PENDAHULUAN
Sering kali kita bingung memilih jurnal referensi untuk kita baca dan
pahami.Terkadang kita memilih satu jurnal,namun kurang memuaskan hati kita.Misalnya
dari segi analisis bahasa, pembahasan tentang kepemimpinan. Oleh karena itu, penulis
membuat Critical Journal Review ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih
jurnal referensi,terkhusus pada pokok bahasa tentang kepemimpinan.
jurnal yang berbeda serta untuk menyelesaikan tugas CJR kepemimpinan dan menambah
Minangkabau danbugis
Alamat Situs :
journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi/article/download/694/652
BAB II
ISI JURNAL
JURNAL PERTAMA
A. Pendahuluan
Dalam melakukan analisis, makalah ini menggunakan beberapa teori yang terkait
dengan kepemimpinan dan analisis wacana. Robert Hellar (1999) mencatat halpenting
untuk menciptakan kepemimpinan yang efektif yaitu:
1. Mempunyai kemampuan memimpin tim guna mencapai kualitas dengan cara terus
JURNAL PEMBANDING
Arus globalisasi yang sedemikian kuat dampaknya sudah seharusnya kita antisipasi
dengan baik. Dimana di tengah gempuran invasi nilai-nilai modernitas kepemimpinan
ala barat terkadang membuat kita silau akan kemajuansehingga melupakan identitas nilai-
nilai kearifan lokal yang kita miliki. Padahal kepemimpinan camat yang beridentitas
sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal tak akan kalah hebatnya. Bila camat dalam
menjalankan kepemimpinannya mampu menerapkan dengan baik nilai-nilai kearifan
lokal yang ada maka masalah patologi birokrasi pada kepemimpinan dapat diminimalisir
sekecil mungkin. Dimana dalam pelaksanaan kepemimpinannya camat harus berdasarkan
nilai-nilai kearifan lokal seperti alempureng (kejujuran), amaccang (kecendekiaan),
asitinajang (kesesuaian), agettengeng (keteguhan), dan reso (usaha). Nilai alempureng
dalam kepemimpinan camat dapat dilihat dari kepemimpinan camat yang dapat
dipercaya.
Kepemimpinan camat yang tidak berdusta bisa dilihat dari kesesuaian antara perkataan
dan perbuatan yang dilakukan oleh camat dalam tugasnya memimpin kecamatan. Camat
Tamalanrea merupakan pemimpin yang antipati dengan apa yang dinamakan
kebohongan dalam menjalankan kepemimpinannya. Dimana fakta di lapangan pun
menunjukkan hal ini yaitu kegiatan jum’at bersih yang sering dihadiri langsung oleh
Camat Tamalanrea. Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Rohim (dalam
Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2015 Volume 1 Nomor 2 116 Elfira, 2013:
22) bahwa pemimpin pemerintah yang dikatakan dapat memperbaiki negeri adalah yang
memiliki pemikiran kejujuran. Kepemimpinan camatpun dalam penerapan nilai
alempureng (kejujuran) haruslah tulus dalam setiap kerja yang dilakukannya. Dimana
dalam melakukan suatu tindakan camat dalam kepemimpinannya berbuat dari lubuk
hatinya sendiri bukan semata-mata karena tuntutan kerja. Termasuk dalam hal ini adalah
dalam melakukan pencapaian target dari Kecamatan Tamalanrea sendiri. Pada hal ini
Camat Tamalanrea dalam menjalankan kepemimpinannyabelum cukup tulus. Hal ini
ditandai dengan yang dilakukan hanya karena pencapaian target bukan tulus mengabdi
untuk masyarakat. Kepemimpinan camat haruslah pula memperhatikan nilai amaccang
(kecendekiaan) sebagai nilai kearifan lokal yang harus dipegang teguh. Haltersebut
diantaranya dapat dinilai darikeikhlasan seorang pemimpin.Keikhlasan sangat diperlukan
seorang camat dalam menjalankan kepemimpinannya. Kepemimpinan camat yang ikhlas
menandakan bahwa camat tersebut sebagai pemimpin acca. Camat yang ikhlas tentunya
akan berpikir positif terhadap yang kerap kali terjadi di lingkungan kerjanya.
Kepemimpinan camat yang ikhlas mampu memetik hikmah dari sebuahmasalah yang
terjadi sehingga mampu memperbaikinya sehinggamenjadi lebih baik serta sebagai
langkah preventif agar masalah yang sama tidak terulang kembali.
Keikhlasan dalam kepemimpinan camat juga dapat dilihat dari aspek bagaimana camat
menyikapi target dari organisasi yang belum tercapai. Kepemimpinan camat yang ikhlas
terhadap target organisasi yang belum tercapai tentunya akan mendatangkan manfaat
untuk pengembangan cara mencapai target tersebut. Bukan justru bertindak gegabah
dalam menggapai target tersebut.
Camat Tamalanrea dalammenjalankan kepemimpinannya berusaha realistis terhadap
target dari organisasi yang belum terealisasi. Selain menyadari kenyataan tentang target
yang belum terealisasi dengan baik, Camat Tamalanrea menunjukkan sikap acca dengan
tetap sabar dan memotivasi pegawainya dan tetap menjagakualitas kinerja mereka. Hal
ini pula yang penulis jumpai sebagai hasil di lapangan dimana Camat Tamalanrea dalam
kepemimpinannya rutin menyampaikan evaluasiterkaitdengan pencapaian hasil
kinerjaorganisasi pada tiap apel rutin di hari senin. Kepemimpinan camat yang acca
merupakan cerminan seorang pemimpin yang mampu memecahkan masalah yang
selalu terjadi di tubuhorganisasi. Camat yangacca diantaranya dalam menjalankan
kepemimpinannya haruslah mampu mempunyai respon yang cepat dalam menangani
masalah yang terjadi. Camat Tamalanrea dalam kepemimpinannya ketika
mendapatiadanya masalah maka sejurus kemudian lalu mengadakan musyawarah dalam
rapatnya memediasi antar pihak yang berselisih agar masalah tersebut dapat diselesaikan
secepat mungkin. Fakta di lingkungan Kantor Kecamatan Tamalanrea pun menunjukkan
bahwa Camat Tamalanrea segera merespon masalah yang dengan bertindak cepat
dikarenakan adanya perselisihan di lingkungannya. Kehati-hatian merupakan sikap
penting bagi kepemimpinan camatdalam menjalankan nilaiamaccang (kecendekiaan).
Kinerja kepemimpinan camat yang berhati-hati pun akan dapat membangun langkah
strategis yang penuh pertimbangan dalam mengantisipasi kemungkinan masalah yang
akan muncul. Kepemimpinan Camat Tamalanrea menghindari tindakan gegabah yang
hanya akan merugikan diri sendiri dan kepentingan organisasi. Keputusan tersebut
sebelum dilaksanakan terlebih dahulu dikaji secara sehingga terlihat kekuatan dan
kelemahannya. Hal inilah yang kemudian menjadi dasar pertimbangan analisis
sejauhmana keputusan tersebut akan dilaksanakan oleh Camat Tamalanreadalam
menjalankankepemimpinannya.Pengamatan di lapanganpun menunjukkan fakta
inidimana Camat Tamalanrea meneliti Kolaborasi baik–baik apa yang akan menjadi
keputusannya.
BAB III
PEMBAHASAN
KelebihanJurnal Utama
2. buku ini banyak penjelasan dari para ahli tentang konsep kepemimpinan modern dan
gaya kepemimpinan.
5. juga menjelaskan tentang cara atau strategi untuk menjadi pemimpin yang lebih baik
KelemahanJurnal Utama
1. Jurnal ini terlalu mendalami tentang perilaku seseorang bahwa ini akan mengungkit
pada orang yang memiliki perilaku yang sama seperti yang dijelaskan.
2. Begitu banyak system kearifan lokal budaya tapi sayangnya tidak ada yang peduli
tentang itu bahkan tidak ada yang merespon.
KelebihanJurnal Pembanding
1. Dilihat dari aspek lingkup isi artikel, Jurnal yang direview itu sangat menarik.
2. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font sudah baik.
Layout dan tata letak, tata tulis sudah rapi. Size font yang mudah dibaca langsung
dengan mata
3. Dari aspek isi jurnal, jurnal tersebut banyak sekali menjabarkan apa itu kepemimpinan,
apa saja gaya gaya kepemimpinan, faktor kesuksesan pemimpin, dll.Jurnal ini lebih
mengarah bagaimana menjadi seorang pemimpin.
4. Dari aspek tata Bahasa, Jurnal tersebut dapat dipahami dengan baik.
KelemahanJurnal Pembanding
1. Berdasarkan keseluruhan jurnal, jurnal ini sudah mendekati sempurna. tidak banyak
kekurangan-kekurangan yang ada, diantara kekurangan dalam jurnal ini adalah terlalu
banyak peribahasa daerah sehingga agak sedikit sulit dipahami
BAB IV
PENUTUP
4.1Kesimpulan
4.2 Rekomendasi
Diharapkan setelah membaca critical journal review ini pembaca lebih mengerti
tentang menjadi seorang pemimpin yang baik dan apa saja yang terkandung didalamnya
sehingga kita dapat memehami tentang teori sikap, perilaku dan gaya menjadi seorang
pemimpin yang baik dan betanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
Elfira, Mina. 2013. Model Kepemimpinan Berbasis Kearifan Lokal di Minangkabau dan
bugis, Jakarta: Universitas Indonesia.