Anda di halaman 1dari 6

JURNAL REFLEKSI PEMBELAJARAN

MATERI 5

DISUSUN OLEH :
NAMA : SULANDRA, A. Md. Kep
NIP : 199101202019021002
JABATAN : PERAWAT TERAMPIL
UNIT KERJA : PUSKESMAS SAJAD
SERI IX
Makna dan Keunggulan Ayat Ketujuh

Ayat yang ketujuh dari Surah Al-fatihah ini merupakan kelanjutan dari ayat
sebelumnya yaitu pada ayat ke enam yang artinya, “Tunjukilah kami jalan yang lurus”,
lalu muncul pertanyaan, jalan lurus seperti apa yang ingin ditunjukkan, dan ayat ketujuh
adalah jawabannya atau penjelasan lanjutan dari ayat keenam yang artinya, “(yaitu) jalan
orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang
dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”.

Pada ayat ketujuh ini tertulis kata an am ta’alaihim yang artinya “orang yang telah
engkau berikan nikmat” para ulama berpendapat bahwa ada empat orang yang
digolongkan dalam ayat ini yaitu :
1. Para nabi, yaitu manusia-manusia yang telah dipilih Allah untuk memperoleh
bimbingan sekaligus ditugasi untuk menuntun manusia menuju kebenaran Ilahi.
2. Shiddiqin, yaitu orang-orang yang selalu benar dan jujur, tidak ternodai oleh
kebatilan, tidak pula mengambil sikap yang bertentangan dengan kebenaran.
3. Syuhada, yaitu mereka yang bersaksi atas kebenaran dan kebajikan, melalui
ucapan dan tindakan mereka, walau harus mengorbankan nyawa sekalipun, atau
mereka yang disaksikan kebenaran dan kebajikannya oleh Allah, para malaikat,
dan lingkungan mereka.
4. Salihin, yaitu orang-orang saleh yang tangguh dalam kebajikan dan selalu
berusaha mewujudkannya.

Sebagaimana yang disebutkan dalam surah An-Nisa Ayat 69 :


Artinya : Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka
itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi,
para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shalih. Mereka
itulah teman yang sebaik-baiknya.

Dengan melihat empat kelompok orang ini, maka yang dimaksud dengan orang-
orang tersebut adalah mereka yang diberikan nikmat untuk hidup di dunia dengan tetap
istiqomah berada di jalan Agama Allah SWT.

Empat kelompok orang inilah yang sangat tepat untuk kita jadikan sebgai role
model atau panutan dalam hidup kita. Inilah yang kita ulang-ulang setiap hari sebanyak
17 kali dalam membaca surah Al-Fatihah, agar kita termasuk dalam empat golongan ini.

Selanjutnya ghoiril maghdu bi alaihim yang artinya “bukan (jalan) mereka yang
dimurkai” . Siapa yang dimksud sebagai orang-orang yang di murkai disini, yaitu meraka
yang mengetahui mana hal yang baik dan hal yang buruk, namun mereka tidak memiliki
keinginan untuk berupaya melakukan hal yang baik, malah mereka mengindahkannya
dan melakukan hal yang buruk. Mereka ini sebenarnya sudah diberikan nikmat oleh Allah
SWT untuk mengetahui dan memahami ilmu atau hidayah tentang hal-hal yang baik dan
mereka juga mengetahui murka Allah SWT jika melakukan hal yang buruk. Namun
meraka malah tidak menghiraukannya, maka mereka –mereka inilah yang termasuk
kedalam orang-orang yang celaka.

Selanjutnya adalah waladdollin yang artinya “dan bukan (pula jalan) mereka yang
sesat” maksudnya adalah mereka yang kehilangan arah dan tujuan hidup serta tidak mau
berusaha untuk mencari kebenaran atau hidayah. Mereka inilah yang akanmenjadi
orang-orang tersesat sepanjang hidupnya.

Semoga dalam perjalanan hidup ini Alllah SWT menunjukkan kepada kita orang-
orang yang selalu berada di jalan Allah SWT, yang pantas untuk kita ikuti atau teladani.
Saat ayat ketujuh dari surah al-fatihah ini selesai dibacakan maka kita di
sunnahkan untuk menyebut kata “Amiin” yang artinya adalah ya allah kabulkanlah
permohonan kami. Karena memang Surah Al- Fatihah ini merupakan dialog kita kepada
Allah SWT, dan surah ini juga merupakan sebuah permohonan kita sebagai hamba
meminta kepada Allah SWT untuk selalu berada dijalanNya. Kemudian Rasulullah SAW
mengajarkan kepada kita untuk membaca “Amin” setelah ayat terakhir dari Surah Al-
Fatihah ini di lafadzkan.
SERI X
Agar Al-Fatihah Menjadi Habits

Ada banyak hal yang melatar belakangi kita untuk wajib memiliki semangat dalam
menjadikan Surah Al-Fatihah sebagai habit atau kebiasaan. Mengapa Al-Fatihah ini
harus menjadi habit? Karena Allah SWT sudah memberikan isyarat kuat agar tujuh ayat
ini benar-benar dijadikan dalam keseharian kita.

Sudah bisa dipastikan Surah yang paling sering kita baca ini memiliki maksud dan tujuan.
Dengan interval yang sudah di tentukan 2 kali subuh, 4 kali zuhur, 4 kali asar, 3 kali
magrib, 4 kali isya dan jumlahnya juga sudah di tentukan Allah SWT. Membaca surah ini
dalam solat juga bersifat wajib, serta anjuran-anjuran sunahnya juga sangat banyak,
sangatlah disayangkan apabila kita biarkan hal ini berlalu begitu saja. Maknanya juga
harus ditangkap dan diserap, potensinya serta kekuatannya untuk kita aplikasikan dalan
kehidupan sehari-hari.

Setelah mempelajari surah ini, Dr Harjani Hefni meformulasikannya dalam B5JKB model.
Tentunya ini upaya untuk terus untuk memperdalam makna Surah Al-fatihah bagi kita.
Ada tujuh hal / Tips agar kita mampu menerapkan makna Surah ini dalam kehdupan :
1. Baca bismillah setiap kita aktiv itas
2. Bersyukur atas nik mat allah
3. Berpikir positi kepada allah dalam segala hal
4. Berorientasi akhirat
5. Beribadah dan berdoa
6. Konsisten didalam komitmen untuk senantiasa melaksanakn perintah Allah SWT.
7. Bercermin (Merefleksikan diri untuk menjadi bagian dari orang-orang yang soleh.
Serta menjadikan orang-orang tersebut sebagai role model atau panutan).

Tujuh hal diatas jika kita lakukan dengan penuh kesungguhan maka akan menghadirkan
“Al-Fatah” atau kemenangan bagi kita sebagai seorang muslim sepanjang hidupnya.
Surah Al-Fatihah memiliki keistimewaan dari surah yang lain. Ketika surah ini dibaca,
maka harus dibaca lengkap, namun untuk surah lain, yang kita bacakan saat solat masih
diperbolehkan untuk dibaca dua atau tiga ayat saja tanpa merusak maknanya. Namun
untuk Surah Al-Fatihah justru diistimewakan, surah ini tidak boleh dibaca dua atau tiga
ayat saja saat solat, ia harus dibaca secara keseluruhan.

Ada 5 konsep agar surah al fatihah bisa kita jadikan landasan dalam kebiasaan hidup :
1. Teori inrelasi anatar ayat
Surah ini memiliki keterikatan antar ayat, ada yang menyebutnya dengan tujuh mata
rantai yang tidak bisa dipisahkan.
2. Teori isi ulang otomatis
Surah Al-Fatihah sangat berpotensi mmnjadi habit atau kebiasaan, karena kita sangat
sering mengulangnya dalam solat. Pengulangan Ini merupakan mekanisme yang
telah ditentukan oleh Allah SWT untuk menanamkan nilai islam pada mereka yang
taat.
3. Teori paket
Surah ini tidak hanya berhenti di ucapan saja namun juga kita terapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Teori bertahap dan berkelanjutan
Surah ini dibaca terus menerus hingga akhir hayat kita.Semoga dengan membaca
surah ini nilai-nilai yang tersimpan didalamnya semakin menguat hingga tertanam di
dalam sanubari kita.
5. Teori modeling
Semoga dengan selalu membaca surah ini kita ikut kedalam golongan orang-orang
yang shaleh yang bisa kita jadikan sebagai panutan. Sebagaimana yang telah
dijelaskan sebelumnya tentang empat kelompok orang yang mendapatkan nikmat
iman dari Allah SWT yang tertulis di Surah An-Nisa ayat 69.

Anda mungkin juga menyukai