Anda di halaman 1dari 32

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah memberikan kesehatan kepada kami sehingga kami masih mempunyai kesempatan untuk
menyelesaikan laporan Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling Islam Tahun
2021. Laporan ini merupakan syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Magang Profesi
Mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah Prodi Bimbingan dan Konseling Islam,
Institut Agama Islam Negeri Bengkulu. Laporan ini disusun berdasarkan hasil dari kegiatan
selama Magang Profesi di Yayasan Pesona yang dilaksanakan selama delapan minggu yang
dimulai dari tanggal 22 Juli -22 Agustus 2021. Dengan adanya kegiatan selama delapan minggu
ini semoga dapat menambah wawasan dan ilmu yang bermanfaat untuk kemudian hari, Dan tidak
lupa juga dapat menambah pengalaman dalam bersosialisasi selama Magang Profesi di Yayasan
Peduli Sosial Nasioanl (PESONA).

Alhamdulillah, penyusunan rencana program kerja ini dapat terselesaikan dengan baik
atas dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala partisipasinya kami
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor Institut Agama Islam Negri Bengkulu Bapak Prof Dr. H. Sirajuddin, M.M.Ag,MH

2. Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Bapak Dr. Suhirman, M.Pd

3. Ketua Jurusan Dakwah Ibu Rini Fitria, S.Ag.,M.Si

4. Plt. Ketua Prodi Bimbingan dan Konseling Islam Asniti Karni, S.Ag.,M.Pd.,Kons

5. Dosen pembimbing lapangan Ibu Triyani Pujiastuti, Sos.I.,MA.Si

6. Seluruh dosen dan staf di lingkungan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah

7. Direktur Yayasan Peduli Sosial Nasional Abang Rinto Harahap

8. Pembimbing Lapangan Magang Profesi Bang Ns. Yayan Triyansyah P, S.Kep

9. Pembimbing Lapangan Magang Profesi Bang Yogie Feronika,S.Sos

10. Pembimbing Lapangan Magang Profesi Bang Sulaiman Agus Arianto, S.Sos

i
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan pada masa yang akan
datang. Harapan penyusun semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.

Bengkulu, 24 Agustus
2021

Tunggu Asri

1811320105

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Program Kegiatan ................................................................

Tabel 2.1 : Inventaris Kantor...................................................................

Table 2.2 : Keadaan Pegawai..................................................................

Tabel 2.3 : Struktur Organisasi...............................................................

Tabel 2.4 : Jadwal kegiatan Magang profesi...........................................

Tabel 3.1 : Orientasi Kegiatan ................................................................

Tabel 3.2 : Kegiatan Pedukung...............................................................

Tabel 3.3 : Informasi Klien........................................................................

Tabel 3.4 : Sasaran Layanan......................................................................

Tabel 4.1 : Evaluasi Kegiatan Layanan...................................................

Tabel 4.2 : Evaluasi Kegiatan Pendukung..............................................

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................(i)

KATA PENGANTAR.......................................................................................................(ii)

DAFTAR ISI......................................................................................................................(iii)

BAB I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang................................................................................................

b. Tujuan ............................................................................................................

c. Sasaran Kegiatan............................................................................................

iv
d. Jenis Kegiatan.................................................................................................

e. Program Kegiatan...........................................................................................

BAB II. GAMBARAN UMUM LOKASI TEMPAT PLBKI

a. Sejarah Berdiri dan Perkembangan Lembaga ...............................................

b. Sarana dan Prasarana Kantor.........................................................................

c. Keadaan Pegawai...........................................................................................

d. Struktur Organisasi........................................................................................

e. Mekanisme Kerja Kelembagaan....................................................................

BAB III. PELAKSANAAN KEGIATAN

a. Identifikasi Sasaran Layanan..........................................................................

b. Orientasi Kegiatan...........................................................................................

c. Informasi Pendidikan dan Pekerjaan...............................................................

d. Aplikasi Instrumentasi....................................................................................

e. Pelaksanaan Penampilan Data........................................................................

f. Pelaksanaan Pengelompokkan Sasaran Layanan............................................

BAB IV. EVALUASI KEGIATAN

A. Evaluasi Kegiatan Layanan..............................................................................

B. Evaluasi Kegiatan Pendukung..........................................................................

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan......................................................................................................

B. Saran-saran.......................................................................................................

v
vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktik lembaga merupakan kompenen penting dalam pendidikan profesi
pekerjaan sosial. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu sebagai salah satu
lembaga yang mendidik calon pekerja sosial, dalam kurikulumnya disamping
menyelenggarakan program perkuliahan dikelas juga mewajibkan para mahasiswa untuk
mengikuti program praktik pengalaman lapangan di lembaga-lembaga, badan-badan yang
memberikan pekerjaan sosial secara langsung dimana mahasiswa ditempatkan dilembaga
pelayanan kesejahteraan sosial secara langsung dan terus menerus dalam jangka waktu
tertentu.
Mata kuliah Magang Profesi Bimbingan dan Konseling Islam merupakan mata
kuliah keahlian yang wajib diambil dan merupakan salah satu tuntutan kompetensi
bidang keahlian bimbingan penyuluhan bagi mahasiswa Program Studi Bimbingan dan
Konseling Islam jurusan Dakwah IAIN Bengkulu. Mata kuliah ini merupakan lanjutan
dari mata kuliah teoritik prasyarat yang telah di pelajari pada semester sebelumnya. Mata
kuliah magang profesi bimbingan dan konseling Islam memiliki bobot 4 (empat) SKS
yang tercatat dan diperhitungkan dalam hasil studi secara akademik. Magang profesi
bimbingan dan konseling Islam pada tahun ini (2021) diikuti 11 orang.

Di dalam masyarakat terdapat sekelompok orang yang memiliki orientasi seksual


yang berbeda. Orientasi seksual terbagi menjadi tiga yakni heteroseksual, biseksual, dan
homoseksual. Dalam penelitian ini, yang coba diangkat yakni dinamika orientasi seksual
pada kaum lsl. Lsl merupakan suatu kecenderungan seksual dimana laki-laki menyukai
sesama laki-laki. Terdapat satu hal yang paling penting dalam dinamika orientasi
komunitas LSL yakni pada pembentukan identitas orientasi seksual. Masyarak at lebih
menerima keadaan seseorang untuk menjadi heteroseksual.Permasalahan yang dihadapi
komunitas LSL di Indonesia adalah mengenai keberadaan kaum lsl yang masih terasa
asing untuk bisa diterima di lingkungan awam. kenyataan bahwa sebagian masyarakat

7
memandang kaum atau komunitas LSL adalah simbol kekejian, suatu aib yang
memalukan keluarga. Komunitas LSL tetap memperjuangkan eksistensi diri serta
melawan diskriminasi sosial yang ada.
Penolakkan yang selama ini dialami membuat para komunitas LSL ingin
menunjukkan kepada banyak orang tentang siapa diri mereka sebenarnya. Pemahaman
yang dimiliki masyarakat juga masih minim. Kesenjangan pengetahuan tentang masalah
ini menjadikan masyarakat hanya mampu berpikir dan memahami bahwa kenyataan
tentang homo seksual adalah fenomena yang aneh,sehingga kemudian menganggap
bahwa fenomena tersebut adalah sama saja dengan fenomena yang lain yang pernah
mereka ketahui. Penolakan tersebut membuat kaum atau komunitas homoseksual
semakin tidak nyaman terhadap keadaan dirinya dan mulai menyalahkan keadaan diri
mereka sendiri. Upaya mereka untuk menunjukkan siapa diri mereka menjadi terhambat
karena mereka menjadi merasa rendah diri.
Dengan berbagai uraian diatas maka banyak hal yang sangat menarik untuk
diteliti terkait dinamika orientasi seksual pada komunitas LSL. Fokus dari penelitian ini
terletak pada gambaran dinamika orientasi seksual pada kaum lsl. Dimana dinamika yang
akan di gambarkan dalam penelitian ini yakni gambaran terkait masa kecil kaum lsl,
gambaran awal mula memiliki ketertarikan kepada sesama jenis, hal-hal yang
menyebabkan ketertarikan kepada lawan jenis, gambaran responden menjadi lsl,
hubungan interpersonal komunitas LSL,dan hubungan seksualitas komunitas LSL.
Saat ini diperkirakan terdapat 6,7 juta laki-laki yang memiliki risiko tinggi di
Indonesia yang akan mempengaruhi semakin meningkatnya kasus HIV/AIDS, dimana
mayoritas mereka adalah orang yang bekerja yang memiliki pendapatan dan termasuk
didalamnya adalah pekerja berpindah atau sering, Khususnya untuk Kota Bengkulu sudah
banyak ditemukan Lelaki Seks Lelaki (LSL) saat melakukan sosialisasi, berdasarkan
sosialisasi yang dilakukan oleh YAYASAN PEDULI SOSIAL NASIONAL (PESONA)
BENGKULU. Dalam menangani komunitas LSL yang terus meningkat, komunitas LSL
meliputi semua kalangan dan umur, mulai dari anak Sekolah Menengah Pertama (SMP)
hingga karyawan swasta dan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Secara sosial tidak ada
keluarga, suku, etnis dan agama di daerah ini yang dapat menerima perilaku ini sebagai
sesuatu yang wajar dan masih menerima diskriminasi dari masyarakat.

8
Magang profesi bimbingan dan konseling Islam (BKI) dilakukan dalam beberapa tahap:
1. Tahap Pra Lapangan
Pada tahap pra lapangan mahasiswa peserta magang bimbingan dan konseling Islam
(BKI) diberikan pembekalan awal yang dilakukan pada ruang diskusi melalui aplikasi
Zoom. Waktu pembekalan peserta magang profesi dilaksanakan satu hari pada tanggal 16
Juni 2021 dengan materi pembekalan yang telah ditentukan oleh jurusan Dakwah.
2. Tahap Penyerahan Peserta magang profesi
Penyerahan peserta magang profesi Bimbingan dan Konseling Islam kepada pihak
lembaga atau institusi yang menjadi tempat magang profesi, dilakukan secara kolektif
oleh pihak jurusan Dakwah dan dilaksanakan secara formal. Penyerahan peserta magang
profesi dilaksanakan pada tanggal 22 Juni 2021 di satu tempat yaitu Yayasan Peduli
Sosial Nasional (PESONA) Bengkulu.
3. Tahap Kegiatan Pelaksanaan
Penyerahan peserta magang profesi Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) dilaksanakan
pada satu tempat yaitu Lembaga Yayasan Peduli Sosial Nasional (PESONA) Bengkulu
kepada pihak lembaga atau institusi yang menjadi tempat magang profesi, dilaksanakan
pada tanggal 22 Juni sampai dengan tanggal 23 Agustus 2021 terdiri atas sebelas orang
peserta magang profesi. Pelaksanaan magang profesi dilakukan setiap hari yaitu hari
senin, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu.
4. Tahap Penarikan
Penarikan peserta magang profesi mahasiswa Bimbingan Konseling Islam (BKI) dari
lembaga tempat magang profesi, dilakukan secara kolektif oleh pihak jurusan Dakwah
IAIN Bengkulu pada tanggal 23 Agustus 2021.

B. TUJUAN
Tujuan laporan magang profesi ini supaya diketahui dengan jelas mengenai
keadaan selama praktik. Laporan ini juga dibuat sebagai dokumentasi yang diharapkan
dapat mengembangkan kegiatan magang profesi yang dilakukan mahasiswa berupa
pengalaman dan kelembagaan Lembaga Yayasan Peduli Sosial Nasional (PESONA).
sebagai lembaga tempat dilaksanakannya magang profesi. Selain itu, dengan adanya

9
laporan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk perbaikan dan
penyempurnaan pelaksanaan magang profesi dimasa yang akan datang.
Adapun tujuan dari pendekatan pada komunitas LSL adalah untuk melakukan
sosialisasi pencengahan penularan HIV dan AIDS di kalangan LSL. dapat diartikan
sebagaimana perlunya upaya menutup jurang pemisah dalam penanggulangan HIV dan
AIDS di kalangan LSL. Mengingat program penanggulangan AIDS pada populasi LSL
selama ini telah menerapkan berbagai metode untuk merubah perilaku yang berisiko
tinggi. Namun prevalensi HIV pada populasi LSL tetap saja naik. terkait penanggulangan
HIV dan AIDS di Indonesia,
program-program penanggulangan HIV dan AIDS dikelompokkan menjadi 4 kelompok
besar yaitu :
1. Pencegahan,Dengan melakukan penyuluhan kepada masayarakat dan komunitas-
komunitas yang beresiko tinggi terhadap penularan HIV dan AIDS, seperti komuitas
LSL serta memakai kondom agar dapat meminimalisir tertular HIV dan AIDS
2. Pengobatan, Meskipun belum ada obat yang dapat menyembuhkan secara total dari
penderita HIV,namun ada jenis obat yang dapat mencengah dan memperlambat
berkembangnya virus di dalam tubuh manusia. Jenis obat ini disebut antiretroviral
(ARV). ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang dibutuhkan virus HIV untuk
menggandakan diri, dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4.
3. Perawatan,apabila sudah terinfeksi HIV dan AIDS dengan perawatan khusus dengan
meminum obat rutin seumur hidupnya. Pengidap HIV sangat dianjurkan untuk
menjalani perawatan antiretroviral secara rutin. Perawatan ini adalah perawatan
khusus yang ditujukan bagi penderita yang terinfeksi retrovirus, terutama HIV. Obat
yang digunakan dalam perawatan ini akan berbeda tergantung pada stadium yang
diderita oleh penderita. Maka dari itu, sangat penting bagi siapa pun yang sudah
mengetahui dirinya terjangkit HIV, untuk melakukan pemeriksaan rutin dan
berkonsultasi secara aktif dengan ahli kesehatan yang mengetahui kondisinya.
4. Mitigasi, dengan berupaya untuk mengurangi populasi kunci dan orang dengan
HIV/AIDS (ODHA) untuk dapat memanfaatkan skema jaminan kesehatan dan sosial.

10
C. SASARAN KEGIATAN
Sasaran kegiatan magang profesi mempunyai sasaran agar mahasiswa praktikan
memiliki pengetahuan, perilaku yang baik, dan keterampilan untuk menunjang
tercapainya penguasaan kompetensi profesional, kompetensi personal, dan kompetensi
kemasyarakatan. Kegiatan praktek kerja lapangan yang dilaksanakan di Yayasan Peduli
Sosial Nasional (PESONA).
Hasil konseling individu kepada PL (Petugas Lapangan) dari Yayasan PESONA
bahwa target sosialisasi mereka merujuk pada komunitas LSL yang terus meningkat dari
tahun ke tahun,dimulai anak remaja,dewasa bahkan yang sudah menikah. Jangkauan
yang dilakukan PL agar dapat mengetahui siapa saja yang termasuk anggota komunitas
LSL adalah dengan sosial media,seperti Telegram, Line bahkan Twitter. Dari sekian
banyak jangkauan PL dilapangan ada 90% mereka tidak peduli dengan ksehatan mereka
yang menyebabkan terinfeksi virus HIV dan AIDS. Kebenyakan dari mereka sulit untuk
meluangkan waktu untuk bertemu dikarenakan sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Ada juga yang menjadi dirinya sebagai pemuas nafsu. mereka juga bersifat
tertutup pada orang yang baru mereka kenal. Jadi untuk mendapatkan informasi
mengenai perkembangan dari komunitas ini mereka harus masuk ke komunitas tersebut
untuk menggali informasi lebih banyak lagi,tidak sedikit dari PL diajak untuk melakukan
hubungan seks agar mereka mau mau diajak untuk test VCT (Voluntary Counseling and
Test) merupakan salah satu strategi kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk
menangani penyebaran HIV/AIDS ( Depkes RI, 2006 ). Seseorang dapat dikategorikan
dari LSL apabila sudah berhubungan badan dengan sesama jenis meskipun satu kali
seumur hidupnya.
Dari penelitian yang dilakukan munculnya orientasi seks seseorang bisa
disebabkan faktor lingkungan dan Ada penelitian yang menyebutkan bahwa trauma
psikologis pada masa anak-anak dapat berpengaruh terhadap orientasi seksual seseorang,
termasuk homoseksual. Riset tersebut menyebutkan bahwa orang yang memiliki orientasi
seks penyuka sesama jenis pernah mengalami pelecehan seksual di masa kecilnya. Meski
begitu, cukup banyak juga orang yang tetap menjadi heteroseksual walaupun pernah
mengalami pelecehan seksual di masa kecil. Melalui wawancara kepada PL bahwasanya
anggota komunitas LSL sering mendpatkan diskriminasi dari masyarakat tempat

11
tinggalnya dan juga disertai bulian,dengan dikucilkanya mereka di masyarakat mereka
membentuk sebuah komunitas yang dapat menerima orientasi seks menyimpang. Untuk
menutupi identitasnya mereka tetap menikah dengan seorang perempuan,ada juga yang
sampai memiliki anak dan juga ada yang dari mereka memilih untuk tidak menikah sama
sekali, serta tuntutan dari orang tua agar anaknya segera menikah.

D. JENIS KEGIATAN
Ada beberapa jenis kegiatan yang kami lakukan selama magang di Yayasan
PESONA antara lain:
1. Pengenalan Lingkungan di Yayasan PESONA
2. Penyampaian materi oleh Kepala Direktur Yayasan Peduli Sosial Nasional Bapak
Rinto Harahap dan Pembina Praktik Lapangan Bapak Ns, Yayan Triyansyah P,
S.Kep
3. Melakukan pendekatan kepada Konseli/klien agar lebih mudah nyaman saat
melakukan konseling
4. Melakukan Konseling individu untuk menggali informasi mengenai LSL yang ada di
Bengkulu serta cara pencegahan agar tidak terinfeksi virus HIV dan AIDS
5. Melakukan Konseling Kelompok yang dilaksanakan oleh Konselor kepada
Konseli/klien
6. Menyelesaikan Laporan magang profesi di Yayasan PESONA

E. PROGRAM KEGIATAN

PROGRAM KERJA PRAKTIK LAPANGAN MAGANG PROFESI DI YAYASAN PEDULI


SOSIAL NASIONAL (PESONA)

No Kegiatan Sasaran Tempat Pelaksana Minggu Input Output


1. Pengenalan komunitas Yayasan Semua Ke-1
yang ada di yayasan PESONA anggota
PESONA pkl
2. Pengenalan Manajeme Yayasan Semua Ke-2
Lingkungan mitra n Yayasan PESONA anggota
kerja PESONA pkl

12
3. Konseling kegiatan Kelompok Hospot- Semua
dan pengenalan di dampingan hospot anggota
lapangan kelompok pkl
dampinga
n
4. Pengenalan komunitas Pengurus Yayasan Senua
(PL) (KD) laapangan PESONA anggota
yaayasan pkl
PESONA
5. Pendekatan pada Kelompok Hospot- Semua
komunitas dampingan hospot anggota
kelompok pkl
dampinga
n
6. Evaluasi hasil kegiatan Manajeme Yayasan Semua
n yayasan PESONA anggota
PESONA pkl
Dalam kurung waktu delapan minggu masing-masing dari mahasiswa magang sudah
melaksanakan kegiatan di yayasan PESONA.

BAB II

13
GAMBARAN UMUM LOKASI TEMPAT PLBKI

A. Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Lembaga


Lembaga Peduli Sosial Nasional (PESONA) ini berdiri sejak tanggal 05 September
2013 dan di akta notariskan setahun setelah berdirinya lembaga yaitu pada tanggal 11
September 2014, dengan akta notaris No. 69/11-09-2014 di kantor notaris Deni Yohanes,
SH., M. Kn. Dan Registrasi Pengadilan Negri Kelas IA Bengkulu No.
51/PBH/NOT/2014 Telah di tingkatkan menjadi YAYASAN dengan SK
KEMENKUMHAM NOMOR AHU-0012562.AH.01.04 TAHUN 2018 TENTANG
Pengesahan Pendiriaan Yayasan Peduli Sosial Nasional (Bengkulu).
Lembaga ini didirikan sebagai respons atas menguatnya tuntunan terhadap
tersedianya sumber daya manusia (human resources) yang berkualitas dan berbudaya,
dan terwujudnya masyarakat yang berkeadaban. Adalah kesadaran umum bahwa sumber
daya manusia yang berkualitas menjadi prasyarat bagi terwujudnya masyarakat dan
bangsa yang maju dan modern. Fakta ini disebabkan oleh masih rendahnya kualitas
sumber daya manusia Indonesia pada satu sisi, dan rusaknya moral dan etika masyarakat
dan pemerintahnya pada sisi lainnya. Kekayaan alam yang berlimpah tidak dapat
dioptimalkan pemanfaatannya karena tidak ditunjang oleh sumber daya manusia yang
memadai. Rendahnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang baik, birokrasi yang
masih lekat dengan KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) menjadi problem yang harus
segera dipecahkan bersama oleh bangsa ini.
Dalam konteks global, bangsa ini juga dihadapkan para kecenderungan tata kelola
dunia yang semakin hari tidak semakin baik, tetapi semakin tidak jelas arahnya. Ekonomi
yang liberal dan globalisasi dalam segala aspek kehidupan adalah sebagai daftar dari
problem yang juga mmbutuhkan solusi segera. Berangkat dari persoalan-persoalan di
atas, maka kami yang berasal dari berbagai latar belakang akademis maupun praktisi
yang mempunyai kepedulian terhadap problem kemasyarakatan dan kebangsaan dan
upaya-upaya mengatasi persoalan-persoalannya, bergabung mendirikan suatu organisasi
masyarakat bernama Peduli Sosial Nasional (PESONA) dalam rangka memberikan
kontribusi nyata terhadap persoalan-persoalan sosial masyarakat yang sedang terjadi di

14
Indonesia. Namun demikian, lembaga ini tidak didedikasikan untuk menjawab semua
persoalan diatas dalam kerangka besar Indonesia, dari Sabang sampai Merauke tetapi
lebih fokus pada wilayah yang lebih kecil, yaitu Provinsi Bengkulu.
VISI
Terwujudnya kemitraan dengan berbagai pihak dan kemandirian LKS dalam
pemberdayaan masyarakat sebagai upaya pengentasan permasalahan sosial.
MISI
a. Melaksanakan Program Pemberdayaan dalam Bidang Sosial sesuai dengan
permasalahan sosial yang ada dalam masyarakat.
b. Memaksimalkan potensi yang ada di masyarakat demi kesejahteraan melalui berbagai
program dan menggunakan prinsip-prinsip pemberdayaan.
c. Melaksanakan: pengembangan, pengkajian dan penelitian terhadap masalah di bidang
sosial kemanusiaan, sosial ekonomi, lingkungan hidup dan sosial politik, serta
penegakkan HAM.
d. Aktif dalam kegiatan pendampingan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
Nilai-Nilai:
a. Kesetaraan
b. Demokrasi
c. Keadilan
d. Transparansi dan Akuntabilitas
e. Anti Kekerasan
f. Non Partisan
B. Sarana dan Prasarana

15
No Nama Barang Satuan Keterangan
1. Meja 15 unit Ada
A. 2. Lemari 4 unit Ada
3. Kursi 25 unit Ada
4. White Board 9 unit Ada
5. TV 1 unit Ada
6. Kompor Gas 2 unit Ada

7. Megic com 2 unit Ada


8. Dispenser 2 unit Ada
9. Laptop 4 unit Ada
10. Komputer 3 unit Ada
11. Timbangan Badan 1 unit Ada
12. Printer 2 unit Ada
13. Jam Dinding 1 unit Ada
14. Kamera 1 unit Ada
15. Infocus 3 unit Ada
16. Tempat Tidur bertingkat 9 unit Ada
17. Kipas Angin 5 unit Ada
18. Meja Pimpong 1 unit Ada

Keadaan Pegawai
Keadaan Pegawai Yayasan PESONA memiliki berbagai latar belakang
1. Berdasarkan Keilmuan
Contoh: Sosial, Kesehatan, Teknik, Elektro, dan Psikologi.
2. Berdasarkan Komunitas
3. Berdasarkan Komunitas dan Keilmuan

B. Stuktur Organisasi

Struktur Yayasan Peduli Sosial Nasional (PESONA) Bengkulu

Pembina -Dinas Sosial Provinsi Bengkulu

16
-Dr. Thamrin Bangsu,M.K.M
- Drs. Syafril Patimbang, M.Pd
Direktur Rinto Harahap
Sekretaris Taufik Hidayat, S.Sos
Bendahara Yogie Feronika, S.Sos
Monev Muhammad Aroni
Psikologi Dewi Rahmawati Nuraulia, S.Psi
Medis Ns. Yayan Triansyah P, S.Kep
Paralegal Asmuni, S.Sos

Bidang-bidang yang ada di Yayasan Pesona

Bidang NAPZA - Sulaiman Agus Arianto, S.Sos


- Ferianto Saputra, S.Sos
- Yogie Feronika, S.Sos
- Taufik Hidayat, S.Sos
- Dinia Perdana Putri, S,Sos
- Thersia Yulinda, S.Sos
- Rinto Harahap
- Reka Fatmawati,SE
Bidang - Rahmat Hidayat
HIV/AIDS - Zain Fadillah, SE
- Yunita Charinda
- Devi Zahara Nurdianti
- Puspita Yuliana
- Rosita
- Ramadhan P.F.P, S.Tr.Sos
- Ramadhan Eka Saputra
- Doni Irawan
- Apriantoni Elvisa

17
- Ganti Harapan
- Fatahillah
- Dandi Atmawijaya
- Nurbaiti
Bidang Anak - Dedi Herawan, S.Sos
- Dinia Perdana Putri, S.Sos
- Taufik Hidayat, S.Sos
- Haris Afrihadi
- Angga Bae, S. Sos
Bidang Lansia - Dedi Herawan, S.Sos
- Dinia Perdana Putri, S.Sos
- Ferdiando Saputra, S.Sos
- Taufik Hidayat, S.Sos
- Rahmat Hidayat

C. Mekanisme Kerja Kelembagaan

Secara garis besar mekanisme kerja di Yayasan Peduli Sosial Nasional (PESONA) :

Sosialisasi → Penjangkauan → Asesmen → Konseling → Penguatan →


Perkumpulan/Pertemuan Diskusi → Advokasi.

Mitra Kerja Yayasan Peduli Sosial Nasional (PESONA) :

- Dinas Sosial Prov/Kota


- Dinas Kesehatan Prov/Kota
- Puskesmas Kota Bengkulu
- LBH Bintang Keadilan
- Balai Latihan Kerja

18
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Identifikasi Sasaran Layanan


Layanan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan lembaga dan disisipkan
disetiap kegiatan yang ada. Maka dari itu selama satu minggu pertama kami melakukan
observasi awal yang kami susun dengan merujuk kepada hal yang telah disampaikan pada
saat pembekalan Magang profesi yang dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom
pada tanggal 16 Juni 2021. Dengan materi pembekalan yang memfokuskan kiat selama
kami di lapangan. Kami yang melaksanakan magang profesi di Yayasan Peduli Sosial
Nasional (PESONA).
Ada enam layanan konseling digunakan dalam proses Magang Profesi di Yayasan
Peduli Sosial Nasional yang sudah dipakai dan dipraktekkan secara langsung kepada PL.
Layanan bimbingan dan Konseling mempunyai hubungan yang erat di mana di antara
keduanya saling melengkapi dalam membantu klien atau orang lain dalam memecahkan
suatu permasalahan dan mengubah pola hidup seseorang. Mengubah pola hidup yang
salah menjadi benar, pola hidup yang negatif menjadi positif. Sehingga klien dapat
mengarahkan hidup sesuai dengan tujuannya. Karena tugas dari seorang pembimbing
atau konselor yaitu memberikan arahan yang baik kepada yang terbimbing.
Antara lain:

Tabel 1.4 (Jadwal Kegiatan)


No. Jenis Layanan Keterangan
1. Layanan Orientasi Merupakan layanan yang memuungkian individu atau
kelompok untuk mengenal memahami lingkungan baru,

19
terutama lingkungan tempat magang dan pendekatan
kepada karyawan-karyawan di Yayasan PESONA, agar
dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru secara tepat dan memadai, yang
berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman. Selama
kurang lebih delapan minggu ini kami menyesuaikan diri
dan sudah mengenali apa saja yang boleh
dilakukan/diucapkan selama magang profesi.

2. Layanan Informasi Layanan informasi adalah layanan yang memungkinan


individu atau kelompok menerima dan memahami
berbagai informasi (seperti : informasi diri, sosial,
informasi mengenai komunitas LSL dan penyampaian
materi yang disampaikan langsung oleh Direktor Yayasan
PESONA Rinto Harahap. Tujuan layanan informasi adalah
membantu agar dapat mengambil keputusan secara tepat
tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar
maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya
yang memadai. Layanan informasi pun berfungsi untuk
pencegahan dan pemahaman.
3. Layanan Penyaluran dan Penempatan Merupakan upaya penyaluran dan penempatan didalam
kelompok selama magang di Yayasan PESONA. Yang
bertujuan agar kegiatan kelompok berjalan dengan lancar
tanpa hambatan. Seperti pemilihan Ketua kelompok, wakil
ketua kelompok,bendahara serta sekretaris supaya lebih
terstruktur
4. Layanan penguasaan konten Merupakan layanan yang membantu peserta didik
menguasai konten tertentu, terutama kompetensi, apa
saja yang disampaikan oleh pihak yayasan dapat dipahami
dengan jelas dan memahami tentang Komunitas LSL di
masyarakat
5. Layanan Konseling Perorangan merupakan layanan yang memungkinan seorang Konselor
mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara
perorangan) dengan dosen pembimbing untuk membahas
dan mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan
perkembangan dirinya. Tujuan layanan konseling
perorangan adalah dapat mengentaskan masalah yang
dihadapinya dan mencarikan solusi sama-sama apa yang

20
harus dilakukan.
6. Layanan konseling kelompok merupakan layanan yang memungkinan (masing-masing
anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk
pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi
melalui dinamika kelompok. Masalah yang dibahas itu
adalah maalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-
masing anggota kelompok. Layanan konseling kelompok
berfungsi untuk pengentasan masalah yang dihadapi.

B. Orientasi Kegiatan
Dari hasil konseling individu kepada PL yang dilaksanakan di Yayasan
PESONA, yang di fasilitasi dan di koordinir langsung oleh pihak yayasan supaya
konseling individu maupun kelompok dapat berjalan dengan semestinya. Masing-masing
individu mendapatkan satu klien (PL) dari yayasan yang mewakili komunitas LSL yang
dilapangan yang terjun langsung untuk menangani komunitas LSL. Agar PL merasa
nyaman kami memiliki kesepakatan bersama sebaiknya nama dari PL tersebut
disamarkan. PL yang berinisial DN yang beralamatkan jalan Z Arifin Kompi memiliki
pendidikan terakhir S1 jurusan Sosiologi yang sudah bekerja di Yayasan PESONA
selama tiga tahun. Point-point penting yang kami bahas mengenai masalah-masalah dan
pengalaman yang sering dihadapi oleh PL dilapangan dan cara menyelesaikan masalah.
Ada beberapa pertanyaan yang saya ajukan langsung kepada PL, Antara lain:

1. Kesulitan apa yang dihadapi selama sosialisasi di lapangan mengenai komunitas


LSL?
Pada saat mengajak klien untuk melakukan test VCT untuk mengetahui kesehatan
mereka, hampir 90% dari komunitas LSL tidak mempedulikan kesehatan mereka
yang menyebabkan virus HIV dan AIDS, para PL sulit meyakinkan kepada
komunitas LSL bahwa kesehatan mereka sangat penting maka dari itu PL terus
melakukan penyuluhan kepada komunitas. Selanjutnya kesulitan untuk bertemu
kepada klien, PL harus mengatur jadwal yang pas untuk berjumpa dengan klien
karena mereka sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,tidak sedikit
dari mereka pada saat dijumpai mereka tidak ada di lokasi,jadi PL harus mengatur

21
jadwal ulang untuk bertemu. Apalgi di masa PPKM sekarang ini mereka lebih
banyak melakukan jangkauan melalui Telegram,Line bahkan Twitter.
2. Dimana biasanya PL melakukan jangkauan sosialisasi?
Biasanya para PL melakukan kegiatan sosialisasi di tempat-tempat biasa orang
kumpul, seperti cape, tempat ngopi dan ada juga di kost-kostan. Karena
kecanggihan teknologi,banyak dari PL untuk mendekati para kliennya mereka
melakukan pendekatan melalui sosial media, seperti Telegram, Twitter bahkan
kalau sudah dekat akan lanjut chat melalui via WhatsApp untuk lebih dekat lagi
dan apabila mereka sudah dekat maka PL akan mengajak kliennya untuk tes VCT
untuk mengetaui kesehatan klien.
3. Apakah klien dapat menerima dengan baik kedatangan PL?
Rata-rata dari klien awalnya tidak menerima kedatangan dari PL, karena mereka
menganggap diri mereka sehat dan tidak perlu untuk melakukan pengecekan
tentang masalah kesehatan yang sering di sosialisasikan terus menerus kepada
masyarakat. diketahui bahwa pentingnya memahami negosiasi dalam memutuskan
tes HIV/AIDS, mela-kukan konseling maupun pendampingan pada individu
Bengkulu mengenai LSL. diperlukan adanya isyarat dan pemicu dalam mencari
individu untuk
melakukan tes HIV, adanya ketidakpastian akan ketakutan dan penolakan,
tanggung jawab hubungan dan norma, serta pandangan MSM mengenai pemberian
layanan tes HIV. Ketidakpastian mengenai status adalah fasilitator dari pengujian.
Status merupakan masalah, hal tersebut dikarenakan jika seseorang dinyatakan
negative maka orang tersebut dapat hidup tenang dan tetap melanjutkan hidupnya
seperti biasa. Jika dinyatakan positif HIV maka orang tersebut akan berusaha
menutupi yang disebabkan oleh berbagai faktor: karena takut akan stigma,
diskriminasi dan pengucilan pada lingkungan sosial, dan kecemasan. Perbedaan
pada penelitian sebelumnya terletak pada teori yang digunakan, mengacu pada
strategi jaringan menggunakan persuasi. Sedangkan pada penelitian ini
menggunakan teori yang berfokus pada proses komunikasi negosiasi dan adanya
elemen persuasi pada proses pengambilan keputusan.
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya LSL?

22
Dalam hubungan resiprokal ini terjadi pembelajaran sosial yang mengarah pada
transfer informasi, kebiasaan atau perilaku. Anak yang selalu menonton tayangan
perilaku tak laras gender seperti laki-laki yang berperilaku gemulai membuka
peluang bagi anak untuk bersikap sama. Reaksi yang muncul pertama kali
adalah perasaan aneh, lucu, atau bahkan tidak memberikan reaksi apapun, sebab
anak belum memiliki skema pengetahuan tentang sosok maskulinitas pada laki-
laki. Reaksi kedua, anak mulai memiliki pengetahuan bahwa laki-laki bersifat
seperti apa yang dilihatnya. Reaksi ketiga anak mengikuti gaya atau perilaku laki-
laki yang sering dilihatnya. Selanjutnya perasaan aneh atau lucu di awal reaksi
berubah menjadi perasaan yang dimengerti dan dapat diterima.

Tabel 1.5 (Kegiatan Pendukung)


No Kegiatan Pendukung Keterangan
1. Himpunan Data Data yang kami himpun untuk keperluan
berlangsungnya kegiatan magang profesi selama
2 bulan agar lebih efektif, maka kami mengambil
biodata dari PL komunitas LSL
Saat melakukan pelaksanaan pengambilan data
sesuai dengan konseling yang dilakukan sebab
data yang diperoleh hanya data umum saja. Untuk
lebih lengkapnya maka akan melakukan
himpunan data saat pelaksanaan konseling
individu. Adapun data yang diperoleh adalah data
perkembangan kepribadian PL dari komunitas
LSL sebelum dan sesudah dilakukan konseling.

23
C. Informasi Pendidikan dan Pekerjaan
Berdasarkan informasi dari data pendidikan dan pekerjaan yang kami lakukan
selama magang profesi di Yayasan PESONA Bengkulu adalah sebagai berikut:
Nama Lembaga : Yayasan PESONA Bengkulu
Kelompok : LSL, Waria, dan WPS.
Alamat : Jl. Barito III, Kel.Padang Harapan. Kec. Gading
Cempaka, Kota Bengkulu

Tabel 1.6 (Informasi Klien)

No. Kode Masalah Umur L/P Pekerjaan Kedatangan Tgl. Layanan


1. DI EDK 32 P PL SR 27/Juli/2021
2. IH HMM 21 P M SR
3. HS DPI 24 L PL SR 18/juli/2021
4. YC HSO 27 P PL SR 29/juli/2021
5. TH KHK 36 L PL SR 5/agustus/2021
6. RJ DPI 50 L SL SR 8/agustus/2021
7. JK DPI 25 L PL SR 11/juli/2021
8. TA HMP 39 L PL SR 1/juli/2021
9. NU WSG 25 L PL SR 23/juli/2021
11. RH EDK 25 L PL SR 25/juli/2021

KETERANGAN SIMBOL

Kolom Masalah:
JDK : Jasmani & Kesehatan
DPI : Diri Pribadi
HSO : Hubungan Sosial

24
EDK : Ekonomi & Keuangan
KDP : Karir & Pekerjaan
HKP : Hubungan Kekeluargaan & Perkawinan
ANM : Agama, Nilai & Moral
HMM : Hubungan Muda Mudi
HMP : Hubungan Muda Mudi & Perkawinan
KHK : Keadaan Hubungan dalam Keluarga
WSG : Waktu Senggang
PDP : Pendidikan & Pelajaran

Kolom Pekerjaan:
IRT : Ibu Rumah Tangga
P : Pelajar
M : Mahasiswa
PN : Pegawai Negeri
PS : Pegawai Swasta
HONDA : Honor Daerah
W : Wira swasta
EX M : Ex Mahasiswa

Kolom Kedatangan:
SR : Self Referal
RKS : Refral Konselor Sekolah
HP : Hak Panggil
TLP : Telepon

D. Pelaksanaan Penampilan Data


Adapun pelaksanaan penampilan data dilakukan peserta magang profesi BKI dalam
bentuk dokumentasi (terlampir)

E. Pelaksanaan Pengelompokkan Sasaran Layanan

25
Pengelompokkan sasaran layanan dilakukan karena bidang-bidang di dalam
Lembaga Yayasan Peduli Sosial Nasional Bengkulu yang memiliki kewenangan berbeda,
sehingga diperlukan pengelompokan sasaran layanan agar lebih efesien dan efektif selama
memberikan layanan konseling kepada PL D.I. Sasaran layanan ini dibagi menjadi 6
(enam) kelompok, yaitu :
Tabel 1.7 (Sasaran Layanan)
No. Sasaran Keterangan
1. Komunitas LSL Dari konseling individu yang dilaksanakan kepada PL D.I
mengenai permasalahan pada jangkauan terhadap
komunitas LSL supaya mereka memahami bahanya
hubungan lsl yang mereka lakukan dan mensosialisasikan
agar tidak terjangkit virus HIV dan AIDS.
2. Masyarakat Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang
bahaya virus HIV dan AIDS dan cara agar tidak tertular
dari virus HIV dan AIDS. Hindari perilaku berisiko,
seperti hubungan seksual berisiko atau menggunakan
narkoba jarum suntik
Bila sudah melakukan perilaku berisiko tersebut, segera
lakukan tes HIV
3. Remaja Pendidikan seks (sex education) adalah suatu
pengetahuan yang diajarkan mengenai segala sesutau
yang berhubungan dengan jenis kelamin, mencakup mulai
dari pertumbuhan jenis kelamin (laki-laki atau wanita),

26
BAB IV
EVALUASI KEGIATAN
A. Evaluasi Kegiatan Layanan
Pada bab ini kami akan memaparkan hasil evaluasi kegiatan layanan yang kami
lakukan selama 2 (dua) bulan pada magang profesi di Lembaga Yayasan Peduli Sosial
Nasional (PESONA) Bengkulu. Dengan tujuan agar beberapa layanan yang telah kami
jalani dan pelajari bisa lebih efektif kedepannya. Adapun beberapa layanan tersebut ialah:

Tabel 1.8 (Evaluasi)

No Jenis Layanan Keterangan


.
1. Layanan Orientasi Merupakan layanan yang memuungkian
individu atau kelompok untuk mengenal
memahami lingkungan baru, terutama
lingkungan tempat magang dan
pendekatan kepada karyawan-karyawan
di Yayasan PESONA, agar dapat
beradaptasi dan menyesuaikan diri
dengan lingkungan baru secara tepat dan
memadai, yang berfungsi untuk
pencegahan dan pemahaman. Selama
kurang lebih delapan minggu ini kami
menyesuaikan diri dan sudah mengenali
apa saja yang boleh dilakukan/diucapkan
selama magang profesi.

2. Layanan Informasi Layanan informasi adalah layanan yang


memungkinan individu atau kelompok
menerima dan memahami berbagai
informasi (seperti : informasi diri, sosial,
informasi mengenai komunitas LSL dan
penyampaian materi yang disampaikan
langsung oleh Direktor Yayasan PESONA
Rinto Harahap. Tujuan layanan informasi
adalah membantu agar dapat mengambil
keputusan secara tepat tentang sesuatu,

27
dalam bidang pribadi, sosial, belajar
maupun karier berdasarkan informasi
yang diperolehnya yang memadai.
Layanan informasi pun berfungsi untuk
pencegahan dan pemahaman.
3. Layanan Penyaluran dan Merupakan upaya penyaluran dan
Penempatan
penempatan didalam kelompok selama
magang di Yayasan PESONA. Yang
bertujuan agar kegiatan kelompok
berjalan dengan lancar tanpa hambatan.
Seperti pemilihan Ketua kelompok, wakil
ketua kelompok,bendahara serta
sekretaris supaya lebih terstruktur
4. Layanan penguasaan konten Merupakan layanan yang membantu
peserta didik menguasai konten tertentu,
terutama kompetensi, apa saja yang
disampaikan oleh pihak yayasan dapat
dipahami dengan jelas dan memahami
tentang Komunitas LSL di masyarakat
5. Layanan Konseling Perorangan merupakan layanan yang memungkinan
seorang Konselor mendapatkan layanan
langsung tatap muka (secara perorangan)
dengan guru pembimbing untuk
membahas dan mengentaskan
permasalahan yang dihadapinya dan
perkembangan dirinya. Tujuan layanan
konseling perorangan adalah dapat
mengentaskan masalah yang
dihadapinya dan mencarikan solusi sama-
sama apa yang harus dilakukan.
6. Layanan konseling kelompok merupakan layanan yang memungkinan
(masing-masing anggota kelompok)
memperoleh kesempatan untuk
pembahasan dan pengentasan
permasalahan pribadi melalui dinamika
kelompok. Masalah yang dibahas itu

28
adalah maalah-masalah pribadi yang
dialami oleh masing-masing anggota
kelompok. Layanan konseling kelompok
berfungsi untuk pengentasan masalah
yang dihadapi.

B. Evaluasi Kegiatan Pendukung

Tabel 1.9 (Evaluasi Kegiatan Pendukung)


No Kegiatan
Keterangan
. Pendukung
Mengambil data dari PL data yang
1. Himpunan Data dihimpun dan data yang di ambil
berdasarkan fakta dan data yang akurat.
Konferensi Kasus Dari keterangan PL bahwa kasus LSL ini
2. setiap tahun bertambah dan masih banyak
yang belum terdeteksi.
Kunjungan Rumah Setiap kegiatan PL (D.I) selalu
mengunjungi kliennya dirumah maupun
di kost.
Tampilan Lebih memahami klien dan bersifat
Kepustakaan kekeluargaan agar lebih nyaman antara
PL (D.I) dan klien.
Alih Tangan Kasus Apabila sudah mendapatkan klien maka
mereka akan diarahkan pada test VCT.

29
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam melakuan magang profesi, mahasiswa selalu mengikuti petunjuk dan
mematuhi segala aturan yang ditentukan oleh pihak Lembaga Yayasan Peduli Sosial
Nasional (PESONA) Bengkulu serta berinteraksi secara aktif tentang proses bimbingan
dan pelayanan masyarakat yang dilakukan sebelum diberlakukannya PPKM Darurat, dan
tetap mematuhi protokol kesehatan dan tetap jaga jarak. Setelah PPKM Darurat
diberlakukan mahasiswa magang tidak dapat berinteraksi dengan sedikitpun dengan PL
(D.I). Jadi, kami melakukan Layanan secara tatap muka dan ada juga melalui media
sosial.

. Mahasiswa magang profesi juga harus selalu menjaga etika, asas kerahasiaan baik
pada pihak lembaga Yayasan Peduli Sosial Nasional (PESONA) BENGKULU dan terlebih
lagi pada PL (D.I). Dengan begitu para mahasiswa magang profesi bisa mengenal lebih
jauh tentang ruang lingkup lembaga Yayasan Peduli Sosial Nasional (PESONA)
BENGKULU dan kemudian hari bisa menjadi bekal untuk proses bimbingan dan konseling
yang lebih baik.

Selain itu juga setiap orang pasti akan menemukan banyak permasalahan dan
sebaik-baik orang yang bermasalah adalah orang yang mampu mengambil pelajaran dari
setiap permasalahan yang ditemui, baik yang dialami sendiri atau juga yang dialami oleh
orang lain dan percayalah segala masalah pasti ada jalan keluarnya. Banyak pada PL (D.I)
yang terjerumus pada masalah hukum sehingga terputusnya masa depannya, Yayasan
Peduli Sosial Nasional BENGKULU siap untuk membina komunitas LSL yang
berhadapan dengan stigma dan diskriminasi di masyarakat..

30
B. Saran
Laporan ini dibuat untuk menjadi bahan atau dokumen bagi Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Bengkulu maupun lembaga tempat magang profesi yang bersangkutan
khususnya bagi program Bimbingan dan Konseling Islam jurusan Dakwah IAIN Bengkulu.
Saran yang dapat kami sampaikan untuk lembaga LPKA KELAS II BENGKULU
yang pertama ialah hendaknya para PL yayasan PESONA lebih ditingkatkan lagi
pelayanan pada komunitas LSL yang bisa membuat mereka berubah. Kedua dapat menjalin
kerjasama yang baik antara Yayasan PESONA BENGKULU dengan IAIN Bengkulu serta
dengan pihak lainnya. Ketiga pada pihak pegawai Yayasan PESONA agar dapat
berkomunikasi dengan baik dengan komunitas LSL., dan keempat saya berharap kepada
Yayasan Peduli Sosial Nasional(PESONA) dapat menjaga kekompakan agar kerjasama
antara pegawai berjalan dengan lancar untuk kepentingan perubahan pada komunitas LSL.

31
32

Anda mungkin juga menyukai