dan PT Prudential Life Assurance.
Banyaknya kelemahan-kelemahan yang terkandung dalam Undang-
Undang Kepaititan menyebabkan kepailitan tersebut disimpangkan
Vide: Pasal 19, Pasil22, Pasal 84, Pasal 168 UUK 1998-
22
dari tujuan yang sebenarnya dari kepailitan.
Sutan Remy Sjahdeiny (2002), Huhrttn Kepailitan: Memahami Faillisse-
23
mentsverordening Juncto undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998, Grafiti, Jakarta,
h.319.
2a
PeterJ.M. Declercq, Op. cit., p. I
10 11
demikian pula seba-
lakukan terhadap kepeili6l perseroan terbatas'
sebenarnya hanya dapat di-
lilorya banyak terdapat suatu norma yang
terbatas akan tetapi' tidak
bertakukan terhadap kepailitan perseroan
dapat dibertakukan terhadap kepailitan
aiam Undang-Undang Kepailitan perlu
nai kepailitan yang khusus pada orang
yang khusus pada perseroan terbatas'
Pada satu sisi, pralrtik di pengadilan
niaga menunjukkan bahwa
t2 tr 13
46 permo-
7. Tahun 2004 jumlah permohona'n yang masuk sebanyak
honan, untuk termohon perseroan terbatas sebanyak 39 sedang-
non perseroan terba-
kan sisanya sebanyak 7 adalah termohon
tas.
perse-
Di samping dalam praktiknya, kepailitan banyak nrenimpa
perseroan ter-
roan terbatas, ierdapat implikasi yuridis atas kepailitan
kendatipun
batas yang berbeda denlan kepailitan orang-manusia
lanjut
ream t ut<um yang berlakr: sarua' Sehingga perlu dikaji lebih
mengenaiimplikasiyuridiskepailitarrperseroaJaterbatas.Halinibe.
rartipula bahwa mengkaji hukum kepailitan di Indonesia tidak akan
terlepas dari kepailitan terhadap Perseroarl terbatas'
Pentingnya pengkajian terhad,ap kepailitan perseroan terbatas' di
samping tepentingan para pelaku bisnis itu sendiri' juga ada Berkaitan dengan fungsi s
"rrt"f
kaitannya dengan pengaruh ekonomi secara makro' Proposisi ini benarnya dibutuhkan dalam
disebabkan bahwa pelalm bisnis dalam skala besar hampir dapat di- yang tidak efisien' Douglas G.
pastikan adalah badan hukum Perseroall terbatas. Pemilihan badan ikut:
hukumPerseroanterbatasuntukmenjalankanrodabisnisnyadikare-
nakan tirdapatnya beberapa keuntungan dari karakteristik kebadan-
hukuman dari perseroan terbatas, seperti, pertanggungiawaban yang
terbatas terhadap para pemegang sahamnya, kehanrsan dalam urusall
administratif, dan lain-lainnya. Rudhi Prasetya dalam disertasinya me-
ngemukakan teorinya mengenai alasan pemilihan badan hukum per-
I
fact, might hire more people. The person utho
seroan terbatas dalam lalu lintas bisnis sebagai berikut: equipment might open another restaurant in a
uery successful, and need t-o hire more workers
Dalam kepustakaan banyak dituIis bahua unsur peftanggungiawa- bad restaurant.3o
ban gang-terbatas it.tlah gang dijadikan orang acaP kali memilih ben-
tuk n. Derrgan menggunakan konstruksi PT itu dapat memperkecil Dari proposisi tersebut, maka kepailitan dimaksudkan sebagai
risilco tcerugian gang mun9kin timbuL Atas dasar motivasi ini dalam be-
berapa l:rrl omng sengaja urtfitk safit ienis usaha memilih satu benhtk alternatif jalan keluar dari kesulitan keuangan. Sehingga kepaililal
PI tesennili.Bahllorn tadarV lcola unitk satu jenis usalra diselenggar' merupakan pengelaborasian dari prinsip commeraal eit from financial
alan dalam dua atau figa PT tersendiri. Keadaan sepertr ini dapat men- distress. Perusahaan yang tidak efisien berdampak tidak baik terhadap
dotangtan lcefaedohan Selo,tiptn pada hokileatnga secara ekonomis perekonomian karena akan merupakan beban dari sistem ekonomi itu
PT-PT tadi merupalan safit kesatuan ekonomis, nomun karena secata
yuridis setiap badon latlatm itu dipandang sebagai stbjek tatk:.tm gang sendiri. Perusahaan yang efisien adalah perusahaan yang dapat men-
mandiri, mal<rr s.ntu tagilnn leepda PT tidak daryt dihtntut lcepada
ltrrrlo lceto;gaaa pibadi orarlgprangngo, baik pengutusngo maupun 28 Frank H. Easter Brook (1995), "Is The Corporate Bankruptcy Efficient?",
74 tr r5
aPakah Undang-Undang KePailitan
litan sebagai salah satu alat unhrk
Yang sedang mengalami
gejala ke-
bang)<rutan ataukah menganut prinsip
yang lain' Hal ini penting di-
norrna-norrna yang ter-
rar<ui^n penelitian lebih mendalam terhadap
dengan prinsip
dengan harga yang kompetitif' Pen . -
mengorbankan mutu'3r Tri aapat aatam Undang-Undang Kepailitan berkaitan
menekan ongtos ptoiJ"i aenian tidak tersebut.
Corporate resane pnnaple'
hernowo menyebut pJt"ip ini sebagai Di samping terdapat perkembangan pengaturan
mengenai kepailil- t
Fenomena kebangkrutan perseroan
terbatas tidak hanya gejala perkembangan dalam praktik
an dalam peraturan perundang-undangan'
mbang, sePerti Indonesia' akan te-
peradilan kePailitan juga terjadi
sal dan batrtcan iuga di negara-ne-
Selama dasawarsa 1980-an
jumlah ini di samPing memberikan kontri
an hukum kePailitan juga memb positif
perkembangan hukum klpailitan itu sendiri. Perkembangan
positif
i".i p."ttit peradilan kepailitan akan memberikan kontribusi demi pe-
terhadap pengembangan lebih lanjut ketentuan-ketentuan
hrasi Yang kurang lebih semPa ju .ry.*pr-**-dalam ttrrtu- positif' Sedangkan perkembangan negatif
2001' pemsahaan pu-
,ry".*-O^L t"r"t t lt menyebrrtkan ah.rlra Tahun Post alan mendistorsi ketentuan-ketentuan dalam Peraturan perundang-
iilt y"rrg mengalami teiaiUtan semakin bertambah' The Jakafta undangan kepailitan serta mendistorsi prinsip-prinsip umum
hukum
melaporkan:33 juga sering terjadi. Kontribusi negatif dari bidang peradilan
tepaililan
number of bankruptcies filed by
tle
Amid awakening US Economg'
ond eryerts ini adalah bentuk penyimpangan terhadap prinsip-prinsip kepeililal
uS Companies and' individuai soared to reard in 2001' ldU'S' baik yang terdapat dalam Undang-Undang Kepailitan mauPun
prinsip-
sog mag tlrlt be o
tl'e uorst dalam sistem hukum
of 176 prinsip umum yang biasanya lazim terdapat
firms fitedfor baikruPtcY in otalfor
in200o' Asforpersoialand uidelg
kepailitan.
ho
the fvst tlvee Etarters of 2OO1
breakthe 1998 record of 1'442'549' 2. METODOLOGI PENELITIAN DAN TEKNIKPENULISAN
"$"a"ato
juga pada hakikatnya
Prinsip kepailitan terhadap perseroan terbatas Metodepenelitianyangdilakukanda]ampenelitianiniadalahme.
tidaf< dapat aipisaf*an dari gejala kebangkrutan
suatu perseroan ter- tode penelitian hukum normatif. Pemilihan metode ini, sebagaimana
salah satu bentuk yang clitulis oleh Peter Mahmud Marzuki,3a karena bahwa penelitian
batas di mana pranata kepailitan adalah merupakan
pembubaran suahr perseioan terbata: yang sedang mengalami gejala hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prin-
icebangknrtan di samping bennrk pembubaran lainnya'
Kepailitan ter- sip-prinsip hukum, mauPun doktrin-dolrtrin hukum guna menjawab
hadap Perseroan terbatas alcan digunakan jika gejala kebangkrutan
i.u t rrtrum yang dihadapi. Oleh karena itu, pilihan metode penelitian
lain yang ada'
p.r".io"o tidak dapat di atasi dengan langkah-langkah ini adalah penelitian hukum normatif yang berkaitan dengan prinsip-
restntkturisasi perseroan. Prinsip ini penting untuk dikaji prinsip dan norma hukum kepaililill dalam hukum kepailitan di Indo-
"ep.rti nesia.
3rTii Harnowo (2005), "Sekilas Penelitian ini dimaksudkan unhrk melakukal pengkajian teoretis-
Valerie Selvie Sinaga (ed.), Anal&a
normatif mengenai prinsip-prinsip dan norma/pengaturan hukum
J ahrrrto, Fakultas Hukum Universitas
lz Suwamo Muhammad (2001), 14 Peter Mahmud Marzuki (2005), Penelitian Hukurn, Prenada Media, Jakarta,
Kontektual, Ekonisia, Yoryakarta, h -
3t T'hz h.3s.
Jaha*aPost, Januari 15,
l7
16
juga menggunakan sedikit bahan
mer maupun sekunder, penelitian ini
perusahaan untuk menganalisis
non hukum terutama biiang ekonomi
fenomena kebangkrutan dari suatu
perusahaan' Dasar pertimbangan
di-kemukakan
penggunaan bahan nonhukum adalah sebagaimana
penelitian hukum untuk keper-
adalah Peraturan Perundang-und oleh Peter Mahmud bahwa "di dala
irr, *"a.*is pun bahan nonhukum dapat membantu''37
Inventarisasibahanhukuminidimulaidenganidentifikasibahan
pemilahan bahan fukum'
hukum, dilanjutkan dengan klasifikasi atau
enelitian ini adalah penalaran in- hukum secara sistemd'tis dan
dan diterusk". a.r,g* pemilihan bahan
asarkan diri Pada asPek normatif peraturan pemndang-undang-
logis. Bahan hukum akan diperoleh dari
dan evaluatif. an nasional. Di sampingitupula, akan
dikumpulkan sebanyakmungkin
Penalaran induksi digunakan untuk
mengkaji objek penelitian putusan peradilan niaga baik putusan peng
yang dihubungkan dengan kon. an majelis perniagaan Mahkamah Agung
R
tersebut di atas sebagai p'-",,,i" minor
tama t<ali beroperasi tanggal 1 September
2004. Pengumpulan p,,tt-tt^n peradilan niaga
ini ditakukan dengan be-
niaga Jaka'rta Pusat
berapa cara, yaitu menc"ri sumber di pengadilan
. Sedangkan Penalaran de- dan Mahkamah Agung, melalui buku himpunan
putusan-putusan ke-
tif dan evaluatif ini sebagai pailitan baik yang diterbitkan oleh Mah
menggunakan
tata Nusa, melalui CD-ROM yang dikomp
secara induksi
dan Kebijakan Indonesia (PSHK), melalui
Pemikiran de- utebsite pengadilan niaga, yakni, http : / /www'pengadilan-niasa'
eo'id'
diPakai untuk com/' Selain daripada
darr downloiaing ai http : / /www'hukumontne'
an bahwa "da-
proses induksi selanjutnya' Mtf S
lain
melibatkan
itu, meliputi bahan-bahan hukum dari kepustakaan yang antara
hukum baik
lam menyelesaikan Lasafah hukum' penalaran terdahulu na.it penutisan ilmiah kalangan hukum dan kalangan ekonomi'
baik induksi, jika penalarannya berdasarkan kasus-kasus dari dalam bentuk buku, artikel, makalah, maupun laporan hasil
penelitian'
jika penalaranya bertolak hukum kepailitan dan
yang sudah diputus, maupun deduksi' seminar, dan pelatihan yang berkait dengan
at rtun hukum Yang berlaku tlmum"' hukum perseroan terbatas.
metode pe-
Adapun tahap-tahap dan prosedur yang dilalui dalam Selanjutnya mengadakan pengolahan terhadap bahan-bahan
hu-
penelusuran atau inventarisa- preskrip-
nelitian normatif dal.t" il-ttt" ini aaAan kum. Bahan-bahan hukum tersebut bersifat preskriptif. sifat
bahan hukum
si bahan hukum baik bahan hukum primer maupun tif keilmuan hukum ini merupakan sesuatu yang substansial di dalam
bahwa sr:mber hukum primer
sekunder. Morris L. cohen menyatakan
serta ilmu hukum.3E Setelah bahan-bahan hukum tersebut diolah, kemudi-
akan terdiri dari berbagaijenis peraturan perundang-undangan
beru- an dilakukan alalisis untuk menemukan suatu kebenaran pragmatis
hukum sekunder akan
putusan pengadilan, seda"gkan sumber dan/atau koherensi.
pa berbagai macarn bentuk kepustakaan di bidang hukum
maupun bi-
pandangan-pandangal dari Sebagai alat bantu untuk menganalisis penelitian ini digunakan
irt g yrrrg terkait termasuk ai alamnya baik pri- tiga pendikatan (approach), yaitu pendekatan peraturar perundang-
itmriwan hrkr.otu. Di samping menggunakan bahan hukum
',rrd"t g.t (stafitte approachl, pendekatan perbandingan lcomparattue
Mandar
rsArief Sidharta (1999), Refleki tentang Sttuktur Hukum, Penerbit
Maju, Bandung,h. 167- 17 Peter Mahmud Marzuki, Op. cit.' h. 164.
36 Morris L. Cohen dan Kent C. otson (1992), Legal Research in A Nutshell, 38 tuid, h.22.
West Publishing Company, St. Paul Minnesotta, h' 1-3'
19
18
dapat diketahui konsistensi dan
dan aturan hukum kepailitan serta
I
3e Enid Cambell (et. al) (1996) , Legal Resemch, The Law Book Cmpany Ltd.,
Forth Edition, Sydney, h.274.
aoJan Gijssels en Mark Van Hocke (1982), What is Rechtsteoie?, AntwerPent,
Kluwer Rechtswetenschappen, h. 1l l.
ar Peter Mahmud Marzuki, Op- cit,h-93-
42
bid,h.94. h. 94.
21
20
I
hukum kePailitan.
o
terbatas.
a
22 tr 23
BAB 2
- YANG UMUM
PRINSIP-I'RINSIP HUKUM
:,
rang dan la.Ia oleh pemerintah", Disertasi, Pascasarjana, Unair, Surabaya, h. 22-
23. rr Vollmar (1948), De Faillessementswet,T) eenk Willink k Zoon N.V., Haar-
8 rbid,h.23.
e Sudikno Mertokusumo (2005), Mengenal Huhum suatu Pengantar, Liberty,
Iem, h. 1.
12 Mahadi (2003), Falsafah Huhum: Suatu Pengaatar' Alumni' Bandung' h'
Yogyakarta, h. 34.
t0 rbid, h. 35. 13 5.
27
26
pailit dan bukan debitornya;
a. Kepailitan hanya meliputi harta
dan merupakan pihah yang
berge
b. Debitor tetap pemilik kekayaannya
rang- berhak menguasainya atau meng-
berhak atasnya, tetapi tidaklagi
nyele haknya atau mengagunkannya;
gunakannya
Dalarn hal seorang debitor h
^t"o*l*rtdahk;umum meliputi seluruh harta pailit'ts
c. Sitaan konservator secara
debitor ddak membayar utangnya s
negeri yang berwenang
menggugat debitor secara perdata ke pengadilan
kepa-
a"rr harta debitoi menjadi sumber pelunasan utangnya
".fu,nrf, harta debitor dipakai untuk
da kreditor tersebut. Hasil bersih eksekusi
banyak
membayar kreditor tersebut' Dalam hal debitor mempunyai
cukup untuk membayar lu-
kreditor dan harta kekayaan debitor tidak
dengan segala
nas semua lcreditor, -jo p"," kreditor akan berlomba
pelu-
cara, baik yang halal maupun tidak halal, rrntuk mendapatkan
yang datang belakangan tang besar mauPun kreditor Yang
I
nasan tagihannya terlebih- dahulu' Kreditor
a
28 tr 29
I
30 tr 31
Pembagian kreditor me
berbeda dengan Pembagian
s umum. Dalam hukum Perdata u
ngan kelasnya masing-masing' Dal bedakan dari kreditor Preferen de
kan menjadi tiga macam, Yaitu:
daan dan kreditor Yang menurut
1. kreditor seParatis; Akan
PembaYaran PiutangnYa'
2. kreditor Preferen; aksud dengan kreditor Preferen
3. kreditor konkuren' ang-undang harus didahulukan
kreditor tersebut sebagai I
Jerry Hoff menjabarkan masing-masing
berikut:
Sectrcd &edltor, Rigl.d of seatred creditors'
seatitg interests are
agreement and subseqttent perfor'
in rem rigrx trn,,t uest in' the- creiitor ag
interests are sealred by an eksistensinya' Dalam UU Kepeilil-
mance of certain formotidtt' A creditir
u'those
eral' hak kreditor separatis
in rem nghr is usually entitled to ca an Belanda tidak terdapat keraguan terhadap
oity
dan preferen untuk *t"g"i't* kepailitan (HR 18 Juni 1982' NJ/
uithout aiudgement,to safis-fu fus nt is
Nederland Yurisprudensi"tg8g, 1)' Hal
ini juga dikemukakan oleh
ouer the oth.er creditors' This right
calledtle right of immediate enforcement'r7 AbdulHakimGarudaNusantarayangmenyitirpendapatPolakbahwa
kewenangannya untuk me-
Pttfen'ed ctedlbrs, unlike se kreditor-kreditor tersebut tidak kehilangan
yang berada dalam ke-
because tleg agreed uPon this utit ngajukan permohonan kepaititan atas debitor
haue a preference to tleir claim' O adaan berhenti membaYar'2o
Ketiga prinsip tersebut di atas sangat
penting baik dari segi hu-
releuant if there is more than one c
of alt tlrc creditors (ther is a concltrsus credito' kepailitan' Tidak
are not suficrent to pay-are kum perikatan dan hukum jaminan maupun hukum
reEired to present their claims to the receiuer menjadi tidak bermakna
aaarrya prinsip ini, maka pranata kepailitan
thcreig cttargia a pro rata parte share of costs of pranata untuk melakukan li-
karena filosofi kepailitan "a"f"f' sebagai
are seieral cotagoies ofprefeted creditors: banyak debitor di mana
kuidasi terhadap aset debitor yang memiliki
akan saling berebut baik
c qeditorsuho luue stafiiory prioity; tanpa adanya kipailitan maka para debitor
menimbulkan
qeditor utla haue non'statntory prioitg; yurri ,."*"sah maupun yang secara tidak sah sehingga
t ."; kead.aan ketidakadilan baik terhadap debitor itu sendiri mau-
. estate qeditors.ts pr:n terhadap kreditor khususnya kreditor yang masuk belakangan
tht*clrttcd cttdlbrs, theg are do not ltave prioritg and utill
tlwre-
sehingga tidak mendapatkan bagian harta debitor
untuk pembayaran
afier all
paid, if any prceeds oltrc Ao**ptcy estate remain' utang-utang debitor.
'the be
fore (Jnsecured creditors are re'
otlter cteditors houe reeived. payment. Kreditoryangberkepentinganterhadapdebitortidakhanyakredi-
qttiled to ptesent thcir cl.aims for uerifiation to tleir receiuet and
theg are jaminan
tor konkuren saja melainkan juga kreditor pemegang hak
inargea a prc rata parle slure o/the costs of the bankruptcyte '
kebendaanatauyangseringdisebutkreditorseparatisdankreditor
1.
33
32
Sedangkan debt diartikan
yang menumt k
if such breach giues lrse to iiglf to paym"nl '"
ia d.ebt is defined as liabititg an a claint '23
but dalam rezim menurut Bank-
kreditor seParatis sudah memegan Sutan Remy Sjahdeiny menyatakan bahwa claim
mengeksekusi jaminan kebendaan ruptcv Code Amerika m i1'1.t"t" contingent'
terjadi kepailitan, akan tetapi kred Agntioprg^entdaPatm kewajiban
liki kepentingan yang Uerupa sisa tagi-han yang tidak
cukul ditutup uitiq,ridoi"a, dan unm
kewajiban
dengan eksekusi jamirrrr, kepentingan mengenai keberlangsung- debitor tidak menimbulkan suatu
"itt" debitortersebuttidakdapatdigolongkansuatuclaim'2sSelanjutnya
an usaha debitor.
Remy menYatakan bahwa berdasar
5. PRINSIP UTANG oleh undang-undang itu dan sej
sangat me- praktis semua Pengadilan berPend
Dalam proses acara kepailitan konsep utang tersebut up an.slve. PertanYaannYa adalah
mungkin perkara
nentukan, oleh karena tanPa adanya utang tidaklah dalat direntang lexpandedl' Dengan menunjuk sejarah
legislatif dari
tersebut maka
kepailitan alcan bisa diperitsa' Tanpa adanya utang undang-undang tersebut, salah satu pengadilan
bahwa
berpendapat
-esensi kepailitan menjadi tidak ada karena kepailitan adalah meru- prouides litle indication
bitor untuk tlnt laiguage iurelg points us in a direction, but
pakan prL.t" huku; untuk mel of hou far tae should trauel'26
gan demikig
membayar utang-utangnya terhad
I
34 35
DemikianPuladalamsistemhukumkepailitanHongkongterda-
of rxintmc- or oti of law (art.:.cle dasar pengajuan permo-
p"t p1*l"t.san nilai minimum utang sebagai
iomething, or oboligationto do
honan kepailitan V^l-i *i"i*"m
uk$ 5'OO0'-' Hal ini sebagaimana
q. flE qeditor is entitled to the HongkonB' YmB menyatakan
debtor' The debtor is obliged to d.iatur dalam U,'a"rrg-U"iang Kepailitan
ns uhich aise out of antract are: sebagai berikut:3o
to pay interest and to repag the
prin-
The creditor can onlg present o petttton
if the follouing anrdittons are
- tle obligation of a borrouter
ciPal of the loan to a lender; satisfied:
detiuer a car to a purchoser pursuant petitioning creditor or to-tllo
- tla obligation of a sel|er to 1. the debt owed by the debtor to the least EK$
to a sale and Ptrcluse agteement; or creditors in aggregate must be at
more petittoning
to deliuer it to
- tlll obligation of a htilder to anstruct o lause and 5,OOO,-; and
at some ceftain
Purclaser; thc debt is liqidated sum payable immediately ot
obligation of a guarantor to guarantee
to a lender the repag- ttmeintlefuture; and
- the
ment of a loan bY a borrouter'
3. tle ac,t of bankruptcg relied on must haue occuned ruithin three
obligations cre his debts' From the monts of presentattonof tle petition; and a
From tle debtor's perspectiue these
-oeditor's uith Honglcong:
persp""tiu",iln"" obligations are his claim'28 4. the debtor hrLs or tad the reqtisite nents
t
batasan dari
Di dalam hukum kepnilitan, prinsip utang selain a. the debtor is domicilied in Hongkong; or
deflnisi utang, terdapat konsep besarnya "it"i "tilfi;H:rffi::; b.
a debtor' Hottgkong'
In order to be entitled to ptesen a bankruptq petitron agairtst
the qeditor must satis/y thc following:
1. tlere must be a creditor'debtor relationship;
2.tlrdeii-ounedtotlepetitioningcreditorlsnotlressth4ns$
7O,OOO,- or such otler sum prescibed bg
tle minister;
3. tle debt is liqtidated and payoble immediately;
is a judgment or
4. if tle debt was incuted outside Singapore'inthere
iuard whichis enforceable lg exeantion Sngapore' and
proporsional.
30
Derrnis Campbell; Op. cit.' p.259
Jakarta, h. 50.
37
36
I
permohonan pernyata-
Di Belanda, berkaitan dengan penggunaan
6. PRINSTP DEBT COLLECTION rnenekal/memaksa debitor memenuhi
an pailit sebagai sarana untuk
mempunyai makna yang layak seba-
Debt cotlectionprinciple (prinsip debt collection) t"ni"jiU"orry.] U^g, debitor disediakan perlindungan
sebagai konseP Pembalas gai berikut:3
ngan menagih klaimnYa s memPunyai kePentingan wajar
zamarr dahulu PrinsiP de nan pernyataan pailit' Syarat'ke-
perbudakan, Pemotongan 5sfa gran ada kaidah hukum "tanPa kePen-
pada
kan pencincangan tubuh debitor
Sedangkan een belang, geen actiel' Kaidah hu-
an dalam bentuk
hukum kepailitan modern prinsip kum ini dinyatakan secara jelas dalam Pasal 3:303 KUH Perdata
kepailitaa
antara lain likuidasi aset'3t Tri He
bahwa
pemerasan'32 Le- Belanda(NKUHPerdata)yangberbunyi "zondervoldeondebelang
J"pttaigr"akan sebagai mekanisme pemaksaan dan yang mem-
dibutuhkan komt niemand een reclxuordeing tod. (hanya orang
bih lanjut Emmy meriyatakan bahwa hukum kepailitan punyai kepentingan yang cukup berhak mengajukan gugatan hu-
sebagai alat colledive P kum).
pailitan masing-masing yang cukup"
Kaidah hukum ini menegaskan bahwa'kepentingan
sendiri mengklaim aset debitorun dan oleh karenanya membe-
adalah kepentingan yang seimbang
karena itu, hukum kePailitan me hukum (euenredigheidscriteiuml'
narkan diajukannya gugatan
actio n p roblem Yan g ditimbulkan d
Hak untuk mengajukan permohonan Pernyataan pailit tidak
dapat mem- bo-
masin! kreditor. Dengan adanya hukum kepailitan' maka b.
berikansuatumekanismedim€rnaParakreditordapatbersama-Sarna lehdisalahgunakan.Laranganinibersumberpadakaidahhukum
menentukan apakah sebaiknya perusahaan debitor diteruskan
ke-
bahwa penyalahgunaan wewenang lmisbruik uan beuoegdlaidl
n'
kreditor minoritas dak dibenarkan. Kaidah hukum tersebut ditegaskan dalam Pasal
langsungan usaha atau tidak, dan dapat memaksa
3:13(1) N KUH Perdata yang berbunyi: "degene oan wie een
pemungutan suara'33 beu-
-."git"ti skim karena adanya prosedur pada prinsip voor zouer bij baar mis-
Sistem hukum kepailitan Belanda sangat menekankan oegai,naa bekomt, kan llaar niet inroepen,
bruikt. (orang yang memPunyai suatu kewenangan tidak dapat
ini, yalcri bahwa kepailitan adalah mempakan PeneraPan dari prinsip
debt attection secara nyata. Fred BG T\:mbuan, yang menyitir pendapat menggunakan kewenangan tersebut sejauh ia menyalahgunakan-
dariProfessorWesselsdidalambukrFaillitVerklaing,menyatakan nya).
bahwa sehubungan dengan permohonan pernyataan pailit
perlu ki-
Sebagaimana diuraikan di atas, bahwa segenaP harta kekayaan
ranyad,iingatbahwabait<sitajaminan|anseruatoirbeslaglegging| debitor aaJan menjadi jaminan terhadap utang dari para kreditor. Na-
maupun permohonan pernyataan pailit adalah prosedur penagihan mun demikian, prosedur untuk melaksanakan hak-hak kreditor ini
y"rrjtia.t lez,im (oneiginlijke incassoproceduresl. Dinamakan tidak la- tidak semudah seperti yang diharapkan oleh para kreditor tersebut.
zim karena kedua upaya hukum tersebut disediakan sebagai saralla Hukum menyediakan pranata hukum untuk merealisasikan jaminan
tekanan (pressie mid.detl untuk memaksa pemenuhan kewajiban oleh undang-undang tersebut, yakni untuk melakukan likuidasi terhadap
debitor.il harta kekayaan debitor tersebut. Pranata hukum itu adalah yang uta-
ma melalui lembaga kepailitan, Di sinilah letak prinsip debt collection
3r Emmy Yuhassarie, op. cit.,h. xix. dari kepailitan, yakni berfungsi sebagai saralla pemaksa untuk mere-
32
Tri Hernowo, OP. cit., h. 233. alisasikan hak-hak kreditor melalui Proses likuidasi terhadap harta
kekayaan debitor. Terdapat pranata lain, yakni dengan cara executoial
attachment (sita eksekutorial), sebagaimana yang dikemukakan oleh
v Ibid.
39
38
Theodoor Bakker:
40 tr 47
of money to one creditor utla agrees
iuhassarie menYebut PrinsiP debf
I Yuh
asPek dalam hukum kePailitan
hal distribusi dari Para kreditor
sebagai suatu gruP.
Dalam perkembangErnnya prinsip debt pooling ini lebih luas kon-
aset pailit terhadap para
sepnya dari sekadar titt'tutt'rr distribusi
maupun secara structured
kreditornya secara pari passu prorata parte 8. PRINSTP DEBT FORGIVENESS
berdasarkan kelas kreditor)' Prinsip ini mencakup
creditor(pembagian
Prinsip debt forgiueness (debt forgiueness pinciplel
mengarldung
artibahwakepailitanadalahtidakidentikhanyasebagaiPranatape.tekanan
.rl.t"an terhadap debitor saja atau hanya sebagai sarana
42 tr 43
memulai usaha barl- tanpa
bayar dengan harapan bahwa debitor akan
dibebani oleh utang-utang lamanya yang bermasalah' Konsep '[esh
tasi, kendatipun rehabilitasi
stortrng tiaat sam^ den ga_rikonsep rehabilj
debt forgiueness' Dalam reha-
:rg. *.""t dalam impf,mentasi prinsip- sesuai dengan skema
bilita.si, utang-utang debitor sudah diselesaikan
pada pemulihan
kepailitan yang terjadi' Rehabilitasi lebih bermuara
harta kekayaan debi-
hak-hak keperdataan khususnya hak terhadap
debitor
tor dan pemulihan reputasi debitor di bidang usaha'
sehingga
semula'
dapat lagr menjalankan usahanya sebagaimana
Karen Gross menYatakan bahwa:
Forgiueness does not necessailg retrt
utere before. Forgiuing debt does not
theg are oued. But it hos the potentia
that
on several leuels. It enables those tttronged (the creditors) to feel
kana7, thediseqilibinumcreated.bgnonpaymenthasbeenatleastpartially I
restored. Debtors who haue submitted to the bankruptq
process
debitor oleh Gross
Sedang!<an filosofi dari pengampunan terhadap co'se' theg make
Laue, in a sense' odmitted failure' In a liquidation
diungkaPkan sebagai berikut: their nonexempt assets (if a'ny) auailable to creditors' and they forgo
the ight to siek bankruitcg relief prospectiuelg for a prescibed time
penoi. ForEueness atsi giies wrongdoer (the debtor) the opportunitg
'to
regain ielf-esteem and' become once again a productiue .member
''ue u)ant debtors to retntegrate
o7 sicietg. In a capitalistic economg,
rantegration
into tfreZystem foi their sake and our otun' For debtors'
etg, talang nsks is exacllg w-hat
allottts thi taking of nettt nsks' For soci
u)e u)dnt indiuiduits and business to do. This enables the uheels of
commercetotum;indiuidualsfendsfotthemseluesanddonotbecome
a drain on scarce soctetal resources'ae
j"diciai smirng.as memutus pailit untuk meminta diberikan kesempatan untuk berusaha
kembali.Halitukarenaselamadinyatakanpailityangbersangkutan
nonna yang meng- kehilangan kecakapan untuk bertindak, tidak bisa mengums dan ti-
memberikan Peng- dak mempunyai harta. Apakah debitor pailit tersebut nantinya akan
ang tidak bisa ter- diberikan penurunan status oleh hakim atau sama sekali dibebaskan
dari sisa-sisa utangnya. Dan hakim akan melihat hasil verifikasi, bila
as Karen Gross, Op. cit., p.244. debitor dianggap jujur oleh hakim bisa memberi waktu atau bahkan
a6
lbid. p.93.
47
Sutan Remy Sjahdeiil, OP, cit.'h- 43 a'g
lbid. p.94.
a8
Karen Gross, Op. cit., P.93-94.
45
44
Sebuah bentuk keadilan yang
lamanya yang tak terlunaskan tersebut'
bebas sama sekali sisa-sisa utangnya's sangat elok.
bahwa di Belanda
ailitan terdiri dari
ada 9. PRINSIP UNTVERSAT DAN PRINSIP TERITORI'AL
Buku Yang ketiga
tiga Prinsip universal dalam kepailitan mengandung
makna bahwa
dinamakanscfuidscheneingataurestrukturisasiyangdimungkinkan
Debitor pailit individu putusan Pailit dari suatu Pengad
dan diberikan hanya kepada manusia/individu'
dengan halnya di pailit tersebut berlaku terhadap s
bisa memulai dengan suatu hidup baru' Berbeda
Belanda hal tersebut di- di dalam negeri di temPat Putusan
Amerika Serikat, utang tersebut aiU"-n";' Di
mungtcinkan yaihr dalam buku ke-3' tetapi dalam kondisi harta debitor Yang berada di luar n
""t"r-g]
kfrus]us dan hanya ueitat<u ba$ nahturlijk
person'sl internasional dari kepailitan atau
Adanya prinsip debt forgiueness tidak lepas bahwa suaty usaha insoluenq.
dan/atau ketidakpastian Berbicara tentang Putusan pailit yang diputus
oleh pengadilan
alcan tekandung di dalamnya suatu risiko
usaha dan bah- asing yang akan dieksekusi di suatu negar
luneftentyl dan semua ri
t"rr Ui"" pula sampai me ek hukum terse- terkait dengan pertanyaan apakah putusan
but. Apabila suatu usaha sudah d
kelola yang baik dieksekusi di suatu negara' Secara umum
negara tidak
akan tetapi, ternyata di kemudian hari hams berhadapan dengan risiko kebanyakan sistem huts.rm yang dianut oleh banyak
putusan pe-
dan/atarrketidalgastiandanpelakuusahatidaktahanmenghadapi memptrkenankan pengadilannya untuk mengeksekusi
usah- .rg"dil* asing. Kecende a negara-
isiko dan/atau titiaafpastian tersebut sehingga menyebabkan gi negara-
anya mengalami suatu kesulitan keuangan dan bahkan menyebabkan negarayangmenganut si
eksekusi
p"i"t ,, uslhaitu insolven, maka pranata kepailitan menjadi
jalan kelu- negara Yang menganut
terhadap putusan pengadilan asin
digunakan untuk ep kedau-
ar terhadap kond'isi tersebut' Ketik kepailitan telah
yang insolven' akan tetapi harta latannegara.Sebuahnegarayangmemilikikedaulatantidakakan
i.rry"t."ait at kondisi pelaku usaha
kekayaan perusahaan ddak dapat mencukupi, maka adalah adil beban mengakui institusi atau lembaga yang lebih tinggi, kecuali n'egara
tersebut secara sukarela menundukan diri. Mengingat pengadilan
meru-
risikoaitarrggungbersamaantaradebitorsendiridengankreditor.De-
bitor menanggung risiko tersebut dengan segenap harta kekayaannya pakan alat perlengkapan yang ada dalam suatu negara maka wajar
risiko 't
sampai harta tekayaannya itu habis dan kreditor menanggung apabilapengadilantidakakanmelakukaneksekusiterhadapputusan-
tersebut dengan tidak terbayarkannya sisa utang yang tidak tercukupi plt pengadilan asing.s2 Rahmat Bastian juga menyatakan bahwa
harta debitor itu. Bentuk penyeimbang risiko itulah lahir prinsip debt
"rt
te.da"arkan prinsip kedaulatan wilayah, putusan-putusan asing tidak
yang tidak terlunaskan diam-
forgiueness tersebut. Sisa utang debitor dapatsecaralangsungdilaksanakandalamwilayahnegaralain.Hal
l"rri a"r, debitor dapat memulai usaha lagi tanpa di bebani utang-utang iniluga berkaitan dengan prinsip kedaulatan hukum di mana masing-
masing prinsip, putusan-Putusan asing tidak dapat dilaksanakan da-
lam wilayah negara lain".s3
$ Setiawan (2004), "PengertianJatuh Tempo", Dalam: Emmy Yuhassarie, Un-
ang-lJndang KeP ailit an dan Perkzmbongannla, Pusat Pengkajian Hukum, Jakarta,
d 52
Hikmahanto Juwana (2005), "Relevansi Hukum Kepailitan dalam Transaksi
h. 113. Vide: Peter J.M. Declercq (2OO2), N etherlanik Insolvency Law, the Nether-
Bisnis Internasional", Dalam: EmmY Yuhassarie (ed.), Kepailitan ilan Transfer Aset
lands Banbuptcy Act md the Most Important Legal Concept, T.M.C. Asser Press,
Secara Melawan Huhum, Pusat Pengkajian Hukum, Jakarta, p. 290-291
The Haque, p. 63.
sr ired'BG Ttrmbuan (2004), "Pengertian Utang dan Perbandingan Konsep
53 Rahmat Bastian (2005), "Prinsip Hukum Kepailitan Lintas Yurisdiksi
alam: Emmy Yuhassarie, Un- Da]am: Emmy Yuhassarie (ed.), Kepailitan dan Transfer Aset secara Melawan Hu'
t Pengkajian Hukum, Jakarta kum, pusat Pengkajian Hukum, Jakarra (selanjutnya disebut sebagai Rahmat Bas-
4. tian 2), h. 299.
47
46
afiionTreatg Pada tanggd 28 Ma-
Pengadilan suatu ne-
oleh Pengadilan asing' akatan berskala multilateral yang
at melalui MasYarakat EroPa (Eu-
ara tidak daPat diakui
- at
dieksekusi oleh pengadilan ne-
dapat menjadi kebuntuan ter-
gara lain. Kenyataan ini pada satu segi
tas batas suatu negara'
i"a"p prt" p"1rk, usaha yang melir Yarakat EroPa's6
bahwa mengingat belum ba- juga menyatakan bahwa untuk
Hikrnahanto Juwana mengatakan
Pada sisi lain, Hikmahanto Juwana on Interna-
mengatasi kebuntuan tersebut' emungkin-
tional Trad.e Laut (UNCITRAL) m
kan sebuah negara mengakui dan
Terobosan ini berupa-- -^i31lt'"+*
penylaParl se- )
dikeluarkal oleh pengad'i-lan asing' pailit yang dikeruarkan
ltowy^o,i^emungkinkan putusan
dang-undang kepailitan tidak sec buah mode
dijatuhkan oleh suatu oleh Pengadilan a
onesia) tidak otomatis Adapun model la
antarnegara Indonesia Cross-border Inso
r tersebut berada telah terdapat ke- opsi pada tahun 1997 dengan t
dan melaksanakan Putusan Pailit hukum kePailitannYa secara mo
adil dalam mengantisiPasi kasus-
la.ut yarrg ar
ada negara yang mengadopsi model
t uiom^tepaititan dineg{ara tersebut memungkinkan
RAL, hal ini berarti
Tentunya ini akan
putusan paiUt pengadilan as-ing untuk dieksekusi'
yang melakukan transaksi
ian paling tidak telah terdapat sema- memberi manfaat u"gi p"t" ptLn usaha
ngat dari masing-masing negara untuk saling
membuka pintu penjaga bisnis internasional t1f"r dari suatu kebuntuan's7
universal dengan
ying Ue.n"ma'frinsip tedtoriaf" negara masing-masing
atas keinginan
Apabila terdapat perbenturan antara prinsip
masing-masing se- adalah prinsip teritorial' Hal
dasar untuk memberiakgkan putusan dari negara prinsip teritorial, -.t^ y"rrg akan dipakai
cara tanpa batas negara (cross bordel' inikarenakedaulatan'""t"".graakarrberadadiataskekuatanhu.
prinsip
Kecenderungan global menunjukkan bahwa keberlakuan kummanapundanpendekatanaslidarisuatucrossborderinsoluencg
pailit tidak dapat dihalangi' Beberapa adalahpansipteritorial.PrinsipteritorialakandikesamPinckanapabila
universal dari suatu Putusan (treatiesl atau suatu
t.g"t" telah membuka kemungkinan hal ini misalnya' Filipina' Ma- terdapai kesipakatan-kesepakatan international
taysia, dan Singapura' Di Belanda sendiri, misalnya'
telah menempuh negaratersebutsarna-Salnamenganutprinsipuniversal.Padadimensi
pailit ke
langkah membangun kesepakatan untuk saling mengakui dan melak- laii, bisa diupayakan dengan jalan mengajukan permohonan
dari putusan beberapa negara yang terdapat harta debitor tersebut'
lmutual recognition and mutttal enforcementl
""rr-"k*
pailit negaranya telah dibangun dengan negara Belgia melalui
penan-
49
48
)
dapat menawar
ke pasar dunia.
a me
yang signifikan
terd
i.r""trt dalam a
cara
sahaanyang s
memiliki daYa
Sehingga mes
saing, mereka
memiliki daya
Perusahaan sustainable ad'al
B baik' Mereka
saing global yang kuat dan manajeme , hal ke-
;;;;y" *.miiiti aset dengan daya saing yang kuat' Dalamatas in-
evaluasi
uangan, mereka umumnya konservatif' melakukan
vestasimerekasecarahati-hati,danmemilikirasioutangterhadap
adalah perusahaan
modal yang rendah' Perusahaan ini sesungguhnya
melainkan mereka
yang tidak hanya menikmati keunggulan posisinya'
Secaraterus-menerusmemeriksalingkunganbisnisnyauntukmeng.
keunggul-
eksploitasi peluang-peluang lainya yang akan memperkuat
dan secara terus-menerus pula mening-
an posisinya yang teUfr ada,
katkan diri mereka secara internal'66
Dengan demikian, kegagalan suatu pemsahaan
yang pada ak-
yang luar biasa
hirnya rnenuiu pada kebangkrutan bukanlah sesuatu
yrrrg:"r"og ie4lai, akan tetapi merupakan hal yang bisa dan sering
Lr:ia, dat; [ngkungan dunia usaha' Suatu perusahaan yang pada
rnrtrrry^ merupakan perusahaan yang sehat, namun pada akhirnya
62
|ffi.h. 115 - 132.
Philip Kot]er dan Hermawan Kanajaya (2001), Repositioning Asio: From
53 64
rbid., h.I63.
BubbleTo s:;tahable EconornT, Terjemahan oleh David octarevi4 salemba Empat, 65
lbirl. h. 168.
Jakarta, h.157-158.
66 rbid. h. 175-175.
53
52
a
kebangkrutan.
Kesulitan keuangan suatu pemsahaan bisa te{adi bermacam-
macam tipe. Dalam teori keuangan perusahaan yang lazim dikenal pada
manajemen keuangan membedakan kesulitan keuangan perusahaan
menjadi:68
1. funomic Faifure, Sang berarti bahwa pendapatan perusahaan
tidak dapat menutup biaya total, termasuk biaya modal' Usaha
yang mengalani earwmic faifure dapat meneruskan operasinya
sepanjang kreditor berkeinginan untuk menyediakan tambahan
modal dan pemilik dapat menerima tingkat pengembalian (refitm)
di bawah tingkat bunga Pasar.
2. Business Failurc.Istilah ini digunakan oleh Dun & Bradstreet yang
menrpaltan penJrusun uta.rna faifurc stafistiq untuk mendefinisi-
kan usaha yang menghentikan operasinya dengan akibat kerugian
bagi kreditor. Dengan demikian, suatu usaha dapat diklasifikasi
67
6s
Suwarsono Muhanln-rad, Op' cit',h'9'
rbid, h. 129.
Mark Ingebretsen (2003); Why companies Fail, terjemahan: Emil
70 salim,
68 Bank lndonesia (1999), Pmeropan Z-score Untuk Memprediki l<esulitan Keu-
Intermasa, Jakarta, h. l9-26.
mgor dan lkbanghrutan Perbankan Indmusia, Bl, Jakarta, h. 6-7 .
55
54 FI
dari pe-
Kebangkrutan suatu perusahaan bisa merupakan bagran
yang gagal' perusahaan bisa
sering, perencanaan suksesi yang buruk, sinergi-sinergi rusahaan itu sendiri. Mungkin umur 5ruridis suatu
jangka waktunya' bahkan se-
serta arogansi dari Perusahaan' dengan mudah dilakukan perpanjangan
ba- bagil besar perusahaan tidak menentukan jangka waktu di dalam
Agnes SawirTt yang menyitir pendapat Keown mengungkapkan
hwa riasalah-masalatistruktural yang sering membebani banyak pe- dasarnya dengan mengonstatir bahwa perseroan didirikart
"rrlg"rurt
,.rt-,t jangka waktu yang belum ditentukan'72 Namun dari sisi mana-
rusahaan adalah: yang
jernen risiko bisnis, kebangkrutan perusahaan bukarrlah sesuatu
1. ketidakseimbangan lceahlian dalam eselon puncak; terhadap p..o."h"ull melainkan hal tersebut bisa terjadi
sulit terjadi
2. pimpinan yang mendominasi operasi perusahaan sering meng- terhadap penrsahaan apa Pun' Hanya masing-masing
perusahaan ber-
abaikan saran yang bermanfaat dari mitra-mitranya; beda-beda strategi dan kerentanan menghadapi alcaman kebang-
3. dewan direksi yang kurang aktif atau tidak tahu apa-apa; krutan.Adayangbisamenghindarkandiridarikebangkrutarrperu-
sahaan karena menggunakan strategi yang tepat' ada
pula yang bisa
fungsi keuangan dalam manajemen perusahaan tidak berjalan
se-
4. rnenghindarkandiridarikebangkrutanperusahaankarenadayatahan
bagaimana mestinYa; I
y"rrf tr"t biasa dari perusahaan itu, akan tetapi tidak sedikit yang
5. kurangnya tanggung jawab pimpinan puncak; memangharusmengalamikebangkrutankerenatidakbisabertahan
Kelemahan-kelemahan tersebut mengakibatkan perusahaan
ren- Iebih lanjut.
tan terhadap kekeliruan, sePerti: Korporasiyangmengalamikesulitantikuiditas,bisadibedakan
dalam berbagai macarn kondisi. Pembedaan ini berguna untuk menen-
1. pihak manajemen cendemng malas mengembangkan sistem akun- tukan langkah berikutnya dalam menangani distress korporasi terse-
tansi yang lebih efektif;
but. Michael C. Jensen menemukakan empat prinsip yang berbeda un-
2. perusahaan menjadi kurang tanggap terhadap perubahan sehing- tuk menangani kondisi korporasi, yakni:
ga sering gagal menyesuaikan diri dengan perkembangan ekonomi
yang kurang menguntungkan, terutama resesr; 1. the compenies withprofitable operations butthe wrong capital struc-
tures-lhot is, coses in which the promised time path of pagments to
3. pihak manajemen kurang cermat melaksanakan proyek investasi claimants does not matchtle auailability of cashflou to make those
yang sebenarnya terlalu besar dibandingkan dengan ukuran peru-
I
56
tr 57
tl
hirrrryr, maka leUih baik mengaj yang tidak sejenis, serta yang lebih
dalam hubungan hukum an-
kepailltar.Ta ketiga sebagai pih"L;;;ind-ependen.di
Terhadap kondisi korporasi yang kedua' di mana
korporasi telah inaependen itu adalah kurator dan
tara kredito. at"g"t itUltot' ntrat
merupakan implementasi dari prinsip
gouemance akan tetapi debt
dikelola sesuai dengan prinsip good cotporate
ini dapat di- 'i""G pengawas' ff'f--t"^
hakim
a^lkepailitan sebagaimana tersebut di
atas'
nilai aset lebih rendah aaripaaa utang, maka perseroan
nilai aset
atur kembali dengan strul'rhrr kapital banr, yang diharapkan Dimensi keadilan dari proses kepailitan
adalah terletak pada di-
tersebut akan
akan sama dengan utang dan diharapkan utang-utang belah pihak baik para kreditor
lindunginya f..p.,tltg* dari kedua- pihak yang
dipenuhi. terhadap
pailit maupun aeUto' [amt' Saya tidak
sependapat
Kondisi korporasi yang ketiga, di mana korporasi berpotensi
untuk bagi kreditor untuk metindungi ke-
solusi meletal<kan kepailit-an' sebagai-a-lat bukanlah alat
rmtung akan tetapi dikeloia secara bumk oleh tim manajemen' kepailitan
yang ke- pentingannya semata-rnatal Pada prinsipnya
hams menganti menagemen tersebut kepentingan kreditor ansiclt'
yang ditawarkan
"a"f"ft penekan bagi debitor untuk memenuhi
*,rJi"r, diikuti perubahan modal baru' Adapun kondisi pe-
struktur aspek-aspek hukum yang juga me-
mampu Pada prinsipnya, terdapat banyak
rusahaan yang keempat adalah perusahaan yang sudah tidak merhatikankepentingan-kepentingandebitoryangpadaakhirnya harta kekayaan
lagimemenur,it.*"lu,onyasertanilaiasetlebihkecildaripadajika untuk meminimali"ai k..ogiarr-kerugian terhadap ketentuan masa
riiat goit g @ncern, dan terhadap korporasi seperti ini maka satu-satu- debitor. Hal ini dapat dibuktikan antara
lain dalam
ketentuan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
tunggu (stay),
73
Michael C. Jensen (1995), "Corporate Control and The Politics of Finance",
(pXiU), ketentuan rehabilitasi, dan lain sebagainya'
(Eco-
ln: Jagdeep S. Bhandari and Lawrence A. Weiss, The CorPorate BanhruPtcY
New York, 330-331
nomic andLegal Perspeaive), Cambridge University Press, P.
;s
74 fuid.,h. 331 tbid.
58 tr 59
incidents are of
a or condition whose economic
Perseroanterbatasadalahpelakuutamadalamlalulintaspereko- b adntinister situation
erlangsungan
ksistensi Per-
Problematika
ketidakrnampuan tersebut, maka akan berakibat keseimbangan ne-
raca perusahaan a pasiva
pemsahaan akan ketidak- g wajar dari kreditor-kreditornya
ikatakan baik dengan atau tanPa I
seimbangan nerac - tangnYa,
kredit' yang merupakan upaya
bahwa perseroan terbatas telah sampai pada suatu keadaan pailit. memperbarui syarat-syarat peqanjian
melalui kepailitan'
Secara makroekonomi, kepailitan perusahaan akan sangat ber- alternatif dari penyelesaian utang
penganrh terhadap percatr:ran ekonomi suatu negara, yang antara macam bentuk sebagai upaya
Dalam kepustakaan, ada berbagai
lain akan memengamhi prudulctivitas terhadap barang dan jasa, jalur melakukan restrukturi sasi' yaitu'
altara lain ;
distribusi barang dan jasa, tingkat penerimaan pajak negara, bertam- utang lrescledulingl'
bahnya angka pengangguran secara nasional, yang pada gilirannya
. melal<ukan penjadwalan kembali pelunasanpeiodl yu'g baru atau
g
akan memengaruhi masyarakat pada tingkat konsumen paling bawah,
termasuk pemberian masa tenggan lgrace
perusahaan debitor;
pemberian moratorium kepada
sehingga kegiatan sektor riil akan sedikit terpengaruh olehnya.
Kepailitan perseroan terbatas merupakan upaya bukan hanya se-
. melakukan persyaratan kembali perjanjian utang (reconditioningl;
seluruhnya' oleh
bagai upaya untuk meyelesaikan persoalan perseroan itu sendiri, me- . pengambilalihan utang, baik sebagiarl maupun
pihak lain V.tg att'g"I pengambilalihan
itu menggantikan kedu-
lainkan juga mempunyai dimensi ekonomi sosial. Frank H. Easterbrook
dukan debitor l.Uag"i debitor pengganti
untuk jumlah utang yang
menyatakarr "Corporate bankruptq ha,s tuto fundions: (1) to deliuer the
penaltg for failure bg forcirtg a wrapping up wlen a business cannot diambil alih;
pag it debt; and (2) to reduce tle social cost of failur".76 Sementara itu o pengambilalihan tagihan dari satu atau lebih
kreditor oleh pihak
tagihan' dan yang dapat
dalorn teori hukum kepeililm modern, antara lain, dikatakan bahwa lain, baik untuk sJ"gia" atau seluruh
maupun oleh pihak
kepailitan yang terpenting untuk mengatur kondisi ekonomi secara dilakukan baik oleh kreditor yang telah ada
ketiga, y"rrg d.tgro pt"g"-Ul"fit'an itu
'keselunrhan. Kevin J. Delanay yang menyitir pendapat dari Tremain pihak yang mengambil
diambil
menyatakan bahwa "the true purpose of modem bankruptcy lanl is not alih menggantif."" ttaurJukan kreditor yang tagihannya
to punish or dealwith some andud ontlrc paft of the debtor, but ratlrcr alih untuk jumlah tagihan yang diambil alih;
75
Frank H. Easter Brook, Op. cit., h. 405. z7 KevinJ. DelaneY, oP. cit',h' 17
60 tr 61
. melakukan hoirant (pemotongan atau pengurangan utang pokok); 1. a bargain among creditors and stockholders (outorlcottt tho,t o@fis
outside tle bankruptcy aurt or afier tlrc filing
of a banknrytcg peti'
o melakukan perubahan tingkat suku bunga;
tion), but euen then uith minimal court superuisiory t
. melakukan pengurangan jumlah bunga dan/atau utang pokok capital strudure;
yang tertunggak; 2. Iitigation in uthichthe court imposes a solutton and
and
o memberikan utang baru; use of the mar-
3. although rarely euen noted' as a serious possibilitg'
. mengonversi utang dengan surat utang yang dapat dipindah-
ket.7e
tangankan;
jalan buntu'
. mengonversi utang dengan conuertible bond; Apabila proses restrulcturisasi perseroan mengalami
prin-
o melakukan stappled bonds (penggantian obligasi lama dengan makllan keluarnya adalah kep litan' Dengan demikian' pada yang di-
sipnya kepailitan Perseroan terbatas adatah upaya terakhir
obligasi baru); yang berkait dengan
takuian untuk menyelesaikan problem perseroan
o melah:kan debtfor eEity suap;
kebangknrtarl perseroan terbatas tersebut'
o melakukan debtto aset suap; sebuah upaya
Secara prinsip bahwa kepailitan bukanlah semata
. melakukan merger, akuisisi, atau konsolidasi; untuk mempermudah sebuah usaha baik itu milik perorangan mauptrn
. memasukkan modal bam oleh pemegang saham yarrg lama atau berbentuk korporasi menjadi bangkmt, melainkan kepailitan adalah
yarrg banr melalui penempatan langsung (dired placementl atau salah satu upaya untuk mengatasi kebangkrutan sebuah usaha'
melalui bursa saham lpublik offeringl; darr Sutan Remy Sjahdeini menyatakan bahwa kepailitan seyogianya
o penjualan aset tak produktif untuk membayar utang, hanya mempakan ultimum remedium'so Ricardo Simanjuntak
menya-
takan bahwa kepailitan khususnya corporate insoluencg sebenarnya
Sebelum melakukan upaya restnrkturisasi ada beberapa prinsip jalan
yang harus dipertimbangkan, antara lain kecepatan pen.rngarlan, bia- menrpakan exit lrom financial disfress, jadi merupakan suatu
ya yang tidak tinggi, dan strukh:r kapital yang rasional. Mark J. Roe keluar dari persoalan yang membelit yaIlg secara finansial sudah tidak
menyatakan: bisa lagi teiselesaikan.sr Jadi terdapat suatu fakta bahwa telah ada
suatukewajibanyangsecarateknismembuatperusahaantersebutti-
Three principal cluracteristics seem d.esirable for @rporate reorgaiza- dak mampu membayar, maka daripada ia berhubungan baik secara I
' tion meclunism ; speed, lout ast, and. a resulting sound capital stntc-
emosional maupun secara bisnis dengan setiap pihak-pihaknya, satu-
fire. Othcr desirable clu,raderistics are acafiacy in ualuation and
onpensation, predidability, and faimes s. Autracy and predidabilitg satunya cara adalah ia akan meminta untuk dimohonkan pailit. Sta-
diminbh the uneftainty of tte results of bar*ruptq reorganiz,ations, tus pemohon pailit akan membuat harta yang tersisa dibagikan dan ia 'l
facifitating inuestment in risky but utottlu.uhile enterprises before bank- akan keluar kembali kemudian membuat usaha yang bala, kira-kira
ruptq oeur. Speed and. lout cr'st help diminish the dead weight costs itulah definisi dai bankrupt secara cotporate dari beberapa textbook
of tlle bankruptcy uhen it does occ1tr.78 dari Amerika dan Inggris.82
kbih lanjut mark J. Roe mengatakan bahwa ada tiga mekanisme Tri Hernowo yang menyitir pendapat Vollsnar Gessner bahwa
umum yang perlu dipertimbangkan dalam penyelesaian reorganisasi fungsi kepailitan penghukuman dalam kepailitan lambat laun akan
perseroan, yakni: kehilangan maknanya karena digantikan oleh fungsi sistem kompetisi
78
MarkJ. Roe (1996), "Bankruptcy and Debt: A New Model For Corporate 7' ftid.h.351.
Reorganization", In: Jagdeep S. Bhandari and Lawrence A. Weiss, ed,., Corporate s0Sutan Remy Sjahdeini, op. cit., h. 59.
Banhruptcy: Economic anil Legal Perspecti,ve, Cambridge University press, New slRicardo Simanjuntal: l, Op. cit., h. 30.
York, h.351. 82
tbid.
62 63
gejala kegagalan jauh sebelum ada-
menunjukJran tanda-tanda atau
o'"ttg y'oj pada awalnya menunjukkan
ekonomi liberal'83 nya krisis, mirip aengan
sebagaimana dianut dalom teori |:'T1l*-UlT't*t "akit
tJahan yang dilakukan oleh atau menjatuh- tanda-tanda akan sakit'86
dilihat sebagai me-
",,"tt-t si pailit dianggap lebih di- Adapun pembubaran perseroan terbatas lwinding up) adalah
kan martabat individu' Ketidalcrampuan --
untuk memenuhi rupakan sua-tu lan
sebabkan ketidakmampuannva
Jr;"ilffi :Xil hukum Perseroan
:'#
telah
sebagai kontribusi tara lain, jangka w
flnanen atas sistem ersial
berak-hir atauPun elalui
karang bembah menjadi corPorate yang mengharuskan badan hukum r.r--- ri aaaa kemu-
'nuis arril.tau melibatkan peran pengadilan -^-^-i
negeri di mana
resqle.84
pemberesan harta badan hu-
dian untuk melakukan pt"gtl*t r dan
tikuidator yang bertang-
kun dalam likuidasi tersetut diangkatlah tim
yang menaungi usaha yang
grr.rg.j"*^U kepada RUPS ataupun otoritas
mi kebangkrutan dan bukan sebal furflnf."rr oleh badan hukum tersebut'87 I
Sedangkan likuidasi Perseroan terbatas
adalah sebagai "the ad or
nakan sebagai Pranata hukum unt
debitor sebenarnya tidak ber- and determinate that which
Kemudahan untuk *.-p"ilim]r suatu process of settling o'
^ot'ng
clear' fxed''
kemudahan untuk mempailit- Payment' satisfaction' or collec-
tentangan dengan pJ"ip ini sepanjang i"!or" rr.,as uncertain or unalscertained'
utang karena adanya kesuli-
kan adalah dalam xo.,t&" pe"yett"*iao tions;realizationsonasetsand'dischargeofreabilities"'sMcPherson
tan finansial dari usaha debitor' mendefinisikanlikuidasisebagai"LiquidationcanbedefinedasaPro-
merupakan prinsip cess wherebg the asets of a iompang
are colleded and realised' tle
Prinsip commeraal exit from firvrrnclral distress and liabilities'
resulting proceeds ,r" oppU"a in discharging all debts
the costs and eryenses of
ona ani Lobnc" uthich '"^oins afier paging
according to their nghts
windinj up is distibuted among the members
of the compana
and inierists, or otherruise dealt r.'ith as the constit,tion
keadaan di mana Perusahaan me directs.,sgElipsdalamKamusHukumEkonominyamengartikanliqui
dengan proses penjual-
haan dengan lingkungannYa Yang dationsebagai pembubaran perusahaan diikuti
an harta perusahaan, penagihan piutang' pelunasan utang' serta pe-
dahnyakinedauntuk-jangkawaktutertentuyangberkelanjutanyang saham's
nyelesaian sisa harta atau utang antara pemegang
The West
83 Volkmar Gessner et.ol (7978), Three Funcions of BanhruPtcY, p. 1.
Ge 6' ' ,o Elips (1997), Komus Hukum Ebonomi Elips, Penerbit Proyek Elips, Jakarca,
9. h. 105.
, 2001, h. 5.
aa 65
64
t
UU KePailitan.
antara likui- I.PENGATURANPRINSIPPARITASCREDIToRIUM,PRINSIP
alr perseroa-ll PARIPASSUPRoRATAPARTE,DANPRINSIPSTRUCTURED
diungkaPkan PRORATA DAIAM UUK
oleh Ricardo simanjuntak bahwa dalam mclaksanakarr misi tersebut, Undang-Undang Kepailitan (UUK) mendefinisikan kepailitan
se-
maka dala'n proses kepailitan diangkat seorang atau lebih kurator un- bagai suatri sita umum atas semua kekayaan debitor pailit yang peng-
tuk melalnrkan pengumsan dan pemberesan (likuidasi) terhadap harta ,to""rr dan pemberesannya dilakukan oleh kurator di bawah peng-
awasanhakimpengawassebagaimarradiaturdalamundang-undang. I
Undang-und"ogtiartmendefinisikansecaraspesifikmelainkanse-
"rr*r-r*,sehinggatidakmenggambarkanesensimaknakepailitan
itu melainkan justru hanya menyebut akibat hukum kepailitan, yaitu
tedadinya sita umum atas kekayaan debitor pailit'
untuk melalrukan malcsimalisasi jumlatr dan nilai aset yenS ada untuk
segera dijual di mana hasil dari penjualan aset tersebut akan dibagi- Ketentuan kepailitan merupakan aturan yang mempunyai tujuan
kan kepada setiap kreditor dari pemsahaan yang dipailitkan ataupun untuk melakukan pembagian harta debitor kepada para kreditornya
dibubarkan tersebut secara prorata. dengan melakukan sita umum terhadap seluruh harta debitor yang se-
lanjutnya dibagikan kepada kreditor sesuai dengan hak proporsinya.
Keientuan kepailitan ini merupakan pelaksanaan lebih lanjut dari ke-
tentuan Pasal 1 l3l iuncto 1132 KUH Perdata. Ketentuan ini adalah
merupakan realisasi dari prinsip paritas creditorium dan prinsip pari
pqssu prorata Par7e.
Menumt Kartini Muljadi bahwa dalam hal seorang debitor hanya
mempunyai satu kreditor dan debitor tidak membayar utangrya seca-
ra sukarela, maka kreditor akan menggugat debitor secara perdata ke
pengadilan negeri yang berwenang dan seluruh harta debitor menjadi
sumber pelunasan utangnya kepada kreditor tersebut. Hasil bersih ek-
sekusi harta debitor dipakai untuk membayar kreditor tersebut. Dalam
hal debitor mempunyai banyak kreditor dan harta kekayaan debitor
66
tidak cukup untuh membayar lunas semua kreditor, maka para l<re-
ditor akan berlomba dengan segala cara, baik yang halal maupun ti-
dak hatal, untuk mendapatkan pelunasan tagihannya terlebih dahulu.
Kreditor yang datang belakangan sudah tidak dapat lagi pembayaran
karena harta debitor sudah habis. Hal ini sangat tidak adil dan merugi-
kan. Berdasarkan alasan tersebut, timbullah lembaga kepailitan yang
mengatur tatacara yang adil mengenai pembayaran tagihan-tagihan
para kreditor, dengan berpedoman pada KUH Perdata Pasal I 131 sam-
pai dengan Pasal 1 149 maupun pada ketentuan dalam UUK sendiri.'
Fred B.G. Tumbuan juga menyatakan hal yang sama:
Tle rule of conanrats creditoium, thot is, that creditors tnue to act
conanrrentlg flotas from tte pinctple laid dou.tn in arttcle 1 132 jo. ar- segala peikatannA a Perseorangan."
ticle 1331 ICC tlnt all t|e propertg, personal as u.tell as reol, of the Rumusa:r Pasal 1 131 KUH Perctata tersebut menunjukkan bahwa
debtor constitute tle common secuitg for his creditor. The proceeds oleh subjek hukum dalam laPangan
of a foreclos-nre sale of paid property shall be distributed among the
bidang hukum harta kekayaan selalu
debtors creditors pari passt pro rata Patte, utiththe exception of credi-
tors who bg lau are prefeted. To ensrre that his pinciple of equalitg harta kekayaannya' baik yang bersifat
of creditors is stnctly obserued, the declaration of bankruptcy brings
in its utake a general altachment encompassing all the propertg of the a
69
68
but, setiap pihak sebagai yang berhak atas pemenuhan perikatan dari nentukan bahwa harta kekayaan debitor menjadi jaminan untuk pelu-
harta kekayaan pihak yang berkewajiban (debitor) secEra: nasan utang-utangnya kepada Para segenap kreditornya'
1. pai passrt, yaihr, secara bersama-sama memperoleh pelunasan,
tanpa ada yang didahulukan;
2. prorata pante, yaitu proporsional yang dihitung berdasarkan pada
besarnya piutang masing-masing dibandingkan terhada piutang t
mereka secara keseluruhan, terhadap harta kekayaan debitor ter-
sebut.
Berdasarkan asas umum paitas qeditorium darrr pai passt Pro-
rata parte yang terkandung ddam kedua pasd itu, maka aturan ke-
pailitan merupal€n ketentuan lebih lanjut dan teknis serta lebih ope;
rasional. Sri Rejeki Hartono menyatakan bahwa lembaga kepailitan
pada dasarnya mempunyai dua fungsi:
The bankruptcg institution lrr.s got futo furctions togetler, namelg:
FIrstlg, bankruptq as instrtution providing guarantee thot debitor attachmentl atas semua harta kekayaan debitor pailit tersebut'
sloll nernr perform dislonestly, and shall be responsible to all credi' Pasal 2 Ayat (1) UUK menekankan adanya minimal dua kreditor
tors, Seondlg, bankruptcg cs instifution also provides creditors with yang memiliki piutang terhadap debitor. Pensyaratan adanya minimal
protedbn against possible mass execution bg creditor. Therefore, tlu dua kreditor ini memberikan makna bahwa kepaililsn merupakan pra-
pvesenoe of ordirnne banlvuptq as both aninstittttion and speciftc
legal pt:rsrits cpnstitutes a series of anrcept which ansis-tenlg amplg
nata untuk melakukan penyelesaian utang debitor terhadap beberapa
utithordinance as stipiatedinanticles 1131 and 1132 of tle ciuillauts kreditor karena jika hanya memiliki satu kreditor saja, maka kepailitan
books akan kehilangan maknanya sebagai collectiue proceeding tool. Persyarat-
an adanya banyak kreditor inilah merupakan penorna€rn dari prinsip
Penormaan lebih lanjut prinsip poritas creditoriunr dalam Undang- paritas creditoium dan prinsip pari passu prorataparte tersebut'
Undang KepaiJitan tampak antara lain dalam Pasal 1 Ayat (i), Pasal 2
Adapun tujuan yang terkandung dalam Undang-Undang Kepailit-
Ayat (1), dan Pasal2l UUK. Pasal I Ayat (1) UUK menyatakan bahwa
an secara tersirat untuk melakukan Proses likuidasi yang lebih cepat
kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan debitor pailit yang
terhadap harta ke\ayaan debitor yang akan dinyatakan pailit. Propod
1
70 77
cepat, terbuka, dan efektif menjadi sangat diperlukan'
Sejalan dengan filosofi tujuan dari Undang-Undang Kepailitan
waktu itu, Jerry Hoffmenyatakan bahwa:
The bankruptcg Law of Indonesia takes into account the interests of
both qeditors and dewors. It try to reconcile interest of the creditors
72
tr 73
kian, sungguh sangat tepat revisi Undang-Undang kepailitan baik me- )
kreditornya, dapat diadakan putusan oleh hakim yang menyatakan
lalui UU Nomor 4 Tahun 1998 maupun UU Nomor 37 Tahun 2004, di
bahwa debitor yang bersangkutan dalam keadaan pailit. Dari keten- mana disyaratkan bahwa untuk mengajukan kepailitan harus terdapat
tuan Pasal I Peraturan Kepailitan tersebut tersurat bahwa untuk per- dua atau lebih kreditor.
nyataan pailit diperlukan dua syarat saja, yakni, pertama, si debitor
harus berada dalam keadaan telah berhenti membayar, dan kedua, Adapun prinsip pai passu proreta pafte talrrpak dalam beberapa
harus ada permohonan pailit, baik oleh debitor sendiri maupun oleh ketentuan dalam Undang-Undang Kepailitan, antara lain, Pasal 189
seorang kreditor atau beberapa kreditor. Ayat (a) dan (5) serta Penjelasan Pasal 176 huruf a UUK. Pasal 189
Ayat (a) UUK menyatakan bahwa Pembayaran kepada Kreditor (a) yang
Dalam Pasal 1 Peraturan Kepailitan (FV) sama sekali tidak mempunyai hak yang diistimewakan, termasuk di dalamnya yang hak
mensyaratkan adanya dua utang atau lebih yang dimiliki debitor'
istimewanya dibantah dan pemegang gadai, jaminan fidusia, hak tang-
melain-kan hanya menyebut utang saja bukan utang-utang' Polak me-
gungan, hipotek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya, sejauh
nyatakan bahwa keadaan telah berhenti membayar yang disyaratkan
mereka tidak dibayar menurut ketentuan sebagaimala dimaksud da-
oleh peraturan kepailitan itu tidak ada, apabila si debitor tidak mem-
Iam Pasal 55, dapat dilakukan dari hasil penjualan benda terhadap
bayar hanya satu utang tertentu saja, karena hal demikian itu, satu-
mana mereka mempunyai hak istimewa atau yang diagunkan kepada
satunya kreditor itu dapat menggunakan upaya sitaan lainya. Namun
mereka. Sedangkan Penjelasan Pasal 176 huruf a menyatakan bahwa
pendapat Polak ini dibantah oleh vollmar yang menyatakan bahwa
yang dimaksud dengan "pro rata", adalah pembayaran menurut besar-
mereka (para debitor yang telah berhenti membayar linsoluent) ditem-
kecilnya piutang masing-masing.
patkan dalam keadaan yang terlampau menguntungkan dengan cara
yang sangat tidak adil dengan menganggap bahwa mereka itu luput Adapun prinsip structure d creditors tampak dalam Undang-Undang
dari daya berlakunya Undang-Undang Kepailitan, hanya karena tidak Kepailitan Indonesia. Secara normatif, untuk mengkaji ruang lingkup
ada utang lainnya.T Kartono menyatakan bahvra argumen bahwa bagi kreditor dalam kepailitan adalah dengan merujuk pada Pasal 1 Ayat
(satu-satunya) kreditor tersedia upaya-upaya sitaan perorangan lain- (1) UU Nomor 4 Tahun 1998 yang menyatakan bahwa: "Debitor yang
nya tidak selalu benar. Kepailitan memberikan kepada kurator jauh mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak membayar sedikitnya
lebih banyak wewenang daripada yang pemah dipunyai oleh seorang satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit
eksekutan. Bukan maksudnyalah untuk memberikan manfaat dari dengan putusan pengadilan yang berwenang sebagaimana dimaksud
lembaga kepailitan hanya kepada kreditor yang bukan satu-satunya dalam Pasal 2, baik atas permohonannya sendiri, maupun atas per-
kreditor, artinya, selain dia masih ada kreditor lainnya, dan menyuruh mintaan seorang atau lebih kreditornya." Dari ketentuan pasal ini
pulang sahr-satunya kreditor dengan pemberitahuan bahwa ia harus hanya disebutkan bahwa salah syarat untuk mengajukan permohonan
menyelesaikan sendiri piutangnya.8 kepailitan adalah adanya dua atau lebih kreditor. Kreditor di sini
Ketentuan dari Pasal 1 Peraturan kepailitan yang tidak mengalut adalah mencakup seluruh kreditor yang ada dalam hukum kepailitan.
prinsip paritas creditorium merupakan kelalaian pembuat undang- Undang-und€rng sarna sekali tidak membatasi bahwa syarat kepailitan
undang. Argumentasinya adalah sebagai berikut bahwa filosofi kepailit- atau yang berwenang mengajukan kepailitan adalah kreditor konkuren
arr adalah merupakan pranata hukum untuk menghindari unlawful saja. Jadi kreditor yang masuk dalam ruang lingkup Pasal 1 Ayat (1)
exeq,tion akibat berebutnya para kreditor untuk memperoleh pemba- UUK 1998 tersebut adalah semua kreditor dan tidak memandang
yaran piutangnya dari debitor di mana hal itu akan merugikan baik apakah kreditor tersebut itu kreditor konkuren, kreditor separatis,
debitor eendiri maupun kreditor yang datang teraktrir atau kreditor ataukah kreditor preferen. Semua kreditor tersebut mempunyai hak
yang lemah'. Dari proposisi inilah, maka diperlukan lembaga kepailit- yang szrma untuk mengajukan permohonan pailit terhadap debitornya.
an untuk mengelaborasikan prinsip paritas cre.ditoium. Dengan demi- Demikian pula da-lam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 mengatur
hal yang sama. Dalam Pasal 2 Ayat (1) UUK 2OO4 menyatakan bahwa
7
Kartono, Op. cit.,h.23. debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak membayar
8 biil,h.24.
74 rl 75
Kartini Muljadi juga menyatakan: 12
Dengan demikian berarti kreditor dalam Pasa-l 1 Ayat (1) UU Kepa-
ilitan meiiputi kreditor konkuren, kreditor denga:r hak istimewa, dan
kreditor dengan jaminan kebendaan. Dalam hal ini:
1. kreditor konkuren;
2. kreditor dengan hak istime'va menurut Pasal 1139 dan Pasal
merasa kurang terjamin sumber pelunasan piutalgnya karena nilai 1149 KUH Perdata (tarrpa kehilangan hak yang diberikan ke-
hak jaminan yang dipegangnya lebih rendah daripada nilai piutangnya, pada mereka untuk menahan kebendaan milik debitor yang
dan apabita kreditor separatis itu menghendaki untuk memperoleh diberikan oleh undang-undang) ;
sumber pelunasan dari harta pailit, maka kreditor separatis itu ha- 3. kreditor dengan jaminan kebendaan, berupa gadai, hipotek,
I
rus terlebih dahulu melepaskan hak separatisnya, sehingga dengan hak atas panenar, hak tanggungan, dal jaminan fidusia (tan-
demikian berubah statusnya menjadi kreditor konkuren.rr Pendapat pa kehilangan ha-k untuk menjual dan memperoleh pelunasan
Remy sangat kr:rang tepat karena bertentangan dengan prinsip pan- terlebih dahulu dari ha:ta kebendaan debitor, yang dijaminkan
tas creditoriulzr, prinsip pari passu prorata pante dan prinsip stntctured seca.ra kebendaan dan dijual tersebut);
creditors.
berhak untuk setiap saat:
Dalam pembahan Undang-Undang Kepailitan yang baru, yakni,
Undang-undang Nomor 37 tahun 2004, malah lebih tegas lagi prinsip 1. memajukan permohonan kepailitan kepada debitor yang tidak
structured prcrata tenrtama yang berkaitan dengan malora debitor memenuhi utang atau kewajibannya dalam bentuk penyerah-
dalam hubungannya dengan hak untuk mengajukan permohonan pailit an sejumlah uang tertentu pada waktu yang telah ditentukan;
terhadap debitor. Di dalam Pasd 1 angka 2 UUK disebutlan bahwa dan/atau
kreditor adalah orang yang mempunyai piutang karena perjanjian atau 2. dapat dikemukakan sebagai kreditor kedua dalam setiap per-
undang-undang yang dapat ditagih di muka pengadilan. Pasal 2 Ayat mohonan pailit yang dimajukan kepada debitor yang telah
(1) UUK dikatakan bahwa debitor yang mempunyai dua atau lebih memenuhi utang atau kewajibannya dalam bentuk penyerah-
kreditor dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah an sejumlah uang tertentu pada waktu yang telah ditentukan
jahrh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan pe- tersebut.
ngadilan, baik atas permohonannya sendid maupun atas permohonaa
saf;,t c;frrtlbblhkrcdltorngo (cetak miring dari saya). Lebih tegas lagi
e '2 Kartini Muljadi (2004), "Kreditor Prefleren dan Kreditor Separaris da-
Lihat Sutan Remy Sjahdaeny, Op. cit.,h.56-67:. lam Kepailitan", Dalam: Emmy Yuhassaie, lJnilong-IJndang Kqailitan dan Per-
to lbu,h.67. hembangannya, Pusat Pengkajian Hukum, Jakarta (selarjutnya disebut sebagai
t lbid. Kartini Muljadi 5) , h. 17 4-17 5 .
76 77
a
ajukan permohonan pernyataan pailit terhadap debitor yang memper- Sebagaimana ditegaskan datam Pasal 1 Ayat (1) UUK bahwa ke-
oleh kredit sindikasi itu. Yang berhak mengajukan permohonan pailit pailitan adalah sita umum atas semua kekayaan debitor, maka penting
adalah sindikasi kredit yang di dalam melakukan perbuatan hukum untuk mengungkap konsep lebih jauh hakikat kepailitan tersebut. Da-
diwakili oleh agen. Dengan kata lain, pada kredit sindikasi yang berhak
lam Pasal 2 Ayat (1) UUK dinyatakan bahwa debitor yang memiliki dua
mengajukan permohonan pernyataan pailit adalah agen saja, sedang-
atau lebih Kreditor dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang
kan masing-masing anggota atau peserta sindikasi tidak mempunyai yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan
hak atau wewenang yang demikian itu".13 Pendapat Remy ini jelas ber-
putusan Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas
tentangan dengan prinsip paitas creditoium di atas. Di samping itu
pennohonan satu atau lebih kreditornya. Pada dasarnya kepailitan
juga, lahirnya lembaga kepailitan adalah antara lain sebagai sarana
merupakan sitaan umum (gerechtelijk beslag, public attachmentl ter-
hadap harta kekayaan si pailit dan tidak mencakup sesuatu di luar
13
Sutan Remy Sjahdeiny, Op.cit.,h. 127
harta kekayaannya, seperti, status dan hak-hak privatnya, status dan
78 79
hak-hak sosialnya, dan status dan hak-hak publiknya. Adapun yang berlnk lanrator mernprbaiki dalulu mesin-mesin yang ada misalnga,
dimaksud dengan harta kekayaan di sini, menumt Fred B.G. T\rmbu- hingga dapat dijuol secara maksimal.l6
an, adalah semua barang dan hak atas benda yang dapat diuangkan Oleh karena si paili1 tidak berwenang melakukan pengumsart
(ten gelde lstnnen utorden gemaalcf).ta Konsekuensi yuridisnya, si pailit
dan/ atau pengalihan terhadap harta kekayaallnya yang mutatis mu'
tidak mempunyai kewenangan apa pun, baik kewenangan mengurus tandis menjadi harta pailit, maka yang berwenang melakukan pengu-
ldaden uan behooren) dan/atau kewenangan mengalihkan/melepas- rusan dan/atau pengalihal harta pailit tersebut adalah In-rrator yang
kan ldaden uan beschikkingl harAa kekayaannya, akan tetapi ia status telah ditunjuk oleh hakim di bawah supervisi hakim Pengawas' Dalam
dan hd< pribadi, status dan hak sosial, atau status hak publik tidak hal si pailit adalah perseroarl terbatas, maka direksi tidak berwenang
akan terpengamh oleh akibat hukum kepailitan, seperti ia tetap sa.l- tagi bertindak untuk dan atas najna peseoan melakukan baik tindakart
melakukan perkawinan, ia tetap bisa mencalonkal sebagai pejabat pengurusan maupun pengalihan terhadap harta kekayaan perseroan,
publik, dan lain sebagainya. rnelainkan dilakukan oleh kurator di bawah PengawasErn hakim pen-
Dalam hal si pailit adalah perseroan terbatas, maka tidak secara gauras. Direksi suatu perseroan terbatas yarrg pailit dapat membantu
otomatis perseroan itu bubar atau menghentikan kegiatan usahanya, tugas-tugas kurator sepanjang hal tersebut dimandatkan oleh kura-
malah bisa terjadi sebaliknya, yakni perseroan harus terus dijalankan tor, karena walau bagaimana pun juga tenaga dan pemikiran direk-
usaharrya (going ancern) untuk lebih menjamin pelunasan utang-utang si perseroan sangat diperlukan dalam kerangka tugas-tugas kurator
kreditor, dikarenakan perseroan tersebut kemampuan mendapatkal tersebut. Konsekuensi yuridis lebih lanjut adalah jika terjadi bantahan I
income masih tinggi hanya karena likuiditasnya terbatas untuk semen- atau pengakuan terhadap harta pailit maka pihak ketiga tidak dapat
tara saja maka ia pailit. mengajukan bantahan atau pengakuan tersebut kepada si pailit atau
Jerry Hofr menyatakan bahwa: direksi perseroan si pailit, melainkan harus diajukan kepada kurator si
pailil d41 harr.s diajukan pada pengadilan yang memutus pailit, yakni
Banlcntptcy is a general statutory attachment encompassing all the
assets o/the debtor. Tle bankruptcy onlg couers tte assets. The per- Pengadilan Niaga dan bukan ke Pengadilan Negeri.
sonal status of an indiuidual uill not be affeded bg the banhuptcg ; lrc Dalam Undang-Undang Kepailitan secara tegas juga menyatakan
is not plaed, under guardianship. A ampang also continues to e;osf bahwa jika debitor mempunyai dua atau tebih kreditor dan tidak mem-
afier le declaration of bankruptcg. Duing the bankruptcy proceedings, bayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh walchr dan dapat
aclurith regard. to the bankruptcy estate can onlg be performed. bg the
reeiuer, btt otlur acts remain paft of the d.omain of the debtor's ar- ditagih, dinyatakan pailit flsngan putusan pengadilan, baik atas per-
porate organs.ls mohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih kredi-
tornya kepailitan meliputi seluruh kekayaan si debitor pada saat per-
Mengenai hakikat kepailitan persero€rn terbatas, lebih tegas, Rudhi nyataan pailit, beserta segala apa yarlg diperoleh selama kepailitan,
Praset5ra mengatakan bahwa: serta menyatakan bahwa kepailitan adalah sita umum atas semua ke-
Perfu diingat, dengan terjadinga lcepaititan, tid.ak dengan sendirinya kayaaa debitor. Ketentuan ini adalah penornaar dari prinsip debt col-
perusaltoan yang dinyatalcan pailit apiori menjadi bubar dan lwrus lection dan prinsip debt pooling.
menglentilcan leegiatannya. Perusahaan tersebut kalau perlu masih Prinsip debt collection ini lebih mengarah pada ketentuan per-
tetap berjalan dan berlangsttng agar lu,silnya dapat menambah pem- syaratan materiil untuk suatu subjek hukum dapat dipailitkan serta
bayaran kembali utang pailit lcepad.a kreditomga. Tetapi datam lal ini
pengelolaan perusahaan tersebut tidak lagi menjadi di bautah pemi- mengarah pada hakikat dari suatu kepailitan sebagai debt colledion
lilcnya yang pailit atau organ si pailit, melainkan menjadilah dijalon- tool. Prinsip kepailitan yang terkandung dalam Pasal 2 Ayat (1) dan
lean oleh htrator di bawah pengawasan lukim pengowas. Kalau perlu Pasal I Ayat (1) UUK sangat memegang teguh bahwa kepaililas adalah
sebagain pranata debt colledion. Persyaratan untuk dipailitkan hanya
raFred B.G. Tumbuan l, Op. cit.,h. 127.
rsJerry Hoff, Op.cit., p. 11. 15
Rudhi Praserya 2, Op. cit., h.2
80 ft 8l
memiliki utang Yang telah jatuh I
dibaYar lunas serta memiliki dua
tidak memberikan sYarat lain se- ikuatkan lagi denga:r Perubahan
lain dua hal tersebut, termasuk tidak mensyaratkan jumlah minimum am Peraturan KePailitan' jangka
utang tertentu atau mensyaratkan suatu keadaan insolven di mana (18 bulan) dan daPat diPer-
harta kekayaan debitor (atctiva)jauh lebih kecil dari utang-utang yang gi, sehingga total adalah tiga
dimiliki (pasiva) yang biasanya diukur d dalam Pembahan Undang-
Prinsip debt collection dalam Undang-Un maksimal 27O lnai' PerPendekan
lebih mengarah pada kemudahan untuk a debitor di temPatkan Pada
suatu
pailitan. tidak boleh diberikan nrang
ruang yang mesti salah dan karenanya
Dari kajian terhadap hukum kepailitan yang sekarang berlaku di *enata kemb"ti tit"6^ keuangannya dengan
gerak untuk *..rcob-a
Indonesia, ditemukan bahwa kepailitan digunakan sebagai pranata pembayaran utangnya kepada
cara antara lain me_resefting skema
untuk semudah-mudahnya mempailitkan subjek hukum tanpa ada para kreditornYa.
pertimbangan solvabilitas perusahaan serta karakteristik dari kesu- dengan konsep sol-
Sejatinya, kepailitan harus diharmonisasikan
litan keuangan perusahaan. Argumentasi yuridis terhadap proposisi sahaan'
vabilitas dari perusahaan dan konst
tersebut dibuktikan, pertama, ketentuan yang mensyaratkan keadaan
debitor yang 'dalam keadaan berhenti membayar' diganti dengan ;.ffl;
"utang yang tidak dibayar lunas". Ketentuan "dalam keadaan berhenti ia tidak demikian Penataannya se-
membaya/ memiliki makna bahwa debitor sudah datam keadaan tidak di tidak ProPorsional dalam Peng-
membayar sama sekali atau berhenti sama sekali membayar utang- a.
nya. Jika debitor masih melakukan pembayaran utangnya kepada seluruh harta kekayaan
para kreditornya kendatipun pembayaran utalg tersebut hanya se- Pada dasarnya harta pailit akan meliputi
debitor. Namun demikian,^terdapat beberapa kekayaan yang tidak ter-
bagran kecil dari kewajiban (angsuran) utang yang seharusnya, maka
debitor tersebut tidak dapat dikatakan sedang dalam keadaan berhenti masuk dalam kePailitan Yalmi:
membayar. Ratio legis dari ketentuan tersebut adalah bahwa dalam h de-
a. benda, alat-
keadaan berhenti membayar menandakan bahwa debitor sudah tidak bitor s
dapat lagi melanjutkan usahanya karena kesulitan keuangannya dan r dan
arat m
keluarganya'
benar-benar telah berhenti membayar serta tidak mampu membayar perlengkapannya yang digunakan oleh debitor dan
utangnya walaupun hanya sebagian kecil dari (angsuran) utangnya puluh) hari bagi debitor dan
dan bahan *"i"rr",, .rttt"t 30 (tiga
tersebut. Sedangkan ketentuan yang ada sekarang ini diubah menjadi keluarganya' yang terdapat di tempat itu;
'tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu pekerjaannya sendiri
b. segala sesuatu yang diperoleh debitor dari
dan dapat ditagih'. Ketentuan "tidak membayar lunas" memiliki arti jabatan atau jasa' sebagai upah'
sebagai p.rrgg"3i*i,-,i
bahwa utang/angsuran utang tidak dibayar lunas dan tuntas dari ke- """t'
pensiun, ,.rrg t rrrgg, atau uang tunjangan' sejauh yang ditentu-
wajiban yang sehamsnya. Jika debitor hanya membayar sebagian dari
kewajiban seha:rrsnya, maka ia masuk kategori "tidak membayar lu- kan oleh hakim Pengawas;
uang yang diberikan kepada debitor untuk memenuhi
suatu ke-
nas'karenanya memenuhi salah satu syarat untuk drmohonkan pailit. c. I7
Dengan ketentuan ini pula berarti bahwa Undang-Undang Kepailitan wajiban memberi nafkah menurut undang-undang'
tidak memberikan ruang gerak sedikit pun terhadap debitor yarg mem-
punyai persoalan dengarr pembayaran utangnya untuk melakukan re-
setting terhadap skema pembayaran utang. 17
Pasal 22UVK.
83
82
yang diatur dalam Pasal
Ketentuan yang mengecualikan kekayaan dari boedel pailit di atas pengurus perusahaan BUMN, sebagaimana
Nomor 19 Tahun
harus dibaca sepanjang yang dipailitkan adalah subjek hukum orang 45 Ayat (1) dan Pasal 57 Ayat (1) Undang-Undang
AVat (1) undang-
dan tidak berkaitan dengan kepailitan terhadap subjek hukum badan 2003 tentang Badan usaha Mili<'Negala. -Pasal l5
hukum. Sehingga ketentuan Pasal 22 UUK kurang lengkap mengi- Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentarg
ngat bahwa kepailitan itu akan meliputi kepailitan terhadap subjek nyatakan bahwa yang dapat diangkat
hukum orang dan subjek hukum badan hukum. Seharusnya dalam orajlg perseorangan yarrg marnPu me direksi atau
menjadi
Pasal tersebut dijelaskan bahwa ketentuan tersebut berlaku jika debi- dan tidak pernah dinyatakan pailit atau "'g8o!"- menyebab-
komisaris atau dewari p."g**t" y lg dinyatakan
bersalah
tor pailit itu adalah subjek hukum orzrng. pailit atau orarlg yarg
kan suatu perseroarl "t"' pttott' dinyatakan
Ketentuan pasal 22 UUK ini tidak dapat diberlakukan dalam hal
debitor pailit adalatr perseroan terbatas. Ilustrasinya, gaji dari direksi tidak pernah dihukum karena
justru malah menjadi utang harta pailit dan bahkan masuk dalam ka- gikan keuangan negara' Sedan
tegori kreditor yang didahulukan pembayarannya sebagaimana gaji Nomor 19 Tahun 2003 tentang
pekeda lainnya. bahwa Yang daPat diangkat sebag
orang perseorangan yang mampu
anggota direksi atau
Konsep mengenai sita umum terhadap harta kekayaan si pailit
dan tidak pernah ainyatJt<an p"ilit tt^' menjadi
yang merupakan implementasi dari prinsip debt colledion ini telah me- bersalah menyebab-
komisaris atau dewa-i p.,gt*"" yang dinyatakan
ngalami pergeseran makna dalam konteks hukum kepailitan nasional.
kan suatu perseroan ptt'* dinyatakan pailit atau oran'g yarlg
Dalam ketentuan-ketentuan yang berkait dengan kepailitan, maka "t.,,
tidakpernahdihukumkarenamelakukantindakpidanayangmerugi.
akibat hukum kepailitan ini mengalami distorsi di mana seharusnya
kan keuangan negara.
kepailitan hanya berkaitan dengan harta kekayan subjek hukum saja, yang menjabat
akan tetapi temyata juga mencakup hak-hak keperdataan lainnya dan Hak keperdataan lain yang hilang dari bekas orang
dapatnya menjadi
bahkan hak-hakpublik. HaI ini terbukti dari adanya sanksi kehilangan organ perseroan terbat." y"tg pailii adaiah tidak I
menjadi anggota direksi atau komisaris yang dinyatakan bersalah me- yrUi frl"t gnya t ak politik untuk mencalonkan atau dicalonkan se-
gubernur, bupati/walikota' dan
nyebabkan suatu perseroan tagai peiabat publik, seperti presiden,
dihukum karena melakukan anlgoia-legistatif' gat i.ri secara tegas diatur dalam Undang-Undang
negara dalam waktu 5 (lima) Nomor23Tahun2003tentairgPemilihanPresidendanWakilPresiden
Pasal 96 UUPT menyatakan Pasal Undang-Undang Nomoi 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
melaksalakan perbua,tan Daerah Pasal 58 hurufk.
atau menjadi anggota di- Ketentuan yang membatasi hak-hak-keperdataan dan hak-hak
alah menyebabkan suatu politik terhad.ap mantan direksi, komisaris, dan pemegang saham atau
perseroan dinyatd<an pailit, atau orangyang pernah dihukum karena
subjek hulmm orang tersebut adalah menyimpang dari prinsip kepai-
melalrukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dalam litan ini. Kepailitan demi hukum halya kehilangan haknya untuk me-
waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan.
ngurus (daden uon behooren) dan melakukan perbuatan kepemilikan
Kehilangan hak keperdataan lainnya adalah tidak dapat menjadi (iad.en uan beschikking) terhadap harta kekayaannya yang termasuk
84 ir
tr 85
dalam kepailitan.rs Kehilangan hak bebasnya tersebut hanya terbatas
tersebut)danbahkanPutusan,-"tl#';};15}t:"TJ:'*tr;:S
pada harta kekayaannya dan tidak terhadap status diri pribadinya. putusan atas Permohonan
Debitor yang dalam status paitt tidak hilang hak-hak keperdataan Pada AYat (6) Yang
memuat
lainnya serta hak-hak lain selaku warga Negara seperti hak politik. g mendasari Putusar terse-
Adapun yang dimaksud dengan harta kekayaan di sini, menurut Fred tt" untuk umum dan daPat
B.G. T\rmbuan, adalah semua barang dan hak atas benda yarrg dapat
-
:skiPun terhadaP Putusan tersebut
diuangkan lten gelde lstnnen uorden gemaaktl.te Dan bahkan bagi pe- pula dalam Pasal 92 UUK
diajukan suatu upaya hukum' Oemilkian serta-merta ini'
megang saham perseroan pun seharusnya tidak kehilangan hak-hak putusan
juga ditegaskan mengenai pelaksanaan
persoonlijk-nya sebagai pemegang saham, seperti, memberikan suara aku mundur ke belakang sejak Pu-
dalam RUPS, dan ia hanya tidak berwenang terhadap hal yang berkait- an' Hal ini diatur dalam Pasal 24
an dengan kehartabendaan dari sahamnya seperti menjual saham' a tanggal Putusan sebagaimana
Kepailitan adalah sama sekali tidak identik dengan suatu kejahat- 00.00 waktu setempat'
an, kendatipun di dalam kepailitan itu sendiri tidak menutup kemung- bahwa Yang dimaksud
kinan suatu kejahatan kepailitan. Sehingga ketentuan-ketentuan per- at Putusan Pernyataan
aturan perundang-undangan yang membatasi hak-hak keperdataan diucaPkan
'Iiaga, misalnYa, Putusan
akibat pailif fslssfut adalah suatu yang menyimpang dari prinsip 01 Puku1 13'OO WIB' maka Putusan
kepailitan tersebut darr tidak tepat. Demikian juga dengan dimasuk- pukul0O'OO WIB tanggal 1 Juli
kannya syarat tidak sedang dalam pailit sebagai salah satu syarat calon
tersebut dihitung mulai berlaku sejak
presiden dan wakil presiden atau salah satu syarat menjadi gubernur, 2001.
pailit secara serta-merta
walikota atau bupati, seakan-akan pailit adalatr suahr perbuatan kri- agai alat untuk memPer-
minal sehingga perlu dicantumkan dalam syarat jabatan publik ter- untuk digunakan sebagai
sebut. Padahal pailit hanyalah berhubungan dengan keadaarr tidak kePailitan adalah sarana
mampu membayar terhadap utang-utangnya, di mana keadaan tidak
an debitor Pailit dari ek-
mampu membayar adalah sebagai risikg yang biasa dialami dalam serta menghindari dari
dunia usaha. HaI itu berbeda dengan keadaan tidak mau membayar sekusi yang
pajak sebagai syarat lainnya dari jabatan tersebut atau melakukan ke- per'lomba'an lekaYaan de
jahatan kepailitan (bankruptcg fraudl. Pembuat Undang-undang Pemilu iaku siapa ce kreditor Yart
akan ketagian harta kekayaan tersebut' dan
Presiden dan Wapres dan Undang-Undang Pemerintahan daerah tidak
bisa membedakan antara keadaan pailit dengan kejahatan menggelap- penguasaar) harta kekaYaan
kan uang dengan dasar utang atau yang disebut kejahatan kepailitan. kuatan baik kekuatan fisik m
Dengan demikian tidak selayaknya ketentuan kepailitan disyaratkan Iemah tidak kebagian harta kek
dalam persyaratan calon presiden dan wakil presiden atau jabatan itu, pemberlakuan Putusan Paili harta
a
publik lainnya karena hal tersebut bertentangan dengan prinsip ke- implikasi negatif yang dalam berkaitan dengan pemberesan
debitor'
pailitan. kekayaan ,rrrtot *.-b"y*' utang-utang kreditor terhadap
Umpamanya, putusan paitit suaah dijalankan secara
serta-merta dan
Ketentuan lain yang berkaitan dengan penoEnaar prinsip debt col- utang-utangnya,
ledion adalatr peneraparl putusan pailit secara serta-merta (dapat di- ada- sebagian keditor yang sudah terlanjur dibayar
jalankan lebih dahulu meskipun ada upaya hukum terhadap putusan kemudian putusan pailit tersebut ternyata dibatalkan lll* "'"t"
karena
upaya hukum, maka debitor juga tidak dalam posisi dirugikan'
18
Pasal 24 Ayar
UUK.(l) baikdalamstatuspailitmaupuntidakpailit,suatuutanghanrslah
'e Fred B.G. Tumbuan 2, Op. cit.,h. 127
tetap dibaYar
86 87
dak mencakup prestasi yang timbul
3. PENGATURAN PNNSIP UTANG DAI.A.M UUK di luar perjanjian utang piutang' D
Sebelum kreditor mengajukan permohonan kepailitan terhadap juga ada sebagian hakim (agung)
enuhi oleh kreditor adalah ada- ini. o.t^* kasus PT Jawa Barat I
tidak dibaYar Yang daPat ditagih wan Sumeni Omar SandjaYa dart
dua kreditor. Hal ini secara te- Mahkamah Agung dalam Putusan P
gas ditetapkan dalam Pasal2 Ayat (1) Undang-undang Kepailitan, yang N/1999 berPendaPat b
menyatakan bahwa debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor utalg tersebut adalah
dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh wak- maksud dengan utang
tu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan Putusan pengadilan, ngan hukum Pinjam-m
baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohona:r satu atau sejumlah uang sebagai
lebih kreditornya. perikatan Pada umumnYa'
Jika dianalisis persyaratan materiil untuk mengajukan perkara bahwa yang dimak-
Sedangkan sebagian kelompok berpendapat
kepailitan adalah sangat sederhana, yakni adanya utang yang jatuh prestasi yang hams dibayar yang
sud utang dalam paslt t UUK adalah
arti yang luas'
tempo yang dapat ditagih yang jatuh tempo yang belum dibayar lunas timbul sebagai akibat perikatan' Utang di sini dalam
serta memiliki sekurang-kurangnya dua kreditor. Adanya suatu utang pada hukum kewajiban hukum per-
Istilah utan! tersebut menunjuk
j"p"i
akan dibuktikan oleh kreditor bahwa debitor mempunyai utang yang ti-t,-rl baik dari kontrak atau dari
data. Kewajiban atau utang tI
dapat ditagih karena sudah jatuh tempo ataupun karena dimungkin- undang-undang(PasalrzssrUI{Perdata).Prestasitersebutterdiri
kan oleh perjanjiannya untuk dapat ditagih. Persoalan yuridis menge- dari:memberikansesuatu,berbuatSesuatu,atautidakberbuatses.
nai utalg dalam proses pembuktian beracara kepailil4l adalah utang uatu. Pendapat ini juga dianut oleh sebagian katangan
hakim agung
yang bagaimana yang bisa dikategorikan utalg sebagaimana diatur dalam p.r"dil4r, kepailitan' Dalam perkara PT Suryatata Internusa
diputuskan bahwa
dalam Pasal 2 Ayat (1) UUK tersebut. melawan PT Bank eNt ." Nomor 08 PK/N/ 1999
pembangunan yang
Dalam Pasal 1 Angka 6 UUK dijabarkan bahwa yang dimaksud biaya/ongkos kerja atas suatu proyek pekerjaan
dengan utang dalam hukum kepailitan adalah kewajiban yang dinya- timtul dari perjanjian pemborongan kerja di mana Proyek tersebut
takan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata dan ternyata pi-
telah selesai dikerjakan-dengan baik oleh pemborong
hak pemberi borongan kerja (debitor) belum membayar lunas
uang Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung mau- ongkos
tersebut
pun yang akan timbul di kemudian hari atau kontinjen, yang timbul tersebut kepada pemboron!, maka biaya yang belum terbayar
Pasal I
karena perjanjian atau undang-undang dan yang wajib dipenuhi oleh adalah merupakan utang sebagaimana yang dimaksud dalam
debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada kepada kreditor UUK walrhr itu.
untuk mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan debitor.
Sebenarnya dalam KUH Perdata maupun rezim hukum keper-
Penjabaral definisi utang dalam Undang-Undarg Kepailitan 2004 dataan tidak dikenal utang dalam arti sempit maupun utang dalam
ini merupakan perbaikan yang cukup signifikan dari Undang-Undang arti luas. Utaag adalah utang. Tidak ada utang dalam arti luas dan
Kepailitan sebelumnya. Pada Undang-Undang Kepailitan sebelumnya, tidak ada utang dalam a:ti sempit. Utang adalah utang sebagaimana
yalmi Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998 jundo Peraturan Kepailit- yang tersurat antara lain dalam Pasal 1233 KUH Perdata' Namun di
an tidak dijelaskan mengenai batasan utang tersebut. Sehingga pada
mula berlalmnya Undang-Undang Kepailitan revisi Tahun 1998 ter-
i"f.* praktik dan dalam wacana para ahli berkembang diskursus
terminologi tersebut. Dari kedua pendapat tersebut mengenai utang'
dapat dua interpretasi baik dari kalangan akademisi maupun praktisi.
maka yang tepat adalah kelompok pendapat yalg menyatakan bahwa
Satu kelompok menyatakan bahwa utang di sini berarti utang yang
utang dalam arti luas, karena Undang-Undang Kepailitan merupakart
timbul dari perjanjian utang piutang yang berupa sejumlah uang. Ke-
peniauaran lebih khusus dari KUH Perdata, maka utang dalam uuK
lompok ini menginterpretasikan utang dalam arti sempit, sehingga ti-
88 tr 89
luas'
adalah prestasi sebagaimana diatur dalam KUH Perdata. Dan juga ber- Di samping prinsip utang menganut konsep utang dalam arti
utang Yang drjadikan dasar tengajukan kepailitan harus memenuhi
kaitan dengan prinsip debt pooling, di mana kepailitan merupakan sa-
rana untuk melakukan distribusi aset terhadap para kreditornya dan unsur sebagai berikut: I
kreditor datam hal tidak berkaitan khusus dengan perjanjian utang 1. utang tersebut telah jatuh tempo;
piutang uang saja melainkan dalam konteks perikatan. Utang dalam 2. utang tersebut dapat ditagih; dan
kaitan dengan perikatan bisa timbul karena perjanjian dan bisa pula 3. utang tersebut tidak dibayar lunas'
timbul karena undang-undang. Utang dalam perikatal yang tirr,bul
karena undang-undang bisa timbul dari undang-undang saja dan bisa Suatuutangdikatakantelahjatuhtempoketikawaktr.rtersebut
atau ter-
pula timbul dari undang-undang sebagai akibat perbuatan orang. Per- telah sesuai dengan jangka waktu yang sudah diperjanjikan;
utang tersebut dapat ditagih sekalipun be-
ikatan yang lahir dari undang-undang sebagai akibat perbuatan orang dapat hal-har lain di mana
jatuh tempo dapat ditagih dengan
bisa berupa perbuatan yang sesuai dengan undang-undang bisa pula lum jatuh tempo. Utang yang belum
.,acceleration clause atau acceleration provision' atau
perbuatan yang melanggar hukum lonreclimatige daaQl. menggunat<an
Jerry Hoff juga berpendapat bahwa definisi utang adalah utang perc.p^tan jatuh tempo dan default clause' Setiawan membedakan
dalam arti luas yang merujuk pada KUH Perdata Pasal 1233, lebih Acceleration clause dengan defautt clause. Acceleratton clause mem-
berikan hak kepada kreditor untuk mempercePat jangka waktu
jatuh
lanjut dikatakan:
tempo dari utang, jika kreditor merasa dirinya tidak aman ldeems itself
Obligation or debts ean arise either out of ontrad or out of law (article insicurel, oleh karena itu acceleration clause lebih luas daripada de-
1233 CC). There are obligations to Eue something, or oboligation to do kreditor memandang bahwa hal
or not to tlo something (article 1234 CC). The creditor is entttled to the fault claase yang digunakal apabila
performance of the obligation bg tle debtor. Tle debtor is obliged to iersebut periu alatukan meskipun utang belum jatuh tempo'22 Kre-
Wrform. &me exomples of obligations uhich arbe out of antrad are: ditor dapat mempercepat jatuh tempo utang debitor dalam hal terjadi
- tle obligation of a borouer to pag interest a nd to repag the prin- oj d.pult, artinya tetah terjadi sesuatu atau tidak terpenuhinya
"u"nt
sesuatu yang diperjanjikan oleh debitor dalam perjanjian kredit se-
cipal oftle loan to a lender;
- tle obligation of a seller to deliuer a car to a purchaser purs'uant hingga menyebabkan kreditor mempercepat jatuh tempo' Selanjutnya
to a sale andptrchase agreement; Setiawan mengatakan bahwa untuk menggunakan acceleration clause
- tttE obligation of a builder to crlnstriact a lause and to deliuer it to harus disertai adanya good.faitlt Adapun yang dimaksud dengan good
faith adalah adanya reasonable euidence, dan bukti tersebut tidak
ptrc|nser; ha-
- tle obligation of a guarantor to guarantee to a lender tte repay- rus berupa putusan pengadilal.23
ment of a loan bg a botmwer.
Suatu utang dapat ditagih jika utang tersebut bukan utang yang
From tle debtor's perspediue tl'r,se obligations are his d.ebts. From the
timbul dari perikatan alami lnafirurlijke uerbintenisl. Perikatan yang Pe-
oeditor's perspectiue, these obtQations are hb cloim.2o
menuhannya tidak dapat dituntut di muka pengadilan dan yang lazim-
Dalam Peraturan Kepailitan (FV) pun menganut konsep utang da- nya disebut perikatan alatni (natuurlijke uerbintenis) tidak dapat digu-
p1t6 3'6'
lam arti luas. Siti Soemarti Hartono menyatakan bahwa dalam yuris- nakan sebagai alasan untuk mengajukan permohonan pailil.
prudensi ternyata bahwa membayar tidak selalu berarti menyerahkan T\rmbuan menyatakan bahwa yang diartikan sebagai perikatan alami
sejumlah uang. Menurut putusan H. R. 3 Juni 1921, membayar ber-arti adalah semisal perikatan yang oleh ketentuan perundang-undangan
memenuhi suatu perikatan, ini dapat dipemntukkan untuk menyerah- dinyatakan tidak dapat dituntut pemenuhannya baik (i) ab initio (dari
kan barang-barang.2r semula) semisal da-lam hal utang yang terjadi karena perjudian atau
pertaruhan (Pasal 1788 KUH Perdata), maupun (ii) sesudahnya sebagai
'o Jerry Hoff, Op.cit,, p. l5-16.
2t Siti Soemani Hartono (1993),
Pengantar Hukum Keltailitan ilan penunilaan 22
Setiawan, Op. cit., h. 124.
Pembayaran, Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta, h. 8. 13 lbiil.
90 tr 91
akibat telah terjadinya kadaluwarsa (Pasal 1967 KUH Perdata)'2a
ke-
me-
nasi
jauh dari lunas, maka hat itu tidak dapat dikatakan debitor telah ber-
henti membayar.
besar terhadaP debitor itu.
Dalam proses acara kepailitan prinsip utang tersebut sangat me-
nentukan, oleh karena tanpa adanya utang tidaklah mungkin perkara Jika <likaji lebih komprehensif, konstruksi hukum kepailitill yant
kepailitan akan bisa diperiksa. utang merupakan raison d'etre daike- demikian adalah tidak lepas dari peran Para perancang perubahan
pailitan. Namun demikian, walaupun telah ada kepastian mengenai
penafsiran utang tersebut dalam revisi Undang-Undang Kepailitan,
yakni Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan
Penundaan Pembayaran Utang, di mana utang didefinisikan dalam
arti luas yang berarti telah pararel dengan konsep KUH Perdata, akan
tetapi perubahan konseP utang ini menjadi terdistorsi ketika dikait-
kan dengan hakikat kepailitan dalam Undang-Undang Kepailitan yang
hanya bertujuan untuk mempermudah mempailitkan subjek hukum,
di mana syarat kepailitan hanya memifiki dua variabel, yakni adanya
utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih kembdi serta memi- of bankruptcg petitions is tlut there no logicat ground for discimination
liki setidak-tidaknya dua kreditor. Sehingga kemudahan mempailitkan uthatsoever between creditors in filing bankruptcg petitions. Non discri-
subjek hukum seakan dipermudah lagi dengan konsep utang dalam mination is one of the leading pinciples of the bankruptcg latu'as
arti luas tersebut. Dan kelemahan undang-undang ini sering disalah- Saya tidak sependapat dengan Jerry Hoff tersebut' Pembatasan
gunakan, di mana kepailitan bukan sebagai instmmen hukum untuk jumlah minimum utang bukanlah sebuah diskriminasi, dan kalaupun
melakukan distribusi aset debitor akan tetapi digunakan sebagai alat hal tersebut sebagai diskriminasi, maka menjadi tidak masalah jika
untuk menagih utang atau bahkan untuk mengancEun subjek hukum hal tersebut diatur dalam undang-undang. Karena pembatasan jumlah
kendatipun tidak berkaitan dengan utang. minimum tersebut justru akan memberikan perlindungan terhadap
Dalam pada itu, hukum kepailitan di Indonesia menganut prinsip kreditor yang mempunyai utang mayoritas serta perlindungzur hukum
terhadap debitor tersebut. Bisa dibayangkan mempunyai utang hanya
sebesar satu juta rupiah bisa dijadikan dasar untuk mempailitkan se-
2a
Fred BGTirmbuan (2004), "Mencermati Makna Debitor, Kreditor dan Utang
Berkaitan dengan Kepailitan", Dalam: Emmy Yuhassarie (ed.), lJnilang-lJndong Ke-
pailitan dan Perhembangarnya, Pusat Pengkajian Hukum, Jakarta, h. 20-21. Jerry Hoff , op. cit., P.27
"
92 93
di Indonesia tidak bisa dilaksanakan di luar wilayah hukum Indonesia.
buahperusahaanraksasayangmemilikia]<tivatriliunanrupia}r'Dari Datam Pasal 21 IJUK menyatakan bahwa kepailitan meliputi seluruh
segi komparasi hukum, iuga mirupakan
suatu kelaziman bentuk pem-
di Singapura dan kekayaan
u"It^""n jurnlah *t"imrl; utang seperti yang ada ta segala
Hong Kong. secara ter
Lebih tidak rnasuk akal lagi alasan hoff bahwa
**TlXllf dari status sita umum terhadap harta kekayaan debitor pailit. Namun
;l#-
. Lebih lanjut I
rs in this case
should onlg big
had ctaims for relatiue small amounts' Houteuer' whg kedua, yakni, Pasal 212, 2L3, dan 214.
creditors be allouled to use the bankruptcg
latll? Why did not this big
I note ttwt the pro- PasaJ2L2UUKmenyatakanbahwakreditoryangsetelahputus-
iebtor iust pag off tlrc small creditors? Furthermore' aI
a hindrance
uisioil *ia ngl"t otion fee of Rtpiah 5 milion is already seb
if the debtor onlY facedtemPorary
id assets it could have Petitioned tak
mentasi Hoff ini sungguh sangat kepadanya dengan hak untuk didahulukan wajib mengganti kepada
logika ber- harta pailit segala aPa ya:ng diperolehnya.
memprihatinkan karena bukan argumentasi yang dilandasi
bi- Pasal 213 UUK menYatakal:
pikir^yuridis, melainkan sebuah
m-
aya pendaftaran Perkara Yang te (1) Kreditor yang memindahkan seluruh atau sebagian piutangnya
ia
batasan kreditor yang tidatr mam terhadap Debitor Pailit kepada pihak ketiga, dengan maksud su-
juga mensyaratkan bahwa untuk mengajukan permohona:r pailit ke paya pihak ketiga mengambil pelunasan secara didahulukan dari-
menyewa
ee-ngadUan Niaga han s menggunakan advokat' dan biaya pada orang lain atas seluruh atau sebagial piutangnya dari benda
aavoht tersebut jauh mahal dari biaya perkara tersebut' yang termasuk harta pailit yang terletak di luar wilayah Negara
Republik Indonesia, wajib mengganti kepada harta pailit apa yang
4. PENGATURAN PRINSIP TERITORI.AT DAN PRINSTP diperolehnya.
UNTVERSAT DAIAM UUK (21 Kecuali apabila dibuktikan sebaliknya, maka setiap pemindahan
Undang-UndangKepailitantidakSecarakomprehensifmengatur piutang wajib dianggap telah dilakukan sesuai dengan ketentual
mengenaiprinsipteritorialdanprinsipuniversaldalamkaitannyade- sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), apabila pemindahan terse-
t lintas batas (cross border insolvencyl. Hanya ada tiga but dilakukan oleh Kreditor dan Kreditor tersebut mengetahui
"g"o "p"ititan
pisal yang dimuat datam Bab II bagan kesepuluh, yakni Pasal 212-2L4 bahwa pernyataan pailit sudah atau a-kan diajukan.
UUK, yang mengatur mengenai ketentuan-ketentuan hukum internasi- Sedangkan Pasal Pasal 2l4UUK menyatakan:
onal. Jikadianalisis lag, maka ketiga pasal tersebut tidak representatif (1) Setiap orang yang memindahkan seluruh atau sebagian piutang
dengan judul bagran yatrni ketentuan-ketentuan hukum internasional. atau utangnya kepada pihak ketiga, yarlg karena itu mendapat
I
Artinya, kendatipun judul bab tersebut adalah ketentuan-ketentuan kesenpatan untuk melakukan perjumpaan utang di luar wilayah
hukum internasional, akan tetapi isinya sama sekali tidak mengatur Negara Republik Indonesiayang tidak diperbolehkan oleh Undang-
cross border insolvencg. Undang ini, wajib mengganti kepada harta pailit.
Prinsip souereigntg merupakan prinsip yang umum dianut di dunia (21 Ketentuan Pasal 213 Ayat (2) berlaku juga terhadap hal sebagaima-
ini. Prinsip souereigntg berarti pula bahwa Putusan Pengadilan Niaga na dimaksud pada Ayat (1).
,5
Dari ketiga pasal tersebut menunjukkan bahwa wilayah keber-
rbid.
94 tr 95
pailit yang akan diurus dan diberes- untuk mengkompensasikan taglhan dengan utang kepada pihak ke-
rakuan sita usrtrm terhadap harta tiga tersebut (kepada kreditor yang mengeksekusi) tersebut di bawah
kanolehkurator""*t-t.p"ntingankreditorkonkurendebitorpailit
yang diatur yurisdiksi hukum asing;
berdasarkan prinsip pai passu prorata
pan'te sebagaimana
3. kreditor yallg mengeksekusi memiliki beban pembuktian terba-lik ka-
terbatas hanya terhadap harta
dalam Pasal 1132 fUH Perdata tidak rena keinginan atau iktikad awal tersebut
Indonesia saja akan tetapi
debitor yang berad,a dalam wilayah hukum ngalihan tagihan tersebut dilakukan oleh
juga termasuk terhadap harta kekayaan si
pailit yang berada di luar (a) pada atau setelah permohonan kepai
berdasarkan atas publisitas dan keterbukaan dari pendaftaran per-
wilayah hukum Indonesia' mohonan kepailitan di kepaniteraan Pengadilan Niaga, apdagi jika
prinsip uni''rersal yang dia-
Prinsip soueretgntg,memang membuat telah dinyatakzm P:ilit dan diumumkan, maka setiap pihak diarggap
dapat diik'ti oleh negara
nut oleh uUK tersebuitia* secara otomatis Pengadil-
memiliki pengetahuan yang cukup atas permohonan tersebut, dan (b)
;.-;. ;"gan kata lairl putusan pailit yang dijatuhkan-oleh di luar wilayah
dengan pengetahuan yalg dimiliki sebelumnya bahwa permohonan
an Niaga Indonesia tilt'otomatis dapat dilaksanakan kepailitan telah didaftarkan atau sekiranya akan didaJtarkan.
dengan negara
t.rtorrrimaonesia, kecuali bila antara negara Indonesia Prinsip universal yang dianut dalam UUK harrs senantiasa di-
kesepakatan un-
di mana aset debitor tersebut berada telah terdapat kaitkan dengan prinsip pari passu prorata pafte sebagaimana yang di-
tuksalingmengakuidarrmelaksanakarrputusanpailitdaripengadil- normakan dalam pasal 1132 KUH Perdata. Terhadap Pola hubungan
and enforcement of court
an negara masing-masing (mutual recognition kedua prinsip tersebut, Ricardo Simanjuntak menyatakan bahwa siapa
Niaga tersebut
decisin of contriatng coltntiesl'2l Putusan Pengadilan pun kreditornya, bagaimarla pun kekuatan ataupun kemampuannya
upaya relitigasi
maksimal hanya dibJrlakukan gebagai bukti terhadaP termasuk juga jaringannya dalam mengakses ataupun menguasai
aset debitor terse- t
yang dilakukan di pengadilan negara asing di mana harta debitor baik yang di dalam negeri maupun yang berada di luar
but berada. negeri, selama statusnya sebagai kreditor konkuren, maka dia tidak
Mengenai prinsip universal yang dianut dalam Undang-Undang
28
dapat memperoleh pembayaran melebihi dari hak proporsinya seperti
fepailita-i, Rahmat Bastian menyataka:e bahwa: yang ditetapkan oleh Undang-Undang. Apabila hal tersebut dilakukan,
Hukum kepailitan di Indonesia hanya mengatur prinsiP-prinlin
nynm maka tindakan tersebut mempakan pelanggaran terhadap hak pro-
Internasiona]yangberkenaarrdengansifatuniversaldarihak-hakme- porsi kreditor lainnya (perbuatan melanggar hukum), yang membuat
mana Pun
nagih atas aset-aset dari debitor pailit yang berada diwilayah kurator berhak untuk memaksa kreditor yang mendapatkan porsi
di iuar yurisdiksi Republik Indonesia (aset-aset pada
yurisdiksi asing),
pembayaran berlebih tersebut untuk mengembalikan kelebihannya ke
prinsip mana akan senantiasa terpengaruh dengan: boedel pailit.2e
pengadilan yang
1. pengakuan atau kemampuan melaksalakannya oleh Hoff juga menyatakan bahwa Undalg-Undang Kepailitan meng-
L..i"rrurrg pada yurisdiksi di mana aset-aset tersebut berada;
hak prioritas atas aset-aset anut teori universal, narrun demikian prinsip universal dari UUK ini
2. hak-hak kreditor lain yang mempunyai
tersebut di dalam yUsaiksi asing untuk menerima suatu kompen- terkendala oleh prinsip kedaulatan. Hoff lebih lengkap menyatakan
sasi, yang dibuat ol"h lo"ditot yang mengeksekusi hak-hak
mena- bahwa "The bankntptcy latu adopts the theory of uniuersalitg, i.e., that
gih [e aJan harta pailit, apabila kreditor yang mengeksekusi tela]t a bankruptcg declared in Indonesia includes the bankrupt's total assets,
irengambil aset-aseipada yrrisdiksi asing tersebut untuk pelunasan whereuer in the world theg mag be located. Obuiouslg, this pinciple is
sendiri saja. Kompensasijuga berlaku untuk setiap pengalihan tagih- limited bg the concept of sovereignty; the power and autlaities of the
an oleh kreditor yang mengeksekusi kepada pihak ketiga (a) dengan Indcnesian receiuer under the bankruptcy law can be exercised in a fo-
keinginan atau lktikad awal untuk mengeksekusi aset-aset-pada
ytr.ris-diksi asing secara eksklusif bagi diriDya dan di depan diban-
reign country only if the laws of country inuthichthe receiuer attempts to
ii"gk kreditor lain, atau (b) dengan tujuan memudahkan dirinya exercise them allow it."3o
"
2e
27
Ricardo Simanjuntak 2'Op. cit.,h.328-329' Ricardo Simanjunrak 2, Op. cit., h.329
2s
Rahmat Bastian 2, Op. cit-,h-298-299. 'o Jerry Hoff , Op. cit., p. 795.
96 97
PasaJ2l2,Pasal213,danPasal214UUKtersebuthanyaberkaitan
dengan harta debitor yang berada di
harta tersebut tidak dapat langsung
untuk pelunasan utang-utang debitor' ' --
ini pun masih ter-
au t p"iUaan yang aitlrus oieh kr:rator' Ketentuan
lain'
t.na** dengan keberlakuan norna di negara
Dengan kini belum terealisasi.
Undang KeP
genai kePaili
Bastian dan
Kepailitan hanYa sePanjang-"".t-^"et
Yang
dari hak-hak menagih dari debitor pailit yang berada di
"ia"
wilayah mana Pun di
itu pula, kendatiPun
universal Pasti akan
dinegara asing setemPat' Hal ini
Di Belanda sendiri
cognitionantara n.g"t"-"tg*a yang bersangkutan'
pelaksanaan prinsip universal antara lain
l,,itrt mengatasi tiUuntuan saling mengakui
membuat langkah membangrn kesepakatan untuk
recognition and' mutual enforcement) dai
dan melaksanakan lmufiial
Belgia melalui
putusan pailit negarLya telah dilanerl dengan negara
penandatanganan Netherlands-Belgio Exeantion Treatg'
mengatur me- sama sekali.
Ketidakkomprehensifan Undang-Undang Kepailitan
Hoffmenyatakanbahwaberkenaandengankepailitarrasing,Un-
ngenaiprinsip-prinsipkepaillintasbatas|crossborderinsoluenscg|
jr]gr ai"f."i ot.r, .l.tw rion "Unfottunatelg'
tters' The Bank'
The Bankruptcy Lartt'does no
*Or"O l,aufonly dealsutithsomeis
ationallaut' The
be solved by the application
oitnii"or"" of cross-border insolvenq must
an, debitor tersebut dapat juga dinyatakan pailit di Indonesia' Demiki-
of the rules i7 priuate international lanu or conftict law'"3t Selanjutnya
an juga, suatu kepailitair asing tidak dapat mencegah suatu penyitaal
ioff menyatrt n t.t*" sumber hukum utama untuk masalah-ma- aset debitor di Indonesia.3a
satahhukrrmperdatainternasionaladalahperjanjian-perjanjianinter-
national ltreatiesl, case law dan legalliterafitre' Akan tetapi pada
saat Pasat 436 Reglement op d,e Burgerlijke Rechtsuordeing (RV) Indo-
iniRepubliklndonesiabelummengadakanperjanjianantarbangsaapa nesia berpendirian bahwa, pada dasarnya putusan pengadilan asing
pun mengenai hukum perdata internasional berkaitan dengan cross- tidak dapat dilaksanakan di wilayah negara Indonesia, kecuali berke-
border insolvencg tersebut.
32
naan dengan pembiayaan yang telah dikeluarkan untuk penyelamatart
OIeh karena itu, hanrs ada suatu traktat yang ditandatangani
oleh kapal yang memuat barang (aueij-grosse), karena menurut pasal 724
3t
33
Ricardo Simanjuntak, Op. cit., h.334
lbid, p.193.
Jerry Hoff, Op. cit., p. ).96.
11
12 tuid, p.I94.
98 tr 99
secara komPrehensif.
nglilangan Pengadilan'
PrNcarunaNl.pMn.tce-u^asAcAYANCBsRKArrANDENGANKgpxrrr,qN
No-
1. Peradilan urnurn, lebih lanjut diatur dengan Undang-Undang
jo. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2004 ten-
mor 2 Tahun 1986
tang Peruba,han Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986;
2. Peradilan agarna, lebih lanjut diatur dengan Undang-Undang No-
mor 7 Tahun 1989 jo. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 ten-
tang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 ten- ,1
100 tr 101
ketentuart
susan yang diatur dengan undang-undang' Kalimat dalam
Atas uu No. 2 Tahun 1986 tentang Peradilan umum yang menyatakan peraturan perundang-undangan tersebut secara
konstitusi dan dalam
"diatur dengan undang-undang"' maka seha-
expresisuerbisdikatakan
rusnya pengaturan mengenai Pengadilan Niaga
juga harus diatur de-
,,g.i r.ra"o!-undang aan tut<an hanya diatur dalam undang-undang'
PJngertian "diatur dengan undang-undang" berbeda dengan Penger-
Kalau "diatur dengan undang-
tian "diatur dalam unJang-undang".
undang-undang tersendi-
undang' maka berarti harus diatur dengan I
Undang-undang" adalah susunan' kekuasaan, dan hukum
acaranya'
ri yang khusus mengatur mengenai hal itu, sedangkan kalau "diatur
Ketentuan-ketentuan kekuasaan kehakiman yang lama tersebut diam-undang-undang" maka bisa diselipkan dalam suatu
undang-
Dengan demikian' maka
undang yang berkatitan dengan hal tersebut' udalam'
p.t g";i"rt iengadilan Niaga yang diatur UUK tidak benar' se-
't tersendiri
Pengadilan Niaga diatur "dengan" undang-undang
"rJ"ny"
yang khusus mengatur mengenai Pengadilan Niaga'
Kon- Filosofi diselipkannya pengaturan Pengadilan Niaga dalam Un-
dang-Undang Kepaititan barangkali lebih pada aspek pragmatisnya'
se-
tr
lingkungan peradilan umum' peradilan agarna, peradilan militer' dan
uauJika hanya diatur secara sumir yang kemudian akan diatur
undang-und.ang tersendiri, biasanya pelaksanaannya molor dan tidak
dalam
dibuat secara cepat. Hal ini bisa pula dikaitkan dengan terdesaknya
peradilan tata usaha negara.
waktu untuk memberlakukan Undang-Undang Kepailitan pada tahun
Dalam Undang-Undang Kepailitan 1998 pengaturan mengenai 1998 berkaitan denganjadwal dailetter ofintent antara Indonesia de-
pengadilan Niaga diatur dalam Bab Ketiga tentang Pengadilan Niaga
ngan IMF. Namun demikian alasan ini sama sekali tidak relevan pada
pasal zso sampai Pasal 289. Dalam Pasal 280 UUK dikatakan bahwa
saat lahirnya UU 37 Tahun 2004, di mana tidak ada pertimbangan
permohonan pernyataan pailit dan penundaan kewajiban pembayaran pragmatis seperti pada tahun 1998 tersebut'
,trr,g diperiksa dall diputus oleh Pengadilan Niaga yang berada diling- Sedangkan kewenangan absolut dari Peradilan Niaga adalah me-
meriksa, mengadili, dan memutuskan perkara permohonan pailit dan
PKPU. Dalam perkembangannya Peradilan Niaga juga memeriksa, me-
ngadili dan memutus perkara perniagaan lainnya, seperti perkara pa-
ten, perkara merek, dan hak ciPta
Pengadilan Niaga dalam bab tersendiri seperti yang lama.
Problematika lebih lanjut dari kewenangan absolut Peradilan Niaga
Pembentukan Pengadilan Niaga yang diatur dalam undang-un-
dang kepailitan adalah tidak tepat. Semestinya pembentukan Penga- dalam sengketa kepailitan adalah apakah kompetensi absolut tersebut
dilan Niaga yang merupakan deferensiasi/spesialisasi dari peradilan hanya memeriksa, mengadili, dalr memutus perkara permohonan pailit
umum harrs dibentuk dengan undang-undang tersendiri, tidak hartya dan PKPI-I ansich. Artinya, bagaimana dengal perkara-perkara yang
diselipkan dalam Undang-Undang Kepailitan. Dalam Pasal 24 A Ayat berkait dengan kepailitan, misalnya, actio pauliana kepajlitan, sengketa
(5) UUD 1945 menyatakan bahwa susunan, kedudukal, keanggotaan, perburuhan dalam perseroan terbatas yang pailit, dan bantahan ter-
dan hukum acara Matrkamah Agung serta badan peradilan di bawah- hadap sita jaminan atas harta kekayaan debitor sebelum dinyatakan
nya diatur dengan undang-undang (kursif dari penulis). Demikian pailit. Dalam Pasal 3 Ayat (1) UUK dikatakan bahwa Putusan atas
pula dalam UU Peradilan umum tersebut di atas dalam Pasai 8 ditegas- permohonan pernyataan pailit dan hal-hal lainyangberkaitan dan/atau
kan bahwa di lingkungan peradilan umum dapat diadakan pengkhu- diatur dalam undang-undaag ini diputuskan oleh Pengadilan yang da-
103
to2
hukum
ekslusif, namun ketentuannya adalah bukan hal baru dalam
peraturan kepailitan zarnan belanda
kepailitan, karena telah ada sejak
yang dikenal sebagai hakim komisaris'
waktu penyelesaiannya'
pat verifikasi.
Keberadaan hakim Pengawas sangat penting serta sangat diperlu-
kan datam proses Pengurusan dan pemberesan harta pailit' Hal ini
mengingat tugas dal tanggung jawab kurator yang sedemikian berat
terlebihjika debitor pailit itu suatu perseroan terbatas. Di samping itu
dapat mendamaikan kedua belah pihak, sekalipun perselisihal terse- pula, hakim pengawas dapat berfungsi sebagai pengawas tugas-tugas \l
Uui tetatr diajukan ke pengadilan, Hakim Pengawas memerintahkan kurator itu sendiri. Karena itu kurator dan hakim pengawas meru-
pihak untuk menyelesaikan perselisihan tersebut pakan dua variabel penting dalam pelaksanaan pengumsan dan pem-
lasan Pasal L27 Ayat (1) UUK dijelaskan bahwa t...".r, harta pailit. Kedua lembaga ini adatah masing-masing berdiri
an "pengadilan" dalam Ayat ini adalah pengadilan sendiri, narnun sulit unh:k dipisahkan. Hakim Pengawas bukanlah
negeri, pengadilan tinggi, atau Mahkamah Agung. superordinasi dari kurator dan kurator bukan subordinasi dari hakim
pengawas, demikian pula sebaliknya. Keduanya memiliki tugas, we-
Ketentuan Pasal 127 Ayat (1) UUK dan penjelasannyajelas berten-
wenang dan tanggung jawab masing-masing.
tangan dengan ketentuan Pasal 3 Ayat (1) UUK' Menurut saya, yang
benar adalah ketentuan Pasat 3 Ayat (1) UUK di mana pasal ini meru- Adapun tugas, wewenang, dan tanggung jawab hakim pengawas
pakan penonnEran dari prinsip debt pooling tersebut. Sehingga kompe- menurut Undang-Undang Kepailitan adalah antara lain sebagai beri-
tensi absolut terhadap hal-hal lain yang berkaitan dengan kepailitan kut, bahwa dalam jat gka walrhr paling lambat 5 [ima) hari setelah
adalah merupakan kompetensi absolut Pengadilan Niaga. tanggal putusan pernyataan pailit diterima oleh kurator dan hakim pe-
ngawas, hakim pengawas menetapkan paling sedikit 2 (dua) surat ka-
Dengan demikian, ketentuan tersebut, menunjukkan bahwa prin-
bar harian untuk mengumumkan mengenai kepailitan tentang ikhtisar
sip debt pooling dalan Undang-Undang Kepailitan tidak dianut secara
putusan pernyataan pailit y41g memuat ha]-hat sebagai berikut:
konsisten. Artinya, bahwa dalam Undang-Undang Kepailitan terkan-
dung ketentuan yatg crnl'Jradicilio interminis berkaitan dengan kompe- a. narna, alamat, dan pekerjaan debitor;
tensi absolut kepailitan ini. b. nama hakim pengawas;
5.1.2 Hakim Pengawas c. narna, alamat, dan pekerjaan kurator;
to4 r05
Ha-
rumahnya sendiri, di bawah pengawasan jaksa yang ditunjuk oleh
Pengumumandalamsuratkabartersebutmerupakalsesuatuhal
kim Pengawas.
awalyangsangatpentinguntukdiketahuiolehseluruhk.reditor.Hal
ini karena belum tentu semua kreditor tahu mengenai penetapan ke- 5.1.3 Hakim Ad hoc
pailitan debitornya, apalagi jika debitor pailit mempunyai kreditor yang I
sangat banyak, seperti perseroan terbatas yang bergerak di bidang
asuiansi. Di samping itu juga, Pengumuman ini berfungsi sebagai
maklumat terhadap pihak ketiga untuk tidak mengadakan transaksi
debi-
apa pun yang berkaitan dengan harta pailit debitor seperti ketika
tor tersebut tidak sedang dalam pailit. Keadaan tersebut akan mernpu-
nyai fungsi sebagai perlindungan hukum terhadap pihak ketiga yang
beriktikad baik serta juga untuk menjaga keutuhan harta pailit yang
pada gilirannya adalah demi perlindungan hukum para kreditor dan tingkat pertama dapat juga diangkat seorang yang ahli sebagai hakim
debitor itu sendiri. ad hoc. Sebelumnya hakim ad hoc diatur dalam Peraturan Mahkamah
Agung Nomor 3 Tahun 1999 tanggal 10 Desember 1999 tentang Hakim
Dalam hal harta pailit tidak cukup untuk membayar biaya kepai-
ea ni"yang kemudian disempurnakan dengan Peraturan Mahkamah
litan maka hakim pengawas berlvenang mengusulkan kepada peng- Agung Nomor
adilan untuk memutuskan pencabutan putusan pernyataan pailit. purnaan Perat
Dalam hal ini, Pengadilan di samping menerima usulan dari hakim Hakim Adhoc.
pengawas, untuk memutuskan pencabutan putusan pernyata.an pailit
bahwa untuk menunjuk hakim ad hoc, ketua Pengadilan Niaga wajib
tersebut, juga mendengarkan keterangan dari panitia kreditor semen-
memerhatikan: (a) sifat kompleksitas perkara/ sengketa yang dihadapi,
tara dan dari debitor Pailit.
(b) aspek internasional daI1 penerapan hukumnya, (c) spesialisasi dall
Hakim pengawas juga berwenang memberikan keterangal kepada besarnya nilai perkara yang diaditi, (d) wawasan keahlian dan ilmu pe-
majelis hakim yang akan mengambil ketetapan pengurusan atau pem- ngetahuan yang diperlukan dalam penyelesaian kasus yang bersang-
beresan harta pailit. Hakim Pengawas berwenalg untuk mendengar kutar.
keterangan saksi atau memerintahkan penyelidikan oleh para ahii
Dalam sejarah perjalanan Peradilan Niaga pasca perubahan tahun
untuk memperoleh kejelasan tentang segala hal mengenai kepailitan.
1998, pertama kali diangkat hakim ad hoc ada 4 orang, yakni, Rudhi
Hakim pengawas berwenang memberikan persetujuan kepada kurator
Prasetya, CFG. Sunaryati Hartono, Setiawan, dan Elijana Tansah se-
apabila kurator akan melakukan pinjaman kepada pihak ketiga. Keten-
bagaimana yang diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 71/M Tahun
tuannya adalah apabila dalam melakukan pinjaman dari pihak ketiga
1999. Namun demikian, keempat hakim adhoc tersebut belum sampai
kurator perlu membebani harta pailit dengan gadai, jaminan fidusia,
hak tanggungan, hipotek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya, menjalalkan tugasnya dengan berbagai problematikanya masing-ma-
maka pinjaman tersebut harus terlebih dahulu memperoleh persetujuan
sing. Dari data penelitian saya, hanya ada satu hakim ad hoc yang
hakim pengawas. Hakim pengawas berwenang mengusulkan kepada pernah bertugas menjadi hakim ad hoc kepailital, yaitu Elijana Tan-
majelis hakim untuk melakukan penggantian kurator. Hakim penga- zah. Kemudian pada tahun 2000, dengan Keputusan Presiden Nomor
was berhak untuk menerima laporan tugas kurator setiap tiga bulan 108/M Tahun 2000 pemerintah menetapkal sembilan orang hakim
sekali. ad hoc lagi. Namun sampai berakhirnya masa tugas hakim-hakim ad
hoc tersebut tidak ada yang pernah bertugas satupun. Dan dengan
Sedangkan dalam rapat-rapat kreditor, hakim pengawas bertin-
berakhirnya masa tugas ketiga belas hakim ad hoc itu, maka sejak
dak sebagai ketuarrya. Hakim pengawas benvenang memberikan ke- pertengahan tahun 2003 tidak ada lagi satu hakim ad hoc pun yang
terangan kepada majelis hakim untuk mengusulkan agar debitor pa-
resmi ditetapkan dan sampai buku ini ditulis masih terjadi kekosongan
ilit ditahan baik di tempatkan di rumah Tahanan Negara maupun di hakim ad hoc pada Pengadilan Niaga.
106 ro7
dang Kepailitan ini, Jerry Hoff berpendapat:
liabilitg tlwn would
5.1.4 Kurator In Mg opinion, this article doesnot create a sticter
1365 CC| A recetuer
Dalamtahapankepailitarr,ad'asatulembagalagryangSangatpen- arise under trc appticaate rules for totl @rncle
a Any of fault is
magbe held liable torl' degree
ting keber iJfl: suffiaent to ctedle
ited
109
108
I
halangi lelaksanaan tugasnya dengan penuh tanggung jawab sesuai . dokumentasi (termasuk dokumentasi pendukung) yalg berhubu-
peraturan perundang-undangan yang berlalm' ngan Cengan harta pailit atau kewajiban harta pailit, termasuk
Dalam pembaruan Undang-Undang Kepailitan 1998 maupun 2OO4, narnun tidak terbatas pada catatan atau uraian atas harta pailit
ada perubahan pengaturarl mengenai kurator yang cukup progresif, atau pertelaannya;
yat<ni dimungkinkannya kurator selain Balai Harta Peninggalal. Da- o catatan hat-hal yang dianggap penting oleh kurator dalam men-
lam Pasal 1 Angka 5 uuK 2004 dikatakan bahwa kurator adalah Balai jalankan penugasarlnya;
Harta Peninggalan atau orang perseor€mgar yang diangkat oleh Pe- . minuta rapat-rapat yang diselenggarakan sehubungan dengan pe-
nugasar, termasuk namun tidak terbatas pada rapat kreditor dan
konsuitasi kurator dengan hakim pengawas;
" Jerry Hoff, op. cit., p. 7O-71.
111
110
dan representasi
. kesimpulan-kesimpulan, analisis' memorandum'
yang dibuat kurator selama Penugasannya;
r matrikulasi kemajuan kerja; dan
. Iaporan-laporan kurator sebagaimana
dimaksud dalam Undang-
Undang KePailitan'
utama kurator adalah melak- a. merupakan perjanjian di mana kewajiban debitor
jauh melebihi
mberesan atas harta Pailit se- tcew4:iUal pihak dengan siapa perjanjian tersebut dibuat;
. Namun demikian' tugas-tugas jaminan untuk
b. merupakan pembayaran atas, atau pemberian
rih lanjut oleh undang-undang un- atau tidak dapat
banyak pihak yang terkait'
utanj yang bilum jatuh tempo dan/atau belum I
ttrk menghindari perbedaan penafsiran dari ditagih;
Proposisi ini cukup tepat merrgingat rentannya dilakukan oleh debitor perorarrgan, dengan atau untuk kepenting-
gugltan-gugatan baik dari pihak ketiga' pihak
c.
tugas-tugas dan all:
f,"f r.aitot sendiri. Adapun
-kuratoi
lebih lanjut penting bagi sebagaimana diamanatkan undang- 1) suami atau istrinya, anak angkat, atau keluarganya sampai
kurator berhak me-
undang adalah aatara iain sebagai berikut' bahwa derajat ketiga;
pailit dari pengadilan
nerima salinan putusan permohonan pernyataan 2l suatu badan hukum di mana debitor atau pihak sebagaimana
dimaksud pada angka 1) adalah anggota direksi atau pengu-
rus atau apabila pihak tersebut, baik sendiri-sendiri maupun
bersama-sama, ikut serta secara langsung atau tidak lang-
pengangkatannya sebagai kurator serta sungdalamkepemilikanbadanhukumtersebutlebihdari
irrrl *.ty"takan sifat, jumlah piutang dan utang harta pailit' nama 50% (lima puluh persen) dari modal disetor atau dalam pe-
i"rit.r.rp.t tinggal kreiitor beserta jumlah piutang masing-masing ngendalian badan hukum tersebut'
kreditor. d. dilakukan oleh debitor yang merupakan badan hukum, dengan
tanggal
Dalam jangka wakhr paling lambat 5 (tima) hari setetah atau untuk kePentingan:
pailit diterima oleh kurator dan hakim pengawas'
putusan pernyataan 1) anggota direksi atau pengurus dari debitor, suami atau istri,
dan
Inrrator mengumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia anak angkat, atau keluarga sampai derajat ketiga dari ang-
paling sedikit 2 (dua) surat kabar harian yang ditetapkan oleh hakim
gota direksi atau pengurus tersebut;
pengawas, mengenai ikhtisar putusan pernyataan pailit yang memuat
hal-hal sebagai berikut:
2l perorEulgan, baik sendiri atau bersama-sarna dengan suami
atau istri, anat< angkat, atau keluarga sampai derajat ketiga,
- narna, alamat, dan pekerl'aan debitor; yang ikut serta secara langsung atau tidak langsung dalam
- narna hakim Pengawas; kepemilikan pada debitor lebih dari 50% (lima puluh persen)
- narna, alamat, dan pekerjaan kurator; dari modal disetor atau dalam pengendalian badan hukum
tersebut;
-nalna,alamat,danpekerjaa!anggotapanitiakreditorsementara,
apabila telah dihrnjuk; dan 3) perorangan yang suami atau istri, anak angkat, atau keluar-
ganya sampai derajat ketiga, ikut serta secara langsung atau
- tempat dan wakt'-r penyelenggaraan rapat pertarna kreditor'
tidak langsung dalam kepemilikan pada debitor lebih dari
Kurator juga berwenang mengajukan tuntutan hukum atau meng- 50% (lima puluh persen) dari modal disetor atau dalam pe-
hadapi tuntutan hutmm atas harta pailit, melakukan gugat adio pau' ngendalian badan hukum tersebut.
lt2 113
an pelaksanaan perjanjian timbal 11*'""U
e. dilakukan oleh debitor yang merupakan badan hukum dengaa
mengadakan perjanjian-dengan deb 11'-T-1*
atau untuk kepentingan badan hukum lainnya, apabila: perJarularl
menerima tuntutal ganti rugi dari
1) perorangan anggota direksi atau pengurus pada kedua badan J.rrg.o debitor apabila tidaktemberikan
jawaban atau tidak bersedia
usaha tersebut adalah orang yang salna; jaminan atas
melljutkan pelaksanaan perjanjian serta memberikan
dapat menghen-
2l samPai derajat k"""ogg,-,pronya melaks"'ftL perjanjian' Kurator
pengurus debi- syarat pemberitahuan penghentian di-
tikan perjanjiart sewa, dengan
pengurus Pada dengan adat kebiasaan
lakukan sebelum berakhirnya perjanjian sesuai
badan hukum lainnya, atau sebaliknya; setemPat.
hubungan ker-
3) perorangarl anggota direksi atau pengurus, atau anggota ba- Kurator berwenang untuk meiakukan pemutusan
mengabaikan
dan pengawas pada debitor, atau suami atau istri, anak ang- ja, jika si pailit adalah !",".to* terbatas, dengal tanpa
pemberitahuan paling
kat, atau keluarga sampai derajat ketiga, baik sendiri atau p.ot rrrrt- ketenagakerjaan dan hal itu dengan
bersama-sama, ikut serta secara langsung atau tidak lang- singkat 45 (empat puluh lima) hari sebelumnya'
sung dalam kepemilikan badan hukum lainnya lebih dari 50% yang jatuh
Kurator juga dapat menerima atau menolak warisan
(lima puluh persen) dari modal disetor atau dalam pengenda- warisan tersebut
selama kepailitan. Apabila menerima warisan' maka
lian badan hukum tersebut, atau sebaliknya; maka ha-
menguntungkan harta pailit sedangkan apabila menolaknya' jika
rr.s izin hakim pengawas. Ketentuan ini tentunya tidak
4l debitor adalah anggota direksi atau pengurus pada badan hu- berlaku
terbatas' Selain
kum lainnYa, atau sebaliknYa; debitor pailit itu suatu badan hulmm seperti perseroan
dapat
5) badan hukum yang sarna, atau perorangan yang sama baik itu, kurator dapat meminta pembatalan hibah apabila kurator
bersama, atau tidak dengan suami atau istrinya, dan/atau membuktikanbahwapadasaathibahtersebutdilakukarrdebitorme-
para anak angkatnya dan keluarganya sampai derajat ketiga ngetahuiataupatutmengetahuibahwatindakantersebutakanme.
ikut serta secara langsung atau tidak langsung dalam kedua ngakibatkan kerugian bagi kreditot '
badan hukum tersebut paling kurang sebesar 50% (lima pu- Ha1 yang sangat penting dalam kepailitan adalah
persoalan pe-
luh persen) dari modal yang disetor; pemegang jaminan ke-
nangguhan eksekusi (stay) terhadap kreditor
lerJa"rr. Kurator dalam ha-l ini berwenang melakukan penangguhan
f. dilakukan oleh debitor yang merupaka-n badan hukum dengan
atau terhadap badan hukum lain datam satu grup di mala debitor eksekusi (stay) terhadap para kreditor separatis sebagai pemegang
adalah anggotalya; jaminan kebendaan, untuk selanjutnya menjual jaminan tersebut de-
g. ketentual dalam huruf c, huruf d, huruf e, dalt huruf f berlaku ngan t arga yalg layak dengan tetap mempertimbangkan kepentingan
{ mutatis mutandis dalam hal dilakukan oleh debitor dengan atau t separatis tersebut sebagai pemegang jaminan itu'
"dito.
untuk kepentingal: Kurator dapat menggunakan harta pailit berupa benda tidak ber-
1) anggota pengums dari suatu badan hukum, suami atau istri, gerak maupun benda bergerak atau menjual harta pailit yang berupa
anak angkat atau keluarga sampai derajat ketiga dari anggota uenda bergerak yang berada dalam penguasaan kurator da-lam rangka
pengurus tersebut; kelangsunlan usaha debitor, dalam hal telah diberikan perlindun-
ganyangwajarbagikepentingankreditorataupihakketiga.Kurator
2l perorangarl, baik sendiri maupun bersama-sama dengan su- a"p.t prt" melakukan pinjaman dari pihak ketiga, semata-mata dalam
ami atau istri, anak angkat, atau keluarga sampai derajat
rangka meningkatkan ni.lai harta pailit dan apabila dalam melakukan
ketiga yang ikut serta secara langsung atau tidak langsung
pinjaman dari pihak ketiga kurator perlu mernbebani harta pailit de-
dalam pengendalian badan hukum tersebut;
ngan gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak agu-
Kurator juga berwenang memberikan kepastian tentang kelanjut- nan atas kebendaan lainnya maka pinjaman tersebut harus terlebih
115
774
dahulu memperoleh persetujuan haldm Pengalras' dengan debitor atau kreditor, dan
untuk trepaititan dan penundaan kewajib
Kurator dapat mengajukan permintaan kepada pengadilan
apabila debitor (tiga) perkara. Pembatasan ini mem
melakukan penahanan ip"k". badan) terhadap debitor
harta pailit' Ku- tor adalah tidak ringan serta sang
dianggap turang tooperatif dahm rangka pemberesan
harta ppilil ad
ratoiharus melaksanakan semua upaya untuk mengamalkan
perhiasan' efek' tidak oP
pailit dan menyimpan semua surat, dokumen, uang'
terima' sarnaan
ian surat berharga lainnya dengan memberikan tanda penanganan kePailitan ini
dan
Berkaitan dengan kepailitan badan usaha' maka kurator
dapat
Sedangkan
iebih clredible. :ffi:
melanjutkan usatra deUitot y*g dinyatakan pailit walaupun terhadap
peninjauan lah bahwa diharapkan terjadinya .
putusan pernyataan pailit tersebut diajukan kasasi atau Hal ini karena dalam praktiknya ada kurator
yang menanganl sangat
biaya-biaya kepailitan, ma- pailit hanya dirinya yang
LemUafi.patam hal kurator membutuhkan trw.t kepeilitan ini di mana setiap putusanpihak
pailit sejauh diperlukan untuk banyak kurator yang
ka kurator dapat mengalihkan harta lit-r'rrJ.,L seUagai kurator, sementara di lain
menutup biaya kepailitan atau apabila penahanannya akan mengaki- sama sekali belum pernah ditunjuk untuk menjadi
kurator dalam ke-
pa-Iit
batkan ierugian pada harta pailit, meskipun terhadap putusan pailitan.
diajukant<asasiataupeninjauarrkembali.Kuratordapatmengadakan Nomor 37 Tahun
Perubahan lain yang ada dalam Undang-Undang
perdamaian guna mengakhiri suatu perkara yang sedang berjalan atau
rapat- 2004terutam"y"ogu..-kaitandengankuratoradalahbahwatidakdi.
mencegatr timUufnya suatu perkara' Kurator harr-s menghadiri perdata' misalnya'
para kreditor maupun diperintahkan oleh mungkinkannya kurator oleh sebuah persekutuan
rapat |ang d.iadakan oleh
hakim pengawas.
Uutirm. Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998 hal tersebut
Nomor 4 Tahun
dimungkinkan. Dalam Pasal 67 R Ryat (2) Huruf a UU
Pada fase-fase terakhir kepailitan, menurut Pasal2O2 Ayat (3) Un- 1998 dikatakan bahwa Yang dapat menjadi kurator
adalah perorangalr
dang-Undang Kepailitan, maka kurator harus mengumumkan berak- atau persekudtan perdaiy,ogberdomisili di Indonesia' YmB memi-
trirnya tepaititan-aalam Berita Negara Republik Indonesia, setelah daJ- liki keahlian khusus yang aiUutuhkan dalam ralgka mengurus dal/
tar pembagian penutup memperoleh kekuatan hukum tetap' Setelah atau membereskan Sementara dalam Undang-Undalg No-
trartalafit.
itu kurator wajib memberikan pertanggungiawaban mengenai pengu- mor 37 tahun 2004 Pasal 70 Ayat (2) menentukan bahwa
yang dapat
rusan dan pemberesan yang telah dilakukannya kepada hakim penga- menjadi kurator sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b' adalah
was paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah berakhirnya kepailitan. (a) orang p..."or^rrgJo yang berdomisili di Indonesia' yang memiliki
Pada segi lain, di samping tugas dan wewenallg kurator terse- keahlian khusus yang aiUutuhkan datam rangka mengurus dan/atau
but, kurator juga mempunyai tanggung jawab hukum terhadap pe- membereskanhartap"itit;a,t(b)terdaftarpadakementerianyang
t
rjaannnya tersebut. Dalam PaseJ 72 Undang-undang Kepailitan di- lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang hukum dan peraturan
katalcan bahwa kurator bertanggung jawab terhadap kesalahan atau p..,rtta"t g-undangan. Perubahan ini sangat tepat mengingat Perse-
kelalaiannya dalam melaksanakan tugas pengurusan dan/atau pem- t-,t perdata adalah bukal badan hukum di mana masing-masing
beresanyang menyebabkan kemgian terhadap harta pailit. Dalam kai- "rr
pesero /partner mempunyai tanggung jawab pribadi'
tan dengan pertanggungjawaban kurator tersebut, maka kurator harus Adapun Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) tidak
menyampaikan laporan kepada hakim pengawas mengenai keadaan dikenal kurator melajnkan dikenal apa yang disebut sebagai
harta pailit dan pelaksanaan tugasnya setiap 3 (tiga) bulan. "a"oy^
pengums. Berbeda dengan kurator yang mempunyai tugas dan we-
Dalam Undang-Undang Kepailitan 2OO4 terdapat pembatasan ku- wenang yang sangat luas untuk melakukan pengurusan dan pembe-
rator untuk menangani kep"itiistl ini. Di dalam Pasal 15 Ayat (3) UUK ."..t h..t"l"itit t.tp" ikut campurnya si pailit, maka dalam PKPU
ditegaskan bahwa kurator yang diangkat sebagaimana dimaksud pada pengurus hanyalah melakukan pengurusan terhadap harta debitor
Ayat (1) harus independen, tidak mempunyai benturan kepentingan L.r"*^ dengan debitor. Jadi, dalam melakukan pengurusan harta
116 rt7
laporan tersebut juga hams
pengurLlsarl' keadaan harta debitor setiap 3 bulan dan
debitor, Pengurus tidak bisa secara sendiri melakukan disediakan pengadilan' Pengurus berwenang mem-
di kepaniteraan
dan debitor PKPU
akan tetapi tt*" bersama dengan debitor' Pengurus berikanpersetujuanagardebitordapatmelakukantindakankepeng-
dapatibaratsisimatauangyangbisadibedakarrakantetapitidakda- urusanataumemindahkanhAkatasSesuatubagiandarihartanya,
melakukan pinjamart
pat dipisahkan. Jerry Hoffmenyatakan bahwa: untuk melakukan kewajiban-kewajiban' untuk Pengurus
ketiga dalam rangtca meningkatkan harta
debitor'
Inits iudgement grantitg the petittonfor suspension of payments' the JJ pin"t penggugat maupun ter-
ruill apioint one or more admiristrators. The dffirence bersarna_sama dengan debiior untuk menjadi
"o^i"r"iol
befiieen a "*rt
bantcrupt diitor and a debtor wla ha,s obtained a stpension
gugat yang berkaitan dengan harta debitor'
of and
of pagments is tlrrrt tle lafler does not lose thc power to dispose Pada fase-fase terakhir PKPU, menurut PasaJ273
Undang-undang
adminisler his propeftg as a results of the judgenent' The restidion PKPU dalam t
pengakhiran
tlv debtor in o s,rJp"ttsiott of pagments is llat he is not allowed I(epailitan pengurus harus mengumumkan
.tomaftagehisbusinesswitllouttlr-cooperationoftteadministrator.
for yang ditunjt't ot"t' hakim Pengawas' Sebagaima-
surat kabar harian
Kepailitan
A receivbr in a bankruTttcg "replaes" the bankrupt debtor' but an na kurator pula, dalam Pasal 234 Ayat (a) Undang-Undang
juga bertanggung jawab terhadap kesala-
admirustratordoesnot-replaethedebtor;theadministratorandthe
In
mengatur bahwa pengums
debtor are like stamese tutins duing the suspension of pagments' tugas kepengurusan yang
han atau kelalaiannya dalam melaksalakan
Principle, th.e one connot act utitlwut the other'3g debitor'
menyebabkan kerugian terhadap harta
Sebagaimana ketentuan terhadap kurator, bagi pengurus pun di- 2 Hurula Acana DAIAM KrraurraN
5.
haruskan untuk bertindak independen serta tidak mempunyai ben-
turan kepentingan dengan kreditor maupun debitor. Bahkan Pasal 234 5.2.1 Syarat dan Thta Cara Pen$ajuan Permohonan Kepailitan
Ayat (2) Undang-Undang Kepailitan ditegaskan bahwa jika pengurus Permohonan kepailitan diajukan ke Pengadilan Niaga
melaiui pa-
terbukti tidak independen dikenakan sanksi pidana dan/atau perdata nitera Pengadilan Niaga tersebut. Adapun yang dapat mengajukan
per-
sesuai dengan peraturan perundang-undangan' mohonan kePailitan adalah:
Tindakan-tindakan hukum yang dilakukan oleh debitor PKPU tan- o Debitor;
pa persetujuEln pengurtls dianggap tidak mengikat, kecuali tindakart
o Kreditor;
hukum tersebut menguntungkan harta debitor'
. Kejaksaan, dalam hal untuk kepentingan umum;
Pada prinsipnya tugas dan wewenang utama Pengums adalah
. Bank Indonesia, dalam hal debitornya menrpakan bank;
melaklkan pengumsan terhadap harta kekayaan debitor bersama-
sama dengan debitor PKPU. Namun demikian, undang-undang Kepai-
. Badan Pengawas Pasar modal (Bapepam), dalam hal debitornya
litan merinci tugas-tugas dan wewenang Pengurus dalam PKPU' perusahaan efek, bursa efek, atau lembaga kliring dan penjami-
nan; dan
Adapun tugas-tugas dan kewenangan Pengurus dalam PKPU di-
rinci sebagai berikut, bahwa pengums wajib segera mengumumkan
. Menteri Keuangan, dalam hal debitornya adalah perusahaan asu-
putusan penundaan kewajiban pembayaran utang sementara dalam ransi, perusahaan reasuransi, dana pensiun, atau Badan Usaha
Berita Negara Republik Indonesia dan paling sedikit dalam 2 (dua) Milik Negara (BUMN) yang berkecimpung di bidang kepentingan
surat kabar harian yang ditunjuk oleh hakim Pengawas dan peng- publik.
umuman tersebut juga hams memuat undangan untuk hadir pada Permohonan kepailital tersebut wajib diajukan melalui advokat
persidangan yang merupakan rapat pernusyawaratan hakim berikut kecuali jika pemohonnya adalah kejaksaan, Bank Indonesia, Bapepam,
tanggal, tempat, dan waktu sidang tersebut, nama hakjm Pengawas atau Menteri Keuangal.3e Ketentuar ini merupakan satu kemajuan da-
dan nama serta alamat pengums. Pengurus wajib membuat laporan lam hukum acara perdata, karena dalam hukum acara perdata (biasa)
t 119
118
paling
saja Pengadilan Niaga dapat menunda penyelenggar€ran sidang
gugatan harus dikua-
tidak ada ketentuan mengenai kewajiban bahwa lama 25 hari terhituttg tanggal permohonan pendaftaran'4o
sakan pada advokat. Filosofi dari ketentuan ini adalah bahwa proses ".jrk
Dalam Undang-Undang Kepailitan 2004 ada ketentuan yang
cu-
beracaia pada peradilan kepailitan menekankan pada efisiensi dan permohonan kepailitan di tingkat kepa-
diharapkan proses kup krusial mengenai Proses
efektivitas beracara. Dengan melalui advokat maka nitlraan Pengadilan Niaga, yakni ketentuan yang menyatakan bahwa
advokat dianggap tahu
beracara tidak mengalami kendala teknis sebab panitera wa;ib menolak pendaftaran Perrnohonan pernyataan
pailit
hukum beracara. fagi institusl bank, perusahaan efek, bursa efek, lembaga kliring dan
Kelengkapan yang harus dipenuhi datam pengajuan
kepailitar se- dana p'en-
p.Ii"-iorr, perusahaan asuransi, perusahaal reasuransi'
.ir.r, a"r, BUMN yang bergerak di bidalg kepentingan publik yang di
oleh Pengadilan Niaga adalah'
suai dengL iormulir yang disediakan
(5) uuK
antara lain: ajukan tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 1 Ayat (3), (4), dan
filosofi yang
o surat permohonan bermaterai dari advokat yang ditujukan
kepada .eUagaimana tersebut di atas. Ketentuan ini mempunyai
crrml baik, mengingat dalam praktiknya advokat tetap saja mengaju-
Ketua Pengadilan Niaga setemPat;
.izin/kartuadvokatyangdilegalisirpadakepaniteraanPengadilan kan permohonan-pailit walaupun itu berkaitan dengan lembaga-lem-
Niaga setemPat; baga.tersebut.Pernahterjadilembagabankdimohonkanpailitoleh
pitr.-at tetiga, yaitu dalam kasus Bank Internationa] Finance Indonesia
o surat kuasa khusus; Bank Danamon'
osurattandabuktidiri/KTPsuami/sitriyalgmasihberlaku(bagi iffll yrrrg mengajukan permohonan pailit terhadap pailit terhadap Bank
iaaa-mulanya Bank IFI mengajukan permohonan
debitor perorangan), akta pendirian dan tanda da-ftar perusahaan/ (BI), akan tetapi BI menolak untuk
pendaf- Danamon melalui Bank Indonesia
TDP yang dilegalisir (bagi debitor Perseroan terbatas)' akta Bank Danamon di Pengadilan
yang dilegalisir (bagi debitor yayasan/part- mengajukan permohonan pailit terhadap
taran yayasan/asosiasi
Niaga.;' Kemudian Bank IFI sendiri yang mengajukan permohonan pai-
ner), suiat pendaftaran perusahaan/bank/perusahaan efek yang
dile galisir (bagi pemohon kej aksaan / BI / B apepam) ;
lit terhadap Bank Danamon di Pengadilan Niaga. Dalam putusannya,
Pengadilan Niaga menolak permohonan pailit tersebut dengan dasar
o surat persetujuan suami/istri (bagi debitor perorallgan), Berita
Acara RUPS tentang permohonan Pailit (bagi debitor perseroall
terbatas), putusan dewan pengurus (bagi yayasan/ partner) ; s Pasal 6 UUK.
. daftar aset dan kewajiban (bagi debitor Perorallgall), neraca keu- ar Penolakan BI merupakan hal menarik aPun
angan terakhir (bagi perseroan terbatas /yayas an / p artner) ; darr yang menjadi alasan BI daljm menolak permoh itkan
. narna serta alamat kreditor dan debitor. Bank Danamon adalah: (l) bahwa ddam hal onan
t20 li t2l
?
122 tr t23
dengan
paui waktu tidak sampai berlamt-larut dan biasanya yang melampaui
waktu tersebut adalah perkara-perkara kepailitan yang cukup kom- trlHt
pleks di mana hakim memerlukan waktu untuk mengkaji secara lebih
Hashim Dj ojohadikusumo'a6
komprehensif sehingga putusannya berkualitas' Pola acara seperti ini
dikenal adanya replik
sepatutnya diberlakukan juga dalam acara pengadilan negeri maupun Dalam proses persidangan kepailit'n tidak
pengadilan-pengadilan lainnya, sehingga masalah klasik terjadinya pe- d an duplik ..u vai g dike n
"g^i- ^"'
al.*il'.ff i:ffi ,ffit::X[
numpukan perkara di pengadilan khususnya Mahkamah Agung tidak
terjadi lagi. emPunYai utang Yang telah jatuh
a minimal dua kreditor' Namun
5.2.2 Proses Persidangan demikian' Dalam Persidangan' se-
Setelah pemanggilan para pihak untuk bersidang pada waktu yang semacarnnya se-
ring terlibat adanya proses replik, duplik' dan
yang telah ditetapkan, maka proses persidangan permohonart peneta- hingga mirip pada hukum acara perdata biasa'
pan pailit dimulai oleh majelis hakim Pengadilan Niaga. Permohonan ditetap-
Selama putusan atas permohonan pernyataan pailil bel-um
pernyataan pailit harus dikabulkan apabila terbukti secara sumir bah-
karr,makakreditorataupemohonlainnyadapatmengajukanpermo-
wa persyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana yang syaratkan jaminan terhadap
honan kepada pengadilan untuk meletakkan sita
dalam Pasal I Ayat (1) UUK terpenuhi,aa yakni syar:at adanya utang kekayaan debitor dan menunjuk kurator semen-
yang telah jatuh tempo dan adanya minimal dua kreditor. Adapun yang
sebagian.t", ".lr.ot, dan mengawasi pem-
tara untuk mengawasi penielotaan usaha debitor
menjadi perdebatan adalah batasan konsep dari pembuktian seder- kekayaan debi-
bayaran kepada kreditor, pengalihan, atau penjaminan
hana tersebut. Dalam penjelasan Pasal 8 Ayat (4) UUK hanya dijelas- kurator'a7
kan bahwa yang dimaksud dengan "fakta atau keadaan yang terbukti toiyang aiam rangka t .i.itit"tt memerlukan persetujuan
pihak ketiga yang
secara sederhana" adatah adanya fakta dua atau lebih kreditor dan Apabila setelah sita jaminan dijatuhkan dan ada
baltahannya ha-
fakta utang yang telah jatuh waktu dan tidal< dibayar, sedangkan per- *.rgkl^i* sebagai p.*itit barang yang disita, maka
bedaan besarnya jumlah utang yang didalihkan oleh pemohon pailit rus diajukan ke Pengad-rlan Niaga tersebut'
ma-
dan termohon pailit tidak menghalalg, dijatuhkannya putusan per- Setelah proses pemeriksaan terhadap pernohonan dilakukan'
putusannya paling lam-
nyataan pailit. ka hakim Pengadilan Niaga harus menetapkan
bat 60 hari sejak p..r.roho,,"rl tersebut didaftarkan di pengadilan'a8
i
Dalam praktiknya ada pembuktian yang cukup rumit akal tetapi
dianggap sederhana serta diputuskan di Peradilan Niaga, seperti dalam DalamUndarrg-undangtidakdiaturkonse}<uensiyuridisjikawaktu
kasus permohonan pailit PT Alcarindo Prima terhadap PI Pulung Coor 60 hari tersebut dilamfaui. cukup disesalkan dalam Undang-Undang
per Works (PT PCW) yang berakhir dengan pailitnya PT PCW tersebut.as Kepailitan 2OO4 tidak diatur tentang konsekuensi tersebut. UUK hanya
mengubah waktu dari 30 hari menjadi 60 hari' Apakah terlewatinya
tanggal 7 Februari 2005.
n Pasal 6 Ayat (3) UUK.
as
Putusan Pengadilan NiagaJakarta Pusat Nomor 13 Tirhun 2000 jo. Putusan
Mahkamah Agung Nomor 13 Tirhun 2000. Pada kasus rersebut, PCW cidak menr-
bantah adanya hubungan perutangan dengan Al terapi menolak jumlah utang
yang disebutkan oleh AP Menurut PN Niaga, perselisihan mengenai jumlah
utang yang pasti tidak memengamhi permohonan kepailitan dan karenanya pCW
dinyatakan pailit. Pendapat ini diperkuat dalam ringkat Kasasi, di mana'Judex Factie
dalam proses verifikasi tidak dicapai kesepakatan yang
K-epailitan 1998-2000, Kompilasi PSHK)
m pengawas, maka dapat ditempuh prosedur renvoi a7
Pasal 7 UUK.
an Niaga. (Sumber: CD Rom Kepailitan 1998-2000, aB
Pasal 6 Ayat (4) UUK.
t24 r25
batas waktu ini dapat dijadikan salah satu alasal untuk upaya hulcum 5.2.3. Upaya Hukum dalam Acara Kepailitan
Pasal 196 Ayat (1) UUK juncto Pasal 194 Ayat (6) UUK'
berlaku mutatis mutandis bagi peninjauan kembali'
terhadap putusan Pengadilan Niaga
bat 8 hari terhitung sejak tanggal pu-
tetapkan dan mendaftarkannya pada
parritera di mana Pengadilan Niaga yang telah menetapkan putusan
mengajukan kontra memori kasasi, pihak terkasasi wajib menyam-
atas permohonan pernyataan pailit berada. Dalam UUK yang baru ini
ada ketentuan baru mengenai pihak yang dapat mengajukan kasasi
paikan kontra memori kasasi kepada panitera kontra memori kasasi
ini. Dalam Pasal 11 Ayat (3) dikatakan bahwa permohonan kasasi se- dan kepada pemohon kasasi dalam jar,gka walctu paling lambat 7 hari
lain dapat diajukan oleh debitor dan kreditor yang merupakan pihak terhitung sejak tanggal pihak terkasasi menerima dokumen memori
pada persidangan tingkat pertama, juga dapat diajukan oleh kreditor kasasi. Panitera wajib menyampaikan permohonan kasasi, memori ka-
lain yang bukan mempakan pihak pada persidangan tingkat pertama
yang tidak puas terhadap putusan atas permohonan pernyataan pailit. so
Vide putusan Pengadilan Niaga Nomor 48/P^tlit/2000/PN.Niaga,4kt.Pst jo.
Ketentuan ini merupalian terobosan baru dalam hukum acara karena Putusan Mahkamah Agung Nomor 29 K,/N/2000.
sr Pasal 12 Ayat (l) UUK.
dalam hukum acara peradilan apa pun di Indonesia tidak diperkenan-
t29
r28
jangka
sasi dan kontra memori kasasi kepada Mahkamah Agung dalam
waktu pating lambat 14 hari sejak tanggal permohonan kasasi didaf-
tarkan.s2
Mahkamah Agung dalam jangka waktu paling lambat 2 hari sejak
tanegat permohonan kasasi diterima oleh Panitera Mahkamah Agung
tersebut?
rrr.r,it"pt",, hari sidang' Sidang pemeriksaan atas permohonan kasa- t)
si ditakukan dalam jangka waktu paling lama 20 hari terhitung sejak
tanggal permohonan kasasi didaftarkan.s3 Pemeriksaal atas permo-
honan kasasi dilakukan oleh sebuah majelis hakim pada Mahkamah
Agung yang khusus dibentuk untuk memeriksa dan memutuskan
perkara yang menjadi lingkup kewenangan Pengadilan Niaga'
Matrkamah Agung, sesuai dengan kewenangannya untuk memer-
iksa dan memutus dalam tingkat kasasi, dapat membatal.kan Putusan
Pengadilan Niaga yang dimohonkan kasasi itu karena:
a. tidak berwenang atau melampaui batas wewenang;
b. salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku;
c. lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan pe-
peninjauan Kembali yang menganggap bahwa alasan ini tidak dapat
'l
rundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batal-
I
nya putusan yang bersangkutan.s4 dibenarkan oleh karena tidak terdapat kesalahan berat dalam penera-
pan hukum Yang t
Adapun putusan atas permohonan kasasi harus ditetapkan dalam
jangka walrhr paling lambat 60 hari tehitung sejak permohonan kasasi Hakim Peninjauart
didaftarkan. Ketentuan waktu 60 hari ini merupakan pembaruan dari waktu bagi majelis
ketentuan lama yang hanya memberikan waktu 30 hari saja. Pembaru- dan bisa ditelusuri
an ketentuan waktu tersebut adalatr untuk mengantisipasi perkara- hal kasus tertentu yang persoalarrnya sangat kompleks terutama hal
perkara kepailitan yang berdimensi kompleks temtama menyangkut yarlg menyangkut utangpiutang perseroar terbatas yang besar, maka
transaksi bisnis yang nmit dan komprehensif. sering kati hakim membutuhkan waktr.r yang cukup untuk menganali-
sis persoalan yang ada. Elijana Tansah selaku ketua tim pembaruan
Pembuat undang-undang sengaja memberikan batas wal<hr hakim
Undang-Undang Kepailital menyatakan bahwa batas waktu 30 hari
untuh memberikan putusannya dengan maksud suPaya tidak terjadi
adalah terlalu singkat mengingat kepailitan sering kali menyangkut
berlamt-larutnya puhrsan pailit mengingat dalam perkara perdata
suatu perseroan terbatas yarg cukup besar, padahal adakalanya pem-
biasa hampir semua perkara mengalami berlarutlarutnya putusan.
Dari penelitian terhadap kasus-kasus kepailitan yang ada, tidak ter-
buktial ada tidak adanya utalg sangat kompleks.s6
dapat satu kasus pun yang mengalami berlamtnya putusan. Yang Dua hari setelah putusan kasasi dijatuhkan, Mahkamah Agung
wajib menyampaikan salinan putusan kasasi yang memuat secara
lengkap pertimbangan hukum yang mendasari putusan kepada pani-
s2
Pasal 12 Ayat (2), (3), (4) UUK
sr Pasal 13 Ayat (l), (2) UUK. tera, pemohon, termohon, kurator, serta hakim pengawas.sT
Marianna Sutadi (1999), "Hukum Acara pada Pengadilan Niaga", Dalam:
5a
Litbang MA, Mahalah Para Pahar yang berhaitan dorgan Unilong-Unilang Nomor 4 ss
Vide Putusan Peninjauan Kembali Nomor 24 PWN/1999.
Tahun 1998 jo. Perpu Nomor 1 Tahun 7998 tentang Kepailitan, Mahkamah Agung s6 Disampaikan dalam Forum Pelatihan Kurator dan Pengurus di Jakarta.
RI, h.54-55. s7
Pasal 10 Ayat (5) UUK.
I
130 131
periksa di pengadilan sudah ada, tetapi belum ditemukan; atau dalam
putusan hakim yang bersangkutan terdapat kekeliruan yang nyata'
Apabila dibandingkan dengan alasanrrnh:k dapat diajukannya pen-
injauan kembali dalam perkara perdata, maka akan tampak bahwa ala-
san untuk peninjauan kembali datam kepailitan lebih sempit dan seder- tan telah melakukan kekeliruan yang nyata'60
hana. Dalam perkara perdata biasa, alasan-alasan yang dapat dijadikan
dasar unttrk mengajukan upaya hukum peninjauan kembali adalah:
1. apabila suatu putusan didasarkan pada suatu kebohongan, tipu
muslihat pihat< lain yang diketahui setelah perkara diputus, atau
didasarkan bukti yang kemudian oleh hakim pidana dinyatakan
palsu;
2. apabila setelah perkara diputus ditemukan surat-surat bukti ber-
sifat menenhrkan yang pada wakhr perkara diperiksa tidak dapat
ditemukan;
3. apabila telah dikabulkan mengenai suatu hal yang tidak dituntut
atau lebih daripada yang dituntut; permohonan didaftarkan. :
4. apabila mengenai suatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa
dipertimbangkan sebab-sebabnya;
a
5. putusan bertentangan antara satu dengan lainnya; dalam hal ini b
terdapat hal-hal: pihak-pihak yang sama, mengenai soal yang sa- bedaan kesempatan wal,rhr datam PK dibandingkan dengan di tingkat
ma, atas dasar yang sarna, oleh pengadilan yang sama, atau sama pertama Pengadilan Niaga yang menentukan jangka waktu 60 hari
tingkatnya;
ian di tingkat kasasi yang juga menentukan jangka waktu 60 hari.
6. apabila terdapat suatu kekhilafan hakim atau suatu kekeliruan pembuat undang-undalg mungkin berpikiran bahwa pemeriksaan di
yang nyata.se
tingkat PK lebih sederhana dari tingkat-tingkat sebelumnya'
Setelah putusan peninjauan kembali dikeluarkan Mahkamah
Agung, salinan putusan tersebut wajib disampaikan kepada para pihak
58
PasdLl jutrto Pasd 286 Ayat (1) UUK .
se Pasd 55 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Malkamah
Agung.
m Pasal 296 Ayat (1) dan (2) UUK.
732 tr 133
paling lama 32 hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima oleh
Mahkamah Agung.
Pola upaya hukum Yang
cukup efektif terutama untuk
tidak berlarut-larut. Dan sam
acara sengketa HAKI (hak ciPta, Pengurusan adalah menginventarisasi, menjaga dan memelihara
hubungan industrial. SebaiknYa agar harta pailit tidak berkurang dalam:
apkan sePerti acara di Peradilan 1) jumlah;
a
134 tr 135
Sumber Dinamika 5,2.4.2 Melaniutkan Usatw (On Going Concenr)
yang saya temukan di publikasi onlire PT Addfarm
yang tersebar di berbagai kota di hrlau
tercatat ada 2.462 Xr.aito'
Jawa.
adanya kepailit-
Adapun malsra pentingnya kreditor mengetahui
serta verifikasi utang'
an debitornya adalah untuk pengajual tagihan
Tanpa aaanya pengajuan tagihan dan proses
verifikasi utang tersebut
tercatat sebagai kredi-
t #pi. a*p"t aip"rtt "rr kreditor tersebut tidak
harta
iot p"ifiyang konsekuensinya tidak akan mendapat pembagial
Pailit.
hari sejak usaha yang dijalankan adalah entitas yang berbeda'
Pengumuman ini diumumkan dalam jangka waktu- 5-
pailit,
putusarJpailit ditetapkan' Hal-hal yang harus dimuat dalam
pengu- Sebelum kurator memutuskarr untuk melarrjutkan usaha si
muman tersebut addah:
1. narna, alamat, dan pekerjaan debitor;
2. nama hakim Pengawas;
3. natna, alamat, dan pekerjaan kurator;
4. naflta, alamat, dan pekerjaan anggota panitia kreditor sementara'
apabila telah ditunjuk; dan
5. tempat dan waktu penyelenggaraan rapat pertama kreditor'
Hakim pengawas wajib menyampaikan rencara penyelenggaraan
rapat kreditor pertama kepada kurator' Kemudian kurator wajib
mem-
kepada para usaha debitor akal sangat menguntungkan harta pailit'
beritahukan mengenai rapat kreditor pertama tersebut
Persoalan untuk melanjutkan usaha perseroan menarik untuk di-
kreditor dengan surat tercatat ataupun melalui kurir selambat-lambat-
cermati berkaitan dengan kepailitan Prudential Life Insurarrce. Dalam
nya 5 hari sejak putusan pailit ditetapkan' Hakim pengawas menen-
putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat 13lPanil2O04/PN Niaga'
tukanhari,tanggal,waktudantempatrapatkreditorpertama'yang
harus diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat 15 hari ter- Jkt.Pst menyatakan bahwa PT Prudential Life Assurance dinyatakan
hitung sejak tanggal putusan pernyataan pailit ditetapkan' Biasanya
pailit. Sehubungan dengan pemyataan pailit, maka segala kewenan-
gan terhadap pengurusan dan pemberesan harta pailit, adalah kewe-
tempatrapatyangpalinglazimdigunakanadalahdiPengadilanNiaga
atau di tempat kaltor hukum dari kurator yalg bersangkutan' nangar kurator. Kurator yang ditunjuk untuk menangani kepailitan
pmdentiai tersebut adalah Yuhelson, SH. Yang cukup menarik adalah
Kurator harus bertanggungjawab terhadap keselamatan harta pa- perlawanan dari direksi terhadap kuratornya dalam pemberesan har-
ilit, karena ittr kurator harus segera mengusahakan keselamatan harta ta pailit. Bentuk perlawanan tersebut antara lain, Dkeksi Prudential
pailit, misalnya, segera menyimpan surat-surat, ualg, barang-bararg
masih menjalankan pengurusan pemsahaan tersebut. Melalui siaran
perhiasan, efek-efek, dan surat berharga lainnya. Bahkan, kurator da-
pressnya tertanggal 23 April 2004 dengan Nomor Surat 005/CMC/PR/
pat melakukan penyegelan terhadap harta pailit atas persetujuan ha-
IV|2OO4 Presiden Direkhrr Prudential Indonesia menyatakan "Kami
ki- p.t g"*"s. Kurator juga berwenang, dengan persetujuan hakim terkejut dengan keputusan pengadilan untuk menerima gugat€rn terse-
pengawas, untuk mengalihkan harta pailit sepanjang diperlukan un-
but. PT Prudential Life Assurance adalah perusahaan yang memiliki
tuk menutup ongkos pailit atau apabila penahanannya akan mengaki-
kondisi keuangan yang sangat kuat, dan gugatan kepeililal yang di-
batkan kerugian pada harta paiJit'
ajukan oleh mantan konsultan kami yang tidak puas ini sama sekali ti-
136 137
melihatnya. Selanjutnya kurator harus melakukan panggilan terhadap
yang
semua kreditor guna diminta menghadiri rapat verifikasi piutang
telah ditentukan.
kami memperjuangkan masalah ini'" I
5.2.4.3 Rapat Verifikasi (Pencocokan' PiutanS,)
kurator. Sementara direksi Prudential berpendapat bahwa kurator ti- kreditor. Dalam rapat verifikasi tersebut dihadiri oleh hakim pengawas
dak berwenang untuk menghentikan operasi perusahaan tanpa izin sebgai pimpinan rapat, panitera sebagai pencatat, si pailit harus datang
hakim pengawas. sendiri dan tidak boleh dirvakilkal, semua kreditor baik menghadap
Polemik kepailitan Prudential ini berakhir setelah Mahkamah sendiri dan diperbolehkan mewakilkan kepada kuasanya, dan kurator.
Agung membatalkan kepailitan prudential tersebut melalui putusannya Apabila debitor paiiit adalah badan hukum perseroan terbatas, maka
Nomor 08 K/N/2004. yang wajib hadir adalah direksi perseroan tersebut.
Untuk melancarkan pemberesan kepailitan, kurator harus segera. Filosofi diadakannya ketentuan rapat verifi.kasi adalah bahwa
membuat daftar utang-utang dan piutang piutang harta pailit dan harta pailit akan dibagi secara proporsional ltrtai passu pro rata parte\
narna-narna dan tempat tinggal/tempat kedudukan para berpiutarg di antara kreditor konkuren, karena itu perlu diadakan pengujian (ve-
serta jumlah piutang mereka. rifikasi) terhadap klaim-klaim piutang yang diajukan oleh para kre-
Tagihan kreditor diajukan kepada kurator dengan melampirkan ditor tersebut. Dalam rapat tersebut hakim pengawas membacakal
surat-surat atau bukti-bqkti perhitungan agar dapat diketahui apakah daftar piutang yang dibuat oleh kurator, baik yang dibantah, diakui,
kreditor yang bersangkutan mempunyai hak kebendaan seperti hak maupun yang diragukan. Pentingnya diadakan rapat verifikasi ada-lah
tanggungan, gadai, fidusia, retensi, dan lain-lain. Segala tagihan ini untuk menghindari adanya kreditor-kreditor fiktif yang sengaja diada-
diteliti kebenarannya oleh kurator dan dicocokkan dengan catatan darl kan oleh debitor yatg bertiktikad tidak baik. Munculnya kreditor fiktif
keterangan si pailit, yang kemudial dimasukkan ke dalam suatu daf- ini dimungkinkan dengan dua latar belakang kepentingan. Pertama,
tar. Piutang yang disetujui dimasukkan ke dalam daftar piutarg yang kepentingan untuk membagi habis harta pailit sehingga kreditor asli
diakui, dan yang dibantah dimasukkal ke dalam daftar yang terpisah akan memperoleh sedikit bagian proporsionalnya mengingat banyak
dengan mencantumkan alasan-alasan bantahannya, serta daftar piu-
tang yang diragukan atau sementara diakui, yakni jika kurator hanya
62 Paulus Effendi Lotulung (2001), Pencocokan Piutang, dalam: Rudhy A.
membantah adanya hak untuk didahulukan atau adanya hak retensi
Lontoh (ed.), Penyelesaian utang piutang Melalui Pailit atau Penundaat Kewajiban
Pembayaran Utang, Alumni, Bandung, h. 390-391.
138 tr 139
perkara kepailitan melalui ha-
perkara kepailitan terjadi dalam Proses
dua adaJah untuk kePentingan
rdamaian' BanYak contoh kasus
*,T|?,:I:1S#.,lll,'.i",
dan PT Dharmala Agrindo'
AdaPun mengenai
maka lrreditor daPat me
,rit r""rr Pengadilan Niaga aan salinannya serta untuk menghindari tirani minoritas dalam proses per-
oleh tiap orang yang aizunbil
*grt a"p", diihat dan dibaca sec€fa cuma-cuma
berkepentingan.
l
5.2.4,4 Mamatum
Pengadilan Niaga
Walaupun debitor telah dinyatakan pailit oleh
l
kesempatan oleh
lewat putusannya' namun bagi si pailit diberikan
perdamaian dengan para
undanl-undang unhrk mengajukan rencana Rencana perdamaian diterima apabila disetujui dalam rapat kredi-
kreditornya. Perdamaian dalam proses kepailitan berbeda,dengarl Per- lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah kreditor konkuren yang
tor oleh
Perdamaian ddam hukum aca-
danaian datam hukrrm acara biasa' hadir dalam rapat dan yang haknya diakui atau yang untuk sementara
raperdatatidakterikatformulanyadanbisadilalrukansendirioleh diakui, yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua pertiga) dari jumlah selu-
dalam
para pihak tanpa campur tangan pengadilan, maka perdamaian ruh piutang konkuren yang diakui atau yang untuk sementara diakui
dari kreditor konkuren atau kuasanya yang hadir dalam rapat terse-
61[bid,h.392.
741
140
I
tukmenolakrencanaperdamaiantersebut,makadebitorpailittidak
dan sebagai
boleh untuk mengaSutt rencana perd'amaian yang kedua
1
konselnrensiyuridisnyaadalahbahwaproseskepailitandilanjutkan
pada tahap berikutnya, yakni tahap insolven' a. kreditor yang menolak perdamaian atau yang tidak hadir pada
saat diadakan Pemungutal suara;
Jika rencana perdamaian tersebut disetujui oleh rapat' maka
rencana perdamaian tersebut harus disahkan oleh Pengadilan
Niaga' b. kreditor yang menyetujui perdamaian setelah mengetahui bahwa
Dalam perdamaiantersebutdicapaiberdasarkana-lasansebagaimanadi-
Pengesahan perdarnaian oleh pengadilan disebut homologasi'
sidaig homol,ogasi ini, hakim akan memutuskan apakah rencana per- maksud dalam Pasal 159 Ayat (2) Huruf c UUK'
damaian tersebut ditolak ataukah akan dihomologasi' Hakim dapat
Adapun terhadap rencara perdamaian yang dihomologasi akan
menolak rencana perdamaian apabila ditemukan alasan yang
sah
a mempunyai akibat hukum sebagai berikut:
menurut r:ndang-undang, Yakni:
hak un- 1. kepaititan dinyatakan berakhir;
1. harta debitor, termasuk benda untuk mana dilaksanakan jumlah yang 2. keputusal penerimaan perdamaian mengikat seluruh kreditor
h-lk menahan suatu benda, jauh lebih besar daripada
konkuren;
disetujui dalam Perdamaian;
3. perdamaian tidak berlaku bagi kreditor separatis darr kreditor
2. pelaksanaan perdamaian tidak cukup terjamin; dan/atau; yang diistimewakan;
3. perdamaian itu dicapai karena penipuan, atau persekongkolan de- 4. perdamaian tidak boleh diajukan dua kali;
ngan satu atau lebih kreditor, atau karena pemakaian upaya lain
1
yang tidak jujur dan tanPa menghiraukan apakah debitor atau 5. perdamaian merupakal alas hak bagi garantor;
pihak lain bekerja sama untuk mencapai hal ini' 6. hak-hak kreditor tetap berlaku terhadap garantor dan rekan de-
bitor;
Ratiolegisdari ketentuan ini adalah bahwa jika hart4 debitor jauh 7. hak-hak kreditor tetap berlaku terhadap benda-benda pihak ke-
lebih besar daripada jumlah yang disetujui dalam perdamaian adalah tiga;
karena hal itu akan merugikan para kreditor. Untuk apa dilakukan
perdamaian yang dalam perdamaian tersebut malah justru lebih kecil
8. penangguhan eksekusi jaminan utang beral<hir;
dari jumlatr harta pailit. Jika harta pailit mampu meng-couer utang- 9. adio pauliana berakhir;
utang debitor pailif pada para kreditor, maka lebih adil jika dilaku- 10. si pailit dapat direhabilitasi.6s
kan pemberesan pailit tanpa melalui perdamaian, yang di mana kalau
t42 tr t43
I
5.2.4.5 IM
Jika uPaYa Perdamaian tidak
disebabkan karena debitor pailit tid
etentuan ini adalah bahwa dalern
akan menjual benda jaminannYa
aP insolven' dengan hanYa mengutamakan ta-
ninsolven' dalam tahap pemberesan pailit ini gguhkan selarna 90 hari tersebut
Terminologi y:ridis
tor untuk memPeroleh harga Yang
layak dan bahkan harga yang terbaik'
Sedangkan Iseditor istimewa $ang dalam
UUK disebut sebagai
preferensi karena
kreditor pr-eferenl adalah kred'itor yang mempunyai
al insoluency' Sedangkan insolven taghan mereka di luar
undang-undang memberikan preferensi kepada
adalatr satu tahaP di mana akan
terjadi jika tidak tedadi suatu perdamaian sampai dihomologasi dan
harta pailit'
irfr"p i* akan dilakukan suattr pemberesan terhadap
Konsekuensi yuridis dari insolven debitor
pailit adalah harta pada kurator untuk dicocokkan s
mengadakan sebagian biaya kepailitan secara prorata panie'
pailit akan segera dilakukan pemberesan' Kurator al<an
Adatigakategorii<reditoryangdiistimewakan(kreditorpreferen):
1. creditors utho lnve statutory prionty;
I
lcreditor untuk menentukan cara pemberesarl' 2. creditors who lwue non-staiiory; dan
piutang di- 3.
Hasil penjualaa harta pailit ditambah hasil penagihan estate creditors.6T
hartayang dapat
krurangi biaya pailit dan utang harta pailit mempakan
berikut: Kreditoristimewayangmempunyaiprioritasberdasarkanperun.
dibagiian t.p"a" para kreditor dengan urutan sebagai dang-undangan terdiri dari yang mempunyai prioritas khusus
seba-
pasal perdata dan yang mempunyai I
a. kreditor dengan hak istimewa (preferen); agaiinana aiatur dalam 1139 KUH
perdata.
b. sisa tagihan kreditor dengan hak gadai, jaminan fidusia'
hak talg- pioritas umum sebagaimana diatur dalam pasal 1149 KUH
'sedangkan
gung;, atau hipotek yrt g btt'* dilunasi dan untuk sisa tersebut kreditor istimewa bukan berdasarkan undang-undang ter-
p"t. t t.aitor tersebut didaftar sebagai kreditor konkuren; diridarihakuntukmenahanbarang,penahananatastitel(retention
c. kreditor konkuren.tr of titlel, perjumpaan utang (kompensasi,'set-ofi, hak penjual untuk
menuntut kemba,li barangnya, dan hak untuk mengakhiri suattr per-
- Kreditor separatis sudah dibayar dengan hak kebendaan
yang di- janjian. Sedangkan estate creditor adalah kreditor yang mempunyai
pegangnya' gadai, hak tanggungan fidusia'.dan hipotek' Jika pi*r.g atas harta pailit (utang harta pailit) seperti upah kurator, biaya
".plr6,
iai:.-it *, yang aipegang tersebut tidalc mencukr:pi untuk melunasi p"mUei""ao harta pailit, upah karyawan sejak tanggal pailit'6
utan-gnya, mafca sisa utarrgttya akan menjadi tagihan sebagai kreditor Setelah dilakukan pemberesan terhadap hartel pailit, makakemung-
tont<urtn, begitu juga sebaliknya jika terdapat kelebihan uang dari
t45
144
Atas dicabutnYa
pailitan tersebut akan dicabut oleh pengadilan'
suatu
kinan akan terjadi t tersebut mencukupi pailit ini' maka debitor pailit men-
ara kreditornya atau
.,.,,-l, pailit terhadap debitor
untuk membayar utang iadi suUjet hukum yarlg sempurna
tanpa status pailit' Sedangkan
sebaliknya harta paitit pelunasal terhadap tetap mengikuti debitor
sisa utarrg yang belum ierbayarkan masih
utang-utang debitor kepada para kreditomya' debitor ini masih bisa dimohonkan
ini, dan bahkan secara teoretis
ini dikarenakan dalam
Dalam hal harta pailit mampu mencukupi pembayaran utang- paiiit lagi. Konstruksi hukum semacarn
sisternhukumkepailitandilndonesiatidakdikenalprinsipdebt
forgiueness, sehingga
tidak dikenal adanya pengampunan utang
terhadaP debitor Paiiit'
Prlarxva,naN u:-at'tc
5.3. Hurur,r Acanr, PrNuNnael Krw,tltsAN
PKPU
5.3.1 Syarat dan Thta Cara Pen$ajuan Permohonan
diajukan oleh de-
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang dapat
dapat me-
dua bulan diiklankan, maka pengadilan harus memutus permohonal bitor sendiri maupurroleh kreditornya' Ketentuan kreditor
2004' Dalam
rehabilitasi tersebut. Putusan pengadilan mengenai diterima atau di- ngajukan PKPU merupakan ket
yang da-
u'ui< rsss dan Failliss ement Ve
saja
tolaknya permohonan rehabilitasi adalah putusan final dan tidak ada
upaya hukum terhadap putusan tersebut. pat mengajukan PKPU. Ketentuan k mengajukan
Sedangkan apabila dalam proses pemberesal tersebut, ternyata ifpU *..,rpakan ketentuan yang kurang tepat' karena filosofi kepa- PKPU
harta pailit tidak dapat mencukupi untuk melunasi pembayaran utang- adalah sebagai penyeimbang bagl debitor dalam menghadapi
yang berlaku di
utang debitor kepada para kreditomya, maka: ilitannya. Hat ini berbeda dengan konsep kepailitan
AmerikaSerikatdimarradalamkepailitandiAmerikaSerikatdimana
a. Jika debitor pailit itu suatu badan hukum, maka demi hukum suspension of payment merupakan implementasi dari
debt forgiueness
badan hukum tersebut menjadi bubar. Dengan bubarnya badan priiapte. Sedangkan di Indonesia tidak dikenal prinsip pengarnpunan
hukum tersebut maka utang-utang badan hukum yalg belum ter-
melainkan lebih menekankan pada prinsip pembalasan dendam
bayarkan menjadi utang di atas kertas saja tanpa bisa dilakukan "t"tg debitor.
terhadap
penagihan karena badan hukumnya sudah bubar. Dalam pada yang
itu, badan hukum pailit harta kekayaannya tidak mencukupi un- Secara prinsip ada dua pola PKPU, yakni pertarna' PKPU
tuk membayErr semua utangnya kepada para kreditornya, tidak merupakan tangkisan bagi debitor terhadap permohonan kepailitan
dapat mengajukan pencabutan kepailitan. Hal ini karena demi hu- yr,,g ii..;rt"r, ot.f, kreditornya . Kedua, PKPU atas inisiatif sendiri de-
lmm badan hulmm pailit ini menjadi bubar. Ada suatu kasus di Lltoi y"t g memperkirakan ia tidak marnpu membayar utang-utangnya
kepada kreditor. Dengal melihat pola PKPU ini, maka dari sudut
ke-
mana harta kekayaan perseroan terbatas yang tidak mencukupi
p.rrtit g"rr apa kreditor mengajukan PKPU? Dalam Pasd' 222 Ayat (3)
(terlalu kecil) untuk membayar utang-utang pailit kemudian kura-
iU.^t[r1 bahwa kreditor yang memperkirakan bahwa debitor tidak
tornya mengajukan pencabutan pailit terhadap PT pailit tersebut
dan ternyata dikabutkan oleh hakim. Kasus ini terjadi pada ke- dapat melanjutkan membayar utangnya yang sudah jatuh waktu dan
pqilifan PT Indomas Pratama Citra (akan diuraikan lebih lanjut dapat ditagih, dapat memohon agar kepada debitor diberi penundaan
di bawah). Pencabutan kepailitan PT Indomas Pratama Citra jelas kewajiban pembayaran utang, untuk memungkinkan debitor mengaju-
bertentangan dengan konsep ini. kan iencana perdamaian yang meliputi tawaran pembayaran sebagian
b. Sedangkan jika debitor pailit itu subjek hukum manusia, maka ke- atau seluruh utang kepada kreditornya. Ketentuan ini juga tidak logis,
mengingat jika kreditor mau memberi kesempatan terhadap debitor
6e
untuk menunda kewajiban pembayaran utangnya tidak usah melalui
Lihat Pasal 215 UUK.
t46 tr t47
persidangan yang merupakan ra-
pKPU melainkan dengan cara merestrukturisasi kreditnya di luar aca- memuat undangan untuk hadir pada
lut. Jika ada rencana Perdamaian
ra kepailitan atauPun PKPU. ini dalam Pengumuman tersebut'
me-
Pengajuan PKPU ditujukan kepada Pengadilan Niaga dengan eh Pengurus Paling lambat 21 hari
lengkapi Persyaratan: anakan'
(1) surat permohonan bermaterai yang ditujukan kepada ketua Peng- AkibathukumdariputusanPKPUsementarabagiparakreditor
dapat menagih utang-utangnya
adilanNiagasetempat,yangditandatanganiolehdebitordanpena- adalah bahwa kreditor tersebut tidak
karena debitor tidak diwajibkan un-
sihat hukumnYa; selama PKPU sementara tersebut
surat lmasa khusus asli untuk mengajukan permohonan (penunju- akibat hulmm bagi debitor
l2l tuk membayar utang-utangnya' Sedangkan
maka selumh kekayaan
kan kuasa pada orangnya bukan pada lau'firm-nyal; adalah bahwa dengan .a"wt PKPU tersebut'
(3)
(4) kreditor konkuren disertai jum-
da debitor;
(5) fmoncial report, darr
(6) dapat dilampirkan rencana perdamaian (accoordl yang meliputi
tawaran pembayaran selunrh atau sebagian utang kepada para Pada hari Yang telah ditentuk
tersebut akan dipu-
kreditor konkuren. dangan permohonan PKPU tetap' Dalam sidang
pKpU secara tetap ataukah sebaliknya
Dalam hal permohonan diajukan oletr debitor, pengadilan dalam
tuslln apakah dapat diberikan
akanditolak'PKPUtetapakanditetapkanapabiladisetujuiolehleb-
walctu sejak tanggal
ih dari 1/2 jumiah kreditor konkuren yang hadir dalam
sidang dan
pe[no Penundaan k seluruh tagihan kredi
njuk seorang yr:eg *.*"kili paling sedikit 213 ba$an dari
utang io, forrt.r.n yang naair alam sic ang tersebut' Hat ini berarti bahwa
hakim pengadilan serta mengangkat 1 (satu) atau lebih pengurus yang
bersama dengan debitor mengurus harta debitor. Sedangkan dalam
kreditorkon}nrrenyangtidakhadirdalamsidarrgtidakmemengaruhi
juga diperlukan
hal permohonan diajukan oleh kreditor, pengadilan dalam walctu pa- kuorum. Persetujuan ol.h p"tt kreditor separatis
dalam PKPU ini. Sedalgkan ketentuan persetujuan kreditor separatis
ling lambat 20 (dua puluh) hari sejak tanggal didaftarkannya surat piutangnya
permohonan, halas mengabulkan permohonan penundaan kewajiban adalah lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah kreditor yang
atau
pembayaran utang sementara dan harr.rs menunjuk hakim pengawas dijamin dengan gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan' hipotek'
paling
dari hakim pengadilan serta mengangkat 1 (satu) atau lebih pengurus trt .grtt"o atas kebendaan lainnya yang hadir dan mewakili
I yang bersama dengan debitor mengurus harta debitor. sedikit213|duapertiga)bagiandariseluruhtagihankreditorataukua-
sanya yang ada datam sidang tersebut'
Jangkawakhr PKPU sementara adalah paling lama 45 hari' Segera
setelah putusan penundaan kewajiban pembayaran utang sementara Terhadap putusan penundaan kewajiban pembayaran utang tidak ,1
dapat diajukan upaya hukum apa pun' Jika PKPU tetap disetujui
oleh
diucapkan, pengadilan melalui pengums wajib memanggil debitor dan
kreditor yang dikenal dengan surat tercatat atau melalui kurir, untuk ,n"i.li.,makajangkawaktuPKPUtetapadalahmaksimal2TOhlai'
menghadap dalam sidang yang diselenggarakan paling lama pada hari Keientuan 27O lnai ini relatif singkat, mengingat banyaknya korporasi
ke-45 (cmpat puluh lima) terhitung sejak Putusan penundaan kewa- besar yang mempunyai utang jangka panjang di atas 5 tahun' Keten-
jiban pembayaran utang sementara diucapkan. tuan ini juga merupakan pembaruan terhadap ketentuan yang ada di
Pengurus harus segera mengumumkan putusan PKPU sementara datam Faillissement Verordening yangmenentukan jangka wakhr PKPU
ddam Berita Negara RI dan dalam 2 surat kabar harian yang ditunjuk sampai satu setengah tahun dan dapat diperpanjang satu setengah
oleh hakim pengawas. Dalam Pengumuman tersebut sekaligus juga tahun berikutnYa.
148 tr 749
ketentuan yang demikian' Menurut Fred
B' G' Tumbuan ketentuan
5.3.2 Perdamaian dalam PKPU ini merupakal terobosan besar UUK 2004
ini' Lebih lanjut Fred B'G'
terobosan yang
Perdamaian(akko merupakan tahapan ir*Ur"rt mengemukakan bahwa PKPU kita membuatkreditor separatis
yang paling penting, k ersebut debitor akan memungkinkan restrukturisasi dengan mengizinkan
perdamaian tapi lalu ter-
menawarkan rencana ada kreditor' Dalam V*g *J*punyai agunan ikut menentukan me-
perdamaiantersebutdimungkinkanadanyarestrukturisasiutang- lmtl S.nirrgga kreditor separatis tidak bisa nanti membuyarkan
Itu justm terobo-
Lt"og debitor. Bias anya pro gram-pro gram restrukturisasi utan g terse- niadakan perdamaian dalam rangka restrukturisasi'
but antara lain: sandalamPKPUberdasarkanundang.undangataukatakanlahrevisi
t
undang-undang kePailitan'7
(1) moratorium,yakni yang merupakan penundaar pembayaran yang para kreditor' harus diho-
sudah jatuh temPo; Perdamaian yang telah disetujui oleh
memeriksa permohonan
mologasikan ai pengaanan' Pengadilan da-lam
l2l hairant, merupakan pemotongan pokok pinjaman dan bunga; lromologasibisamenerimabisapulamenolaknya.Alasanyangdapat
(3) pengurangan tingkat suku bunga;
dijadikan landasan untuk menolak adalah:72 I
(4) perpanjangan jangka waktu pelunasan; jauh
(5) konversi utang kePada saham; (1) harta debitor, termasuk barang-barang dengan hak retensi'
perdamaian;
(6) lebih besar daripada jumlah yar g disetujui dalam t
debt forgiueness (pembebasan utang);
tidak cukup tedamin;
(7 I bailout, yakni pengambilalihan utang-utang, misalnya pengambil- 12\ pelaksanaan perdamaian
(3) perdamaian itu dicapai karena penipual' atau sekongkol dengan
alihan utang-utang swasta oleh pemerintah; upaya-upaya lain
satu atau lebih krediior, atau karena pemakaian
(8) utite'off,yakni penghapusbukuan utar:g-utang'70 atau
yang tidak jujur dan tanpa menghiraukan apakah debitor
Jika perdamaian disetujui oleh para kreditor, maka PKPU demi pittrt lain berkerja sama untuk mencapai hal itu;
hukum akan berakhir. Perdamaian hanya dapat diterima apabila me- (4) imbatan jasa dan biaya yang dikeluarkal oleh para ahli dan peng-
urus belum dibayar atau tidak diberikan jaminan untuk
menuhi ketentuan sebagai berikut: pemba-
a. persetujuanlebih dari 1/2 (satuperdua) jumlah kreditor konkuren yarannya.
yang haknya diakui atau sementara diakui yang hadir pada rapat para pi-
Putusan pengesahan perdamaian tersebut mengikat bagi
kreditor sebagaimana dimaksud 4rr* Pasal 268 UUK termasuk yang ti-
kreditor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 280 UUK, yang ber- hak, baik debitor mauPur para kreditor yang setuju maupun
dak setuju terhadap perdamaian tersebut'
sarna-sama mewakili paling sedikit 213 (dua pertiga) bagian dari
seluruh tagihan yang diakui atau sementara diakui dari kreditor Dalam hal rencana perdamaian ditolak dalam rapat pemungutan
suata, hakim Pengawas wajib segera memberitahukan penolakan
itu
konkuren atau kuasanya yang hadir dalarn rapat tersebut; daa
b. persetujuan lebih dari 1/2 (sattr perdua)jumlah kreditor yang piu- kepadaPengadilanNiagadenganmenyerahkanrisala}rrapat.Dalam
tangnya dijamin dengan gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, haldemikianpengadilanharusmenyatakandebitorpailitselambat-
hipotek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya yang hadir dan lambatnya satu hari setelah pengadilan menerima pemberitahuan dari
mewakili paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari selumh tagi- hakim pengawas.
han dari kreditor tersebut atau kuasalya yang hadir dalam rapat
tersebut.
Ketentuan rencana perdamaian yang melibatkan persetujuan kre-
ditor separatis merupakan ketentuan barr-. Dalam UUK 1998 tidak ada 7r Fred B. G. Tumbuan dalam www.hukumonline'com, canggal l1 Oktober
2004, pukul21.00 WIB.
70
Munir Fuady 2, Op. cit., h. 209.
72 Pasal 285 Ayac (2) UUK.
150 tr r51
a
r54 tr 155
besar dari pralrtik Pengadilan Niaga yang ikut mendekonstn:ksi satu gas apa Yang dimaksud
sisi dari hukum acara konvensional' Utang" (PKPU). Menurut
Penundaan Kewajiban PembaYaran
TIDAKDINORMAKAN yang diberikan oleh undang-und
6. PRINSIP DEBT FORGTVENESS
mana d,alam masa tersebut kePad utang-
DAIA.M UUK memusyawarahkan cara-cara pembayaran
t ...*p"t"o untuk
Pada satu sisi di dalam sistem hukum kepailitan terdapat prinsip
juga
debt collection, nalnun di sisi lain dalam sistem hukum kepailitan
Pailit
memulai kembdi usahanya lagi tanpa dibebani dengan utang-utang hanya langkah dan konstmksi hukumnya saja yang berbeda'
dan PKPU pada akhirnya mempunyai tujuan filosofi yang mendasar
yang lama. Dalam hukum kepailitan Indonesia, utang debitor pailit
adatah akan mengikuti terrs terhadapnya dan bahkan memungkinkal y"rtg .^.rr", yakni kembalinya atau dibayarnya utang-utang kreditor'
unhrk dipailitkan lebih dari satu kali, sebagaimana sudah diterangkan i<4." dalam pailit adalah dengan melakukan pemberesan terhadap
di atas. harta pailit, sedangkan dalam P'i(PU adalah memberi kesempatan debi-
Undang-Undang Kepailitan hanya memberikan pranata hukum tor untuk tetap berusaha dan padawaktunya nanti mampu membayar
dalam kerangka prinsip debt forgiueness yarg berupa moratorium utang-utangnya kepad'a kreditor. Dengan demikian PKPU pun tidak
utang debitor atau yang dikenal dilam UUK dengan nama Penundaan hanya menguntungkan dari debitor saja tetapi juga menguntungkan
Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Sedangkan rehabilitasi dalam kreiito., aan uarrun dalam kondisi tertentu kreditor jauh lebih diun-
Undang-Undang Kepailitan adalah rehabilitasi setelah seluruh utang- tungkan dengan sarana PKPU ini daripada melalui kepailitan'
utang debitor terselesaikan, dan bukan rehabilitasi yang berbentuk
fresh-stafting. 7s
Munir Fuady 2, oP. cit. , h. 171.
Dalam Undang-Undang Kepailitan tidak didefinisikan secara te- 76 Henry Campbell Black, Op. cit., p. 910,
156 t57
a bankruptcg would' ineataulg lead to erosion of mpital
ualue'
cases,
Suspension of poyments
This is ctearlg nit in the interest of creditors'
the deitor temporary relief (or a breoliing
giues ":"#"rY"::S:;";;
ation oftle business
easilg conuerted into
ran seluruh atau sebagian utang kepada kreditor konkuren' Jika hal
itu dapat terlal<sana dengan baik, pada akhirnya debitor dapat me- bankruPtcg.78
.rr..,rhi kewajiban-kewajibannya dan meneruskan usahanya'77 dalam konteks
Sayatidak sependapat dengan Hofftersebut' PKPU
tidak hanya sebagai tangkisan untuk men-
Undani-Undang Kepailiian
cegah Iepailitan saja tetapi dapat
juga PKPU atas inisiatif murni dari
pertama
aJitor. 6fi*" PKPU dapat terjadi karena dua kemungkinal,
PKPUdiajukansebagaitangkisankarenadebitortelahdiajukanper.
atas inisiatif
rnohonar pailit oleh para kreditor, atau PI(PU diajukan
nata hukum bagi debitor yang sedang mengalami kesulitan keuangan atau memperkirakan bahwa ia tidak
sendiri karena dia tidak dapat
sehingga ia tidak dapat membayar kewajiban-kewajiban utangnya. utang-utangnya yang sudah ja-
akan dapat melanjutkan membayar
Di samping itu juga, karena filosofi aturan yang lama ada-lah bahwa PKPU
tuh tempo dan dapat ditagih (atau yang sering disebut sebagai
PKPU merupakan sarana penyeimbang bagl kreditor terhadap lembaga
Murni).KonsepdariHofftersebutbenar-benarmenjadikankepailitan
kepailitan. Ketentuan UUK yang baru menjadi tidak logis, karena ke- terhadap debitor
sebagai alat balas dendam (baca: pure debt collection)
p.rrtlrrg"t kreditor seperti apa sehingga ia mengajukan PKPU terha-
pailit.
dap debitomya sendiri. Pengalaman saya dalam dunia usaha, betapa
sangat sulitnya seorang debitor untuk mengajukan keringalan-kering- Dari data yang diperoleh di pengadilan dua jenis PKPU tersebut
anan dalam pembayaran kreditnya, baik itu keringanan pemotongan juga digunakan oleh debitor PKPU, narnun PKPU yalg jenis pertama
bunga angsuran kredit, keringanan kelonggaran jatuh tempo waktu irrrg Uiwrf. digunakan oleh debitor' Adapun data dua jenis PKPU di
-eenlaailan
angsuran, keringanan Pengurangan denda dan penalti, apalagi keri- N.g*i Jakarta Pusat dari Tahun 1998-2003 adalah sebagai
ngarlan untuk melakukan penundaan kewajiban pembayaran utang berikut:
(PKPU) itu sendiri. Sehingga hampir tidak dimungkinkan, justru PKPU
tersebut atas inisiatif kreditor. Kalaupun kreditor berkehendak untuk Thhun
PKPU tangkisan
PKPU Murni Jumlah
memberikan penundaan dalam pembayaran utang-utangnya bukan kepailitan
melalui lembaga PKPU, melainkal dilakukan negosiasi dengal cara r998 r0 10
kepaililal debitor yang tidak dapat membayar tetapi masih mungkin 2001 8 6 14
membayar pada masa-masa mendatang. Hoff menjelaskan bahwa: 2002 5 12
of debtor whn is unable to pag but whp magbe to pag in the (near) 62 20 82
Jumlah
fufire. The dehor merelg faces temporary liryiditg problem. In such
Dari data Pengadilan Niaga Jakarta tersebut, juga menunjukkan
77Kartini Muljadi (2001), "Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Serta
Dampak Hukumnya", Dalam: Penyelesaian Utang Piutang Melalui Pailit Atau bahwa PKPU memang digunakan oleh debitor lebih sebagai sarala un-
Penunilaant Kewajiban Pembayaran Utang, Alumni, Bandung, (selanjutnya disebut
sebagai Kartini Muljadi 5), h. 251.
'8JerryHoff,Op. cit., p. 181
158 159
i
160 16r
upaya
dalam bentuk PKPU pun masih setengah hati. Argumentasi proposi- I pailitpun mutatis mutandis berlaku walaupun sedang ditempuh
si ini adalah, pertama, waktu yang diberikan dalam kerangka PKPU irrt.r* lebih lanjut. Kurator yang didampingi oleh hakimpengumsan
pengawas
sedemikian singkat, yakni, 45 hari untuk PKPU sementara dan 270 dapat langsung menjalankan fungsinya untuk melakukan
hari untuk PKPU tetap, padahal dalam Peraturan Kepailil6l (FV) se- arrr p.*i.resL pailit. Sedangkan apabila putusan pailit dibatalkan
seUalai akibat adanya upaya hukum tersebut, segala
perbuatan yang
belumnya jangka wal<tu PKPU bisa sampai delapan belas bulan dan kurator me-
dapat diperpanjang delapan belas bulan lagi' Bagaimana mungkin de- tetafr aitatukan oleh kurator sebelum atau pada tanggal
nerima pemberitahuan tentang putusan pembatalan maka tetap sah
bitor paili g dapat melakukan restruliturisasi terhadap utang-utangnya
hanya dengan waktu yang singkat tersebut' Bandingkaa dengan di dan mengikat bagi dehitor.
dari
Amerika Serikat yang dapat memberi waktu moratorium yang menca- Sebagaimala sudah saya terangkan di atas bahwa Ratio legis
pai 5 tahun. pemberlakuanputusanpailitsecaraserta-mertaadalahbahwakepaili- I
Kedua, PKPU dapat berujung pada kepailitan, jika PKPU tersebut ian pada dasarnya sebagai alat untuk mempercepat likuidasi terha-
tidak dihomologasi oleh hakim. Dan bahkan PKPU dapat dijadikan da- aap-trarta-trartad'ebitoruntukdigunakansebagaipembayaranutang.
sar untuk menjadi kepailitan jika skema perdamaian yang telah di- utangnya. Demikian pula, kepailitan ada-lah sarana untuk menghindari
sepakati tidak terlaksana sebagaimana mestinya dengan alasan apa p.r.U-ri.r, harta kekayaan debitor pailit dari eksekusi yang tidak legal
pun. iari para kreditor serta menghindari dari per'lomba'an memperoleh
Dengan demikian PKPU dalam sistem hukum kepailitan di Indone- harta kekayaan debitor di mana akan berlaku siapa cepat akan dapat
sia, justru terjadi kemunduran dalam pengaturannya. Padahal di Be- dan kreditor yang datang terlambat tidak akan kebagian harta kekay-
landa sendiri, negara di mana sejarah hukum kepailitan Indonesia be- aan tersebut, dan juga untuk menghindari penguasaan harta kekay-
rasal, Und.ang-Undang Kepailitan Belanda sudah ada perubahan sejak aan debitor dari kreditor yang memiliki kekuatan baik kekuatan fisik
tahun 1998. Perubahan Undang-Undang Kepailitan Belanda berkaitan maupun kekuasaan sehingga kreditor yang lemah tidak kebagian har-
dengan prinsip pembebasan utang ini. Sebelum terjadinya pembaru- ta kekayaan debitor tersebut. Di samping itu pula, pemberlakuan pu-
an peraturan kepaililsn, tidak terdapat penerapan prinsip pembeba- tusan pailit secara serta-merta tidak memiliki implikasi negatif yang
san utang saina persis dengan sistem kepaililal di Indonesia saat ini' dalam berkaitan dengan pemberesan harta kekayaal untuk membayar
Namun sejakrahun 1998, Undang-undang Kepaililsl Belanda menga- utang-utang kreditor terhadap debitor. Umpamanya, putusan pailit su-
lami penrbatran yang cukup fi'rndamental, yaitu ditambahnya satu bab dah dijalankErn secara serta-merta dan ada sebagian kreditor yallg su-
tersendiri yang mengatur mengenai reorganisasi utang-utang debitor dah terlanjut dibayar utang-utangnya, kemudian putusan pailit terse-
paiJit khusus untuk subjek hukum orang. Dalam bab baru tersebut but ternyata dibatalkan dalam suatu upaya hukum, maka debitor juga
dimungkinkannya te{adi penghapusan utang terhadap debitor yang tidak datam posisi dirugikan, karena baik dalam status pailit maupun
benar-benar tidak mampu. tidak pailit, suatu utang haruslah tetap dibayar.
t62 tr 163
lah bahwa maksud adanya kepaili6l adalah untuk menghentikan ak- 7.3 KgruNceN WrwrNANc DAI,rM H.rnu Krx,rvaaN
si terhadap perebutan harta paitit oleh para kreditornya serta untuk
menghentikan lalu lintas transaksi terhadap harta pailil oleh debitor
yang kemungkinan akan merugikan para kreditornya. Dengan adanya
sitaan umum tersebut, maka harta pailit dalam status dihentikan dari
segala macam transaksi dan perbuatan hukum lainnya sampai harta
pailit tersebut diurus oleh kurator. yang dalam status pailit tidak hilang hak-hak keperdataan lainnya ser-
Sitaan umum terhadap harta pailit ini tidak memerlukan suatu ta hak-hak lain selaku warga negara seperti hak politik dan hak privat
tindakan khusus untuk melalmkan sita tersebut, berbeda dengan si- lainnya.
taan lain dalam hukum perdatayang secara khusus dilakukan dengan Ratto legis ketentuan bahwa kepailitan hanya bersangkut paut :l
suatu tindalan hukum tertenttr. Dengan demikian sitaan umum ter- dengan harta kekayaan debitor saja adalah bahwa maksud adanya ke-
hadap harta pailit adalah terjadi demi hukum. pailitan adalah unttrk melakukan distribusi harta kekayaan dari de-
Sitean umum ini pula berarti dapat mengangkat sitaaa khusus la- bitor untuk membayar utang-utalg debitor kepada para kreditornya.
innya jika pada saat dinyataan pailit harta debitor sedang atau sudah Dengan demikian, kepailitan hanya bermakna terhadap persoa-lan har-
dalam penyitaan. ta kekayaan saja. Debitor pailit sama seka-li tidak terpengamh terha-
UUK mengecualikan beberapa hal yang tidak termasuk dalam har- dap hal-hal lain yang tidak bersangkutan dengan harta kekayaan' Ia
ta pailit, yakni: masih cakap (betalaaml untuk melangsungkan perkawinan, ia pula
. masih cakap unttrk melaksanakan hak-haknya sebagai warga negara
benda, termasuk hewan yang benar-benar dibutuhkan oleh debi
tor sehubungan dengan pekerjaannya, perlengkapannya, alat-alat di bidang hukum publik seperti menjadi pejabat publik, dan lain seb-
againya.
medis yang digunakan untuk kesehatan, tempat tidur dan per-
lengkapannya yang digunaken oleh debitor dan keluarganya, dan Dengan demikian, apabila ada pihak yang mengaitkan antara ke-
bahan makanan untuk 30 (tiga puluh) hari bagi debitor dan kelua- pailitan dengan hal-hat di luar harta kekayaan debitor pailit adalah
rganya, yang terdapat di tempat itu; tidak tepat. Kepailitan ada-lah bukan suatu vonis kriminal serta bukan
. segala sesuatu yang diperoleh debitor dari pekerjaannya sendiri suatu vonis yang menjadikan debitor pailit tidak cakap (belottaaml dan
sebagai penggajian dari suatu jabatan atau jasa, sebagai upah, tidak wenan g (beuog dhl terhadap se gala- galanya.
pensiun, uang tunggu atau uang tunjangan, sejauh yang ditentu-
7.4 Pprux,rraN Srrr,ren Patrr
kan oleh hakim pengawas; atau
. uang yang diberikan kepada debitor untuk memenuhi suatu ke_ Segala perikatan debitor yang terbit setelah Putusan pailit tidak
wajiban memberi nalkah menurut undang-undang. dapat dibayar dari harta peilit. Jika ketentuan ini dilanggar oleh si pa-
ilit, maka perbuatannya tidak mengikat kekayannya tersebut, kecuali
perikatan tersebut mendatangkan keuntungan terhadap harta pa-
ilit.8o Ketentuan ini sering kali diselundupi dengan membuat perikatan
yang di-antedateer (ditanggali mundur ke belakang) dan ba}rkan sering
terjadi adanya kreditor fiktif untuk kepentingan si debitor pailit. Ba-
nyak contoh kasus yang ditengarai adanya kreditor fiktif, misalnya, PT
Davomas, PT Panca Overseas, PT Tirtamas Comexindo, PI Dharmala
7e
Pasal 24 Ayat (l) UUK.
80
Pasa.l 25 UUK.
764 165
UUK Yang baru
culnYa kreditor
fiktif tersebut.
166 167
ada I
bahwa kond'isi masing-masing kreditor dapat bermacam-macam
oleh debitor pailit ihr sendiri meuPun pihak ketiga yang hendak
meng-
tetapi' dari segi
debitor pailif kreditor yang memiliki-piutang yang sangat besar akan
kooptasi stahrs hukum dari 1s1566u1'
yang memiliki
kondisi i"irr-1*i""ttya, powe4 ia lemah, ada kreditor
(poruer) yang
7.6 Pnrpr,tr,'rN Ptm;ser'r PsNcAD[lN StsEruMNY't piutang yang sangat besar dan sekaligus miliki kondisi
tetapi' me-
f."", fJ4 laa teraitor yang memiliki piutang kecil akan yang memiliki
miliki tekuatan lain yroi U.""t, dan ada pula kreditor
yang kecil'
piutang kecil sekaligu. h"oy" memiliki kekuatan @oute)
suatu
kondisi kreditor yang beraneka ragam ini akan menimbulkan
yang menetrali-
keadaan chaotic (kacau) jika tidak ada rezim hukum
sasinya, yakni hukum kepailitan ini' Bayangkan seorang kreditor yang
memilikiutangyangsangatbesarakantetapi,diatidakmemilikikeku-
han:s memerintatrkan pencoretannya.s3
atarr
$touer) apa-apa seperti kqkuatan fisik, kekuatan lobi' dan kekua-
Akibat putusan P tanaksesinformasi,makaakansangatdirugikankreditorlainnyayang
akibat adanya sitaan memiliki kekuatan lebih tersebut'
umum tersebut maka
kekayaan/harta pailit hams dihentikan baik secara tentatif mauPun 2.7 HuruNc.q,N KrnIa owc,rN.Pax,t Prxrryl Punuserual Pxrrr
secara definitif. Karena hal ini merupakan esensi utama dari suahr ke-
Pekerja yang bekerja pada debitor dapat memutuskan hubungan
pailitan d,i mana harta kekayaan debitor harus dihentikan sementara
kerja, dan sebaliknya kurator dapat memberhentikannya dengan meng-
demi hukum dari semua transaksi yang ada. Seandainya sebelum pu-
adilan untuk melakukan indahkanj"ngkawa}<tumenurutpersetujuanatauketentuallper-
sebagai harta pailit maka undang-undangan yang berlaku, dengan pengertian bahwa hubungan
eh adanya putusan Pailit kerja tersebut dapat d,iputuskan dengan pemberitahuan pding singkat
45 (empat lima) hari sebelumnYa.e
ini.
ini adalah bahwa kepailitan antara lain Ketentuan ini tidak harmonis (sesuai) dengan ketentuan hukum
Ratio legis dari ketentuan
perburuhan yang ada. Ketentuan ini tidak memil'iki konsep pemutusan
ditujuksn untuk menghindari dan menghentikan perebutan harta baik
yang saling mendahului maupun yang saling adu kekuatan, sehingga hubungan kerja (PHK) yang komprehensif. Bukti dafi ketidalkompre-
I
dengan adanya putusan Pailit ini, maka saling mendahului atau saling hensifan konsep PHK datam UUK ini adalah tidak membedakan PHK
adu kekuatan dapat dihindari dan bahkan jika hal itu sudah terlanjur demi hukum, PHK dari pengusaha dan PHK dari buruh. Hal ini karena
terjadi, maka dapat dihentikan dengan putusan pailit ini' Makna dari ada konsekuensi yuridis yang sangat berbeda antara PHK demi hu-
filosafi ini adalah demi perlindungan baik terhadap debitor pailit itu kum, PHK oleh pengusaha dan PHK oleh buruh. Bahkan dalam PHK
sendiri maupun terhadap kreditornya' Perlindungan terhadap debitor oleh bumh pun masih dibedakan antara PHK oleh buruh karena ke-
akan berma-lsra bahwa dengan adanya putusan pailit, maka eksekusi salahan pengusaha dan PHK oleh buruh karena buruh mengundurkan
yarrg tidak legal (unlautful exeafiionl dapat dihindari dan bahkan bisa diri. Perbedaan konsep PHK ini setidak-tidaknya pada dua hal, yakni
dihentikan, demikian pula ekselmsi harta debitor yang kendatipun scal prosedur dan soal pemenuhan hak-hak normatif pekerja yang di
datam koridor hukum akan tetapi dapat lebih menguntungkan salah PHK.
satu kreditor saja pun dapat dihindari misalnya, dengan lebih dahulu Dalam UUK tersebut secara tersurat menyzrmakan PHK oleh peng-
melalrukan alcsi hukum terhadap debitor dibanding dengan kreditor usaha dengan PHK oleh Bumh. Saya menduga bahwa ketentuan PHK
lain. Sedangkan perlindungan terhadap para kreditor akan bermakna dalam UUK di atas hanya mengabsorpsi (baca: cr,pg-postel dari keten-
E3
Pasal 3l Ayat (l) dan Ayat (2) UUK. 8'Pasal 39 Ayat (1) UUK.
168 tr 169
Pemutusan hubungan kerja oleh buruh, antara lain, yakni:
tuan yang ada dalam Faillissement Verordening, di mana ketentuan
dalam Failissement verord.ening secara mutantis mutandis menyelaras- 1. pekerja/buruh mengundurkan diri;
kandenganBurgertijkWetboek(KUHPerdata).PadahalketentuanPHK 2. pekerja/buruh meminta untuk di-PHK karena pengusaha telah
dalam KUH Perdata sudah diubahjauh dal1 berkali-kali dengan peran melakukan kesalahan berat, seperti, melakukan penganiayaan
terhadap buruh.
Sedangkan pemutusan hubungan kerja karena putusan Penga-
dilan adalah terjadi jika mempekerjakan pekerja anak di bawah umur
dengan tidak memenuhi ketentuan peraturan yartg berlaku'
Dalamhukumperbunrhan,Secarateoretispemutusanhubungan
Masing-masing jenis pemutusan hubungan kerja tersebut memi-
kerja dibedakan menjadi empat macarn, yakni:
liki konsekuensi yuridis yang berbeda. Konsekuensi yuridis tersebut
1. pemutusan hubungan kerja'demi hukum; berupa prosedur PHK serta hak-hak normatif ya:rg diterima ole peker-
2. pemutusan hubungan kerja oleh pengusaha; ja/buruh. Misalnya, pekerja/buruh yang mengundurkan diri dengan
3. pemutusan hubungan kerja oleh bumh; dan pekerja yang di-PHK karena perusahaan dinyatakan pailit akan ber-
4. pemutusan hubungan kerja oleh hakim' beda hak-hak normatif yang diterima oleh pekerja/buruh. Dalam hal
pekerja mengundurkan diri baik status perusahaan sedang dinyatakan
Keempat macarn pemutusan hubungan kerja tersebut memiliki pailit maupun tidak sedang dinyatakan Pailit, maka tidak perlu me-
makna, prosedur dan pemenuhan hak-hak normatif pekerja yang ber- minta penetapan lembaga penyelesai perselisihan perburuhan serta
beda-beda. pekerja/buruh tidak mendapatkan uang pesangon melainkan ha-nya
Pemutusan hubungan kerja demi hukum terjadi bermacam-ma- uang penggantian hak dan uang pisah (vide: Pasal 162 Ayat (1) jo.
cam cara model, antara lain, Yakni: 156 Ayat (4) UU 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan). Sedangkan
1. berakhirnya perjanjial kerja waktu tertentu; jika pekerja/buruh di-PHK dengan alasan perusahaan pailit, maka di
2. meninggalnya Pekerja/buruh; samping perlu penetapan dari lembaga yang berwenang juga pekerja/
3. pekerja/buruh memasuki Pensiun buruh memperoleh uang pesangon, uang penghargaan, dan hak-hak
lainnya (vide: Pasal 165 UU 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakedaan).
Pemutusaa ke{a oleh pihak perusahaan terjadi antara lain yakni: Di samping itu, Ketentuan soal pemutusan hubungan kerja dalam
1. PHK karena pekerja/buruh melakukan kesalahan berat ULIK ini masih mengandung kelemahan, yakni apakah seluruh prose-
2. PHK karena pekerja/buruh (setelah) ditahan pihak berwajib sela- dur pemutusan hubungan kerja yang diatur dalam Peratural Pen:n-
ma 6 (bulan) berturut-turut disebabkan melakukan tindak pidana dang-undangan di bidang ketenagake{aan berlaku tanpa kecuali da-
di luar perusahaan Iam kerangka kepailitan ini ataukah ada prosedur khusus. Ha-l ini
3. PHK melakukan ketentuan perusahaan setelah melalui SP (surat misalnya, kompetensi absolut pengadilan manakah yang berwenang
peringatan) I, II, dan III; untuk mengadili persoalan perselisihan hubungar industrial dalam
sebuah perusahan yang sedang dinyatakan pailit, apakah ke Pengadil-
4. PHK oleh pengusaha yang tidak bersedia lagi menerima pekerja/
an Niaga ataukah ke pengadilan hubungan industria-t? Misalnya saja,
buruh (melanjutkan hubungan kerja) karena adanya perubahan
terjadi perselisihan PHK yang berkaitan dengan besarannya jumlah pe-
status, penggabungan dan peleburan perusahaan;
sangon pekerja apakah akan diselesaikan di Pengadilan Niaga ataukah
5. PHK karena perusahaan tutup (likuidasi) yang disebabkan bukan
di pengadilan hubungan industrial. Ketentuan ini masih sanar (grey
karena perusahaan mengalami kerugian; dan
areal mengatur mengenai hal itu. Praktik di kemudianlah yang akan
6. PHK karena mangkir yang dikualifikasi mengundurkan diri. menjadi'preseden' untuk memecahkan kebuntual masalah ini.
170 t7l
jaminan adalah unhrk memberikan preferensi bagi pemegang
jaminan
kum kePailitan dan sekaligus hu-
ia.- pembayaran utang_utang debitor. pemberian prefensi iniaddah muta-
a Pengadilan Niaga meruPakan tis muiandisjuga berlaku dalam kepailitan, karena kepailitan
mPetensi absolut berkaitan den- pasal 1131 dan 1132 KUH Perdata.
opersionalisasiieutr lanjut dari
berhubungan dengan kePailitan
Namun demikian pelaksanaan hak preferensi dari kreditor
sepa-
,l
emutus Permohonan PernYataan
untuk menyelesaikan hal- ratisiniadapengaturanyangberbedadenganpelaksanaanhakprefe.
juga berkompeten
rensi kreditor pemegang jaminan ketika tidak dalam kepaili6l'
pailit, Pengadilan Niaga Keten-
hat lain yang mrrncul pernyata pailit tersebut' seperti gugatan adalah ketentuan mengenai masa tangguh (stay)
"k$"i oot, dan gugatan-gugatan lain' tuan khusus tersebut
jaminan oleh kurator setelah kreditor pemegang jaminan
dan eksekusi
bahwa kePilitan harus meruPakan
ikatakan integral karena persoal- diberi wakhr dua bulan untuk menjual sendiri'
yang berkaitan dengal kepailitan Ketentuan hak tangguh (stay) diatur dalam Pasal 56 Ayat (2) UUK
ditarik kesamaannYa serta dengan yang menentukan bahwa kreditor separatis tersebut ditangguhkan
-t
t73
172
1 . Actio pauliana (umum) sebagaimana yang diatur dalam Pasal 134 1
direksiataukomisarisperusahaanlain.s6Ketentuaniniadalahtidak KUHPerdta;
tepat mengingat bahwa kepailitan hanya berakibat hukum
terhadap
berakibat pada hak-hak subjektif lain- 2'Actiopauliana(waris)sebagaimanayangdiaturdalamPasal106l
harta kekayaan saja aan tidat<
wajar lagi adalah apa yang diatur dalam Un- KUFI Perdata; dan
nya. Dan hat yangtiaak
dang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Presi 3. Actio pauliana dalam kepailitan, sebagaimana yang diatur dalam
den-danWakilPresiden,dimanadalamPasal6UUtersebutdikatakan Pasal4l samPai 47 UUK.
bahwasalahsatuSyaratcalonPresidendanWakilPresidenadalah
pengadilal' De-
tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan
mikian puU aaUm Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerin'tahan Daerah yrt i -","ttukan bahwa calon kepala daerah
harustidaksedangaity"trt"tpailit'JabatanPresiden'WakilPresi- pada perkara kepailitan.
den, dan Kepala Daerah adalah jabatan dalam hukum
publik sehingga
hukum Pasal 1341 KUH Perdata menyatakan bahwa meskipun demikian,
tidak berkaitan dengan soal kepailitan yang merupakan ranah
mempakan sitaan umum ter- kred.itor boleh mengajukan tidak berlakunya segala tindakan yang ti-
keperdataan. Pada dasarnya kepailitan
tidak mencakup status pribadinya' dak diwajibkan Yang dilakukan
naaap harta kekayaan si pailit dan
B'G' juga yang merugikan kreditor; a
Vang aimatsud dengan harta kekayaan di sini, menurut Fred I
dan hak atas benda yang dapat di- tersebut dilakukan, debitor dan
Ttrmluan, adalatr semua barang
Dengan dimasukkaa- debitor itu bertindak, mengetahui bahwa tindakan itu mengakibat-
uangt<an lten gelde htnnen worden gemoalct)'l7
kan kerugian bagi para kreditor. Hak-hak yang diperoleh pihak ke'
,y"-"y"'"ttidaksedangdalampaititsebagisalahsatusyaratcalon
pr""id"r, dan wakil presiden, seakan-akan pailit adalah suatu perbuat-
t tercela atau perbuatan kriminal sehingga perlu dicantumka, dalam
syarat jabatan publik tersebut. Pailit hanyalah berhubungan dengan
keadaan tidak mampu membayar terhadap utang-utangnya, di mana
debitor mengetahui bahwa dengan cara demikian dia merugikan para
keadaan tidak mampu membayar adalah sebagai risiko yang biasa dia-
kreditor, tak peduli apakah oraJtg yang diuntungkal juga mengetahui
lami dalam dunia usaha. Hal itu berbeda dengan keadaan tidak ntau
hat itu atau tidak.
membayar pajak sebagai syarat lainnya dari jabatan tersebut' Pembu-
at Undang-undang Pemilu Presiden dan Wapres dan Undang-Undaag Ketentuan Actio Pauliana dalam Pasa-l 1341 KUH Perdata ini ber-
Pemerintahan Daerah tidak bisa membedakan antara keadaan pailit I kaitan dengan ketentuan Pasal 1131 KUH Perdata yang mengatur me-
dengan kejahatan menggelapkan uang dengan dasar utang atau ke- ngenaj prinsip paritas creditoium. Hal ini karena dengan pasal 1131
selhyaknya keten- I',UH Perdata ditentukan bahwa semua harta kekayaan debitor demi
iahatan kepailil4l lainnya. Dengan demikian, tidak
tuan kepailitan disyaratkan dalam persyaratan calon presiden, wakil hukum menjadi jaminan atas utang-utang debitor. Dengan demikian,
presiden, dan kepala daerah. r maka debitor sebenarnya tidak bebas terhadap harta kekayaannya ke-
tika ia memiliki utang kepada pihak lain, dalam hat ini kepada kredi-
7.70 Acno P.luuaNr DAIAM KEr.urraN tor.
Dalam sistem hukum perdata dikenal ada tiga jenis actio pauliano, Selain Actio pauliana yang diatur dalam 1341 KUH Perdata, terda-
yakni: pat satu lagi jenis actio pauliana dalam KUH Perdata, yakni sebagai-
I mana yang diatur dalam Pasal 1061 KUH Perdata. Pasal 1061 KUH
Perdata menyatakan bahwa:
85
Pasal 79 Ayar (3) UUPT dan Pasal 96 UUPT (l) Di mana da-lam hal seorang ahli waris menolak warisan, maka
87
Fred B.G. lumbuan l, op. cit., h. 727 .
t74 175
bahwa Putusan atas permohonan Pernyataan
pailit dan hal-hal lain
agar warisan terse-
kreditornya dapat memohonkan ke pengadilan iputus-
y"ng Uert^itan dan/atau diatur
J
176 777
J apabila baralg tidak ada, ia wajib mengganti rugi
nilai barang
darr mengadili permohonan actio pauliana.Ee
tersebut.
Kesulitan mengajukan actio pauliana sampai dikabulkan oleh ha-
kim tidak hanya terjadi pada actio pauliana dalam kepailitan saja, ac- 7.11 Paxs.t BaPrN (GuzutNc)
tio pauliana yang di luar kepailitan pun sangat jarang sekali sampai (paksa badan)'
dikabulkan. Hal itu sebagaimana diakui oleh Elijana Tansah yang me- Terhadap debitor pailit dapat dikenakan gijzeling
ditujukkan apabila si debitor pais
nyatakal bahwa selama 37 tahun menjadi hakim hanya satu kasus ac- Lembaga paksa badan ini terutama
kepailitan. Gijzeling merupakan
tio pauliana di luar kepailitan yang berhasil, yakni kasus di Bandung, [t tidJ ktoperatif dalam pemberesan bahwa de-
suatu upay. trtr- yan! diseaiakan untuk memastikan
itu pun karena kasus tersebut sangat kentara sekali, yakni, dijual ke- dalam hal yang pailit adalah
pada adiknya sendiri, tidak pernah dibalik narna, dan pajak PBB-nya Uitor piit, atau direksi Jan komisaris
tugas-tugas kurator dalam
yang membayar si penjual.s p.ra.ro- terbatas, benar-benar membantu
p..tgrto""o dan pemberesan harta pailit'
Kartini Muljadi mengatakan bahwa syarat actio pauliana dalam ke- gijzeling ir:.i
pailitan adalah bahwa debitor hams telah melakukan suatu rechtshan- Undang-Undang Kepailitan mengatur tentang lembaga )
178 t79
gatur mengenai Paksa ba-
yang beruPa tedadinYa di-
ketentuan Yang lain Yang
ndala normatif ini memPunYai im-
i Paksa badan tersebut dalam
Pengadilan Negeri Jakarta Pu-
badan ini tidak ada hukum acara
a 1 Tahun 2000' Seorang hakim
niagae2 menYatakan
3. Usia debitor yang dapat dikenakan gijzeling ini berdasarkan Pen
tor tersebut sudatr tidak memiliki harta dengan harapan kerabat- --, p* gastaman (2004), "Paksa Badan Menurut Perpu Nomor 1 Tahun
aslsn
nya ikut membayar utang tersebut' Adapun tujuan gijzeling dalam 1998 yang Kemudian Disahkan Menjadi U! l\omor 4 Tahun
1998 tentang Kepaili-
Perma adalah lebih ditujukan kepada debitor atau penjamin utang m", bai- Buku: Emmmy Yuhassarie (eds'), Kepailitan dan Transfer Aset Secara
Melasan Huhum, Pusat Pengkajian Hu um, h' 275'
yang mampu akan tetapi, tidak mau membayar utang-utangnya' Jakarta,
181
180
bersama' Dengan
oleh hakim dilakukan oleh masing-masing terhadap harta
pelaksana dari paksa badan ini adalah jaksa yang ditunjuk demikian, apabila debi-tor paitit tlaaf< memenuhi
panggilan untuk
p.rrg"*.". Pelaksanaan paksa badan ini ditakukan baik di tempatkan kurator' atau
sendiri' di bawah memberikan keterangan kepada hakim pengawas'
ii ru*af, Tahanan Negara maupun di rumahnya penahanan
panitia kreditor aapal aimotronkan untuk dilakukan
(paksa badan) tersebut'
dalam Pasal 121 Ayat
3. Kewajiban hulmm sebagaimanayang diatur
(1) dan AYat (2) UUK'
Pasal 121 Ayat (1) UUK menyatakan bahwa
debitor pailit wajib
sebagai berikut: agar dapat mem-
98 UUK' hadir sendiri dalam rapat pencocokan piutang,
1. Kewajiban hukum sebagimana yang diatur dalam Pasal berikan keterangan yang diminta oleh hakim
pengawas mengenar
Pasal 98 UUK menentukan bahwa sejak mulai pengangkatannya' sebab musabab kepailitan dan kcadaan harta pailit' Sedangkan
Kurator hanrs melaksanakan semua upaya untuk mengamankan Pasal 121 Ayat (2) UUK menyatd<an bahwa kreditor dapat memin-
harta pailit dan menyimpan semua surat, dokumen' uang' per- ta keterangan dari debitor pailit mengenai hal-hal yang. dikemu-
hiasan, efek, dan surat berharga lainnya dengan memberikan kakal melalui hakim pengawas' Dengan demikian apabila debitor
tanda terima. Menurut saya, ketentuan pasal 95 UUK yang men- pailit tidak hadir dalam rapat verifikasi utang atau debitor pailit
memenuhi kepada kreditor, maka dapat
tidak tePat.
iia"k -", memberikan keterangan
pailit ter- a
Terhadapdebitorpailitjugabisadikenakanketentuanpidana.Ke-
Hukum Pidala
tentuan pidana -".rg^", pada Kitab Undang-Undang yalni Pasal 226 dan
(KUHP) yang tersebar dalam beberapa ketentuan,
Pasal 396 sampai Pasal 403 KUHP' Ketentuan pidana dalam KUHP
tersebut berkaitan dengan pelaksanaan pemberesan harta pailit lebih
lanjut dalam hal status pailit sudah diputuskan oleh hakim lPasal226'
pasal 3g6, Pasa] 400 sampai Pasal 402 KUHP) serta penyebab adanya
kepailitan (Pasal 396, 397,398,399, 4O3 KUHP)'
Pengaturan pidana dalam KUHP yang berkaitan dengan kepailitan
berkaitan dengan perbuatan-perbuatan sebagai berikut :
yang cukup memPrihatinkan. 1) tidak mau hadir atau memberikan/tidak memberikan keterang-
2. Kewajiban hulnrm sebagaimana yang diatur dalam Pasal 110 an yang menyesatkan dalam proses pemberesan pailit (Pasal 226
UUK. KUHP);
Pasal 110 UUK menyatakan bahwa debitor pailit wajib mengha- 2l perbuatan debitor pailit yang merugikan kreditor (Pasal 396
dap hakim pengawas, kurator, atau panitia kreditor apabila di- KUHP);
panggil untuk memberikan keterangan dan dalam hal suami atau 3) perbuatan debitoryang memindahtangankan harta sehingga meru-
istri dinyatakan pailit, istri atau suami yalg dinyatakan pailit gikan para kreditor dan menyebabkan pailit (Pasal397 KUHP);
wajib memberikan keterangan mengenai semua perbuatan yarrg 4l perbtratan direksi atau komisaris perseroarr yang menyebabkan
183
r82
dalam
Sedangkan dalam hal kepailitan terjadi karena kecurangan
kerugian persleroan baik sebelum atau setelah pailit (Pasal 398
Pasal397 KUHP, Yakni:
dan 399 KUHP); 3
1. ada tiga macam Perbuatan:
5) perbuatan menipu oleh debitor pailit kepada para kreditor (Pasal
a00 KUHP); - mengarang perbuatal yang tidak pernah ada;
6) kesepakatan curang antara debitor pailit dengan kreditor dalam
- tidak membukukan suatu pendapatan;
rangka penavraran perdamaian kepailital (Pasal 401 KUHP); - menyisihkan atau menarik suatu barang dari budel;
atau
7l tindakan debitor pailit yang mengurangi hak-hak kreditor (Pasal Z. tirra*an melepas suatu barang dari budel, secara cuma-cuma
402 KUHP); dengan terang-terangan di bawah harga;
8) perbuatan direksi Perseroan terbatas yang bertentangan dengan 3. tindakan berupa apa saja, menguntungkan salah seorang kreditor;
anggaran dasar (Pasal403 KUHP). 4. tindakan bempa penyimpangan dari ketentuan Pasal 6 KUHD'e4
Sedangkan'Pasal 403 KUHP mengatur bahwa pengurus
atau ko-
Apabila yang pailit adalah Perseroarl terbatas ketentuan pidana
per-
ahan dikenakan pada direksi dan/atau komisaris dan balftan Peme- misaris perseroan terbatas telah bekerja salna atau memberikan
gang saham pun tidak bisa lepas dari ketentuan pidana. Jika debitor setujuannya untuk melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan
pailit adalah perseroan terbatas, makayang bisa dijerat oleh ketentuan aenian anggaran dasar, yang menyebabkan perseroan tersebut men-
Pasat 398 dan 399 KUHP adalah direlrltur maupun komisarisnya, iika jadi tidak mampu untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya atau
mereka melakukan: (a) turut serta atau memberi persetujual atas pe- menjadi harus dibubarkan.
rbuatan-perbuatan yang melanggar anggaran dasar Perseroan terba- Hal ini berarti bahwa suatu suatu kepailitan bukanlah sebuah
tas dan perbuatan-perbuatan tersebut mengakibatkan kemgian berat kriminalitas, meskipun nantinya datam proses kepailitan akan dimung-
sehingga perseroan jatuh pailit; (b) turut serta dalam atau memberi kinkan adanya kejahatan kepailitan. Subjek hukum yang dinyatakan
persetujuan atas pinjaman dengan persyaratal yang memberatkan pailit, tidak mutatis mutandbmemenuhi unsur tindakan pidana. Misal-
dengan maksud menunda kepaitilsn perseroan terbatas; (c) lalai dalam nya, suatu Perseroan terbatas yang dinyatakan pailit tidak mutafis mu-
mengadakan pembukuan sebagaimana itu diwajibkan oleh UUPT dan tandisorgan.orgalrPTtersebutdapatdipidanaataspailitnyaPTter-
angSararr dasar PI.e3
sebut. Kepailitan adalah berkaitan dengan proses pemberesan harta
Meskipun dalam Pasal 396, Pasal 397, dan Pasal 403 KUHP meng- kekayaan debitor untuk membayar uatang-utangnya. Dengan demi-
atur mengenai penyebab adanya kepailital dapat dipidana, namun hal kian, subjek hukum yang telah dinyatakan pailit tidak sama dengan
itu harus memenuhi kriteria pidananya, yakni dalam hal pasal 396 bahwa ia telah melakukan sebuah tindakan kriminal. untuk dapat )
KUHP (bangkrt.t sederhana) : dinyatakan telah melakukan tindak pidana harus memenuhi unsur-
1) pengeluaran-pengeluarannya melewati batas kehidupan sehari- ,unsur dan kriteria sebagaimana yang diatur dalam KUHP tersebut di
hari/terlalu boros; atau atas.
2l meminjam uang/modal dengan bunga yang tinggi padahal diketa-
hui bahwa hal itu tidak menolong kepailitannya; atau 8. AKIBAI HUKUM PKPU
3) tidak dapat memperlihatkan secara utuh talpa perubahan-per- Dengan disetujui PKPU oleh hakim, maka segera setelah itu diang-
ubahan (coretan-coretan atau tulisan-tulisan) sebagaimana di- katlah pengums. Pengurus dalam PKPU berbeda tugas dan wewenang-
tentukan dalam Pasal6 KUHD.
184 185
(stay) terhadap kreditor pemegang
jaminan kebendaan dan kredi-
nya dengan kurator pailit. Perbedaan tugas dan wewenang Pengurus
iot y*g diistimewakan selama 90 hari'ee
alngan kurator dikarenakan perbedaan status hukum antara debitor
yan; dinyatakan pailit dengan debitor yang diberikan PKPU. Dalam
-t.p^ititrrr,
(6)
t87
186 fT
l
perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku. Juga, gaji
BAB 4
serta biaya lain yang timbul dalam hubungan kerja tersebut men-
jadi utang harta debitor.to3
( 10) PKPU tidak berlaku apabila menguntungkan kawan berutang (mede ASPEK HUKUM KEPAILITAN
sclanldenaren) dan penjamin (borS). Kartini Muljadi menyatakan PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA
batrwa hal itu berarti mereka tetap harus melaksanakan kewajibaa
mereka.re
r88
seroan terbatas, dan
roan terbatas adalah
deteriorasi adaPtasi
oleh badan hukum tersebut.3 Munir Fuady mengatakan bahwa pem- Dalam hal perseroan terbatas bubar karena Rapat Umum Pemegang
bubaran perusahaan adalah suatu tindakan yang menyebabkan per-
usahaan berhenti eksistensinya dan tak lagi menjalankan bisnis untuk
selama-lamanya, diikuti dengan proses administrasinya berupa pem-
beritahuan, pengumuman, dan pemuttrsan hubungan kerja dengan
karyawannya. Bubarnya perusatraan ini baik dengan proses likuidasi
secara keselunrhan (dengan dilalrukan pemberesan) ataupun dengan inisiatif sebagai berikut:
proses likuidasi tanpa proses pemberesan sama sekali.a
1. adanya permohonan dari pihak kejaksaan berdasarkan alasan
kuat perseroan melanggar kepentingan umum;
I Suwarsono Muhammad, Op. cit.,2001, h. 5.
2. adalya permohonan dari satu orang Pemegang saham atau lebih
2
Michael Teng, Op. cit., h.3.
3 Ncardo yang mewakili paling sedikit sepuluh persen bagian dari jumlah
Simanjuntak 3, Op. cit., h. 185.
a
Munir Fuady 1, Op. cit., h. 178. selumh saham dengan hak suara yang sah.
190 191
persero€rn atas dasar pailit, padahal haf ini merupakan kewenangart
3. adanya permohonan kreditor berdasarkan alasan:
a. perseroan tidak mampu membayar utangnya setelah dinyata-
kan pailit;
b. harta kekayEran Perseroan tidak cukup untuk melunasi selu-
mh utangnya setelah pernyataan pailit dicabut;
4. adanya permohonan pihak yang berkepentingan berdasarkan ala-
san adanya cacat hukum dalam akta pendirian perseroan.
Sedangkan Pasal 117 Ayat (2) UUPT 1995 dikatakan bahwa dalarn pene-
tapan pengadilan ditetapkan pula penunjukan likuidator.
J
192 193
merasa dilang- Pasal 142
tika pemegang saham lain ketiga perusahaan tersebut
mereka merasa tidak pernah dipanggil (1) Pembubaran Perseroan terjadi:
kahi hak-haknya. Pasalnya,
persetujuannya berkaitan dengan per-
oleh pengadilan untuk dimintai a. berdasarkan kePutusan RUPS;
Karta'
*ottot ao pembubaran Perseroan yang diajukan oleh
b. karena jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam anggar-
Ayat (1) Poin
Memerhatikan kasus ini, maka ketentuan Pasal 117 an dasar telah berakhir;
ke-
b tersebut mengandung titik lemah yang cukup membahayakan
p.r".roL terbatas' Hal ini karena ketentuan bahwa
berlangsung* -Negeri
e.rrg"il"t dapat membubarkan Perseroan atas adanya Perno-
yang mewakili pa-
honan dari satu orang pemegang saham atau lebih
dengan
ling sedikit sepuluh pit""t bagran dari jumlah seluruh saham
yang bisa di-
hJ suara yang sah tidak dijelaskar alasan hukum apa
gunakan rrrt t hal ini. Demikian juga ketentuan pasal ini sama sekali
uudang-undang tentang kepailitan; atau
Id"k *"ny"butkan bahwa para pihak (dalam hal ini Pemegang saham f. karena dicabutnya izin usaha Perseroan sehingga mewajibkan
lain sebagai Pemegang saham mayoritas) harus dimintai keterangan- perseroan melakukan likuidasi sesui dengan peraturan per-
,ry. *.r,g:.rrai pembuUaran perseroan ini' Secara normatif, Pengadilart undang-undangan Yang berlaku'
Negeri.l&arta Barat tersebut tidak melanggar peraturan perundang-
(2) Dalam hal terjadi pembubaran Perseroan sebagaimana dimaksud
,rri",,g",,, melainkan hal ini terjadi karena titik lemah dari UUPT 1995 pada Ayat (1), maka:
tersebut. Kondisi seperti ini dapat disalahgunakan oleh pemegang sa-
ham minoritas yang beritrtikad tidak baik' a.wajibdiikutidenganlikuidasiyangdilakukanolehlikuidator
atau kurator; dan
KetentuanPasallLTAyat(2)UUPTlgg5jugatidakbenarbahwa
b. Perseroan tidak dapat melakukan perbuatan hukum, kecuali di-
dalam penetapan pengadilan ditetapkan pula penunjukan likuidator'
pcrlukan untuk membereskarl semua urusan Perseroan dalam
mengi.ngatbahwadalamhalperseroanterbatasbubarkarenakepailitan
rangka likuidasi.
maka tidak d.itetapkan likuidator melainkan ditetapkan kurator.
Saya sependapat dengan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
(3) Dalam hal pembubaran terjadi berdasarkan keputusan RUPS,
jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar
Terbatas sebagai pengganti UU No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan
Terbatas (UUPT), yang mengelaborasi pembubaran perseroan' di mana telah berakhir, atau dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan
ditambahkan bahwa bubarnya perseroan juga karena dicabutnya ke- keputusan pengadilan niaga, dan RUPS tidak menunjuk likuidator,
] maka direksi bertindak selaku likuidator.
pailitan berdasarkan putusan pengadilan niaga yang telah mempunyai
Lekuatan hukum tetap, harta pailit perseroan tidak cukup untuk (a) Daram hal pembubaran perseroan terjadi dengan dicabutnya ke-
membayar biaya kepailitan serta karena harta pailit perseroEln yallg pailitan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf d, maka pe-
telah dinyatakan pailit berada dalam keadaan insolvensi, sebagaimana ngadilan niaga sekaligus memutuskan pemberhentian kurator
diatur dalam Undang-Undang tentang Kep'i'l itan. dengan memerhatikan ketentuan da-lam undang-undang tentang
Dala-ur UU No. 40 Tahun 2OO7 tentang Perseroan Terbatas (UUPT kepailitan.
2007) pengaturan pembubaran perseroan terbatas adalah sebagai beri- (5) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) huruf
kut: b dilanggar, maka anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan
Perseroan bertanggung jawab secara tanggung renteng.
(6) Ketentuan mengenai pengangkatan, pemberhentian sementara,
pemberhentian, wewenarg, kewajiban, tanggung jawab, dan peng-
2005 Pukul 16.51WIB. awasan terhadap direksi berlaku mutatis mutandis bagi likuidator.
794 tr 195
Dengan demikian, prinsip kepaiti6l dalam perspelrlif ini meru-
196 r97
besar yang bernama IMF.
2.EKstsTENslYI',RIDISITTYANGTEI.AHDIPAILITIGNATAU
TEI.AH DILIKUIDASI MENURUT UUK DAN UUPT
Tujuan utama proses kepailitan terhadap perseroan terbatas
adalah untuk mempercepat proses lihridasi dalam rangka pendistri-
busian aset perseroan dalam rangka membayar utang-utang Perseroar
karena perseroan telah mengdami kesulitan keuangan yang menye-
babkan insolvensi perseroan tersebut. Dengan demikian, eksistensi
perseroan terbat era berakhir dengan percepatan
pemberesanproPrinsiputarnakepailitanper.
sero€rn terbatas proses likuidasi aset perseroan
untuk kemudian membagikannya kepada segenaP kreditornya'
Eksistensi yuridis dari perseroan terbatas yang telah dipailitkan
adalah masih tetap ada eksistensi badan hukumnya' Dengan dinyata- Perseroan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1):
kannya pailit tidak muitatis mutandis badan hulnrm perseroEul menjadi
tidak ada. suatu argumentasi yuridis mengenai proposisi ini setidak- a. wajib diikuti dengan likuidasi yang dilakukan oleh likuidator atau
kurator; dan
nya ada dua landasan. Pertama, kepailitan terhadap perseroan terbatas
tidak mesti berakhir dengan likuidasi dan pembubaran badan hukum b. Perseroan tidak dapat melakukan perbuatan hukum, kecuali di-
perseroan. Dalam hal harta kekayaan perseroan telah mencukupi se- perlukan untuk membereskan semua urusan Perseroan dalam
luruh tagihan-tagihan kreditor dan biaya-biaya yang timbul dari kepai- rangka likuidasi.
litan, maka langkah berikutnya adalah pengakhiran kepailitan dengan Tindakan-tindakan yang masuk dalam kategori pemberesan ini
jalan rehabilitasi terhadap perseroan terbatas tersebut dan kepailitan disebutkan dalam Pasat 149 Ayat (1) UUPT 2007, yakni:
diangkat serta berakibat perseroan terbatas itu kembali pada keadaan
Pasal 149 Ayat (1) VUYI 2007, Yakni:
,semula sebagaimana perseroan sebelum adanya kepailitan. Seandai-
nya eksistensi badan hukum perseroan terbatas tersebut hapus de- a. pencatatan dan pengumpulan kekayaan dan utang Perseroan;
ngan adanya kcpailitan, maka tentunya tidak dimungkinkan adanya b. pengumuman dalam Surat Kabar dan Berita Negara Republik In-
pengangkatan kepailitan serta rehabilitasi perseroan karena sudah ha- r donesia mengenai rencana pembagian kekayaan hasil likuidasi;
pusnya status badan hukum itu. c. pembayaran kepada para kreditor;
Argumentasi kedua adalah dalam proses kepailitan perseroarl d. pembayaran sisa kekayaan hasil likuidasi kepada pemegang saham;
terbatas, maka perseroan terbatas tersebut masih dapat melakukan dan
198 199
pembere- dinyatakan pailit, di samping itu
juga fqhwa PT LGEI yang dalam ke-
e. tindakan lain yang pertu dilalorkan dalam pelaksanaan telah berakhir
aclaan likuidasi, maka statusnya sebagai badan hukum
san kekaYaan. dimohonkan pailit'
sehingga Perseroan tersebut tidak dapat
palam hal perseroan bubar yang diikuti dengan lilrridasi' maka Perbankan-Nasio-
Pada kasus kedua adalah Badan Penyehatan I
tidak dimr:ngldnkan untuk dicabut status likuidasi tersebut
apalagi
kreditor yang telah mengambil alih
hukrm normal seperti
direhabilitasiuntuk kemudian menjadi badan k BRI, Bank Exim (Bank Mandiri)'
status pailit perseroan
sediakala. hoposisi ini jelas berbeda dengan Muara Alas Prima ( MAP)' Majelis
TllPd\tl2OOOl
terbatas tersebut.
penempatan
hakim pengadilan niaga melalui putusannya Nomor:
Munir Fuady menjabarkan konsekuensi hukum dari menyatakan menolak per-
PN.Niaga/Jkt fst. tanlgal 17 Oktober 20OO
perseroan menSaai m iaafam lkuidasi), yal'rni antara lain:6 majelis pengadilan niaga
mohonan pemohon. iltti'U"g"o hukum
Ayat (1) Undang-Undang
1. yang paling pokok adatah bahwa bisnis dari perusahaan tersebut adalah bahwa menurut ketentuan Pasal 119
No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas
disebutkan bahwa dalam
dihentikan; dapat melakukan
2. semua kekuasaan direksi beralih kepada likuidator; hal suatu perseroarl bubar, maka perseroan tidak
kekayaan
perbuatan hukum, kecuali diperlukan untuk membereskan
3. kekuasaan komisaris dibekukan;
arU- proses lihridasi. Hal Ini berarti bahwa suatu perseroan yang
4.kekuasaanRUPSdibekrrkarr,kecualidatamhallaporanterakhir tehh dLyatakan bubar secara hukum ld'e jurel hanya dapat melalm-
dari likuidator' yang memang harus diberikan kepada RUPS;
kantindakan-tindakanhukumdatamProseslikuidasiuntukmem.
5. perusahaan tetap jalan sejauh untuk kepentingan pemberesan bereskan harta kekayaan perseroan' Dalam hal demikian
bukan ber-
dan pembubarannYa saja; arti eksistensi perseroan tersebut tetap dipertahankan' akan tetapi
6. perusahaan tidak dapat lagi mengubah status asetnya' kecuali tindakan-tindakan hukum yang dilakukan oleh perseroan
tersebut
yang dilakukan oleh liloridator dalam rangka pemberesan; dimaksudkanuntukmemperlancartugas-tugaslikuidatordidalam
7. menjadi restriksi terhadap kekuasaan kreditornya untuk mempro- menyelesaikan hak dan kewajiban Perseroan yang berkaitan
dengan
ses dengan Proses hukum lainnYa' hartakekayaanperseroalrda]amtikuidasitersebuthinggasemuaharta
semaksimal
kekayaan perseroan dalam likuidasi dapat dimanfaatkan
Jika kepailitan Perseroan terbatas akan berujung pada likuidasi kewajiban dalam likui-
perseroan, apatah masih bermanfaat malma kepailitan karena pada
*orritit untuk memenuhi semua Perseroan
se-
dasi, dan habisnya semua harta perseroal menjadikan persero€rn
satu sisi dalam rezim hukum Perseroan terbatas dikenal adanya lem-
cara nyata bubar setelah dipertanggungiawabkan dalam RUPS' Dan'
baga pembubaran perseroan melalui likuidasi perusahaan' Justru di
fungsi kepaili6l untuk mempercepat likuidasi' Pralrtik di per-
bahwamenunrtketentuanPasalllTAyat(1)HurufcUndang-Undang
yang
"i"if.f, Nomor 1 Tahun 1995 telah disebutkan bahwa suatu perseroan
adilan niaga justm mempunyai pendapat yang berbeda dengan fiIosofi
makna kepailitan perseroErn terbatas ini. Dalam kasus LG Electronic
tidak mampu membayar utang-utangnya setelah dinyatakan pailit
(pemohon pailit) melawan PT LG Bangunindo Electronic (termohon dapat dimohonkan oleh kreditornya untuk dibubarkan (dilikuidasi).
Ini berarti bahwa suatu perseroan yang telah dinyatakan pailit dapat
f"lit; arU- putusan kasasi Mahkamah Agung Nomor 02 KIN!L998 dimohonkan untuk dibubarkan (dilikuidasi) dan bukan sebaliknya,
tertanggal 19 November 1998 hakim berpendapat bahwa berdasarkan
pertimbangan tersebut, majelis berpendapat bahwa dalam hal perse- sebab di dalam kepailitan eksistensi perseroall masih dipertahankan'
roan bubar, maka perseroan tidak dapat melakukan perbuatan hukum sedangkan dalam likuidasi secara de jure perseroari telah dinyatakan
kecuali diperlukan untuk membereskan kekayaannya dalam proses Ii- bubar.
kuidasi, maka oleh karenanya terhadap perseroan tersebut tidak dapat Suatu perseroan terbatas yang telah dilikuidasi, maka eksistensi
badan hukum dari perseroan terbatas rrrasih tetap ada sampai Proses
likuidasi tersebut beres sama sekali yang berujung pada bubarnya
6
Munir Fuady l, Op. ,it., h. 185.
200 201
dapat diklasifikasi-
bagi kreditor. Dengan demikian, suatu usaha
secara
kai sebagai gagal meskipun tidak melalui kebanglmrtan
usaha-
normal. Juga suatu usanl dapat menghentikan/menutup
nya tetapi tidak dianggap sebagai gagal;
202 tr tr 203
tersebut, maka manfaat pelanjutan usaha Perseroan terbatas dalam I
pihak debitor pailit (dalam hal ini Perseroan terbatas yang dipailitkan) pailit sangat bermakna.
melainkan juga bagi para kreditor Perseroan'
Sedangkan dari segi teoretis adalah apa yang dikemukakan oleh
Michael C. Jensen dan Rudhi Prasetya. Sebagaimana dikemukakan
se-
204 205
I
nperbuatan pengums-
apa yang lazim dimaksud dengan menjalankan
aA"- pengertian "daden uan beheef adalah menjalankan per-
"rr"
buatan y"t i t.ri* dilal<ukan sehari-hari dalam hubungan dengan
tu-
juan perseku
menjalankan
saan', perbuatal itu tidak secara I itu sampai kapal itu selesai dibuat'
kan perusahaan
yang menjadi tujuan dari persekutuan'12
Sedangkan dalam praktik, tidak tepatnya tujuan pelanjutan peru-
Pertimbangan utama untuk melanjutkan kegiatal usaha terha-
niiai sahaan ini, misalnya dalam kasus kepailitan PT Asuransi Jiwa Manu-
dap perseroan terbatas yang telah dinyatakan pailit adalah bahwa
pemsahaan jauh lebih tinggi dibandingkan life Indonesia dan PT Prudential Life Assurance. Pada tingkat pengadi-
ekonomis (economic ualue)
proposisi lan niaga, Manulife dan Pmdential dinyatakan pailit. Jika dilihat dari
dengan nilai aset fisik dari perusahaan tersebut. contoh dari
perusahaan sekuritas, perusahaan operatton and.financiol performance perusahaan, maka kepailitan Pru-
ini ;dafah perusahaan asuransi,
dentiai menjadi tidak tepat mengingat Manulife dan Pmdential tidak
pengembanl (developer) dan pemsahaan pembiayaan (multifinancel'
perusarraan-perusahaan tersebut ini sering kali memiliki aset yang sedang mengalami kesulitan keuangan. setelah Pmdentid dinyatakan
peilil elsh pengadilan niaga, maka si kurator langsung menghentikan
sangqt positit, melainkan sering terjadi negatiue cashflow' Perusahaan
y.rri -"-punyai masalah cashflottt yang negatif akan jauh berbeda operasional perusahaan. Tindakal kurator tidak tepat jika dikaitkan
penanganannya dengan perusahaan yang mempunyai masalah aset dengan makna kepailitan perusahaar, justru dengan penghentian ope-
yang negatif. Kepailitan sebenarnya diperuntukkan terhadap Pemsa' rasi perusahaan, maka Prudential akan mengalami kerugian cukup
haan yang mempunyai aset negatif dan tidak ditujukan kepada peru- besar apabila dibandingkan dengan tetap dilanjutkan operasionalnya.
sahaan yang hanya sekadar bermasalah dalam kinerja cashflowty* Kasus pailitnya Manulife dan Prudential yang menimbulkan polemik
adalah akibat ketidakkonsistenan dari pembuat undang-undang, pada I
Adapun mengenai manfaat dari pelanjutan usaha perusahaan
satu sisi Undang-Undang Kepailitan didesain untuk semudah-mu-
yang pailit sebagaimana dikemukakan oleh J.B. Huizink bahwa nilai
dahnya mempailitkan subjek hukum, narnun pada sisi lain hal tersebut
bertentangan dengan prinsip commerctal eit from financial distress.
rs
206 207
kem-
kembali kepada posisi semula seperti sebelum kepailitannya dan
bali sebagar subjek hukum mandiri dan penuh'
Pada tahap insolvensi dari perseroan terbatas yalg pailit maka
niaga, hakim pengawas, dan lain-Iain't7
eksistensi yrridis dari perseroan ini tetap ada dan melalorkan kegi-
atan-kegiatannya seperti subjek huln:m lainnya hanya kegiatan yang
rtirnaksud khusus mengarah pada pemberesan terhadap harta-harta
pailil pglssloan dan temtarna pada proses pencairan harta kekayaan
atau aset perseroan. Eksistensi Perseroan terbatas dalam tahap ini
tetap dijalankan oleh kr.rrator di bawah Pengawasan hakim pengawas.
Perseroan terbatas yang telah dinyatakan pailit tidak secara oto-
matis berhenti dan bubar, melainkan masih eksis kebadalhulmman-
t
terhadap harta pailit. Kurator tidak berwenang untuk mengembang-
nya dari perseroan asih
a ti- kan usaha dari si Pailit.
menjalankan usatr
dak terjadinya kep asih Sedangkan kepailitan bagi perseroan terbatas tidak menyebabkan
eksisnya kebadanhukumannya dari perseroan terbatas tersebut dalam secara otomatis perseroan terbatas tersebut berhenti melakukan sega-
arti bahwa masih ada proses dan tahapan-tahapan tertentu dari se- Ia perbuatan hukumnya. Yang secara otomatis berhenti melakukan
jak dinyatak€rnnya pailil 52s1p"i dengan selesainya pemberesan harta perbuatan hukum yang berkaitan dengan harta kekayaan perseroall
pailit dari perseroan terbatas itu. adalah organ perseroan yang terdiri dari pemegang saham, komisaris,
dan d.irektur. Semua kewenangan tiga organ perserozul tersebut beralih
Hal itrr berarti terdapat suatu akibat hukum tertentu terhadap
perseroan terbatas yang dinyatakan pailit. Munir Fuady membedakan kepada kurator sepanjang berkaitan dengan harta kekayaan Perseroan
saja. Hal ini memprrnyai dua makna. Pertama, bahwa kewenangan dari
akibat hukum kepailitan menjadi dua jenis, yakni akibat hukum yang
tiga organ perseroan terbatas menjadi beralih kepada kurator sepanjang
berlaku demi hukum dan akibat hukum yang berlaku secara rule of
yang berhubung€rn dengan harta kekayaat. Kedua, bahwa kurator ti-
reason.t6 Adapun yang dimaksudkan dengan akibat hukum yang ber-
Iaku demi hukum (bg tle operation of lautl adalah bahwa akibat hu- dak hanya menggantikan kewenangan kelembagaan direksi Perseroalr
kum tersebut terjadi segera setelatr Pernyataan pailit dinyatakan atau terbatas saja, akan tetapi melebihi dari kewenangan direksi, yakni di
setelatr pernyataan pailif 6s[rpunyai kekuatan tetap, ataupun setelah dalamnya juga melekat kewenangan komisaris dan bahkan kewenang-
berakhirnya kepailitan. Dalam hal seperti ini, pengadilan niaga, ha- an pemegang saham sepanjang berhubungan dengan pengumsan dan
kim pengawas, kurator, kreditor dan siapa pun yang terlibat dalam perbuatan pemilikan harta kekayaan perseroan. Banyak pendapat yang
mengatakan bahwa dengan paili6ya perseroan terbatas, maka kewe-
208 n 209
tentang hal ini
nangan direksi saja yang beralih kepada kurator. Pendapat ini tidak se- memberikan persetujuan yang diperlukan' Nyatanya
tidak dilarant oleh Undalg-undang, demikian selama tidak
dilarang,
suai,dengan ketentuan normatif kewenangan dari kurator. Proposisi ini itu
tanpa berdasarkan lastgiuing (pemberian kuasa), berhak kekuasaannya
dan seberapa
rsetu- dikuasakan kepada pihak lain. Keempat, apa ukurannya
jauh dapat aiUtat<an 'sebagian besar kekayaan perseroan" yang dija-
cakuP
minkan. Karena tidak ada ketegasan, maka saya anjurkan
untuk di-
semua kewenagan organ perseroan terbatas'
patuhi pada setiap penjaminan harta kekayaan perseroarl'18
Dalam Pasal 102 Ayat (1) UUPT 2007 menentukan bahwa Direksi
Dalam kepaititan perseroan terbatas, maka kurator tidak
perlu
wajib meminta persetujuan RUPS untuk:
menempuh ketentuan-ketentuan yang ada dalam Undang-Undang
a. mengalihkan kekayaan Perseroan; atau Perseroan Terbatas seperti persetujuan komisaris dan/atau
harrs ada
persetujuan rapat umum pemegang saham seperti ketentual di
b. menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan; yang merupakan atas
lebih dari 50 % (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perse- i"t"* hat mengatihkan harta perseroan terbatas' Proposisi ini di- tidak
roan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu riemikian krusial dalam hal kepailitan persero€ul terbatas langsung
sama lain mauPun tidak. ikuti dengan pemberesan/likuidasi harta perseroan' Namun demikian'
Sedangkan dalam anggaran dasar perseroan terbatas sering dican- haltersebutakansangatkrusialketikaperseroanterbatasdalampailit
tumkan untuk perbuatan hukum tertentu tindakan direksi harus masih melanjutkan usahanya lgoing concernl, di mana dalam berjalan-
dengan persetujuan komisaris. Mengenai kewenangan RUPS datam nya usaha perseroan dalam pailit akan banyak melakukan transaksi
memberikan persetujuan kepada direksi dalam mengalihkan atau dalam lalu lintas hukum seperli menjaminkan aset perseroan dan me-
menjadikan jaminan utang seluruh atau sebagian besar kekayaan per- lepas aset Perseroan itu sendiri.
seroan, Rudhi Prasetya memberikan empat catatan atas ketentuan Dalam pada itu, juga tidak tepat pendapat yang menyatakan bah-
normatif ini. wa dengan pailitnya PT, maka semua organ PT menjadi berakhir sama
Pertama, adalah bahwa berarti dengan Pasal 88 Ayat 1 undang- sekali. Organ-organ PT masih tetap eksis dan memiliki kewenangart
undang perserotul terbatas itu, diciptakan suatu norma baru yalg sepanjang kewenangan tersebut tidak berkaitan dengan pengurusan
sebelumnya tidak demikian. Selama ini, biasanya dalam anggaran dan plrbuatan pemilikan harta kekayaan PT pailit' Di luar persoalan
ditentukan organ yang berwenang memberikan persetujuan tersebut pengurusan d.arr perbuatan pemilikan harta kekayaan PT pailit, maka
adalah komisaris. Beberapa anggaran dasar memang ada yang menun- ndak mutatis mutandis kurator memiliki kewenangan hal tersebut.
juk organ RUPS, tetapi menurut pengamatan saya jumlahnya tidak- Kurator pada perseroar terbatas pailit pada prinsipnya mempu-
lah banyak, lebih banyak yarlg menentukan organ komisaris. Kedua, nyai kewenangarl penuh untuk melakukan pengumsan harta pailit
adalah menurut pengamatan saya ketentuan Pasal 88 ini merupakan dari perseroan tersebut. Dalam Pasal 69 Ayat (1) UUK secara tegas me-
pasal memaksa (dwingendrechtl yalg tidak dapat disimpangi dalam nyatakan bahwa kurator tidak memerlukan persetujuan dari atau me-
anggaran dasar. Artinya tidak boleh dalam anggaran dasar dihilang- nyampaikan pemberitahuan terlebih dahulu kepada debitor atau salah
kan kekuasaan RUPS dan diganti untuk menjadi kekuasaan organ satu organ debitor, meskipun dalam keadaan di luar kepailitan per-
komisaris seperti yang biasa banyak dilangsungkan selama iri. Ketiga, setujuan atau pemberitahuan demikian dipersyaratkan. Hanya dalam
bagairrana jika akibat dari Pasal 88 Ayat I tersebut, Perseroan meng- beberapa hal kurator harus meminta persetujuan terhadap hakim pe-
alami kesukaran, untuk setiap kali akan menjaminkan harta keka- ngawas, misalnya dalam meneruskan jalannya usaha perseroan.
yacrn perseroan haruslah terlebih dahulu mengundang RUPS? Untuk
mengatasi hal ini, jika masalah ini timbul, maka menurut hemat saya
adalah RUPS memberikan putusan secara umum memberikan kuasa
kepada komisaris untuk mewakili RUPS, untuk dan atas nama RUPS
tB Rudhi Praserya 1, Op. cit.,h.202-203.
2to FI 211
PT
3. KEDUDUTGN DAN KEWENANGAN ORGAN-ORGAN
YANG SEDANG PAILIT
Adapun kewenangan direksi Perseroan demi hukum
berakhir de-
mana kewenangan
ngan dipaititkannya pir".to* terbatas tersebut' di
kewenangan direksi
d-f,eksi iersebut beralih kepada kurator sepanjang
harta kekaya-
berkaitan dengan p.rrgrr*""o da:e perbuatan pemilikan
apakah direk-
an PT pailit. fth yangl.njad'i persoalan krusial adalah cht elij ke b e u o eg dhe de nl .2o
pemberesan
tur peiseroan bisa membantu klrrator untuk melakukan
ter.hadap harta perseroan pailit serta melanjutkan
usaha perseroan
Secara
itu dalam hal usatra perseroarl d'iputuskan untuk dilanjutkan'
terbatas
yrAai", maka yang Uertinaat untuk dan atas nama perseroan
sehingga yang bertanggung jawab terhadap
pihak
p.i[t kurator
^ketigaadalahjugakurator.trl,tt"dengandemikiansegalatindakanhu-
"aa.f,
t rrriy"rrg rt t t dan atas nama Perseroan harus dilakukan karenanya
men3aai".fra"'.mengikatapabiladilakukanolehkurator'Tindakan
tidak
direksi perseroan traaya mempunyai implikasi internal saja dan
bahwa kura-
mengikat keluar' Implikasi internal maksudnya adalah
untuk
tor bisa memanfaatkan tenaga dan pikiran dari direksi tersebut
pemberes-
ikut membantu tugas-tugas kurator baik dalam melakukan
an terhadap harta perseroan maupun dalam hal usaha perseroan
itu
dilanjutkan.
Mengenai peran direksi dalam perseroan terbatas pailit' Fred
B'G' dengan verifikasi tagihan-tagihan kreditor'2'
mencermati tugas antara direksi
Tumbuan menlatakan bahwa dalam Dalam pada itu, ada beberapa alasan kenapa tenaga dan pikiran
perseroarl p"i[t a"rr kurator hendaknya diperhatikan bahwa direksi dari direksi perseroar terbatas pailit sering dibutuhkan oleh kurator
ietap memfunyai tugas mengusahakan tercapainya maksud dan tuju- khususnya untuk melanjutkan usaha perseroan terbatas dalam pailit.
tercapai-
",, i.r".ro* pailit. Unhrk itu direksi harus mengupayakandihomologasi akan
Pertama, direksi tersebut mempunyai pengalaman yang cukup dalam
nya perdamaian dengan para kreditor yang setelah itu pailit, ballkan dalam
agar perseroan bisa berlanjut sebagai
menjalankan
or.rri"lrt iri kepailitan perseroan yang sangat ekslusif dan
hal perseroan
joirq ancem".DaJalnpengajuan rencana perdamaian, direksi yang si kurator tidak mengerti
"on sangat teknis
berhak mewakili perseroan pailit.le sama seka_li mengenai pengendalian usaha perseroan, sehingga tenaga
Berkaitan dengan kewenangan antara kurator dengan organ-or- direksi menjadi sangat strategis untuk dimanfaatkafl. Kedua, direksi l
gan PT, Fred B.G. T\rmbuan memiliki pendapat yang cukup 'radikal' telah mengetahui betul seluruh aset-aset perusahaan baik dalam ben-
d.rrg"o mengutip pendapat dari Polak dan Wessel dengan mengatakan tuk aktiva maupun pasiva, sehingga pengetahuan direksi sangat diper-
lukan untuk mengamankan aset aktiva perusahaan serta mencegah
masuknya kreditor fiktif da-ri perseroan tersebut serta untuk keperluan
20
Fred B.G. Tumbuan 5, Op. cit. ,h.246.
2t tbid, h.247.
Fred B.G. Thmbuan 6), h. 99.
213
2L2
sepanjang sudah tidak ditentukan da-lam anggaran
dasar sebagai
dari direk-
verifikasi utang-utang. Ketiga, berkaitan dengan leadership
terse- *.*..r"t g dari direksi dan/atau komisaris'22
tur dalam hal memimpin seluruh personalia perseroan terbatas
bwt. Leadership dai- direksi ini diperlukan untuk
menggerakkan roda
di mana tu-
organisasi dari perseroan tersebut' Tidak sedikit kejadian'
dari in-
g"".*.,rg"" kurator terhambat oleh karena murrculnya resistensi
di-
i.t rd !"r".roan pailit tersebut dan bahkan dalam beberapa kasus
reksi sendiri melakukan perlawanan terhadap tugas
kurator' Memang
pihak internal perseroan pailit maupun dari
secarayurid.is, perlawanan
supremasi
pihak iireksi merupakan bentuk pembangkangan terhadap
hukum, namun persoalannya tidak sesederhana demikian'
hu-
Di samping kewenangan direksi yang berakhir sebagai akibat
dengan kewe-
kum dari pailitnya persero€rn terbatas, bagaimanakah
pemegang
nangan dua organ perseroan lainnya, yakni komisaris dan
(RUPS)? Hal
saham melalui lembaga rapat umum pemegang saham
tentang
inilah yang sering d.ilupakal oleh para ahli hukum kepailitan
akibat hukum kepailitan Perseroan terhadap lembaga komisaris
dan
perseroan
RUPS. Mereka sering hanya memandang bahwa kepailitan
terbatas berakibat hanya kewenangan direksi yang beralih kepada
ku-
organ perseroan
rator. Pandangan seperti ini kurang tepat mengingat
itu tidak hanya direksi saja melainkan terdapat komisaris dan RUPS.
Akibat kepilitan pun akan berdampak pada kervenangan komisaris dan
RUPS.
Sebagaimana diketahui dalam kepustakaan bahwa organ komi- saham tersebut sehingga selanjutnya pemegarg saham/pemberi gadai
berwe a atas
saris dan RUPS juga memiliki wewenang yang cukup strategis dalam tidak lagi
perjalanan kegiatan suatu perseroan terbatas' Wewenang dari RUPS sahamnya yang diPer-
janjikan dalam diberi
Lrfrkart sangat besar sebagaimana yang dikemukakan oleh Rudhi Pra-
setya bahwa kepada RUPS diberikan kekuasaan: kuasa untuk m aikan,
janji tersebut tidak akan meniadakan/menghilangkan hak pemegang
1. mengesahkaa neraca untung rugi tahunan dari perseroan yang .urr*rrr7p"-beri gadai untuk sewaktu-waktu sendiri hadir dalam RUPS
disampaikan oleh direksi dan komisaris, sebagai pertanggung-
jawaban dari direksi; dan dengan sah menumt hukum melaksanakal halmya selaku peme-
gang saham, semisal hak mengeluarkan suara dalam RUPS. Kehadiran
2. menentukan pembagian keuntungan tahunan (dividen) dan di pemegang saham/pemberi gadai tersebut da-lam RUPS demi hukum
mana perlu menentukan besarnya dana cadangan;
mengakibatkan pemberian kuasa dimaksud menjadi batal, seka-lipun
3. menghentikan dan/atau mengangkat anggota direksi dan komi- perbuatan pemegang saham/pemberi gadai tersebut adalah perbuatan
saris; cedera/ingkar janji (breach of contract).24
4. mengubah anggzrran dasar;
5. menentukan pembubaran persero€ul serta menentukan pemba-
gian sisa harta kekaYan PT; "2r Rudhi Prasetya l, Op. cit., h.2l-22.
Fred B.G. Tumbuan 4, Op.cit.,700.
6. mengambil keputusan-keputusan dan/atau ketentuan-ketentuan 2a Fred B.G. Tumbuan (2005), "Pembagian Kewenangan antara Kurator dan
214 tr 215
dengan persetujuan ku-
menegaskan bahwa perubahan tersebut harus
dengan organ
Ada persoalan lain yang culorp kmsial berkaitan
sa-
bahwa organ RUPS masih berfungsi dan pemegang
rator.-Ini berarti
un-
p.r".ro". terbatas dalam pailit, yakni tp*fr kurator berwenang
berkaitan
ham masih ber-wenang,ttt't mengadakan RUPS
selama bukan untuk
tuk mengubah susunan komisaris dan direksi Perseroarl pengurusarl harta Pailit.2s
dengan melanjutkan usaha Perseroan dalam
pailit' Pada Perseroan tersebut mengingat
mengangkat dan member- Saya tidak sependapat dengan pendapat Aria
V"tl ,ia"t dalam paitit kewenangan untuk RUPS' Undang-undang bahwa tindakan pengumsan memPunyai makna
yang luas sebagimana
hentikan komisaris dan/atau airetsi ada pada yang dikemukakan oleh Rudhi Pra
kurator untuk 1nttg-
Kepailitan tidak mengatur mengenai kewenangan menjalankan Pengunrsan (da1am
mengenai ini tidak di-
ubah susunan komisaris dan direksi' Ketentuan dibeclakan atas aPaYang dinamak
perubahaa komisaris
atur, maka harus mengacu kepada tujuan dari an (daden uan ielrcer) dan menjalankan pekerjaan kepemilikan
atau
dijelaskan
dani atau direksi p.r".t"o p"i[t ito sendiri' Sebagaimana
J".rg"o istilah lain sebagai menjalankan pekerjaan
penguasaan (daden
di atas bahwa demi hukum kewenangan komisaris dan direksi
ber-
vaieigendom atau dadin uan beschikking).ru Lebih lanjut
Rudhi men-
akhirdanberalihkepadakurator,makapatutdipersoalkanefektivitas jelaskan bahwa aPa Yang lazim
pembahan komisaris dan/atau direksi perseroar tersebut'. Jika
ku-
tugas kurator dalam buatan pengumsan' dalam Peng
rator memerlukan orang lain untuk membantu jalankan perbuatan yang lazim dil
dapat meng-
melanjutkan usaha perseroarl datam pailit, maka kurator
tenaga ahli atau semacalnnya untuk tujuan tersebut' i..rg* tujuan persekutuan bersangkutan' Sebaliknya yang dimaksud pula
"ogk; mela- aenlan mlnjalankan perbuatan "kepemilikan,, atau yang disebut
Aria Suyudi berpendapat berbeda bahwa kurator dapat saja 'p.rr-gr"""rr,", perbuatan itu tidak secara langsung menyangkut bidang
dan/atau direksi perseroan ka-
kukan p.t.L"h"r, .rr"rrrr.r, komisaris usaha yang menjadi tujuan dari persekutuan'
Undang-Undang Kepnilitan' Lebih
rena hal tersebut tidak diatur dalam
Saya sependapat dengan Fred B'G' Tumbuan di atas, sehingga
lanjut Aria Suyudi menyatakan bahwa pertanyaannya adalah apakah
untuk mengganti direksi perseroan terbatas adalah tetap merupakan
org€rn-organ perseroan kehitangan tdrewenangnya untuk rnelakukan
wewenallgRUPS,sebagaimanaputahakuntukmengeluarkansuara
tinaamn selain pengurusan atas harta pailit? Seharusnya jawaban-
atas saham masih menjadi wewenarg RUPS' Namun demikian, setelah
nya adalah tidak-. Oigan-organ itu tetap berwenang selama tidak aria
direksi yang baru diangkat oleh RUPS bukan berarti kewenangan peng-
,t iurtty" atas harta pailit. Jika kita mengkaji kepailitan atas perseo-
rangan dan bukan perseroEur terbatas, maka debitor pailit dapat tetap urusan dan perbuatan pemiJikan langsung menjadi wewenang direksi
hidup, bersosialisasi, bahkan dapat bekerja dan menghasilkan uang barr PT Pailit tersebut, akan tetapi harus dikembalikan lagi dalam
untuk harta pailit. Namun, untuk Perseroan terbatas memang sulit koridor kepailitan PT di mana hal-hal yaIlg menyangkut pengurusan
dan perbuatan pemilikan terhadap harta kekayaan PI tetap dalam we-
se-kali ditarik garis yang jelas, karena sebagai badan usaha yang ber-
tujuan mencari keuntungan, maka seluruh atau (hampir seluruh) tin- wenang kurator. Sebagai analogi, misalnya dalam kepailitan subjek hu-
dakan yang diambil organ-organ tersebut adalah untuk mendapatkan kum orang (natuurlijk persoonl, maka orang pailit tersebut kehilangan
keunttrngan. Namun baiklah untuk kepentingan diskusi ini kita anggap kewenangannya dalam pengumsall harta kekayaannya, akan tetapi di
saja organ perseroErn tetap berwenang. Akibatnya, kurator tidak dapat Iuar persoalan harta kekayaa! orang pailit tersebut ia masih tetap ber-
me-nganbil alih kewenangan tersebut, termasuk mengadakan RUPS, wenang misalnya kewenangan untuk melangsungkan perkawinan. Ia
dan sebagainya. Analisis di atas juga sesuai dengan Undang-Undaag tetap cakap untuk melangsungkan perkawinan dan bukannya kurator
No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Walaupun mengatur yang melakukan perkawin€rn orang pailit tersebut, sedalgkan jika dari
tentang pembahan Anggaran Dasar suatu perseroan, Pasal 18 UU PT perbuatan hukum perkawinan tersebut memiliki implikasi terhadap
2t7
276
I
;
KUH Perdata
khususnya yang berkait-
dialcanolehUndang-UndangKepaililsl,sepertimengajukanPermo- 2. Ketentuan-ketentuan dalam KUH Perdata
an dengan kreditorpreferen khusus yang diatur dalam Pasai 1 139
honan paksa badan terhadaP m
kepada hakim Pengawas serta s KUH Perdata;
hal tersebut kePada Pihak kePoli 3.
mau membantu kurator, sedangk
persoalan teknis usatra'p.r".r*, maka kurator dapat
mengangkat
rm' 4.
pifr"t t tiga untuk membantu P se-
iita paaa situasi yang mengharu dap
mentara direksi fT paitit tetah m
kurator dapat
hukum kepailitan, maka jalan keluar lainnya adalah di-
penggantian
mengajukan usulan tepaia RUPS untuk melakukan
reksi PT Pailit tersebut'
Padadimensilain,akibathukumdariperseroanterbatasakanber-
kepailitan
dampak bagi para kreditornya' Kreditor dalam bidang hukum
yakni kreditor konkuren, kreditor an, gadai, mauPun fidusia'
diueiakan menjadi tigajenis lceditor,
jenis kreditor ter-
separatis -"rrirrr fiaitor preferen' Masing-masing
yang berbeda-beda tersebar dalam
selut diatur dalam bidang hukum
bagaimana
berbagai undang-undang. Problematika yang muncul adalah
jika Gadi disinkronisasi antara pemndang-undangan tersebut'
220 22t
an uang Penghargaan, ia hanYa Sedangkan siapa yang menga.lukan rehabilitasi, Undang-Undang
Da-
dan uarrg Pisah saja Yang jum- Kepailitan menentukan bahwa rehabilitasi diajukan oleh debitor-
terbatas siapakah organ yang
ProblematikanYa adalah aPakah lam hal yang pailit adalah Perseroan
berwenang mengajukan rehabilitasi? Dengan mengacu pada
keten-
dikaitkan dengan ketentuan Un-
tuan Undang-Undang Kepailitan dan
dang-Undan! P".".ro* Terbatas maka yang mengajukan rehabilitasi
p..*.o"r, terbatas pailit adalah direksi persero€ul' Dalam praktik di
peradilan niaga terdapat contoh perseroan terbatas yang mengajukan
t)
Undang Kepailitan dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan'
iehabilitasi kepailitan yakni, PT Batamas Jala Nusantara. Dalam pro-
HaI yang berkaitan dengan PHK tenaga kerja yang berkaitan de-
ses pemberesan setelah dinyatakan pailit, t'T Batamas telah melunasi
ngan PT yang pailit hanya diatur dalam Pasal 165 UU 13 Tahun 2003 utang kepada Para kreditornya dan para kreditor tersebut menyatakan
yang mengatur mengenai bahwa pengusaha dapat melakukan pemu-
telah menerima pembayaran dari Batamas sekaligus menyatakan bah-
tusan hubungan kerja terhadap pekerja/ buruh karena perusahaan pailit, wa mereka bukan kreditor dari Batamas lagi' Kurator Batamas, William
dengan ketentuan pekerja/bumh berhak atas uang pesangon sebesar 1
Edward Daniel SH, atas pelunasan utang Batamas, telah mengumum-
(satu) kali ketentuan Pasal 156 Ayat (21, ual1g penghargaan masa kerja
kan pelunasan sekaligus pengakhiran kepailitan Batamas pada Harian
sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 Ayat (3) dan uang penggantian
se.,1oli Pos dan Harian Pelita. Setelah dua bulan diumumkan, ternyata
hak sesuai ketentuan Pasal 1 56 Ayat (4) UU Ketenagakedaan. sedangkan
tidak ada keberatan-keberatan dari kreditor-kreditor Batamas, kemu-
pada Pasal 95 Ayat (4) menyatakan bahwa dalam hal perusahaan dinya-
dian direktur Batamas mengajukan permohonan rehabilitasi ke peng-
takan pailit atau dilikuidasi berdasarkan peraturan perundang-undang-
adilan niaga dan pengaclilan niaga menetapkan rehabilitasi tersebut.
an yang berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya dari pekerja/buruh
merupakan utang yang didahulukan pembayarannya. Pada kemungkinan yang kedua adalah bahwa dalam tahap pem-
beresan harta pailit ternyata harta pailit tidak bisa mencukupi untuk
Akibat hukum perseroan yang pailit lain yang cukup penting ada-
melunasi seluruh utang-utang pada para kreditornya secara tuntas.
lah akibatyang timbul setelah pemberesan berakhir. Setelah dilakukan
Maka dalam kondisi ini akan berakibat hukum dibubarkannya perse-
pemberesan harta perseroan terbatas pailit, maka akan terjadi dua ke-
roan terbatas tersebut, sehingga demi hukum sisa utang yang belum
mungkinan, yakni harta perseroau. mencukupi untuk melunasi utang-
terbayar menjadi tiada dengan tiadanya eksistensi kebadanhukuman-
utang perseroan terhadap para kreditor atau kemungkinan sebaliknya
nya dari persero€ul terbatas tersebut. Hal ini tentunya berbeda dengan
harta perseroan tidak cukup untuk melunasi tuntas utang-utang
perseroan. kepailitan terhadap subjek hukum orang yang bukan badan hukum, di
mana jika harta kekayaan orang perorangan (natuurliik persoonl yang
Apabila setelah pemberesan harta perseroan ternyata harta per- pailit tidak mencukupi untuk membayar utang-utangnya tidak boleh
seroan mencukupi untuk melunasi seluruh utang-utang perseroan,
orang p^ilit yang bersangkutan harus 'dibubarkan'nyawanya, sedang-
malca tahap berikutnya adalah rehabilitasi kepailitan. Makna pen-
kan sisa utang yang belum terbayar akan tetap mengikuti debitor pailit
tingnya rehabilitasi kepeiligal bagi perseroan terbatas adalah untuk sampai habis dan bahkan apabila orang debitor pailit tersebut mening-
menghilangkan status pailit bagi perseroan serta untuk dapat melan-
gal dunia, kewajiban pembayaran sisa utang akan beralih kepada ahli
jutkan kegiatan usaha perseroan seperti sediakala ketika perseroan
warisnya dan bahkan da-lam bagran kesembilan UUK 2004 mengatur
tidak pailit dengan segenap kewenangan yang ada sesuai Undang-Un-
khusus mengenai Kepailitan H arta Peninggalan.
dang Perseroan Terbatas. Hal ini berarti bahwa tidak mutatis mutandis
terhadap Persero€rn pailil ysng telah melakukan seluruh pembayaran Rehabilitasi kepailitan harus dibedakan dengan pencabutan ke-
kepada para kreditornya akan bisa dengan sendirinya mengembalikan pailitill. Dalam Undang-Undang Kepailitan terdapat pranata hukum
kewenangannya seperti sebelum pailit, melainkan hams mengajukan pencabutan kepailitan terhadap perseroarl terbatas. Pencabutan kepai-
rehabilitasi ke pengadilan niaga. litan juga merupakan salah satu pranata hukum pengakhiran ke-
222 tr 223
dikatakan bahwa
pailitan. Dalan Pasal 18 Undang-Undang Kepailitan
untuk membayar biaya kepailitan'
dalam hal harta paiUt tiaat "'ti'p
::rrc,s,H,;:HA:"fl'X,-fi
memutuskan Pencabutan Putus-
kepailitan ini tidak bisa kepailitan.
an pernyataan pailit' Ketentuan pencabutan
hukum. sehingga sangat di-
diberlakukan kepada i.ui o, p"ilii r adan ketentuan
sesalkan pembuat undang-undang tidak
mencantumkan
Ketiadaan penegasan tentang
ini dalam Undang-Undant Kepailitan'
subjek hukum Perorarlgan
menimbulkan salah Penaf-
alam praktil'rnYa, Yang Pada
yang
menamb ergeserarl makna kepailitan sebaiknya dalam perubahan Undang-Undang Perseroan Terbatas
akhirnya nanti semakin ketentuan hal ini, yakni bahwa persero-
yang sebenarnYa' akan datang dimasukkannya
ketentuan pen- an terbatas bubar karena dicabutnya kepailitan berdasarkan Putusan
Argumentasi yuridis tidak dapatnya diberlakukan
cauutai kepailitan dalam Undang-gldang Kepailitan
terhadap debitor Penisebabkanboedelpatlitdariperseroanterbatas
pailitnya adalah yan untuk melunasi utang-utang perseroan terse-
pailit perseioan terbatas adatah bahwa apabila debitor yang timbul karena kepailitan perseroan'
badan hukum dalam hal ini perseroan terbatas'
maka jika harta keka- but
ya€rn perseroan tidak mencukupi untuk melunasi
utang-utang para
perseroan ter- S.TANGGUNGJAWABoRGANPTAT}STER,ADINYAPAILITPT
Lreditlrnya jalan satu-satunya adalah membubarkan
sebut dan tidak dapat dicabut kepailitan perseroan' 5.1 T.r,NccuNc JAw B Dnxsl Ar.ts Trry,ouvve P'urr PT
this is not
Jery Hoff juga menyatakan bahwa "I note' howeuer' tlwt Sebagaimanatelaherseroanterdiridari
or another legal entitg as bankrupt-
posibleiltne ianrrupt is a company Rapat Umum Pemegang , dan direksi' Ketiga
'cy or closing ntitl normally resuit
procieairrg" ,""uitirrg intiqtidation a_1so
orjan ini memiliki tugas jawab yang berbeda
iiine aissotition of entity (artrcte 117 CompanA Law' UUIY[')''27
satu sama lainnYa.
Disampingfilosofinormatiftidakdapatnyadilakrrkanpencabutan Direksi adalah merupakan salah satu organ perseroan terbatas
kepailitan tertradap debitor Perseroan terbatas karena tidak mencuku- yang memiliki tugas serta bertanggung jawab penuh atas pengurusan
pinya harta pailit, implikasi lainnya apabila pencabutan kepailikl ltt- perseroan untuk kepentingan tujuan perseroan serta mewakili persero-
ir.i.p p..".io* karlna tidak mencukupinya harta perseroan adalah an baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan
terjaiinya penyelundupan hukum dengan berkedok pencabutan ke- anggaran dasar.28 Direksi mempunyai fungsi dan peranan yang sangat
p"ifit r,. Hal ini bisa terjadi jika ada kolusi antata kurator dengan de- sentral dalam paradigma perseroan terbatas. Hal ini karena direksi
Litor pailit untuk melakukan pencabutan kepailitan dengan tujuan yang akan menjalankan fungsi pengurusan dan perwakilan perseroan
batrwa dengan dicabutnya kepailitan, maka berakibat kepailitan akan
terbatas.
berakhir, sisa-sisa utangnya bubar dan perseroan bisa bemsaha lagi
seperti sediakala sebelum terjadinya pailit. Hal ini pernah terjadi Adapun mengenai pentingnya fungsi dan kedudukan direksi dalam
paaa tepaititan PT Indomas Pratama Citra, di mana kurator Indomas perseroan terbatas, Nindyo Pramono menyitir teori organisme dari
mengajukan pencabutan kepailil4l ke pengadilan niaga dengan alasan Otto Von Gierke dan teori perwakilan dari Paul Scolten dan Bregstein.
28
Vide : Pasal I Ayat (4) UUPT.
" Jerry Hoff, Op. cit., P. 174.
224 225
adalah orgart sebagai pertanggungiawaban direksi, dengan menyampaikannya
Menunrt teori orgalisme dari Otto von Gierke, pengums Can memintauntuk disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham
atau alat perlengkapan dari badan hukum' Seperti halnya manusia
pancaindra' dan karena (RUPS);
mempunyai organ-organ seperti: kaki, tangan,
atau diperintahkan oleh c. melakukan pemanggilan RUPS dan memimpin RUPS (khusus un-
setiap gerakan orgurn-organ itu dikehendaki
pengurus badan hu- tuk PT terbuka RUPS dipimpin oleh komisaris)'33
otak manusia, maka setiap gerakan atau aktivitas
kum dikehend.aki atau diferintah oleh badan hr.rkum sendiri, sehingga
Tugas dan wewenang direksi tersebut di atas penting untuk diketahui
pengunrs adalah personifikasi dari badan hukum itu sendiri'2e sebelum menganalisis mengenai tanggung jawab direksi'
Sebaliknya menumt Paul Scholten dan Bregstein'
pengurus me-
wakilibadanhukum.AnalogdenganpendapatGierkedanPaulSchol-
ten maupun Bregstein tersebut, maka direksi PT bertindak n:ewakili
PTsebagaibadanhukum.Hakikatdariperwakilanadalahbahwase-
lain
seorang melakukan sesuatu perbuatan untuk kepentingan orang tanggung jawab intern adalah dampak dari hubungan si pengurus se-
atas tanggung jawab orang itu.3o bagai organ terhadap organ lainnya, yaitu institusi komisaris dan/atau
Dalam kepustakaan ada yang menyebut tugas perwakilan ini de- rapat umum pemegang saham.3s
ngan sebutan tugas representasi.3r Yang dimaksud dengan tugas
re-
Sedangkan jika ditihat dari substansinya, maka tangglrng jawab
piesentasi adalah tugas aari direksi untuk mewakili perseroan, baik di l direksi perseroan terbatas dibedakan setidak-tidaknya menjadi empat
al"- maupun di luar pengadilan. T\rgas mewakili perseroan di luar
kategori, yakni:
pengadilan adalah seperti mewakili perseroan dalam hal melakukan
ieJatau transaksi bisnis dengan pihak ketiga, menandatangani kon- 1. tanggung jawab berdasarkan prinsip fiduciary duties dan dutg to
trak-kontrak, menghadap pejabat negara, dan lain sebagainya'32 skill and care;
Dari ketentuan normatif datam UUPT dan teori Gierke-Scholten- 2. tanggung jawab berdasarkan doktrin manajernen ke dalam lindoor
Bregstein, maka fungsi direksi adalah melakukan pengumsan dan per- manajement ruIel;
walilan. Pengurusan akan berkait dengan tugas-tugas internal suatu 3. tar.ggung jawab berdasarkal prinsip Utra vires; darr
perseroan terbatas untuk kepentingan dalam rangka pencapaian mak- 4. tanggung jawab berdasarkan prinsip piercieng the corporate ueil.
sud dan tduan Perseroan, sedangkan perwakilan adalah berkaitan
Adapun yang dimaksud dengan tugas Tiduoary duties dari seorang
dengan tugas direksi mewakili perseroan dalam berinteraksi dengan
pihak ketiga maupun mewakili di luar dan di dalam pengadilan' direksi dalam hal ini adalah tugas yang terbit secara hukum lbg the op-
eration of law) dari suatu hubungan fiduciary antara direksi dan lleru-
Di semping tugas utama direksi tersebut, Rudhi Prasetya menya- sahaan yang dipimpinnya, sehingga seorartg direksi haruslah nr('llrpu-
takan bahwa termasuk sebagai tugas direksi dalam perbuatan dan ke-
nyai kepedulian dan kemampuan lduty of care and skil[], iktikart baik,
jadian sehari-hari tersebut, menumt anggaran dasar:
loyalitas dan kejujuran terhadap perusahaannya dengan derajat yang
a. menandatangani saham-saham yang dikeluarkan, bersama-sama tinggi (hAlh degree).36 Karena kedudukannya yang bersifat fi.duciary,
komisaris; maka tanggung jawab dari direksi menjadi sangat tinggi (high degree).
b. menyr.sun laporan neracauntung rugi perseroan pada akhir tahun, Tidak hanya dia bertanggungjawab ketidakjujuran yang disengaja (dis-
226 227
a
228 229
Sedangkan yang berkaitan dengan direksi dan komisaris llersero-
tanggung jawab direksi .adalah
an dalam kaitannya dengan prinsip piercing cotPotate uiel adalah
Pasal
Konsep lain yang berkaitan dengan
prinsip pierang the
berkaitan dengan t"rrgg""g jawab-berdasarkan piercing corporate 69 Ayat (3) dan Ayat (4), Pasal 97, dan Pasal 104 UUPT 2007' Adapun
ngenai konsep ketentuan Pasal 69 Ayat (3) UUP| 2007 menyatakan bahwa dalam
anporate ueil,
n
ueil sebagai:
structure uthich
tltot the corporate hal laporan keuangan yang disediakan ternyata tidak benar dan/atau
its attendant cklalders maybe disregarded and menyesatkan, anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris secara
officers' and diredors in the
personal liabilitg imposed on stockholders' tanggung renteng bertanggung jawab terhadap pihak yang dirugikan'
Sedangkan Pasa-l 69 Ayat (4) UUPT 2007 menyatakan bahwa Anggota
Direksi dan anggota Dewan Komisaris dibebaskan dari tanggung jawab
sebagaimana dimaksud pada Ayat (3) apabila terbulti bahwa keadaan
bangkan bahwa sebenarnYa Per-
s narna Perseroan Pelaku' Dengart t tersebut bukan karena kesalahannya.
dok- Ketentuan Pasal 97 UUPT 2007 menjelaskan lebih lanjut menge-
nai tanggung jawab perseroan terbatas terutama sanksi jika direksi
ifr me-Ial<ukan kelalaian dan kesalahan. Dalam Pasa] 97 Ayat (2) UUPT
2007 menyatakan bahwa Pengurusan sebagaimana dimaksud pada
ketiga kePada Perseroan'
Ayat (1), wajib dilaksanakan setiap anggota Direksi dengan iktikad baik
dalam Undang-Un-
Doktrin ptercing cotPorate uiel inijuga dianut Per- dan penuh tanggungjawab. Sedangkan Pasal 97 Ayat (3) UUPT 2OOT
d"ng Per".roan Terbata". O"t"- Pasal 3 Ayat (1) Undang-Undang l menyatakan bahwa Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh
seroanTerbatasdikatakanbahwapemegangsahamperseroantida-k secara pribadi atas kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan ber-
perikatan yang dibuat atas
i"irtgg.r"g jawab secara pribadi atasjawab salah atau lalai menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan seba-
,r"*" ilr".ioan dan tidak bertanggung atas kerugian perseroan
demikian' terba- gaimana dimaksud pada Ayat (2)' Pasal 97 Ayat (6) UUPT 2OO7 dika'
melebihi nilai saham yang telah diambilnya' Namun
dibatasi oleh Pasal takan bahwa Atas nama Perseroan, pemegang saham yang mewakili
tasnya tanggung.lawa'U pJ*"g"og saham tersebut
dimaksud paling sedikit 1/10 (satu persepuluh) bagian dari jumlah selumh sa-
3 Ayat (2) yang menyataican bahwa Ketentuan
sebagaimana
ham dengan hak suara dapat mengajukan gugatan melalui Pengadilan
dalam Ayat (1) tidak berlaku apabila: Negeri terhadap anggota Direksi yang karena kesalahan atau kelalai-
a. persyaratan Persero€rn sebagai badan hukum belum atau tiderk arrnya menimbulkan kerugian pada Perseroan. Rudhi Prasetya menya-
terPenuhi; takan prinsip kehati-hatian direksi dalam menghindari kesalahan dan
b. pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun
tidak kelaian dengan menjalankan prinsip ngood corporate goverment'.aa
i*g"..tgdengan iktikad bun:k memanfaatkan Perseroan semata- Dalam kaitaa dengan prinsip piercing corporate uzel, tanggung ja-
mata untuk kePentingan Pribadi; wab direksi bisa dikurangt dan bahkan dibebaskan jika memenuhi
c. pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan kondisi-kondisi antara lain: tindakan direksi tersebut dalam rangka
melawan hukum yang dilakukan oleh perseroan; atau men-jalankan keputusan RUPS, diterima oleh RUPS yang dibuat set-
pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak elah tindakan tersebut, tindakan tersebut bermanfaat bagi perseroan
d.
i"rrg"t,t g secara melawan hukum menggunakan kekayaan perse- tanpa melanggar hukum yang berlaku, terhadap direksi diberikan re-
ro€rn, yang mengakibatkan kekayaan perseroan menjadi tidak cu-
lease and discharge (et quit et de clwrge) oleh RUPS, mengikuti penda-
kup untuk melunasi utang Perseroan' pat dari pihak luar yang profesional seperti legal opini dari lawyer, f-
nancial repoft dai akuntan, pendapat tertulis dai appraiser.as
oa
Rudhi Prasetya 1, Op. cit.,h. 197
a3 Henry Campbell Black, op. cit., p. 1033 1s
Munir Fuady 1, Op. ci;., h. 88-89
23r
230
a. kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;
b. telah melakukan pengurusan dengan itikad baik, kehati-hatian,
dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan Perseroan dan se-
suai dengan maksud dan tujuan Perseroart;
c. tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun
tidak langsung atas tindakan pengurusan yang dilalarkan; dan
d. telah mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kepailitan.
232 233
pre' yang merasa dirinYa tidak salah
. failing to prowde
informatton to-the .sup.erusory board' therebg
their superuisory fundions; kepaili6l PT bukan karena kes
uentirt4 themfrom properlg performing tentuan yang dimalcsud Pasal 90
o neglecting credit limits,' pada anggota direksi tersebut.
. failing to tatce proper
andtimely precautions against clearly foresee'
able 'isks;
creditutorthiness of contract partners
to
o failirt4 to inuestigate tle
utlwmtlacompangdeliuersgoodsorserwcesoncredit'orprolong-
ing credit for an etccessiue penod;47
ari pen gaturan ini, maka s ebenffiff a;Xtr'Sflfi abila pailitnYa suatu
D
t.l# ahan atau kelalaian
Perseroarr terbatas mengalanri itu tidak cukuP un-
ri tanggung jawab direksi di atas a
i yuridis dari sifat kolegialitas dari Persoalan lebih lanjut dari ketentuan Pasal 90 Ayat (2) UUPT adalah
jawab secara renteng apa yang dimaksud dengan kesalahan atau kelalaian sehingga menja-
direksi di mana segenap direksi bertanggung
bagi anggota direksi yang berkehendak dikan direksi bertanggung jawab secara pribadi. Mengenai hal ini saya
i"t"W and. severeli. Setringgajawab renteng tersebut' maka anggota menyitir pendapat dari Sutan Remy Sjahdeiny bahwa yang dimaksud
untuk melepaskan tanggung
hal itu' dengan kesalahan dalam Pasal 90 Ayat (21UUPT itu idah kesengajaan,
direksi itu wajib membuktikan mengenai
karena dalam Pasal 90 Ayat l2l UUPT itu disebut pula secara tersendiri
FredT\rmbuanasmemberikancatatantentangketentuarrPasal90 unsur kelalaian. Dalam hukum dikenal ada tiga tingkat atau derajat
sebagaimana
Ayat (2) dan Ayat (3) ini bahwa sesuai dengan ketentuan ketalaian (culpa), yaitu lata anlpa atau kelalaian berat, leuis aipa atau
85 Ayat (1) UUPT bahwa tugas, wewenang, dan
dimaksud dalam Pasal kelalaian wajar dan levissima culpaatau kelalaian ringan' Sehubungan
dan usaha PT di-
tanggung jawab pengurusan PT untuk kepentingan dengan pembagian derajat kelalaian tersebut, tingkat kelalaian mana
tanpa kecu-
pr.ily"f.* aan aiUeUankan kepada setiap anggota direksi yang dimaksudkan dalam Pasal 90 Ayat (2) UUPT itu? Apakah direksi
,ti,*-"t."baikkelataianmaupunkesalahanSeorangataulebihanggota harus bertanggung jawab secara tanggung renteng sebagaimana di-
anggota
direksi berakibat bahwa seluruh direksi, yaitu masing-masing maksud dalam Pasat 90 Ayat l2l UUPT tersebut hanya apabila tingkat
jawab kolegial (col-
direksi harus menanggung akibatnya' Tanggung kelalaizurnya adalah kelalaian berat (lata anlpa atau gross negligencel
90 Ayat (2)
legiale aansprakelijrcGal ini yang dimaksuci dalam Pasal
atau harus juga bertanggung jawab sekalipun kelalaial itu merupa-
UUpt. Selanjutnya' yang harus membuktikan bahwa kepailitan
telah
pihak yang
x
kan kelalaian ringan (leuissima anlpal. Sutan Remi sependapat dengan
terjadi karena kesalatran atau kelalaian direksi PT adalah I
sikap pengadilan-pengadilan Amerika Serikat bahwa anggota direksi
mendalilkannya.Apabilapiha}dimaksudberhasilmembuktikanha] perseroan dalam menjalankan tugasnya hanya bertanggung jawab
tersebut, maka sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
apabila kelalaian yang dilakukannya adalah kelalaian berat (gross neg-
90 Ayat (2) UUPT setiap anggota direksi karena hukum secara tang-
ligencel.so
gunj renteng bertanglung jawab atas kerugian akibat kepailitan PT
V"Ili tia* Japat ditutup oleh kekayaan PT, kecuali anggota direksi
ae
Sutar Remy Sjahdeiny, op. cit. h. 439.
a7
JerryHoff, op. cit., P. 155. s0lbid.,
as Fred B.G. Tumbuan, Op. cit , h.295-296. h. 44a-44t .
234 23s
I
Aspek kolegialitas bisa m'"*t*.*offi Hluff Tffi|; anggota dircksi yang dapat membuktikan bahwa kegailitan Perse-
roan bukan karena kesalahan ftesengajaan) atau kelalaiannya.s3
mbatani Persoalan ketidakadilan Problematika beriktrtnya mengenai tanggungjawab direksi berkait-
tePat Yang menYatakan bahwa adalah bagaimana mekarrisme
anggaran dasar Yang mengatur i Yang karena kesdahan atau
mengenai lembaga raPat rbatas tersebut Pailit? APakah
jangan sekadar dijadikart
tusan benar-benar telah
reksi, yang notabene di antara me
legial.
yang mengelu-
Jerry Hoff mencontohkan kasus seorang direlGur
rapat direksi yang bersangkutaa terhadap direksi tersebut? Semua problematika ini tidak terdapat ke-
arkan
dapat dari kesalahan perorangan' Lebih tentuannya di dalam undang-Undang Kepailitan mauPun di dalam
lanjut t: Undang-Undang Perseroan Terbatas. Problematika ini dapat menjadi
The crse of a dircdoru'tlro suatu kajian yang menarik.
board' meeting nag be an Sementara itu, dalarn Undang-Undang Kepailitan sendiri tidal<
a qtse, it is aduisable for tle dire ada ketentuan yang mengatur mengenai tanggung jawab direksi dalam
mtttes.Adircaornayalsoarnidliobititgintleeventtl!@:the|l/o;stem-
pomitg absent at thehme tl:e resiltttion a nemedutas prepared and' hal perseroan terbatas dipailiipsrr. Ketiadaan pengaturan ini sangat di-
'adoptid and hod been implemented upon his retum's2 sesalkan mengingat kepaili6l mayoritas mengenai Perseroan terbatas
dan juga mengingat banyak ketentuan normatif yang berkaitan dengan
Mengenai tanggung jawab direksi yang perseroarurya mengalami persyaratan tertentu, seperti untuk dapat mencalonkan dalam suatu
pailit'
pailit, Mrlir F'ua-dy menyatakan bahwa apabila suatu Perseroan jabatan publik disyaratkan seseorang tidak sedang dinyatakan pailit
hukum) pihak direksi harus
maka tak sekonyong-konyong (tidak demi dan bahkan di dalam jabatan privat pun demikian pula, seperti untuk
bertanggung jawab secara pribadi' Agar pihak anggota direksi
dapat
dapat menjadi direksi perseroan terbatas, maka ia tidak boleh pernah
J
236 237
antara lain diatur dalam Pasal 398 dan 399 KUHP'
Pasal 398 I(IIHP menYatakan:
240 24t
dan komprehensif yang
Dalam pralctik, Pengawasan secara umum
Terbatas tidak meng-
tugas komisaris ini. Undang-Undang Perseroan dilakukanolehkornisarislazimnyabertitiktolakdaribudgetPerusa-
pengawasan tersebut'
atr:r lebih lanjut bagaimanfgara melaksanakan haan (anggaran keuangan)'
Daramkepustakaandik""k""tHff;:iiffi ,:Xfr *"ii:il;T; baik meruPakan Perangkat
Semua PenYimPangan Yang dilaPo
suai dengan suatu Pedoman atau
perbaikan daPat se
a.ss Apabila terjadi PenYim-
mencegah timbulnY
memperbaikinYa. Penilaian
sedia informasi ebenarnYa dengan rencana atau
digunakan oleh alam anggaran dasar PerseroEln
insidental Yang ' saris meliPuti:
diterima dari direksi'
oleh komisaris ada- 1. melakukan pengamatan secara fisik dengan cara mengunjungi
Mengenai benhrk pengawasan yang dilalcukan
Prasetya adalah:56 kantor, pabrik, gudang, dan sebagainya;
lah sebagaim"rr" y,,'g dit-tmukakan Rudhi I
2.mengajukanpertanyaanSecaralisanatautertuiliskepadadireksi
yang menentukan komisa-
Mengenai klausula dalam anggaran dasar *.t g.t.i hal yang berhubungan dengan tugas direksi;
neria keuangan yang setidak-tidak setiap
ris ikut -.rr"oa"t"rtgati
tahun, atau secaraGrkala harus disusun oleh direksi sebagai wujud 3. meminta tenaga ahli seperti akuntan, konsultan hukum' atau kon-
p"tt"iggrtSi.*.U"" Direksi, merupakan salah satu bentuk dari we- sultan manajemen untuk membantu komisaris dalam melakukan
pengawasan terhadap direksi' pengawasan.ss
wenang komisaris dalam menjalankan
Yang jelas dalam rangka Pengawasan
inilah' maka diharuskan.dalarn
a"."t ai""t':t" ft"'" ketentuan kewenangan komisaris baik
anggaran
bersama-sam""t^u"".rau-sendirisetiapwalrtudalamjamkerjakantor
tempat Iain yang digunakan
toeoasuki uangunan dan halaman atau semua pem-
;;;t*tg dikuasai oleh perseroan' dan berhak memeriksa
dan mencocokkan
bukuan, surat dan ataiUutcti lainnya' memeriksa
keadaan uang tcas-dan lain-Iein t"tt" d"" berhak
untuk mengetahui
segala tindakan yang telah dijalankan direksi' sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. Kepentingan perseroan
dalam ang-
Termasuk sebagai wewenang kontrol komisaris ketentuan secara normatif tidak identik dengan kepentingan pemilik Perseroan
perlu ikut sertanya komisaris atau per-
garan dasar yang menyatakan (pemegang saham), walaupun tidak harus selalu bertentangan' Perse-
yang akan di-
I.t r:r* t<omisaris ,t tt't U"Utitpa perbuatan tertentu roan terbatas merupakan badan hukum yang notabene sebagai sub-
lalcukan Direksi.
jek hukum mandiri yang memiliki harta kekayaan dan kewajiban yang
pada tiga
Jadi Rudhi Praset5ra menitikberatkan fungsi komisaris mempunyai kepentingan yang tidak selalu identik dengan ke1>e ntirrgatl
hal, yakni: pemiliknya. Apabila tujuan dari perseroan adalah untuk memperl;esar
oleh direksi; kekayaannya, maka kepentingan pemiliknya adalah untuk memper-
f . ilnrt menandatangani .1tn ancial report yang disusun
oleh pendapatan melalui pemilikan sahamnya berdasarkan harga sa-
2. memeriksa segala pembulnrarr dan dokrrmen.dokumen lainnya; ham dan dividen yang diterimanya. Ketentuan normatif ini mempunyai
3. memberikan persetujuan terhadap perbuatan-perbuatan tertentu arti bahwa komisaris harus mendahulukan kepentingan perusahaan
yang akan ditakukan direksi'
d.i atas kepentingan pemilik perusahaan. Dengan demikian, komisaris
243
242
a
bukanmewakilipemegangsahamdantidakhanrsselaluberpihakke-
pada mereka.
pihaklain.Holfsecaralebihdetailmenguraikansebagaiberikut:
244 245
pasal-pasal tersebut
dan 399 KUHP, seperti tersebut di atas' karenai
tahunan' APabiIa laPoran tahun-
secara eksplisit menyebutkan pula komisaris'
i bersama komisaris bertanggung
kan dalam Pasal6g AYat (3)UUPI P'urrr PT
5.3 TlNccuNc IAwAB Pu.arcaNc Sanar* Ar,rs Tsnlaott'rv,r
angan Yang disedia- perseroan terbatas ,
anggota Direksi dan Organ Perseroan lain yang sangat penting dari
yang secara ekono-
g bertanggung jawab adahfr-pemegang saham. Pt*tg""g saham inilah
perseroan terbatas' walaupun se-
-i" -.*prf."t lemilik dari suatu milik dari perseroarl
cara yuridis bahwa perseroan terbatas adalah
yang berlaku- bagr direksi' yang mandiri sebagai
Sebagaimana pula datam ketentuan terbatas itu sendiri yrrrg -.*punyai kedudukan
fda untut melakukan pembuktian terbalik
asar
maka komisari" uert
Iemb
"t
Tl':::"ifffffi
pengembanhakdank-ewajibandalamlalulintaskehidupansubjek
hukum.
Kedudukan pemegang saham sangat penting dalam suatu
persero-
)
terbatas
anYa Pada
tapi, an terbatas. Rudhi nra.ety" menyatakan bahwa
para Pemegang saham
pada hal yang di luar
,"r**t tatrun atas kinerja perseroan dan tidak yang paling berkepentingan terhadap PT'6r Kepentingan itu
bempa:
2OC7 yang menyatakan
itu. Hal ini diahrr dalam Pasal 69 Ayat (a) UUPT dividen
bahwa Anggota Direksi dan anggota Dewan
Komisaris dibebaskan dari I. memperoleh pembagian keuntungan tahunan yang disebut
t"oggurrg j.:*"U &naksua pada ayat (3) apabila terbukti ddam haf PT memPeroleh keuntungan;
".U^gaim'oa
batrwa keadaan tersef,ut bukan karena kesalahannya'
Dengan demiki- 2. dan sekiranya saham PT memasuki pasar modal' maka akan
yang tidak ber- memperoleh keuntungan jika harga kurs saham dalam bursa naik
an, bisa saja ada anggota d'ireksi atauPun komisaris bahwa
tanggung jawab secar (copital gaifl;
dirinya tidak bersalah 3. memperoleh pembagian sisa harta kekayaan PT ddam hal PT
untuk bubar.
Selain melalrukan Pengawa
Seandainya pada kondisi tertentu
memberikan nasihat k"P"d" direksi'
untuk tidak melakukan Untuk menyalurkan kepentingan para Pemegang saham itulah diada-
memberikan nasihat kepada d'ireksi, misalnya
dari perseroan' akan kan organ ketiga, yaitu yang dinamakan Rapat Umrrm Pemegang Sa-
diversi.fikasi usaha yrrtit"tt-ttt dari business core
h ham (RUPS).
tetapi direksi tetaP melakukan
rus bertanggung jawab terhadaP Mengenai kedudukan RUPS dalam perseroan terbatas, Pasal 1
terjadi dalam kasus Bank DutaY Ayat (3) UUpt 1SSS menyatakan bahwa Rapat Umum Pemegang Sa-
perbuatan yang dilakukan oleh manajer dan direksinya ham yang selanjutnya disebut RUPS adalah organ perseroan yang me-
'rrlii6l'karena
danhalitutidakpernahalaportankepadakomisarispadahalkomisa- megang kekuasaan tertinggi dalam persero.rn dan memegang segala
rispernahmemberikannasihatuntuktidakmelakukantransaksiyalg wewenang yang tidak d'iserahkan kepada direksi atau komisaris'
bukan merupakan business core dari bank. Dalam kasus
yang menye- Kendatipun dikatakan sebagai orga'n perseroarl yang memegang ke-
babkanBankDutatersebutbangkrutyangkemudiandilikuidasiten. kuasaan tertinggi, tidak berarti ia lebih tinggi dari dua organ lainya,
tunya menjadi tanggung jawab direksi dan manajernya dan
komisaris yakni komisaris dan direksi. Hal ini sesuai dengan pendapat yang
jawaU tersebut baik tanggung jawab keper- mutakhir yang menyatakan bahwa kedudukan tiga organ Persero€rn
bisa bebas dad tangguni
tanggung jawab pribadi maupun tanggung jawab tersebut a,lalah sederajat di mana yang satu tidak lebih tinggi dari
dataan yang sifatnya
kepidanaan. yang lainnya. Jika komisaris dan direksi mempunyai wewenang, maka
Ketentuan pidana yang bisa dipertangungiawabkan kepada komi- wewenang tersebut bukan limpahan dari RUPS, melainkan komisaris
sarisdalamkepailitanperseroanterbatasadalahsamadenganketen-
tuanpidanayangdikenakankepadadireksiPerseroan,yakniPasal39S 6' Rudhi Prasetya 1 , Op. cit,, h. 21
247
246
aberdasarkan kelnratanundang- 6. memberikan persetujuan kepada direksi mengenai rencana Peng-
dan gabungan atau Peleburan;
und Dikatakan bahwa RUPS memiliki
kekuasaan di luar yartg 7. pembelian kembali saham perseroan;
kekuasaan yang tertinggi maksudnya adalah
rlirniliki oleh komisariJdan direksi, sehingga kekuasaan-di:eksi
dan 8. penetaPan penambahan atau pengurangan modal perseroaJq
9. persetujuan laporan tahunan dan pengesahan perhitungan tahun-
komisarisbukanlahmenrpakanbagiandarikekuasaanRUPSsehingga
RUPS tidak dapat mengintervensi kekuasaan
direksi dan komisaris an;
yang setara dengan or- 10. penentuan Penggunaan laba;
tersebut. Dalam UUPT 2bO7 kedudukan RUPS
gan PT lainnYa sudah I l. pembubaran Perseroan.
1 AnEka 4ICUPT 2OO7
ham, yang selanjutnYa disebut R
Direksi atau Dewan
mempunyai *.*.rr.rr!yang tidak diberikan kepada
dalam Undang-Undang ini
Komisaris dalam U"tl" V*g d.itentukan
UUYI 2OO7 sudah tegas
dan/atau anggaran dasar. Dingan demikian
6sngrnpatk"t, nUpS bukan lembaga yang tertinggi dalam Perseroan
terbatas. batas mempunyai kedudukan yang mandiri
perseroan. Teori dari Rudhi Prasetya ini dia
mana dalam Pasal 3 Ayat (1) UUPT 2007 di
saham perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas peri-
katan yang dibuat atas nama perseroan dan tidak bertanggung jawab
atas kerugian perseroan rnelebihi nilai saham yang telah diambilnya.
Namun demikian, tanggung jawab yang mandiri dari perseroan
terbatas tersebut mempakan asas/prinsip dasar. Di dalam perkem-
bangannya. asas kemandirian tersebut sudah dielaborasi sedemikian
rupa sehingga bisa diterobos dengan prinsip lain seperti doktrin pier-
cing the corporate viel dan doktrin ultra wres. Doktrin-doktrin yang me-
Kewenangan direks nerobos a-sas tersebut, juga sudah diaborsi di dalam UUPT.
laskan sebagaimana di Doktrinpiercrn4 tlrc corporate uiel dianut dalam UUPT, sebagaima-
UUPT dan kebaaYakan na yang ditegaskan dalam Pasal 3 Ayat (2) UUPT Pasal 3 Ayat (2) UUPT
main yang menrpakan kewenangan RUPS adalah sebagai berikut: menyatakan bahwa ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1)
tidak berlaku apabila:
1. mengangkat dan memberhentikan direksi dan komisaris;
2. memperoleh segala keterangan yang berkaitan dengan kepenting- a. persyaratan perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak
an perserozrn dari direksi dan/atau komisaris; terpenuhi;
3. memberikan persetujuan kepada direksi untuk mengalihkan atau b. pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak
menjaminkan seluruh atau sebagian besar kekayaaa perseroan; langsung dengan iktikaci buruk memanfaatkan perseroan semata-
4. mengubah ketentuan-ketentuan €rnggaran dasar sepanjang tidak mata untuk kepentingan pribadi;
bertentangan dengan hukum yang berlaku; c. pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan
5. memberikan Putusan untuk mengajukan kepailitan perseroan; melawan hukum yang dilakukan oleh perseroan; atau
d. pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak
62 ftiil,h.22-23.
248 249
een belaangdike oorznak is wn het
kekayaan perse- nya itu len aanemelijk is dat dit
Iangsung secara melawan hukum menggunakan tjdak cu- foillisementl;
perseroan menjadi
,i"i, V"lg mengakibatkan kekayaan o maka pengums hams ikut bertanggung
jawab secara pribadi' ar-
kup untuk melunasi utang perseroarl'
I
63
tbiil.,h.2l3 64 lbid.,h-214.
25t
250
ptovides;n
the @ryorate uetl or fhrc-legblofilre
tlenseluestifr
t; wil must be lifieil and tlase in crliltol"-"{91t
of thc I
in legislation tlurt tle debts
rttltot are' pima faae'
@mPony mag be t*W '"ipt"t'ble foi
and acts of the amPang'
tersebut bukan asas
Namun demikian hakikat kasus Salomon ter-
sekali, akan tetapi dalam perkembangannya
terutama dengan konsep pembukaan cadar Per-
uieQ' Chatamarrasjid menjelaskan hal ini
corporate
bahwa sejumlah k.p.,i"""o lain setelah
kasus Salomon telah dengan
dari kasus
,.g* -."Vit gkap iabir Perseroan' walaupun formalisme
bahwa liabilitas Perse-
Salomon tetap ada. Akhirnya perlu diingatkan
formed. sine the Act merely reEtired seuen members lalding
at least terbatas' dalam arti bahwa Perseroan ha-
-one
or that roan itu sendiri adalah tidJk
sl:@re eacL It said /lr,thing about their being indepertden,
tl'ey shntld talcc a substantial interest in tle undeftalortg, or tlnt nrs membaYar semua utang Yang di
tley should. luue a mind. and wifl of tlleir ou4 or tlnt tlere slould be sepanjang aset perseroan itu cukup
angthing Etce a balonce of power in tle anstitution of the @mPang' keadaan tertentu liabilitas pribadi p
Henethe business belongedtotle ampang andnotto Salomon, and terjadi penyalahgunaan perseroar'67
konsep dasal
Salomon ruas its agent.6s
Kasus Salomon tersebut, di s rmping menunjukkan
dari kemandirian perseroarl terbatas juga kasus ini
berkait clcngan
Dari kasus salomon ini menunjukkan bahwa perseroan terbatas pendistribusian aset
merupakan subjek hukLlm yang mandiri yang terlepas sama sekali hakikat dari kepailitan Perseroan terbatas' yakni
dari organ-org€rn perseroan terurasuk terlepas sama sekali dari para perseroan terhadap para kreditornya' Salomon
pemegang sahamnya. Pendapat pengadilan terhadap kasus Salomon gang saham dari Salomon Co' Ltd' Dapat menu
ini bahwa sejauh pembentukan Perseroan tersebut sebagai badan hu- para kreditor lain perseroan yang merupakan
terdistorsi
kum yang terpisah dari para Pemegang sahamnya tanPa memerha- ini sangat merugikan kreditor lain yang secara hukum akan
kar".," h"k preferensi d i Salomon tersebut' Hal yang mirip
tikan tatar beldrang pembenhrkannya. Doktrin dasar dari perseroan hat<nya=
terbatas, batrwa ia adalah suatu kesatuan hukum yang terpisah dari dengankasusSa]omoniniyangseringterjadidiperadilarrkepailitan
subjek hukum pribadi yang menjadi pemegang saham dari perseroan Indonesiaadalahmunculnyakreditorfiktifyangseringdibuatoleh
tersebut. Andrew Keay berpendapat mengenai kasus Salomon ini seb- pemegang saham dan/atau pengurus perseroan, seperti yang terjadi
agai berikut:66 irt"* kepaititan PI Davomas dan PT Panca Overseas Tbk' Dan yang
lebih disayangkan lagi adalah dalam penyempurnaan Undang-Undang
Tle generolrulein arporatelau is tlutif a arporationincurs a debt it
and. it alone is liable for it. This rule is based on the inieterate pinciple
Kepailitan yang baru-sama sekali tidak diatur nonna untuk menganti-
emanatitrg from Salomon u Salornon & Co. Ltd. That a ampang is sipasi kreditor-kreditor fiktif ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa Un-
legal entitg uthich is separate fiom its members and. qntrollers and dang-Undang Kepailitan justru tidak mengatur hal-hal yang substansial
onseEtentlg it and. not its diedors is liable, inter alio, for its cpntracrs yang justm merupakan esensi dari suatu kepailitan'
and debts generallg, This pinciple i,s somehmes said to produce a
@rporate ueil behind which corttts @nnot look to see uho is in control
of the ampany. Houteuer, tlere are instances uhere either the courts
6s
Paul L Davies (2003) , Principles of Modern Company Law, Sweet and Ma-x- 57
Charamarrasjid (2000), Menyrngh-ap Tabir Perseroan (Piercing the CorPolace
well, London, p.27-28. Veil) Kapita Selekta Huhum Pentsahaan, Citra Aditya Bhakti, Bandung, (selanjut-
tr Andrew Ysay, Op. cit., p. 51 3-5 14 nya disebut sebagai Chatamarrasjid Ais 2), h. 9-10.
252 tr 253
I
:il BAB 5
1.1 PnroetruLUAN
Prinsip paritas creditorium menentukan bahwa para kieditor baik
kreditor separatis, kreditor preferen, maupun kreditor konkuren me-
miliki hak yang sama terhadap segenap harta benda debitor. Apabila
debitor tidak dapat membayar utangnya, maka harta kekayaan debi-
tor menjadi sasaran lseditor. Prinsip paitas creditoium mengandung
makna bahwa semua kekayaan debitor baik yang berupa barang ber-
gerak ataupun barang tidak bergerak maupun harta yang sekarang
telah d.ipunyai debitor dan barang-barang di kemudian hari akan di-
miliki debitor terikat kepada penyelesaian kewajiban debitor sehingga
demi hukum akan menjadi jaminan umum terhadap pemenuhan
utarg-utang debitor kepada para kreditornya'
Sedangkan prinsip stntdured prorota' adalah prinsip yang meng-
klasifikasikan dan mengelompokkan berbagai macarn kreditor sesuai
dengan kelasnya masing-masing. Datam kepailitan kreditor diklasifika-
sikan menjadi tiga macam, yaitu kreditor separatis, kreditor preferen,
dan kreditor konkuren. Penstrukturan kreditor tersebut adalah memi-
liki malcna tentang preferensi masing-masing kreditor tersebut atas
harta debitor untuk memenuhi kewajiban utang terhadap para kredi-
tornya tersebut.
Dari penelitian terhadap putusan yalg ada dapat dikelompokkan
menjadi dua kategori. Kelompok peftama adalah putusan yang koa'
a
256 257
huluE hakim PK adatah bahwa Majelis Hakim Kasasi telah salah me-
nerapkan Pasal Ayat (1) dan Pasal 6 Ayat (3) UUK berkaitan dengan
keberhakan kreditor separatis dalam mengajukan permohonan pailit
debitornya. Majelis Hakim Kasasi dalam Putusan Mahkamah Agung
tidak mempertimbangkan arrest H. R. tertanggat 10 Mei 1996, N' J'
1996 524 di mana ditentukan bahwa pemegang agunan (hipotek daa
hak tanggungan) tid
permohonan kepaili
henti membayar (M mengajukan permohonan pailit atas debitornya'
Tljeenk Willink, Alphen aan den Rijn, 1997, halaman 27). Pertimbangan Atas prrtusan Pengadilan Niaga tersebut, debitor pailit tidak meng-
hakim PK mengenai transaksi valas adalah bahwa su'atu kesalahan gunakan upaya hukum Yang ada.
beat dalam penerap€rn hukum bila dikatakan bahwa Bank Indonesia
melarang pemberian kredit oleh bank-bank kepada nasabahnya untuk
1.2.3 Dalam Kasus Sojitz Corporation Illelawan PT Thirta Ria
keperluan menutup kerugian transaksi valas yang sifatnya brrkan un- Sojitz Corporation mengadakan perjanjian jual beli dengan PT
tuk memenuhi margin deposit. Hakim PK juga berpendapat bahwa Thirta Ria atas sejumlah mesin-mesin tenun dan persiapan filament
utang telah jatuh tempo dan dapat ditagih' (Po
aksesorisnYa and PrePa-
and accessoiesl, ak sebesar
1.2.2 Dalam Kasus Bank Credit Lyonnais Indonesia Melawan PT
,- di mana Pemb Pembelian
Sandjaja Graha Sarana cs
tersebut disepakati dilakukal dengan cara cicilan sebalyak 12 (dua
Bank Credit Lyonnais Indonesia mengajukan permohonan pailit belas) kali cicilan. Terhadap perjanjian jual beli ini, telah dilalmkan
terhadap PT Sandjaja Graha Sarana (SGS), 'IJokro Sandjaja dan Ny. pengikatan jaminan fidusia atas mesin-mesin tersebut.
Patricia Sandjaja, karena PT SGS tidak membayar utangnya yang jatuh Atas perjanjian jua-l beli tersebut, ternyata PT Thirta Ria hanya
tempo dan dapat ditagih senilai US$ 1,9 juta berdasarkan Perjanjian membayar.cicilan 1 dan cicilan 2, sedangkan cicilan 3 dan seterus-
Kredit.'Iljokro Sandjaja dan Ny. Patricia Sandjaja turut dinyatakan pa- nya tidak dibayar. Atas kondisi ini, maka diadakan penjadwalan utang
ilit karena mereka berdua bertindak sebagai pemberi jaminan pribadi (reschedutting), di mana PT Thirta Ria berkewajiban membayar sisa
atas pembayaran utang PT Sandjaja Graha Sarana. Selain jaminan utangnya dalam 16 kali cicilan, yakni cicilan pertama tanggal 26 Juli
pribadi itu, PT SGS tetah memberikan agunan berupa tanah sebagai 2003 dan cicilan terakhir tanggal 26 Februari 2006.
jaminan kepada Bank Credit Lyonnais Indonesia, sehingga bank Lyon-
nais adalatr kreditor separatis. Selain kepada Bank Credit Lyonnais In-
Cicilan PT Thirta Ria tersebut ternyata bermasalah lagi. PT Thirta
Ria hanya mampu membayar sampai dengan cicilan yang ke-7. Untuk
donesia, SGS cs juga memiliki kreditor lain yakni BNP Lippo Indonesia
yang memiliki piutang sebesar 4 miliar rupiah dan US$ 4 juta. cicilan yang ke-8 dan seterusnya sarna seka-li tidak dibayar oleh PT
Thirta Ria. Sojitz Corporation telah melayangkan somasi terhadap PT
Atas permohonan pailit tersebut, Pengadilan Niaga dalam putusan-
Thirta Ria, akan tetapi PT Thirta Ria tetap tidak melakukan penrbayar-
nya Nomor 29|PAILIT 11999/PN.NIAGA/JKT.PST. tanggal 2 Juni 1999
an tersebut.
memutuskan mengabulkan permohonan pailit Ini dan menyatakan
PT SGS, lokro Sandjaja dan Ny. Patricia Sandjaja pailif. trdapun per- Di samping berutang kepada Sojitz Corporation, PT Tirtha Ria juga
tlnbaagan hukun haldm adalah bahwa persyaratan debitor untuk berrrtang kepada kreditor lainnya, seperti Bank Mandiri dan PT Indora-
dinyatakan pailit fslah terpenuhi yalcni memiliki minimal dua kredi- ma Synthetics Tbk. Atas kasus tersebut, sojitz Corporation mengaju-
tor dalasr hal ini lrreditornya adalah Banh Credit Lyonnais Indonesia kan permohonan pailit terhadap PT Tirtha Ria ke Pengadilan Niaga.
dan BNP Lippo Indonesia dan utang yang telah jatuh tempo dan dapat Atas kasus tersebut, Pengadilan Niaga dengan putusannya Nomor
ditagh. Di samping itu pula, Majelis Hakim Niaga berpendapat pula lSlPau.litl2OO4lJkt. Pst. tanggal 28 Juni 2004 memutuskan menolak
258 259
,t
September
pertlm' taris Pndji Rejeki Irawati Nomor 253 dan 254 t$rFlgral26
pennohonan pailit terhadaP PT Tirtha Ria tersebut' Adapun Nassau sebesar US$
1996. Total fasilitas l<redit yang diterima oleh
PT
ang di-
i.og"o huhm Pe l.OOO.OOO,-. Atas perjanjian kredit tersebut
dibuat juga perjanjian jam-
a;ukan oleh Sojitz Prema-
Uerupa Hak Tanggungan atas sebidang tanah HGB
endaan inan kebendaan
trr k r.rr" So5itz aaaUh kreditor (Hak Guna Bangunan) No. 308/Megamendung terletak
di Provinsi
Pengadilan Niaga
dalam hal ini nausia. Menumt pertimbangan hakim jawa Barat, Kabupaten Bogor, Kecamatan Cisama' Kelurahan Mega-
pemegEulg hak jaminan
bahwa oleh karena Sojitz merupakan kreditor Villa Indah Estate BIok
dahulu mengeksekusi mendung, yang setemPat dikenal sebagai Mega
kebendaan fidusia, maka Sojitz harus terlebih tanggal 28 Febru-
hasil eksekusi jaminan fidusia I Nomor 40, seluas +.ilO VrZ, sesuai gambar sihrasi
oUpt tau"lanya. Jika kemudian dari
yang belum terbayar' maka debitor ari 1991 Nomor: 29Lgll99l'
teisebut masih terdapat sisa utang tidak
berkewajiban membayar sisa utang tersebut' Dan' jika debitor tidak Kredit yang diberikan oleh Bank Yama tersebut ternyata
PT Nassau' Bank Yama telah me-
membayar sisa utangtersebut, barr sojitz dapat mengajukan
permo- dibayar sebagaimana mestinya oleh
ada tida- lakukan somasi berkali-kali' namun PT Nassau tidak menghiraukan
honan iailit ternaaap debitornya tanpa memerhatikan syarat yang telah jatuh
knya kreditor lain. somasi tersebut. Total utang pokok beserta bunga
Atas putusan Pengadilan Niaga tersebut, Sojitz mengajukan
Kasa- temPodantidakdibayarsebesarUs$1.094.678,..SelainBarrkYama'
si ke Mahkamah Agung. Matrlcamatr Agung melalui putusannya Nomor PlNassaujugamem-ilikikreditorlainyakniBankBDN.AkhirnyaPT
Sports
BankYama- mengajukan permohonan pailif fglhaflap PT Nassau
ri xTnTzoo+ tanggallo Agustus 2004 memutuskan menolak kasasi Niaga'
Indonesia tersebut di Pengadilan
terseLui dan membenarkan putusan Pengadilan Niaga tersebut dengan
Peng-
perttnbangaa hutun karena putusan Yudex facti (Pengadilan Niaga Atas permohonan pailit oleh Bank Yama terhadap PT Nassau '
yaitu tidak salah putusannya Iriomor 06 Pailit/ 1999 /Jkt. Pst tang-
iaaa nengadilan Negeri Jakarta P'sat) sudah tepat adilan Niaga melalui
menolak
/
permohonan.pailit terse-
menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku, lagi pula mengenai gal 15 Februari 1999 memutuskan
penghargaan tentang suatu f,ut. Adapun perttrobangaa hukum dari penolakan permohonan
pailit
penilaian hasil pembuktian yang bersifat
Lenyataan, hal mana tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan oleh penladilan Niaga adalah bahwa dengan fat<ta dan kedudukan se-
pada tingkat kasasi, karena pemeriksaan dalam tingkat kasasi hanya perti tersebut, maka kreditor pemohon menurut hukum berkedudukan
Ler5enan denga' tidak dilaksa'akan atau adakesalahan dalam pelak- sebagai kreditor separatis (kreditor dengan hal mendahului) seperti di-
sanaan hukum. Di samping ittr, Mahkamah Agung berpendapat bahwa maksud dalam Pasal 1178 KUH Perdata, dan yang menumt Pasal 56
sebelum Pemohon Pailit mengajukan permohonan ke Pengadilan Ni- uUK kreditor separatis dapat mengeksekusi haknya sekalipun debitor
aga pada Pengadilan Negeri Jakarta h.rsat, seharusnya perlu melak- dinyatakan pailit. Bahwa dihubungkan dengan Pasal 56A, Pemohon
sanakan hai-hal yang tercantum dalam Alrta Jaminan Fidusia, yang selaku kreditor separatis menjadi tidak berkualitas untuk memohon
mana bila Termohon Pailit (pemberi fidusia) melakukan wanprestasi, pailit terhadap debitornya (c.q. termohon), sebab, apabila permohonan-
maka barang-barang yang dijadikan jaminan tersebut dilelang terlebih nya dikabr:Ikan, menurut hukum hak eksekusi yang dimiliki pemohon
dahulu dan bahwa dalam kenyataannya hal tersebut tidak dilakukan justru tertangguh selama-lamanya 90 hari, sedangkan aturan kepaili-
oleh pemohon pailit, sehingga dapat disimpulkan bahwa perrnohonan tan menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 1998 memiliki rasio bagi
pailit tersebut dinyatakan prematur. percepatan penyelesaian pembayaran utang' Di samping itu pula, bah-
Atas putusan kasasi tersebut, Sojitz selaku kreditor pemohon pai- wa dalam permohonannya kreditor yang berkedudukan sebagai Bank
lit tidak menggr:nakan upaya hukum luar biasa peninjauan kembali. terhadap Pemohon ternyata tidak tegas-tegas menyatakan melepaskan
hak istimewa (hak mendahuluinya atas piutangnya terhadap debitor),
1.2.4 Dalam Kasus PT f,ank Yama Melawan PT Nassau Sports Indonesia dan tidak pula terbukti bahwa kreditor hanya menagih sisa piutang-
PTBark Yarna dengan PT Nassau Sports Indonesia mengadakan nya setelah ditmrangi dengan hasil penjualan hak hipotek yang dimili-
perjanjian kredit yang berupa fasilitas kredit modal kerja dalam dua kinya, (sehingga kreditor pemohon dapat bertindak sebagai kreditor
kali pedanjian laedit, yalrrri, alrta notaris yang dibuat di hadapan No- konkuren).
260 tr 26r
Atas puttrsan Pengadilan Niaga tersebut, Bank Yama mengajukan
1) kreditor seParatis;
Kasasi te tUaf*amah Agung. Mahkamah Agung melalui
putusannya 2l kreditor Preferen; dan
NomoroTlKtNtlgggtanggal28Aprillgggmemutuskanmenolakka- 3) kreditor konkuren.
pengajuan
sasi dari Bank Yama dengan pettlnbangaa hukum bahwa
kasasi telah melewati batas waktu, yakni putusan Pengadilan Niaga
262 263
agurutn
seorang kredi-
kuren saja.3 Argumentasi Remy adalah bahwa karena lnlenga
tor separati" t<reditor pemegang hak jaminan tidak mempunyai masing-
"t",
kepentingan untuk diberi hak masing kreditor adalahkreditor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
4 rud,h.67.
s
ra'.iL.
6 Fred BG Ti.rmbuan 3, Op. cit.,h.4.
264 265
2. PENERAPAN NORAAA DAN PRINSIP DEBT COLLECTION
DAIAM PUTUSAN PERADII.AN
2.1 h,NoatrururrN
Padamulanyad.ebtatlectionprinciple(prinsipdebtcolledioflme-
miliki makna sebagai konsep pembalasan dari kreditor terhadap debi- tersebut, Yalori:
tor pailit dengan menagih klaimnya terhadap debitor atau harta debi- 1. Kasus permohonan pailit oleh debitor sendiri, PT Sempati Air;
tor. Pada hukum kepailitan modern prinsip ini dimanifestasikan dalam 2. Kasus Julia Tresnasary melawan PT Telkomsel;
bentuk antara lain likuidasi aset. Hukum kepailitan dibutuhkan seba-
gar alat allectiue ptoceeding. Artinya, tanpa adanya hukum kepailitan Sedangkankelompokkasusyangkedua'secaratld*lcons{sten
Lasing-masing lcreditor akan berlomba-lomba secara sendiri-sendiri or.rr.r"pk"r, noEna dan prinsip debt collection tersebut, yakni dalam
masing-masing. Karena itu
-.rrgkt"i- aset debitor untuk kepentingan kasus:
hulrum kepaili6l mengatasi apa yang disebut collectiue action prob- 1. Kasus PT Rekka Mandiri sejahtera Traverindo cs melawan PT In-
Iemyatg ditimbulkan dari kepentingan individu dari masing-masing donesian Airlines AviPatria;
kreditor. Dengan adanya hukum kepailitan, maka dapat memberikan
2. Kasus Hasim Sutiono cs melawan PT Kutai Kartanegara Prima
suatu mekanisme di mana para kreditor dapat bersama-salna menen-
Coal cs.
tukan apakah sebaiknya perusahaan debitor diteruskan kelangsungan
usaha atau tidak, dan dapat memaksa kreditor minoritas mengikuti
skim karena adanya prosedur pemungutan suara. 2.2 K,rsus-x.rrsus Postsl
Debt allection pincipte mempakan prinsip yang menekankan 2.2.L Dalam Kasus Permohonan Pailit Diri Sendiri PT Sempati Air
bahwa utang dari debitor harus dibayar dengaa harta yang dimiliki
PT Sempati Air mengajukan permohonan pailit terhadap dirinya
oleh debitor secara sesegera mungkin untuk rnenghindari iktikad bu-
sendiri karena banyaknya kewajiban kepada kreditor yang tidak dapat
ruk dari debitor dengan cara menyembunyikan dan menyelewengkan
terhadap segenap harta bendanya yang sebenarnya adalah sebagai lagi dipenuhi olehnya. Perusahaan tidak mengajukan permohonan
pKPU terlebih dahulu karena beranggapan tidak mungkin lagi untuk
jaminan umum lagi kreditornya. Sebagai suatu alat untuk melaku-
kan pengembalian utang-utang dari debitor dengan cara melakukan meneruskan usahanya. PT Sempati tidak mampu lagi melanjutkan
likuidasi asetnya, maka kepailitan lebih difokuskan untuk melakukan usahanya, akibatnya mengalami kesulitan keuangan untuk memba-
pemberesan aset-aset debitor dengan jalan melikuidasi aset-aset de- yar utang kepada kreditor dan juga terpaksa melakukan pemutusan
bitor. Manifestasi dari prinsip debt allection dalam kepailitan adalai hubungan kerja atas 2.358 karyawan dari 2.395 karyawan sehingga
ketentuan-ketentuan untuk melakukan pemberesan aset dengan jalan tanggal 01 Juli 1998 hanya tinggal 35 orang saja; Secara nyata, per-
likuidasi yang cepat dan pasti, prinsip pembuktian sederhana, diterap- usahaan sudah berhenti membayar utangnya kepada ratusan kredi-
kannya putusan kepailitan secara serta merta luituoerbaar bij uoonaaQ, tornya, dengan demikian maksud dan tujuan adalah untuk memberes-
adanya ketentuan massa hrnggu (stag) bagi pemegang jaminan keben- kan utangnya bukan untuk melanjutkan usahanya atau bukan untuk
daan, dan kr:rator sebagai pelaksana pengurusan dan pemberesan. menunda pembayaran utangnya. Sehingga alasan perusahaan untuk
Pada kajian kasus tentang penerapan prinsip debt colledionber- mempeilifl141 dirinya sendiri adalah untuk menghindari dari dcsakan
ikut ini akan dikategorikan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama terus-menerus dari sebagian besar kreditor agar perusahaan mclunasi
adalah puhrsan yang menerapkan norrna dan prinsip ini secara kon- utangnya yang masing-masing ingin didahulukan pembayaran atau pe-
sisten, yakni bahwa kepailitan adalah sebagai pranata hukum untuk lunasan piutdngnya, padahal mereka adalah para kreditor konkuren.
melakukan pendistribusian aset debitor terhadap semua kreditornya, Adapun utang PT Sempati Air kepada para kreditor PT Sempati Air
sehingga akan menghindari perebutan harta debitor oleh para kredi- adalah antara lain PT PANN Multi Finance sebasar US$ 100 ribu atas
266 tr 267
di bawah 10% (sepuluh persen) dari jumlah utang
yaitu 1 berbanding
Indonesia' PT Cicero
sewa guna usaha lleasingl pesawat, PT tr'reeport
il;;; sebesar tsS s3 j"t" dan US$ 61juta' PT Aldomas Putra cor- 15.
a
**^ yrog kuat akan mengalahkan yang lemah, hal itu terbukti dari
beberaia Leditor telah melakukan tindakan kepada PT Sempati Air
antara lain akan mengadakan Pemutusan aliran listrik, air dan
pair hukum kasasi.'sedangkan untuk dalil kedua, ketiga dan seterusnya'
kabel ke kantor sempati dan bahwa Merpati Nusantara selaku kreditor Majelis Hakim Kasasi berpendapat bahwa adalah cukup ternyata
telah memberi peringatan akan menempuh jalur hukum yaitu akan bahwa ketentuan Pasall (1) uuK telah terpenuhi untuk mengajukan
menggugatSempatijugaolehPTVictoriaGrahaSaktiakanmelakukan permohonan pailit yakni adanya dua atau lebih lseditor dal salah
hal t;, sama, yaitu akan menggugatnya, sehingga dapat dibayang- satu utangnya telah jatuh tempo dan dapat ditagih sedangkan kondisi I
kan seandainya tidak ada lembaga kepailitan dalam hal seperti perkara Sempati sudah dalam keadaan berhenti membayar karena berhentinya
ini yang begitu banyak kreditornya baik nasional dan internasional, operasional perusahaan sehingga adalah benar untuk dipailitkan demi
kreditor besar dan kreditor kecil, mereka ini tidak ada yang rela dia di- menjaga berkurangnya aset debitor.
belakangkan pembayaran tagihannya, hampir semua ingin mendapat BPPN mengajukan permohonan PK dengan delil fa[q';a Majelis Ha-
pembayaran lebih dahulu padahal mereka adalah lgeditor bersaing kim Kasasi telah salah menerapkan hukum, yaitu tidak memberikan
(kreditor konkuren) dan kalau semua ingin dibayar lebih dahulu atau alasan dan pertimbangan yang cukup (sangat sumir) atas pendapat
dengan perkataan lain semua kreditor rebutan untuk dibayar lebih yang dikeluarkan sehubungan dengan dalil-datil BPPN di tingkat kasa-
dahulu sulit diharapkan kreditor kecil akan memperoleh bagian dari si' Satu di antaranya adalah bahwa permohonan Pailit suka::ela dari
harta debitor demikian juga dengan kreditor yang sabar menuhggu Sempati Air tidak disertai dengan persetujuan dari RUPS yang sah,
pembayaran dengan sukarela dari debitor. Di samping itu pula, hakim yang berlaku bagr suatu perseroan terbuka seperti Sempati Air sesuai
mempertimbangkan bahwa aset debitor jauh lebih kecil daripada jum- dengan ketentuan UUPT.
lah utangnya karena kekayaan (aset) dari PT Sempati sudah berada
268 269
mohonan PK BPPN tidak beralasan'
7
270 271
giro jatuh tempo tertanggal 26 Maret 2003 dan 26 April 2003 sebesar
dari harte kekaYaan debitor. dan
[ly.i giro No. GU 6628i6 dengan nilai nominal: Rp 88'761'183'-yang
Atas puhrsan Pengadilan Niaga tersebut, Julia Tresnasary tidak Rp 88'761' 183"
bilyet lro No. GU 662877 dengan nilai nominal:
menggr.rnakan uPaya hukum. dananya
ternyaia glro-glro tersebut juga tidak dapat dicairkan karena
Melawan PT kosong.
2.2.3 DalamKasus Rekka Mandiri sejahtera Tlavelindo
Indonesian Airlines Atasgagalnyapembayaranutang-utangPTlndonesiaAirlinester-
sebut, *rt Rekka Mandiri Sejahtera cs mengajukan permohonan
jatuh "Ipf
PT Indonesian Airlines Avipatria memiliki utang yang telah pailit terhadap PT Indonesia Airlines ke Pengadilan Niaga'
Atas permohonan pailit tersebut, Pengadilan Niaga dalam putus-
Ernnya Nomor 20 I P AILIT | 2OO3 / PN.NLAGA'JKT' PST' tanggal
8 Agustus
2003 memutuskan untuk menolak permohonan pailit ini' Adapun per'
tlmbanganhukr,rmdarihakimPengadilanNiagaadalahbahwapersya-
Tour & Travel, dan PT Safiir Amal Imani. Hal tersebut sebagaimana telah
ratanuntukpermohonanpailittidakterpenuhikarenatidakadanya
tercantum dalam Surat Perjanjian Pemenuhan Kewajiban Indonesian
utang yang titafr 3atutr temPo dan tidak adanya dua kreditor' Hakim
Airlines No. Io-DF/PKS/005/03/03 tallggal 18 Maret 2003. Utang ter-
berpendapat bahwa tidak adanya utang tersebut karena telah dikom-
sebut timbul sebagai pengembalian atas gagalnya penyelenggzlraan
pensasi dengan menyerahkan sejumlah tiket pesawat penerbangan In-
jasa penerbangan Indonesian Airlines dalam menerbangkan jamaah
donesia Airlines. Hakim juga berpendapat bahwa jatuh temPo utang
haji anggota PT Rekka Mandiri cs tersebut. utang tersebut telah di-
jadwalkan untuk dibayar dalam 6 kali angsuran dalam 6 bulan dan sehamsnya adatah angsuran terakhir, yakni tanggal 26 September
jumlah per angsur€rn adalah Rp 1.299.157.263. Angsuran seharusnya 2003, sehingga permohonan pailit tersebut dianggap prematur karena
dimulai pada tanggal 26 Maret 2003 dan angsural terakhir pada belum adanya utang yang belum jahrh waktu. Hakim juga berpendapat
tanggal 26 September 2003. Untuk memenuhi kewajibannya PT IAA bahwa tidak adanya kreditor lain selain para pemohon pailit, karena
mengeluarkan bilyet giro dan cek kontan, tetapi ternyata bilyet giro dan utang kepada PT chakra Mandala Buana tidak dapat dibuktikan di-
persidangan karena alat buktinya hanya berupa dokumen fotokopian
cek kontan tersebut ditolak oleh bank dikarenakan ketidakcukrrpan
saldo. Ke gagalan pembayaran utang PT Indone sia Airlines, s eb agaimana saja, sedangkan giro bilyet yang,ditolak pada waktu dicairkan oleh
diakui Direktur Utamanya melalui surat NO' lOlDZlHLlO62lO3 di- PT Chakra Mandala Buana adalah bilyet giro yang memuat perintah
tandatangani oleh Ir. Rudy Setyopurnomo sebagai Direktur Utama membayar kepada PT Cikara Mandhala Buana dan ternyata bilyet giro
tanggal 24 Maret 2003, yang berbunyi antara lain "Mengingat kondisi tersebut ditolak pembayarannya oleh Bank Mandiri Cabang Jatinegara
keuangan Indonesian Airlines pada tanggal tersebut yang belum me- Jakarta, dengan alasan bilyet giro tidak memenuhi persyaratan formal
mungkinkan kewajiban tersebut", Ketidakmampuan PT Indonesia yaitu perintah yang jelas dan tanpa syarat untuk memindahbukukan
Airlines adalah karena faktor keuangan yang cukup parah akibat ke- serta bilyet giro yarrg diklaim para pemohon telat diserahkan oleh Pi-
gagalan PT Indonesia Airlines mengangkut rombongan jamaah haji hak Indonesian Airlines kepada PT Cikara Mandhala Buana tersebut
serta jattrhnya citra perusahaan akibat hal tersebut sehingga perusa- ternyata juga tidak jetas pihak penandatangannya, meskipun dalam
haan tidak dapat lagi mengoperasikan penerbangailnya.. surat yang dikeluarkan oleh PT Bank Mandiri disebutkan sebagai bil-
yet giro yang dikeluarkan oleh Rudy Setyopurnomo Kardono dan tidak
Bahwa selain mempunyai utang terhadap PT Rekka Mandiri Se-
jahtera cs, PI Indonesian Airlines juga diketahui mempunyai utang ke- dipindahbukukan karena syarat formal tidak dipenuhi, oleh karena itu
pula bilyet giro tersebut bukanlah merupakan bukti adanya hubungan
pada PT Cikara Mandhala Buana (kreditor lain) yang beralamat di Jalan
Letjen Suprapto BlokL/2lB Jakarta 10640 berdasarkan surat dari In-
hukum yang melahirkal utang termohon kepada PT Cikara Mandhala
Buana.
donesia Arilines Termohon tanggal 10 April 2003 yang ditandatangani
oleh Ticke Soekrani sebagai direktur dengan memberikan 2 buah bilyet Namun demikian atas putusan Pengadilan Niaga tersebut, para
272 tr 273
KKPC dikeluarkan dua lembar
akan diganti' Kemudian oleh pihak PT
kreditor pemohon pailit PT Indonesia Airlines tidak menggunakan upa- saat jatuh tempo giro
bilyet giro untuk p,-b*y"t" tersebut'- Pada
ya hulnrm. dengan alasan giro tersebut
tersebut akan dicairk,o iitof"ft oleh bank
kehilangan giro itu'
2.2.4 DdrmKasus Hasim sutiono cs Melawan PT Kutai Rarttne$ara telah diblokir oleh KKPC dengan alasan
menagih uang terse-
Prima Cod Hasim Sutiono cs telah beberapa kali untuk
Sehingga Hasim sudono
Hasim Sutiono dan PT Muji Inti Utama mengajukan permohonan but akan tetapi tidak diindahkan ot.n xrcpc.
Niaga untuk menyatakan
paitit terhadap PT Kutai Kartanegara kima Coal (KKPC) dan Ny' Iswati cs mengajuk"r, p"t*ot onan ke Pengadilan
-Sugianto pailit terhadaP KKPC cs tersebut'
(IS), karena KKPC dan IS tidak membayar utangnya yang
Niaga dalam Putu-
.latitr tempo dan dapat ditagih berdasarkan
pedanjian-perjanjian yang Atas permohonan pailit tersebut' Pengadilan
tanggal 18 Desember
dibuat di antara para pihak tersebut. sannya Nomor 18/Pailiv 1998/PN'Niaga/Jkt'Pst'
PadatarrggallgJulilgg6telahdibuatperjanjiandibawahtang-'
t 1998 memutuskan mengabulkan permohonan pailit tersebut dan me-
pT Prima Coal dan Iswati Sugi-
an yang intinya Hasim Sutiono cs al<an masuk sebagai Pemegang sa- nyatakan bahwa XuIai Kartartegara
hukum dari hakim adalah bahwa
ham dalam PT. Kutai Kartanegara Prima coal sebesar 61% dengan anto pailit. Adapun perttmbangan
utang' melain-
syarat Hasim Sutiono cs memberikan pinjaman sementara sebesar Rp 'utang' bukan saja utang y"'f ti^Ul'l dari perjanjian
transaksi yang menyang-
1.OOO.OOO.O00,- (satu miliar rupiah) untuk membayar uang jaminan kan m1[puti juga setiap perjanjian dan/atau
uang tertentu' Majelis
kesungguhan kepada Departemen Pertambangan selama 6 bulan dan kut presiasi V*g Ut*p. p.rnUty"t'rr sejumlah
Pasal Ayat (1) UUK telah
setelah itu harus dikembalikan kepada Hasim Sutiono cs penyerahan H#m Niaga Uerperra^p^fU^n*a ketentuan 1
wanprestasi
terpenuhi karena seUop debitor yang telah melakukan
saham-saham selambat-Iambatnya tanggal 25 Juli 1996, memberi ganti I
i tersebut'
rugi kepada Ny. Iswati cs, sebesar Rp 500.000.000,- dan apabila nanti 1c.i.r" janji) pada saai yang dis pihak lain
ada penggantian dari investor uang tersebut akan menjadi milik bcrsa- karena tidak dipenuhi, telah me
ersyaratan
ma dengan perbandingan sesuai saham masing-masing dan menyetor i"q. kr"ai,or), dhpattah dimohonk 1998 terse-
modal pada tanggal O1 Agustus 1996 sebesar Rp 3.050.000.000,-' Bah- menurut Pasal I Ayat (1) Undang-undang No' O4/Tahun
pembayaran sejum-
wa uang pinjaman tersebut telatr direalisir pada tanggal 19 Juli 1996 but), karena tidak memenuhi prestasi yang berupa
oleh Hasim Sutiono dengan Giro Bilyet No. BA. 103475 yatg diterima jatuh waktu)'
Iah uang tertenhr pada saat yang disepakati (saat
langsung oleh Iswati Sugianto (termohon pailit U) dan disetor ke reke- Atas putusan pailit tersebut, PT Kutai Kartanegara Prima
Cool dan
ning Dirjen Pertambangan Umum sebesar Rp 949.600.000,- dan seba- Iswati Sugianto mengajukan kasasi ke MA' Majelis Kasasi Mahkamah
gai realisasi lebih lanjut dari perjanjian tersebut dibuatlah Perubahan Agung dalam p.rt-,"irrrry^ Nomor 02 KlNl1999 tanggal 12 Februari
Anggaran Dasar PT Kutai Kartanegara Prima Coal dengan Akta No. 144 1999 memutuskan menolak kasasi tersebut. Pertlmbangan hukum
tanggal 26 Juli 1996 di hadapan Ny. Susi Susilowati, pengganti dari hakim kasasi adalah Pengadilan Niaga tidak salah dalam menerapkan
Abdul Majid, SH., Notaris di Jakarta. hukum yakni terdapatnya hubungan hukum di mana KKPC cs memi-
Pada kenyataannya PT Kutai Kartanegara Prima Coal yang mem- tiki utang kepada Hasim Sutiono cs dan utang tersebut dapat dijadikan
peroleh pengesatran dari Menteri Kehakiman RI tidak menggunakan dasar permohonan pailit. Di samping itu pula, hakim kasasi menegas-
alcta perubatran terakhir tersebut sehingga tidak ada nama Hasim kan bahwa Iswati Sugianto sebagai garantor juga memiliki hubungan
Sutiono cs. Di dalamnya, karenanya diduga ada kesengajaan dari hukum terhadap Hasim sutiono cs dalam kapasitasnya sebagai pen-
Ny. Iswati Sugianto cs untuk tidak memasukkan Hasim Sutiono cs jamin transaksi yang terjadi antara Hasim Sutiono cs dengan pihak
ke dalam Perseroan. Atas kenyataan ini antara Ny. Iswati Sugianto KKPC karena itu Iswati Sugianto dapat ditarik sebagai pihak termohon
cs dengan Hasim Sutiono cs pada tanggal 01 Agustus 1997 diadakan pailit.
kesepakatan, uang pinjaman sebesar Rp 1.0O0.000.000,- akan dikem-
balikan kepada Hasim Sutiono, ditambah biaya dinas Hasim Sutiono Atas putusan kasasi tersebut KKPC cs mengajukan peninjauan
cs ke lokasi sebesar Rp 7.653.000,- dan iuran tetap sebesar US$ 2,389
kernbali. Dalam putusan peninjauan kembali Nomor 17 PKlNlL999
274 275
tanggal 7 September 1999 memutuskan menolak permohonan pe- perbuatan melanggar hukum'
Seringnya hakim salah dalam nenerapkan prinsip debt
collection
ninjauan kembali dari KKPC cs tersebut. Pertlmbangan hukum ha.
kim peninjauan kembali adalah bahwa pengajuan PK tidak didasari inidikarenakanUndang-UndangKepailitarrlndonesiasendiritelahsa-
Kepailitan
alasan-alasan ygng sah karena alasan.alasan yang diajukan bukan lah meletakkan konsef dasar adanya lembaga kepailil2l' a
276 277
huloJm perdata'
perikatan. Utang menunjuk pada kewajiban dalam
jurnlah Hakim telah
Kewajiban atau$tang aapat timUut baik dari
perjanjian atau dari un-
prinsip allediue Pro
dang-undang.
hakim ang-Undang
utang berikut ini
kinkan untuk menerapkan kepailitan dalam kasus ini' Pada kajian kasus tentang penerapan prinsip
pertama adalah
akan dikategorikan menjadi au" ttto-pok' Kelompok
prinsip ini secara konsiste n yakni
puflrsan yang mener"pkin norma dan
yang aiiaa*an dasar untuk mengajukan permohonan
f*,*.
pailit "i"rri
adafahll*r" 3*i"utang yang timbul sebagai akibat perikrttan'
akibat perjanjian utang
tidak terbatas hanya utangyang timbul sebagai
dalam arti luas
piutang uang saja- Penerapan nonna dan prinsip utang
yang secara konsisten adalah Pada:
l.KasusHelenaMelindaSujotomomelawanPTlnterconEnterprise;
2.KasusFrederickRahmatmelawanPTWatakaGenerallnsurance.
yang
satu lrreditor, karena hakim berpendapat bahwa sepuluh kreditor yang Sedangkan kelompok Putusan yang kedua adalah Putusan
norma <ian prinsip utang tersebut ddam
mengajukan kepailitan secara bersama dianggap satu kreditor. Hakim tidak konsisten menerapkan
tidalc memperlimbangkan konusi keuangan perusahaan yang sudah putusan. Ketidakkonsistenan putusan tersebut karena hakimnya ber-
tidak ada harapan untuk pulih dari kesulitan keuangan' pendapat bahwa utang yang dapat dijadikan dasar untuk mengaju-
Sedangkan pada kasus keempat, ketidaktapatan hakim dalam
Lrt p.tmot onan p2ilit adalah utang yang timbul dari perjanjian utang
piutang uang saia. Kelompok putusan yang tidak konsisten tersebut
menerapkan bahwa kepailitan adalah sebagai aJat collediue proceeding
adalal^:
dan bukan alat untuk memenuhi kewajiban akibat debitor wanprestasi
atau melaktrkan perbuatan melanggar hukum. Ternyata hakim sama 1. Kasus Husen Sani, Johan Subekti melawan PT Modernland Realty;
sekali tidak mempertimbangkan kondisi keuangan PT Kutai Kartane- 2. Kasus Sumeini, Widyastuti melawan PT Jawa Barat Indah;
gara Prima CoaI yang masih sangat solven. Memang jika ditafsirkan 3. Kasus Ssanryong Engenering & Construction (SEC) melawan PI
secera formalistis, hakim telah menerapkan undang-undang sebagai- Citra Jimbaran Indah Hotel; dan
mana bunyinya, narnun maksud undang-undang tidaklah demikian.
4. Kasus SCTV melawan PT Gebyar Cipta Kreasi'
278 279
but maka penjual akan mengembalikan uang sebesar uang yang telah
diterimanya ditambah dengan denda. Akan tetapi sampai
jatuh tempo
7 Februari 1998, penjual tetap tidak menyerahkan tanah tersebut ser-
tatidakprrlamengembalikanuangpembayarantanahtersebutditam.
bah denlan dendanya. PT Intercon tidak dapat menyeralkan tanah
dimaksud di atas dikarenakan telah dijaminkan kepada pihak ke*Jga
dan masifr memiliki kewajibannya yang belum diselesaikan kepada
Pt
Bank Pembangunan Indonesia selaku kreditornya' Di samping kepada
Helenda, PT Intercon mempunyai utang kepada PT Bank Pembangun-
an Indonesia dan PT Gerbang Pusaka.
Karena telah dilakukan berkali-kali somasi dan tidak diindahkan
oleh PT Intercon, maka Helena selaku pembeli tanah mengajukan per- Pengadilan Niaga.
mohonan pailit ke Pengaditran Niaga.
Atas permohonan pailit tersebut, Pengadilan Niaga melalui putu-
sannya Nomor 31/Paiut/ 1999/PN.Niaga/Jkt.Pst. tanggal 18 Juni 1999
menyatakan mengabulkan permohonan pemohon dan menyatakan PT
Intercon Enterprises pailit. Perttmbangan hukum Hakim Pengadilan
Niaga adalah bahwa hubungan hukum antara pemohon dan termohon
adalah hubungan perikatan yaitu ikatan dalam hukum harta benda
(uermogensrecfu) antara dua orang atau lebih di mana satu pihak ber-
hak atas sesuatu (kreditor) dan pihak lainnya berkewajiban untuk me- I
280 281
pemeriksaan dalam tingtcat
meriksaan dalam tingkat kasasi, karena
S.2,2 DalmKasus FYederick Rahmat Melawan PT Wataka General kasasi hanya berkenalan dengan adanya kesalahan PeneraPan
hul'n:m'
Insurance adanya kelalaian dalam
adanya pelanggaran huku; yang berlaku'
peraturan perundang-
memenuhi syarat-syarat y"tj ai*"1ibkan oleh
L kelalaian itu dengan batalnya putusan
an tidak berwenalg atau melam-
,,1',,Ttslffififfir#" I
Modernland Realty
3.2.3 Dalam Kasus Husen Johan cs Melawan PT
bond untuk menjamin utang CHS kepada WGI' Sebagai penjarnin' permohonan paitt
Husen Sani dan Johan Subekti mengajukan
menanggung dianggap mem-
WGI tel terhadap PT Modernlald Realty, karena Modernland
dengan diatur dalam punyai utang Yang jatuh temPo dan
Pasal 1 FR telah ja-
Latan Jual Beli Apartemen' Pembeli
itu bertitik awal dari adanya pembe
atau
ia tidak marnpu untuk melanjutkan pembangunan Apartemen
kesulitan
Satuan Rumah Susun (SRS) bernama "Golf Modern' karena
termasuk unit-unit yang telah dipesan terlebih
keuangan perusahaan,
dahulu dan telah dibayar di muka secara cicilal oleh masing-masing
Pembeli.Walaupunuoaerntanatelahmengajukanalternatifnarnun
beranggap-
hal itu dianggap sangat tidak memadai' Sehingga Pembeli
tahui bahwa wGI adalah sebuah perusahaan asuransi yang berskala an bahwa Modernland tidak dapat lagi menjalankan usahanya dan
nasional. tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajibannya kepada masing-ma-
satuan
Terhadap kasus tersebut, Pengadilan Niaga dalam putusannya sing pemteli serta tidak dapat mengembalikan uang pembelian
Nomor 48lPa:ditl2OO0/PN.Niaga/Jkt.Pst tanggal 8 Agustus 2000 me- apartemen tersebut kepada Husen Sani cs'
nyatakan mengabulkan permohonan pemohon dan menyatakan PT Atas kasus tersebut, Majelis Hakim Pengadilan Niaga melalui
pu-
Wataka General Insurance dalam keadaan pailit. Dasar pettimbang' tusannya Nomor 07
,Panftl1998/PN.Niaga/Jkt'Pst tanggal 12 Oktober
an hukumaya adalah bahwa kedudukan PT WGI sebagai penjamin 1998 mengabulkan permohonan pailit tersebut sehingga Modernland
utang dengan mengeluark xr suretg bond adalah berkewajiban melaku- dinyatakan pailit. Dasar pertimbaagan hukum dari hakim Pengadilan
kan pembayaran terhadap subjek hukum yang dijaminnya. Dengart Niaga bahwa pemberitahuan dari Modernland itu men-rpakan pembat-
demikian, memenuhi persyaratan untuk dapat dipailitkan sesuai de- alan eengikatan Jual Beli secara sepihak, dan karenanya seketika itu
ngan Pasal 1 Undang-Undang Kepailitan. juga Modernland wajib mengembalikan uarlg pembayaran yang telah
Terhadap putusan Pengadilan Niaga tersebut, PT WGI mengajukaa diterima dari Husen Sani & Johan Subekti. Hakim berpendapat bahwa
kasasi ke Mahkamah Agung. Majelis Hakim Kasasi dalam putusannya dengan dibatalkannya Perjanjian Pengikatan Jual Beli satuan Rumah
Nomor 29 KIN/2OOO tanggal 14 september 2OOO menyatakan menolak susun tersebut, maka pihak Modernlald adalah wajib mengembalikan
permohonan kasasi dari pemohon kasasi. Adapun pcrtlnbangan uang pembayaran yang telah diterima dari Husen Sani cs terst'but,
hukunnye adatatr bahwa Pengadilan Niaga tidak salah menerapkaa dan oleh karena Modernland belum mengembalikan uang pembayaran
hukum, lagi pula keberatan-keberatan tersebut pada hakikatnya me- yang telah diterima tersebut, maka Modernland harus dinyatakan telah
ngenai penilaian hasil pembulctian yang bersifat penghargaan tentaag mempunyai utang kepada masing-masing Husen sani cs. Dari dan oleh
suatu kenyataan, hal mana tidak dapat dipertimbangkan dalam pe- karenanya dengan adanya pembatalan secara sepihak tersebut, maka
282 283
seketika itu juga Modernland wajib mengembalikan uang pembayaran mohonan PK ditolak. Di samPing i
yang telah diterima dari Husen Sani cs tersebut, dan dengan demikian PK tidak terpenuhi, yalari bulrti te
sejak tanggat 24 Juli 1998 Modernland wajib membayar kembali uang disebut sebagai bulrti baru yang Pen
pembayaran yang telah merupakan utang tersebut kepada para pemo- 286 Ayat (2) Peraturan Pemerintah P
oleh Undang-
hon, sehingga utang tersebut juga telah dapat ditagih' i"fr',-,., 1998 yang ditetapkan sebagai Undang-Undang pasti tidak
tersebut sudah
Modernland mengajukan permohonan kasasi. Atas permohonaa
;;;c N" a Tahtn 199i) oleh karena bukti sebelumnya'
akan p-ernafr diketahui pada tahap persidangan
kasasi tersebut, Majelis Hakim Kasasi Mahkamah Agung melalui pu-
tusannya Nomor 3 K/N/ 1998 tanggal 23 November 1998 memutuskan Barat lndah
3,2.4 DalamKasus Sumeini cs Melawan PT Jawa
mengabulkan permohonan kasasi dan membatalkan putusan Pengadil- suatu Pemsa-
PT Jawa Barat Indah (PT JBD adalah mempakan
an Niaga yang menyatakan Modernland pailit' Pertimbangan hukum perumahan yang ber-
majelis kasasi adalah bahwa pengertian utang dalam UUK hanrs cliar- haan pengembang (developer) yang membangun !
adalah antara
tikan dalam konteks maksud diterbitkannya UUK tersebut, yaitu, pada bentuk rrmah susun' Calon user yang akan membeli
bahwa calon
dasarnya, menekankan pada penyele saian pinj aman-pinj aman swasta' lain Sumeini dan Widyastuti' Sesuai dengan kesepakatan
20% sedangkart
Berarti utang tidak meliputi bentuk wanprestasi lain selain bertitik pembeli tersebut harus membayar uang muka sebesar
ii"rrly" diangsur selama 20 bulan dengan bunga 4o/o liap bulan'harus
dan
tolak dari konstruksi hulmm pinjam-meminjam uang. Majelis Hakim (PT JBI)
Kasasi berkesimpulan bahwa perkara ini bukan menjadi kewenangan setelah calon user membayar syarat ini maka developer
menyerahkan satuan rumah susun tersebut'
Pengadilan Niaga, dan karenanya ketentuan Pasal 1 Ayat (1) UUK rne-
Sesuai dengan kesepakatan tersebut Sumeini dan
Widyastuti
ngenai pengertiqn utang tidak terpenuhi. Lebih lanjut disimpulkan be-
angsuran
bahwa dengan adanya pemberitahuan tentang tidak dilanjutkannya membayar uang muka tersebut serta melunasi semua
satuan
pembangunan SRS ihr tidak berarti dengan sendirinya sifat hubungan serta bunganya. Namun demikian, PT JBI tidak menyerahkan
hukum antara masing-masing pembeli dan I\{odernland bembah dari rumahsusuntersebutkepadaSumeinidanWidyastutikarenamemang
tersebut'
Perjanjian Jual beli sehingga menjadi berdasarkan Perjanjian Utang PT JBI belum menyelesaikan pembangunan rumah susun
rumah
Piutang. Oleh karena diberlakukannya suatu perjanjian (dalam ha1 PT JBI beralasan ba-hwa.mangkraknya pembangunan satuatr
yang
ini Perjanjian Utang Piutang) harrs memenuhi syarat konsensualisme susun tersebut karena adanya krisis moneter tahun 1998 me-
yang
(atau persetujuan dari kedua belah pihak). Dalam hal ini belum pernah nyebabkan PT JBI tidak mampu lagi membangun rumah susun
ada persetujuan dari masing-masing pembeli mengenai alternatif pe- .,ra"f, dibayar lunas oleh para pembelinya termasuk kepada Sumeini
nyelesaian yang ditawarkan oleh Modernland sehingga Majelis Hakim dan widyastuti. Para pembeli (da1am ha] ini Sumeini dan widyastuti)
Kasasi akhirnya berkesimpulan bahwa adanya pemberitahuan dari telah melakukan sornasi terhadap PT JBI untuk segera melaksanakan
Modernland di atas tidak dapat serta merta dianggap sebagai dasar prestasinya yaitu menyerahkal satuan rumah susun sesuai dengan
timbulnyautangyang telah jatuh tempo dan dapat ditagrh. Permohonan Lontrak kesepakatan. Namun demikian, hal tersebut tidak diperhati-
kasasi ditolak. kal1 oleh PT JBI. Demikian pula uang yang tela-h dibayarkan Sumeini
Atas putusan kasasi tersebut, Husin Sani dan Johan Subelili cs tidak dikembalikan oleh PT JBI. Kemudian Sumeini cs mengajukan
mengajukan permohonan PK Atas permohonan peninjauan kembali permohonan pailit terhadap PT JBI ke Pengadilan Niaga'
tersebut, Majelis Hakim PK dalam putusannya Nomor 6 PK/Nll999 Pengadilan Niaga dengan putusannya Nomor 27 lPanuq 1998/PN'
tanggal 14 Mei 1999 memutuskan menolak permohonan peninjauan Niaga/Jkt.Pst. tanggal 12 Januari 1999 mengabulkan permohonan pai-
kembali tersebut. Pertlmbaagaa hukua Majelis PK adalah bahwa lit dari pemohon pailit, oleh karenanya menyatakan bahwa PT JBI dalam
pengertian utang menurut Pasal I Ayat (l) UUK memang hanya keadaan pailit dengan segala akibat hukumnya. Adapun pertimbangan
timbul dari adanya hubungan pinjam-meminjam uang, hal mana tidak hukum Pengadilan Niaga menyatakan bahwa Pasal 1 Ayat (1) Undang-
mencakup suatu wanprestasi berdasarkan hubungan jual beli. Per- Undang Kepailitan menentukan bahwa debitor yang mempunyai dua
284 285
kreditor atau lebih dan tidat( dapat membayar sedikitnya satu utang berkewajiban wajib memenuhi prestasi berkedudukan sebagai debitor.
perjanjian
yang telah jatuh tempo dan dapat ditaSih dinyatakan pailit baik atas Lebih lanjut hakim Kasasi berpendapat bahwa meskipun
jual
permohonan sendiri maupun atas permintaan seorang atau lebih kre- yang terjadi antara PT JBI dengan Sumeini cs berupa perjanjian
jual
ditor. Lebih lanjut Pengadilan Niaga menyatakan bahwa hubungan yang beli antara konsumen dengan produsen, narnun dalam perjanjian
beli berlaku asas hukum perjanjian pad'a umumnya' Perjanjian
timbul
ada antara debitor dengan kreditor sebagaimana tersebut'di atas me- pihak yang me-
tindakan atau perbuatan hukum para
rupakan hubungan perikatan, yaitu ikatan dalam bidang hukum harta karena adanya
pihak lain-
Di satu pihak memperoleh hak dan di
benda dua orang atau lebih di mana satu ngadakan perjanjian'
pihak itor) dan pihak lainnya berkewajiban .ry. *...rp,rnyai kewajiban untuk memenuhi prestasi' Pihak yang ber-
untuk r), objeknya tertentu dan subjeknya hak atas suatu prestasi berkedudukan sebagai kreditor (schuldeisef, b
pun tertentu pula di mana jika pihak yang mempunyai kewajiban itu sedangkan pihak lain yarrg wajib memenuhi prestasi berkedudukan
tidak melaksanakan kewajibannya akan menimbulkan apa yang di- sebagai debitor lschuldenaat). ,
sebut utang, yaitu sesuatu yang diutangkan oleh seseorang terhadap Terhadap putusan kasasi tersebut, PT JBI mengajukan pefino-
orang lain baik itu bempa uang, barang, maupun jasa. Bahwa dalam honan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung' Melalui Putusan Pe-
fakta hukum terbukti batrwa pengembang PT JBI sebagai penjual belum ninjauan Kembali Nomor 05.PK/N/1999 tanggal 14 Mei 1999 Majelis
melaksanakan kewajibannya sesuai dengan apa yang disyaratkan oleh p..riti",r"r, kembali menyatakan mengabulkan permohonan penin- I
perjanjian pengikatan jual beli, dengan demikian maka debitor telah j.rrrt kembati yang diajukan oleh PT Jawa Barat Indah, membatal-
memiliki utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih. Sedangkan kan Putusan Pengadilan Niaga tanggal 13 Januari 1999 Nomor 27/
terhadap alasan yuridis yang diajukan oleh PT JBI bahwa telah terjadi pailit/ 1998/PN.Niaga/Jkt.Pst. dan Putusan Kasasi Mahkamah Agung
ouermaclX yal<ni kenaikan harga barang yang diakibatkan oleh krisis tanggal 9 Maret 1999 Nomor 04 K/N/ 1999, dan menolak permohonan
moneter Indonesia, haldm berpendapat bahwa hal itu tidak dapat di- pailit dari para pemohon/para kreditor. Sedangkan pertlmbangan
jadikan dasan bagi debitor untuk tidak melaksanakan kevrajibannya ! hukum Majelis PK adalah bahwa putusan Pengadilan Niaga yang di-
karena hal itu sudah menjadi bagian dari risiko yang harus dipikul kuatkal oleh majelis hakim kasasi Mahkamah Agung telah melakukan
oleh debitor sebagai pengembang perumahan yang sebelumnya sudah kesalahan berat dalam menerapkan hukum, dalam hal ini, penera-
harus diperhitungkan. pan Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Kepailitan dengan menyatakan
Terhadap putusan Pengadilan Niaga yang mengabulkan perrno- bahwa pengertian utang di dalam Pasal tersebut, di samping uang,
honan pailit terhadap PTJBI, maka PT JBI mengajukan kasasi ter- meliputi juga barang dan jasa. Majelis PK berpendapat bahwa menurut
hadap puhrsan tersebut ke Mahkamah Agung. Majelis Hakim Agung Pasal 1 Undang-Undang Kepailitan dengan tegas dinyatakan bahwa
ddam hrtusan Kasasinya Nomor O4.K(Nl1999 tanggal3 Maret 1999 yang dimaksud dalam Undang-Undang tersebut adalah utang pokok
menyatakan menolak permohonan kasasi dari pemohon kasasi yakni dan/atau bunganya. Dengan digunakannya terminologi utang pokok
PT Jawa Barat Indah tersebut. Adapun pertlmbangaa hulum Maje- atau bunganya jelas memberikan batasan bahwa yang dimaksud den-
lis Kasasi adalah membenarkan Pengadilan Niaga mengenai definisi gan utang di sini adalah dalam kaitalnya dengan hubungan hukum
utang yang telah dikonsepkan oleh Pengadilan Niaga. Lebih lanjut ha- pinjam-meminjam uang atau kewajiban untuk membayar sejumlah
kim kasasi menyatakan bahwa Undang-Urrdang Kepailitan tidak mem- uang sebagai salah satu bentuk khusus dari berbagai bentuk perika-
berikan penjelasan apa yang dimaksud dengan utang. Menurut lvlajelis lan luerbintenis) pada umumnya, seperti, sewa menyewa, jual beli, dan
yang dimaksud dengan utang adalah hak yang dapat dinilai dengan lain-tain. Lebih lanjut Majelis PK berpendapat bahwa hubungan hu-
sejumlah uang tertentu yang timbul karena adanya perjanjian/perika- kum yang terjadi dalam perkara ini adalah merupakan hubungan peri-
tan atau undang-undanS, tidak hanya kewajiban debitor untuk mem- katan jual beli apartemen yang dibangun oleh termohon pailit sebagai
bayar akan tetapi juga hak kreditor menerima pembayaran. Dalam penjual dan pemohon pailit sebagai pembelinya. Karena penjual tidak
perjanjian jual beli pada perkara ini, pihak yang berhak atas suatu memenuhi kewajibannya untuk menyerahkan satual rumah susun,
prestasi berkedudukan sebagai lceditor, sedangkan pihak lain yang meskipun pembeli telah membayar lunas, maka yang terjadi adalah
286 287
dalam ketentuan ini berupa utang pokok atau bunga' Demikian pula
sempit saja.
3.2.5DalamKasusSsan$yon$En$enerin$MelawanPTCitraJimbaran
Indah Hotel
pinjam-meminjam uang.
Atas putusan Pengadilan Niaga tersebut SEC mengajukan kasasi
ke Mahkamah Agung. Mahkamah Agung dalam Putusan Kasasinya No-
mor 027.K/N /L999 tanggal 14 September
gal 24 Oktober 1994. Setelah itu sEC meminta pada PT G.TIH untuk bulkan permohonan kasasi, membata-lkan
membayar sisa pembayaran yang terutang atas pekedaan konstruksi Jakarta hrsat Nomor 4l I Pat\tl 1999/PN'
tersebut. Akan tetapi, PT CJIH tidak melaksanakan kewajiban tersebut takan PT Citra Jimbaran Indah Hotel dalam keadaan pailit. Adapun
,;il perlimbangan hukum majelis kasasi bahwa ia tidak dapat menerima
penafsiran hukum yang dilakukan oleh Pengadilan Niaga yang meng-
kali artikan utang yang dimaksud dalam Pasal I Undang-Undang Kepaili-
angsuran. Pagment agreement tersebut ternyata tidak dipenuhi secara tan haruslah diartikan sebagai utang yang bersumber pada hubungan
efektif, di mana PT CJIH baru membayar 5 kali angsuran selanjutnya hukum pinjam-meminjam uarrg dan tidak meliputi bentuk wanpres-
tidak ada lagi pembayar€rn angsuran. Di samping itu pula, selain beru- tasi lain yang tidak bersumber dari pinjam-meminjam uang' Menurut
ta-ng pada SEC, PT CJIH bemtang pada PT Bank Bumi Daya dan PT Majelis kasasi yang dimaksud dengan utang (debt) adalah to pag a cer-
Bank BNI. Akhirnya, SEC mengajukan permohonan pailit terhadap PT tain some of moneg on a cefiain date, atau dapat diattikan an obliga-
CJIH ke Pengadilan Niaga. tion of one person to pag anoth.er. Majelis kasasi mengartikan utang
Pengadilan Niaga melalui putusannya Nomor 4L lParlitl 1999 lP. dalam pengertian hukum kontrak sebagai setiap kewajiban untuk
Niaga.Jlrt.Pst tanggal 21 Juli 1999 menyatakan menolak permohonan membayar sejumlah uang tanPa mempersoalkan apakah kewajiban itu
pemohon. Pettlmbangan hukum Majelis Pengadilan Niaga bahwa hu- timbul berdasarkan perjanjian pinjam uang secara tunai tetapi juga
bungan hukum yang menjadi dasar timbulnya kewajiban termohon meliputi segala bentuk kewajiban pembayaran uang oleh satu pihak
untuk melakukan pembayaran kepada pemohon adalah anstruction kepada pihak lain. Bahwa pengertian utang dalam Pasal I Ayat (1) Un-
contrad yang kemudian melatrirkan hubungan debitor dan kreditor dang-Undang Nomor 4 Tahun 1998 tidak dapat ditafsirkan lain dengan
dala.cr arti bahwa tirmohon selaku debitor berkewajiban untuk mem- pengertian utang dalam pasal-pasal lain dalam undang-undang yang
bayar harga pembangunan hotel kepada pemohon. Persoalan hukum- sama, sebab selain cara peltafsiran yqng demikian tidak lazim, juga
nya adalah apakah hubungan hukum pedanjian pemborongan bisa akan rren5rulitkan penerapan dari undang-undang itu sendiri. Majelis
dijadikan alasan unhrk menyatakan pailit seorang debitor. Menurut Hakim Kasasi menyamakan dengan ketentuan dalam Pasal 237 Ayat
majelis hakim Pengadilan Niaga bahwa menurut Pasal 1 Undalg- (2) undang-undang Nomor 4 Tahun 1998 yang secara tegas dinyatakan
Undang Kepailitan dengan jelas menyebutkan bahwa adanya hubu- bahwa gaji serta biaya lain yang timbul dalam hubungan kerja tersebut
ngan hukum utalg dalam arti utang yang tidak dibayar oleh debitor menjadi utang harta debitor. Berdasarkan penafsiran di atas, Majelis
288 289
kl juga begittr pula
membayar ataupun kepentingan kreditor secara seimbang' Dan
kasasi berpendapat bahwa kewajiban termohon untuk
se- para
kepentingan
mai&s kasasi sana sekali tidak mempertimbangkan
piutang lebih
kreditor lainnya yaitu BBD dan BNI yang memPunyai
sehingga kreditor-
besar data piutang Termohon Peninjauan Kembali'
atas permohonan
kreditor lainnya teisebut telah mengajukan keberatan
tan, oleh karenanYa telah meme pailit terhadaP debitor.
demikian, majelis menYatakan b
bat hukumnya' 3.2.6DalamKasusPISuryaCitraTelevisilt{elalvanPTGebyarCipta
---i .^-^^r-.,+
Atas putusan kasasi PT /a,
tersebut, E/T CJIH mengajukan permo honan Kreasi
Agung pe-
peninjauan kembali oleh Mahkamah Agung' Majelis Hakirn Pada tanggal 25 Maret 1998, antara SCTV dengan
PT Gebyar Cipta
PK|Nl1999 tanggal 1
,rirri"r"r, kembali dalam putusannya Nomor 24 Kreasi telah dibuat dan ditandatangani Akta Pernyataan yang isinya PT
peninjauan
November 1999 memutustan mengabulkan permohonan Gebyar mengakui mempunyai turlggakan pembayaran Yt""g
kepada
Agung
kembali dari PT CJIH, membatalkan hrtusan Kasasi Mahkamah SCdV utanglokok sebesar Rp 301'594'8OO,0O dan denda sebesar Rp
menolak
RI tarrggal 14 September 1999 Nom6r O27 KlNl1999' serta
72 620.039,00 yang timbul sehubungan dengan penayangan
iklan'
p.*of,ot"r, p"mt. S.a"ogkan pcrtlmbangaa hukum Majelis-PK ada- Atas utang tersebut sudah dilakukan penjadwalan d*g' akan tetapi
i"f, U"t *" polensi dan prospek da: usaha debitor harus pula diper- Pf Gebyar tetap tidak melakukan pembayaran utang-utang tersebut'
timbangkan dengan baik. Seharusnya debitor masih diberi kesempatan aan Uatrt<an bilyet giro dan cek yang digunakan sebagai sarana Pem- a
290 29t
Pemohon tidak dapat bayar utang yang telah jatuh walchr, baik
ngan demikian berdasar pertimbangan di atas karena PercePatan waktu penagihannya
jatuh walctu dan
membuktikan PT GCK mempunyai utang yang sudah karena Pengenaan sanksi atau denda ole
a
iklan Termohon
dapat ditagih baik yang timbul karena penayangan ..rrprrn karena putusan pengadilan, arbiter' atau majelis arbitrase'
t",ena diterl itkannya dua lembar cek'
oleh Pemohor, -"rprr., yang berkaitan de-
Hakim Kasasi Dengan demikian, yang menjadi permasalahan
SCTV mengajukan permohonan kasasi' Majelis ngan uting yang dapat d'ijadikan dasar -untuk
mengajukan permo-
23 September 1999
melalui putusannya Nomor 30 K/N/1999 tanggal frlnan t.p"iUi"r, aaiaf, utang yang menjadi dasar dari permohonan
bahwa
menolak kasasi tersebut. Majelis Hakim Kasasi berpendapat pailit terslbut, yakni apakah utang yang timbul dari perjanjian
utang
hubungan
hubungan entara SCTV dan PTGCK berawal dari bukan pL.t"rrg ataukah utang yang timbul dari pemenuhan prestasi suatu
iklan' yang
utang firt"t g melainkan perjanjian untuk menayangkan perikatan dan besarnya utang dibandingkan dengan aset'perseroan'
wanprestasi'
setetll lOannya ditayangkan iernyata PTGCK melakukan yatni apamfr utang yang sangat kecil dibandingkan dengan aset
per-
yaihr tidak t r.i"Xrkrt pembayaran' Sehingga Majelis Kasasi berkesim- ...orI1 iapat dijadikan dasar untuk mengajukan kepailitan terhadap
yang harus
Orrt bahwa perkara ini mempakan perkara perdata biasa suatu perseroan?
digugat di Pengadilan Negeri.
Dalam kasus pertama dan kedua, hakim telah tepat dalam
mene-
UrlNc DAI,IM Ptm;sal rapkan norrna dan prinsip utang. Sedangkan pada kasus ketiga' ke-
3.3 Alreusrs PENEtu\PAN Nonr"a.l DAN PruNslP terha-
.mp"t, kelima, dan keenam merupakan bentuk penyimpangan
Prntou-tN
terhadap dai norma dan prinsip utang dalam hukum kepailitan' Utang dalam
Sebelurru kreditor mengajukan permohonan kepailitan trukum kepailitan adalah utang prestasi bukan hanya utang dalam
debitor,syaratmateriilyarrgharusdipenuhiolehkreditoradalahada-
debitor benhrk uang sebagai akibat dari perjanjian utang piutang' Nlcrrttntt
nya suatu utang yang telah jatuh tempo yang tidak dibayar dan Asser, pada dasarnya utang adalah kewajiban yang hams dilakuk:rn
memiliki setidak-tidalnya dua kreditor. Hal ini secara tegas ditetapkan
terhadap pihak lain. Kewajiban ini lahir dari perikatan yanS dilakukan
dalam Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang Kepailitan' yang menyatakan antara iara subjek hukum. Perikatan secara umum diartikan sebagai
bahwadebitoryangmempunyaiduaataulebihkreditordantidak hubunjan hukum harta kekayaan antara dua orang atau lebih ber-
membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dasarkan mana orang yang satu terhadap orang lainnya berhak atas
dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan Putusan pengadilan, baik atas suatu prestasi dan orang lain terhadap orang itu berkewajiban atas '
perurohonannya iendiri mauPun atas Permohonan satu atau lebih pemenuhan prestasi itu.E
kreditornya.
Tidak dilaksanakannya prestasi atau kewajiban sebagaimana mes-
Jika dianalisis persyaratan materiil untuk mengajukan perkara tinya merupakan tindakan wanprestasi, yang bentuknya dapat berupa
I
kepailitan adatah sangat sumir, yakni adanya utang dan memiliki se-
tidak dipenuhinya prestasi, keterlambatan pemenuhan prestasi serta
kurang-kurangnya dua debitor. Adanya suatu utang akan dibuktikan
tidak sempurnanya pemenuhan prestasi. Sementara itu, tidak sem-
oleh kreditor bahwa debitor mempunyai utang yang dapat ditagih kare-
purnanya pelaksanaan prestasi dapat berupa tidak dilaksanakannya
na sudah jatuh tempo ataupun karena dimungkinkan oleh perjanjian-
prestasi sec€rra substalsial (mateial breach) atau tidak dipenuhinya
nya untuk dapat ditagih. Sedangkan yang dimaksud dengan kreditor
prestasi secara keseluruhan. Oleh karena itu, utang dalam kerangka
dalam Penjelasan Pasal 2 Ayat (1) UUK dikatakan bahwa baik kreditor
pemikiran di atas, tidak saja yang berupa tindakan penyerahan uang
konkuren, kreditor separatis, mauPun kreditor preferen. Khusus me-
semata (membayar), melainkan juga dari tidak dipenuhinya suatu
ngenai kreditor separatis dan kreditor preferen, mereka dapat meng-
ajukan permohonan pernyataan pailit tanpa kehilangan hak agunal
atai kebendaan yang mereka miliki terhadap harta debitor dan haknya
untuk didahulukan. Sedangkan yang dimaksud dengan utang yang 8
C. Asser's (1991), Penghajian Huhum Perilata Belond* Iilid ill- Huhum Pe'
telah jatuh waktu dan dapat ditagrh adalah kewajiban untuk mem- rikatan, Dian Rahyat, Jakarta, h.23.
292 293
seParate altaCfunents
prestasi dalam hubungan perikatan'e minate attachments a
(article 32 bankruPtcY lotu)'
tibution oftlw Proceeds of
creditors utith due obseruance of their respediue
ights in accardtrrct'
tr
utith p r e u ailing lanu s. "
294 295
t
,-:
. AdaPun argumentasi Yuridis-
khususnYa dalam PersPektif
bagt Pe'
Przrnata hukum terakhir
dahulu diupayakan
nyelesaian utang-utang Perseroan sitelah.terlebih
dar kesulitan keuangan perusahaan'
solusi-solusi lain seuaiai akibat
dalam likuidasi tersebut.
296 I 2e7
umumkan tentang pembubaran tersebut'
Oleh karena ihr, BPPN mengajukan permohonan pailit terhadap
PT MAP di Pengadilan Niaga.
demikian, bukan berarti eksistensi Perseroan tersebut tetap diperta- dinyatakan pailif dan dapat dinyatakan pailil'
hankan, akan tetapi tindakan-tindakan hukum yang dilakukan oleh Atas putusan Pengadilan Niaga tersebut, BPPN mengajukan kasa-
perseroan tersebut, dimaksudkan untuk memperlancar tugas-tugas
si ke Mahkamah Agung. Mahkamah Agr:ng dalam Putusannya Nomor
lik id"tor di datam menyelesaikan hak dan kewajiban perseroaJl yalg - 34 KlNl2oo0 tanggal 1 Desember 2o0o memutuskan membata-lkan
berkaitan de-ngan harta kekayaan perseroan dalam likuidasi tersebut
hingga semua harta kekayaan perseroan dalam likuidasi dapat diman-
faatkan semaksimal mungkin untuk memenuhi sernua kewajibal per-
seroan dalam lilinridasi, dian habisnya semua harta perseroan menja-
pertalggungjawaban kepada RUPS atas likuidasi yang dilakukan. Lagi
dikan perseroan secara nyata bubar setela-h dipertanggungiawabkan
pula sisa
dalam RUPS. Bahwa menurut ketentuan Pasal 117 Ayat (1) Huruf c
gang sah
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 telah disebutkan bahwa suatu
perseroan yang tidak mampu membayar utang-utangnya setelah di-
belum m
nyatakan pailit dapat dimohonkan oleh kreditornya untuk dibubarkan sesuai dengarnketentuan pasal 21 daut 22 Undang-undang No'l ta-
(ditkuidasi). Ini berarti bahwa suatu perseroan yang tela-h dinyatakan hun 1995 tentang Perseroan Terbatas serta mengumumkannya dalam
pailit dapat dimohonkan unhrk dibubarkan (dilikuidasi) dan bukan se- 2 (dua) surat kabar harian (vide Pasal 124 Undang-undang No. I Ta-
baliknya, sebab di dalam kepailitan eksistensi Perseroan masih diper- hun 1995), sehingga apa yang telah dilakukan'PT Muara Alas Prima
tahankan, sedangkan dalam likuidasi secara de jure perseroan teiah baru dalam proses pemberesan (da-lam likuidasi), oleh karena itu pem-
dinyatakan bubar. bubaran W in castt tidak memenuhi ketentuan hukum yang berlaku,
sehingga karenanya PT Muara Alas Prima masih eksis (ada)' dengan
Majelis hakim Pengadilan Niaga yang memutus perkara PT MAP
demikian suatu Perseroan Terbatas dalam likuidasi masih dapat dimo-
tersebut tidak bulat pendapatnya dalam memberikan putusannya ter-
honkan untuk dinyatakan pailit.
sebut. Dari tiga hakim majelis tersebut tidak semuanya berpendapat
seperti yang diputuskan tersebut. Adalah salah satu hakim tersebut, 4.2.2 Dalam Kasus l,G Electronic Inc. Melawan LG Ban$unindo
yalni Elijana, yang dalam hal ini ia berkedudukan sebagai hakim Electronic
ad lwc kepailitan Pengadilan Niaga, menyatakan pendapat yang ber-
Dalarn kasus ini terdapat tiga pihak yang berkaitan, yakni, LG
beda atau yang dikenal dengan istilah dissenting opinion. Elijana
Electronic Inc. (L,GEI), PT LG Bangunindo Electronic (PT LGBE), dan
298 299
dalam hal perseroart
timbangan tersebut, majelis berpendapat bahwa
Bangunindo Electronic meru- perbuatan hukum ke-
Bank of Tokyo Mitsubishi (BOTM)' PT LG bubar, maka persero"rr tia* dapat melakukan
dalam proses li-
pakan badan hukum Indonesia cuali diperlukan untuk membereskan kekayaannya
tersebut tidak dapat ,
yang sahamnYa dimiliki nasion I krridasi, maka oleh karenanya terhadap perseroan
tersebut
memberikan Pinjaman kePada dinyatakan pailit. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
lain maka Majelis Pengadilan
pihak LGEI bertindak sebagai Penj di atas yang dihubungkan satu- sama
maka tanggal 27 Juli 1998 bubar' maka perseroan
sengteta intern antara pt'itg""jsaham' Niaga berpenaapat Uatt*a dalam hal perseroan
Ut * Pemegang Saham (RUPS) yang kecuali diperlukan untuk
LGBE menyelenggarakan Rapat tiaJt< aapat *"t"t rt",, perbuatan hukum
perusahaan' dan
memutuskan untuk membubarkan dan melikuidasi membereskankekayaannyadalamProseslikuidasi(Pasal119Ayat(1)
menjadi efektif sejak tanggal 11 Agus- perseroan tersebut tidak dapat
f.oru.ru"r"r, dan likuidasi telah LIUPT), maka oleh karenanya, terhadap
tus 1998, di samping itu RUPS telah mengangkat 4 (empat) likuidator dinyatakan Pailit.
untuk mensurus pro""" likuidasi Terhadap putusan Pengadilan Niaga tersebut'
pihak pemohon (LG-
lffi i:TffiffiI"TTffii"Iffi EI) mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung'
Majelis Kasasilt'Iahkamah
Agung dalam Putusannya Nomor 2 KlNllggS tanggal 26 November
teeamenyatakanmenolakpermohonankasasitersebutdandengan
Pertimbangan
demikian membenarkan pendapat dari Pengadilan Niaga'
PT LGBE memPunYai utang Pada
Di samping juga hukum majelis kasasi "aa,ft membenarkan pertimbangan hukum
tidak ma4pu r.rrt"r. membayar utang-utang tersebut' Majelis
Karena majelis penladilan Niaga tersebut di atas. Ditambahkan oleh
ia memiliki utang pada The Chase Manhattan Bank Singapore'
ke Penga- kasasibahwaPTLGEIyangdalamkeadaanlikuidasi,makastatusnya
itu LGEI mengajukan perrrohonan pailit terhadap PT LGBE tltanterattrir sehingga perseroan tersr:lrrrr tirltk
sebagai badan hukum
dilan Niaga.
06/ aapatalmohonkanpaitit.Sedangkanterhadapalasanbahu'irk.ttt.ttit
Majelis Hakim Pengadilan Niaga dalam putusannya Nomor likuidasi belum didaftarkan proses likuidasi perseroan sesuai
<lt'ltglrn
Pailit/ f-eSaTeN.Niaga/Ukt'Pst., tanggal 7 Oktober 1998 menyatakan
Pasal 118 UUPT majelis kasasi berpendapat bahwa alasan LGEI
yang
*"ni"t permohonan pailit tersebut' Pefttmbalgan hukuu majelis menyatakan tidak dilaksanakan kewajiban menurut Pasal 118 Ayat (1)
hakim niaga adalah Uahwa kini yang menjadi persoalan apakah debi UUPT oleh likuidator sangat merugikan LGEI asal dan karenanya pem-
toryangdalamkeadaantelahdililnridasiberdasarkanRUPS,yangtelah bubaran perseroan tidak berlaku bagi LGEII serta Perseroan masih
Uerialu- secara efelirtif patla tanggal 11 Agustus 1998 dan telah meng- merupakan badan hukum atau subjek hukum, menurut Mahkamah
angkat 4 likuidator untuk mengums proses likuidasi dapat dinyatakan Agung secara yuridis tidak patut, dengan alasan sebagai berikut:
p"ititz Menumt majelis hakim niaga batrwa berdasarkan Pasal 118 Ayat
It1 Urarrrg-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang
Perseroan Terbatas, r Pada saat pembubaran PT LG Bangunindo Electronic pemohon
I
apabila dalam hal perseroan bubar maka likuidator paling lambat 30 kasasi/pemohon asal turut hadir dan pihak pemohon Kasasi/
hari wajib: mendaftarkan dalam daftar sebagaimana dimaksud dalam pemohon asal ditunjuk pula sebagai likuidator, sehingga dengan
pasal 2 1, mengajukan permohonan untuk diumumkan dalam lembaran atau tidak dipenuhinya Pasa] 118 Ayat (1) oleh likuidator, maka
negara RI, mengumumkan dalam surat kabar harian, serta memberi- tidak dapat dinyatakan adanya kelalaian hukum yang memgikan
tahukan kepada menteri. Oleh karena itu, berdasarkan fakta likuidator pemohon kasasi/pernohon asal tidak terikat pada likuidasi PT LG
belum malakukan hal tersebut, maka bubarnya perseroan tidak ber- Bangunindo Electronic.
laku bagi pihak ketiga. PT LGEI telah bubar, pembubaral tersebut di . BiIa terdapat kelalaian pelaksanaan Pasal 118 Ayat (1) Undang-
atas bersifatbubar secara dejuredanhams diikuti dengan proses likui- Undang Perseroan Terbatas, maka secara tanggung renteng men-
dasi maka bamlah perseroan dikatakan bubar secara de fado. Kreditor jadi tanggrrng jawab likuidator, dalam perkara ini termasuk pula
yang Eempullyai tagihan kepada debitor seharusnya mengajukan ta- pemohon kasasi/pemohon asal (Pasal 118 Ayat (3) Undang-Un-
gihan untuk penyelesaian kepada likuidator. Maka, berdasarkan per-
301
300
dang Perseroan Terbatas).
vember 1998.
Sedangtan penafsiran hakim yang menyatakan bahwa perscroitll
ada;
terbatas aatam likuidasi masih eksis kebadanhukumannya karena
itu
dapat dimohonkan pailit, tercermin dari putusan kasasi dalam kasus
antara Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) melawan PT
Muara Alas Prima (MAP).
Tujuan utama dari kepailitan sebagaimana tersebut pada awal tu-
lisan ini adalah untuk melakukan percePatan pemberesan terhadap
harta debitor pailit datam rangka melakukan pembayaran terhadap t
menutup pe s 1998, sehingga perseroan utang-utangnya, secara cepat, efisien, dan adil. Proposisi ini munclrl
yang dalam hukumnya sudah berakhir dikarenakan jalur litigasi maupun nonlitigasi di luar kepailitan, dalam
dan karenanya tidak dapat rlimohonkan pailit. praktik banyak menemui kendala seperti memakan wa.lrttr yang sangat
lama, tidak efisien, serta sangat prosedural, sehingga dengan adanya
4.3 Ar.uusls h,xrnaraN Noxr',re DAN hINsIP Exslsrrusl
lembaga kepailitan ini, proses pembayaran terhadap piutang kreditor
PT oel,u"n Lucupag DAIAM Ptmrsell hraou-ul
bisa mencapai hasil yang maksimal. Kepailitan perseroan justru menrl
Perseroan terbatas yang telah dilikuidasi melalui suatu Rapat pakan cara yang praktis pragmatis untuk mengakhir suatu kebang-
Umum Pemegang saham (RUPS) dan telah juga ditunjuk likuidator un- krutan perseroan terbatas.
tuk melalorkan pemberesan terhadap harta kekayaan Perseroan akan Dari tujuan tersebut, kiranya patut untuk dikaji kasus tersebut di
tetapi tugas likuidator tersebut belum selesai seluruhnya, apakah per- atas, yakni persoalan apakah perseroan terbatas yang sudah dilakukan
seroan terbatas yang demikian ini masih diakui eksistensi badan hu- likuidasi melatui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), akan tetapi
kumnya. IrnFlikasi yuridis lebih lanjut, adalah apakah Perseroan ter- belum selesai proses likuidasinya (perseroan terbatas dalam likuidasi)
batas dalam likuidasi dapat diajukan pailit ke Pengadilan Niaga. masih bisa diajukan permohonan pailit terhadap perseroan tersebut.
Persoalan ini muncul ketika barryak perseroan terbatas yang telah Persoalan ini didasari pada persoalan apakah perserourn terbatas dalam
dilikuidasi, tetapi proses pemberesannya-memakan walrhr yang ber- likuidasi masih ada eksistensi kebadanhukumannya.
lamt-la4rt, sehingga menimbulkan ketidakpastian Para kreditor atas Pada kasus altara BPPN melawan PT Muara Alas Prima, BPPN di-
pemberesan utang-utangnya. Dengan lembaga kepaili141, apakah bisa kalahkan di Pengadilan Niaga, yang putusalnya menyatakan menolak
digunakan untuk mempercepat proses pemberesan harta kekayaan permohonan pailit terhadap PT MAP tersebut dengan alasan PT MAP
perseroan ataukatr sebdiknya bahwa dengan dinyatakannya Persero- sudah dilikuidasi melalui RUPS. Dari tiga anggota majelis hakim niaga
an ddam lilnridasi merupakan alasan unhrk menolak kepailitan per- tersebut, salah satunya adalah hakim aC hoc, yaitu Elijana Tansah,
seroan terbatas. SH. Elijana inilah yang mengeluarkan dissenting opinion, yang mem-
Datam putusan peradilan kepnililsl, terdapat dua penafsiran ha- pakan pendapatnya dia selaku hakim ad hoc pada kasus tersebut yang
kim peradilan niega mengenai permohonan pailit terhadap perseroan berbeda dengan dua anggota hakim lainnya. Dissentirq opinion dari
terbatas dalam likuidasi. Satu kelompok hakim berpendapat bahwa Elijana adalah sebagai berikut:
perseroan terbatas yang telah dilikuidasi maka bilanglah eksistensi ke-
302 tr 303
I
tidak dapat diajukan permohonan pailit'
{
I
I 5.PENERAPANNoRMADANPRINSIPCoMMERCI"ALEXIT
FROMFINANCIALDISTRESSDAI'AMPUTUSANPERADII.AN
5.1 PsuoatruLUAN
304 305
pailit untuk dirinya
Persada Nusan- Kemudian DGS mengajukan permohonan
2. Kasus PT Surya Tata Internusa melawan PT Abdi
sendiri ke Pengadilan Niaga'
tare; Niaga dalam putusan-
Lestari' Atas permohonan palit tersebut, Pengadilan
3. PT Lukindo Technics melawan PT Indramaju tanggal 1 6 Agustus
.,y^ No*o, 28 I P }jiLIT I 2OO4 / PN'NIAGA'JKT'PST'
permohonan ini dan menyatakan PT
2004 memutuskan meng^bjkan
5.2 Kesus-x.rsus PostsI hukunnya adaiah
Daya Guna Samudera piift' na"pl-tn pertimbangan
Daya Guna oleh pemohon te-
5.2.1 Dalam Kasus Permohonan Pailit Diri Sendiri PT bahwa permohonan pernyataan pailit yang diajukan
dalam Pasal I Ayat (1) Un-
Samudera Iah memenuhi persyaratan yang ditetapkan
kreditor atau lebih serta
aarrg-U.tarrrg i.p"itit"rr, yakni adanya dua
dapat ditagih' dan pem-
mempunyai utang yang telah jatuh tempo dan
sebagaimana diamanat-
but tiannya tetafr aiUtukan secara sederhana
Hakim juga
kan ketentuan Pasal6 ayat (3) Undang-Undang Kepailitan'
mempertimbdrgkan bahwa tidak terbayarkannya utang-utang
DGS
tersetut yang telah jatuh tempo terkait dengan kondisi kekayaan Pe-
perdagangandanjasadibidangindustripenyamakankulit.Penrsaha.
an telah mengalami kesulitan keuangan yang mengakibatkan kewa-
jiban pembayaran utang-utangnya menjadi tertunda dan bahkan pro-
ses produksi dan perdagangan telah terhenti sama sekali. Perusahaan
telah mengalami kerugian tiga tahun terakhir berturut-turut sejak Ta-
& Rekan, Laporan Keuangan per tanggal 31 Desember 20Ol dat2OO2 hun 2000. Adapun penyebab kemunduran perusahaan adalah bahwa
yang diaudit oleh kantor Akuntan Publik Rasin, Ichwan & Co', meng- situasi makro internasiona-l sejak terjadinya tragedi wTC di Amerika
akibatkan Pemohon tidak dapat lagi melanjutkan usahanya. Hal mana Serikat, kebijakan pemerintah yartg tems menaikkan upah minimum
telah pula dikuatkan oleh Laporan Independen atas Penilaian Kelang- provinsi selama tiga tahun berturut-turut, serta depresiasi mata uang
sungan Usa,ha lcoinq Concernl pemohon dan anak perusa'haan yang rupiah terhadap dolar.
dilatcukan oleh kantor Akuntan Publik Rasin, Ichwan & Rekan, Laporan Akibat kesulitan keuangan perusahaan tersebut seluruh kewa-
Nomor 109/AK-LAP lO5O4 tanggal 19 Mei 2004. jiban pembayaran utang yang total jumlahnya adalah US$ 5 juta dan
Di samping itu pula, kekayaan perseroan tidak cukup rrntuk melu- Rp 7 miliar dan bahkan kegiatan produksi dan perdagangan terhenti
nasi selumh kewajiban utang yang ada, dan tamPaknya tidak ada lagi sama sekali. HaI tersebut juga menyebabkan jumlah aset perusahaan
upaya yang dapat menyelamatkan perusahaan. Total utang yang di- menjadi jauh lebih kecil daripada utang yang harus ditanggung. Oleh
miliki pemsatraan kepada beberapa kreditor adaiah US$ 34O.000.000, karena itu, untuk menyele saikan kewaj ib an-kewajiban utang t e r s c tr t t t
.
sementara aset perusatraan jauh lebih kecil dari jumlah utang terse- Jumlah kreditor besar dari PT Surya Puspita sebanyak 8 perscrottrt
but, sehingga perusahaan memperkirakan utang-utang tersebut tidak terbatas. PT Surya Puspita mengajukan permohonal pailit terlradap
akan pernah bisa terbayarkan dan bahkan asetnya pun tidak dapat dirinya ke Pengadilan Niaga.
menutupnya.
Atas permohonan pailit tersebut Pengadilan Niaga dalam putusart-
306 307
Maret 2004 me- but telah melampaui tenggang waktu 8 (delapan) hari sebagaimana
nya No. O6lPdlltl2OO4/PN Kepailitan No-
yang ditentuUn aAam e""A a eytt (2) Undang-Undang
mutuskan mengabulkan pe
dan menyatakan
kasasi tersebut
kum dari hakim mor 4 Tahun 1998, maka oleh karena itu permohonan
PT Surya hrspita pailit. Adapun
memenuhi syarat ma- dinyatakan tidak daPat diterima'
adalahtahwalermohonan pailit tersebut telah
i..il, y"r."i adanya dua atau lebih kreditor."ffiil:T**-"*;ffi: 5.2.3 Dalam Kasus Permohonan Pailit Diri Sendiri Pf
lndomas
Pratamacitra
dah tidak daPat dilanjutkan lagi'
PT Indomas Pratamacitra (PT IP) mengajukan
permohonal pai-
tuk dinYatakan Pailit' Hakim ber- tidak
pendapat bahwa permohonan pernyataan pailit
yang aiaj{<al oleh PT lit terhadap dirinya sendiri (voluntary petrtionl karena ia sudah
kepada tiga
ir.ya'eu"pita tidak bertentangan dengan hukum
yang berlaku dan mampu lagi membayar utang-utangnya masing-masing
antara PT
dalam pertimbangan di atas telah d
terbukti bahwa PT Surya stasiun telivisi, yaitu SCTV, iCTI, d"t' Indosiar' Hubr'rngan
perusahaarr aduer-
al 1 AYat (1) Undang-Un- IP dengan ketiga kreditornya adalah PT IP sebagai
pada ketiga
pailit. Ditemukan fakta trsing feriklanan)yang *i*p,o*o"ikan produk kliennya
y*iai. permohonan pailig tlspsda dirinya sendiri
rya PusPita sudah tidak media televisi. Alasan
yakni
atan oPerasional/produksinya su- adalah sudah sesuai L..rg^r, ketentua:r Pasal 1 Ayat (1) UUK,
atau lebih dan utang yang sudah jatuh tempo
PT Surya RrsPita tidak lagi mem- adanya dua kreditor
sudah
punyai pemasukan/tidak mempunyai hasil usaha yang bisa
dipakai aan tidat< terbayar. Tidak dibayamya utarg itu karena memarlg
Surya Pus- tidak mempunyai kemampuarl secara finanaal' Hal ini karena sebagai
untuk membayar utang-utangnya' Bahwa kalau benar PT
pita masih EamPu melanlutkan kembali usahanya sehingga diharap- akibat krisis moneter yang berkepanjangan di Indonesia yang berdam-
Lrr -*p, rnembayar uiang-utangnya, berdasar Pasal 168a {yatbisa(1) pak pada kegiatan operasional dan pada silirannya telah menghenti
dan Ayatl2) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998 hal itu tetap kan untuk sementara kegiatan operasionalnya sejak pertengahrrn tn-
diusulkanolehPTe"*I,ippo,Tbk.(selakukreditorutama).setelah hun 1998.
PT Surya Pr.rspita dinyatakan pailit, atau mengajukan tuntutan ke Pen- Atas perrnohonan pailit Majelis Hakim Niaga melalui putusrrrlnya
gadilan atas iasar .a"oy" iktikad tidak baik dari Direksi dan/atau Nomor 53/Pailit/1999/PN. Niaga/Jkt.Pst tanggal 21 September 1999
pemegang saham PT Surya hrsPita' memutuskan menolak permohonan pailit dari debitor. Adapun alas-
Atas putusan Pengadilan Niaga tersebut, PT Bank Lippo Tbk' an majelis niaga adalah bahwa baik Pemohon (PT IP) maupun para
selaku kreditor utama dari PT Surya hrspita mengajukan kasasi ke kreditornya tidak pemah menjelaskan apakah di antara kedua belah
Mahkamah Agrrng dengan alasan bahwa Bank Lippo keberatan dengan pihak telah ditempuh upaya negosiasi atau restrukturisasi utangnya
permohonan pailif 1s15sfut, karena masih mengharapkan PT Surya Pemohon. Atau, sampai sejauh mana usaha dari Pemohon untuk ber-
hrspita tetap beroPerasi. usaha mengangsur utangnya atau aset apa saja yang dimiliki Pemo- ;
Atas permohonan kasasi tersebut, Mahkamah Agung dalam pu- hon untuk dapat mengurangi beban utangnya. Majelis niaga mengutip
tusannya Nomor 6 K/Nl2OO4 tanggal 7 Juni 2004 memutuskan me- putusan kasasi Mahkamah Agung RI No. 03.K/N/1999 tanggal 5 Mei
nyatakan permohonan kasasi tidak dapat diterima' Adapun pertim- 1999, telah dipertimbangkan antara lain: Bahwa seharusnya berhenti
bangan hukum Mahkamah Agung adalah bahwa permohonan kasasi membayar adalah karena tidak mampu lagi membayar dan ini harrs
dari Pemohon Kasasi diterima di Kepaniteraan Pengadilan Niaga Ja- dibuktikan oleh suatu hasil audit dari pejabat publik yang berwenang.
karta Rrsat bamlah pada tanggal 10 Maret 2004, sedangkan putusan Bahwa bahkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998 dalam PasaJ2l2
yang dimohonkan kasasi in casu putusan Pengadilal Niaga Jakarta memberikan jalan kepada debitor yang tidak dapat atau memperki-
Pusat Nomo r 06 I Pulif I 2004/ PN.Niaga.Jkt.Pst, telah diucapkan pada rakan tidak akan dapat melanjutkan membayar utang-utangnya yang
2 Maret 2004, dengan demikian penerimaan permohonan kasasi terse- sudah jatuh waktu dan dapat ditagih, untuk lebih dahulu mengaju-
kan permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang, dengan
308 309
an Yang
t Atas permohonan pencabutan ini Majelis Hakim Niagamengeluar-
maksud kan penetapan No.O34k/N/ I999 jo. No.53/pailit/ 1999/PN.Niaga/Jkt.
kePada kepailitan atas
meliputi Pst. tanggJ 16 Agustus 2OO0 yang memerintahkan agar
kreditor konlanren. PT IP berdasarkan putusan MA Nomor: 034 K/N/1999
tanggal 2 No-
serta
vember 1999 dicabut. Permohonal pencabutan pailit dikabulkan
kepada keadaal semula seperti sebelum
mengembalikan PT Indomas
i I i t I t tt
terjalinya kepailitan. Adapun alasan penetapan pehcabutan kepn
scbe-
dan m.ngemU"fif.ro PT lndomas kepada keadaan semula seperti
lumterjadinyakepaititanadalahbahwahartaperseroantidaknlettcu-
kupi untuk membayar utang-utang perseroan kepada para kreditornya
ditambah dengan biaya-biaya yang timbul akibat adanya kepailitan ini
seperti biaya kurator, biaya lelang, dan lain-lain' Sedangkan
jika dito-
tJ narta persero.rn hanya sebesar 115 juta rupiah sedangkan utang-
utang kefada kreditor setelah diverifikasi adalah sebesar 4 miliar dan
biaya kurator sebesar $ 95'000.
PT IP tidak bisa menerima pencabutan kepailitan atas dirinya, ke-
mudian melalui kuasanya mengajukan permohonan kasasi sehubun-
gan dengan Penetapan Pengadilan Niaga No'03 4 KIN I 1999 jo' No'53/
Pailit/ lggg I PN.Niaga/Jkt.Pst. yang menyatakan permohonan pen-
cabutan pailif tslhadap dirinya. Argumentasi dan pertimbangan yang
diajukan oleh PT IP adalah bahwa Majelis Hakim niaga telah salah
menerapkan hukum yal<rri, bahwa perlawanan PT IP tidak memenuhi
syarat formil sebagaimana diatur dalam Pasal 5 UUK, yakni pemohon
harus penasihat hukum mempunyai izin praktik' Sedangkan argu-
mentasi dan pertimbangan hukum kedua adalah Majelis Hakim Niaga
akuntan publik sebagaimana dipertimbangkan oleh Pengadilan Niaga, memberikan pertimbangan yang kontradiktif, yakni, di satu pihak Ma-
Pemohon telah memenuhi syarat untuk dinyatakan pailit melalui ben- jelis Hakim Niaga membenarkan bahwa uPaya hukum atas putusan
tuk proses voluntary Petition (atas permohonan debitor sendiri) pencabutan pernyataan pailit adalah perlawanan sesuai dengan Pasal
Setelah Pf Indomas dinyatakan pailit oleh pengadilan dan mem- 17 UUK dan tidak tunduk pada Pasal 8 UUK yang mengatur kasasi,
peroleh kekuatan hukum yang tetap, kemudian dilakukan proses pem- sehingga sehamsnya upaya perlawanan juga tidak tunduk pada syarat
L.r.""o terhadap kepailitan PT Indomas tersebut. Namun demikian, di formil dari upaya kasasi yang diatur dalam Pasal 5 jo. Pasal 8 UUK. Di
tengah proses pemberesan ajukan
sisi lain, Majelis Hakim Niaga berpendapat bahwa atas dasar penafsir-
permohonan pencabutan , ,'*"- an analogis, upaya perlawanan itu adalah sama dengan upaya kasasi.
an No. 53/Pailit/1999/PN. r 1999
Atas kasasi dari PT Indomas tersebut, majelis kasasi dalam putus-
kepada Hekim Pengawas PT IP. Alasan dari kurator PT Indomas terse-
annya Nomor 32 KlNl2OO0 tanggal 3 November 2000 memutuskan
but adetah bahwa harta perseroan tidak menculnrpi untuk menutuP
menolak kasasi dari PT Indomas serta membenarkan putusan majelis
utang-utang perseroan serta biaya-biaya yang timbul dari kepailitan
niaga yang mencabut kepailitan PT Indomas. Pertlnbangan hulnrm
ini. Kemudian Hakim Pengawas itu mengajukan suratyangberisi anju-
dari majelis hakim kasasi adalah sama dengan pertimbangan majelis
ran pencabutan putusan kepailitan kepada Majelis Hakim Pengadilan
Niaga.
hakim niaga. Alasan lain dari majelis hakim kasasi ini adalah bahwa
311
310
a
Ayat(1)Undang-UndangNo.4tahunlgg8tentangKepailitan.Menge-
nai kecilnya jumlah utang jika dibandingkan dengan aset, majelis ha-
PT Abdi Persada kim Pengadilan Niaga berpendapat bahwa Undang-Undang Kepailitan
5.2.4 Dalam Kasus PT Surya Thta Internusa Melawan mengandung asas terbuka yang berarti walaupun yang mengajukan
Nusantara permohonan kepaililill tagihannya terhitung kecil akan tetapi putusan
kepailitan berlaku terhadap kreditor-kreditor lainnya dan dalam per-
mohonan kepailitan tersebut berdasarkan bukti terdapat 16 Kreditor
konkuren lainnya.
Namun demikian, putusan Pengadilan Niaga tersebut dibatalkan
oleh majelis hakim kasasi melalui putusannya Nomor 05 K/N/1999
tanggal 2 Maret 1999. Pertimbangan hukum majelis hakim kasasi ada-
lah bahwa hakikatnya hubungan hukum yang ada antara PT Surya
Tata Internusa dengan PT Abdi Persada Nusantara adalah a::tara pem-
borong (penerima kerja) dengal pemberi kerja akibat adanya perjan-
jian kerja (pemborongan kerja), di mala tidak adanya pembayaran
atau masih kurangnya pembayaran dalam hal ini bukanlah sebagai
mana yang dimaksud dengan utang. Majelis kasasi berpendapat bah-
wa dalam ketentuan Pasal I Ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun
1998 beserta penjelasannya telah dicantumkan dengan jelas hants
adanya hubungan hukum utang, sedangkan pengertian utang yang
tidak dibayar oleh debitor itu adalah utang pokok dan bunganya, de-
ngan demikian akibat yang timbul dalam hubungan hukum antara PT
Surya Tata Internusa dengarr PT Abdi Persada Nusantara seperti yang
terurai di atas adalah wanprestasi, sehingga seharusnya tuntutan dari
termohon kasasi dahulu Pemohon/Ifteditor diajukan dengan gugatan
perdata ke Pengadilan Negeri, bukannya ke Pengadilan Niaga.
Putusan majelis hakim kasasi tersebut dibatalkan oleh Majelis
hakim Peninjauan Kembali dalam putusannya Nomor 08 PK/N/ 1999
tanggal 27 Mei 1999. Majelis hakim PK menyatakan bahwa PT Abdi
5 persen dibandingkan dengan aset perseroan.
Persada Nusantara dinyatakan pailit. psttlmbangan hukum majelis
Atas kasus tersebut Pengadilan Niaga melalui putusannya Nomor
313
312
s, debitor maupun Ikeditor tidak
permintaan debitor atau
itor tersebut- Hakim ber-
217 AYat (1) Undang-Undang 4
tor samPai saat Yang ditentukan
Nusantara telah memenuhi sYarat an serta Pengurus sudah mem-
dapat ditagih serta adanya dua debitor hams dinYatakan Pailit'
nya utang yang telafr j"tuh t"-n9 dan
dengan kecilnya jrrmlah an Niaga berPendaPat bahwa ber-
atau lebih kreditor s#a tidak "d" k"itronya
utang dibandingkan dengan aset perseroan'
Melawan PT Indramaju Lestari
5.2.5 Dalam Kasus Pf Lukindo Tbchnics
permohonan pailit terhadap
PT Lukindo Technics (LT) mengajukan pertimbangan sebagai berikut'
pailit terhadap dirinya'
PT Indramaju LestJltli' et"s permohonan kreditor, adanYa utang debitor
IL menangkis Permohonan PKPU Yang diajukan oleh Pemohon
honan PKPU. Sesuai deng adanya permohonan kepailitan oleh
dibayar dan telah jatuh walrhr
Niaga
egaskan bahwa utang utang debitor tp.-oioit tidak dapat
utang diajukan oleh dan daPat ditagih.
IL kep Ytng
"h
449'110.843. Di sam-
5.3 Axausrs PENERAPAN Nonr'a'l DAN PNNSIP Cor'ar"rgncu'r' Ex-r
kePada kreditor Preferen dalam PIMTS.ATq PSNAOU.IN
FROM FINANChL DISTRESS DAIAM
sar US$ 6 juta' lL membuktikan
pranata hukum untuk
bahwa ia masih mempunyai kemampuan material
yaitu mempunyai Kepailitan adalah mempakan salah satu
kepada kreditor preferen
aset perusatra.n tetnit"i Lntuk ditawarkan
yang dimiliki oleh IL sesuai dengan appraisal
dan konkr:ren. Total aset
Konsulindo pada tanggal 21 Agustus 1997
dari PT Mitra Selaras Abadi
senilai US$ 12.405 .967,OO- (dua belas juta empat ratus lirna
"J"i.ft Amerika Serikat) atau terbatas tersebut
ribu sembilan ratus enam puluh tujuh dolar ,utangnya, maka dapat dikatakan bahwa Perseroan
juga IL mempunyai
elmivalen dengan Rp 117 miliar. Di samping itu telah-mengalamisuatuinsolvensi(insoluencg),Terhadapperseroan
adalah ke-
aset perusahaan berupa apartemen Graha Lestari
yang digunakan oleh y"ng aem*ian maka salah satu jalan ketuar yang terbaik
400 konsumen yang bertempat tinggat di sana' pailitan.
Dalam perdamaian dengan kreditornya tidak tercapai kata
sepa- yakni PT Daya
Pada kasus permohonal pailit oleh debitor sendiri'
putusannya Nomor 09/ peilit oleh debitor sendiri'
kat, sehingga majelis Pengadilan Niaga dalam Guna SamudraTbk. dan kasus permohonan
Pailit/ t eeAJell.Niaga/ Jkt.Pst. jo Nomor O+ I PFJU I 1998/PN'Niaga/ jalal untuk
terbaik me-
yakni PT Surya Puspita, kepailitan merupakan
pailit
Jkt.pst. tanggal 27 Iriovember lggg memutuskan menyatakan nyelesaikan LewajiUan pembayaran utarg terhadap
para kreditornya'
majelis Pengadilan Niaga bahwa sesuai dengan
terhadap IL. Pertimbangan hukum Penrsahaan yang semula diprediksikan akan bedalan
tentang rencana perdamaia:: pada persidangan yang telah ditenh:kan business foricasting/ planning terrryata' dalam perjalanannya
tidak se-
pada tanggal 12 November 1998, kemudian dimintakan penundaan suai dengan harapan tersebut' Kondisi keuangan penrsahann yang
persidangan tanggal 25 November 1998, dan tanggal 26 November cukup p;rh akibat berbagai macarn penyebab baik internal tnrrttpun
1SSS d"t grrr maksud untuk mengadakan pendekatan kepada para eksternal, menyebabkan perusahaan tidak dapat beroperasi secara
kreditor grrna diucapkan suatu penyelesaian secara perdamaian, akan optimal dan bahkan untuk membayar ftx cost dan operation ctrst
saja
tetapi berdasarkan laporan dipersidangan pada tanggal 26 November
375
314
sudah tidak mampu apalag untuk memenuhi pembayaran utang-
utangnya. Harapan trntuk recouery ke depan juga tidak ada mengingat
jumlah utang sudah jauh melebihi jumlah aset. Dalam kondisi yang
seperti ini maka secara teknis, perusahaan sudah dalam kebangkmt-
an (technical bankruptcgl. Di sinilah fungsi pranata kepailitan sebagai
jalan keluar secara komersial untuk menyelesaikan kewajiban pem- agunan.
bayaran utang terhadap kreditornya. Dalam situasi seperti ini, maka biaya kepailit"t d"rt
(6) Terhadap penetapan majelis hakim mengenai
konsep mempermudah kepailitan harus diterapkan bukal sebaliknya. jasa tur'ator s.L"g"imaoa dimaksud pada Ayat (3)' tidak
imbalan
Pada kasus pencabutan kepailitan PT Indomas Pratama Citra, se-
benarnya putusan Mahkamah Agung yang pertama yang mengabulkan
permohonan pailit adalah sudah tepat. Salah satu pertimbangan maje-
lis kasasi adalah bahwa dikeluarkannya PERPU Nomor 1 Tahun 1998
jo. Undang-Undalg No. 4 Tahun 1998 adalah untuk memenuhi kebu-
diketahui hakim Pengawas
tuhan dalam rangka penyelesaian utang piutang melalui mekanisme
penyelesaian sengketa secara adil, cepat, terbuka, dan efektif. Namun Sedangkan Pasal 19 menyatakant
demikian, putusan Mahkamah Agungyang sudah tepat tersebut justru pernyataan pal*,, Ur_
disirnpangi oleh majelis hakim baik niaga maupun kasasi di mana Pen- (1) Putusan yang
umumkan ole Berita Negara RePu-
gadilan Niaga dan Mahkamah Agung justru mencabut kepailitan PT at kabar harian seba-
Indomas tersebut serta mengembalikan PT Indomas menjadi perseroan blik Indonesia
terbatas seperti sediakala yang tidak dalam pailit. Putusan pencabu- gaimana dimaksud dalam Pasal 15 Ayat (a)'
di-
tan kepailitan perseroan terbatas tersebut menyimpang kedua prin- (21 Terhadap putusan pencabutan Pernyataan pailit sebagaimana
peniniauan
sip sekaligus. Penyimpangan pertama adalah penyimpangan terhadap maksud pada Ayat [l; aapat diajukan kasasi dan/atau
prinsip pencabutan kepaililsl perseroan terbatas dan penyimPangan kembali.
ailit tlrttt:rrp-
yang kedua adalah penyimpangan terhadap prinsip commercial eit (3) Dalam hal setelah
from financial distress. kan d.iajukan lagi aka Dcbitor
atau pemohon waj harta untuk
Dala'n sistem huk'.un kepaiJitan terdapat pranata hukum yang
berupa pencabutan pailil. p.t kepailitan secara eksplisit di- membaYar biaYa kePailitan'
"abutankhususnya dalam Pasal 18 dan
atur dalam Undang-Undang Kepailitan
19 Undang-Undang Kepailitan 2004 (hal yang sama juga diatur dalam Pencabutan kepailitan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 18
UUK 1998 Pasal 15). Dalam Pasal 18 selengkapnya berbunyi sebagai dan Pasal 19 Undang-Undang Kepaililal 2004 hanya bisa diterapkan
berikut: dalam hal debitor pailitnya adalah orang per
soon) dan bukan badan hukum. Sedangkan
(1) Dalam hal harta pailit tidak cukup untuk membayar biaya ke- badan hukum, maka ketentuan pencabutan
pailif41, maka pengadilan atas usul hakirn pengawas dan setelah harta kekayaan debitor pailit tidak mencukupi tidak dapat dilakukan.
mendengar panitia kreditor sementara jika ada, serta setelah me- Sebagaimana dalam bab sebelumnya bahwa saya berpendapat penca-
manggil dengan sah atau mendengar debitor, dapat memutuskan butan kepailitan terhadap badan hukum, dalam hal ini perseroan ter-
pencabutan putusan pernyataan pailit. batas, dengan alasan harta kekayaan tidak mencukupi adalah tidak
(21 Putusan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) diucapkan dalam dapat dilakukan.
sidang terbuka untuk umum.
Argumentasi yuridis tidak dapatnya diberlakukan ketentuan pen-
(3) Majelis hakim yang memerintahkan pencabutan pailit menetap- cabutan kepailitan dalam Undarrg-Undang Kepailitan terhadap de-
3L6 317
bitor pailit perseroan terbatas adalah bahwa apabila debitor pailitnya
adalah badan hukum dalam hal ini perseroan terbatas, maka jika har-
ta kekayaan perseroan tidak mencukupi untuk melunasi utang-utang
para lceditornya jalan satu-saturya adalah membubarkan perseroall
tersebut dan tidak dapat dicabut kepailitan perseroan'
Di samping filosofi normatif tidak dapatnya dilakukan pencabut-
an kepailitan terhadap debitor perseroan terbatas karena tidak mencu-
kupinya harta pailit, implikasi lainnya apabila pencabutan kepailitan
terhadap p an
adalatrlerja an
ke-pailitan. EIn
318 319
terbatas
perseroan tersebut dipandang sebagai perbuatan perseroarl
yrrrg -.-pakan subjek hukum Yang
t.rtLggu"g jawab teihadap perb Prin-
sip ini a*ecualikan, jika organ pe
akan
institusi perseroan terbatas (misbruik van rechts personenl'
kepen an Umum
Emisi 'I
2' tangga)
Tahun
lgg7,
1g Mei L997 yangdiubah dengan Alrta No. 72, tangga) 19 Juni 1997,
yang ked.ua akta tersebut dibuat di hadapan Djedjem Widjaja' SH, No- hadap dewan komisaris mendasarkan diri bahwa berdasarkan Pasal
taris di Jakarta. Sedangkan alasan PT BM yang juga mengajukal per- 96 Undalg-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas
mohonan pailit terhadap direksi dan komisaris Perseroan adalah bahwa bahwa untuk menjadi komisaris adalah orang perseorangan yang
karena PT BFC tidak melaksanakan kewajibannya terhadap para pe- mampu dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota
megang obligasi, baik atas kupon bunga maupun atas pokok obligasi, direksi atau komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu
maka direksi dan dewan komisaris perseroarl harus ikut bertanggung perseroan d.inyatakan pailit, atau orang yang pernah dihukum karena
jawab karena penjualan obligasi di dalam prospektus yang diterbitkan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dalam waktu 5 (lima)
oleh perseroan, yErng mana sebagai dewan komisaris dan direksi per- tahun sebelum pengangkatan. Dari pasal yang tersebut di atas dan
seroan yang mempunyai reputasi sebagai pengusaha yang sukses dan dari bukti-bukti yang diajukan oleh pemohon ternyata tidak terbukti
diakui baik secara nasional maupun internasicnal sehingga pala pem- para komisaris tersebut karena kesalahan atau kelalaiannya telah me-
beli obligasi tertarik membeli obligasi tersebut dan berkeyakinan akan nimbulkan kerugian pada perseroan dan tidak terbukti pula bersalah
pembayaran terhadap kupon bunga obligasi maupun utang pokoknya atatr lalai dalam menjalankan tugasnya. Oleh karenakomisaris tersebut
terbayar dengan lancar. PT Bakri Finance Corporation Tbk. juga me- adalah termasuk organ perusahaan sesuai dengan Pasal 1 Angka 2
miliki kreditor lain, yakni Bank Syariah Mandiri, Asian Development Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dan
Bank, dan Bank Artha Graha. tidak terbulrti ada kesalahan atau kelalaian para komisaris tersebut,
Atas permohonan pailit tersebut, majelis hakim Pengadilan Niaga maka para komisaris tersebut tideJ< dapat dimintakan pertanggung-
dalam putusannya Nomor 09 I Panil 2002 / PN.Niaga/Jkt.Pst tanggal jawabannya terhadap transaksi yang dilakukan antara perseroan de-
23 Mei 2002 memutuskan menolak permohonan pailit baik terhadap ngan pemohon.
320 tr 32t
lain, yakni Bank Mandiri.
Namun PT GPI menolak keabsahan dari surat Promes yang dija-
dikan dasar tagihan utang, karena surat iLu tidak dibuat sebagaimana
deng-
mestinya aan tiaal ada persetujuan dari dewan komisaris sesuai I
1 Tahun 1995, sementaraitu aPa yang dikemukakan dalam memori di mana menurut ketentuan Pasal 12 Ayat (2) dan (a) dari anggaran
kasasi oleh pemohon Kasasi dalam hubungannya dengan rumusan dasar tersebut, memang benar direksi harus mendapat persetujuan
pasal 80 Undang-undang Nomor I Tahun 1995 harus dibaca dalam
tertulis dari komisaris dan kalau tidak, maka tindakan direksi tidak I
hubungan dengan informasi yang tidak benar dalam kaitan dengan sah terhadap persero€rn. Namun demikian, alasan tersebut tidak dapat
Penawaran umum' diterima menurut hukum, karena pada prinsipnya anggaran dasar
6.2,2 Dalam Kasus PT lndosurya Me$a Finance Melawan PT Graetstar ataupun anggaran rumah tangga suatu persekutuan hanya mengikat
Perdana Indonesia dan berlakr-r intern/ke dalam persekutuan tersebut dan tidak dapat
mengikat dan berlaku ekstern terhadap pihak ketiga. Memang kadang
PT Indosurya Mega Finance (PT IMF) mengajukan permohonan pa- kala untuk hal-hal tertentu perbuatan direksi dibatasiloleh anggaran
ilit terhadap PT Greatstar Perdana Indonesia (PT GPI), karena PT GPI dasar suatu perseroan, yang pada umumnya direksi tidak boleh ber-
belum membayar utangnya yang jatuh tempo dan dapat ditagih ber- buat sendiri jika tidak bersama-sama dengan komisaris atau setidak-
dasarkan perjanjian fasilitas anjak piutang sehubungan dengan pener- nya terlebih dahulu mendapat persetujuan komisaris, biasanya dika-
bitan surat sanggup' PT IMF adalah pemegang surat sanggup tertang- takan bahwa direksi telah melampaui batas wewenurngnya sehingga
gal 6 Februari 1998 dengan jumlah pokok Rp 2.000.000.000,- (dua perbuatannya tidak sah terhadap Perseroan. Ketentuan tersebut pada
miliar rupiah) yang diterbitkan oleh PT GPI dengan ketentuan jatuh prinsipnya hanya berlaku dan mengikat ke dalam Perseroan (intern),
tempo surat sanggup pada tanggal 6 Mei 1998, dengan demikian PT sedargkan bagi pihak ketiga (hubungan ekstern), tidak berlaku, oleh
IMF berhak atas pembayaran surat sanggup tersebut. Akan tetapi se- karena itu pihak perseroan harus tetap bertanggung jawab terhadap
jalc saat surat sanggup jatuh tenpo dan dapat ditagih yaitu pada tang- pihak ketiga tersebut, sekalipun ada perbuatan yang melampaui batas
gal 6 Mei 1998 sampai dengan diajukannya permohonan pernyataan
wewenang dari direksi.
pailit ini ternyata PT GPI tidak pernah memenuhi kewajibannya un-
tuk melakukan pembayaran atas surat sanggup tersebut kepada PT Atas putusan Pengadilan Niaga tersebut, PT Greatstar mr,'trgrrjtt-
IMF. Tidak dipenuhinya kewajiban tersebut, maka PI IMF telah men- kan kasasi ke Mahkamah Agung. Majelis hakim kasasi dalam putusan-
322 323
tersebut'
Karena tidah kunjung dibayarkannya utang-utang -Hotg-
2000 memutuskan me- kong Chinese bank -.t gi3"k'rr permohanan
pailit terhadap PT Dok &
nya Nomor 30 K/N/2000 tanggal 12 September
;A;"" kasasi dari PT Greatstar sehingga membatalkan
-.t"ri-"
Direkhrr PT Greatstar
1998 yang ditandatangani oleh Budi Handoko' a
tertulis dariseorang
Perdana Indonesia, tinpa adanya persetujuan
sanggup tlrseUut tidak mengikat Termohon
(PT
komisaris m"X" Budi
".rr.t mengikat Han-
Greatstar Perdana tndoneJla;, melainkan hanya
karenanya permohonan pailit yang diajukan oleh
Joto priU"ai dan
p"*ohon terhadap termohon harus ditolak'
Melawan PT Dok
6.2.3 Dalam I(asus The Hon$kon$ Chinese Bank Ltd'
& PerkaPalan Kodja Bahari
Bank/HCB)
The Hongkong Chinese Bank Ltd (Hongkong Chinese
pailit terhadap PT Dok & Perkapalan Kodja
mengajukan l.r*ofro.r,rr
utang-
Bah;ri (Persero) (PT DPKB), karena PT DPKB tidak membayarpenerbit-
ditagih sehubungan dengan
nya yang jatutr tempo dan dapat
(prcmis sory notesl' HCB adalah kreditor dari DPKB
4 (empat) lembar Surat Sanggup/Promissory N9!:" y"g
"r, "rrr.i "roggup
berdasarkan
diterbitkan DPXB bernomor seri 089/ Keu-DKB/VII/ 1 997,
090/ Keu-
Dl<BlUllllggl,Ogl|Keu-DKB/VIIllgg7masing-masingsenilaiUS$
1.006.000. (satu juta dollar Amerika serikat) dan Nomor seri
092/Keu-
Dt<BlVlltdSZ slnitai USg 5OO.OO0. (lima ratus ribu dollar Amerika
tanpa terlebih dahulu ada
serikat), sehingga seluruhnya adalah berjumlah us$ 3.500.000.
(tiga
tersebut menjadi dasar Pe
juta lima ratus ribu dollar Amerika Serikat). Selumh surat sanggup-
tidak proporsional dan adi
surat sanggup yang dimiliki HCB tersebut diterbitkan secara sah oleh an atau kelalaian anggota
surat
PDKB pada tanggal 16 Juli 1997 dan sesuai dengan ldausul dalam menjadi tanggung jawab secara pribadi sebagajmana diatur sesuai ke-
sangguP tersebut, PDI(B telah membuat pernyataan dan janji untuk
tentuan Pasal 85 Undang-Undang No. I tahun 1995 tentalg Perseroan
*.-u"y*dengantanPasyaratsertatanpaProtesnon-pembayaran Terbatas, rnalah akan menjadi beban dan tanggung jawab perseroan
dalr tanpa biaya untuk membayar kepada PT Asia Kapitalindo Finance secara keseluruhan apabila perseroan dinyatakan pailit yang merugi-
atau pihak yang ditunjuk (orde) sebagai pemegang surat sanggup kan perseroan tersebut.
pada saat jatuh waktu yakni tanggal 16 Januari 1998. Bahwa HCB
Kemudian atas putusan majelis hakim niaga tersebut, The Hong-
ielah melalrukan pengunjukkan surat sanggup tersebut kepada PDKB
kong Chinese Bank mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung' Majelis
sekaligus untuk dimintakan pembayaran pada tanggal jatuh waktu,
Hakim kasasi dalam putusannya Nomor 2l KIN/2OO0 tanggal I Agus-
tanggal 16 Januari 1998, namun PDKB tetap tidak membayar surat
tus 2000 memutuskan menolak permohonan kasasi tersebut sehingga
sanggup tersebut walaupun kewajiban PDKB berdasarka-n surat sang-
permohonan pailit terhadap PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Per-
gup tersebut telah menjadi jatuh walrhr dan dapat ditagih. Selain ke-
sero) dinyatakan ditolak. Adapun pertimbangaa hukum majelis kasasi
pada HCB, PDKB juga memiliki utang kepada Cho Hung Leasing &
adalah bahwa empat lembar surat sanggup (Promissory /Votes) yang
Finance.
325
324
Corporation ini harrs dibed
beradaditangarrpemohonkasasiditandatanganiolehduaorangalrg-
perseroan rrntuk membaYar
go; oir.t.i pt por. & perkapalan Kodja Bahari yakni Drs. Akrnal wa-
(3) Huruf dan dewan komisaris atas
iria a"r, Drs. Muchlis Hamid, MBA, sedangkan Pasal 11 Ayat
Kasasi/ PT Dok &
a aan Ryat (a) Huruf d Anggaran Dasar Termohon
mana telah diu-
e.*"p"irn kodja Bahari lettstrol, Anggaran Dasar
rnr*f.* dalam Berita Negara R'I' No' 105 tanggal3l adanya per-
Desember 1991
326 327
ke dalam (indoor uangarrPerseroanyangburuksebagaiakibatdarilinglnrnganbisnis
2. tanggung jawab berdasarkan doktrin manajemen yant aaa. Dalil yang dikemukakan Bank Mandiri bahwa ketertarikan
monogementilQ; p.oi.g.rrg obtigasi karena figur para anggota komisaris adalah dalil
tanggung jawab berdasarkan prinsip Atra
nres;
3. yrrg u..t.uihan karena tidak terdapat tindakan yang dilakukan oleh
prinsip pieraeng the corporate ueil'
4. tanggung jawab berdasarkan anglota kornisaris yang dapat dikategorikan sebagai penipuan' Se-
tidak terdapat faka fadlkasrrs Bank cara normatif tanggung jawab hukum dari komisaris adalatr bertitik
Dari perspektif ini, maka
cs yang menunjukkan tolak dari ketentuan Pasa-l 98 Ayat (1) UUPT yang menyatakan bahwa
Mandiri melawan Bakrie Finance Corporation komisaris wajib dengan ii<tikad baik dan penuh tanggung jawab men-
tugasnya oleh kare-
bahwa direksi teUfr Jah atau lalai menjalankan
jalankan tugas untuk kepentingan dan usaha perseroan' Kepentingan
pertanggungiawaban ter-
nanya dapat dimiqtai salah satu atau lebih perseroan secara normatif tidak identik dengan kepentingan pemilik
sebut.
yang perusahaannya perseroalr (pemegang saham), walaupun tidak harus selalu bertenta-
Tanggung jawab direksi Perseroan terbatas ngan. Perseroan terbatas merupakan badan hukum yang notabene se-
tanggung jawab direksi
mengalami kep'ilitan adalah sama dengan bagai srrbjek hukum mandiri yang memiliki harta kekayaan dan kewa-
i kepailitan. Ada bebera-
lanjut dari kelembagaan jiban yang mempunyai kepentingan yang tidak selalu identik dengan
.kepentinganpemiliknya'Apabilatujuarrdariperseroanadalahuntuk
eroan terbatas ini. Pada
secara Pribadi terhadaP memperbesar kekayaannya, maka kepentingan pemiliknya adalah un-
berdasar- tuk memperoleh pendapatan melalui pemilikan sahamnya berdasar-
direksi di- kan harga saham dan dividen yang diterimanya. Ketentuan normatif
akan sub- ini memiliki arti bahwa komisaris hams mendahulukan kepentingan
pandang sebagai perbuatan perse perusahaan di atas kepentingan pemilik perusahaan. Dengan demiki-
perseroanlah yang bertanggung jawab
i"t t"li.- mandiri sehingga yang dalam hal ini di- an, komisaris bukan mewakili Pemegang saham dan tidak han:s ber-
terhadap perbuatannrry" p*""ioan itu sendiri pihak kepada mereka.
hal direksi
,.pr.".i*"ikan oleh al.t"i' Akan tetapi, dalam beberapa
pribadi dalam ke- Ketentuan normatif ini merupakan benang mera'h untuk menen-
dapat pula dimintai pertanggungiawabannya secara
tukan tanggung jawab komisaris baik perseroan dal"tl keadaan sehat
paililal perseroan terbatas ini'
maupun dalam hal perseroan sedang mengalami kepailitan. Fungsi
Ketentuan normatif mengenai tanggung jawab direksi dalam
hal
adalah apa yang dikonstatir utama komisaris adalah melakukan pengawasan. Melalcukan peng-
terjadinya kepaiJitan perseroan terbatas
awasan adalah suatu tindakan mengusahakan agar suatu kegiatan
dalam Pasal 90 Ayat (2) UUPT Pasal 90 Ayat (2) UUPT menyatakan dilaksanakan sesuai dengan yang telah digariskan atau menilai apa-
bahwadalamhalkepailitanterjadikarenakesalahanataukelalaian kah yang telah dilaksanakan sesuai dengan yang direncanahan. Pe-
kerugian
direksi dan kekayaan perseroan tidak cukup untuk menutup ngawasan yang baik adalah cara pemantauan tepat waktu yang dapat
setiap anggota direksi secara talg-
akibat kepaititan tersebut, maka mengetahui penyimpangan sehingga kerugian dapat dicegah atau se-
gung renting bertanggrrng jawab atas kerugian itu' Kemudian Pasal
yang dapat mem- tidak-tidaknya diminimalisir. Gagal melakukan pengawasEln bisa me-
SO ey"t (3) UUPT menyatakan bahwa anggota direksi
kesalahan atau kelalaian- nyebabkan kerugian pada pihak lain. Kerugian ini akan terjadi pada
uuktikan bahwa kepailitan bukan karena
renteng atas kerugian perseroan itu sendhi, kerugian terhadap pemegang saham selaku pe-
nya tidak bertanggung jawab secara tanggung
sekali tidak terdapat perbuatan milik perseroan, dan bahkan kemgian pada pihak luar. Dalam kasus
tersebut. Dalam kasus tersebut sama
ini' tersebut tidak berkaitan dengan fungsi komisaris ini sehingga komisa-
direksi yang dapat dikenakan ketentuan Pasal
ris tidak dapat dimintai pertanggungiawaban secara pribadi.
Demikian pula dengan dewan komisaris dari perseroan, juga tidak
Pada kasus PT Indosurya Mega Finance melawan PT Greatstar
bisa r{imintai pertanggungjawaban pribadi dalam hal perseroan fidak
Perdana Indonesia dan pada kasus The Hongkong Chinese Bank Ltd.
mampu lagi membayar kewajiban utangnya dikarenakan kinerja ke-
melawal PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari tersebut d.i atas, pernasa-
328 tr 329
dari direksi perseroan ter-
lahannya adalah mengenai tindakan huktrm
AdaPun Yang dimaksudkan
batasyang merupgkan tindakan ul,m uires.
dengan PrinsiP ubmuires (PelcrnFauan kewenangan Perseroan) adalah
seandainYa ada tindakan
suahr PrinsiP Yang mengatur akibat hukum
tetaPi tindakan direksi terse-
direksi untuk dan atas nama Perseroan,
dalam anggaran dasar utangnya maka direksi secara pribadi bertanggung jawab untuk me-
but sebenaraYa melebihi dari apa Yang diatur nutup kekurangannYa tersebut.
"Adbegondthe soPe
perseroan. B1ack mengartikan ultravires sebagai: Pada kasus PT Indosurya Mega Finance melawan PT Greastar Per-
its chorter or loru of state
of tle pouers of a anporotiotr" os definedbY dana Indonesia, putusan Pengadilan Niaga sudah tepat di mana hakim
of inanPoratioru The termhos abrcod
apptiation andincludes not onlY
are in excess of power memilki argumentasi bahwa Ernggararl dasar dari PT Greatstar Per-
ads prchifted bg tlle clwrier, but acts uhich dana Indonesia, di mana menurut ketentuan Pasal 12 Ayat (2) dan (a)
eitlerutllen a corPora'
grantedanrLnot prohibtte4 anlgenemllY aPPlied dari anggaran dasar tersebut, memang benar direksi harus mendapat
ac't, or uth.en th.e corPoration ltos
tton lws tto Power wlaternr to do an 13 persetujuan terhrlis dari komisaris dan kalau tidak, maka tindakan di-
perbuatan dikatakan ul-
tle power bttt excrcises it inegularlY"' Suatu reksi tidak sah terhadap perseroan. Namun demikian, alasan tersebut
dalam melakukan
tra uires bila dilakukan tanPa wewenang lautloritYl adaJsh uhra tidak dapat diterima menurut hukum, karena pada prinsipnya angga-
perbuatan tersebut. Bagi Perseroan perbuatan tersebut
wewenang direksi atau ran dasar ataupun anggararl rumah tangga suatu persekutuan hanya
uires bila dilakukart di luar atau melanPaui
dasar dan hukum mengikat dan berlaku intern/ke dalam persekutuan tersebut dan tidak
perseroan 5s[agaitnana tercanhrm ddam anggaran
dapat mengikat dan berlaku ekstern terhadap pihak ketiga. Memang
perusahaan.
kadang kata untuk hal-hal tertentu perbuatan direksi dibatasi oleh
Pada Perikatan antara Perseroan
yang dilakukan bersifat ultra uires' anggaran dasar suatu perseroarl, yang pada umumnya direksi tidak
boleh berbuat sendiri jika tidak bersama-sama dengan komisaris atau
transaksi ultra uires adalah tidak
rapat umum pe- setidaknya terlebih dahulu mendapat pers etujuan komisaris, bias anya
sah dan tidak dapat disahkan kemudian oleh suatu dikatakan bahwa direksi telah melampaui batas wewenangnya sehingga
I
331
330
anggaran dasar Perseroan, aPakatr
it<"ip"a" pihak ketiga (pihak luar)
sebut mengikat Pada Pihak ketiga,
perseroanlah
hternal Perseroan
sebut kepadt
direksi Yang telah
dapat memin 7.2 KspAlJr N DAN KI,rUsAT Aporrnrsr
Sedangkan' kalau
melakukan p a
334 335
:'
Niaga tidak berwenang untuk mengadili hal ini' Di samping itu pula'
dan mengabulkan permohonan kemudian mem-
hulsum acara karena telah menerima U"ti*a adalah tidak tJpat jika di BANI tidak selesai
bawa hal itu ke Pengadilan Niaga'
Agurng dalam
Etizabeth mengajukan kasasi ke MA' Mahkamah
13 Mei 2004 memutuskan
putusannya Nomoi i KTNTZOO+ tanggal
dan menyatakan PT Pacific Re-
*"rrg"Uu,tkro kasasi Elizab;th tersebut
dalah
Mandiri telah tedadi kesePakatan alty pailit. Adapun perttmbangaa
tetap
kreditor menjadi tidak ada se- bairwa meskipun terdapat klausul
perd,nmaian, maka syarat adanya dua s dari
^nttt" permohonan pailit harus ditolak' berwenang menga'lili karena kep
berpendapat bahwa per-
Pengadilai Niaga' Di samping itu pula, hakim
dua atau lebih kredi-
7.2.1.2Datamlh&'sEtisofuthhtsetyalJtomaMelatoan syar-atan t<epaititan telah ierpenuhi, yakni adanya
Pl Poci$a MeootealtY tor dan utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih'
Paci.fic MetrorealtY telah se-
beli sebuah Rumah Susun T.2.l,SDalunfiosusPTltqHndolltanwMelasanPTHotelSahfulJaya
raha Kuningan") sebagaima-
Inmwional
PT Hotel Sahid Jaya Internasional sebagai pemberi kerja
menga-
untuk Jual Beli No'
na tertuang dalam Surat Perjanjian Pengikatan perjanjian p.-Lororrg", dengan PT Trakindo Utama sebagai
telah memenuhi kewajib-
iilpp.re-ot rup7iigz. gahw" Elizabeth lunas hingga sebesar US$
dalcan
p.-Uo-.,i *.t"tr.i Perjanjian Pemborongan Kerja Pengadaan dan Pe-
an dengan memberikan uang cicilan sampai
Metrorealty sampai den- masarrg€rnGensetuntukProyekMenaraSahiddiJl.Jend.Sudirman
124.902.24. akan t.t"pi, teiryata PT Pacific di
ini belum iuga dapat mereahsasikan atau membangun
RSBH No. SO]Oahm pelaksanaan perjanjian tersebut terjadi wanprestasi
g*
"."t
Gratra Kuningan ,t ,p"" yang jelas dan tidak ada pemberitahuan mala Hotel sahid sebagai pemberi kerja tidak sanggup untuk melaku-
"t"""rt Kemudian Elizabeth meminta kembali
Elizabeth' kanpembayaranterhadapprestasiyangtelahdilakrrkanolehTrakindo
sarna sekali kepada
Utama sebagai Pemborong.
Karena Hotel Sahid Jaya tetap tidak melakukan pembayaran
utangnya, maka sesuai dengan klausula arbitrase dalam perjanjian
sebesar RP 578 juta berdasarkan p.*boio.rgro tersebut PT Trakindo Utama mengajukan penyelesaian
Juni1997 sampai saat sengkctanya kepada majelis arbiter Badan Arbitrase Nasional Indone-
No. ota/if.ln-dfTnfranTv 197 tartggal26 'yang
ini sudah jatuh tempo dan belum dilunasi oleh PT Paci'fic' sia (BANI), di mana dalam putusannya BANI tersebut antara lain me-
EtizabethmembawamasalahinikeBadarrArbitraseNasionalln- n),atakan mengabulkan permohonan pemohon sebagian, menyatakan
donesia(BANI)untukdiselesaikan.Namundemikian,pihakPacificti- termohon telah melakukan ingkar janji/walprestasi, menyatakan Per-
dakkooperatifterhadappenyelesaiandiBANItersebutdanbahkanti. janjian Pemborongan Kerja batal demi hukum, menghukum dan me-
dak mau membayar biaya arbiter, sehingga BANI tidak bisa
memproses merintahkan termohon kepada pemohon untuk membayar kewajiban-
selanjutnya. Akhirnya' Elizabeth mengajukan permohonan
pailit ter- nya sekaligus menyatakan putusan arbitrase ini merupakan putusan
hadap PT Pacific Metrorealty ke Pengadilan Niaga' tingkat pertama dan terakhir dan mengikat kedua belah pihak'
putus- Meskipun sudah ada putusan arbitrase tersebut, Hotel Sahid Jaya
Atas perrrohonan pailit tersebut, Pengadilan Niaga dalam
arrnya Uomor g6lPaiitl2}03/PN'Niaga/Jkt'Pst tanggal 19 Januari tidak juga secara sukarela menjalankan kewajibannya sesuai dengan
2004memutuskarrmenolakpermohonanpailittersebut.Adapunper. putusan arbiter, sehingga Trakindo Utama mengajukan permohonan
aa ttnbeagan hukun dari hakim adalah bahwa persoalan antara Eliza- peilif fsltradap Hotel Sahid Jaya ke Pengadilan Niaga.
beth dan Pacific telah dibawa ke BANI karena dalam perjanjian antara Pengadilan Niaga melalui putusannya Nomor 80 I Panft I 2000/ PN.
kedua pihak tersebut terdapat klausul arbitrase, sehingga Pengadilan
337
" 336
akan
International bukan merupakan kompetensi Pengadilan Niaga
Niaga/Jkt.Psttanggal 3 Januari 20Ol memutuskan menyatakan meno- tetapi merupakan kompetensi arbitrase'
fJ"p..-ot orr"r, f"rut tersebut' Pcrtrnbangra hukEn maje\ hakim
Trakindo Atas putusan kasasi tersebut, Trakindo Utama mengajukan pe-
e.rrg"dil"o Niaga-adalatr bahwa permohonan pailit terhadap ninjauan tmbali ke Mahkamah Agung' Majelis Hakim Peninjauan
sengketa
Uta[a adalah berkelebihan. farina sebagai suatu sengketa, arbitrase KembalimelaluiputusannyaNomorlOPK/N/2001tanggal16Mei2001
putusan
tersebut telah diputuskan oleh Arbitrase' di mana memutuskan menolak pennohonan kembali tersebut' Pettlmbaagaa
sama dengan putusan hakim yang telah
memiliki kekuatan hul<rrm hukum dari Mejetis PK adalah sama dengan pertimbangan hulimm
Trakindo Utama
memilki kekuatan hukum tetap, maka seharusnya uiieus Kasasi. Majelis pK berpendapat bahwa karena majelis kasasi
Arbitrase
menempuh terlebih datrtrlu proses pelaksanaan Putusan telah tepat menerapkan hukum, maka kompetensi absolut penyelesaian
bahwa
yang diatur dalam Pasal 61
secara perkara adalah menjadi wewenErng Badan Arbitrase Nasional Indonesia
i"f"* hal para Pihak tidak
sukarela, prrtr""rr dilaksanalan be
engadi- ir*rt dan bahwa jika putusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia
kembali, bu-
Peninjauan
lan Negeri atas permohonan salah satu pihak yang bersengketa'
Bahwa ieapD tidak dieksekusi oleh pihak Termohon
Ketua Pen- kanlah berarti bahwa upaya yang ditempuh melalui proses kepailitan'
oleh
"perini-ah' sebagaimana dimaksud di atas diberikan
(tiga puluh) hari setelah
**r"" Negeri JrU- walrtu paling lama 30 Panitera Pengadilan Negeri
7.2.1,4 Dalmn Ih,$B w Dnl)hanwnstal Neasotk hdatwsia cs Mel.avan
[..orot orrro ekselmsi didaftarkan kepada PT P.firu.P.rtri Forana Whdu
Nomor 30 Tahun
itinat fasat 61 sampai dengan 64 Undang-Undang sesuai den- sengketa antara PT Environmental Network Indonesia (PT ENIN-
1999) dan putusan arbitrase tersebut akan dilaksanakan DO), cs melawan PT Putra-Putri Fortuna windu (PT PPFW) selaku ter-
perkara perdata
gan ketentuan tentang pelaksanaan putusan dalam mohon pailit. PT Enindo berdasarkan perjanjian manajemen Ttrrnkey
yang putusannya telah mempunyai kekuatan hukum tetap telah menerima pekerjaan jasa manajemen termasuk konstmksi bi-
Atas putusan Pengadilan Niaga tersebut, Trakindo Utama meng- dang industri agrokultur/proyek tambak udang milik PI PPFW. Dalam
ajukan kasasi ke Mahkamah Agung. Majelis kasasi Mahkamah Agung kesepakatan mereka bahwa PT Enindo akan membayari lebih dulu
melalui putusannya Nomor 05 K/N/2001 tanggal 19 Februari 2001 semua pengeluaran untuk proyek tersebut dan pada gilirannya nanti
memutuskan menolak permohonan kasasi tersebut' Adapun pertim- akan diganti. Kontrak mereka berlaku untuk 10 tahun terhitung sejak
bangan hukum majelis kasasi adalah bahwa suatu perjanjian dengan 30 Oktober 1995. Namun tanpa alasan yang sah, pada tanggal 27 Juni
klausul arbitrase menjadi kewenangan absolut bagi badan arbitrase lgg7, Yl PPFW mengakhiri kontrak tersebut secara sepihak. Piutang
yang ditunjuk dan bahwa Pasal3 Undang-Undang No' 30 Tahun 1999 PT Enindo sebesar $ +96 juta, dan disepakati akan dibayar oleh PT PP-
*."y"t t rr Pengadilan Negeri tidak berwenang rrntuk mengadili seng- FW. Dengan surat tanggal 26 Mei 1998, Enindo telah melakukan pe- l
keta para pihak yang telah terikat dalam perjanjian arbitrase, sehingga nagihan kepada PT PPFW dan PT PPFW menjawabnya dengan suratnya I
dengan aimitcian Pengadilan Niaga juga tidak beru'enang mengadili No. 003/DIR lFMl98, tertanggal 11 Juni 1998 yang isinya kesanggup-
sengketa dengan klausula arbitrase, karena Pengadilan Niaga adalah an untul< melalrukan pembayaran. Tetapi sesuaj kesepakatan pemba-
mempakan bagran dari Pengadilan Negeri, sebagaimana diatur dalam yaran utang, PT PPFW tidak menepati janjinya untuk membayar utang
Pasal 280 undang-undang Kepailitan (sebagaimana telah diubah de- tersebut kendatipun telah ditagih beberapa kali.
nga:r Perpu No. I Tahun 1998 yang telah ditetapkan menjadi Undang-
Akhirnya, PT Enindo mengajukan permohonan pailif fslhadap PT
Undang dengan Undang-Undang No. 4 Tahun i998). Lrbih lanjut Ma-
PPFW ke Pengadilan Niaga. Hakim Pengadilan Niaga dalam putusan-
jelis Kasasi berpendapat bahwa dengan demikian semua perjanjian
nya Nomor L4/Pdit/ 1999/PN.Niaga/Jkt.Pst tanggal 31 Maret 1999
dengal klaueula arbitraee harus diselesaikan meldui badal arbitrase
memutuskan menyatakan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat tidak ber-
dengan segala prosedur yang hartrs ditempuh dalam penyelesaian per-
wenang memeriksa dan memutus perkara permohonan kepailitan ter-
kara yang bersanglmtan sesuai ketentuan yang diatur dalam Undang-
sebut dan menolak pernyataan pailit yang diajukan oleh pemohon PT
Undang Nomor 30 Tahun 1999. Majelis kasasi berkesimpulan bahwa
Enindo. Pertlmbaagaa hukum hakim Pengadilan ltflaga adalah lrrrhwu
permohonan pailit oleh Trakindo Utama terhadap Hotel Sahid Jaya
338 339
lex speciaL
Undang Kepailitan, sebagai Undalg-Undang Khusus'
hubungan hukum perikatan
hubungan hukum tersebut merrrpakan Dalam perjanjian Terhadap putusan kasasi tersebut, FT PPFW mengajukan Permo-
dalam bidang hukum harta benda luermogenrccfu)' yang ter- honan p.rrin3"uao kembali oleh Mahkamah Agung' Majelis PK Mah-
tentang penyelesaian
manajemen Turnkey tersebut diatur reselue a kamah Agung melalui putusannya Nomor 13/PK/N/
1999 lang$al 2
cantum dalam klausur arbitrase,
yal cannot
permohonan
dispute for arbi- Agustus iggg -.-rtustan menyatakan mengabulkan
dispute bgamicoble ingapore inter' plri.t;.r.rrrr kembali, membatalkan putusan MA dan Pengadilan
Niaga
tratton in singapore i.r".b..t, dan menolak permohon e pailit dari pemohon' Adapunmele-
per-
decesion of arbitration (tncluding
national ar1tration tlmbaagaa hukumaya adalah bahwa permohonan kasasi
telah
on utlw must bear on the cost of the arbitrati""' ditentukan Undang-Undang yakni Pasal I
: !;i:r#:,'::l1:, wati batas wal'rhr yang telah
ditetapkan menjadi undang-un-
a disPute under this 8 Perpu No. 1 Tahun iesa y"rrg telah
permohonan kasasi
mengenai masalah dang dengan Undang-Undang No' 4 Tahun 1998
terhitung sejak tanggal Putusan
bagaimana telah dipertimbang!<art diajukan al^* tenggang waktu 8 hari
untuk adanya minimal dua kreditor
acara sebagaimana diatur dalam ditetapkan. Di samping itu, syarat
permohonan pailit harus ditolak'
iuga tiaat terpenuhi, sehingga
HIR yang hingga kini masih te
berdasarkan Penjelasan Umum 7.2.3 Analisis Penerapan Norma dan Prinsip Debt Poolin$ (Klausula
susnya Poin ke 7 iundo Pasal 284 Arbitrase) dalam Putusan Peradilan
d.iasumsikan bahwa ketentuan me
Arbitrase sering digunakan dalam rangka menyelesaikan sengketa
yang timbul, khususnya d.i bidang perdagangan di antara para pihak
hanrs menYatakan y",,! t.titrt dalam suatu kontrak. Tujuan arbitrase adalah agar seng-
nYa karena adanYa keta diselesaikan di luar pengadilan biasa'
klausula arbitrase tersebut' Suatu kontrak akan bisa diselesaikan melalui arbitrase apabila
TerhadaP terdapat klausula arbitrase dalam kontrak tersebut. Klausula arbitrase
ajukan kasasi ini akan menentukan apakah suatu sengketa bisa diselesaikan melalui
Agung dalam arbitrase, di mana diselesaikannya, dan hukum manayang diglttrrkirtt.
i?iy-"trf."t membatalkan putusan Pengadilan Niagamemeriksa tersebrrt' me- serta lain-lainnya. Klausuia arbitrase ini dapat berdiri sendiri tct Ptsitlr
,ry"t"t Pengadilan lliaga Jakarta pusat berwenang
dan dengan akta kontrak pokolorya bisa juga merupakan bagran klnusul
"r, keadaan pailit'
memutus perkara ini, me-nyat ran PT PPFW cs dalam dari akta kontrak induk.
pertrmbaigaa hu-kum majelis kasasi adalah berdasarkan Pasal 3 Un- Persoalan yang krusial sehubungan dengan kalusula arbitrase
dang-Undang Nomor 14 T-ahun l97O juncto 377 HIR
dan pasal 615- dengan kewenangan Pengadilan Niaga, adalah apakah suatu kontrak
dan kewenangan arbitrase
651 Rv telah menempatkan status hukum yalrg terdapat klausula arbitarse dapat diajukan permohonan pailit di
untuk menyelesaikan sengketa yang timbul
memitki kapasitas trutum Pengadilan Niaga.
daripedanjiandalamkedudukansebagaiertrajudisial.Dalamkedudu- Dalam kepustakaan, arbitarse did efi.nisikan sebagai " arbitration i s
kanarbitrasesebagaiextrajudiaalyanglahirdariklausulaarbitrase, an arrongement for taking an abiding by the judgement of selected per'
yurispnrdensi telah mengakui legat effed yang memberi kewenangan son in some disputed matter, instead of canying it to establish tribunal
bagi arbitras", ,rrt k menyelesaikan sengketa yang timbul
dari
"U"oiut KUH Perdata)' Akan of justice, andis iilendedto auoidthe formalities, tlrc delay, the expense
pedanjian, asas Pacta sunt senranda (pasal 1338
and. vexatton of ordinary litigatior{.ts Sedangkan menurut Undang-Un-
iet"pi, kewenangan absolut dari arbitrase tersebut dalam kedudukan-
nya sebagai extra judiaal tidak dapat mengesampingkan kewenangan
plngadilan Niaga untuk memeriksa dan mengadili pailit oleh undang-
rs Black, Henry Campbell, Op. cit., p.96.
34t
340
per-
la:n terlihat dari adanya hakim pengawas dan kurator sebagai dua
dangNomor30Ta}runlgggtentarrgArbitrase,arbitrasemenrpakan son yang terlibat langsung dalam kepailitan'
cara= penyelesaian suatu sengteta
perdata di luar peradilan umum
secara tertulis Di samping itu, terdapat beberapa argumentasi yuridis mengenai
y"rtg aia"""rt rr pada perjanjian arbitrase yang dibuat
kewenanganabsolutyangekslusifdalampersoalarrkepailitan,yalani:
pihak yang bersenglceta (Pasal I Ayat (1))'
ot.tip"t"
dibawa ke lem-
Untuk menentukan apakah suatu seng!<eta bisa l.bahwaUndang-UndangKepailitanmerupakanlexspecialdariUn-
uagaa,uitraseadalahadanyaklausulaarbitrasedalamkontraknya.
Klausulainibisaberdirisendirisecaraterpisahdariaktainduknya,
bisa juga tercantum dalam akta induknya'
maka kon-
Suatu kontrak yang telah ada klausula arbitrasenya
kontrak
sekuensi yr-r.ridisnya aaiaf' bahwa jika terjadi sengketa
atas
arbitrase para pihak dengan mencantumkan klausula arbitrase. Seatttlrrttlytl
tersebut, maka penyelesaiannya hanrs di bawa ke lembaga
Pengadilan Niaga tidak berwenang memeriksa dan memuttts l)cr-
yang ditunjuk dan bukan dibawa ke pengadilan negeri' Persoalannya
khusula aritrase tersebut berlalor juga terhadap perso- mohonan kepailitan, talu apakah arbitrase kemudian berwcttang
"aJ"r, "prr."rr Niaga' menyatakan suatu subjek hukum dalam keadaan pailit. Hal ini
alan kepailitan yang mempakan kompetensi absolut Pengadilan
Pengadilan Niaga sangatlah tidak mungkin, mengingat hukum acara dalam Peng-
ertinya, apakah permohonan pailit yang diajukan ke
adilan Niaga banyak yang diatur secara khusus untuk proses dan
dapal dinegasikan dengan klausr:la arbitrase tersebut?
prosedur kepailitan;
Dalam kasus PT Basuki Pratama Engineering dan PT Mitra
Surya
Mandiri melawan PT Megarimba Kaqratama dan dalam kasus Elizabeth 2. bahwa undang-undang juga tidak memberikan pilihan hukum
Prasetyo Utomo melawan PT Pacific Metrorealty tersebut di
atas' pera- dalam permohonan kepailitan selain dari kepada kewenangan l
dilan telah secara tepat dan konsisten dalam menerapkan prinsip debt Pengadilan Niaga sebagai peradilan yang khusus, dan tentang ke-
pooling. Hakim telah memutuskan bahwa meskipun suatu kontrak ter- wenElngan mengadili kepaililas tersebut, Pengadilan Niaga tidak
iapat t.tau"ula arbitrase, akan tetapi kewenangan mengadili perkara tunduk pada pitihan hukum dan kewenangan yang diatur dalam
tceiaiUtan adalah tetap pada Pengadilan Niaga. Klausula arbitrase tidak perjanjian. Anatog dari penjelasan ini, jika suatu perjanjian terdapat
dapat menyampingkan kewenangan absolut dari Pengadilan Niaga' klausula yang menyatakan dengan tegas bahwa segala akibat
hukum yang timbul dari perjanjian tidak dibenarkan diselesaikan
Sedangkan dalam kasus PTTrakindo Utama melawan PT Hotel Sa-
melalui Pengadilan Niaga, maka tidak serta-merta Pengadilan Ni-
hid Jaya dan kasus PT Environmental Network Indonesia (PT Enindo), .l
342 343
bahkan kalau perlu Hakim Pengawas dapat mearerintahkan pen-
coretannYa.
, S€-
memPunyal paut
an untuk menentukzln secara sumir apakah si kreditor
view
hak tagih.tT
of the releuant prouisions of insoluencg and orbitration law illustrates
that the commencement of insoluency proceeding does not houe to implg
the exclusion of arbitration. Therefore, the solution following from those
legeslations that prouide for arbitrabilitg of both claims on behalf of the
estate and contested creditors' claims present a more appropiate ap-
proach. Hou)ever, tfus also implies that tlwse provisions of insoluency
laws that eryress the basic pinciptes of the insoluencg proceedings
slauld be regarded in the arbitration in order to ltoue an enforceable
award. Keterkaitan antara lembaga arbitrase dengan kepailitan. Vesna
berpendapat bahwa masing-masing prosedur hulmm tersebut tidak
dapat m'engalahkan satu dengan yang lainnya.
D alam perubahan Undan g- Undan g Kepa i i tan, yakni sebagaimana
I
yang diatur dalam UU Nomor 37 Tahun 2004, dalam Pasal 303 sudah
tujuan kepnitilal itu sendiri.
secara tegas menyatakan Pengadilan Niaga tetap berwenang memeriksa
2l Kepailitan sendiri, karena sifatnya yang merupakan suatu penno- dan menyelesaikan permohonan pernyataan pailit dari para pihak yang
honan tidak memerlukan adanya sengketa untuk dapat melahir- terikat perjanjian yang memuat klausula arbitrase, sepanjang utang
kan suatu keadaan pailit. Memang ini seakan-akan melangkahi yang menjadi dasar permohonan pernyataan pailit telah memenuhi
ini, karena Pada faktanYa, Praktis
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) Undang-Un-
Iuntary berasal dari ketidaksediaan
dang Kepailitan ini. Dalam penjelasan Pasal 303 UUK dikatakan bahwa
ajibannYa, dan lebih memilih untuk
kreditor dan sehamsnya
ketentuan dalam pasal ini dimaksudkan untuk memberi Penegasar
"ngemptongf, kondisi mana menyrsahkan
menuntut pemenuhan prestasi bahwa pengadilan tetap berwenang memeriksa dan menyelesaikan
adl sengketa satu sama lain untuk
permohonan pernyataan pailit dari para pihak, sekalipun perjanjian
sebelumnya di antara mereka. Sehingga mungkin mekanisme Io-
utang piutang yang mereka buat memuat klausula arbitrase.
grsnya adalah, tidak mungkin tidak ada sengketa di antara mer-
eka, dan oleh karena ihr, klausula arbitrase langsung memjuk ke 7.3 Acrro Peuuere DArAM Krp.uurer
arbiter untuk menyelesaikan sengketa tersebut'
Dalam kaitan dengan adio pauliana dalam kepaililal, saya meng-
3) Kepailitan mengakibatkan bahwa segala pelaksanaan putusan ha-
analisis satu kasus, yakni kasus kepailitan PT Fiskaragung Perkasa.
kim terhadap setiap bagian daripada kekayaan si berutang, yang
Dari satu kasus tersebut, hakim tidak benar dan tidak konsisten dalam
telah dimulainya sebelum kepailitan seketika harus dihentikan,
menerapkan prinsip debt pooling tersebut dan bertentangan pula de-
dan selanjutnya batrwa sejak waktu yang sama pula, tiada suatu
putusan pun boleh dijalankan dengan memenjarakan si berutang, ngan Undang-Undang Kepailitan.
lebih jauh lagi segala sita yang telah ditaruh haruslah diangkat, 7.3.1 Dalam Kasus Kepailitan PT Fiskaragung Perkasa
Dalam putusan peradilan terdapat kasus mengenai gugatan actio
t7 luil. pauliana, yakni antara lain dalam kepailitan PT Fiskaragung Perkasa
tt Aria Suyudi et. all, Op. cit.,h.52-63.
344 tr 345
untuk menyerahken ke31da
4 Memerintatrkan kepada PT Catnera
HGB No' 77 danAsli Sertifikat
Tbk. (PTFP). Pada mulanYa kurator berupa ""ti "t'tifik^t tanah
yakni Kurator T\rti Simoran APHT Nomor 556/ 1999;
mengurus roya hak tang-
but melalrukan Perbuatan 5. Memerintahkan kepada kurator Yt't'I
para kreditor lainnya, yaitu berupa perbuatan: HGB Nomor 77/Gresik kepada
gungan r"rrg tt*""'""* pada tanah
telah menandatan-
1. PTFP dengan PT Catnera (salah satu kreditor) 3 juta' di mana PTFP
instansi Yang benrenang'
gani "perjanjirt notariil sele;ar $ na tersebut, majelis hakim niaga
"i""f
Ielah memberikan jaminan kepada PT
Catnera'
pauliana I 2O0O/ P'Niaga/Jlrt'Pst'
telah jatuh tempo tang-
2. PT FP menerbitkan Medium termnoteyarlg Zg menolak Permohonan adio Pauli'
sebesar $ juta dan telah dibeli
gal 15 mei fSgaleigan pokok
oleh Para Pemohon Peilil'
Facility
3. PT FP dengan The Sakura Bank telah menandatangati asetnya tanpa ser- hukum hakim niaga adalah bahwa
Agreement, diianjikan tidak akan menjaminkan
oleh PT FP dengan PT Cantera tid
zrr. dari the Salrura Bank'
Reuoluing buatan hukum dari PT FP dan PT
4. PT FP dengan Sanwa Bank Ltd' telatr menandatangani memberi jaminann Undang-Undang KePailitan'
I'oan Agreement, dimana PT Fiskar tidak akan tersebut' kurator Tuti Simo-
Terhadap putusan Pengadilan Niaga
apapun tanpa seizin The Sanwa Bank'
rangtcir mengajukan kasasi ke
tindak-
Tindakan PT FP sebagaimana tersebut di atas merupakan Kasasi Malrkamah Agung mel
yang pada gilirannya nanti akan meru-
an yang merugikan harta pailit
jika sekiranya PTFP tidak menan-
t*; n*. fJaitor lainnya, karena di atas' !I3.
[ataniani perjanjian-perjanjian jaminan sebagaimana tersebut pailit
U"'"a" pada posisi yang suuna dengan kredid
tentunya PT Catnera.t"r, hon kasasi yang berkedudukan
FP dalam pailit sebagai ter-
torlainnya(kreditorkonlmren),sehinggahartapailitakandapatdibagi adatah tidak dapat dibenarkan menarik PT
secara pioporsional di antara seluruh kreditor konkuren' karena menurut logika hu-
mohon dalam perkara ini (cctio paulianal'
dan menuntut
Terhadap hal tersebut di atas, dalam rangka pelaksanaan
tugas bila seorang kurator menggugat
Niaga Registrasi yang ditarik sebagai pihak dalam
sebagai kurator diajukan permohonan ke Pengadilan , seharusnya
Nomlr 03/actio pauliana/2OOOIPN'Niaga'Jkt'Pst, di mana kurator
se- Catnera.
memberikan suatu penno-
bagai pemohon memohon agar majelis hakim niaga Terhadap putusan kasasi tersebut' kurator mengajukan
penetapan yang pada pokoknya sebagai berikut: honan p.rrlt3".rrrr kembali oleh Mahkamah Agung' Hakim PK melalui
2000 menyata-
1. Mengabulkan permohonan untuk seluruhnya; putusannya Nomor 12 PKINI2OOO tanggat 14 Agustus
MA tersebut dan permohonan pe-
2. Menyatakan tidak sah dan batal perjanjial: kan membatalkan putusan kasasi
hukram majelis PK adalah
a. Laan agteemetrt arrtara PT FP dengan PT Catnera; mohon tidak dapat diterima' Pertimbangan
b. Hak tanggungan pertama untuk $ t juta atas tanah HGB no' bahwaputusankasasiMAterdapatkesalaharrberatdalammeneraP.
77 /Gresrk junto APHT No. 556/ 1999; kan hukum, dan majelis PK berpendapat bahwa belum diperiksanya
c. Jaminan secara fiducia atas mesin-mesin untuk $ 2 juta, a]<ta pokok perkara tentang pembatalan perbuatan hukum debitor dalam
jaminan fidusia notaris Nomor 96/1999; pOit a-.rrg"r, pihak ketiga, sehamsnya majelis kasasi menyatakarl
p..rrrot orrL pemohon tiJak dapat diterima, dan menurut Pasal 280
3. Menyatakan selumh aset yang dijaminkan berdasar atas hak tang-
gungan pertama dan jaminan secara fidusia di atas merupakan
iyat (f) Undang-Undang Kepailitan ditentukan bahwa kewenangan
Pengadilan Niaga adalah memeriksa dan memutus permohonan Per-
bagian dari harta Pailit;
.1,17
346
di atas' Puhrsan yang telah
nyataan pailit dan PKPU serta permohonan lainnya yang berkaitan Kasus gugatan actio pauliana tersebut
van geu'ijsdQ adfah nu-
dengan pernyataan pailit. Perbuatan hukum debitor dalam pAilit de- mempunyai kelnratan hirum tetap (inkrachl
actio pauliana tidak dapat di-
ngan pihak ketiga (adio pauliana), merupakan suatu sengketa yang tusan yang menyatakan bahwa gugatan
Yang menarik untuk dikaji
penyelesaiannya harus melalui gugatan perdata di pengadilan negeri, terima (putusan PK Nomor Z ef1i1zoo0)'
Pengadilan Niaga- tidak ber-
sehingga perrrohonan pembatalan yang rlim4psud Pasal 41 Undang- lebih dalam adalah "prr."r, secara yuri,Jis
gugatan adio pauliana dalam
Undang Kepailifill tidak dapat diajukan ke Pengadilan Niaga melain- wenang untuk memeriksa dan memutus
kan ke pengadilan negeri. kepailitan.
Persoalan lcmsialnYa adalah k
7.3.2 Analisis Penerapan Norma dan Prinsip Debt Poolin$ (Actio
ana dalam kePailitan itu diajukan'
Pauliana) dalam Putusan Peradilan
dengan menggunakan huku 1
Undang-Undang Kepailitan mempunyai instrumen yuridis yang dilan Niaga. Hal ini Penting, :1
348 349
pengadilan Niagayang berwenang. Hal ini didasarkan pada ketentuan
pal ZgO Ayat 1 Undang-Undang Kepailitan 1998 yang menyatakan
bahsa permohonan pailit dan penundaan kewajiban pembayaran
utang diperiksa dan diputus oleh Pengaditan Niaga: Kepailil4l meru-
pakan proses panjang yang akan terdiri dari beberapa tahap' Putusan
pengad.ilan yang menyatakan pailit bukan merupakan akhir dari ta- !I
-trap
tcepaititan, akan tetapi justru awal tahap dari kepailitan, tahap
berikutnya masih panjang, seperti, akoord, rapat veri.6kasi, insolvensi,
pemberesan harta pailil, rahabilitasi, serta tahap lain yang berkaitan
i"rrg"r, proses kepailitan seperti gugatan actio pauliana, gugatan pi-
hak ketiga terhadap sita jnmin4l harta pailit, dan lain-lainnya' Dengan
demikian, actio paulianadalo- kepailitan masih dalam linghlp kepai-
litan, dari oleh dan karenanya maka gugatarr adio pauliana ditujukan
kepada Pengadilan Niaga, dan bukan ke pengadilan negeri. Demikian
pula dalam Pasal 3 Ayat (1) UUK 2004 menyatakan bahwa putusan
atas permohonan pernyataan pailit dan hd-hal lata yang berkaitan
dan/atau diatur dalarn undang-undang ini, diputuskan oleh penga-
dilan yang daerah hukumnya meliputi daerah tempat kedudukan hu- "l
kum debitor. Penjelasan Pasal 3 Ayat (1) lebih menegaskan lagi menge-
nai hal itu, yalni, bahwayang dimaksud dengan "hal-hal lain", adalah
antara laim, cctlo polullana, perlawanan pihak ketiga terhadap penyl- ,
350 351
BAB 6
PENUTUP
1. KESIMPULAN
(1) Prinsip-prinsip hukum yang ada dalam hukum kepailitan dalam
berbagai rnacam sistem hukum kepailitan di berbagai negara, ada-
lah:
a. prinsip paitas creditorium;
b. prinsip pari passu prorata parte;
c. prinsip strudured Proratai
d. prinsip utang dalam arti luas;
e. prinsip debt colledion;
f. prinsip debt pooling;
g. prinsip debtforgiueness;
h. prinsip universal;
i. prinsip teritorial;
i
j. prinsip ammercial eit from financial disfress.
(21 Dari prinsip-prinsip universal tersebut, prinsip-prinsip hukum ke-
pailitan yang dinormakan/diatur dalam hukum kepailitan di Indo-
rresia adalah prinsip paitas creditoium, prinsip pari passu prorata
parte, pinsip structured prorata, prinsip debt colledion, prinsip
universal, dan prinsip teritorial.
(3) Sedangkan dari prinsip-prinsip un.iversal tersebut, prinsip yang
tidak dinormakan dalam hukum kepailitan di Indonesia adalah
prinsip debt forgiueness, prinsip commercial eit from financial dis-
tress, dan prinsip pembatasan minimal utang.
(4) Adapun prinsip debt pooling dianut secara ambiguitas (standar
ganda) dalam sistem hulmm kepailitan Indonesia, artinya pada (8) Prinsip hukum kepailitan di Indonesia yang berkaitan dengan
satu sisi terdapat nonna yang mengatur bahwa perkara kepaili- kepailitan perseroan terbatas tidak berlandaskan pada prinsip
tan dan haf-hal lain yang berkaitan dengan kepaili6p adalah dita- ammercial exit fum financial distress dan filosofi kepailit2l ,tt-
ngani pengadilan khusus kepailitan, yakni Pengadilan Niaga, na- seroan. Padahal pada prinsipnya perseroan terbatas yang mengal-
mun pada nornayzrng lain terdapat Pengaturan bahwa jika terjadi ami kebanglcmtan hanya memiliki dua pilihan jalan keluar, yakni
bantahan dalam pencocokan utang, maka menjadi kompetensi pembubaran perusahaan yang di dalamnya terdapat alternatif
peradilan umum. kepailil4l ataukah dilakukan suatu turnaround untuk melaku-
(5) Penormaan/pengaturan prinsip-prinsip kepailitan yang universal kan recovery perusahaan. Sejatinya kepailitan perseroan terba-
tersebut di dalam Undang-Undang Nomor 37 tahun 2004 tentang tas harus digunakan setelah uPaya melakukan fitrnaround untuk
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang dan Un- melakukan recouery Perseroan sudah tidak dapat dilakr-rkan lagi.
dang-Undang Terkait adalah antara lain namun, tidak terbatas se- Sejatinya pula kepailitan merupakan salah satu jalan keluar un-
bagai berikut: Prinsip paritas creditorium sebagaimarla yang diatur tuk menyelesaikan suatu kebangkrutan Persero.u-r terbatas, bu-
dalam Pasal I Ayat (1), Pasal 2 Ayat (1), Pasal 21 UUK, dan Pasal kan sebaliloeya sebagai alat untuk membangkmtkan perseroan
1131 KUH Perdata. Prinsip pai possa prorata pafte sebagaimana terbatas yang sedang dan masih dalam tahap pertumbuhan atau
yang diatur dalam Pasal 189 Ayat (4), (5), dgn Penjelasan Pasal puncak.
176 Huruf a. UUK. Prinsip strucfired prorata sebagaimana yang (9) Adapun diperadilan, telah terjadi banyak inkonsistensi putusan
diatur dalam Pasal 1 Angka 2, Penjelasan Pasal 1 Ayat (1) UUK. peradilan terhadap prinsip dan r,orma hukum kepailitan sehingga
Prinsip utang dalam arti luas sebagaimana yarrg diatur dalam Pa- terjadi pula disinkronisasi antara satu putusan dengan putusan
sal I Angka 6 UUK, Pasal 1233 KUH Perdata, Pasal 1234 KUH Per- yang lainnya. Terjadinya inkonsistensi dan disinlaonisasi tersebut
data namun tidak diatur mengenai pembatasan jumlah minimal karena terjadi penyimpangan-penyimpangan prinsip dan norma
utang yang dapat dijadikan dasar mengajukan permohonan pailit. hukum kepailitan dalam putusan-putusan kepailitan di peradilan
kinsip debt alledion sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Ayat (1), niaga, baik itu penyimpangan terhadap ketentuan perundang-un-
Pasal 21, Pasal 65, Pasal 69 Ayat (1), Pasal 91, Pasal 93 Ayat (1), dangan yang ada maupun penyimpangan terhadap prinsip kepaili-
Pasal 8 Ayat (7), dan pasal 24 Ayat (2) UUK. Prinsip universal seba- tan padaumumnya. Penerapan prinsip dan norma hukum kepaili-
gaimana yang diatur dalam Pasa) 212, Pasal 213, Pasal 214 UUK. tan dalam praktik di peradilan niaga adalah sebagai berikut: I
Prinsip teritorial sebagaimana yang diatur dalam Pasal 456 RV.
a. Dalam penerapan nonna dan prinsip paitas creditortum dan :i
(6) Dalam hulmm kepailitan di Indonesia tidak dikenal adanya insol- prinsip structured prorata terjadi disinkronisasi antara kelom-
uenq test terhadap permohonan kepaililill debitor sehingga be- l
pok putusan yang secara benar dan konsisten menerapkan
sarrurnya aset tidak dipertimbangkan untuk menolak ataupun prinsip ini, yakni bahwa seluruh kelompok kreditor termasuk
me-nerima permohonan kepail;1ilI, karena itu tidak terdapat per- kreditor separatis berhak mengajukan permohonan kepailitan
lindungan hukum terhadap perusahaan yang masih sangat sclven terhadap debitornya. Sementara itu terdapat kelompok putu-
dari jeratan kepaililm tersebut. Hukum Kepailitan di Indonesia san lain yang secara tidak konsisten dan tidak tepat yang ber-
lebih ditekankan sebagai d.ebt collectiontool dan bahkan cenderung
pendapat bahwa kreditor separatis tidak berhak mengajukan
sebagai pranata hukum talas dendam'terhadap debitor yang tak
permohonan pailit terhadap debitornya.
mempu membayar sehingga sampai pada kepaili64.
(71 HukLrn kepailitan tersebut tidak menganut prinsip debt forgiue_
b. Dalam penerapErn norrna dan prinsip debt collection te4'adi
disinkronisasi antara kelompok putusan y€rng secara benar
ness, sehingga tidak dikenal pengampunan utang terhad.ap deb!
dan konsisten menerapkan prinsip ini, yakni bahwakepailitan
tor peilit dan debitor tidak dapat memulai usaha dengan kondisi
adalah sebagai pranata hukum untuk melakukan pendistri-
yang baru tanpa dibebani utang-utang di masa lampau.
busian aset debitor terhadap semua kreditornya, sehingga
354
l5rtr
suatu utang tanPa mempertimba-ngkan kesehatan keuangan
pemsahaan serta jauh tercukupinya aset pen:sahaan untuk
menutup utang-utang tersebut.
berpendapat tidak konsisten dan tidak tepat yakni bahwa ke- f Dalam penerapan nonna dan prinsip debt pooling terjadi in-
pailitan adalah alat untuk menagih utang debitor apa Pun konsistensi dalam kaitannya bahwa Pengadilan Niaga adalah
bentuk utangnya dan berapa pun jumlahnya tanPa melihat satu-satunya pengadilan yang memiliki kompetensi absolut
solvabilitas penrsahaan dan tanpa mempertimbangkan ada untuk memutuskan permohonan pailit beserta hal-hal yang
tidak terjadinya perebutan harta debitor oleh para kreditor- berkaitan dengan kepailitan tersebut'
nya.
c. Dalam penerapan nortna dan prinsip utang terjadi disinkroni- 2. REKOMENDASI
sasi antara kelompok Putusan yang secara benar dan konsis- (1) Bekaitan dengan prinsip utang, maka perlunya Undang-Undang
ten meneraPkan prinsip utang ini yakni bahwa utang yang Kepailitan menentukan pembatasan jumlah minimal utang yang
dijadikan dasar untuk mengajukan permohonan pailit adalah dapat dijadikan dasar untuk mengajukan permohonal pailit baik
semua jenis utangyang timbul sebagai akibat perikatan, tidak kepailitan terhadap orang perorarlgan maupun terhadap perseroall
terbatas hanya utang yang timbul sebagai akibat perjanjial terbatas, serta ketentuan yang menyatakan bahwa subjek hukum
utang piutang uang saja' Sementara terdapat kelompok pu- khususnya perseroErn terbatas dapat dipailitkan apabila jumlah
tusan yang berpendapat tidak konsisten dan tidak tepat yakni total selumh utang melebihi aset perseroan yang berarti bahwa
bahwa utang yang dapat dijadikan dasar untuk mengajukan pasiva perseroan melebihi aktiva perseroan' Penentuan jumlah
permohonan pailit adalah utang yang timbul dari pe{anjian minimal utang, kendatipun laztmnya akan ditentukaa di dalam
utang piutang uang saja. rapat verifikasi, dapat ditentukan lebih dahulu dalam pemeriksaan
d. Datam penerapzrn nolrna dan prinsip eksistensi perseroan ter- pendahuluan sebelum sidaag permohonan kepailitan diselengga-
batas dalam likuidasi terjadi dissinkronisasi antara kelompok rakan. Hal ini bisa disamakan dalam sidang Mahkamah Konstitusi
putusan ytlng secara benar dan konsisten menerapkan prin- yang ada sidang panel dan di Pengadilal Tata Usaha Negara vang
sip ini yakni bahwa perseroan terbatas dalam likuidasi dapat ada dismisal proses.
dipailitkan, dan di lain pihak terdapat putusan yang tidak (2) Perlunya pembedaan pengaturan antara kepailitan terhadap brt<l1tr
, konsisten dan tidak tepat yang berpendapat bahwa perseroan
hukum, khususnya perseroaa terbatas, dengan kepailitan terhadap
terbatas dalam likuidasi tidak dapat dipailitkan.
orang perorangan dal badan usaha nonbadan hukum, karena ada
e. Dalam penerapan nonna dan prinsip commercial eit from fi- perbedaan-perbedaan prinsip di dalamnya, di antaranya mengenai
nancial distress terjadi disinkronisasi antara kelompok pu- akibat kepailitan, mengenai on going concern, dan mengenai per-
tusan yang secara benar dan konsisten menerapkan prinsip tanggungjawaban. Tanpa ada pembedaan terhadapnya bisa terjadi
ini yakni bahwa putusan yang menerapkal prinsip ini secara kerancuan no[na antara satu terhadap lainya.
benar yakni bahwa kepailitan merupakan pranata yang digu-
nakan sebagaijalan keluar terhadap subjek hukum yang se- (3) Perlunya Undang-Undang Perseroan Terbatas mengatur mengenai
dang mengalami kestrlitan keuangan sehingga menyebabkan bubarnya perseroan terbatas adalah antara lain karena tidal<
tidak dapat memenuhi kewajiban membayar utang-utangnya cukupnya harta perseroan untuk melunasi utang-utarg perseroan
serta mengakibatkan jur.nlah utang-utang tersebut melebihi yang pailit serta karena perseroan terbatas memasuki fase insol-
kekayaan perseroan, sementara terdapat kelompok putrrsan vensi dalam proses kepailitan. Sehingga suatu perseroan terbatas
356 357
da-
mencukuPi untuk membayar akhir di lndonesia berkaitan d'engan perkembangan otonomi
pailityang erah temtama dalam Undang-undang Pemerintah Daerah yang
utang-utan tornya tidak dapat dicabut ke-
pailitannya terbatas tersebut demi hukum
bubar.
358 tr 3s9
n
DAFTAR PUSTAKA
1. BUKU
Algra, N.D. (197+1, Inleiding tot Het Nederlands Priuaatrechl, Tjeenk Willink,
Groningen.
Alijoyo, Antonius, dan Subarto Zainul2004l, Komisais Independeru Pengge-
rak Praldik C,CG di PentsaLaan, Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
Asser's, C. (1991), Pengkojian Hulqm Perdata Belanda. Jilid In- Huhtm
Peikotan" Dian Rakyat, Jakarta.
Bailey, Edward, et al. (19921, Corporate Insoluency: Law and. Practice, But-
terworth and Co. (publisher) Ltd., tondon.
Bailey, J. Henry and Richard B. Hagedorn (1988), Secured T|ansactiorL St.
Paul Minn., West Publishing Co.
Baired, Douglas G. (1996) "A World Without Bankruptc/, In: Jagdeep S.
Bhandari and Lawrence A. Weiss (ed.l, Coporate Bar*ruptq: Econom-
ic and Legal Perspediues, Cambridge University Press, New York.
Bakker, Theodoor, (1999) "Some Observations on Priority Rights, Retention
Rights and Other Liens", Paper, on Conrerence on l4O Years Indo-
nesian Civil Code: The Civil [.aw Basis for A Modern Bakruptcy Law,
Jakarta 28 April 1999.
Bank Indonesia (1999), Penerapan Zscore untuk Mempredilcsi Kesulitan
Keuangan dan Kebangkrutan Perban.kan Ind.onesia, BI, Jakarta.
Bastian, Rahmat, (2OO5) "Studi Analisa Cross Border Banlmrptq/, Dalam:
Emmy Yuhassarie led.l, Undang-Undang Kepailitan dan Perlcemban-
gannya, Pusat Pengkajian Hukum, Jakarta.
(2005) "hinsip Hukum Kepaili6ll Lintas Yurisdiksi", Dalam: Emmy
Yuhassarie (ed,.l, Kepailitan dan Tlansfer Aset *ura Melanuon Hu-
kum, Pusat Pengkajian Hukum, Jakarta.
Bhandari, Jagdeep S. (1996), Corporate BankruptcE Eonomic and Legal
dan Eksistezrsi-
(2OO2l, Do:Frlrn4olcrrin Modem dolam &rporate lantt
P*1tuives, Cambridge University Press, New York' Bandung'
nya daiam Huhtm In'donesi'o, Citra Aditya Bhakti'
Black, Henry CarnPbell (1979), Black's law Dctionoly' West Publishing dalam Poradigmo Huhtm Brbnis' Citra
Co., St. Paul Minnasota. l2OO2l, Huktm Perusaltaan
AditYa Bhalrti, Bandung'
Eugene F. and J. Fred Weston (1990), Essenfial of Managernl
Fi-
Brigham, Citra Aditya
_
Florida. (2OO4|, Bisni:s Kotor AlucLtomi Kejahotan Keruh P.ttill
fanoe,rt," o'ya",' Press lnternational Edition, Orlando, --,
Elfrcient?'' Bhalci, Bandung.
Brook, Frank H. Easter (1996), "Is the Corporate Banlmrptcy Kepoilitan Baru untuk
Economic and Legal Perspectiues' Gautama, Sudargo (1998), Komentar atas Peraturan
in the book, Cotporate Banktrtptcy:
htdonesia (1998), Citra Aditya Balrti' Bandung'
Ca-bridge University Press, New York' Alumni'
(1983), Capita kletcta Hulum Perdata Intemasionol'
Bruggink(1996),RecltsreJbcties,terjemahan:ArifSidharta'CitraAditva
Bandung.
Bakti, Bandung.
Butter- Gessner, Vollcnar, et al (19781, Ttvee htnctions
of Bat*ntptc!' The West
campbell, Dennis l|gg2l, Intematiorwl corporate lrwoluency Lantt,
GermanY Case, in Law and SocietY'
worths, lPndon'
Edition' Barron's
Campbell,Enid.,etal.(1996),LegolResearchMateri'abandMetlads'Fourth Gifis, Steven H. (1998), fiLctionrlry of l'egal Terms' Third
Educational series, New York'
Edition, The L,aw Book Company, Sydney'
,
Davies, Paul L. (2003), hinciples of Modem Company Laru, Sweet aI1d Max- Harahap,Yahya(2005),HuktmAcaraPerdata:TentangGugatan'Persida'
well, London. ngin, PenAitaan" Pembuldian" dan httusan Perqadila4 Sinar Gra-fika'
law, Tle Ne-tlerlands Jakarta.
Declercq, Peter J.M. l2OO2l, Netherlands Insoluency
Banlurytcy Act and Tle Most Important Legal Concept, T.M.C' Asser Harnowo, Tri (2005), "Sekilas catatan tentang Hukum Kepailitan", Dalam:
Press, The Haque. Valerie Selvie Sinaga (ed.), Anallsa Pufitsan Kepailitan poda Penga-
Delaney, Kevin J. (1998), Strategic Bankruptcy: Hotu Corporation and dilanNiagaJakafia,FakultasHukumUniversitasKatolikAtmajaya,
creditors use chnpter 11 To Their Aduentage, university of california, Jakarta.
Berkeley. Hartono, Siti Soemarti ( 1993), Pengantar Hulotm Kepailitan dan Penundaan
Djohansjah, J. (2OO4), "Kreditor Preferen dan Separatis", Dalam: Emmy Pembayara4 Fakultas Hukum UGM, Yoryakarta'
Yuhassarie (ed.l, Llndang-tlndang Kepaiktan dan Perkembangannga' Hartono, Sri Rejeki (1999), "Civil Laws as foundation for Modern [.aws on
Pusat Pengkajian Hukum, Jakarta. Bankuptc/, PaPer, Jakarta.
Elips (1997f , Kamus Huhtm Ekonomi Eltps, Penerbit Proyek Elips, Ja- Hoff, Jerry ( 1 999), In donesian Bankruptcy Law, T atatusa, Jakarta'
karta. Huizirrk, J.B. (2004), Insoluertie, terjemahan: Linus Doludjawa, Penerbit
Fuady, Munir (2005), Hulotm Pailit dalam Teoi dan Praldik (Edisi Reuisi Pusat Studi Hukum dan Ekonomi Fakultas Hukum UI, Jakarta'
Disesuailan dengan W Nomor 37 Tafutn 2004), Citra Aditya Balcti, Hutapea, Hotman Paris (200a), Identifikasi Permasalahan Hukum dalam
Bandung. Teori dan Praktik Di Pengadilan Niaga, Dalam: Emmy Yuhassarie, et
362 363
Alumni' Bandung'
Mahadi (2003), FalsofohHu:rrrzu Suattt Pengartar'
oL, RevitalisasiTigas don wewenong Kurator/ Pengarus, Halc,;m Peng'
Mahkamalr Agung ( I 999), Motatoh para
Polur y ang Berlcoital deng^on Un-
autas dan Hakim Nioga dalam Rangtea Kepailiton, Pusat Pengkajian Nomor 1 Talun 1998 ten-
Hulilm (PPH), Jakarta. dang-(Jndang ttomor'+ Tahun i)ea io' Perpu
Why Companies Fail, terjemahan: Emil Salim' tong KePailitanr, MA Rl, Jakarta'
Ingebretsen, Mark (2003) , Prenada Media' Jakarta'
Intermasa, Jakarta. Mahmud MZ, Peter (2005), PenelitianHulanm'
$tatu Pengantar' Liber-
Jackson, Thomas H. (2OO 1 ), Tlv Logic and Limits of Bankruptql lanu, Har Mertokusumo, Sudilsro (2005), Mengenal Huhtm:
vard University Press, Washington. ty, Yoryakarta.
Perusahoan: Geneik
Jensen, Michael c. (1996), nCorporate control and the Politics of Finance", Ivluhammad, Suwarno (2001), Strategi Penyehatan
In: Jagdeep s. Bhandari and l.awrence A. weiss, The corporate Bank- dan Koilelcsfual, Ekonisia, Yograkarta'
Serta
ruptcy(EorwmicandLegalPetspectiue),CambridgeUniversityPress, Muljadi, Kartini (2OOl), "Penundaan Klvajiban Pembayaran Utang
Dampak Hulomnya', Dalam: Rudhy A' lontoh' et'
New York.
aL' Penyelesaian
a
Pailit atau Penundaan Kewajiban Pembayaran
Jtrrinski, James John (1996), Banknqtcy &ep Bg Step: Hout to File Bank' lJtang Piutang Meialui
ruptcy lJnderstondirq Clupter 7, 7 7, and' 13, Barron's Educational Se- Utang, Alumni, Bandung'
ries, New York. (2001) "Kepailitan dan Penyelesaian Utang Piutang"
Dalam: Rud-
Hutan4 Melalui Pailit atau
Jusuf, Amir Abadi (2004), "Kewajiban Debitor pailif 5slagai Perusahaan hy'A' tontoh, et. al., Penyelesaian Utang
PublilC, Dalam: Emmy Yuhassarie, et Al, Reuitahbasi Ttrgas dan We- Penundaan Kewajibon Pembagaran
(Jtang' Al:mni' Bandung'
-------, (2001) "Pengertian dan Prinsip-prinsip Umum Hukun
uenang Kurator/ Perqurus, Hakim Pengautas dan Hakim Niago dalam Kepailitano'
Rangla Kepailiu4 Pusat Pengkajian Hukum (PPH)' Jakarta. A. lontoh, Penyetesaion Utang Piutang Melalui Pailit
Dalqm: Rudhy
(Jtang' Alumni' Bandung'
Juwana, Hikmahanto (2OOS), "Relevansi Hukum Kepailitan dalam TransH atau Penundaan Keutajiban Pembayaran
Ni-
aksi Bisnis Intemasiond', Dalem: Emmy Yuhassarie (ed.l, Kepailitan (2OOl) "Actio Pauliana dan Pokok-pokok tentang Pengadilan
dan Ttansfer Aset Seara Melauan Hulum, Pusat Pengkajian Hukum, aga', Dalam: Rudhy A. lantoh, et' al', Penyelesaian Uang Hutang
{" Jakarta. Melolui pailit Atau ienundoan Keruajiban Pembayaran Utang,
Alumni,
Kartono (1982), Kepailitan dan Penganduran Pembayaran, Pradnya Para- Bandung.
mita, Jakarta. (2001) "Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Serta Dampak l
Keay, Andrew (1998), htsolvenq: Personal and Corporate Laut and Pradice, Hulumnya', Dalam: Rudhy A' lontoh, et' al', Penyelesaian Utarq
Third Edition, John Libbey and Company Pty Ltd, Sydney Australia. HutangMelaluiPailitatauPenundaanKetaajibanPembayaranUtang'
Korten, David C. l2o02l, The Post-Corporate World, Terjemahan A. Rahman Alumrf, Bandung.
Zainuddin, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. (2005),"KreditorPreferenstlanKreditorSeparatisdal:rttrKcllrri-
Kotler, Philip dan Hermawan Kartajaya (2001), Repositioning Asia: lrom litan", Dalam: Emmy Yuhassarie led"l, Undang-lJndang Kepailttttn don
Bubble to Sustofinble Eanomy, Terjemah oleh David Octarevia, Sa- Perkembangannya, Pusat Pengkajian Hukum, Jakarta'
lemba Empat, Jakarta. Muljadi, Kartini, Gunawan Widjaja (2003), Pedoman Menarrgani Perkara
Leonard, Robin (20001, Banlouptq: Is It tlw Right fulution to Your Debt Kep ailita4 Raj aGrafi ndo Pers ada.
heblens? Nolo, Berkeley- California. (2005),Haklstimeu.ta,GadaLdanHipotik,PrenadaMedia,Jakarta'
rl lotulung, Paulus Elfendi (2OO 1 ), Pencocokan Piutang, Dalam : Rudhy A. Lon- Nickles, steve H. (1989), and David G. Epstein, creditors Riglrfs andBank-
to}r, et. al., Penyelesaian Wang Piutang Melalui Pailit atau Perutndaan ruptc!, West Publishing Co., Sint Paul Minnasota.
Kew ajiban Pembag aron Wang, Alumni, Bandung.
Pasaribu, John B. (2001), PembenaLnn Pentsahoan, Penerbit Dinda Bah-
$ Lusk, Harold F. (1986), .Elusiness laut: Prhciples and Cases, Richard D. tera Perdana, Jakarta.
Irwin Inc., Homewood Illinois.
Paton, G.W. (1969), ATertbookof Jurisprudence, o>dord University Press.
364 365
Fakultas
Pramono, Nindyo (2001), Se/t{Frcasr- fulo;m PT ero h.tblik dan Huhtm Pasat Analisa Prfiusan Kepoilitan pada Pengadilan Niaga Jalanta'
Modal di htdonesio, Citra Aditya Bhakti, Bandr.rng. Hukum Universitas Katolik Indonesia, Jakarta'
(2005) "Esensi Pembuktian Sederhana dalam K;naili- f1t"',Ddam:
Prasetya, Rudhi (2OOll, Kedudulcan Mandii Perseroan Terbatas Dseftai Perleemba ngan'
Emmy Yuhassarie (ed.), undang'Urdang Kepailitan dan
dengan lllrrsan Menarut W Nomor 1 Tolun 1995 tentang Perseroan Jakarta'
Pusat Pengkajian Hukum,
Terfutas, Citra Aditya Balcti, Bandung.
(2OO2l, Maotschop, Firma d.an Persekiuan Kom-onditer, Citra Aditya
Bhalrti, Bandung.
Pherson, Mc (1987), The Laut of Compang LiqidatioA Law Book Co. Ltd.
Hukum, Jakarta.
Polak (1935) , Handboek wor het Nederlands Handeb- en Faillessements' (2004), "Kemandirian Tugas Kurator dalam Melal<ukan Pengurusan
recfu, Eerste Deel, Vijfde Druk. et' al''
dan Pemberesan dalam Ketailitan', Dalam: Emmy Yuhassarie'
Reuitalisasi I\tgas dan Weutenong Kurator/ Pertgurus' HaHm
Rahardjo, Satjipto (1986), Ihnu Hulanm, Penerbit Alumni, Bandung. Penga'
Regar, Moenaf H. (2000), Deutan Komisarb Peranonnya sebagai Organ Per- r,ilas dan Hakim Niaga dalam Rangko Kepailita4 hrsat Pengkajian
sefttar\ Bumi Aksara, Jakarta. Hukum (PPH), Jakarta.
sinaga, vlerie Selvie (ed.) (2005), Analisa httusan Kepailitan poda
Il.'rr1vt'
Roe, Mark J. (1996), 'Banlmrptry and Debt A New Model for Corporate
Reorgarrization", In: Jagdeep S. Bhandari and l.awrence A. Weiss, ed., dilar, Niaga Jalcarta, Fakultas Hukum Universitas Katolik Indonesifl,
Corporate Bankruptcy: funomic and. Legal Perspediue, Cambridge Jakarta.
University Press, New York. Sjah<leini,sutanRemy(2OO2l,HulotmKepailitarcMemahamiFaillisse-
Salerno, Thomas J., et al l200ll , Corporate Bar*tuptcy (th.e exeantiue gaide), mentsuerordening Juncto undang-tJndang Nomor 4 Talwn 1998, Gra-
Beard Books, Washington. fiU, Jakarta.
Sawir, Agnes (2OO4l, Kebijalan Pendanoan dan Restrukturisasi Perusaha- Soepad^mo, Djoko (19951, tJlasan tentarug Undang-Undang Nomor 7
Tahun
azq Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 1995 tentang Perseroan Terbatas, Surabaya' ,a
Scholten, Panl, Mn C. (1993) Asser's Handleieling Tot De Boefening Van Het Sutadi, Marianna (1999), "Hukum Acara pada Pengadilan Niaga", Dalam:
Nederland.sch Burgerlijk Rechl Algemeen Deel, Teq'emahan Siti Soe- LitbangMAMakalahparaPakorgangBerkaitandenganUrtdang-Un-
marti Hartono, Gadjah Mada Universit5r Press, Yoryakarta. dang Nomor 4 Tolutn 1998 io. Perpu Nomor 7 Tahun 1998 tentang Ke-
Setiaqran (2OOS), "Komentar atas Putusan Pengarlilarr Niaga No. 13/ 2OO4 pailitan, Mahkamah Agung RI, Jakarta.
jo. Mahkanah Agtrng No. 8/2004', Dalem: Valerie Selvie Sinaga (ed.), Suyudi, Aria, et. al. l2oo4), Kepailitan di Negeri Pailit : Analisis Huhtm Ke-
Anialisa hfiusan Kepailitan pada Pengadilan Niaga Jakanta, Fakultas pailitan Indonesia, Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia, Ja-
Hukum Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta. karta.
(2004) "Pengertian Jatutr Tempo", Dalam Emmy Yuhassarie, Un- Suytrthi, wildan (ed.) (2000), Perkara Kepailitan dalam hfiusan Kasasi dan
dang-Undarry Kepailitan dan Perlcembangannya, pusat pengkajian Peninjauan Kembali, Puslitbang Mahkamah Agung, Jakarta.
Hukum, Jakarta.
Teng, Michael (2OO2l Corporate T\m Around: Nursing A Sick Company Back
Setiawan, Rachmad (2005), Huktm Perutakilan dan Kuasa, Tatanusa, Ja- to Health, Terjemahan: Barlian Muhammad, Prenhallindo, Jakarta.
karta.
Tesalonika, Iming M. (2001), Indonesian Secuity Interest Analysis Ouer
Simamora, Y. Sogar (2OO5), "Prinsip Hukum Kontrak dalem pengadaan tJndang-Undang Hak Tanggungan dan Undang-Undang Fidusia, Pusat
Barang dan Jasa oleh Pemerintah", Disertasi, pascasarjarra, Unair, Hukum Bisnis Universitas Pelita Harapal, Jakarta.
Surabaya.
Tim Pengarah Pengadilan Niaga (2004) , Cetak Biru dan Rencanra Aksi Peng-
Simanjuntak, Ricardo (2005), "Kepailitan dan Likuidasi (Study Kasus: adihn Niaga, Kantor Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Na-
BPPN vs PT Muara Alas hima)", Dalam: Valerie Selvie Sinaga (ed.), sional/Bappenas, Jakarta.
366 367
Brace Javanovich kgal nrrrl I
Nio- Worman, Ned (1992), Bankruptcy' Harcourt
Tim Redaksi Tatanusa (2004), Hitttpunon httuson-httusan Pengadilon
Jakarta' Professional f\rblication Inc'' Chicago'
ga dolom Perlara KepailitanJilid 1'15, Tatanusa, ble' ter-
V/hiteley, Richard (2004), The Corp
Tim Redalssi Tatanusa (2004), Himpuran hiusan-httusan Matikamo'h jemahan Tim Gramedia, Grame
AgttW dolom Perlcara Kepoilitan Jilid 1-15, Tatanusa' Jakarta' Persert
Widjaja,Gunawan(2003), TarqgungJat - -
I\rmbuan, Fred B.G. (1998), "TanggungJawab Direksi Sehubungan dengan ' inTerbatas, RajaGra-findo Persada' Jakarta'
Perseroan Terbatas"' *X?,:ffi Kepailitan Selogong Pandang (Him-
Kepa,itan sebagai- Wignjosumarto, Parwoto (2003)' Hukum
- punan Makalah), Tatanusa' Jakarta'
Tahun 1998", Dalam: RudhY A' Perlctro'
Pemeriksa/Pemutus
Melalui Pailit atau Perutnd'aon Ke' -------, (20011, Tr$os dan Weutenang Hakim
dan Kurator Menurut Peraturan Pemeintah Peng'
utajiban Pembayaran WorW, Alumni, Bandung' Hakim Pengoutas,
Juncto Undang-Undang
ganti undang-Uiong Nomor 1 Tahun 1998
(2004), 'T\rjuan dan Wewenang Kurator Mengums atau Membee -No^o, Jakarta'
4 Tahun 1998, Tatanusa'
reskan Hafia Pailit', Dalam: Emmy Yuhassarie, ei' Al', Reurtalisasi
Yuhassarie, Emmy, et. al' (2OO2l, Conflictt
of Interest on Corporate ond ho'
fitgas dan Wanenanrg Kurator/Pengurus, Hakim Pengawas dan Ho- Jakarta'
kim Niaga dalam Ranglca Kepailitan, Pusat Pengkajian Hukum (PPH), fessional Hacttces,Law Firm E'Y'' Ruru and Partner'
Jakarta. Undang-Undang Kepoilitan' htsat Pengka-
l2OO3l Penyempurnaan
(2004) "Pengertian Utang dan Perbandingan Konsep Utang antara jian Hukum, Jakarta'
Pusat
UU Kepailitan dan RUU Kepailitan", Dalam: Emmy Yuhassarie, Un- (2003), Perjanjian-Perjonjian dalam Rangka Restrukfurisasi'
dang-undang Kepailitan dan Perlcembangannga, Pusat Pengkajian Pengkajian Hukum, J akarta'
Ttniaua1 Secara
Huk-rm, Jakarta. (2003), Kurator/ Pengurus dan Hakim Pengawas:
(2OO4l, "Dampak Arbitrase Terhadap Kepaili12n", Dalam: Emmy Hukum Nasional' Jakarta'
Krifis, Pusat nengkqiian Hukum-Komisi
Sruhassarie, Interalcsi antara Arbitrase dan hoses Kepailitan,
Ptsat Kepailitan dan
(2004), Keutajiban dan Standar Pelaporan dalam
Pengkajian Hukum, Jakarta. Pengkajian Hukum' Ja-
Perlindungan Kirator dan Harta Pailit' Pusat
(2005), "Mencermati Makna Debitor, Kreditor dan Utang Berkaitan karta.
dengan Kepailitan', Dalam: Emmy Yuhassarie, Undang-Undang Ke- (2004), UndangJlndang Kepailitan dan Perkembangannya'
Pusat
pailitan dan PerlcembangannAa, Pusat Pengkajian Hukum, Jakarta. Jakarta'
Pengkajiart Hukum,
-------, (2005), oKomentar atas Catatan Terhadap Putusan Nomor 14 K/ Aset Secara Melanuan Hukzm' Pusat
l2OO4l, Kepailitan dan Tlansfer
N/2004 jo. Nomor L8lPaiitl20O4/P. NiagalJaJ<art^ hrsat', Dalam:
Pengkaj ian Hukum, Jakarta'
Analisa P,tfitsan Kepailitan pada Pengadilan Niaga Jakarta, Valerie
Selvie Sinaga, FH UNIKA Atmajaya, Jakarta.
(2004), Kredit Sindikasi dan Restrulctunsasi' Pusat Pengkajian Hu-
kum, Ja,karta.
(2005), Pembagian Kewenangan arxtara Kurator dan Organ-Organ
'Perseroan Terbatas, Dalam: Emmy Yuhassarie, Undang-Undang Ke- (2004),PerseroanTerbatasdanGoodCorporateGouemance'Pusat
pailitan dan Perkembang@nnAq Pusat Pengkajian Hukum, Jakarta. Pengkajian Hukum, Jakarta'
(2OO4l,'Ttrjuan dan Wewenang Kurator Mengurus atau Membe-
reskan Harta Pai[t', Dalam: Emmy Yuhassarie (ed), Revitalisasi T\qas 2.MAKAIAH/PAPEVKERTp"SKERIA/ARTIKEI"/MAIAIAH/SURAT
dan Wewenong Kurator/ Pengurus, Hakim Pengau as dan Hakim Niaga KABAR /DAN S E BAGAI I'IYA
dalam Rangla Kepailita4 Pusat Pengkajian Hukum (PPH), Jakarta. Bakker, Theodoor (1999), "Some Observations on Priority Rights, Retention
lellmsl (1948), De Faillissementsuet, lieenk Willink en Zoon, Haarlem. Rights and other Liens", Paper, on conrerence on 140 Years Indo-
------- (1990) , Inleiding Tot Die Studie van het Nederlands Burgerlijk Recht, nesian civil code: The civil Law Basis for A Modern Bakruptcy [.aw,
Saduran Chidir Ali, Tarsito Bandung. Jakarta 28 APril 1999'
368 369
3. PERAIURAN PERUNDANG-UN DANGAN
Hadjon, Philipus M. (1994), "Pengkajian Ilmu Hukum Dogmatik (Norma-
tifl", Yuridila, Nomor 6 Tahun D( November-Desember 1994. Entrg erlijk W etb o ek IBW l.
lotulung, Paulus EIIendi (2000), Asas Keadilan dan Keseimbangan Da- Herziene Inlandsch Reglemen (HIR) S'1848-16 jis S'1849-63' S'1929-
lam Perlindungan Hak Debitor dan Hak Kreditor dalam Pelaksanaan 559 I 496, S.1941-44.
Undang-Undang Kepailitan: Sebuah Analisa Komparasi Setelah l'ebih peraturan Kepailitan (Faillissement verordening) s. 1905-2i7 jo. S.1906-
Sahr Setengah Tahun Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 4 348.
Tahun 19981, Malalalt, Jakarta.
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Mahmud NlZ,Peter (2001), Penelitian Hukum, Yuridika, Volume 16, Nomor Kewajiban PembaYaran Utang.
2, Maret 2001.
Und PenetaPan Peraturan Pe-
Muljadi, Kartini (2OOO),'Pengertian dan Prinsip-prinsip Umum Hukum Ken rI Tahun 1998 tentang
pailitan", Malcalah Jakarta.
Pailitan Menjadi Undang-
Prasetya, Rudhi (1998), "Beberapa Pokok-pokok Penting yang Diatur oleh Undang;
Perpu Nomor 1 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 14 Tahtrn 1970 tentang Ketentuan-Ketentuan Po-
Tentang Kepaili141", MakolalU Surabaya.
kok Kekuasaan Kehakiman iunclo undang-undang Nomor 35 Tahun
(2000) 'Aspck Hukum Penerapan Good Corporate Governancen, 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970
I
Malala\ disarnpaikan dnlsm lokakarya Pengelolaan Perusahaan tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman'
yang Baik (Good Corporate Governance), Jakarta.
Undang-Undang Nomor Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas'
1
Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK) dan Hukum Online
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung'
(2001), CD ROM Kepailitan PSHK, Jakarta.
Remy Syahdeini, Sutan (1993), "Safety loan Agreement sebagai Sarana Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum'
Pencegahan Kredit Macef , Malalah dalam Seminar Kredit Macet Per- Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman'
bankan: Upaya Prefentif dan Penyelesaiannya, Surabaya. Peraturan Pemerintah Penggarrti llndang-Undang Nomor 1 Tahun 1998
Shubhan, M. Hadi (2OO2l, "Standar Ganda Pailit Manulife', Janaa Pos, tentang Perubahan atas Undang-Undang tentang Kepailitan.
Tanggal 28 Jvni2OO2. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 1998 tentang Perhitungan Jumlah
(2o04l,"Dssenting opinion dalam Putusan Akbaf , Kompas, Tanggal Hak Suara Kreditor.
1 Maret 2004. Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2000
(2005) "Alternatif Kepailitan bagi Koruptof , Jauta Pos, Tanggal 7 Tanggal 30 Juni 2000 tentang tembaga Paksa Badan.
Febmari 2005. Peraturan Mahl€mah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 20OO
Tumbuan, Fred BG (1999), "The Relevance of Civil CoCe Concepts for Bank- Tanggal 30 Juni 2000 tentang Penyempurnaan Peraturan Mahkamalt
ruptcy l,avd , Paper, Jakarta. Agung Nomor 3 Tahun 1999 tentang Hakim Ad-tac.
-------, (1998), "Tanggung Jawab Direksi Sehubungan dengan Kepailitan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1999
Perseroan Terbatas", MalcalalU Jakarta. Tanggal 10 Desember 1999 tentang Hakim Ad-hoc.
(1998), "Perseroan Terbatas dan Organ-organnya (sebuah sketsa)", Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M. 08-HT. 05.10
Malalala Surabaya. Tahun 1998 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pendaftaran Kurator dan
Pengurus.
370 tr 377
Putusan Pengadilan Niaga Nomot 2OlPanrtl2OO3/PN Niaga/Jkt
Pst'
4. PUTUSAN-PUTUSAN KEPAILITAN
Putusan Pengadilan Niaga Nomor 361 Poiirl2O03/PN Niaga/Jkt
Pst'
hrtusan Pengadilan Niaga Nomor 06lPaiftl1998/PN Niaga/Jkt Pst' Putusan Pengadilan Niaga Nomor 06lPanttl2004/PN Niaga/Jlct Pst'
Puttrsan Pengadilan Niaga Nomor 07 lPatbtl 1998/PN Niaga/Jlrt Pst. Putusan Pengadil,an Niaga Nomor 18/Pailit/2Oo4lPN Niaga/Jkt
Pst'
Putusan Pengadilan Niaga Nomor Og/Pailit/ 1998/PN Niaga/Jkt Pst' Putusan Pengadilan Niaga Nomor 23lPairtl2}O4/PN Niaga/Jkt
Pst'
Putusan Pengadilan Niaga Nomor L6lPalJill1998/PN Niaga/Jkt Pst' Putusan Kasasi Mahlamah Agung Niaga Nomor 02 K/N/ 1998'
putusan Pengadilan Niaga Nomor 18/Pailit/ 1998/PN Niaga/Jlrt. Pst.
Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor 03 K/N/ 1998'
Putusan Pengadilan Niaga Nomor 27 lPalJrrtl1998/PN Niaga/Jkt Pst' Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor 07 K/N/1998'
hrtusan Pengadilan Niaga Nomor 29lPaiitl1998/PN Niaga/Jkt Pst' Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor 02 KIN I 1999 '
hrtusan Pengadilan Niaga Nomor O6lPai1tl1999/PN Niaga/Jkt Pst' Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor 03 K/N/ 1999'
Putusan Pengadilan Niaga Nomor L4lPalJitll999/PN Niaga/Jkt Pst' Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor 04 K/N/ 1999' I
h.rtusan Pengadilan Niaga Nomor 29 PanftlL999/PN Niaga/Jkt.Pst'
Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor 05 K/N/ 1999'
hrtusan Pengadilan Niaga Nomor 3l lPaulitll999/PN Niaga/Jkt Pst'
Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor 7 KlNll999'
Pntusan Pengadilan Niaga Nomor 32lPatiitll999/PN Niaga/Jlrt Pst'
Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor 12 KIN 1L999'
Putusan Pengadilan Niaga Nomor 37 lPatlitlL999/PN Niaga/Jkt Pst'
Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor 19 K/N/ 1999'
Rrtusan Pengadilan Niaga Nomor 4L lPaubtll999/PN Niaga/Jkt Pst.
Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor 20 KlNl1999'
Putusan Pengadilan Niaga Nomor 46lPaiitl1999/PN Niaga/Jkt Pst.
Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor 24 KIN 11999'
Putusan Pengadilan Niaga Nomor s3/Pailit/ 1999/PN Niaga/Jkt Pst.
Puhrsan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor 27 KlNl1999'
Pr,rtusan Pengadilan Niaga Nomor 81/Pailit/1999/PN Niaga/Jkt Pst.
Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor 30 K/N/ 1999'
Pnhrsan Pengadilan Niaga Nomor 9t lPerJitl 1999/PN Niaga/-'kt Pst.
Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor 34 KIN 1L999.
hrtusan Pengadilan Niaga Nomor O3/Actio Pauliana/2O0O/PN Niaga/Jkt
Putusan l(asasi Mahkamah Agung Niaga Nomor 13 K/N/2000'
Pst.
hrtusan Pengadilan Niaga Nomor O6lPanil2O0O/PN Niaga/Jkt Pst. Putusal Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor 19 K/N/2000.
hrtusan Pengadilan Niaga Nomor L3lParlitl20OO/PN Niaga/Jkt Pst. Putusan Kasasi Mahkarnah Agung Niaga Nomor 2l KlN{2OOO.
hrtusan Pengadilan Niaga Nomor 32lPaiitl20OO/PN Niaga/Jkt Pst. Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor 29 K|N|2OOO.
Putusan Pengadilan Niaga Nomor 48lPaiitl2O00/PN Niaga/Jkt Pst. Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor 30 K/N/2000.
hrtusan Pengadilan Niaga Nomor 5L lParlitl2O0O/PN Niaga/Jkt Pst. Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor 32 KlNl20OO.
Putusan Pengadilaa Niaga Nomor 7LlPal[rtl2O00/PN Niaga/Jkt Pst. Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor 05 K/N/2001'
hrtusan Pengadilan Niaga Nomor SOlParlitl20OO/ PN Niaga/Jkt Pst. Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor 20KlNl2OO2.
Putusarr Pengadilan Niaga Nomor O6lPor\tl2001/PN Niaga/Jkt Pst. Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor l K|N/2OO4.
hrhrsan Pengadilan Niaga Nomor s2lPatlitl2O01/PN Niaga/Jkt Pst. Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor 6 KIN l2OO4.
Putusan Pengadilan Niaga Nomor 59/Paiit/2001/PN Niaga/Jkt Pst. Putusan Kasasi Mahkamah Agung Niaga Nomor 14 K/N/2OO4.
Putusan Pengadilan Niaga Nomor 09 lPatft/2O02/PN Niaga/Jkt Pst. Putusan PK Mahkamah Agung Niaga Nomor 06 PK/N/ 1998.
Putusan Pengadilan Niaga Nomor l0lPa:J;itl2O02/PN Niaga/Jkt Pst. h.rtusan PK Mahkamah Agung Nomor 02 PK/N/ 1999.
Putusan Pengadilan Niaga Nomor 03lPairtl2O02/PN Niaga/Jkt Pst. Putusan PK Mahkamal Agung Niaga Nomor 05 PK/N/1999.
372 373
hrtusan PK Mahkamah Agung Niaga Nomor 08 PK/N/1999.
Putusan PK Mahkamah egung Niaga Nomor 11 PK/N/1999.
Putusan PK Mahkamah Agung Niaga Nomor 13 PK/N/1999.
Putusan PK Mahkamah Agung Niaga Nomor L7 PKlNlL999.
Putusan PK Mahkamah Agung Niaga Nomor 19 PK/N/1999.
Putusan PK Mahkamah Agung Niaga Nomor 24 PKIN 1L999.
hrtusan PK Mahkamah Agung Niaga Nomor 25 PK/N/ 1999.
h.rtusan PK Mahkamah Agung Niaga Nomor L2 PK|N|2OOO.
hrtusan PK Mahkamah Agung Niaga Nomor l0 PKIN/2001.
LA AN
\t
374
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Menimbang:
a. bahwa pembangrrnan hukum nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945 harus dapat
mendukung dan menjamin kepastian, ketertiban, penegakan, dan
perlindungan hukum yang berintikan keadilan dan kebenaran;
b. bahwa dengan makin pesatnya perkembangan perekonomian dan
perdagangan makin banyak permasalahan utang piutang yang
timbui di masyarakat;
c. bahwa krisis moneter yang terjadi di Indonesia telah memberi-
kan dampak yang tidak menguntungkan terhadap perekonomian
nasional sehingga menimbulkan kesulitan besar terhadap dunia
usaha dalam menyelesaikan utang pirrtang untuk meneruskal ke-
giatannya;
d. bahwa sebagai salah satu sarana hukum untuk penyelesaian
utang piutang, Undang-Undang tentalg Kepailitan (Faillissements-
uerordening, Staatsblad 1905:217 juncto Staatsblad 1906:34$ se-
bagian besar materinya tidak sesuai lagi dengan perkembangan
dan kebutuhan hukum masyarakat dan oleh karena itu, telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
tentang Kepailitan, yang kemudian ditetapkan menjadi Undang-
Undang berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998, na-
tr 377
perkembangan Dengon Persetujuon Bers-omo
mun Perubahan tersebut belum juga memenuhi DEWAN PERWAKILAN RA <.iNT NEEUBLIK
INDONESIA
dan kebutuhan hulcum masyarakat; don
dimaksud dalam
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
d' perlu dibentuk undang-
huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf
baru tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
undang yang MEMUTUSKAN:
PembaYaran Utang; MenetoPkon:
Mengingat: DAN PENUNDAAN
dan Pasal 33 UNDANG.UNDANG TENTANG KEPAITITAN
1. Pasal 1 Ayat (3), Pasal 5 Ayat (1), Pasal 20' Pasal24'
Indonesia Tahun UTANG.
Ayat (a) Undang-Undang Dasar Negara Republik KEWAJIBAN PEMBAYARAN
1945;
2. Reglemen Indonesia yang diperbari (Het Herziene
Indonesisch BAB I
Reglement, Staatsbtad 1926:559 iuncto *aatsblad 1941: 441; KETENTUAN UMUM
dan Madura
3. Reglemen HukLlm Acara untuk Daerah Luar Jawa Pasal I
S'aatsblad 1 92 7 : ) ;
lRicltsreglement Ehtiterqew este4
2 2
dengan:
4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung Dalam undang-undang ini.yang dimaksud
lndonesia Tahun 1985 Nomor 73; umum atas semua kekayaan debitor pailit
(Lembaran Negara Republik 1. Kepailitan adalah sita
oleh kurator di
iambatran kmbaran Ntg"t" Republik Indonesia Nomor 33 16) se- yang pengumsan dan pemberesannya dilakukan
Nomor 5 Tahun diatur dalam
bagaimana telatr diubah dengan Undang-Undang bawatr Pengawasan hakim pengawas sebagaimana
ZOO+ tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor l4-Tahun undang-undang ini.
Republik Indo- perjanjian
Kreditor adalah orang yang mempunyai piutang karena
1985 tentang Mahkamah Agung (Lembaran Negara
Lembaran Negara Repub-
2. pengadilan'
nesia Tahun 2004 Nomoi 9; Tambahan atau Undang-Undan! yang dapat ditagih di muka
perjanjian
lik Indonesia Nomor 4359); 3. Debitor adalatr orang yang mempunyai utang karena
5. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum atau undang-undani yang pelunas€rnnya dapat ditagih di muka
(kmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 20; pengadilan.
TambaharrlrmbaranNegaraRepubliklndonesiaNomor332T)se. Debitor pailit adalah debitor yang sudah dinyatakan
pailit dengan
4.
bagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun putusan Pengadilan.
2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun
5. Kurator adalah Balai Harta Peninggalan atau orang Perseortlng€rn
1986 tentang Peradilan umum (Lembaran Negara Republik Indo-
yang dianglat oleh Pengadilan unnrk mengurus dan memberes-
nesiaTahun 20o4 Nomor 34; Tambahan I,embaran Negara Repub-
L"t, fr"tt" Debitor Pailit di bavrah Pengawasan Hakim Pengawas
lik lndonesia Nomor 1379!.;
sesuai dengan Undang-Undang ini'
6. Undang-Undang Nomor 4 Tatrun 2004 tentang Kekuasaan Keha-
6. Utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan
ldman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2oo4 Nomor
8, Tambahan kmbaran Negara Republik Indonesia Nomor a358);
dal; jumlah uang baik dala.r' mata uang lndonesia maupun
tirnbul
mata uang asing, baik secara langsung mauPun yang akan
dikemudianhariataukontinjen,yangtimbulkarenaperjanjiart
atau undang-undang dan yang wajib dipenuhi oleh Debitor dart
bila tidak dipenuhi memberi hak kepada Kreditor untuk mendapat
pemenuhannya dari harta kekayaan Debitor'
7. Pengadilan adalah Pengadilan Niaga dalam tingkungan peradilan
379
378
Pasal 3
umum.
8. Hakim Pengawas adalah hakim yang ditunjuk oleh Pengadilan dan hal-hal lain yang
(1) Putusan atas permohonan pernyataar Pqilit
dalam putusan pailif afas putusan penrrndaan kewajiban pem- ini' diputuskan
berkaitan dan/atau diatur datan "nd'ng-undang
daerah tempat
bayaran utang. oleh Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi
g. Hari adalah hari kalender dan apabila hari terakhir dari suatu 'kedudukan hukum debitor'
tenggang walrhr jatuh pada hari Minggu atau hari libur, berlaku negara Republik
(21 Dalam hal debitor telah meninggalkan witayah
hari berilmtnya. yang berv enarg menjatuhkan putusan atas
Indonesia, Pengad'ilal
hu-
10. Tenggang waktu adalah jangka waktu yang harrs dihitung dengan permohorran pernyataan pailit
tidak memasukkan hari mulai berlakunya tenggang wa'ktu terse- kumnYa meliPuti temPat kedu
dae-
but. (3) Dalam hal debitor adalah peserc r--- frrma
c-^ +^.
hukum tersebut
1 1. Setiap orang adalah orang perseorangan atau korporasi termasuk rah hukumnya meliputi tempat kedudukan
korporasi yang berbentuk badan hukum mauPun yang bukan juga berwenang memutuskan' (
badan hukum dalam likuidasi. (4) brt"- hal debitor di wilayah negara Republik
t
Indonesia, tetapi atau usahanya di wilayah
BAB II negara Republik Indonesia, Pe yang berwenang memutus-
KEPAILITAN kan adalah Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat
debitor menjalankan profesi atau
Bagian Kesatu kedudukan ata,i kantor pusat
usahanya di wilayah negara Repubtik Indonesia'
Syarat dan Putusan Pailit
(5) Datam hal debitor merupakan badan hukum' tempat kedudukan
anggaran dasar-
hukumnya adalah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 nya.
(1) Debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak mem- Pasal 4
bayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan da-
debitor
pat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan Pengadilan, baik (1) Dalam hal permohonan pernyataan pailit diajukan oleh
yang sah' permohonan ha-
atas permohonannya sendiri mauPun atas permohonan satu atau yang masih terikat datam pernikahan
lebih kreditornya. .ry" aapat d'iajukan atas persetujuan suami atau istrinya'
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dapat juga di- (21 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) tidak berlaku
ajukan oleh kejaksaan untuk kepentingan umum. apabila tidak ada persatuan harta'
(3) Dalam hal Debitor adalah bank, permohonan pernyataan pailit
Pasal 5
hanya dapat diajukan oleh Bank Indonesia.
(41 Dalarn hal debitor adalah Pemsahaan Efek, Bursa Efek, Lembaga permohonan pernyataan pailit terhadap suatu flrma harus tnerntl&t
Kliring dan Penjaminan, lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, nama dan tempat tinggal masing-masing pesero yang secara tanggung
permohonan pernyataan pailit hanya dapat diajukan oleh Badan renteng terikat untuk seluruh utang firma'
Pengawas Pasar Modal.
(5) Dalam hal Debitor adalah Pemsahaan Asuransi, Perusahaan Re- Pasal 6
asuransi, Dana Pensiun, atau Badan Usaha Milik Negara yang (1) Permohonan pernyataan pailit diajukan kepada ketua Pengadilan.
bergerak di bidang kepentingan publik, permohonan pernyataan
(21 Panitera mendaftarkan permohonan pernyataan pni'lit pada tang-
peilit hanya dapat diajukan oleh Menteri Keuangan.
gal permohonan yang bersangkutan diajukan, dan kepada pemo-
380 tr 381
I
Pasal 7
l7l Putusan atas permohonarr pernyataan pailit sebagaimana dimak-
sud pada Ayat (6) y€rng memuat secara lengkap pertimbangan hu-
(1) Permohonan sebagaimana rlimaksud dalam Pasal 6, Pasal 10, Pa- kum yang mendasari putusan tersebut harus diucapkan dalam
sal ll, Pasal 12, Pasal 43, Pasd 56, Pasal 57, Pasal 58, Pasal 68, sidang terbuka untuk umum dan dapat dilaksanakan terlebih da- I
Pasal 161, Pasal 171, Pasal 2O7, dan Pasal 212 harus diajukart hulu, meskipun terhadap putusan tersebut diajukan suatu upaya
oleh seorang advokat. hukurr..
(21 Ketentuan sebagaimana rlimaksud pada Ayat (1) tidak berlaku da-
Pasal 9
lam hal permohonan diajukan oleh kejaksaan, Bank lndonesia,
Badan Pengawas Pasar Modal, dan Menteri Keuangan. Salinan putusan Pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
Ayat (6) wajib disampaikan oleh juru sita dengan surat kilat tercatat
Pasal 8
kepada debitor, pihak yang mengajukan permohonan pernyataan pai-
(1) Pengadilan: lit, kurator, dan hakim pengawas paling lambat 3 (tiga) hari setelah
a. wajib memanggil debitor, dalam hal permohonan Pernyata- tanggal putusan atas permohonan pernyataan pailit diucapkan.
an pailit diajukan oleh lrreditor, kejaksaan, Bank Indonesia,
Pasal lO
Badan Pengawas Pasar Modal, atau Menteri Keuangan;
b. dapat memanggil kreditor, ddam hal permohonan pernyata- (1) Selama putusan atas permohonan pernyataan pailit lslurn fi-
an pailit diajukan oleh debitor dan terdapat keraguan bahwa ucapkan, setiap kreditor, kejaksaan, Bank Indonesia, Badan Peng-
persyaratan untuk dinyatakan pqilit sgfagaimana dimaksud awas Pasar Modal, atau Menteri Keuangan dapat mengajukan
dalam Pasal 2 Ayat (1) telah terpenuhi. permohonan kepada Pengadilan untuk:
382 tr 383
ke- sasi sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) kepada pihak termohon
a.meletaklon sita jaminan terhadap seb'Tm atau selumh
kasasi paling lambat 2 (dua) hari setelah permohonan kitsrrri rli-
kaYaan debitor; atau
daftarkan.
b. menunjuk lmrator sementara untuk mengawasi: (3)
1) Pengelolaan usaha debitor; dan
2l pembayaran kepada kreditor' pengalihan' atau pengagu-
nan kekayaan debitor yang dalam kepailitan men:pakan pada Ayat (2), dan panitera Pengadilan wajib menyampaikan kon-
wewenang kurator' tra memori kasasi kepada pemohon kasasi paling lambat 2 (dua)
pada Ayat (1) hanya dapat hari setelah kontra memori kasasi diterima'
l2l Pennohonan sebagaimana rlimaksud ke-
dikabulkan, apabill hal tersebut d'iperlukan guna melindungi (41 Panitera wajib menyampaikan permohonan kasasi, memori kasasi,
dan kontra memori kasasi beserta berkas perkara yang bersang-
(3) llH_
kutar. kepada Mahkamah Agung paling lambat 14 (empat belas)
hari setelah tanggal permohonan kasasi didaftarkan' I
Peng-
Pasal I3
adilan.
(1) Mahkamah Agung wajib mempelajari permohonan kasasi dan me-
Pasal I I
netapkan hari sidang paling lambat 2 (dua) hari setelah tanggal
(1) Upaya hukum yang dapat diajukan terhadap putusan atas Permo- permohonan kasasi diterima oleh Mahkamah Agung.
honan pernyataan pailit adalah kasasi ke Mahkamah Agung' (21 Sidang pemeriksaan atas permohonan kasasi dilakukan paling
l2l lambat 20 (dua puluh) hari setelah tanggal permohonan kasasi
diterima oleh Mahka:nah Agung.
(3) Putusan atas permohonan kasasi harus diucapkan paling lambat
nitera Pengadilan yang telah memutus permohonan Pernyataan 60 (enam puluh) hari setetah tanggal permohonan kasasi diterima
pailit. oleh Mahkamah Agung.
(3) selain
(4) Putusan atas permohonan kasasi sebagaimana dimaksud pada
pihak
Ayat (3) yang memuat secara lengkap pertimbangan hukum yang
Kredi-
mendasari putusan tersebut harus diucapkan dalam sidang ter-
ingkat
buka untuk umum.
perta.ma yang tidak puas terhadap putusan atas permohonar Per- (5) Dalam hal terdapat perbedaan pendapat antara anggota dengan
nyataan pailit. ketua majelis, maka perbedaan pendapat tersebut wajib dimuat
(4) dalam putusan kasasi.
(6) Panitera pada Mahkamah Agung wajib menyampaikan sdinan pu-
tusal kasasi kepada panitera pada Pengadilan Niaga paling lam-
yang sama dengan tanggal penerimaan pendaftaran. bat 3 (tiga) hari setelah t-anggal putusan atas permohonan kasasi
Pasal 12 diucapkan.
(7) Juru sita Pengadilan wajib menyampaikan salinan putusan kasasi
(1) Pemohon kasasi wajib menyampaikan kepada panitera Pengadilan sebagaimana dimaksud pada Ayat (5) kepada pemohon kasasi, ter-
memori kasasi pada tanggal perrrohonan kasasi didaftarkan. mohon kasasi, kurator, dan hakim pengawas paling lambat 2 (dua)
(21 Panitera wajib mengirimkan permohonan kasasi dan memori ka- hari setelah putusan kasasi diterima.
384 385
Pasal 14 (21 Dalam hal putusan pernyataan pailit dibatalkan sebagai akibat
adanya kasasi atau peninjauan kembali, segala perbuatan yang
pailit yang telah
(1) Terhadap putusan atas permohonan Pernyataan telah dilakukan oleh kurator sebelum atau pada tanggal kura-
peninjauan
,rr"-p.rol.t kekuatan huln-lm tetap, dapat diajukan tor menerima pemberitahuan tentanS putusan pembatalan seba-
kembali ke Mahkamah Agung' gaimana dimaksud dalam Pasal 17 tetap sah dan mengikat debi-
dan Pasal i3
(21 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 tor.
berlalm mutatis mutandis bagi peninjauan kembali'
Pasal 17
Pasal 15
(1) Kurator wajib mengumumkan putusan kasasi atau peninjauan
(1) Dalam putusan Pernyataan P$t, t-rarus diangkat kurator dan kembali yang membatalkan putusan pailil dalam Berita Negara
seoranghalcim pengawas yang ditunjuk dari hakim Pengadilan' Republik Indonesia dan paling sedikit 2 (dua) surat kabar harian
Dala- hal debitor, kreditor, atau pihak yang berwenang mengaJu- sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 Ayat (4).
l2l dalam
kan permohonan Pernyataan pailit sebagaimana dimaksud (21 Majelis hakim yang membatalkan putusan pernyataan pailit juga
pasJ Z Ayat (2), Ayat (3), Ayat (4), atau Ayat (5) tidak mengajukan
menetapkan biaya kepailitan dan imbalan jasa kurator.
usul penlangkatan kurator kepada Pengadilan' maka Balai Harta (3) Biaya sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) dibebankan kepada
Peninggalan diangkat selaku Kurator' pemohon pernyataan pailit atau kepada pemohon dan debitor da-
(3) Kurator yang diangkat sebagaimana dimaksud pada Ayat ( 1) harus lam perbandingan yang ditetapkan oleh majelis hakim tersebut.
independen, tidahmemPunyai bentrrran kepentingan dengan de- (4) Untuk pelaksanaan pembayaran biaya kepailitan dan imbalan jasa
bitor atau kreditor, dan tidak sedang menangani perkara kepailitan kurator sebagaimana dimaksud pada Ayat (2), ketua Pengadilan
dan penundaan kewajiban pembayaran utang lebih dari 3 (tiga) mengeluarkan penetapan eksekusi atas permohonan kurator.
perkara.
5 (lima) hari setelah tanggal (5) Dalam hal putusan pernyataan pailit dibatalkan, perdamaian yang
(4) Dalam jangka waktu pating lambat mungkin terjadi gugur demi hukum.
putusan pernyataan pailit diterima oleh Kurator dan Hakim Pe-
t g"*"", Kurator mengumumkan dalam Berita Negara Repub- Pasal 18
lik Indonesia dan paling sedikit 2 (dua) surat kabar harian yang
ditetapkan oleh Hakim Pengawas, mengenai ikhtisar putusan per- (1) Dalam hal harta pailit tidak cukup untuk membayar biaya kepai-
nyataan pailit yang memuat hal-hal sebagai berikut: litan, maka Pengadilan atas usul hakim pengawas dan setelah
a. nama, alamat, dan pekerjaan debitor; mendengar panitia kreditor sementara jika ada, serta setelah me-
b. nama halcim Pengawas; manggil dengan sah atau mendengar debitor, dapat memutuskan
c. nama, alamat, dan pekerjaan kurator; pencabutan putusan pernyataan pailit.
d. nama, alamat, dan pekerjaan anggota panitia kreditor semen- (2) Putusan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) diucapkan dalam
tara, apabila telah ditunjuk; dan sidang terbuka untuk umum.
e. tempat dan walrhr penyelenggaraan rapat pertama kreditor' (3) Majelis hakim yang memerintahkan pencabutan pailit menetap-
kan jumlah biaya kepailitan dan imbalan jasa kurator.
Pasal 16 (4) Jumlah biaya kepailitan dan imbalan jasa Kurator sebagaimana
(1) Kurator bennrenang melaksanakan tugas pengurusan dan/atau dimaksud pada Ayat (3) dibebankan kepada debitor.
pemberesan atas harta pailit sejak tanggal putusan pailit diucap- (5) Biaya dan imbalan jasa sebagaimana dimaksud pada Ayat (3) ha-
kan meskipun terhadap putusan tersebut diajukan kasasi atau rus didahulukan atas semua utang yang tidak dijamin dengan
peninjauan kembali. agunan.
Pasal22
I
Pasal 19
r1r tan Pernyataan Pailit' di- Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 tidak berlaku ter-
t, am Berita Negara RePub- hadap:
surat kabar harian seba- a. benda, termasuk hewan yang benar-benar dibutuhkan oleh De-
gaimana dimaksud bitor sehubungan dengan pekerjaannya, perlengkapannya, alat-
(21 rerhadaP Putusan ":-T11iT:.1':
atau Pemn'lauan
alat medis yang digunakan untuk kesehatan, tempat tidur dan a
388 389
dike\uarkarr dari
mengambil alih perkara dan mohon agar Debitor
transfer tersebut wajib ditenrskan' perkara.
pailit diucaPkan
(4) Dalam hal sebelum Putusan pemyataan
Efek, maka transaksi
laksanakan Transaksi Efek di Bursa Pasa\ 29
but wajib diselesaikan'
Suatu tuntutan hukuB di Pengadilan yang diajukan terhadap debitor
Pasal 25 emenuhan kewajiban dari harta
sesudah putusan Pernyataan par- , gugur demi hukum dengan di-
Semua perikatan debitor yang terbit tersebut
kecuali perikatan ucapkan putusan pernyataan pailit lsltndap debitor'
lit tidak lagi dapat dib;t; aii t'*rta pailit'
menguntungkan harta Pailit' Pasal 30
Pasd 26 Dalam hal suahr perkara dilanjutkan oleh kurator terhadap pihak
yang menyangkut harta lawan, maka Kurator dapat mengajukan pembatalan atas segala per-
(1)
\-' Tuntutan mengenai hak atau kewajiban
pailit hartrs diajukan oleh atau terhadap kurator' buatan yang dilakukan oleh debitor sebelum yang bersangkutan dinya-
rlimaksud pada Ayat (1) diajukan takan pailit, apabila dapat dibuktikan bahwa perbuatan debitor terse-
l2l Dalam hal tuntutan sebagaimana
atau ditemsXan Lten atau terhadap debitor pailit' maka apabila but dilalnrkan dengan maksud untuk merugikan lireditor dan hal ini
tuntutan tersebut mengakibatkan suatu penghukuman terhadap diketahui oleh pihak lawannya.
debitor pailit, penghuirman tersebut tidak mempunyai akibat
Pasal 3l
hukum terhadaP harta Pailit'
(1) Putusan pernyataan pailit |slalcibat bahwa segala PenetaPan Pe-
Pasal27 laksanaan Pengadilan terhadap setiap bagran dari kekayaan de-
memperoleh pe- bitor yang telah dimr:Iai sebelum kepaililal, hams dihentikan
Selama berlangsungnya kepailitan tuntutan untuk
terhadap-debitor seketika dan sejak itu tidak ada suatu putusan yang dapat dilak-
menuhan perikatan dari harta pailit yang ditujukan
sanakan termasuk atau juga dengan menyandera debitor.
p-"i[ii."i'. dapat diajukan aengan mendaftarkElnnya untuk dicocok-
kan. (21 Semua penyitaan yang telah dilakukan menjadi hapus dan jika di-
I
perlukan hakim pengawas hams memerintahkan pencoretannya.
i+ Pasal 28 (3) Dengan tidak mengurangi berlakunya ketentuan sebagaimana di-
(1) Suattr tuntutan hukum Yang maksud dalam Pasal 93, debitor yang sedang dal"m penahanan
dang berjalan selama kePaili hams dilepaskan seketika setelah putusan pernyataan pailit di-
t
tergugat, Perkara harus ditan ucapkan.
aiih
patan tepada tergugat memanEgil kurator untuk mengambil
oleh hakim' Pasal 32
pe.tara ad"- 3"rrgk" walrhr yang ditentukan
panggilan tersebut' maka
l2l Dalom hal kurator tidak mengindahkan jika
Selama kepailitan debitor tidak dikenakErn uang paksa.
tergugat berhak memohon supaya perkara digugurkan' dan
it hdini tidak dimohonkan, maka perkara dapat ditemskan antara Pasal 33
debitor dan tergugat, di luar tanggungan harta pailit' palarn hal sebelum putusan pernyataan pailit diucaFkan, penjualan
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) berlaku juga benda rnilik debitor baik bergerak maupun tidak bergerak dalam 1mg-
datamhalKuratormenolakmengambilalihperkaratersebut. ka eksekusi sudah sedemikial jauhnya hingga hari penjualan benda
(4) Tanpa mendapat panggilan, setiap waktu kurator berwenang itu sudah ditetapkan, maka dengan izin hakim pengawas, kurator
390 tr n 391
tanggungan harta pailit' telah diperjanjikan penyerahan benda dagangan yang biasa di-
dapat menemskan penjualan itu atas perdaganglan dengan suatu janglca walrhr dan pihak yang, h:rnrs
Pasal 34 menyerahkan benda tersebut sebelum penyerahan dilaksrtttir krttt
dinyatakan pailit, maka perjanjian menjadi hapus dengan tlirrcap-
ini' perjanjian- yang
-
Kecuali ditentr:lcan lain dalam undang-undang
bermaksud memindahtangankan hak
atas tanah' balik nama kapal'
lHJffiilffH':.Iff
kannya putusan pernyataan pailil, ;13r, dalam hal pihak lawan
dirugikan karena penghapusan, maka yang bersangfuutan dapat
mengajukan diri sebagai kreditor konkuren untuk mendapatkan
ganti rugi.
(21 Dalam hal harta pailit dimgikan karena penghapusan sebagaima-
Pasal 35 na dimaksud pada Ayat (1), maka pihak lawan wajib membayar
ganti kemgian tersebut. I
dicocokl<an' maka hal terse-
Dalam hal, suatu taghan diajukan untuk
but mencegah bertakr-rnya kedduwarsa' Pasal 38
Pasal 36 (1) Dalam hal debitor telah menyewa suatu benda, maka baik kura-
(1) #::ilh':l.
tor maupun pihak yang menyewakan benda, dapat menghentikan
perjanjian sewa, dengan syarat pemberitahuan penghentian di-
lakukan sebelum berakhirnya perjanjian sesuai dengan adat ke-
an debitor daPat
biasaan setempat.
kepastian tentaag
meminta kepada kurator unhrk memberikan (2) Dalam hal melakukan penghentian sebagaimana dimaksud pada
dalam jangka wakhr
kelanjutan fehksanaan pgrjanjian tersebut Ayat (1), hams pula diindahkan pemberitahuan penghentian me-
yang disepakati oleh Kurator dan pihak tersebut'
nurut perjanjian atau menurut kelaziman dalarn jangka waktu
jangka waktu sebagaimana di-
l2l Dalam hal kesepakatan mengenai pengawas menetap-
paling singkat 90 (sembilan puluh) hari.
maksud pada Ayat (1) tidak tercapai, hakim (3) Dalam hal uang sewa telah dibayar di muka, maka perjanjian sewa
kan jangka wakhr tersebut' tidak dapat dihentikan lebih awal sebelum berakhirnya jangka
(3) Apabila dalan jangka waktu sebagaimana dimaksud pada tidak Ayat
waktu yang telah dibayar uang sewa tersebut.
(r) aan nyat (2i kLator tidak memberikan jawaban atau (4) Sejak tanggal putusan pernyataan pailil 4iuq4pkan, uang sewa
maka per-
Lersedia melanjutkan pelaksanaan perjanjian tersebut' merupakan utang harta paitt.
janjian berakhir dan pihak sglagaimana dimaksud pada Ayat (1)
kredi-
dapat menuntut ganti rrgi dan akan diperlakukan sebagai Pasal 39
tor konkuren.
(1) Pekerja yang bekerja pada debitor dapat memutuskan hubungan
(4) Apabila kurator menyatakan kesanggupannya, maka kurator wa- kerja, dan sebaliknya kurator dapat memberhentikannya dengan
ji6 memberi jaminan atas kesanggupan unfi':k melaksanakan per-
mengindahkan jangka walrtu menumt persetujuan atau ketentu-
janjian tersebut.
an perundang-undangan yang berlaku, dengan pengertian bahwa
(5) Kctenttran sebagainana di-aksud pada Ayat (1)' Ayat (2)' Ayat (3)' hubungan kerja tersebut dapat diputuskan dengan pemberita-
dan Ayat (4) tidak berlaku terhadap perjanjian yang mewajibkan huan paling singkat 45 (empat puluh lima) hari sebelumnya.
debitor melakukan sendiri perbuatan yang diperjanjikan'
12) Sejak tanggal putusan pernyataan pailit diucapkan, upah yang
P-asal37 temtang sebelum maupun sesudah putusan pernyataan pailit di_
ucapkan merupakan utang harta pailit.
(1) Apabila dalam perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
392 tr tr 393
1) suemi atau istrinya, anak angkat, atau keluarganya sampai
Pasal 40
derajat ketiga;
pailit' oleh suatu badan hukum di mana debitor atau pihak sebagaimana
(1) Warisan yang selama kepailitan jahrh kepada debitor 2l
mengrmtunglan har-
kurator tidak boleh diterila, kecuali apabila
ta pailit'
memerlukan izin
(21 Unhrk tidak menerima suatu wansan , kurator
dari haldm Pengaqras'
Pasa] 4l an badan hukum tersebut.
ilan daPat dimin- dilakukan oleh debitor yang mempakan badan hukum' dengan
(1) ebitor Yang telah
d.
atau untuk kePentingan:
kePentingan kreditor' Yang di- 1)anggotadireksiatauPengurusdaridebitor,suamiatauistri,
Iakukan sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan' anak angkat, atau keluarga sampai derajat ketiga dari ang-
Ayat (1) hanya dapat
l2l Pembatalan seUtg"imana dimaksud.pada pada saat perbuatan
gota direksi atau pengurus tersebut;
dilakukan apabili dapat dibul bahvra
2l perorErngan, baik sendiri atau bersama dengan suami atau is-
siapa perbuatan hu-
hukum dilakukan, oetitor dan pihak dengan
tri, anak angkat, atau keluarga sampai derajat ketiga, yang
atau sepatutnya mengetahui
lnrn tersebut diliarkan mengetahui ikut serta secara langsung atau tidak langsung dalam kepe-
akan mengakibatkan kemgian
bahwa perbuatan hukum tersebut milikan pada Debitor lebih dari 50% (lima puluh persen) dari
bagi kreditor. modal disetor atau dalam pengendalian badan hukum terse-
(3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada Ayat
(1)
but;
ada]ahperbuatanhukLlmdebitoryangwajibdila}orkannyaberda- 3) perorangan yang suami atau istri, anak angkat, atau keluarga-
sarkan perjanjian dan/ atau karena undang-undang' nya sampai derajat ketiga, ikut serta secara langsung atau
Pasal42 tidak langsung dalam kepemilikan pada Debitor lebih dari
50% (lima puluh persen) dari modal disetor atau dalam
dalam
Apabila perbuatan hukum yang merugikan kreditor dilatrukan pengendalian badan hr.rkum tersebut.
jangka *rf.t" 1 (satu) tahun sebelum putusan pernyataan pailit di-
uolUt , sedangt<an perbuatan tersebut tidak wajib dilalsrkan debitor' e. dilakr-rkan oleh debitor yang mempakan badan huktrm dengan
atau untuk kepentingan badan hukum lainnya, apabila:
t<ecuati dapat dibuktikan sebaliknya, debitor dan pihak
dengan siapa
perbuatan tersebut dilakukan dianggap mengetahui atau sepatutnya 1) peror€rng€rn anggota direksi atau pengums pada kedua badan
Lengetahui bahwa perbuatan tersebut akan mengakibatkan kerugian usaha tersebut adalah orang yarlg sarna;
bagi-kreditorsebagaimanar|imaksuddalomPasal4lAyat(2)'dalam 2l suami atau istri, anak angkat, atau keluarga sampai derajat
hal perbuatan tersebut: ketiga dari perorangan anggota direksi atau pengurus debi-
a. merupakan perjanjian di mana kewajiban debitor jauh melebihi toi yang juga merupakan anggota direksi atau pengurus pada
kewqiiban pihalc dengan siapa perjanjian tersebut dibuat; badan hulrum lainnya, atau sebaliknya;
b. merupakan pembayaran atas, atau pemberian jaminan untuk 3) peror€IngEur anggota direksi atau pengums, atau anggota ba-
utan; yang belum jatuh tempo dan/atau belum atau tidak dapat dan pengawas pada debitor, atau suami atau istri, anak ang-
ditaeih; kat, atau keluarga sampai derajat ketiga, baik sendiri atau
c. dilakukan oleh debitor perorangan, dengan atau untuk kepenting- bersama, ikut serta secda langsung atau tidak langsung da-
an: lam kepemilikan badan hukum lainnya lebih dari 50% (Iima
395
394
bata]kanapabiladibuktikanbahwapenerimapembayararrmengetahui
puluh Persen) dari modal disetor atau dalam pengendalian atau
bahwa permohonan pernyataan pailit debitor sudah didaftarkan'
badan hukum tersebut, atau sebaliknya;
hu- dalam trat pembayaran tersebut merupakan akibat dari persekongko-
4l debitor adalah anggota direksi atau pengurus pada badan
lanantaradebitordankreditord'enganmaksudmenguntungkankredi-
tor tersebut melebihi kreditor lainnya'
Pasal 46
Pasal 43 Pasal4T
Hibah yang dilakr,rkan debitor dapat dimintakan pembatalan kepada (1) Tuntutan hak berdasarkan ketentual sebagaimana dimaksud da-
lam Pasal 41, Pasal 42,Pasal 43, Pasal 44, Pasal 45, dan Pasal 46
Pengadilan Pada saat hi-
batr terseb t mengetahui diajukan oleh kurator ke Pengadilan.
bahwa tindakan tersebut akan mengakibatkan kemgian lagi kreditor. (21 IGeditor berdasarkan alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
41, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44, Pasal 45, dan Pasal 46 dapat
Pasd 44 mengajukan bantahan terhadap tun tu tarr kurator.
Kecuali dapat dibulcikan sebaliknya, debitor dianggap mengetahui Pasal 48
atau patut mengetatrui bahwa hibatr tersebut menrgikan kreditor, apa-
bila hibah tersebut dilakr-rkan dalam jangka walrhr 1 (satu) tahun sebe- (1) Dalam hal kepailitan berakhir dengar disahkannya perdatrtaian,
lum putusan pernyataan pailit diucapkan. maka tuntutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 gugur.
l2l Tuntutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 tidak gugur, ji-
Pasal 45 ka perdamaian tersebut berisi pelepasan atas harta pailit, untuk
Pembayaran suatu utang yang sudah dapat ditagih hanya dapat di- itu tuntutan dapat dilanjutkan atau diajukan oleh para pemberes
harta untuk kepentingan kreditor.
396 tr 397
debitor Pailit sebelurn puhrsan Pernyataan pailit diucapkan'
Pasal 49 a
(1) Setiap orang yang telah mengambil alih suatu utang atau piutang
dari pihak ketiga sebelum putusan pemyataan pailit diucapkan' ti-
dak dapat memohon diadakan perjumpaan utang, apabila sewalrtu
pengambilalihan utang atau piutang tersebut, yang bersangkutan :
I
kan terhadap harta pailit kecuali apabila yang melakukan dapat untuk membayar utang persekutuan.
membuktikan bahwa pengumuman putusan pernyataan pFilit
yang dilakukan menurut undang-undang tidak mungkin diketa- Pasal 55
hui di tempat tinggalnYa.
(3) Pembayaran yang dilakukan kepada debitor pailit, membebaskan (1) Dengan tetap memerhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 56, Pasal 57, dan Pasal 58, setiap kreditor pemegang
debitornya terhadap harta peilit, jika pembayaran itu mengun-
gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak agunan
tungkan harta pailit.
atas kebendaan lainnya, dapat mengeksekusi haknya seolah-olah
Pasd 5 I tidak terjadi kepailitan.
(21 Datarh hal penagihan suatu piutang sebagaimana rlirnaksud da-
(1) Setiap orang yang mempurryai utang atau piutang terhadap debitor
lam Pasal 136 dan Pasal 137, maka mereka hanya dapat berbuat
pailit, dapat memohon diadakan perjumpaan utang, apabila utang
demikian setelah dicocokkan penagihannya dan hanya untuk
atau piutang tersebut diterbitkan sebelum putusan pernyataan
mengambil pelunasan dari jumlah yang diakui dari penagihan
pailit diucapkan, atau akibat perbuatan yang dilakukannya dengan
tersebut.
398 399
(6) Dalam memutuskan permohonan sebagaimana dimaksud pada
Pasal 56
Ayat (2), hakim Pengawas mempertimbangkan:
(1) Hak ek a. lamanya jangka waktu penangguhan yang sudah berlang-
ayat (1) sung;
ada dal b. perlindungan kepentingan kreditor dan pihak ketig'n tlrmrtk-
untuk jangka waktu Paling sud;
tanggal putusan pernyataan pailit diucapkan' c. kemungkinan terjadinya perdamaian; dan
dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku
l2l Penangguhan ""U"g"i*"'a yan6 d. dampak penangguhan tersebut atas kelangsungan usaha dan
terhadap tagihan ireditor dijamin dengan uang tunai dan
manajemen usaha debitor serta pemberesan harta pailit'
hak Kreditor untuk memperjumpakan utang'
dimaksud pada
(3) Selama jangka waktu penangguhan sebagaimana pailit berupa benda
Pasal 58
ayat (1), Kurator a"p^t *""gg'nakan harta (1) Penetapan hakim Pengawas atas permohonan sebagaimana dimak-
I
menjual harta pailit
tidak bergerak mauiutn benda bergerak atau sud dalam Pasal 57 Ayat (2) dapat berupadiangkatnyapenangguhan
penguasaan Ku-
yang bempa u.J"tt'gtrak yang berada dalam
datam hal telah untuk satu atau lebih kreditor, dan/atau menetapkan Persyaratan
rator dalam rangka kelangsungan usaha Debitor' tentang lamanya waktu penangguhan, dan/atau tentang satu
yang wajar bagi kepentingan Kreditor atau
diberikan pertniungan
atau beberapa agLrnan yang dapat dieksekusi oleh kreditor'
pihak ketila sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)'
(21 Apabila hakim Pengawas menolak untuk mengangkat atau meng-
Pasal 57 ubah persyaratan penargguhan tersebut, hakim pengawas wajib
Pasal 56 Ayat (i) memerintahkan agar kurator memberikan perlindungan yang di-
(1) Jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam anggap wajar untuk melindungi kepentingan pemohon'
ber-akhirdemihukumpadasaatkepailitandiakhirilebihcepat (3) Terhadap penetapan hakim pengawas, Kreditor atau pihak keti-
dimak-
atau pada saat dimulainya keadaan insolven sebagaimana
ga yang mengajukaa permohonan sebagaimana dimaksud dalam
sud dalam Pasal 178 AYat (1)'
dapat meng- Pasal 57 Ayat (2) atau kurator dapat mengajukan perlawanan ke- i
l2l Kreditor atau pihak ketiga yang haknya ditangguhkan pada Pengadilan dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) hari
penarg-
ajukan permohonan kepada kurator untuk mengangkat setelah putusan diucapkan, dan Pengadilan wajib memutuskan
guhan atau mengubah syarat penangguhan tersebut' perlawanan tersebut dalam jangka waktu paling lambat 10 (sepu-
pa-
(3) Apabila kr-rrator menolak permohonan sebagaimana dimaksud penno- luh) hari setelah perlawanan tersebut diterima.
da Ayat (t), kreditor atau pihak ketiga dapat mengajukan
(4) Terhadap putusan Pengadilan sebagaimana dimaksud pada Ayat
honan tersebut kepada hakim pengawas' (2) tidak dapat diajukan upaya hukum apa pun termasuk penin-
(4) Hakim pengawas dalam waktu paling lambat 1 (satu) hari setelah jauan kembali.
permohonan sebagaimana dimaksud datam Ayat (2) diterima'
wa-
jiU memetintahkan kurator untuk segera rnemanggil dengan surat
Pasal 59
tercatat atau melalui kurir, kreditor dan pihak ketiga sebagaimana
dimaksud pada Ayat (2) untuk didengar pada sidang perneriksaan (1) Dengan tetap memerhatikan ketentuan Pasal 56, Pasal 57 dan Pa-
atas Permohonan tersebut. sal 58, kreditor pemegang hak sebagaimana r{imaksud dalam Pa-
sal 55 Ayat (1) harus melaksanakan haknya tersebut datam jangka
(5) Halcim Pengawas wajib memberikan Penetapan atas permohonan
wa,ktu paling lambat 2 (dua) bulan setelah rlirnslfiya keadaan
dalam wakttr paling lambat 10 (sepuluhi hari setelah permohon-
insolven sebagaimana dimaksud dalam Pasal 178 Ayat (1).
an sebagaimana dimahsud pada Ayat (2) diajukan kepada hakim
pengawas. (2) Setelah lewat jangka waktu sebagaimana dimaksud pada Ayat
(1), kurator hams menuntut diserahkannya benda yang menjadi
400 40L
ambil kembali uang hasil penjualan tersebut'
sebagaimana
agunan untuk selanjutnya dijual sesuai dengan cara (3)Untuktagihanyangbersifatpribaditerhadapistriatausuami'
kreditor peme-
dimatrsud dalam Pasal 185, tanpa mengurangi hak maka lcreditor terhadap harta pailil adalah suami atau istri'
gang hak tersebut atas hasil penjualan agunan tersebut'
kurator dapat enjadi Pasal 63
(3) ieUap walrhr
agunan dengan membaYar , Istri atau suami tidak berhak menuntut atas keuntungan yang diper-
a"t"t
ben-da agunan dan jumlah
agu-
403
402
Pasal 67
l2l
memberi
(3)
Pasal 68 Pasal 70
Pasal 69 Pasal 7l
(1) T\rgas kurator adalah melakr:kan Pengumsan dan/atau pembere- (1) Pengadilan setiap wal<tu dapat mengabulkan usul penggantian
san harta pailit. Kurator, setelah memanggil dan mendengar kurator, dan meng-
l2l Dalam melahsanakan tugasnya, kurator: angkat Kurator lain dan/atau mengangJcat lorrator tirrtrl)rrho'n
a. tidat ailanrskan memperoleh persetujuan dari atau menyam- atas:
paikan pemberitahuan terlebih dahulu kepada debitor atau a. permohonan kurator sendiri;
salah satu organ debitor, meskipun dalam keadaan di luar b. permohonan kurator lainnya, jika ada;
kepailitan persetujuan atau pemberitahuan demikian diper- c. usul Halcim Pengawas; atau
syaratkan; d. Permintaan debitor Pailil.
404 405
Pasal 76
Pasal77
Pasal 75
(1) Dalam putusan pailit atau dengan penetapan kemudian, Pengadil-
an dapat membentuk panitia kreditor sementara terdiri atas 3
Besarnya imbalan jasa kurator ditentukan setelah kepailitan berakhir. (tiga) orang yang dipilih dari kreditor yang dikenal dengan maksud
memberikan nasihat kepada kurator.
407
406
lain semua
(21 Kreditor yang diangkat dapat mewakilkan kepada orang pani-
dalam
pekerjaan yang uelnuUun!"n dengan tugas-tugasnya
tia.
(3) Dalam hal seorang
nya, berhenti, atau
tor tersebut dengan mengan
yang diusulkan oleh hakim pengawas'
Pasal 82 Pasal 85
Dalam hal diperlukan, kurator dapat mengadakan rapat dengan pani- (1) Dalam rapat kreditor, hakim pengawas bertindak sebagai ketua.
tia kreditor, untuk meminta nasihat. (2t Kurator wajib hadir dalam rapat kreditor.
Pasal 83 Pasal 86
(1) (1) Hakim pengawas menentukan hari, tanggal, waktll' dan tempat
rapat kreditor pertama, yang harus diselenggarakan dalam jangka
wakhr paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal putusan
t! pailit diucapkan.
panitia kreditor.
l2l Ketenttran sebagainana dimalsud pada Ayat (1) tidak berlaku ter- (21 Dalam jangka walrtu 3 (tiga) hari setelah putusan pernyataan
t?
hadap sengketa tentang pencocokan piutang, tentang meneruskan pailit diterima oleh hakim pengawas dan kurator, hakim pengawas
atau tidak meneruskan perusahaan dalam pailit, dalam hal-hal wajib menyampaikan kepada Kurator rencana penyelenggaraan
408 tr 409
LAMPIRAN
HUKUM KIPAILITAN
410 I 417
LAMPIRAN
FTUKUM KIPAITI IAN
Pasal 96
Bagian Keempat
Datam hal diperlukan kehadiran debitor pailit
Tindakah Setetah Pernyataan Pailit dan Tugas Kurator pada sesuatu Per-
(1)
buatan yang berkaitan dengan harta pailit maka apabila debitor
Pasal 93 debitor pailit dapat diambil dari tem-
pailit beiada dalam tahanan,
(1) Pengadilan dengan putusan pernyataan pailit atau setiap walrhr pat tahanan tersebut atas perintah hakim Pengawas'
oleh
setelah itu, atas usul hakim Pengawas' permintaan kurator, atau l2l Perintah sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dilaksanakan
atas permintaan seorang lceditor atau lebih dan setelah mende- kejaksaan.
ngar hakim pengawas, dapat memerintahkan supaya debitor pailit
ditahan, baik ditempatkan di Rumah Tahanan Negara maupun di Pasal97
rumahnya sendiri, di bawah Pengawasan jaksa yang ditunjuk oleh
Selamakepailitan,debitorpailittidakbolehmeninggalkan(l|)|tl'illlll\,ll
hakim pengawas. l
tanpa izin dari Hakim Pengawas'
121 Perintah penahanan sebagaimana dimalcsud pada Ayat (1) dilak-
sanakan oleh jaksa yang ditunjuk oleh hakim pengawas. Pasal 98
(3) Masa penahanan sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) berlaku Sejak mulai pengangkatannya, kurator harus melaksanakan
semua
paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak penahanan dilak- pailit dan menyimpan semua surat'
,rj"y" untuk mengamankan harta
sanakan. dan surat berharga lainnya dengan
.lot**"rr, ua'g, ferhiasan, efek,
(4) Pada aktrir tenggang walrhr sebagaimala dimaksud pada Ayat (3), memberikan tanda terima.
l
atas usul hakitn Pengawas atau atas permintaan kurator atau se-
orang Kreditor atau lebih dan setelah mendengar hakim pengawas Pasal 99 a
412 I 413
tAAtl IRAN
Pasal lO3
atau peninjauan kembali.
l2l Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 185 Ayat (1) ber-
Pencatatan harta pailit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100, daf- laku terhadap Ayat (1).
tar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102, oleh kurator diletakkan di
kepaniteraan Pengadilan untuk dapat diJihat oleh setiap orang dengan Pasal I08
cuma-crrma.
(1) Uang, perhiasan, efek, dan surat berharga lainnya wajib disimpan
Pasal I04 oleh kurator sendiri kecuali apabila oleh hakim pengawas ditentu-
kan lain.
(1) Berdasarkan persetujuan panitia kreditor sementara, kurator da- (21 Uang tunai yang tidak diperlukan untuk Pengurusan harta pailit,
pat melanjutkan usaha debitor yang dinyatakan pailit walaupun wajib disimpan oleh kurator di bank untuk kepentingan harta pai-
terhadap putusan pernyataan pailil 3slssfut diajukan kasasi atau
lit setelah mendapat izin hakim pengawas.
peninjauan kembali.
l2l Apabila dalam kepailitan tidak diangkat panitia kreditor, Kurator Pasal 109
memerlukan izin hakim Pengawas untuk melanjutkan usaha
seba-gaimana dimaksud pada Ayat (1).
Kurator setelah meminta saran dari panitia kreditor sementara, bila
ada, dan dengan izin hakim Pengawas berwenang untuk mengadakan
Pasal lO5 perdamaian guna mengakhiri suatu perkara yang sedang berjalan atau
mencegah timbulnya suatu perkara.
(1) Kurator berwenang membuka surat dan telegram yang di alamat-
kan kePada debitor Pailil. Pasal I lO
l2l Surat dan telegram yang tidak berkaitan dengan harta, pailit, ha-
rus segera diseratrlcan kepada debitor pailil.
(1) Debitor pailit wajib menghadap hakim pengawas, kurator, atau
panitia kreditor apabila dipanggil untuk memberikan keterangan.
(3) Perusahaan pengiriman surat dan telegram memberikan kepada
(21 Dalam hal suami atau istri dinyatakan pailit, istri atau suami yang
kurator, surat dan telegram yang di alamatkan kepada debitor Pai-
dinyatakan pailit wajib memberikan keterangan mengenai semua
lit.
perbuatan yang dilakukan oleh masing-masing terhadap harta
(4) Semua surat pengaduan dan keberatan yang berkaitan dengan
bersama.
harta pailit ditujukan kepada kurator.
Pasal I I I
Dalam hal kepaililal suatu badan hukum, ketenttran sebagaimana di-
4t4 4t5
LAMPIRAN
HUKUM KEPAILITAN
.|7
416
LAMPIRAN
HUKUM KIPAILITAN
Pasal I23
Dalorm rapat sebagaimana d,imaksud dalam Pasal 121,
kreditor dapat
catat dalam berita acara rapat yang bersalgkutan'
menghadap sendiri atau mewakilkan kepada kuasanya'
Pasal I26
Pasal124
(l) Piutang yang tidak dibantah wajib dipindahkan ke dalalr dilftar
(1) Dalam rapat sebagajmana dimaksud dalam Pasal 121' hakim Pe- piutang yang diakui, Ym8 dimasukkan dalam berita acara rapat'
ngawas membacakan daftar piutang yang diakui sementara dan Datam hal piutang berupa surat atas tunjuk dan surat atas Peng-
daftar piutang yang dibantah oleh kurator'
l2l
ganti, maka kurator mencatat pengakuan pada surat yang ber-
l2lsetiapkreditoryangnamanyatercantumdalamdaftalpiutangse- sangkutan.
bagaimana dimaksud pada Ayat (1) dapat meminta agar kurator (3) Piutang yang oleh Kurator diperintahkan agar dikuatkan dengan
memberikan keterangan mengenai tiap piutang dan penempatan- sumpah, diterima dengan syarat, sampai saat diterima secara pas-
nya dalam daftar, atau dapat membantah kebenaran piutang' ada- ti setelah sumpah diucapkan pada waktu sebagaimana dimaksud
nyahar<untukdidahulukan,hakuntukmenahansuatubenda, dalam Pasal 125 Ayat (1).
atau dapat menyetujui bantahan liurator.
(4) Berita acara rapat ditandatangani oleh hakim Pengawas dan pani-
(3) Kurator berhak menarik kembali pengakuan sementara atau ban-
tera pengganti.
tahannya, atau menuntut supaya kreditor menguatkan dengan
418 4t9
LAMPIRAN
HUKUM KEPAILITAN
421
420
lArrrtRAN
HUKUM KEPAIL1TAN
422 tr 423
LAMPI RAN
HUKUM KTPAILITAN
424 I l'r
LAMPIRAN
HUKUM KEPAILITAN
Pasal 149
rencana Per-
cutrra-cuma oleh setiap orang yang berkepentingan'
damaian tersebut wajib dibicarakan dan diambil keputusan segera (l) Pemegang gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau
hal yang di- hak agunan atas kebendaan lainnya dan kreditor yang diistime-
setelah selesainya pencocokan piutang, kecuali dalam
wakan, termasuk kreditor yang mempunyai hak didahulukan yang
tentukan sebagaimana rtimaksud dalam Pasal 147'
dibantah, tidak boleh mengeluarkan suara berkenaan dengan
(21 Bersanaan dengan penyediaart rencana perdamaian, kecuali apabila mereka telah melepaskan
r{imaksud pada Ayat (1) di keP
haknya untuk didahulukan demi kepentingan harta pailit sebelum
annya wajib dikirimkan kePad diadakannya pemung'.rtan suara tentang rencana perdamaian ter-
lceditor sementara.
sebut.
Pasal 146 (21 Dengan pelepasan hak sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), me- q
wajib memberi- reka menjadi kreditor konkuren, juga dalam hal perdamaia:r terse-
Kurator dan panitia kreditor sementala masing-masing but tidak diterima.
perdamaian dalam rapat seba-
kan pendap"t t"ttrti" tentang rencana
gaimana rlimaksud dalam Pasal 145' Pasal 150
Pasal 147 Debitor pailit berhak memberikal keterangan mengenai rencana per-
damaian dan membelanya serta berhak mengubah rencana perda-
Pembicaraandankeputusanmengenairencanaperdamaiansebagai- maian tersebut selama berlangsungnya perundingan.
mana dimaksud dalem Pasal 145, ditunda sa'rrpai rapat
berikut yang
21 (dua pu-
tanggalnya ditetapkan oleh Hakim Pengawas paling lambat Pasal 15 I
luh satu) hari kemudian, dalam hal:
Rencana perdamaian diterima apabila disetujui dalam rapat kreditor
a. apabila dalam rapat diangkat panitia kreditor tetap yang tidak ter- oleh lebih d,ai l/2 (satu perdua) jumlah kreditor konkuren yang ha-
diri atas or€rng-orang yang sama seperti panitia kreditor semen-
dir dalam rapat dan yang haknya diakui atau ya.rtg untuk sementara
tara, sedangkan jumlah terbanyak kreditor menghendaki dari
diakui, yang mewakili paling sedikit 213 ldua pertiga) dari jumlah selu-
panitia kreditor tetap pendapat tertulis tentang perdamaian yang
ruh piutang konkuren yang diakui atau yang untuk sementara diakui
diusulkan tersebut; atau
dari kreditor konkuren atau kuasanya ya:rg hadir dalam rap:rt terse-
b. rencana perdarnaian tidak disediakan di kepaniteraan pengadil- but.
an dalam waktu yang ditentukan, sedangkan jumlah terbanyak
Kreditor yang hadir menghendalci pengunduran rapat' Pasal 152
Pasal 148 (1) Apabila lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah kreditor yang hadir
pada rapat kreditor dan mewakili paling sedikit 1/2 (satu per dua)
Dalam hal pembicaraan dan pemungutan suara mengenai rencana
dari jumlah piutang kreditor yang mempunyai hak suara menye-
perdamaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 147 ditunda sampai
rapat berikutnya, kurator dalam jangka walstu 7 (tujuh) hari seteiah tujui untuk menerima rencana perdamaian, maka dalam jangka
tanggal rapat terakhir halas memberi tahukan kepada kreditor yang
waktu paling lambat 8 (delapan) hari setelah pemungutan suara
pertama diadakan, diselenggarakarl pemungutan suara kedua,
diakui atau kreditor yang untuk sementara diakui yang tidak hadir
pada rapat pencocokan piutang dengan surat yang memuat secara tanpa diperlukan pemanggilan.
ringkas isi rencana perdamaian tersebut' l2l Pada pemungutan suara kedua, kreditor tidak terikat paCa suara
yang dikeluarkal pada pemungutan suara pertama.
426
tr 427
tAMPlRAN
HUKUM KEPAILITAN
Pasal 159
Pasal 155 (1) Pada sidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 atau paling
lambat 7 (tujuh) hari setelah tanggal sidang tersebut, Pengadilan
wajib memberikan penetapan disertai alasannya.
l2l Pengadilan wajib menolak pengesahan perdamaian apabila:
a. harta Debitor, termasuk benda untuk mana dilaksanakan hak
untuk menahan suatu benda, jauh lebih besar daripada jum-
lah yang disetujui dalam perdamaian;
damaian tersebut ditolak. b. pelaksanaan perdamaian tidak cukup terjamin; dan/atau
c. perdamaian itu dicapai karena penipuan, atau persekongko-
(u Pasal 156
;:;,Htr1._,T"tr
atmya rencana Perda-
lan dengan satu atau lebih kreditor, atau karena pemakaian
upaya lain yang tidak jujur dan tanpa menghiraukan apakah
debitor atau pihak lain bekeja sama untul< mencapai hal ini.
428 tr 429
|' , r tN
HUKUM KEPAILITAN
430 F] 431
LAMPIRAN
HUKUM KTPAILITAN
llt
432
LAMPIRAN
HUKUM KIPAILITAN
434 IE ,t
435
LAMPIRAN
HUKUM KEPAILITAN
dimaksud pada
(2)' Ayat t2l Dalam hal penjualan di muka umum sebagaimana
(4) Ketenhran sebagaimans 'limaksud dalam Pasal 179 Ayat Ayat (1; tidak tercapai, maka penjualan di bawah tangan dapat
(5), Ayat (6) dan Pasal 180 berlaku juga'
dilakukan dengan izin hakim Pengawas.
Pasal 182 (3) Semua benda yang tidak segera atau sama sekali tidak dapat di-
bereskan, maka lnrrator yang memutuskan tindakan yang harus
Selama 8 (detapan) hari setelah selesainya rapat'
apabila dari doku-
dilakukan terhadap benda tersebut dengan izin hakim pengawas
men ternyata hakim Pengawas telah keliru menganggaP usul tersebut
(4) Kurator berkewajiban membayar piutang kreditor yang mempu-
kreditor dapat meminta kepada
ditolat< atau diterima, kirator atau nyai hak untuk menahan suatu benda, sehingga benda itu masuk
bahwa usul tersebut telah
Pengadilan untuk sekali lagi menyatakan kembali dan menguntungkan harta pailit'
diterima atau ditolak. I
i
I86
Pasal
I83
Pasal I
karr jasa Debitor Pailit dengan pemberian upah yang dllsn111l111' .lrh
memcrintahkan supaya kelanjutan perusahaan dihentikan' Hakim Pengawas.
l2l Dalam hal terdapat permintaan sebagaimana dimaksud, dalam
Ayat (1), panitia kreditor, apabila ada, wajib didengar dan kurator Pasal 187
wajib.puladidengarapabilausultersebuttidakdiajukanoleh
kurator.
(1) Setelah harta pailit berada dalam keadaan insolven, maka hakim
pengawas dapat mengadakan suatu rapat Kreditor pada hari, jam,
(3) Hakim Pengawas juga dapat mendengar kreditor dan debitor pai- dan tempat yang ditentukan untuk mendengar mereka seperlunya
lit. mengenai cara pemberesan harta pailit dan jika perlu mengada-
Pasal 184 kan pencocokan piutanS, YmB dimasukkan setelah berakhirnya
tenggang waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 113 Ayat (1)' I
(1) Dengan tetap memerhatikan ketentuan Pasal 15 Ayat (1)' kurator dan belum juga dicocokkan sebagaimana dimalsud dalam Pasal
harl|s memulai pemberesan dan menjual semua harta pailit tanpa 133.
perlu memperoleh persetujuan atau bantuan debitor apabila: (21 Terhadap piutang sebagaimana dimaksud pada Ayat (l) kurator
a.usuluntukmenguruspenrsahaandebitortidakdiajukanda- wajib bertindak sebagaimana dinaksud dalam Pasal 116, Pasal
lam jangka waktu sebagaimana diatur dalam Undang-Undang I 17, Pasal 1 18, Pasal I 19, dan Pasal 120.
ini, atau usul tersebut telah diajukan tetapi ditolak; atau (3) Kurator wajib mengumumkan panggilan yang sama dalam surat
b. pengumsan terhadap pemsahaan debitor dihentikan' kabar sebagaimana dimaksud da-lam Pasal l5 Ayat (4).
(21 Dalan hal pemsatraan dilanjutkan dapat dilakr.rkan penjualan (4) Hakim pengawas wajib menetapkar: tenggang waktu paling sing-
benda yang termasuk harta pailit, yang tidak diperlukan untuk kat 14 (empat belas) hari arrtata hari pemanggilan dan hari rapat.
meneruskan penrsahaan.
(3) Debitor pailit dapat diberikan sekadar perabot rr-mah dan perleng- Pasal I88
kapannya, alat-alat medis yang digunakan untuk kesehatan, atau Apabila hakim pengawas berpendapat terdapat cukup uang tunai,
perabot kantor yang ditentukan oleh hakim pengawas. Kurator diperintahkan untuk melakukan pembagian kepada kreditor
yang piutangnya telah dicocokkan.
Pasal I85
(1) Semua benda harus dijual di muka umum sesuai dengan tata cara
yang ditentukan dalam peraturan perunciang-undangan.
436 437
r rN
HUKUM KEPAILITAN
' I89 Kreditor selama tenggang waktu yang ditetapkan oleh h[krrrr 1rcllg-
Pasal
awas pada waktu daftar tersebut disetujui.
(1) Kurator wajib menyusun suatu daftar pembagian untuk dimin- (21 Penyed.iaan daftar pembagian dan tenggang walrhr sebagaimana
takan persetujuan kepada hakim pengawas' dimtrksud pada Ayat (1) diumumkan oleh kurator dalam surat
(21 Daftar pembagian sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) memuat kabar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 Ayat (a)'
perincian penirimaan dan pengeluaran termasuk di dalamnya (3) Tenggang wal<tu sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) mulai ber-
dari tiap-
upah kurator, nama kreditor, jumlah yang dicocokkan Iaku pada hari dan tanggal penyediaan daftar pembagian tersebut
diterimakan kepada kreditor'
tiap piutang, dan bagian yang wajib I
diumumkan dalam surat kabar sebagaimana dimaksud pada Ayat
(3) Kreditor konkuren harrs diberikan bagian yang ditentukan oleh
1
i
(2l..
hakim Pengawas.
Pasal 193
(4) PembaYaran kePada Kreditor:
a. yang menPunyai hak yang diistimewakan' termasuk di da- (1) Selama tenggang walctu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 192
Iamnya yang hak istimewanya dibantah; dan .aryat (1) IGeditor dapat melawan daftar pembagian tersebut de-
b. pemegang gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan' hipotek' ngan mengajukan surat keberatan disertai alasan kepada panitera
atauhakagunanataskebendaanlainnya'sejauhmerekati- Pengadilan, dengan menerima tanda bukti penerimaan.
dak dibayar menurut ketentuan sebagaimana dimaksud da- (21 Surat keberatan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dilampir-
lam Pasal 55, dapat ditakukan dari hasil penjualan benda kan pada daftar pembagian.
terhadap mana mereka mempunyai hak istimewa atau yang
diagunkan kePada mereka' Pasal 194
(5)Dalemhalhasilpenjualanbendasebagaimanadimaksudpada (1) Datam hal diajukan perlawanan, maka segera setelah berakhirnya
Ayat (4) tidak mencukupi untuk membayar seluruh piutang kre- tenggang waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 192, hakim
dito, y"rg didahulukan, maka untuk kekurangannya mereka ber- pengawas menetapkan hari untuk memeriksa perlawanan terse-
kedudukan sebagai kreditor konkuren' but di sidang Pengadiian terbuka untuk umum.
(21 Surat penetapan hari sidang yang dibuat oleh hakim pengawas,
Pasal l9O
disediakan di kepaniteraan Pengadilan agar dapat dilihat oleh se-
Kred.itor yang piutangnya diterima dengan bersyarat, maka besarnya tiap orang dengan cuma-cuma.
jumlah bagran kreditor tersebut dalam daftar pembagian dihitung ber- (3) Juru sita harus memberitahukan secara tertulis mengenai penye-
dasarkan persentase dari selumh jumlah piutang' diaan tersebut kepada pelawan dan kurator.
(4) Sidang wajib ditetapkan paling latna7 (tujuh) hari setelah berakhir-
, Pasal l9l nya tenggang walrhr yang ditetapkal menurut Pasal 192 Ayat (3).
semua biaya kepailitan dibebankan kepada setiap benda yang meru- (s) Dalam sidang terbuka untuk umum sebagaimana dimaksud pada
pal(an bagtan harta peilil, kecuali benda yang menurut ketentuan se- Ayat (4), Hakim Pengawas memberi laporan tertulis, sedangkan
bagaimana dimal<sud dalam Pasal 55 telah dijual sendiri oleh kreditor kurator dan setiap kreditor atau kuasanya dapat mendukung atau
pemegang gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek atau hak membantah daftar pembagian tersebut dengan mengemukakan
agunan atas kebendaan lainnYa. alasannya.
(6) Pada hari sidang pertama atau paling larna 7 (tujuh) hari kemu-
Pasal I92
dian, Pengadilan wajib memberikan putusan yang disertai dengan
(1) Daftar pembagian yang telah disetujui oleh hakim Pengawas wa- pertimbangan hukum yang cukup.
jib disediakan di kepaniteraan Pengadilan agar dapat dilihat oleh
438 439
LAMPIRAN
HUKUM KEPAIL]TAN
benda
potek, hak tanggungan, atau jaminan fidusia yang membebani
Pasal 195 daftar pembagian yang me-
yang termasuhharta pailit, segera setelah
penjualan benda yang dibebani' men-
Lr"-t pettaoggunglawaUan hasil
jadi mengikat.
Pasal I98
piutangnya
(1) Pembagian yang diperuntukkan bagi kreditor yang
diakui sementara, tidak diberikan selama belum ada putusan
me-
ngenai piutangnya yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap'
ajukan kePada kurator;
pi-
b. salinan surat piutang dan bul'rti penerimaan dari
kurator di-
l2lDalam hal kreditor terbukti tidak mempunyai piutang atau
utangnya lnrrang dari uang yang diperuntukkan baginya' uang
yat g semuta dipiruntukkan baginya, baik selumh atau sebagian'
menjadi keuntungan kreditor lainnya'
(3) Jika bagian yang diperuntukkrn bagi kreditor yang hak untuk di-
dahulukan dibantah, melebihi persentase bagan yang wajib di-
bayarkan kepada kreditor konkuren, bagian tersebut untuk se-
kan sebelum pemeriksaan perlawanan dimulai' mentara wajib dicadangkan sampai ada putusan mengenai hak
(3) untuk didahulukan.
Pasal 199
tersebut. Dalam hal suatu benda yang di atasnya terletak hak istimewa terten-
tu, gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak agunan
Pasal 196
atas kebendaan lainnya dijual, setelah kepada kreditor yang didahulu-
(1) Terhadap putusan Pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Pa- kan tersebut diberikan pembagian menurut Pasal 189 pada waktu di-
sal 194 Ayat (6), kurator atau setiap kreditor dapat mengajukan adakanpemb"granlagi,hasilpenjualanbendatersebutakandibayar-
kan kepada mereka sebesar paling tinggi nilai hak yang didahulukan I
(21 Pengadilan sebagaimana dimaksud pada setelah dikurangi jumlah yang telah diterima sebelumnya.
an sesuai dengan ketentuan sebagaimana
Pasal 200
11, Pasal 12, dea Pasal 13.
(3) Untuk kepentingan pemeriksaan atas permohonan kasasi, Mah- (1) Kred.itor yang karena kelalaiannya baru mencocokkan setelah di-
karnah Agung dapat memang8il lfl.lrator atau kreditor untuk dide- lala:kan pembagian, dapat diberikan pembayaran suatu jumlah
n8ar. yang diambil lebih dahulu dari uang yang masih ada, seimbang
(4) Karena lampaunya tenggang waktu sebagaimana dimaksud dalam dengan apa yang telah diterima oleh kreditor lain yang diakui.
Pasal 1 92, tanpa ada yang mengajukan perlawanan atau perlawan- l2l Dalam hal kreditor mempunyai hak untuk didahulukan, mereka
an telah diputus oleh Pengadilan, maka daftar pembagian menjadi kehilangan hak tersebut terhadap hasil penjualan benda yang ber-
mengikat. sangtcutan, apabila hasil tersebut dalam suatu daftar pembagian
yang lebih dahulu telah diperuntukkan bagi kreditor lainnya se-
Pasal 197 cara mendahulukan.
Hakim pengawas wajib memerintahkan pencoretan pendaftaran hi-
441
440
LAMPIRAN
HUKUM KEPAILITAN I
442 tr 443
LAMPIRAN
nuNUM N.E,r,tlLl tru\'l
tanpa keharusan menyebutkan nama masing-masing ahli waris, but dilakukan oleh kreditor dan kreditor tersebut mengetahui
kecuali nama mereka itu rlikenal. bahwa pernyataan pailit ssdafi atau akan diajukan'
Pasal 2 l0
permohonan pernyataan pailit hams diajukan kepada Pengadilan pa-
ling lambat 90 (sembilan Puluh) hari setelah debitor meninggal' l2l Ketentuan Pasal 213 Ayat (2) berlaku juga terhadap hal seba-
gaimana rlirnaksud Pada AYat (1).
Pasal 2 I I
Bagian Kesebelas
Ketentuan mengenai perdamaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal Rehabilitasi
144 sanpai dengan Pasal 177, tidak berlakr-r terhadap kepailitan harta
peninggalan, kecuali apabila warisannya telah diterima oleh ahli waris Pasal 2I5
secara murni.
Setelah berakhirnya kepailitan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Bagian l(esepuluh 166, Pasal 2O2 dan Pasal 207, maka debitor atau ahli warisnya berhak
Ketentuan-ketentuan Hukum Internasional mengajukan permohonan rehabilitasi kepada Pengadilan yang telah
mengucapkan putusan pernyataan pailit.
Pasal2l2
Pasal 2 I 6
Kreditor yang setelah putusan pernyataan pailit diucapkan, mengambil
pelunasan seluruh atau sebagtan piutangnya dari benda yang terma- Permohonan rehabilitasi baik debitor mauPun ahli warisnya tidak akan
suk harta pailit yang terletak di luar wilayah negara Republik Indone- dikabulkan, kecuali apabila pada surat permohonan tersebut dilampir-
sia, yang tidak diperikatkan kepadanya dengan hak untuk didahulu- kan bulcti yang menyatakan bahwa semua kreditor yang diakui sudah
kan wajib mengganti kepada harta pailit segala apa yang diperolehnya' memperoleh pembayaran secara memuaskan.
Pasal 2 l3 Pasal217
(1) Kreditor yang memindahkan selumh atau sebagian piutangnya Permohonan rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 216 ha-
terhadap debitor pailit kepada pihak ketiga, dengan maksud su- rus diumumkan pating sedikit dalam 2 (dua) surat kabar harian yang
paya pihak ketiga mengambil pelunasan secara didahulukan dari- ditunjuk oleh Pengadilan.
pada orang lain atas selumh atau sebagian piutangnya dari benda
yang termasuk harta pailil yqrrg terletak di luar wilayah negara Pasal 2I8
Republik Indonesia, wajib mengganti kepada harta pailit apa yang (1) Dalam jangka walrh.r 60 (enam putuh) hari setelah permohonan
diperolehnya. rehabilitasi diumumkan paling sedikit dalam 2 (dua) surat kabar
(21 Kecuali apabila dibuktikan sebalilorya, maka setiap pemindahan harian, setiap kreditor yang diakui dapat mengajukan keberatan
piutang wajib dianggap telah dilakukan sesuai dengan ketentuan terhadap permohonan tersebut, dengan memasuld€n surat kebe-
sebagairn4la dimaksud pada Ayat (1), apabila pemindahan terse- ratan disertai alasan di kepaniteraan Pengadilan dan panitera ha-
ms memberi tanda penerimaan.
444 t(
I 44s
IAMPIRAN
HUKUM KEPAILITAN
446 tr 447
LAMPIRAN
HUKUM KEPAILIT^N
Pasal 228
(1) Pada hari sidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal226 Ayat (1)'
Pengadilan harus mendengar debitor, hakim Pengawas' pengurus I
448 449
LAMPIRAN
HUKUM KEPATLITAN
pada hari
persetujuan terhadap rencana perdamaian' Pengums
penundaan tersebut
gaimana dimaksud pada Ayat (4) disetujui' ter"t t irny" waktu tersebut wajib memberi tahukan hal itu melalui
27O (dua ratus
berikut perpan5ang;nyt tia* boleh melebihi pem- hakim pengawas kepada Pengadilal yang hams menyatakan de-
kewajiban
tujuh putuh) hari setelah Putusan penundaan bitor Pailit pating lambat pada hari berikutnya'
bayaran utang sementara diucapkan' dimaksud pa-
l2l Pengums wajib mengumumkan hal sebagaimana pe-
Pasal229 da Ayat (1) daiam surat kabar harian di mana permohonan
,rrrrJ.* kewajiban pembayaran utang sementara diumumkan
pembayaran utang tetap berikut
(1) Pemberian penundaan kewajiban berdasarkan Pasal 226.
berdasarkan:
perpanjangannya ditetapkan oleh Pengadilan
kreditor kon- Pasal 23 I
a. persetujuan lebih dari 1/2 (satu perdua)jumlah
diakui yang hadir
kuren yang haknya diakui atau sementara (1) Pengadilan harus mengangkat panitia kreditor apabila:
pertiga) bagiaa.dari se-
dan mewakili pJt g sedikit 2/3 (dua a. permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang meli-
diakui dari
luruh tagih,rr'y"t'f ai"ftoi atau yang sementara
a
dalam sidang puti utang yang bersifat rumit atau banyak kreditor; atau
kreditor konkuren atau kuasanya yang hadir
b. pengangkatan tersebut dikehendaki oleh kreditor yang mewa-
tersebut; dan
kilipalingsedikitl/2(satuperdua)bagiandariseluruhtagih-
b. an yang diakui.
(21 Pengurus dalam menja,lankan tugasnya wajib meminta dan mem-
pertimbangkarl saran panitia kreditor.
reditor atau kuasanYa Yang dalam
Pasal232
sidang tersebut'
lseditor konkuren Panitera Pengadilan wajib mengadakan daftar umum perkara pe-
Perselisihan yang timbul antara pengurus clan
(1)
l2l pada Ayat (1) nundaan kewajiban pembayaran utang dengan mencantumkan
tentang halc suaia kreditor sebagaimana dimaksud
hurrf a diputus oleh hakim Penga\r'as' untuk setiap penundaan kewajiban pembayaran utang:
(3) Apabila permohonan pernyataan pailit dan permohonan Penun- a. tanggal putusan penundaan kewajiban pembayaran utang se-
daan kewajiban pembayaran utang diperiksa
pada saat yang ber- mentara dan tanggal putusan penundaan kewajiban pemba-
sarnaan' p.t-ottot penundaan kewajiban pembayaran utang yaran utang tetap berikut perpanjangarnya;
",,
harus diputuskan terlebih dahulu' b. kutipan putusan Pengadilan yang menetapkan pcnrrndaan
(4) Permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang
yang diaju- kewajiban pembayaran utalg sementara maupun \ ' ' " "tp
yang diajukan
kan setelah adanya permohonan pernyataan pailit dan perpanjangannya;
terhad,ap debitor, agar dapat diputus terlebih dahulu sebagaima- c. nama hakim pengawas dan pengurus yang diangkrrt
pertarna
na dimaksud pada Ayat (3), wajib diajukan pada sidang d. ringkasan isi perdamaian dan pengesahan perdarnarill) terse-
pemeriksaan permohonan pernyataan pailit' but oleh Pengadilan; dan
Pasal 230
e. pengakhiranperdamaian.
(2t Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk dan isi daftar umum
(1) Apabila jangka waktu penundaan kewajiban pembayaran utang perkara penundaan kewajiban pembayaran utang tersebut ditetap-
sementara berakhir, karena kreditor tidak menyetujui pemberian kan oleh Mahkamah Agung.
penundaan kewajiban pembayaran utang tetaP atau perpanjang- (3) Panitera Pengadilan wajib menyediakan daftar umum perkara pe-
ann5ia sudah diberikan, tetapi sampai dengan batas waktu se- nundaan kewajiban pembayaran uta:rg sebagaimana dimaksud
bagaimana dimaksud dalam Pasal 228 Ayat (6) belum tercapai
450 tr 45t
LAMPIRAN a
HUKUM KIPAITITAN
Pasal 233 (1) Terhadap putusan penundaan kewajiban pembayaran utang tidak
hukum aPa Pun'
(2t *TffiHJ#:i#f'l"T;'.:*mumkan
Pasal 236
(1) Apabila d.iangkat lebih dari satu pengurus, untuk melakukan tin-
dakan yang sah dan mengikat' pengurus memerlukan persetujuan
lebih dari 1/2 (satu perdua)jumlah pengurus'
sama banyaknya' tindakan
,a\
te, atau suami, dan keluarga sedarah l2l Apabila suara setuju dan ddak setuju
atas dan ke bawah dari debitor dapat sibagaimana dimaksud padaAyat (1) harus memperok'lr lrir'rtl-
juan hakim Pengalvas'
untuk dibebaskan dari kewajiban usul pcrrpl'rrrlr'rt't
(3) Pengadilan setiap
memberi kesaksian' panguru", setelah engurus, rtittt ttlcn-
Pasal 234 irogt"tpengurus engurus tambahan
berdasarkan:
dalam Pasal 225
(1) Pengums yang diangkat sebagaimana dimaksud a. usul hakim Pengawas;
dan tidak memiliki benturan kepenting-
eyal(z) hams independen b. permohonan kreditor
diajukan aPabila dida
Pada AYat (1) Yang terbukti
ti- (satu perdua)jumlah
l2l dan/atau sesu-
Pidana Perdata tor;
ai dengan peraturan penrndang-undangan' c. permohonan pengurLls sendiri; atau
pada Ayat permohonan pengurus lainnya, jika ada.
(3) Yang dapat menjadi Pengunrs sebagaimana dimaksud d.
(l), adalah;
Pasal 237
orang Perseorangan yang berdomisili di wilayah negara
Re-
a. yang dibu-
puUtklndonesia, yang memiliki keatrlian khusus (1) Dalam putusan yang mengabulkan penundaan kewajiban pem-
i"frkat, dalasr rangka mengurus harta debitor; dan bayaran utang sementara Pengadilan dapat memasukkan keten-
b. terdaftar pada kementerian yang tinglruP tugas dan tanggung tuan yang dianggap perlu untuk kepentingan kreditor.
jawabnya di bidang hukum dan peraturan perundang-un- (21 Hakim pengawas dapat juga melakukan hal sebagaimana dimak-
dangan. sud pada Ayat (1) setiap waktu selama berlangsungnya penundaan
(4)Pengr.rrtrsbertanggungjawabterhadapkesalahanataukelalaian- kewaj iban pembayaran utang tetap, berdasarkan :
,ry" a"U- melaksanakan tugas pengurusan yang menyebabkan a. prakarsa hakim pengawas;
kerugian terhadaP harta debitor' b. permintaan pengurus; atau
(5) Besarnya imbalan jasa pengums ditetapkan oleh Pengadilan ber- c. permintaan satu atau lebih kreditor.
dasarkan pedoman yang ditetapkan oleh menteri yang lingkup
tugas dan tanggung jawabnya di bidang hukum dan peraturan
penrndang-undangan setelah penundaan kewajiban pembayaran
453
452
LAMPIRAN
HUKUM KEPAILITAN
455
454
LAMPIRAN
HUKUM KTPAITITAN
berkaitan de- tuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 185 Ayat (3)'
lainnya, atau dengan hakyang hanrs diistimewakan
ngan kekayaan tertentu berdasarkan undang-undang' Pasal246
Pasal 243 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56, Pasal 57, dan Pasal
58 berlaku mutatis mutandis terhadap pelaksanaan hak kreditor se-
bagaimana dimaksud dalam Pasal 55 Ayat (1) dan kreditor yang di-
istimewakan, dengan ketentuan bahwa penangguhan berlaku selama
berlangsungnya penundaan kewajiban pembayaran utang'
Pesal247
(1) Orang yang memPunyai utang kepada debitor atau piutang ter-
hadap debitor tersebut, dapat memperjumpakan utang piutang
dimaksud, dengan syarat utang piutang tersebut atau perbuatan
pembayaran utang.
hukum yang menimbulkan utang piutang dimaksud telah terjadi
perka- sebelum penundaan kewajiban pembayaran utang.
(3) Debitor tidak dapat menjadi penggugat atau tergugat dalam I
ra mengenai hak atau kewajiban yang menyanglort harta kekaya- (21 Piutang terhadap debitor sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) di-
zrnnya tanpa persetujuan Pengt'rrus'
hitung menumt ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
274 dan Pasal 275.
Pasal244
kewa- Pasal 248
Dengan tetap memerhatikan ketentuan Pasal 246, penundaan
jiban pembayaran utang tidak berlaku terhadap: (1) Orang yang mengambil alih dari pihak ketiga utang kepada debi-
a' ,ffi::il,LtH'.:;laktanggung- tor atau piutang terhadap debitor dari pihak ketiga sebelum pe-
nundaan kewajiban pembayararr utang, tidak dapaf melakukan
b. tagihan biaya pemelihdraan, Pengawasan, atau pendidikan yang perjumpaan utang apabila dalam pengambilalihan utang piutang
sudah hams dibayar dan hakim pengawas harus menentukan tersebut ia tidak beriktikad baik.
jumlah tagihan yang sudah ada dan belum dibayar sebelum pe- (21 Piutang atau utang yang diambil alih setelah dimulainya penunda-
nundaan kewajiban pembayaran utang yang bukan merupakan an kewajiban pembayaran utang, tidak dapat diperjumpakan.
tagihan dengan hak untuk diistimewakan; dan (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 dan Pasal 54
c. tagihan yang diistimewakan terhadap benda tertentu milik debitor berlaku bagi perjumpaan utang yalg diatur dalam Pasal ini.
maupun terhadap selumh harta debitor yang tidak tercakup pada
Ayat (1)huruf b. Pasal249
(1) Dalam hal pada saat putusan penundaan kewajiban pembayaran
Pasal 245
utang diucapkan terdapat perjanjian timbal balik yang belum atau
Pembayaran semua utang, selain yang sebagaimana dimaksud dalam barr sebagian dipenuhi, pihak yang mengadakan perjanjian de-
Paaal 244 yang sudah ada sebelun diberikannya penundaan kewa- ngan Debitor dapat meminta kepada pengurus untuk memberi-
jiban pembayaran utang selama berlangsungnya penundaan kewa- kan kepastian tentang kelanjutan pelaksanaan perjanjian terse-
jiban pembayaran utang, tidak boleh dilakukan, kecuali pembayaran 6111 datam jangka watrhr yang disepakati oleh pengtrms dan pihak
utang tersebut dilakukan kepada semua kreditor, menurut perimbang- tersebut.
an piutang masing-masing, tanpa mengurangi berlakunya juga keten-
456 457
LAMPIRAN
HUKUM KEPAILITAN
458
xa
459
L^MPIRAN
HUKUM KEPAILITAN
Pasal 256
Pasal 255
Pasal 13'
atas per- Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11' Pasal 12'
(1) Penundaan kewajiban pembayaran utang dapat diakhiri' pernyataan
satu atau lebih kreditor' atau atas pra- dan Pasal 14 berlaku mutatis mutandis terhadap Putusan
mintaanhaldm Pengawas,
pailifsglagaiakibatputusanpengakhiranpenundaankewajibanpem-
karsa Pengadilan dal"m hal:
bayaran utang.
a. debitor, selama wal'rhr penundaan kewajiban pembayaran
utang, bertindak dengan ilrtikad buruk dalam melakukan Pasal257
Pengunrsan terhadaP hartanYa; Pe-
b.debitortelahmerugikanatautelahmencobamerugikankredi- de-
tornYa;
debitor melakr:kan pelanggaran ketentuan Pasat 240 Ayat
(1);
c.
d. debitor lalai melaksanakan tindakan-tindakan yang diwaji- Pasal 258
460 46t
LAMPIRAN
HUKUM KEPAILITAN
Bagian I(edua
nyataanpailitdiucapkan,makaberlakuketentuansebagaimanadi- Perdamaian
maksud dalam Pasal 15.
t
Pasal262 Pasal 265
ke-
(1)Datamhaldebitordinyatakanpailitberdasarkanketentuandalam Debitor berhak pada waktu mengajukan permohonan penundaan
suatu perda-
bab ini, maka berlaku ketentuan sebagai berikut: wajiban pembayaran utang atau setelah itu menawarkan
a. jangkawaktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 dan Pa- maial kepada kreditor.
sal 44 hams dihitung sejak putusan penundaan kewajibart Pasal266
pembayaran utang sementara diucapkan;
b. perbuatan hukum yang dilakrkan oleh Debitor setelah diberi (1)
persetujuan oleh pengums untuk melakukannya harr.s diang-
lap sebagai perbuatan hukum yang dilakukan oleh Kurator'
-an utang harta debitor yang tedadi selama berlangsungnya
penundaan kewajiban pembayaran utang merupakan utang tetap memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
harta Pailit; PasaJ228 AYat (a).
kepada
c. kewajiban debitor yang timbul selama jangka waktu Penun- 12) Salinan rencarla perdamaian harus segera disampaikan
daa:r kewajiban pembayaran utang tanPa persetujuan oleh hakim pengawas, Pengurus' dan ahli, bila ada'
pengunrstidakdapatdibebankanterhadaphartaDebitor,
Pasal267
kecuali hal tersebut membawa akibat yang menguntungkan
bagi harta debitor. Dalam hal sebelum putusan pengesahan perdamaian memperoleh
Apabila permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang di- kekuatan hukum tetap, ada putusan Pengadilan yang menyatakan
l2l bahwa penundaan kewajiban pembayarar utang berakhir, gugurlah
ajukan dalam waktu 2 (dua) bulan setelah berakhirnya penundaan
kewajibanpembayaranutangsebelumnya,makaketentuanAyat rencana perdamaian tersebut.
(1) berlaku pula bagi jangka waktu penundaan kewajiban pemba-
Pasal 268
yaran utang berikutnYa.
(1) Apabila rencana perdamaian telah diajukan kepada panitera, ha-
Pasal 263 kim pengawas harus menentukan:
Imbalan jasa bagi ahli yang diangkat berdasarkan ketentuan seba- a. hari terakhir tagihan harus disampaikan kepada Pengurus;
gaimana dimaksud dalam Pasal 238, ditenttrkan oleh hakim pengawas b. tanggal dan waktu rencana perdamaian yang diusulkan itu
dan hams dibayar lebih dahulu dari harta debitor. akan dibicarakan dem diputuskan dalam rapat kreditor yang
dipimpin oleh hakim Pengawas.
Pasal264
(21 Tenggang waktu antara hari sebagaimana dimaksud pada Ayat (1)
Ketentuan hukum intemasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal huruf a dan huruf b paling singkat 14 (empat belas) hari.
212, Pasal 213, dan Pasal 214 berlaku mutqtis mutandis dalam hal
penundaan kewajiban pembayaran utang. Pasal269
(1) Pengums wajib mengumumkan penentuan waktu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 263 Ayat (1) bersamadengan dimasukkan-
nya rencana perdamaian, kecuali jika hal ini sudah diumumkan
462 tr 463
LAMPIRAN
HUKUM KEPAILITAN
(1)
Ayat (2).
oleh seorang kua- utang.
(3) Kreditor dapat menghadap sendiri atau diwakili
Jika pengurus dan kreditor tidak mencapai kesepakatan tentang
(4) ff*:HT.ln*:
l2l
p"rr.i"p* nilai tagihan tersebut, seluruh nilai tagihan kreditor
harus diterima secara bersYarat.
dan Pemberitahuan Pasal27 5
tersebut.
(1) Piutang yang saat penagihannya belum jelas atau yang memberi-
Pasal 270 kan hak untuk memperoleh pembayaran secara berkala, wajib di-
masukkan dala'n daftar untuk nilai yang berlaku pada tanggal
diucapkannya putusan penundaan kewajiban pembayaran utang
(1)
sementara.
(21 Semua piutang yang dapat ditagih dalam jangka waktu 1 (satu)
linan bukti tersebut.
tahun s-jak putusan penundaan kewajiban pembayaran utang di-
(21 Terhadap tagihan yang diajukan kepada Pengurus sebagaimana
ucapkan, wajib diperlakuhan sebagai piutang yang dapat ditagh
dimaksudpadaeyat(t),kreditordapatmemintatandaterimadari pada tanggal tersebut.
pengurus'
(3) Semua piutang yang dapat ditagih setelah lewat 1 (satu) tahun se-
Pasal27 | jak putusan penundaan kewajiban pembayaran utang diucapkan,
wajib dimasukkan dalam daftar untuk nilai yang berlaku I (satu)
Semuaperhitunganyangtelahdimasukkanolehpengurusharusdico- tahun setelah putusan penrrndaan kewajiban pembayaran utang
cokkan d.engan catatan dan laporan dari debitor'
tersebut diucapkan.
Pasal272 (4) Dalam melakukan perhitungan nilai piutang sebagaimana dimak-
sud pada Ayat l2l dan Ayat (3), wajib diperhatikan:
Yang memuat nama, temPat
masing, Penjelasan Piutang, a. waktu dan cara pembayaran angsuran;
dibantah oleh Pengurus' b. keuntungan yang mungkin diperoleh; dan
c. besamya bunga apabila diperjanjikan.
Pasal273
Pasal27 6
(1) Piutang yang berbunga halas dimasukkan dalam daftar sebagai-
mana dimaksud dalam Pasal272 disertai perhitungan bunga sam- (1) Pengums wajib menyediakan salinan daftar sebagaimana dimak-
pai dengan hari diucapkannya putusan penundaan kewajiban sud dalnm Pasal 272 di Kepaniteraan Pengadilan, agar dalam
pembayaran utang. walrtu 7 (tujuh) hari sebelum diadakannya rapat sebagaimana di-
Pasal 139, maksud dalam Pasal 268 dapat dilihat oleh setiap orang dengan
121 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 135,
Pasal 140, Pasal 141, dan Pasal L42 Ayat (1) dan Ayat(21 berlaku cuma-cuma.
465
464
LAMPIRAN
HUKUM KEPAILITAN
Pasal279
(1) dilaku-
(2) Penyediaan salinan sebagaimana dima}(sud pada Ayat
kan dengan cuma-cuma. (1) Pengurus berhak dalam rapat tersebut menarik kembali setiap
pengakuan atau barttahan yang pernah dilakukan'
Pasal 27 7 yang oleh pengurus
l2l Kreditor yang hadir dapat membajltah Piutang
seluruhnya atau sebagian diakuinya
i3) Pengakuan atau bantahan
yalg dilakukan dalam raPat, harus di-
catat dalam daftar Piutang.
Pasal 280
(2) Dalam hal te{adi penundaan pembicaraan dan Pemungutan sua- Hakim pengawas m dibantah, un-
'' ra sebagaimana d aksud pada Ayat (I) berlaku ketentuan
seba- tuk dapat ikut sert nentukan ba-
gaimana dimaksud dalam Pasal 269' tasan jumlah suara r tersebut'
466 467
LAMPIRAN
HUKUM KEPAlLITAN
Pasal 282
(1) Berita acara rapat yang dipimpin oleh hakim pengawas harus
hadir
mencantumkan isi rencana perdamaian' nama kreditor yang
yang di-
dan berhak mengeluarkan suara, catatan tentang suara
keluarkan Kreditor, hasil pemungutan suara, dan catatan tentang (3) c
c
semua kejadian lain dalam raPat'
pengurus yang telah ditambah
12) Daftar laeditor yang dibuat oleh
ataudiubahdalamrapat,hamsditandatanganiolehHakimPeng- dimaksud Pada AYat (1)'
pada berita
awas dan panitera pengganti serta harrs dilampirkan
Pasal 285
acara raPat Yang bersanglmtan'
(3) Salinan berita acara rapat sebagai:nana dimaksud pada Ayat (1) (1) Pengadilan wajib memberikan putusan mengenai pengesahan
per-
harusdisediakandikepaniteraanPengadilanpalinglambat3(tiga) damaian disertai alasan-alasannya pada sidang sebagaimana di-
hari setelah Putusan raPat. maksud dalam Pasal 284 AYat (3)'
(4) Salinan berita acara rapat dapat dilihat oleh setiap orang dengan (21 Pengadilan wajib menolak untuk mengesahkan perdamaian' apa-
cuma-cuma selama 8 (delapan) hari setelah tanggal disediakan. bila:
Pasal 283 a. harta debitor, termasuk benda untuk mara dtl"' r 'rrtto
hak untuk menahan benda, jauh lebih besar dari|.trl,r lrrtrtlrh
(1) Debitor dan kreditor yang memberi suara mendukung rencana yang disetujui dalam Perdamaian;
perdamaian dalam wakhr 8 (delapan) hari setelah tanggal pemu- b. pelaksanaan perdamaian tidak cukup terjamin;
ngutan suara dalam rapat, dapat meminta kepada Pengadilan c. perdamaian itu dicapai karena penipuan, atau persekongko-
agar berita acara rapat diperbaiki apabila berdasarkan dokumen Iandengansatuataulebihkreditor,ataukarenapemakaian
yang ada temyata bahwa perdamaian oleh hakim Pengawas keliru
upaya lain yang tidak jujur dan tanpa menghiraukan apakah
telah dianggap sebagai ditolak.
debitor atau pihak lain bekerja sama untuk mencapai hal ini;
12) Jika Pengadilan membuat perbaikan berita acara rapat, maka da- dan/atau
i
lam putusan yang sama Pengadilan harrs menentukan tanggal
d. imbalan jasa dan biaya yang dikeluarkan oleh ahli dan peng-
pengesahan perdamaian yang harus dilal<sanakan paling singkat
urus belum dibayar atau tidak diberikan jaminan untuk pem-
8 (delapan) hari dan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah
bayarannya.
putusan Pengadilan yang memperbaiki berita acala raPat tersebut
diucapkan. (3) Apabila Pengadilan menolak mengesahkan perdamaian, maka
(3) Pengums wajib memberi tahukan secara tertulis kepada Kredi- dalam putusan yang sama Pengadilan wajib menyatakan debitor
tor puhrsan Pengadilan sebagaimana dimaksud pada Ayat (2), dan pailit dan putus'an tersebut harus diumumkan dalam Berita Ne-
putusan tersebut mengakibatkan putusan pernyataan pailit ber- gara Republik Indonesia dan paling sedikit 2 (dua) surat kabar
dasarkan Pasal 289 menjadi batal demi hukum. harian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 226 dengan jangka
walrtu paling lambat 5 (lima) hati setelah putusan diterima oleh
Pasal 284 hakim pengawas dan kurator.
(1) Apabila rencana perdamaian diterima, hakim pengawas wajib me- (4) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Pasal 12, darr
nyampaikan laporan tertulis kepada Pengadilan pada tanggal yang Pasal 13 berlaku mutatis mutandis terhadap pengesahan perda-
telah ditentukan untuk keperluan pengesahan perdamaian, dan maian, namun tidak berlaku terhadap penolakan perdamaian.
468 469
LAMP I RAN
HUKUM KEPAILITAN
perdamaian'
berlalm mutatis mutandis terhadap pembatalan
Pasal 286 p€rdarlirt'rrr lrlri '
yang membatalkan
kecuali 12\ Dalam putusan Pengadilan
Perdamaian yang telah disahkan mengikat semua kreditor' tor juga harr.s dinYatakan Pailil '
di-
kreditor yang tidak menyetujui rencana perdamaian sebagaimana
Pasal 292
maksud dalam Pasal280 AYat (2)'
berdasarkan
Pasal287 Dalam suatu putusan pernyataan pailit yang diputuskan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 285' Pasal
286' atau
Pasal 291, tidak dapat ditawarkan suatu perdamaian'
Pasal 293
BAB :
(1) Terhadap Putusan Pengadilan berdasarkan ketentuan dalam
III ini tidak terbuka upaya hukum, kecuali ditentukan lain dalam
gung untuk Perdamaian tersebut. undang-undang ini.
Pasal 288 (21 Upaya hukum kasasi dapat diajukan oleh Jaksa Agung demi ke-
pentingan hukum.
Pasal294
Permohonan yang diajukan berdasarkan ketentuan sebagaimana di-
maksud dalam Pasal237, Pasal 255, Pasal 256, Pasal 259, Pasal 283'
gaimana dimaksud dalam Pasal227.
Pasal 285, Pasal 290, dan Pasal 291 harus ditandatangani oleh advo-
Pasal 289 kat yang bertindak berdasarkan surat kuasa khusus, kecuali apabila
diajukan oleh pengurus.
BAB IV
I
I
470 471
IAMPIRAN
HUKUM KEPAILITAN
Pasal297 Kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini, maka hukum acara
yang berlalm adalah hukum acara perdata'
(1) Pemehon peninjauan kembali wajib menyampaikan kepada pani-
tera Pengadilan bukti pendukung yang menjadi dasar pengajuan Pasal 300
permohonan peninjauan kembali dan untuk termohon salinan
permohonan peninjauan kembali berikut salinan bukti pendu- (1) Pengadilan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini,
kung yang bersangkutan, pada tanggal permohonan didaftarkan selain memeriksa dan memutus permohonan pernyataan pailit
Sebagaimana dimaksud dalam Pasal296 Ayat (4). dan Penirndaan Kewajiban Pembayaran Utang, berwenang pula
(21 Tanpa mengnyampingkan ketentuan sebagaimana drmaksud pada memeriksa dan memutus perkara lain di bidang perniagaal yang
Ayat (1), panitera Pengadilan menyampaikan salinan permoho- penetapannya dilakukan den gan undang-undang.
nan peninjauan kembdi-bcrikut salinan bukti pendulmng kepada (21 Pembcnh*an Pengadilan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1)
termohon dalam jangka waktu Paling lambat 2 (dua) hari setelah dilakut<an secara bertahap dengan keputusan presiden, dengan
tanggal permohonan didaftarkan. memerhatikan kebutuhan dan kesiapan sumber daya yang diper-
(3) Pihak termohon dapat mengajukan jawaban terhadap permoho- lukan.
nan peninjauan kembali yang diajukan, dalam jangka waktu 10
Pasal30I
(sepuluh) hari setelah tanggal permohonan peninjauan kembali
didaftarkan. (1) Pengadilan memeriksa dan memutus perkara pada tingkat per-
tama dengan hakim majelis.
472 tr I 473
LAMPIRAN
HUKUM KEPAILITAN
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 304
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
tingkat pertama, kasasi, mauPun pada peninjauan kembali'
Pasal 306
Pasal 303 pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta hrsat yang diben-
Pengadil memeriksa dan menyelesaikan Perrno- tuk berdasarkan ketentuan Pasal 28 1 Ayat (1) Peraturan Pemerintah
honan p para pihak yang terikat perjanjian yang Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1998 tentang Perubahan
memuat epanJang utang yang menjadi dasar per- Atas Undang-Undang tentang Kepailitan sebagaimana telal r I I r I n || ! 11J1
r t
Pasal 307
474 475
HUKUM KTPAILI'I-AN
Nomor PENJELASAN
Penetapan Per 1 s
ttd.
BAUBAI{G I(ESOWO 1906:34$.
perkembangan perekonomian dan perdagangan serta pengaruh
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESI.A d mo-
TAHUN 2OO4 NOMOR 137
476 477
LAMPIRAN
HUKUM KEPAILITAN
478 479
LAMPIRAN
HUKUM KEPAILITAN
480 481
LAMPIRAN
HUKUM KEPAILITAN
nDana
Pensiun'ada-
Ayat (3) perekonomian. Yang dimaksud dengan
lah Dana Pensiun sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Yang d.imaksud dengan "bank' adalah bank sebagaimana mengenai Dana Pensiun. Kewenangan
Undangyang mengatur
diatur dalam Peraturan perundang-undangan' Pengajuan untuk mengajukal pailit bagi Dana Pensiun, sepenuhnya
sepenuhnYa me-
semata-mata di- ada pada Menteri Keuangan. Ketentuan ini diperlukan untuk
dan kondisi Per- membangun tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Dala
Pensiun, mengingat Dana Pensiun mengelola dana masyarakat
bankan secara keseluruhan, oleh karena itu tidak perlu
ank Indonesia untuk dalam jumlah besar dan dana tersebut merupakan hak dari
tidak menghapuskan peserta yang banYak jumlahnYa.
kewenangan Bank Indonesia terkait dengan ketentuan me- Yang dimaksud dengan "Perusahaan Asuransi' adalah Per-
ngenai pencabutan izin usaha bank, pembubaran badan hu- usahaan Asuransi Jiwa dan Perusahaan Asuransi Kerugian' ;
kum, dan likuidasi bank sesuai peraturan perundang-un- Pemsahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi adalah
dangan. Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi sebagai-
Ayat (4) mana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur me-
pailit sebagaimana dimaksud dalam ayat ini ngenai Usaha Perasuralsial.
Permohonan ,
hanya dapat diajukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal, Kewenangan untuk mengajukan permohonan pernyataan
karena lembaga tersebut melakukan kegiatan yang ber- pailit bagi Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi
hubungan dengan dana masyarakat yang diinvestasikan da- sepenuhnya ada pada Menteri Keuangan. Ketentuan ini
lam efek di bawah pengawasan Badan Pengawas Pasar Modal' diperlukan untuk membangun tingkat kepercayaan masya-
Badan Pengawas Pasar Modal juga mempunyai kewenangan rakat terhadap Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Re-
penuh dalam hal pengajuan permohonan pernyataan pailit asuransi sebagai lembaga pengelola risiko dan sekaligus
untuk instansi-instansi yang berada di bawah pengawasannya' sebagai lembaga pengelola dana masyarakat yang memiliki
seperti halnya kewenangan Bank Indonesia terhadap bank' kedudukan strategis dalam pembangunan dan kehidupan
Ayat (5) perekonomial. Yang dimaksud dengan nDana Pensiun" ada-
lah Dana Pensiun sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Yang dimaksud dengan "Perusahaan Asuransi" adalah Per-
Undang yang mengatur mengenai Dana Pensiun' Kewenangan
usahaan Asuraasi Jiwa dan Perusahaan Asuransi Kerugian.
untuk mengajukan pailit bagi Dana Pensiun, sepenuhnya
Perusahaan Asuransi dan Penrsahaan Reasuransi adalah ada pada Menteri Keuangan. Ketentuan ini diperlukan untuk
Pemsahaan Asuransi dan Pemsahaan Reasuransi sebagai- membangun tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Dana
mana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur me' Pensiun, mengingat Dana Pensiun mengelola dana masyarakat
ngenai Usaha Perasuransian. dalam jumlah besar dan dana tersebut merupakan hak dari
Kewenangaa untuk mengajukan permohonan pernyataan peserta yang banyak jumlahnya.
pailit bagi Penrsatraan Asuransi atau Perusatraan Reasuransi Yang dimaksud dengan nBadan Usaha Milik Negara \ ru I 'r 1
sepenuhnya ada pada Menteri Keuangan. Ketentuan ini di- gerak di bidang kepentingan publik" adalah badirrr ,rr.rlr.t
perlukan untuk membangun tingkat kepercayaan masya- milik negara yang seluruh modalnya dimiliki negara clarr trdak
rakat terhadap Pemsahaan Asuransi atau Perusahaan Re- terbagi atas saham.
asuransi sebagai lembaga pengelola risiko dan sekaligus
sebagai lembaga pengelola dana masyarakat yang memiliki Kewenangan Menteri Keuangan dalam pengajuan permohonan
kedudukan strategis dalam pembangunan dan kehidupan pailit untuk instansi yang berada di bawah pengawasannya
seperti kewenangan Bank Indonesia sebagaimana dimaksud
482 tr it
483
LAMPIRAN
HUKUM KEPAILITAN
484 485
i LAMPIRAN
HUKUM KEPAILITAN I
I
pentingan Debitor dan Kreditor, Pengadilan dapat memper-
CulmP jelas syaratkan agar Kreditor memberikan uang jaminan dalarn
jumlah yang wajar apabila uPaya Pengamanan tersebut di-
kabulkan. Dalam menetapkan persyaratan tentarty rlru t'r-
minan atas keseluruhan kekayaan Debitor, jenis l' r 11'r''ll
Debitor dan besarnya uang jaminan yang hants 'lrl'r 11[11n
sebanding dengan kemungkinan besarnya kerugitrrr vrrng di-
derita oleh Debitor apabila permohonan pernyataan pailit di-
i
tolak oleh Pengadilan.
Ayat (5) Pasal I 1
1
Ayat (6) i
Pasal 12
Huruf a l
Ayat (1;
I
CukuP jelas
I
CukuP jelas
l
Huruf b l Ayat (2)
486 tr 487
LAMPIRAN
HUKUM KEPAILITAN
488 489
LAMPIRAN
HUKUM KEPAILITAN
Cukup jelas.
Dalam hal Debitor adalah Perseroan Terbatas' organ perseroan
tersebut tetap berfirngsi dengan ketentuan jika dalam pelak- AYat (a)
sanaan fungsi tersebut menyebabkan berkurangnya harta Cukup jelas.
pailit, maka pengeluaran uang yang merupakan bagian harta
Pasal 29
pailit, adalah wewenarlg Kurator. I
Cukup jelas.
Ayat (2)
nwaktu setempat" adalah waktu tem- Pasal 30
Yang dimaksud dengan
pat putusan pernyataan pailit diucapkan oleh Pengadilan Cukup jelas.
Niaga, misa-lnya, putusan diucapkan di Jakarta pada tanggal Pasal 31
1 Juli 2001 pukul 13.00 WIB, maka putusan tersebut dihitung Ayat (1)
mulai berlakr-r sejak pukul00.00 WIB tanggal 1 Juli 2001.
Dengan tidak mengurangi ketentuan Pasal 56, Pasal 57, dan
Ayat (3) Pasal53,ketentuaninitidakberlakubagikreditorsebagaima-
Transfer dana melalui bank perlu dikecualikan untuk men- na dimaksud dalam Pasal 55.
jamin kelancaran dan kepastian sistem transfer melalui bank. Ayat (2)
Ayat (4) Yang dimaksud dengan'jika diperlukan hakim pengawas ha-
Transaksi Efek di Bursa Efek perlu dikecualikan untuk men- rus memerintahkan pencoretannya" attara lain pencoretan a
jamin kelancaran dan kepastian hukurn atas Transaksi Efek terhadap penyitaan tanah atau kapal yang terdaftar'
di Bursa Efek. Ayat (3)
Ada pun penyelesaian Transaksi Efek di Bursa Efek dapat di- Yang dimaksud dengan npenahanan" dalam ketentuan ini
Iaksanakan dengan cara penyelesaian pembukuan atau cara adalah gijzeling.
lain sesuai dengan peraturan perundang- undangal di bidang
pasar modal. Pasa] 32
Pasal 25 Uang paksa dalam ketentuan pasal ini mencakup uang paksa
Cukup jelas yang dikenakan sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan.
Pasal 26 Pasal 33
Cukup jelas Hasil penjualan benda milik debitor masuk dalam harta pailit dan
Pasal 27 tidal< diberikan kepada pemohon eksekusi.
Cukup jelas Paszrl 34
Pasal 28 ()u1<-trp
,j'--;as
Ayat (1) i'1":'l :)
Yang dimaksud dengan "mengambil alih perkara" adalah
pengalihan kedudukan Kreditor sebagai tergugat, dialihkan
kepada kurator.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
490
LAMPIRAN
HUKUM KTPAILITAN
Pasal 38
Cukup jelas.
a
Pasal 39
Ayat (r)
KetentuanmengenaiPemutusanhubungankerja,Krrratorte- Angka 2)
tap berpedoman pada peraturan perundang-undangan di bi-
dang ketenagakerjaan.
Ayat (2)
Yang rrirnapsud dengan "upah" addah hak pekerja yang diteri-
ma dan dinyatakan dal'm bentul< uang sebagai imbalan dari
pemberi kerja kepada pekerja atas suatu pekedaan atas jasa Hunf d
yang telah atau akan dilakukan, ditetapkan, dan dibayarkan
Yangdimaksuddengan.kepemilikan"adalahkepemilikan
menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan
modal atau modd saham.
perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja dan
keluarga. Hurufe
I
Pengendalian adalah kemampuan untuk menentukan, baik
Pasal 40 l
langsung maupun tidak langsung, dengan czrra apa pun Pe-
Cukup jelas.
{
Pasal 41
I
I
memifiki saham yang besarnya 25o/o (dua puluh litrra r' "7 rrl
Ayat (1) atau lebih dari jumlah saham yang telah dikelurrrLrtr rlrtrl
Cukup jelas. mempunyai hak suara pada perseroan dianggap ntctrgctrda-
Ayat (2) likan perseroan tersebut, kecuali yang bersangkutan dapat
Yang dimaksud dengan 'pihak dengan siapa perbuatan ihr membuktikan tidak melakukan pengendalian, sedangkan pi-
dilalrukan" dalam ketentuan ini, termasuk pihak untuk ke- hak yang memiliki saham kurang dari 25o/o (dua puluh lima
pentingan siapa perjanjian tersebut diadakan. persen) dari jumlah saham yang telah dikeluarkan dan mem-
punyai hak suara pada perseroan dianggap tidak mengenda-
Ayat (3)
likan perseroan tersebut, kecudi yang bersangkutan dapat
Perbuatan yang wajib dilalcukan karena undang-undang, mi- dibulctikan melakukan pengendalian.
salnya, kewajiban pembayaran paj ak.
Huruf f
Pasal 42 Dalam penerapan ketentuan ini, suatu badan hukum yang
Huruf a merupakan anggota direksi yang berbentuk badan hukum
Cukup jelas. diperlakukan sebagai direksi yang berbentuk badan hukum
Huruf b tersebut.
Cukup jelas. Huruf g
Huruf c Cukup jelas.
Angka (1) Pasal 43
Yang r{imapsud dengan "anak angkat" adalah anak yang Dengan ketentuan ini, Kurator tidak perlu membuktikan bahwa
492 493
LAMPIRAN
HUKUM KTPAILITAN
Pasal 45
Pasal 55
Cukup jelas. Cukup jelas.
Pasal 56
Pasal 46
Ayat (1)
Cukup jelas.
Penangguhan yang dimaksud dalam ketentuan ini bertujuan'
Pasal 47 antara lain:
Cukup jelas. - untuk memperbesar kemungkinan tercapainya perdamai-
Pasal 48 an; atau
)
Cukup jelas. - untuk memperbesar kemungkinan mengoptimalkan harta
Pasal 49
pailif; afa11
494 tr 495
LAMPIRAN
HUKUM KEPAILITAN
Ayat (3)
tersebut dianggap berakhir demi hukum.
CulmP jelas.
Perlindungan rlimaksud, antara lain dapat berupa:
Ayat (a)
a. ganti rugi atas tcrjadinya Penumnan nilai harta pailit;
Cukup jelas.
b. hasil penjudan bersih;
c. hak kebendaan Pengganti; atau Pasal 59
d. imbalan yang wajar dan adil serta pembayaran tunai Ayat (1)
(utang yang dijamin) lainnYa. Yang dimaksud dengan "harus melaksanakan haknya' adalah
Ayat (4) bahwa kreditor sudah muiai melaksanakan haknya'
Cukup jelas. Ayat (2)
Pasal 57 Cukup jelas.
Ayat (1) Ayat (3)
Yang rrirn4psud dengan "insoluensfl adalatr keadaan tidak Yang dimaksud dengan "jumlah terkecil" adalah jumlah ter-
mampu membaYar. kecil antara harga pasar benda agunan dibandingkan dengart
Ayat (2) besarnya jumlah utang yang dijamin dengan benda agunan.
Cukup jelas. Pasal 60
Ayat (3) Ayat (1)
Cukup jelas. Cukup jelas.
Ayat (a) Ayat (2)
Cukup jelas. Yang dimaksud dengan 'Kreditor yang diistimewakan' adalah
Ayat (5) Kredltor pemegang hak sebagaimana dimaksud dala"' Pasal
Cukup jelas. 1139 dan Pasal 1149 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
496 tr 497
LAM P I RAN
HUKUM KEPAILITAN
Pasal 65 Pasal 71
Cukup jelas. Cukup jelas.
Pasal 66 PasaJT2
Cukup jelas. Cukup jelas.
Pasal 67 Pasal 73
Ayat (1) Cukup jelas.
Cukup jelas. Pasal 74
Ayat (2) Cukup jelas.
Cukup jelas. Pasal 75
Ayat (3) Cukup jelas.
Cukup jelas. Pasal 76
Ayat (4) Dalam menetapkan pedoman besarnya imbalan jasa bagl kurator,
. Cukup jelas. menteri yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang
Ayat (5) hukum dan peraturan perundang-undangan mempertimbangkan
tingkat kemampuan atau keahlian kurator dan tingkat kerumitan
Yang dimaksud dengan 'keluarga sedarah' termasuk anak
perkara.
angkat.
Pasal 77
Pasal 68
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Pasal 78
Pasal 69
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Pasal 79
Pasal 70
Ayat (1)
Ayat (1)
Yangdimaksuddengan"kreditoryangdikenal"adalahkreditor
Cukup jelas.
yang telah mendaftarkan diri untuk diverifikasi'
Ayat (2)
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Yang dimaksud dengan "keahlian khusus" adalah mere-
ka yang mengikr-rt! dan lultts penclid,il<ar. Iiurritilr clait Ayat (3)
tr 499
LAMPI RAN
HUKUM KEPAILITAN
Pasal 89
Cukup jelas.
Culorp jelas.
Pasd 83
Pasal 90
Culorp jelas.
Cukup jelas.
Pasal 84
Pasal 91
Ayat (1)
Yangdimaksuddengan"penetapan,adalahpenetapanadminis.
Cukup jelas. tratif, misatnya PenetaPan tentang honor lmrator, pengangkatart
Ayat (2) atau Pemberhentian kurator.
Culmp jelas. Yang dimaksud dengan "Pengadilan dalam tingkat teraktrir" adalalt
Ayat (3) bahwa terhadap penetapan tersebut tidak terbuka uPaya hukum'
Cukup jelas. Pasal 92
Ayat (a) Cukup jelas.
Jangka welfti 3 (tiga) hari tersebut setelah tanggal panitia Pasal 93
kreditor meminta PenetaPen Hakim Pengawas, kecudi Hakim
Culnrp jelas.
Pengawas membenarkan Kurator sebelum lewatnya 3 (tiga)
hari tersebut. Pasal 94
Cukup jelas.
Pasal 85
Cukup jelas. Pasal 95
Cukup jelas.
Pasal 86
Pasal 96
Cuhrp jelas.
Cr.rkup jelas.
Pasd 87
Pasal 97
Ayat (1)
Cukup jelas.
Yang dimaksud dengan "kuasa" dalam Ayat ini tidak hants
advokat. Pasal 98
Ayat (2) Cukup jelas.
Cukup jelas. Pasal 99
Ayat (3) Ayat (i)
Cukup jelas. Cukup jelas.
Ayat (a) t Ayat (2)
Cukup jelas. Yang dimaksud dengan "wakil dari pemerintah daerah setem-
Ayat (5) pat", adalah lurah atau kepala desa atau yang disebut dengart
Cukup jelas. nama lain.
Pasal lOO
Pasal 88
Cukup jelas.
Cukup jelas.
501
500
LAMPIRAN
HUKUM KIPAILITAN
Pasal 112
Pasal 101
CukuP jelas.
Cukup jelas.
Pasal 113
Pasal 102
CulmP jelas.
Cukup jelas.
I
Pasal 114
Pasal 103
CukuP jelas.
Cukup jelas. I
Pasal 115
Pasal 104
CuhrP jelas.
Ayat (1)
Lihat ketenhran Pasal 84. Pasal 116
Ayat (2) CukuP jelas.
CulmP jelas. Pasal 117 a
;o2 tr 503
LAMPIRAN
HUKUM KTPAILITAN
504 505
LAMPIRAN
HUKUM KEPAILITAN
506 tr tr 507
I
LAMPIRAN
HUKUM KTPAILITAN
I Huruf d
Cukup jelas.
CukuP jelas.
Ayat (4)
Penetapan oleh hakim pengawas diperlukan apabila tidak ada Pasal 177
kesepakatan untuk pembagian tersebut antara debitor, kura- CukuP jelas.
tor, dan para lreditor. Pasal 178
Pasal 169 Lihat Penjelasan Pasal 57 Ayat (1)'
Cukup jelas. Pasal 179
Pasd 170 CulnrP jelas.
Ayat (r)
Pasd 180
Cukup jelas.
Cukr-rP jelas.
Ayat (2)
Pasd 181
Cukup jelas.
CtrlnrP jelas.
Ayat (3)
Kelonggaran hanya dapat diberikan I (satuf kali dalo"' selu- Pasal 182
ruh proses. CukuP jelas'
508 ll 509
]UKUM KEPAILITAN
LAMPIRAN
Cularp jelas. dapat dilaksanakan' adalah ikhtisar berita acara rapat yang
)asal 192 mempunyai titel ekselmtorial.
Pasal 2 1 1
Cukup jelas. \
Cukup jelas.
'asd 198
Pasal 2L2
Cukup jelas.
Cukup jelas.
asal 199
Pasal 213
Cukup jelas.
Ayat (1)
asal 200 Kewajiban mengganti kepada harta pailit adalah sebesar pelu-
Cukup jelas. nasan yang diperoleh kreditor penerima peraliha-n piutang
asal 201 atas harta debitor paitit di luar negeri.
Cukup jelas. Ayat (2)
asal2O2 Cukup jelas.
Cukup jelas. Pasal 214
asal 203 Ayat (1)
Cukup jelas. Kewajiban mengganti kepada harta pailit adalah sebesar hasil
asal 204
perjumpaan utang yang diperoleh penerima peralihan utang
atau piutang di luar negeri.
Cukup jelas.
Ayat (2)
asal 205
Cukup jelas.
Ayat (1)
Cukup jelas. Pasal 2 15
Yang dimaksud dengan "rehabilitasi" adalah pemulihan nama baik
Ayat (2)
debitor yang semula dinyatakan pailit, melalui putusan pengadil-
Yang rlimafusud dengan "dibuat dalam bentuk putusan yang
10 511
LAMPIRAN
HUKUM KIPAILITAN
an yang berisi keterangan bahwa debitor telah memenuhi kewa- Pemegang Ssllam (RUPS) dengan kuorum kehadiran dan sahnya
jibarnya. keputusan sama dengan yang diperlul<an untuk mengajukan per-
mohonan pailit.
Pasal 216
adalah Pasal 225
an lagt Cukup jelas.
nerima
Pasal 226
pembayaran atas seluruh tagihannya' Cukup jelas.
Pasal 217 Pasal 227
C\:kup jelas. Cukup jelas.
Pasal 218 Pasal 228
CukuP jclas. Ayat (1)
Pasal 219 Yang.limaksud dengan "kuasa" dalan Ayat ini bukanlah kua-
Cukup jelas. s2 36lagaimana dimaksud dalam Pasal 7.
Pa8€l22O Ayat (2)
Ctkup jelas. Cukup jelas.
I
dahufukan.
Ayat (2) Ayat (5)
Yang dimaksud d€ngan 'I(redito/ adalah setiap lseditor baik Cukup jelas.
kreditor konkuren maupun kreditor yang didahulukan'
Ayat (6)
Ayat (3)
Yang berhak unh:k menentukar apakah kepada Debitor akan
Cukup jelas. diberikan Penundaar Kewajiban Pembayaran Utang tetap
PaseJ 223 adalal Kreditor konkuren, sedangkan Pengadilan hanya b€r-
Uhat pedelasan Passl 2 AYat (3). wenang menetaPkannya berdasarkan Persehriuan laditor
konkuren.
Pasal224
Dnhm hal debitor adalah termohon pailit, maka debitor tersebut Pasa1229
dapat Eengajukan Penundaan kewajiban pembayaran utang. Da- Cukup jelas.
lam hal debitor adalah p€nlefl)an terbatas, maka permohonan pe-
Pasal 230
nundaan kewajiban peobayaran utang atas prakarsanya sendiri
Ayat (U
hanya dapat di,ajukan setelah Eendapat persetujuan RaPat Umum
Persetujuan terhadap rencaaa perdamaian harus dicapai
512 573
LAMPIRAN
HUKUM KTPAILITAN
Culorp jelas.
paling lanbat pada hari ke-27O (dua ratus tujuh puluh), se-
dangkan pengesahan perdamaian dapat diberikan sesudah- Pasdl 239
nya. Cukup jelas.
Ayat (2) Pasal 240
Bagi debitor, hal ini mempakan konsekuensi dari ketentuan Cukup jelas.
pasal ini yang menentukan bahwa dalam hal permohonarl Pe-
Pasal 241
nundaan kewajiban pembayaran utang tetap ditolak, maka
Yangdimaksuddengan"aktiva"adalahseluruhkekayaandebitor,
Pengadilan hanrs menyatakan debitor pailit.
. sedangkan "pasiva" adalah selumh utang debitor'
Seimbang dengan hal tersebut maka apabila permohonan I
Pasal 245
Pasal 233 Cukup jelas.
Ayat (1)
Pasal 246
Yang dimahsud dengan "ahli" adalah orang yarlg mempunyai I
Cukup jelas.
keahlian dalam bidang yang akan diperiksa. I
Pasal 247
Ayat (2) I
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Pasal 248
Ayat (3) ' Cukup jelas.
Cukup jelas. Pasal 249
Pasal234 Qukup jelas.
Cukup jelas. Pasal 250
Cukup jelas.
Pasal 235
cukup/elas. Pasal 251
Cukup jelas.
Pasal 236
Pasai 252
Cukup jelas.
Cr-rkup ielas.
Pasal237 j:'ar;ir; .)51:i
Cukup jelas. :l-rr.Lkrrp jclas.
Pasal 238 I '. ,. , I )'-.1
515
5t4
LAMP I RAN
HUKUM KEPAILITAN
5L6 E 5t7
LAMPIRAN
HUKUM KEPAILITAN
l
Pasal 281 Cuhrp jelas.
I
yang dapat dipilih di antara nilaijaminan yang telah ditentukan Pasal 289
dalam dokumen jaminan atau nilai objek jaminan yang diten- Cukup jelas.
tukan oleh penilai yang ditunjuk oleh hakim pengawas. Pasal 290
Ayat (3) Cukup jelas.
Cukup jelas. I
Pasal 291
Pasal282 i Cukup jelas.
Cukup jelas. Pasal292
Pasal 283 Ketentuan dalam pasal ini berarti bahwa putusan pernyataan pai-
Cukup jelas. lit mengakibatkan harta pailit debitor langsung berada dalam ke- )
Pasal 284
adaan insolven.
Cukup jelas. Pasal 293
Pasal 285 Cukup jelas.
Ayat (1) Pasd294
Cukup jelas. Cukup jelas.
Ayat (2) Pasal 295
Cukup jelas.
Huruf a
Pasal 296
Yang dimalcsud dengan 'halc untuh menahan benda"
dalam ketentuan ini adalah hak retensi. Cukup jelas.
Huruf b Pasal 297
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Pasal 298
Huruf c
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Pasal 299
Huruf d
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Pasal 300
Ayat (3)
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Pasal 301
Ayat (4)
Cukup jelas.
Cukup jelas;
Pasal 302
Pasal 286 Cukup jelas.
518 tr tr 519
t
HUKUM KTPAILITAN
i
Pasal 303 I
I
I
TENTANG PENULIS
I
I
I
bitrase. I
t
Pasd 304 1
Huruf b i
Yang rliwrslrsud dengan'belum diperiksa" addah belum disi-
emisi, Praktisi,
{
dangkan. I maupun konsultan hukum.
Pasal 305 Pendidikan yang pernah di tempuh 1" " ' ''la-
Culorp jelas. i lah lulus Sarjana Hukum (S-1) dari FH I lr'err lrrlus
l
Magister Hukum (S-2) dari Program Ptr:rtrrsur.;at1a
Pasal 306
IJnair, lulus Pendidikan Spesidis Notariat (Sp' t) dari FH Unair, ser-
Cukup jelas.
ta lulus Dolctor Ilmu Hukum (S-3) dari Program Pascasarjana Unair
,,1
;20 tr