Anda di halaman 1dari 8

TA Larasati | Patient Centered Communication pada Pelayanan Kesehatan Primer

Komunikasi Dokter-Pasien Berfokus Pasien pada Pelayanan Kesehatan Primer


TA Larasati1
1
Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Tantangan yang dihadapi pelayanan kesehatan primer adalah dapat memberikan pelayanan dengan
karakteristik 4C, yaitu first contact, comprehensive, continous, dan collaborative. Dalam memberikan pelayanan
yang komprehensif, dokter yang berada di pelayanan kesehatan primer menghadapi tantangan yang tidak
mudah, terutama perubahan perilaku gaya hidup sehat dan pengobatan penyakit, kepatuhan pasien dengan
penyakit kronis, juga menghadapi pasien dengan perbedaan latar belakang budaya. Sehingga dibutuhkan
komunikasi efektif dokter-pasien agar tercapai tujuan pelayanan kesehatan. Menurut WONCA of Europe,
pelayanan berpusat pasien dijabarkan dalam empat aspek, doctor-patient relationship, centred on patient and
context, promote patient empowerment, longitudinal continuity. Doctor-patient relationship atau hubungan
dokter-pasien dibangun dalam komuniikasi dokter pasien yang efektif, yang memunculkan dan memahami
perspektif pasien (kekhawatiran, ide, harapan, kebutuhan, perasaan, dan fungsi), memahami pasien dalam
konteks psikososial dan budaya yang unik, mencapai pemahaman bersama tentang masalah pasien dan
perawatan yang sesuai dengan nilai-nilai pasien, dan pasien dalam menawarkan pilihan-pilihan yang
berhubungan dengan masalah kesehatannya. Manfaat komunikasi dokter-pasien berpusat pasien adalah
meningkatkan kepatuhan pasien pada pengobatan, mencapai keberhasilan pengobatan, meningkatkan
kepuasan pasien dan juga memudahkan penegakkan diagnosis, meminimalkan terjadinya malpraktik.

Kata kunci: komunikasi berpusat pasien, pelayanan primer

Patient Centered Communication in Primary Care


Abstract
The challenge facing primary health care is being able to provide services with 4C characteristics, first contact,
comprehensive, continous, and collborative. In providing comprehensive care, doctors in primary have a lot of
homework, such changes in healthy lifestyle behaviors, treatment of diseases, patients compliance with
chronic diseases, also dealing with patients with different cultural backgrounds. According to WONCA of
Europe, patient centered services are described in four aspects, doctor-patient relationship, centered on
patient and context, promotes patient empowerment, longitudinal continuity. Doctor-patient relationship is
built on effective communication, which raises and understands patient perspectives (concerns, ideas,
expectations, needs, feelings, and functions), understanding patients in a unique psychosocial context and
culture, achieving understanding together about the patient's problems and care according to the patient's
values, and the patient in offering choices related to his health problems. The benefits of patient-centered
communication are improving patient adherence to treatment, achieving treatment success, increasing patient
satisfaction and also facilitating diagnosis, minimizing the occurrence of mal practices.

Keywords: communication, patient centered care, primary care

Korespondensi: Dr. dr. TA Larasati, M.Kes, Jl. Cendrawasih 1 No. 1 Tanjung Agung, 081279736698, t_a_larasati@yahoo.co.id

Pendahuluan
Pelayanan kesehatan primer memberikan pelayanan yang komprehensive,
berdasarkan prinsip Kedokteran Keluarga dokter yang berada di pelayanan kesehatan
memiliki empat karakteristik pelayanan (4C) primer menghadapi tantangan yang tidak
yaitu, first contact, comprehensive, continous mudah, terutama perubahan perilaku gaya
dan collaborative. Pelayanan kesehatan yang hidup sehat dan pengobatan penyakit,
komprehensif yang dimaksud dalam kepatuhan pasien dengan penyakit kronis, juga
karakteristik tersebut adalah memberikan menghadapi pasien dengan perbedaan latar
pelayanan yang paripurna meliputi promotif belakang budaya.
preventif, kuratif, palliatif dan rehabilitatif Pendekatan holistik seperti yang telah
dengan pendekatan yang holistik, yaitu disebutkan sebelumnya, merupakan konsep
memandang pasien sebagai kesatuan pelayanan kesehatan yang berpusat pada
biopsikososial dan eksistensial.1 Dalam pasien atau Patient centered care yang

JK Unila | Volume 3 | Nomor 1 | Maret 2019 | 160


TA Larasati | Patient Centered Communication pada Pelayanan Kesehatan Primer

dicetuskan oleh The American College of bentuk standar (default), bentuk paternalistik
Physicians (ACP). Konsep senada sebelumnya (paternalistic), konsumerisme (consumerist),
juga sudah pernah dicetuskan dengan nama dan mutualistik (mutualistic).5 Hubungan
“medical home” di Amerika Serikat pada tahun standar (default) dalam bentuk hubungan
1967. Badan Kesehatan Dunia, WHO juga telah dokter-pasien ditandai dengan kurangnya
merekomendasikan penguatan pelayanan kontrol antara kedua pihak baik dari pihak
kesehatan primer melalui 4 reformasi, salah dokter maupun pasien dan jelas jauh dari ideal.
satunya adalah reformasi pemberian Bentuk paternalistik (paternalistic) ditandai
pelayanan kesehatan yang lebih berfokus pada dengan hubungan oleh dokter yang dominan
pasien.2 Menurut WONCA of Europe, dan pasien yang pasif. Bentuk konsumerisme
pelayanan berpusat pasien dijabarkan dalam dikaitkan dengan hak dan kewajiban dokter
empat aspek, doctor-patient relationship, kepada pasien, hal ini menandakan bahwa
centred on patient and context, promote bentuk ini adalah kebalikan dari bentuk
patient empowerment, longitudinal continuity.1 paternalistik. Sedangkan bentuk mutualistik
Doctor-patient relationship atau hubungan (mutualistic) ditandai dengan hubungan dokter
dokter-pasien dibangun dalam komuniikasi dan pasien yang berbagi dalam pengambilan
dokter pasien yang efektif. Komunikasi dokter- keputusan bersama dan kedua pihak saling
pasien berdasarkan konsep pelayanan memahami peran masing-masing.5,6
berpusat pasien ini disebut dengan komunikasi Kemampuan komunikasi seorang dokter
dokter-pasien dengan berpusat pada pasien. untuk memiliki kemampuan berkomunikasi
Dalam konteks komunikasi, penting bagi yang baik dengan pasiennya memiliki tujuan
seorang dokter untuk memiliki keterampilan yang berbeda-beda. Dianne Berry
komunikasi yang efektif. Menurut Dianne mengungkapkan bahwa terdapat 3 (tiga)
Berry, pada pelayanan kesehatan, salah satu tujuan komunikasi dokter dan pasien yaitu: (1)
hal yang sangat penting adalah memiliki menciptakan hubungan interpersonal yang
keterampilan komunikasi yang baik karena baik (creating a good interpersonal
kemampuan komunikasi dokter kepada relationship), (2) melakukan pertukaran
pasiennya memiliki hubungan signifikan dalam informasi (exchange of information), dan (3)
upaya kesembuhan pasien. Komunikasi dokter pengambilan keputusan medis (medical
pasien adalah hubungan yang berlangsung decision making).6
antara dokter/dokter gigi dengan pasiennya Tujuan yang pertama yaitu menciptakan
selama proses pemeriksaan/pengobatan/ hubungan interpersonal yang baik (creating a
perawatan yang terjadi di ruang praktik good interpersonal relationship), dimana
perorangan, poliklinik, rumah sakit, dan hubungan antara dokter dan pasien yang baik
puskesmas dalam rangka membantu dan komunikatif akan berdampak positif bagi
menyelesaikan masalah kesehatan pasien.3 pasien seperti terwujudnya kepuasan
Menurut Ong dkk., komunikasi antara pengetahuan dan pemahaman pasien,
dokter dan pasien merupakan jenis komunikasi kepatuhan terhadap pengobatan dan hasil
yang berlangsung secara transaksional, face to kesehatan yang terukur. Kualitas efektif dari
face, dan berlangsung secara langsung. Jenis hubungan dokter dan pasien merupakan
komunikasi ini melibatkan dua orang yang penentu utama dari kepuasan pasien dan
berbeda posisi, tidak sukarela, dan kepatuhan terhadap pengobatan. Dalam
mengandung isi pesan yang penting sehingga membangun hubungan interpersonal yang baik
membutuhkan kerjasama yang baik.4 dibutuhkan elemen penting yaitu keakraban,
Komunikasi antara dokter dan pasien perhatian, kurangnya ketegangan, dan ekspresi
adalah bentuk komunikasi kesehatan yang non verbal dari dokter dan pasien. Secara
sifatnya interpersonal yang kompleks. Proses khusus, hubungan interpersonal dokter dan
komunikasi ini dikontrol dengan bagaimana pasien yang baik akan meningkat ketika
bentuk hubungan yang berlangsung dalam konteks kemampuan komunikasi dokter-pasien
proses komunikasi tersebut. Dalam berlangsung dengan keramahan dokter,
mengevaluasi pola kontrol komunikasi antara perilaku sopan santun, perilaku sosial dan
dokter dan pasien menurut Roter dan Hall, perilaku empati selama konsultasi.6
menggambarkan empat dasar bentuk Pertukaran informasi (exchange of
hubungan antara dokter dan pasien yaitu information) yang menjadi tujuan kedua dari

JK Unila | Volume 3 | Nomor 1 | Maret 2019 | 160


TA Larasati | Patient Centered Communication pada Pelayanan Kesehatan Primer

komunikasi dokter dan pasien adalah proses Hal senada dengan Epstein RM
dimana dokter mendapatkan informasi dari dikemukakan oleh Hashim MJ, bahwa
pasien untuk menegakkan diagnosis yang tepat komunikasi berpusat pasien adalah
dan untuk dasar rencana pengobatan pasien, keterampilan komunikasi yang dibutuhkan
sementara pasien akan merasa dipahami dan untuk pelayanan kesehatan berpusat pada
dimengerti oleh dokter juga mendapatkan pasien dengan mengedepankan pemahaman
informasi yang diinginkan tentang penyakitnya. akan perspektif pasien tentang penyakitnya
Sedangkan tujuan yang terakhir adalah (ide, kekhawatiran dan harapan) dan
pengambilan keputusan medis (medical mengekpresikan empati terhadap pasien.9
decision making) dimana pengambilan Menurut Naughton, komunikasi
keputusan dilakukan secara bersama antara berpusat pada pasien adalah komunikasi untuk
dokter dan pasien karena melibatkan dua arah mengakui semua aspek dalam diri pasien,
informasi yang libatkan dokter dan pasien kepribadian pasien, sejarah hidup, dan struktur
dalam mendiskusikan preferensi pengobatan sosial untuk mengembangkan pemahaman
dan menyetujui pilihan yang tepat bersama- bersama tentang masalah, tujuan perawatan,
sama. Dokter perlu membangun suasana hambatan untuk perawatan dan kesejahteraan
dimana pasien merasa bahwa perspektif atau pasien.10
pandangannya dihargai dan dibutuhkan oleh Menurut National Cancer Institute,
dokter.6 komunikasi berpusat pada pasien adalah
Kemampuan komunikasi dokter dan komunikasi yang membangun hubungan
pasien sebagai bentuk yang terjadi dalam antara dokter dan pasien berdasarkan
berkomunikasi yaitu bagaimana dokter kepercayaan, rasa saling menghormati dan
memiliki kemampuan untuk mengolah dan komitmen antara dokter dan pasien dimana
mentransformasikan informasi dari proses komunikasi ini harus berkontribusi dalam
pertukaran informasi antara dokter dan pasien. meningkatkan kesejahteraan pasien dan
Dalam proses pertukaran informasi yang mengurangi penderitaan pasien karena
dilakukan pada komunikasi dokter dan pasien penyakitnya setelah pasien selesai konsultasi
merupakan salah satu faktor penentu dengan dokter.11
keberhasilan proses komunikasi itu sendiri.7 Menurut Guastello, Planetree dan Hale,
komunikasi berpusat pada psien adalah proses
Isi pertukaran informasi dua arah yang kolaboratif
A. Definisi Komunikasi Berpusat Pada antara dokter dan pasien, yang berbeda dari
Pasien model patriarkal yang telah diabadikan selama
Berbagai pendapat para ahli tentang beberapa generasi melalui praktik pelayanan
definisi komunikasi berpusat pasien. American kesehatan yang menciptakan kesan
Diabetes Association, mengemukakan bahwa formal/tidak terjalin keakraban antara pasien
komunikasi berpusat pasien adalah gaya dan dokter.12
komunikasi yang menggunakan pendengaran Menurut Smith RC dkk., komunikasi
aktif, memunculkan preferensi dan keyakinan berpusat pada pasien adalah komunikasi yang
pasien, dan menilai hambatan potensial untuk telah digambarkan sebagai komunikasi antara
pelayanan kesehatan pasien.8 penyedia pelayanan kesehatan dan pasien
Sedangkan menurut Epstein RM dkk., yang menggabungkan perspektif, konteks
komunikasi berpusat pada pasien adalah psikososial dan kekuatan pengambilan
komunikasi yang memunculkan dan keputusan pasien dalam perawatan klinis.13
memahami perspektif pasien (kekhawatiran,
ide, harapan, kebutuhan, perasaan, dan B. Aspek Komunikasi Berpusat Pada Pasien
fungsi), memahami pasien dalam konteks Berdasarkan hasil penelitian dan
psikososial dan budaya yang unik, mencapai pendapat yang bervariasi tentang definisi
pemahaman bersama tentang masalah pasien komunikasi berpusat pasien, Ann King, MA and
dan perawatan yang sesuai dengan nilai-nilai Ruth B. Hoppe15 merumuskan aspek
pasien, dan pasien dalam menawarkan pilihan- komunikasi berpusat pasien sebagai 6
pilihan yang berhubungan dengan masalah konsensus tentang “Best practice” bagi
kesehatannya.8 komunikasi dokter pada konsultsai medis, yaitu
1) memperkuat hubungan (fostering the

JK Unila | Volume 3 | Nomor 1 | Maret 2019 | 161


TA Larasati | Patient Centered Communication pada Pelayanan Kesehatan Primer

relationship), 2) mengumpulkan informasi tidak rumit, menggunakan informasi


(gathering information), 3) memberikan inti/utama, menghindari penggunaan jargon
informasi, (providing information) 4) dan kompleksitas, mendorong pasien bertanya
mengambil keputusan (desicion making), 5) dan menanyakan pemahaman pasien akan
merespon emosi (responding the emotions), 6) informasi yang diberikan.
memampukan perilaku terkait pengobatan Aspek keempat yaitu pengambilan
penyakit. (Enabling disease and treatment keputusan, dimana dokter mempersiapkan
related behavior).14 pertimbangan pasien dan memungkinkan
Aspek pertama yaitu membina pengambilan keputusan, juga mendorong
hubungan antara dokter dan pasien, dimana pembuatan rencana kolaborasi. Pada aspek ini
dokter bertanggung jawab untuk membina dokter harus memiliki kemampuan untuk
rapor/hubungan dan membangun koneksi mendorong pasien berpartisipasi dalam
dengan pasien, tampak hangat, terbuka dan pengambilan keputusan, mengeksplorasi
jujur, menghargai pendapat, privasi dan preferensi dan pemahaman pasien, mencapai
otonomi pasien, dan mengekspresikan kesepakatan dengan pasien, mengidentifikasi
kepedulian dan komitmen. Pada aspek ini, sumber daya dan dukungan, mendiskusikan
dokter harus memiliki kemampuan untuk tindak lanjut dan merencanakan hasil tak
menyambut atau menyapa pasien dengan terduga.
sesuai, menjaga kontak mata dengan pasien, Aspek kelima yaitu memungkinkan
menjadi pendengar yang aktif, menggunakan perilaku terkait penyakit dan pengobatan,
bahasa yang baik dan mudah dipahami pasien, dimana dokter bertanggung jawab untuk
mendorong partisipasi pasien, dan menilai minat dan kapasitas pasien dalam
menunjukkan ketertarikan dengan pasien manajemen diri, memberikan saran
sebagai individu. (kebutuhan informasi, keterampilan koping,
Aspek kedua yaitu mengumpulkan strategi untuk keberhasilan), membantu pasien
informasi, dimana dokter mencoba untuk untuk mengoptimalkan otonomi dan
memahami kebutuhan pasien dan manajemen diri dari masalahnya, melakukan
mendapatkan deskripsi lengkap tentang advokasi, dan membantu pasien dengan sistem
alasan/keluhan utama dari kunjungan pasien kesehatan. Pada aspek ini dokter harus
berdasarkan perspektif biologis dan memiliki kemampuan untuk menilai kesiapan
psikososial. Pada aspek ini dokter harus pasien untuk mengubah perilaku sehat, dan
memiliki kemampuan untuk mengajukan mendapatkan tujuan, ide, dan keputusan
pertanyaan terbuka, mempersilakan pasien pasien.
untuk menyelesaikan tanggapan, Aspek yang terkahir yaitu respon
mendengarkan secara aktif, memunculkan terhadap emosi pasien, dimana dokter
kekhawatiran pasien, memunculkan perspektif bertanggung jawab untuk memfasilitasi
pasien tentang masalah kesehatannya, ekspresi emosional pasien terhdap penyakitnya
mengeksplorasi penyakit pasien, dan memiliki kemampuan untuk mengetahui
mengklarifikasi dan menyimpulkan informasi, dan mengeksplorasi emosi pasien,
dan menanyakan keluhan tambahan pasien. mengekspresikan empati, menyediakan
Aspek yang ketiga yaitu menyediakan bantuan yang berkaitan dengan emosi dan
informasi, dimana dokter harus berusaha menilai distres psikologi pasien . Peran dan
memahami kebutuhan informasi pasien, tanggung jawab dokter serta kebutuhan
berbagi informasi dengan pasien, mengatasi keterampilan yang harus dimiliki agar dapat
hambatan pemahaman pasien (bahasa, mencapai tujuan konsensus tersebut (Tabel 1).
kesehatan, literasi, pendengaran, menghitung),
memfasilitasi pemahaman pasien, dan C. Manfaat Komunikasi Berpusat Pasien
menyediakan sumber daya informasi dan Manfaat komunikasi dokter-pasien
membantu pasien mengevaluasi juga berpusat pasien dapat diketahui dari beberapa
menggunakannya. Pada aspek ini dokter harus penelitian yang telah dilakukan, yaitu sebagai
memiliki kemampuan untuk menjelaskan berikut:
masalah kesehatan pasien dan pendekatan 1. Meningkatkan kepatuhan pasien pada
untuk diagnosis dan pengobatannya, pengobatan;
memberikan penjelasan dan instruksi yang 2. Mencapai keberhasilan pengobatan;

JK Unila | Volume 3 | Nomor 1 | Maret 2019 | 162


TA Larasati | Patient Centered Communication pada Pelayanan Kesehatan Primer

3. Meningkatkan kepuasan pasien, dan juga Tenggara, 2) suasana kesopanan non-


4. Memudahkan penegakkan diagnosis; verbal dikomunikasikan lebih daripada
5. Meminimalkan terjadinya mal praktik.14 gaya komuniksai lisan atau tertulis, 3)
Walaupun demikian, keberhasilan pengambilan keputusan klinis dipengaruhi
komunikasi dokter-pasien berfokus pasien oleh keluarga atau masyarakat yang
menurut Edelmann, juga dipengaruhi sifat dan tinggal disekitar pasien 4) menggunakan
karakteristik komunikasi antara dokter dan pengobatan alternatif atau tradisional 5)
pasien, yaitu: pasien dan keluarga lebih banyak
1. Karakteristik dokter (jenis kelamin dan menggunakan informasi dari jaringan
pengalaman); sosial daripada para profesional
16
2. Karakteristik pasien (jenis kelamin, kelas kesehatan.
sosial, usia, pendidikan dan keinginan
akan mendapatkan informasi); Menurut Konsil Kedokteran Indonesia,
3. Perbedaan antara kedua belah pihak manfaat komunikasi efektif antara dokter dan
dalam hal kelas sosial dan pendidikan, pasien adalah:3
sikap, keyakinan dan harapan; 1. Meningkatkan keberhasilan diagnosis
4. Faktor situasional (beban pasien dan terapi dan tindakan medis;
masalah pasien;15 2. Meningkatkan kepercayaan diri dan
5. Karakter budaya di mana dokter dan ketegaran pada pasien fase terminal
pasien berada. Menurut Claramita, dalam menghadapi penyakitnya;
terdapat beberapa hal yang 3. Meningkatkan kepuasan pasien;
mempengaruhi komunikasi dokter-pasien 4. Meningkatkan kepercayaan pasien kepada
di Asia tenggara, khususnya Indonesia dokter.
yaitu: 1) kesenjangan sosial hirarkis antara
orang-orang begitu berakar di Asia

Tabel 1. Peran dan tanggung jawab dokter serta kebutuhan keterampilan yang dibutuhkan14
Fungsi dalam Konsultasi Peran dan Tanggung jawab Bentuk Keterampilan
Medis Dokter
Membina hubungan  Membangun kesan dan  Mengucapkan salam yang
keterhubungan dengan pasien sesuai
 Menunjukkan keterbukaan dan  Memelihara kontak mata
keramahan  Mendengar aktif
 Menghormati pernyataan  Berbicara dengan bahasa
pasien, privasi, dan otonomi yang tepat
 Terlibat dalam membangun  Mendorong partisipasi pasien
kemitraan  Menunjukkan minat pada
 Menunjukkan kepedulian dan pasien sebagai pribadi
komitmen
 Mengakui dan mengungkapkan
kesedihan karena kesalahan
Mengumpulkan informasi  Mencoba untuk mengerti  Bertanya dengan open-ended
kebutuhan pasien akan question
pertemuan itu  Mengizinkan pasien untuk
 Memunculkan gambaran penuh memberikan tanggapan
akan alasan utama kunjungan secara utuh
dari perspektif biologis dan  Mendengarkan aktif
psikososial  Membuat pasien memberikan
perhatian penuh
 Memunculkan perspektif
pasien tentang masalah atau
penyakit
 Eksplorasi efek dari penyakit
 Rangkum dan klarifikasi

JK Unila | Volume 3 | Nomor 1 | Maret 2019 | 163


TA Larasati | Patient Centered Communication pada Pelayanan Kesehatan Primer

informasi
 Menanyakan tentang
kekhawatiran tambahan

Penyedia informasi  Berusaha memahami  Menjelaskan sifat masalah


kebutuhan informasi pasien dan pendekatan pada
 Berbagi informasi diagnosis dan pengobatan
 Mengatasi rintangan untuk  Memberikan penjelasan dan
memahami (bahasa, instruksi secara sederhana
mendengar, berhitung, literatur  Hindari jargon dan
kesehatan) kompleksitas
 Memfasilitasi pengertian  Mendorong pertanyaan dan
 Menyediakan sumber informasi mengecek kembali
dan membantu pasien pemahaman
mengevaluasi dan  Menekankan kunci pesan
menggunakannya

Membuat Keputusan  Menyiapkan pasien untuk  Mendorong pasien untuk


pertimbangan dan kemampuan berpartisipasi dalam
membuat keputusan membuat keputusan
 Garis besar rencana tindakan  Menggaris bawahi pilihan-
kolaborasi pilihan
 Eksplorasi pemahaman dan
preferensi pasien
 Capai kesepakatan
 Identifikasi dan buata daftar
sumber daya dan dukungan
 Diskusikan tindak lanjut dan
rencana untuk hasil yang
tidak sesuai haraapan

Memampukan perilaku yang  Nilai kemampuan pasien dan  Nilai kesiapan pasien untuk
sesuai dengan penyakit dan kapasitasnya untuk manajemen melakukan perubahan
pengobatannya dirinya sendiri perilaku
 Penyedia saran (kebutuhan  Munculkan tujuan pasien, ide
informasi, keterampilan koping, dan keputusan
strategi untuk sukses)
 Persetujuan pada langkah
selanjutnya
 Bantu pasien untuk
mengoptimalkan otonomi dan
manajemen dirinya pada
masalahnya

Tanggapan pada emosi  Fasilitasi eksprsesi dari  Sampaikan dan eksplorasi


konsekwensi emosi dari emosinya
penyakitnya  Ekpresikan empati, simpati
dan kepastian
 Nilai adanya distress
psikologis

JK Unila | Volume 3 | Nomor 1 | Maret 2019 | 164


TA Larasati | Patient Centered Communication pada Pelayanan Kesehatan Primer

D. Pengukuran laku, komunikasi dokter, dan


Komunikasi berpusat pada pasien dapat ketertarikan dokter dengan penyakit
diukur dengan mengggunakan beberapa pasien.19
pengukuran sebagai berikut: c. Kuesioner patient perceived
1. Observasi involvement in care scale (PICS) oleh
Observasi dilakukan dengan mengamati Safran Tahun 1998 dengan 13 item
komunikasi antara dokter dan pasien pernyataan memuat doctor
selama konsultasi secara langsung. Hasil fascilitation scale, patient information
observasi komunikasi dokter dengan scale, patient desicion making scale,
pasien akan dibandingkan dengan aspek dan eliciting the illness experience.19
komunikasi berpusat pada pasien agar d. Kuesioner persepsi komunikasi
dapat dinilai apakah sudah memenuhi berpusat pada pasien (Perceived
aspek komunikasi berpusat pada pasien Patient Centered Communication
yang baik atau tidak. Questionairre) yang disusun dan telah
Panduan observasi yang sangat terkenal divalidasi oleh Ta Larasati; terdiri dari 8
dan sudah diterjemahkan ke dalam prinsip patient centered
berbagai bahasa untuk berlatih communication yaitu respect for
komunikasi efektif dokter-pasien adalah patient preferences, coordination and
Calgary - Cambridge Observation Guide.17 integration care, information and
2. Videotape education, physical comfort, emotional
Pengukuran dengan menggunakan support, involvement of family and
Videotape yaitu dengan menyediakan friend, continuity and transition, dan
beberapa video skenario terkait access to care. Kuesioner terdiri dari 20
komunikasi beerpusat pada pasien yang pertanyaan dengan alternatif jawaban
dilakukan oleh dokter saat konsultasi menggunakan skala Likert yang terdiri
dengan memenuhi beberapa elemen yaitu dari skala 1 sampai skala 4 dengan
developing an understanding of the deskripsi sangat puas, puas, tidak puas,
patient as person, conveying emphaty, dan sangat tidak puas.
dan finding common ground regarding
treaatment and goals of care. Selanjutnya Simpulan
responden akan diminta menjawab secara 1. Komunikasi berpusat pada pasien adalah
tertulis dan lisan beberapa pertanyaan komunikasi yang memunculkan dan
peneliti tentang isi dari video skenario memahami perspektif pasien
tersebut.18 (kekhawatiran, ide, harapan, kebutuhan,
3. Kuesioner perasaan, dan fungsi), memahami pasien
Pengukuran komunikasi berpusat pada dalam konteks psikososial dan budaya
pasien dapat dilakukan dengan yang unik, mencapai pemahaman
wawancara menggunakan kuesioner yang bersama tentang masalah pasien dan
diberikan kepada pasien. Beberapa perawatan ynag sesuai dengan nilai-nilai
macam kuesioner adalah sebagai berikut: pasien, dan pasien dalam menawarkan
a. Kuesioner components of primary care pilihan-pilihan yang berhubungan dengan
oleh Flocke, Stange, & Zyanski tahun masalah kesehatannya.
1998 dengan 51 item pernyataan 2. Komunikasi dokter-pasien berpusat pasien
dengan beberapa kategori seperti sangat penting di pelayanan kesehatan
komunikasi interpersonal.19 primer untuk memberikan pelayanan
b. Kuesioner consultation care measure kesehatan yang komprehensive.
oleh Little at al tahun 2001 dengan 3. Manfaat yang didapatkan adalah
beberapa item seperti communication meningkatkan kepatuhan pasien pada
and partnership, personal relationship, pengobatan, mencapai keberhasilan
positive and clear approach to pengobatan, memudahkan penegakkan
problem, dan interest in effect on life. diagnosis, meningkatkan kepuasan pasien
Pada kuesioner akan diteliti tentang dan juga meminimalkan terjadinya mal
persepsi pasien tentang sikap, tingkah praktik.

JK Unila | Volume 3 | Nomor 1 | Maret 2019 | 165


TA Larasati | Patient Centered Communication pada Pelayanan Kesehatan Primer

Daftar Pustaka
1. WONCA. The European Definition Of 14. King A, Hoppe RB. “Best practice” for
General Practice / Family Medicine Wonca patient-centered communication: a
Europe 2011 Edition 1. 2011;1-33. narrative review. J Grad Med Educ
Available from: http://www.wonca [Internet]. 2013;5(3):385-93. Available
europe.org/. from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/
2. World Health Organization. Primary pubmed/24404300%5Cnhttp://www.ncbi.
Health Carenow More than Ever. WHO nlm.nih.gov/pubmed/24404300.
Press; 2008;1-148. 15. Edelman RJ. Psychosocial aspects of the
3. Kedokteran K. Komunikasi Efektif Dokter- Health Care Process. Pearson education;
Pasien. 2006. 1999.
4. Hospital AM, Hospital AM. Doctor-Patient 16. Claramita M. Communication of Health
Communication : A Review Of The Care Professionals and Patients in the
Literature. 1995;40(7):903-18. context of Southeast Asian Culture. 1st ed.
5. Roter DL, Hall JA. Doctors Talking with Jakarta: EGC; 2016. 1-19 p.
Patients/Patients Talking with Doctors. 17. Kurtz S, Silverman J. Calgary-Cambridge
6. Payne S, Horn S. Health Communication. Referenced Observation Guides :an aid to
7. Arianto. Komunikasi Kesehatan.1–13. defining the curriculum and organizing the
8. American Diabetes Assosiation. Standards teaching communication in
of Medical Care in Diabetes-2016. communication treaning programmes.
Diabetes Care [Internet]. 2016;39(1):386- Med Educ [Internet]. 1996;Mar30(2):83–9.
90. Available from: www.diabetes.org/ Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.
diabetescare. gov/pubmed/8736242
9. Hashim MJ, Arab U, Sciences H, Ain A, 18. Swenson SL, Buell S, Zetler P. Patient-
Dhabi A. Patient-Centered centered communication. J GEN INTERN
Communication: Basic Techniques. 2017. [Internet]. 2004;19:1069–79. Available
10. Naughton CA. Patient-Centered from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/
Communication. 2018. pubmed/24404300%5Cnhttp://www.ncbi.
11. Healing P, Suffering R. National Cancer nlm.nih.gov/pubmed/24404300
Institute Communication Promoting 19. Epstein RM, Shields CG. Measuring
Healing And Of Health. patient-centered communication in
12. Guastello BS, Hale M, Hospital NW. Patient-Physician consultations :
Patient-centered communication Theoretical and practical issues Measuring
strategies. 2014;(6):1-5. patient-centered communication in
13. Smith RC, Dwamena FC, Grover M, Coffey Patient-Physician consultations :
J, Frankel RM. Behaviorally Defined Theoretical and practical issues. 2016;(10).
Patient-Centered Communication-A
Narrative Review of the Literature. 2010;

JK Unila | Volume 3 | Nomor 1 | Maret 2019 | 166

Anda mungkin juga menyukai