i
KATA PENGANTAR
Puji sukur tim penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulisan proposal sentra peternakan domba di Kabupaten Deli
Serdang, Sumatera Utara ini terselesaikan.
Proposal ini memuat gambaran tentang pengembangan sentra peternakan domba di
Kabupaten Deli Serdang. Pengembangan suatu wilayah menjadi sentra peternakan harus
memperhatikan dan mempertimbangkan beberapa hal terkait kelayakan lokasi yang jauh dari
pemukiman warga, ketersediaan pakan, air, pos kesehatan hewan, Rumah Potong Hewan
(RPH), rumah produksi, gudang pakan/ pabrik pakan, dan sebagainya. Selain itu, rencana
pengembangan peternakan juga harus dapat memenuhi keberadaan SDM yang mumpuni
dalam bidang peternakan khususnya, agar program yang direncanakan dapat berjalan dengan
baik dan sesuai dengan proyeksi usaha beberapa tahun kedepan.
Proposal ini dibuat untuk melihat gambaran kelayakan pengembangan peternakan di
Kabupaten Deli Serdang khususnya ternak domba yang dapat diintegrasikan dengan
keberadaan tanaman pertanian ataupun perkebunan di sekitar lokasi. Proposal ini diharapkan
dapat menjadi panduan pengembangan sentra peternakan di beberapa daerah Provinsi
Sumatera Utara. Proposal ini masih membutuhkan masukan dan saran agar dapat menjadi
panduan yang lebih baik sehingga dapat diimplementasikan di lapangan.
Terima Kasih
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB V. PENUTUP 32
iii
BAB I PENDAHULUAN
4
20 BERINGIN 3.324
21 LUBUK PAKAM 273
22 PAGAR MERBAU 4.368
TOTAL 134.267
Sumber : BPS Deli Serdang (Deli Serdang Dalam Angka 2020)
Variabel yang diamati di dalam potensi pengembangan ternak domba ini meliputi
variabel (1) populasi ternak yang merupakan jumlah ternak yang terdapat di suatu
wilayah(kecamatan)dengan menggunakan unit perhitungan Satuan Ternak (ST). Populasi
ternak terdiri dari sembilan jenis ternak yaitu ternak ruminansia besar (sapi perah, sapi potong
dan kerbau) dan ternak ruminansia kecil (domba dan kambing).(2) Lahan pertanian sebagai
proksi ketersediaan sumber pakan ternak (hektar per tahun); mencakup jagung, padi, kacang
tanah, kacang kedele, ketela rambat, ketela pohon, pucuk tebu. (3) Rumah tangga pertanian
yang memiliki lahan (unit). (4) Fasilitas pelayanan peternakanyang merupakan satuan unit
usaha yang menyediakan dan memberikan pelayanan, baik berupa jasa maupun barang-
barang kebutuhan pokok usaha peternakan (SAPRONAK); meliputi unit pembibitan ternak,
Pos Kesehatan Hewan, Pos Inseminasi Buatan beserta inseminatornya, Petugas Penyuluh
Lapangan dan Rumah Potong Hewan serta Rumah Potong Ayam. (5) Variabel pendukung
yang meliputi Rencana Tata Umum Tata Ruang (RUTR) Pemerintah Daerah dan Rencana
Strategis Pembangunan Daerah Kabupaten Deli Serdang.
Model Perhitungan Location Quotient (LQ). Model ini digunakan untuk
membandingkan kegiatan basis di dalam suatu wilayah secara relatif terhadap wilayah yang
lebih besar secara hirarkikal. Berdasarkan perhitungan Location Quotien ada beberapa
parameter yang menjadi indicator yang dapat dipertimbangkan untuk di hitung agar jelas
bagaimana gambaran potensi untuk peternakan domba di Kabupaten di Kabupaten Deli
Serdang.
6
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan
Petani (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 131, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5433).
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Repubik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679).
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor
5613).
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833).
Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2011 tentang Sumber Daya Genetik Hewan
dan Perbibitan Ternak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 5260).
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2012 tentang Alat dan Mesin Peternakan
dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 72,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5296).
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses
Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6056).
Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 85).
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 09/Permentan/ RC.020/3/2016 tentang Rencana
Strategis Kementerian Pertanian tahun 2015-2019 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 42/Permentan/RC.020/11/2017 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 09/Permentan/RC.020/3/2016 tentang Rencana
Strategis Kementerian pertanian Tahun 2015-2019.
7
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 18/Permentan/RC.040/4/2018 tentang Pedoman
Pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Korporasi Petani (berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 559).
160.000
140.000
120.000
100.000
80.000 Kambing
60.000 Domba
40.000
20.000 8
0
2015 2016 2017
Gambar 1. Jumlah Populasi Ternak Kambing dan Domba Kabupaten Deli Serdang Tahun
2015-2017 (Sumber:
Deli Serdang
Dalam 30.000 Angka
2018)
25.000
20.000
15.000 Kambing
Domba
10.000
5.000
0
2015 2016 2017
Gambar 2. Jumlah Pemotongan Ternak Kambing dan Domba Kabupaten Deli Serdang Tahun
2015-2017 (Sumber: Deli Serdang Dalam Angka 2018)
1.4 Maksud
1.5 Tujuan
Tujuan Pembentukan dan pelaksanaan sentra peternakan domba di kabupaten deli
serdang ini adalah:
a. Mewujudkan usaha peternakan rakyat dalam suatu perusahaan kolektif yang
dikelola dalam satu manajemen;
b. Meningkatkan daya saing usaha peternakan rakyat melalui peningkatan
pengetahuan, kesadaran, dan penguatan keterampilan peternakan rakyat;
c. Membangun sistem informasi sebagai basis data untuk menyusun populasi ternak
9
berencana;
d. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak rakyat; dan
e. Meningkatkan kemudahan pelayanan teknis dan ekonomis bagi peternakan
rakyat.
1.6 Sasaran
Adapun sasaran pada program ini adalah:
2.1 Konsep
Sentra Peternakan Domba berangkat dari filosofi bahwa pembangunan peternakan
dan kesehatan hewan yang mensejahterakan peternak rakyat hanya dapat diperoleh apabila
10
pemerintah dan para pihak melakukan berbagai upaya yang memperhatikan prinsip satu
manajemen, pengorganisasian (konsolidasi) pelaku, dan pemberdayaan peternak dalam
rangka terwujudnya populasi ternak berencana.
Sentra Peternakan Domba adalah pusat pertumbuhan komoditas peternakan dalam
suatu kawasan peternakan sebagai media pembangunan peternakan dan kesehatan hewan
yang di dalamnya terdapat satu populasi ternak tertentu yang dimiliki oleh sebagian besar
peternak yang bermukim di satu desa atau lebih, dan sumber daya alam untuk kebutuhan
hidup ternak (air dan bahan pakan).
Sentra Peternakan Domba berupaya mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya dari
semua pihak, yaitu dari: 1) Dewan Riset Daerah Provinsi Sumatera Utara; 2) Dinas Pertanian
bidang Peternakan Kabupaten Deli Serdang ; 3) Akademisi, Perguruan tinggi berupa
pengawalan dan pendampingan SDM; 4) Kelompok Tani dan gapoktan di kabupaten deli
sertang.
Pola pikir konsepsi Sentra Peternakan Domba Kabupaten Deli Serdang disajikan pada
Gambar 3.
Gambar 3. Pola Pikir Konsepsi Pengembangan Sentra Peternakan Domba Deli Serdang
Sentra Peternakan Domba ini merupakan pengungkit dan agen perubahan dalam
pengelolaan kelembagaan dan SDM peternakan menuju terbentuknya usaha peternakan
kolektif yang mandiri dan berorientasi bisnis profit melalui pendampingan, pengawalan,
aplikasi teknologi dan informasi, transfer ilmu pengetahuan. Kehadiran kegiatan ini menjadi
penting sebagai wadah transfer pengetahuan untuk menciptakan kesadaran meningkatkan
11
keterampilan beternak secara baik dan benar. Secara garis besar prinsip pengembangan
Sentra Peternakan Domba ini adalah sebagai berikut:
a. Satu manajemen
Pengelolaan usaha peternakan secara kolektif dalam satu aturan menyangkut pelayanan
teknis, pendampingan/ pengawalan, ekonomis, dan pemasaran.
b. Penguatan pelayanan
Pemenuhan pelayanan teknis minimal dan kebutuhan pelayanan lainnya untuk
meningkatkan produksi ternak dan daya saing peternakan..
c. Penguatan kelembagaan
Membentuk organisasi untuk mewujudkan usaha peternakan yang berorientasi bisnis dan
berbadan hukum.
d. Peningkatan SDM
Meningkatkan kemampuan pengurus dalam pengelolaan organisasi dan kewirausahaan.
Disamping itu, juga meningkatkan kemampuan peternak dalam mengakses informasi,
ilmu pengetahuan, teknologi, serta penguatan kendali produksi dan pasca produksi ternak.
e. Memenuhi Skala Usaha
Mengelola peternak skala kecil dengan kriteria populasi tertentu sebagai produsen yang
diorganisasi berorientasi bisnis.
f. Kemandirian usaha
Mendorong usaha peternakan menjadi usaha utama sebagai usaha pokok untuk
kesejahteraan peternak.
g. Integrasi kewenangan
Dalam membangun peternakan dan kesehatan hewan diperlukan sinergi fungsi dan
kewenangan dari pemangku kepentingan. Dalam hal pengelolaan, diperlukan sinergi
instansi pusat, daerah, perguruan tinggi/litbang, sektor dan sub sektor lainnya.
h. Pendampingan dan pengawalan
Pendampingan dan pengawalan diperlukan untuk transfer informasi dan teknologi secara
efektif dan efisien sesuai kondisi spesifik daerah baik oleh perguruan tinggi setempat.
i. Multi produk dan komoditas
Produk yang dikembangkan dalam kegiatan ini tidak hanya komoditas utama peternakan
saja melainkan bisa juga produk hasil samping peternakan untuk jangka panjang
kedepanya.
13
2.2.2 Penyediaan Pakan
Pakan memberi kontribusi biaya terbesar dalam budidaya, memformulasikan pakan
yang tepat merupakan hal yang mutlak dalam berbudidaya. Pakan yang baik adalah pakan
yang mampu menyediakan seluruh kebutuhan nutrisi ditinjau dari kualitas maupun kuantitas.
Sumber pakan dari limbah pertanian sangat melimpah di indonesia, sumber bahan pakan
tersebut bisa digunakan dan dijadikan pakan komplit setelah melalui proses giling/teknologi
menjadi partikel lebih kecil.
Bahan baku pakan yang bersumber dari limbah pertanian maupun limbah pengolahan
hasil pertanian diantaranya adalah rendeng kedelai, rendeng kangkung, tongkol jagung, tebon
jagung, tumpi, limbah daun serai, bungkil kopra, bungkil sawit, dan banyak lagi yang bisa
dimanfaatkan dari limbah pertanian lainnya. Disamping mendapatkan biaya pakan yang
murah, juga membantu petani mengatasi limbah pertanian yang dulunya hanya dibuang dan
dibakar, menjadi limbah pertanian yang bernilai ekonomi. Peternak dalam memberikan
pakan masih sangat bervariasi dan belum memperhitungkan jumlah asupan nutrisi dan biaya
pakan yang dikeluarkan. Perlu adanya edukasi kepada peternak tradisional agar pola
pemberian pakan menjadi lebih baik dan berkualitas, sehingga meningkatkan produktifitas
domba. Dalam hal ini efisiensi pakan penting artinya, tetapi dengan tidak mengesampingkan
kualitas nutrisi dari formulasi pakan tersebut. Hasil produksi atau budidaya akan lebih
kompetitif dengan pakan yang efisien dan murah, hal ini akan meningkatkan kualitas ternak
yang dimiliki
Pemberian pakan berkualitas (pakan konsesntrat) merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan nilai nutrisi yang dikonsumsi oleh ternak, dimana kebutuhan nutrisi yang
diperoleh melalui hijauan yang diberikan tidak mampu meningkatkan pertumbuha secara
optimal. Maka perlu di berikan tambahan pakan (Konsentrat) guna memenuhi kebutuhan
tubuh ternak untuk tumbuh maksimal.
Tujuan kemitraan yang kedua adalah membangun hubungan bisnis yang sehat
dicirikan dengan unsur-unsur sebagai berikut.
a. Kemitraan yang memungkinkan kedua belah pihak melakukan bisnis bersih,
transparan dan profesional yang akan memjadi dasar ketentraman usaha semua
pihak.
b. Kemitraan harus saling menguntungkan bisnis yang dijalankan sehingga adanya
kepastian untuk memperoleh kesejahteraan
16
c. Mempunyai tujuan bisnis jangka panjang (long term orientation) dan melakukan
monitoring serta evaluasi atas nilai-nilai finansial ataupun material, unsur ini
sangat penting bagi kelangsungan berusaha bagi semua pihak.
Secara umum, hubungan sosial dengan empat unsur di atas dapat dikatakan sebagai
faktor kepercayaan (trust) yang menjadi tiang utama sistem kemitraan usaha bersama. Hasil
hubungan yang kuat akan menumbuhkan upaya kesanggupan (commitment) antara pihak
yang bermitra untuk melakukan hubungan suatu usaha yang sehat sehingga apa yang
diharapkan bersama akan tercapai
Manfaat lain dari kemitraan adalah memberikan dampak sosial, sehingga dapat
menghasilkan persaudaraan antar pelaku kemitraan, serta meningkatnya ketahanan ekonomi
secara nasional dengan adanya peningkatan pendapatan yang diikuti tingkat kesejahteraan
pelaku kemitraan.
Menurut Saptana dan Ashari (2007) kemitraan usaha agribisnis mampu memberikan
manfaat, antara lain: pertama, meningkatkan produksi pertanian secara moderat, stabil, dan
berkesinambungan. Kedua, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Ketiga,
mengentaskan kemiskinan dan mengurangi pengangguran di pedesaan. Keempat,
meningkatkan pemerataan dan keadilan sosial. Kelima, menciptakan kerja dan lapangan
berusaha. Keenam, meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya alam dan lingkungan.
Ketujuh, meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan petani dan pelaku agribisnis.
Kedelapan, melestarikan kualitas lingkungan untuk mendukung kegiatan pembangunan
berkelanjutan.
Evaluasi adalah merupakan salah satu fungsi dari manajemen, evaluasi dilakukan
terhadap seluruh atau sebagian unsur-unsur program serta terhadap pelaksanaan program.
Evaluasi dapat dilakukan secara terus menerus, berkala dan atau sewaktu-waktu pada saat
sebelum, sedang dan atau setelah program dilaksanakan. Evaluasi merupakan kegiatan
penting untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai, apakah program
sesuai dengan rencana, dan atau dampak apa yang terjadi setelah program dilaksanakan.
18
3) Melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan sudah tepat
untuk mencapai tujuan proyek.
4) Mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh ukuran
kemajuan,
5) Menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang berubah, tanpa menyimpang dari
tujuan.
20
BAB III. SARANA SENTRA PETERNAKAN DOMBA
3.1 Lahan
Lahan merupakan unsur yang penting dalam melaksanakan suatu usaha
peternakan.Lahan sangat menentukan dalam ukuran kapasitas peternakan yang akan
dilaksankan , dalam usaha peternakan domba ini dibutuhkan lahan yang cukup luas untuk
mendukung beberpa kebutuhan diantaraya :
21
3.2.2 Kandang pembibitan
Kandang pembibitan yaitu kandang yang digunakan untuk pemeliharan induk/calon
induk dengan tujuan untuk menghasilkan anak. Tipe kandang yang digunakan untuk
program pembibitan ternak berdasarkan program perkawinanya, yaitu dengan
menggunakan kandang individu atau kandang kelompok.
3.3 Kantor
Kantor secara dinamis yaitu merupakan proses-proses dalam penyelenggaraan
kegiatan seperti pengumpulan, pencatatan, pengolahan, penyimpanan maupun
pendistribusian data. Jadi dalam arti sempit merupakan tempat untuk menyelenggarakan
22
kegiatan-kegiatan administrasi atau tata usaha.
Tujuan kantor ialah untuk memberikan sistem pelayanan yang berupa komunikasi dan
penyimpanan data serta berkumpulnya orang-orang mengerjakan sesuatu untuk mencapai
target atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Tujuan kantor didefinisikan sebagai pemberi pelayanan komunikasi dan perekaman.
1. Menerima informasi. Informasi yang dimaksud dapat berupa surat, panggilan telepon,
pesanan, faktur, dan laporan mengenai berbagai kegiatan bisnis.
2. Merekam dan menyimpan data-data serta informasi. Tujuannya pembuatan rekaman
adalah menyiapkan informasi sesegera mungkin apabila manajemen meminta
informasi tersebut.
3. Mengatur informasi. Informasi yang diakumulasi oleh kantor biasanya tidak
berbentuk seperti pada saat baru diberikan, kantor mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber untuk kemudian dibuat perhitungan atau pembukuannya, karena
kantor bertanggung jawab memberikan informasi dalam bentuk terbaik dalam
melayani manajemen.
4. Memberi informasi. Bila manajemen meminta informasi, kantor memberikan
informasi dari rekaman yang ada.
5. Melindungi aset. Selain keempat fungsi yang telah disebutkan, kantor juga berfungsi
untuk mengamati secara cermat berbagai bentuk kegiatan dalam perusahaan seperti
diperlihatkan dalam rekaman dan mengantisipasi segala hal yang tidak
menguntungkan yang mungkin terjadi.
25
BAB IV. ANALISA BIAYA DAN PENERIMAAN
26
Komputer, Meja, Kursi
Kelengkapan sarana Transportasi 2 Unit pick Up Rp. 200.000.000 Rp. 200.000.000
Total Rp. 590.000.000
Pakan dan Obat
Penyiapan Lahan Hijauan seluas 3 Hektar Rp. 60.000.000 Rp. 60.000.000
Bahan baku Konsentrat 200Gr/hari selama 1 Rp. 220.000.000 Rp. 220.000.000
tahun
Vitamin dan Obat-obatan Rp. 20.000.000 Rp. 20.000.000
Total Rp. 300.000.000
Tenaga Kerja
Anak kandang Rp. 3.000.000 Rp. 108.000.000
Staff Andministrasi Rp. 3.000.000 Rp. 36.000.000
Pendamping 3 Orang dalam 1 minggu selama 1 Rp. 12.000.000
tahun Rp.144.000.000
Total Rp. 288.000.000
Penjualan Anak Jantan Lepas Sapih 450 Rp. 1.200.000 Rp. 540.000.000
27
Proyeksi perkembangan ternak sederhana sampai tahun pertama
BULAN
Ternak
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Populasi Jantan 100 Ternak 100 100
Populasi Betina 900 Kawin 900 Melahirkan 900
Populasi Anak
Jantan 450 450
Populasi Anak
Betina 450 450
Keterangan:
Jumlah Populasi Ternak sebanyak 1.000 ekor
Perkawinan Menggunakan sistem kawin alam
Perbandingan jantan dan betina 1:9
Kelahiran domba 100% dengan perbandingan jantan:betina = 50% :50%
28
BAB V. PENUTUP
29