Anda di halaman 1dari 11

Serial Membangun Industri Pekerja Migran Indonesia

Hilman Halinda - 15 Juli 2021


https://poskopmi2299031.wordpress.com/

Migrasi Pekerja Indonesia Paska Reformasi


(Bagian 3)
“Kalau orang tak tahu sejarah bangsanya sendiri, tanah airnya sendiri, gampang jadi orang
asing di antara bangsanya sendiri.” – Pramoedya Ananta Toer

ERA JOKO WIDODO (OKT 2014 -2019)


Di masa pemerintahan Jokowi, muncul kebijakan penghentian permanen penempatan pekerja
migran untuk pengguna perseorangan ke Timur Tengah tahun 2015, sebagai respon dari
lemahnya perlindungan pekerja asing di kawasan tersebut, memunculkan fenomena penempatan
non-prosedur yang rentan akan praktik perdagangan manusia.
Inisiatif positif perlindungan pekerja migran sebelum, selama dan setelah bekerja di tingkat
pusat, provinsi, kabupaten/kota hingga desa dalam UU No. 18/2017 belum diikuti regulasi
turunan yang menjelaskan pembagian atau batasan wewenang dan tanggung jawab masing-
masing pihak, sehingga rentan memunculkan tumpang tindih kebijakan dalam pelaksanaannya.
Dalam Kabinet Kerja tahun 2014, Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi kembali berubah
lagi menjadi Kementerian Ketenagakerjaan RI (Kemnaker), sesuai Peraturan Presiden No.
18/2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan tanggal 21 Januari 2015. Urusan transmigrasi
dimasukkan ke Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

PERGANTIAN KEPALA BNP2TKI


Gatot Abdulah Mansyur digantikan oleh Nusron Wahid, seorang
politikus Partai Golkar, menjadi anggota DPR RI (2009 2014) di
komisi VI. Sebelumnya menjabat sebagai Ketua Umum PB PMII (2000-
2003) dan Januari 2011 terpilih sebagai Ketua Umum Gerakan Pemuda
Ansor yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama.
Berdasarkan Keppres Nomor 194/2014, Nusron Wahid diangkat oleh
Presiden Joko Widodo sebagai Kepala BNP2TKI.

PENGHAPUSAN KARTU TANDA KERJA LUAR NEGERI (KTKLN)


KTKLN adalah kartu identitas pekerja
migran Indonesia berupa smart card untuk
menyimpan data; identitas pekerja, sidik jari
dan foto.
Tanggal 30 November 2014, dalam video
conference Presiden Joko Widodo dengan
perwakilan pekerja migran di Hongkong,
Taiwan, Singapura, Mesir, Malaysia dan
Brunei, menghapuskan KTKLN. Keputusan
tersebut diikuti dengan terbitnya Permenaker Vicon Presiden Joko Widodo dengan TKI
No. 07/2015 tentang tata cara pemberian e-
KTKLN.

Halaman 1 dari 11
Serial Membangun Industri Pekerja Migran Indonesia
Hilman Halinda - 15 Juli 2021
https://poskopmi2299031.wordpress.com/

Meski dinilai te
No. 39/2004, khususnya Pasal 62 ayat (1) yang menyatakan setiap tenaga kerja Indonesia wajib
memiliki KTKLN yang dikeluarkan pemerintah. Penghapusan KTKLN akan lebih baik bila
dilegitimasi melalui melalui penerbitan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
(Perppu).
Persoalan KTLKN memang sudah lama menjadi sorotan berbagai pihak, dengan banyaknya
laporan praktek di lapangan berbeda dengan ketentuan di atas kertas. Salah satu persepsi salah
yang muncul adalah adanya biaya untuk mendapatkan KTKLN, padahal sesuai UU No. 39/2004
KTKLN diberikan dengan GRATIS. Persepsi tadi muncul kemungkinan disebabkan
persyaratan untuk mendapat KTKLN, calon pekerja migran telah membayar asuransi.
Masalah lain yang disorot diantaranya; kendala perpanjangan kontrak kerja di negara
penempatan yang mempersyaratkan adanya perpanjangan KTKLN dan belum adanya
pengakuan otoritas negara penempatan terhadap fungsi KTKLN sebagai identitas pekerja
migran Indonesia.
Upaya fasilitasi perpanjangan KTKLN sebenarnya sudah dilakukan di beberapa Perwakilan RI,
diantaranya; KJRI Hongkong, KBRI Abu Dhabi, KBRI Singapura dan KBRI Kuala Lumpur
untuk kemudahan mereka yang akan melakukan perpanjangan kontrak kerja.
Upaya lain melalui kerjasama dengan pihak
Perbankan (co branding) yang memfungsikan
KTKLN sebagai kartu debit yang diterbitkan oleh
Bank, selain Kartu Identitas juga berfungsi sebagai
ATM dan mendukung program pemerintah dalam
cashless patan.
Saat ini, konsep serupa mulai muncul lagi jadi
diskusi dan pembahasan dengan pihak Perbankan
sebagai solusi kemudahan transaksi bagi pekerja
Indonesia di negara penempatan.

ONLINE SURAT IJIN PENGERAHAN (SIP)


Dalam upaya tranparansi dan percepatan layanan, melalui Peraturan Kepala BNP2TKI No
01/2015 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Penerbitan Surat Ijin Pengerahan, dilakukan
penguatan di SISKOTKLN untuk pengajuan Surat Ijin Pengerahan (SIP) secara online serta
S . Upaya ini dilakukan dengan

itu P3MI (sebelumnya PPTKIS) dapat memantau secara online proses pengajuannya.
Berdasarkan SIP yang diterbitkan, P3MI memperoleh Surat Pengantar Rekrut (SPR) dari
disnaker kab/kota daerah perekrutan calon pekerja migran, juga dilakukan secara online.

DIGITALISASI MATERI PEMBEKALAN AKHIR PEMBERANGKATAN (PAP)


Durasi pelaksanaan PAP sekitar 10 jam, dinilai tidak memadai untuk penyerapan berbagai materi
yang diberikan kepada para calon pekerja migran yang siap berangkat. Berdasarkan kondisi
tersebut serta untuk memudahkan mereka mengakses setiap saat, materi PAP dibuat dalam
format digital, dan diunggah ke media sosial dan website BNP2TKI. Materi yang dibuat
meliputi; Hukum di negara penempatan, Perjanjian Kerja, Kondisi sosial budaya negara
penempatan, Narkoba HIV/AIDS serta mental kepribadian dan radikalisme.

Halaman 2 dari 11
Serial Membangun Industri Pekerja Migran Indonesia
Hilman Halinda - 15 Juli 2021
https://poskopmi2299031.wordpress.com/

FASILITASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR TKI)


BNP2TKI melalui Perkabadan No 22/2015 tanggal 16 Nov 2015 menerapkan program KUR
oleh 5 Bank besar, yaitu BNI, BRI, Mandiri, MayBank dan Sinar Mas dengan ketentuan hanya
dikoreksi Permenaker No.
45/2015 tanggal 31 Des 2015, dengan tambahan Pelaksana pembiayaan boleh Bank Umum,
BPR, dan Koperasi Simpan Pinjam.
Kebijakan ini diambil karena banyaknya calon TKI yang mendapatkan pinjaman biaya
penempatan dari PPTKIS dengan bunga pengembalian yang tinggi hingga 60%/tahun, yang
dipotong setiap bulannya dari gaji yang diterima mereka setelah bekerja.
Pelaksanaan KUR TKI diatur dalam ketentuan Permenko No. 11/2017 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat, pasal 23-27. Bunga KUR untuk pekerja migran diturunkan
sebesar 7% pertahun dengan plafond masksimal yang bisa dipinjam calon TKI maksimum Rp.
25 juta dengan pola pengembalian sesuai dengan kontrak kerja dan tidak melebihi jangka waktu
maksimum 3 tahun.
Tercatat hingga Juli 2018 KUR yang sudah diserap melalui Perbankan (BRI, Mandiri, BNI,
Sinarmas, Artha Graha dan CTBC) sekitar Rp 285 Milyar, sedangkan melalui Lembaga
Keuangan (Sejahtera Pertama Multifinance, First Indo Americal Leasing, Indosurya
Multifinance, BFI Finance, Internusa Tribuana Citra) sekitar Rp 338 Milyar.
Pada prakteknya KUR belum tepat sasaran, karena pencairannya pada tahap pekerja migran siap
berangkat padahal pembiayaan dibutuhkan sejak awal tahapan proses penempatan. Beberapa
penyimpangan yang muncul, terutrama untuk tujuan Hongkong dan Taiwan, antara lain;
1. P3MI mendanai biaya proses terlebih dahulu dan tetap mengajukan KUR, sehingga
untuk biaya penempatan calon pekerja migran berhutang kepada mereka. Prosedur ini
sebenarnya tidak membuat nyaman juga Sebagian P3MI, karena menjadi beban
tambahan untuk memonitor proses cicilannya dan kalau ada masalah maka mereka
harus bertanggung jawab;
2. Bagi Sebagian P3MI, Surat utang calon pekerja migran di jual kepada pihak finance di
luar negeri dengan bunga tinggi;
3. Proses perekrutan pinjaman, biasanya ada peran Calo dilapangan dan mereka akan
mendapatkan fee sebesar 2-4 juta rupiah, padahal fee tersebut pada faktanya dibebankan
kepada jumlah uang pinjaman calon pekerja migran.
4. Biaya penempatan eks pekerja migran disamakan dengan biaya pekerja baru.
Berbagai penyim over charging
nominal yang wajib dikembalikan seorang pekerja migran melebihi ketentuan yang sudah
ditetapkan

KOMUNITAS KELUARGA BURUH MIGRAN (KKBM)


Melalui Perka BNP2TKI No. 6/2017 dibentuk Komunitas Keluarga Buruh Migran yang secara
fungsi sama dengan program KBBM di era Jumhur dan program Desmigratif yang dibuat
Kemnaker. Di era Nusron sudah dibentuk KKBM di 99 desa di 7 provinsi, meliputi; NTB,
NTT, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten dan Lampung.

Halaman 3 dari 11
Serial Membangun Industri Pekerja Migran Indonesia
Hilman Halinda - 15 Juli 2021
https://poskopmi2299031.wordpress.com/

PEMBERDAYAAN TKI PURNA


Tidak berbeda dengan era sebelumnya, pemberdayaan TKI Purna dilakukan melalui upaya
pelatihan kewirausahaan dengan fasilitasi akses permodalan melalui perbankan, akses pemasaran
dengan para pengusaha serta pendampingan dengan melibatkan mitra lokal atau tokoh
masyarakat. Dalam kurun waktu 2015-2018 BNP2TKI sudah melatih 25.123 TKI Purna dan
menghasilkan 9.854 (39%) yang menjadi wirausaha di bidang ketahanan pangan (61%),
pariwisata (6%), ekonomi kreatif (14%) serta jasa (19%).

SOSIALISASI MELALUI KKN TEMATIK


Sosialisasi penempatan dan perlindungan TKI diupayakan juga melalui kerjasama dengan
beberapa Perguruan Tinggi, melalui upaya melibatakan para mahasiswa yang akan melaksanakan
program Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke pelosok daerah. Kerjasama KKN Tematik dilakukan
dengan beberapa perguruan tinggi, meliputi; Unair Surabaya, Undip Semarang, Unsoed
Purwokerto, Unila Lampung, UIN Serang, Univ. Nusa Cendana Kupang, UIN Sumut,
UIN Mataram, Unpad Bdg, UN Malang, Univ. Wahid Hasyim Semarang, Univ.
Wiralodra Indramayu.

MORATORIUM PENEMPATAN PMI INFORMAL KE TIMUR TENGAH


Di masa pemerintahan Jokowi persoalan yang dialami para pekerja Indonesia terutama di Timur
Tengah tetap meningkat. Kasus yang paling menyita perhatian adalah eksekusi hukuman
pancung yang dialami 2 tenaga kerja Indonesia yaitu Siti Zaenab asal Bangkalan Jawa Timur,
Selasa tanggal 14 April 2015 dan Karni binti Medi Tarsim asal Brebes Jawa Tengah pada hari,
Kamis 16 April 2015.
Siti dieksekusi mati atas perkara pembunuhan majikannya sebagai upaya pembelaan diri karena
pengakuannya akan diperkosa oleh sang majikan. Sedangkan kasus Karni karena menghilangkan
nyawa anak majikannya yang berusia 4 tahun, dan pada saat orang tua korban kembali ke rumah,
mereka mendapat kecelakaan (ada korban lain). Kasus ini telah menggemparkan rakyat Saudi,
sehingga otoritas Arab Saudi lantas mempercepat proses pengadilan maret 2013 divonis, 2015
eksekusi hukuman mati
Berbagai masalah yang dialami para pekerja migran Indonesia khususnya perempuan di sektor
domestik, mendorong pemerintah melakukan kembali moratorium melalui Permenaker No.
260/2015 tentang Penghentian dan Pelarangan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia pada Pengguna
Perseorangan di Negara Kawasan Timur Tengah.
Kebijakan moratorium penempatan pekerja migran Indonesia sektor informal (pembantu rumah
tangga) ke seluruh negara kawasan Timur Tengah, meliputi; Arab Saudi, Aljazair, Bahrain,
Kuwait, Irak, Lebanon, Libia, Maroko, Mauritania, Mesir, Oman, Sudan, Qatar, Palestina,
Suriah, Tunisia, Uni Emirat Arab, Yaman dan Yordania.
Pertimbangan lain yang melatarbelakangi moratorium tersebut adalah karena belum adanya
regulasi mengenai perlindungan dan mekanisme penyelesaian masalah pekerja migran. Serta
belum terlihat adanya komitmen kuat dari pemerintah negara negara di Timur Tengah dalam
memberikan perlindungan kepada pekerja migran.
Lemahnya perlindungan pekerja migran Indonesia sektor informal karena mayoritas negara
Kawasan Timur Tengah menganut sistem kafalah. Majikan sebagai kafil, merasa memiliki hak
penuh atas pekerjanya, karena biaya rekrut yang dikeluarkan cukup tinggi (contoh, biaya rekrut
satu pekerja PLRT di Saudi Arabia mencapai 100 juta hingga 120 juta rupiah).

Halaman 4 dari 11
Serial Membangun Industri Pekerja Migran Indonesia
Hilman Halinda - 15 Juli 2021
https://poskopmi2299031.wordpress.com/

Banyak dampak yang muncul akibat penghentian penempatan TKI informal ke kawasan Timur
Tengah baik di dalam negeri ataupun di negara penempatan. Kajian Puslitbangfo BNP2TKI
tahun 2018 tentang Analisis dampak penghentian dan pelarangan penempatan tenaga kerja
Indonesia Informal di kawasan Timur Tengah, menggambarkan dalam pemetaan sebagai
berikut;

Dampak Moratorium ke Timur Tengah Sumber Kajian Puslitfo BNP2TKI 2018 (diolah)

SISTEM PENEMPATAN SATU KANAL (SPSK) KE ARAB SAUDI


Dalam rangka memperbaiki tata kelola
perlindungan pekerja migran, pemerintah
Indonesia menyusun konsep penempatan dan
pelindungan melalui one channel policy antara
Indonesia dengan negara tujuan. Indonesia juga
menambah jumlah Atase Ketenagakerjaan di
negara-negara yang banyak menerima pekerja
asal Indonesia.
Tanggal 11 Oktober 2018, pemerintah
Penandatanganan kerja sama bilateral
Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi Sistem Penempatan Satu Kanal
menandatangani perjanjian kerjasama bilateral sistem penempatan satu kanal (one channel)
pekerja migran Indonesia ke Arab Saudi. Ketentuan pelaksanaannya diatur dalam Kepmenaker
No. 291/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Penempatan dan Pelindungan PMI di Kerajaan Arab
Saudi melalui Sistem Penempatan Satu Kanal (SPSK). Setidaknya, ada 21 poin penting
pembenahan pada SPSK yang selama ini menjadi titik lemah pelindungan pekerja migran. Poin
tersebut diantaranya;
1. Proses rekrutmen dan penempatan pekerja migran Indonesia melalui sistem online
terintegrasi yang memudahkan pemerintah melakukan pengawasan, pemantauan dan
evaluasi;

Halaman 5 dari 11
Serial Membangun Industri Pekerja Migran Indonesia
Hilman Halinda - 15 Juli 2021
https://poskopmi2299031.wordpress.com/

2. Tidak lagi bekerja dengan sistem kafalah (perseorangan), melainkan sistem syarikah
(perusahaan berbadan hukum), yang memudahkan pemerintah Indonesia melakukan
perlindungan;
3. Perjanjian kerja mengacu pada kontrak kerja yang telah ditetapkan berdasarkan prinsip
kerja yang layak. Gaji dibayarkan melalui perbankan, sehingga pembayaran gaji dapat
diawasi dan apabila terjadi keterlambatan pembayaran dapat segera terdeteksi;
4. Adanya Joint Committee yang mengawasi/mengevaluasi implementasi proses
rekrutmen dan penempatan pekerja migran di lapangan, termasuk call center khusus
yang menangani masalah ketenagakerjaan dengan Bahasa Indonesia, serta hak akses
komunikasi dengan keluarga
Meskipun demikian, perjanjian tersebut tidak berarti mencabut Permenaker No. 260/2015
tentang Penghentian dan Pelarangan Penempatan TKI pada Pengguna Perseorangan ke negara
kawasan Timur Tengah

DESA MIGRAN PRODUKTIF (DESMIGRATIF)


Sebagai upaya perlindungan pekerja migran dan keluarganya terutama dari praktik percaloan dan
migrasi unprosedural, melalui Kepmenaker No.59/2017 tentang Desa Migran Produktif
(Desmigratif), pemerintah telah membangun sejak tahun 2016 hingga tahun 2019, sebanyak 402
Desmigratif.
Desmigratif adalah program yang berupaya melindungi pekerja migran dan keluarganya sejak
dari desa yang bersifat terkoordinasi dan terintegrasi antar kementerian/lembaga dan pemangku
kepentingan lainnya. Program ini mendorong peran maksimal pemerintah desa, dalam
menyediakan layanan informasi, memberdayakan potensi desa, mengelola koperasi desa, hingga
pendidikan anak-anak pekerja migran. Program Desmigratif memiliki 4 pilar. Salah satunya
adalah layanan migrasi yang mencakup layanan informasi pasar kerja luar negeri, tata cara
migrasi, pelatihan, hingga informasi perwakilan RI di luar negeri.

KASUS ABK PERIKANAN


Oktober 2016, Kemlu mencatat sejumlah 18.450 PMI ABK di seluruh dunia tersebar di berbagai
kawasan antara lain di Pasifik, Asia Tenggara, Amerika Selatan, Karibia hingga Afrika Selatan.
Mereka bekerja di kapal pesiar, kapal kargo, kapal tanker, hingga kapal penangkap ikan.
Selama periode 20 Oktober 2015 20 Oktober 2016, telah ditangani sebanyak 441 kasus ABK,
dimana 210 kasus sudah berhasil diselesaikan dan 231 kasus masih berjalan
Tahun 2016 sebanyak 25 WNI yang menjadi kru kapal,
baik kapal pengangkut batu bara maupun kapal
penangkap ikan, telah disandera oleh kelompok
bersenjata Abu Sayaf Group (ASG) dalam 5 kejadian
yang terpisah.
Dengan kerja sama yang baik antara Pemerintah RI dan
Filipina, sebanyak 23 dari 25 orang WNI yang disandera
Pembebasan ABK yang disandera
sudah berhasil dibebaskan (2 orang meninggal karena kelompok Abu Sayyaf Filipina Sistem
sakit). Rata-rata WNI yang disandera dapat dibebaskan Penempatan Satu Kanal
dalam waktu 57 hari, jauh lebih cepat daripada pembebasan sandera warga negara lain dalam 5
tahun terakhir (rata-rata 255 hari).

Halaman 6 dari 11
Serial Membangun Industri Pekerja Migran Indonesia
Hilman Halinda - 15 Juli 2021
https://poskopmi2299031.wordpress.com/

Di tahun yang sama pemerintah berhasil membebaskan 4 orang WNI ABK yang disandera
perompak Somalia sejak Maret 2012. Setelah bukti penyanderaan (proof of life) dikirim perompak
Januari 2015, Oktober 2016 keempatnya berhasil dipulangkan ke rumahnya.

PEMULANGAN PMI
Atas intruksi presiden untuk memulangkan para WNI
terutama pekerja yang bermasalah, sepanjang Oktober
2015 Oktober 2016, Pemerintah telah memulangkan
sebanyak 34.389 orang TKI dari seluruh penjuru
dunia. Jumlah TKI terbanyak dipulangkan dari
Malaysia, Arab Saudi, dan UAE.
Terkait penanganan kasus WNI korban TPPO di luar
negeri, hingga Oktober 2016 208 kasus telah berhasil
ditangani, sedangkan 66 kasus masih terus ditangani
baik oleh Perwakilan RI, Kementerian Luar Negeri
dan K/L terkait lainnya.

PENGUATAN SISTEM PELAYANAN


Dalam upaya penguatan sistem pelayanan terutama selama bekerja, BNP2TKI melakukan
integrasi dengan Portal Peduli WNI (Kemlu) serta Perwaklan RI dalam upaya sinergi data
perlindungan PMI di Negara Penempatan.
Selain itu upaya Koordinasi Pelayanan Perlindungan dengan Perwakilan RI, meliputi;
Tindaklanjut pengaduan PMI Bermasalah; Fasilitasi kepulangan PMI Sakit, Meninggal dan
Deportasi/Repatriasi, sudah terhubung dengan seluruh UPT-BNP2TKI melalui Forum
Kepulangan di WA untuk percepatan distribusi Informasi dan Kemudahan Monitoring &
Koordinasi, serta Fasilitasi pendataan PMI (Perpanjangan PK) di LN, terintegrasi dengan
SISKOTKLN.

BPJS KETENAGAKERJAAN
Pemerintah menunjuk BPJS Ketenagakerjaan sebagai pelaksana jaminan sosial para pekerja
migran Indonesia menggantikan lembaga asuransi, melalui Permenaker No 7/2017 tentang
Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Indonesia. Program yang diselenggarakan agak berbeda
dengan program asuransi sebelumnya, yaitu; Program Kesehatan Nasional, Jaminan Kecelakaan
Kerja, Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua. Jika sebelumnya ada 13 resiko yang dijamin
dalam program asuransi, maka dalam program BPJS hanya 6 resiko yang dijamin.
Tujuh risiko lain yang belum tercover antara lain; PHK, dipindah tempat kerja tidak sesuai
dengan perjanjian kerja, upah tidak dibayar, gagal berangkat, gagal ditempatkan bukan karena
kesalahan PMI, pemulangan PMI bermasalah, serta risiko menghadapi masalah hukum.
Berdasarkan data klaim asuransi pada 2014-2016, tiga permasalahan terbesar adalah pemulangan
PMI bermasalah (42,55%), PHK (32,91%) dan PMI sakit (13,86%).
Selain hal tersebut, kendala lain yang belum terselesaikan adalah mekanisme pembayaran di
negara penempatan untuk para pekerja migran yang akan melakukan perpanjangan kontrak
tanpa harus kembali ke Indonesia.
Dengan lahirnya UU No. 18/2017, Kemnaker merevisi kebijakan penyelenggaraan jaminan
sosial melalui Permenaker No. 18/2018 tentang Jaminan Sosial Pekerja Migran Indonesia.

Halaman 7 dari 11
Serial Membangun Industri Pekerja Migran Indonesia
Hilman Halinda - 15 Juli 2021
https://poskopmi2299031.wordpress.com/

UU NO. 18/2017 TENTANG PELINDUNGAN PMI


Tahun 2017, kurang lebih 7 tahun sejak mulai menjadi agenda Prolegnas DPR RI tahun 2010,
UU Pelindungan Pekerja Migran Indonesia resmi diundangkan menjadi UU No 18/2017
tanggal 25 Oktober 2017 melalui sidang paripurna DPR-RI, menggantikan UU No. 39/2004
tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri.
Harapan UU No 18/2017 menjadi paradigma baru pelindungan PMI yang lebih baik sepertinya
masih panjang prosesnya, terutama dari kesepahaman K/L terkait. Beberapa hal yang menjadi
indikasi kurang baik, 2 tahun sejak diundangkan hingga pergantian kabinet, beberapa regulasi
turunan yang menjadi acuan pelaksanaan belum diterbitkan pemerintah.
Pembentukan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) sebagai amanah
pelaksana kebijakan pelindungan Pekerja Migran Indonesia pasal 47, baru dibentuk
dipenghujung tahun 30 Desember 2019, 2 tahun sejak terbitnya UU No. 18/2017 melalui
Peraturan Presiden No. 90/2019.

PROGRAM UPSKILLING
Yaitu Peningkatan kompetensi Calon PMI sektor formal (kemampuan berbahasa asing).
Bekerjasama dengan Kemdikbud, tahun 2017 sudah dilaksanakan untuk 1.135 CPMI untuk
sektor hospitality dan manufaktur.

PEMBENTUKAN PARALEGAL DI DAERAH


Terutama kantung PMI untuk pendampingan penyelesaian masalah serta informasi prosedur
dan syarat bekerja di Luar Negeri, sejumlah 159 orang tersebar di Jawa, NTB dan NTT.

LAYANAN TERPADU SATU ATAP (LTSA)


Selama kurun waktu 2014-2019 pemerintah melalui Kemnaker dan BNP2TKI telah
membangun 30 LTSA untuk memudahkan pelayanan kepada calon PMI dan keluarganya.
Namun belum semuanya beroperasional secara optimal disebabkan berbagai permasalahan;
fungsi layanan, SDM, serta kendala-kendala teknis lainnya. Hasil monitoring dan evaluasi
BNP2TKI berdasarkan operasionalisasi, klasifikasi LTSA dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu;
 LTSA Optimal: Surabaya, Indramayu, Sambas, Nunukan, Lombok Tengah, Lombok
Timur, Brebes;
 LTSA Optimal Sedang: Sumbawa, Sukabumi, Subang, Cilacap, Cirebon, Karawang,
Kendal, Pati, Mataram, Lombok Barat, Ponorogo, Banyumas, LTSA Tulung Agung;
 LTSA Belum Optimal: Yogyakarta, Gianyar, Batam, Entikong, Tj Pinang, Sikka,
Sumba Barat, Banyuwangi, Bima, Kupang, Provinsi NTT.

APLIKASI EWS (EARLY WARNING SYSTEM)


Dalam upaya penguatan fungsi monitoring dan pengawasan pekerja Indonesia di negara
penempatan, BNP2TKI mengembangakan Aplikasi Early Warning System (EWS) berbasis
Android untuk kemudahan PMI ; Mendapatkan informasi yang diperlukan selama bekerja serta
Mengadukan masalah yang dialami, (terintegrasi dengan Crisis Center BNP2TKI).
Sayangnya aplikasi tersebut belum bisa diimplementasikan para pekerja Indonesia di negara
penempatan terutama kendala regulasi di setiap negara penempatan serta keterbatasan staf
perwakilan RI yang dituntut harus merespon cepat setiap pengaduan yang dilaporkan.

Halaman 8 dari 11
Serial Membangun Industri Pekerja Migran Indonesia
Hilman Halinda - 15 Juli 2021
https://poskopmi2299031.wordpress.com/

DATA STATISTIK PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN 2014-2019


Dampak moratorium ke Timur Tengah mneyebabkan turunnya angka penempatan dan diduga
meningkatkan penempatan Non prosedural dan Malaysia masih menjadi destinasi negara favorit
para pekerja migran. Data kedatangan menunjukkan grafik yang berbeda yaitu terjadi
penurunan.
Penempatan masih didominasi oleh pekerja migran perempuan di sektor domestik. Remitansi
menunjukkan trend peningkatan yang signifikan terutama dari 2 negara yaitu Arab Saudi (33%),
diikuti Malaysia (28%). Data remitansi bisa menjadi indikasi bahwa penempatan ke Saudi masih
tetap berjalan meskipun sudah ada kebijakan penghentian dan larangan.

Sumber BNP2TKI & BI

Halaman 9 dari 11
Serial Membangun Industri Pekerja Migran Indonesia
Hilman Halinda - 15 Juli 2021
https://poskopmi2299031.wordpress.com/

Tulisan ini hanya sejumput kecil dari upaya penelusuran berbagai peristiwa dan kebijakan terkait
migrasi pekerja migran Indonesia periode 2014-2019, sangat perlu tambahan data dan informasi dan
pemikiran lain dari para senior dan pemerhati dunia pekerja migran Indonesia, untuk melengkapi
menjadi pengetahuan dan wawasan bagi generasi penerus

REFERENSI
1) BNP2TKI kerjasama dengan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI; Pekerja
Migran dalam Pergumulan Perekonomian Indonesia(2019) Proses Reformasi dan
Capaian BNP2TKI;
2) BNP2TKI, Data Penempatan dan Perlindungan 2014-2019;
3) Kementrian Luar Negeri (2016); Kaleidoskop Perlindungan WNI 2016;
4) Berbagai Sumber lainnya dan pengalaman Penulis dalam beberapa kegiatan

Halaman 10 dari 11
Serial Membangun Industri Pekerja Migran Indonesia
Hilman Halinda - 15 Juli 2021
https://poskopmi2299031.wordpress.com/

Hilman Halinda

Rekam Jejak di dunia PMI


2005 Perancangan & Pengembangan SISKOTKLN Kemnaker
2006 - Perancangan & Pengembangan KTKLN berbasis smartcard Kemnaker
2007 - Perancangan & Pengembangan Sistem Pendataan Kedatangan TKI - BNP2TKI
2008 - Perancangan Penguatan SISKOTKLN - BNP2TKI
2009 - Pembangunan Data Center BNP2TKI
2011 - Perancangan & Pengembangan Pelayanan Pengaduan TKI (Crisis Center) - BNP2TKI
2011 - Perancangan & Pengembangan Call Center BNP2TKI
2012 - Perancangan & Pengembangan Jobsinfo - BNP2TKI
2014 - Perancangan & Pengembangan Sistem Informasi TKI Terpadu (Website) - BNP2TKI
2017 - Perancangan SISNAKER Kemnaker
2017 - Penguatan Data Center Kemnaker
2017 Penyusunan Konsep One Channel Policy ke Saudi Arab Kemnaker
2017 s.d April 2021 Perancangan & Pengembangan Pospay PMI (Basis Android) Pos Indonesia
2011 s.d 2016 Integrasi SISKOTKLN SIAK, SIMKIM, Portal Peduli WNI, Perwakilan RI

2011 s.d 2013 Operasionalisasi SISKOTKLN oleh Disnaker, BLKLN, Sarkes & LSP

Mei 2021 s.d sekarang Supporting berbagai program terkait Layanan PMI dan Keluarganya

TULISAN DAN BUKU - https://poskopmi2299031.wordpress.com/blog/


1. Profil Pekerja Migran Indonesia 2. Kronika Pekerja Migran Indonesia
3. Problematika Pekerja Migran Indonesia 4. Membedah Regulasi Migrasi Pekerja Indonesia
5. Zero Cost Migrasi PMI 6. Membangun Industri PMI (On Progress)

Halaman 11 dari 11

Anda mungkin juga menyukai