Anda di halaman 1dari 13

“KOMUNIKASI ANTAR

ANGGOTA TEAM
KESEHATAN’’
Kelompok 2 :
Arum Putri Nata
Djenia Bugis
Konsep Umum Komunikasi
Definisi Komunikasi
Komunikasi adalah proses interpersonal yang melibatkan perubahan verbal dan
nonverbal dari informasi dan ide. Sedangkan komunikasi terapeutik adalah proses
dimana perawat yang menggunakan pendekatan terencana mempelajari klien. proses
memfokuskan pada klien namun direncanakan dan dipimpin oleh seorang
profesional. (Potter & Perry, 2009).

Komunikasi dalam kelompok


Kozier et all (2010) menyampaikan bahwa kelompok adalah dua atau lebih individu yang berbagi
kebutuhan dan tujuan berama, melibatkan satu sama lain ke dalam tindakan yang mereka lakukan, dan
akhirnya bersatu padu serta memisahkan diri dari pihak lain demi kebaikan interaksi yang mereka
lakukan.
Komunikasi dengan Tim
kesehatan lain
Perawat menjalankan peran yang membutuhkan interaksi
dengan berbagai anggota tim pelayanan kesehatan. Unsur
yang membentuk hubungan perawat klien juga dapat
diterapkan dalam hubungan sejawat, yang berfokus pada
pembentukan lingkungan kerja yang sehat dan mencapai
tujuan tatanan klinis. Komunikasi ini berfokus pada
pembentukan tim, fasilitasi proses kelompok, kolaborasi,
konsultasi, delegasi, supervisi, kepemimpinan, dan
manajemen.
Untuk mendorong terjadinya komunikasi, pemimpin tim harus selalu mengamati prinsip
komunikasi menurut WHO (1999):

■ Seluruh anggota tim harus bebas mengemukakan dan menjelaskan pandangan mereka dan harus
didorong untuk bertindak seperti itu.
■ Sebuah pesan atau komunikasi, baik lisan maupun tertulis harus dinyatakan dengan jelas dan
dalam bahasa atau ungkapan yang dapat dimengerti
■ Komunikasi mempunyai 2 unsur yaitu mengirim dan menerima, bila pesan yang dikirim tidak
diterima komunikasi tidak berjalan. Dengan demikian pemimpin tim harus selalu meggunakan
suatu cara untuk memeriksa apakah efek yang diharapkan terjadi.
■ Perselisihan atau pertentangan adalah normal dalam hubungan antar manusia, hal ini sudah
diatur sedemikian sehingga dapat mencapai hasil yang konstruktif.
Konflik dalam berkomunikasi
Tujuan utama dalam menangani konflik di tempat kerja adalah untuk menemukan kualitas
tinggi dan solusi yang dapat diterima bersama. Dalam banyak contoh, berbagai jenis hubungan
dapat berkembang melalui penggunaan teknik komunikasi manajemen konflik.
Pada situasi klinis sebagai suatu proses kerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan
mengikuti langkah:
■ Memperoleh data faktual: Mendapatkan semua informasi yang relevan tentang isu-isu
spesifik yang terlibat dan sekitar respon perilaku klien untuk masalah perawatan kesehatan.
■ Pertimbangkan sudut pandang lain: Memiliki beberapa ide tentang apa masalah mungkin
relevan dari sudut pandang orang lain, memberikan informasi penting tentang pendekatan
interpersonal yang terbaik untuk digunakan.
■ Intervensi awal: Buat forum untuk komunikasi dua arah , sebaiknya bertemu secara berkala
dengan tim kesehatan lain mencakup permasalahan klien.
Komunikasi antara perawat
dengan dokter
Hubungan perawat-dokter adalah satu bentuk hubungan
interaksi yang telah cukup lama dikenal ketika memberikan bantuan
kepada pasien. Perawat bekerja sama dengan dokter dalam berbagai
bentuk.
Komunikasi antara perawat dengan dokter dapat berjalan dengan
baik apabila dari kedua pihak dapat saling berkolaborasi dan bukan
hanya menjalankan tugas secara individu, perawat dan dokter
sendiri adalah kesatuan tenaga medis yang tidak bisa dipisahkan.
Semua itu dapat terwujud dengan baik berawal dari komunikasi
yang baik pula antara perawat dengan dokter.
Komunikasi antara perawat
dengan perawat
Hubungan perawat dengan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan dapat
diklasifikasikan menjadi hubungan profesional, hubungan struktural dan hubungan
intrapersonal.
■ Hubungan profesional antara perawat dengan perawat merupakan hubungan yang
terjadi karena adanya hubungan kerja dan tanggung jawab yang sama dalam
memberikan pelayanan keperawatan.
■ Hubungan sturktural merupakan hubungan yang terjadi berdasarkan jabatan atau struktur
masing- masing perawat dalam menjalankan tugas berdasarkan wewenang dan
tanggungjawabnya dalam memberikan pelayanan keperawatan.
■ Hubungan interpersonal perawat dengan perawat merupakan hubungan yang lazim dan terjadi
secara alamiah. Umumnya, isi komunikasi dalam hubungan ini adalah hal- hal yang tidak terkait
dengan pekerjaan dan tidak membawa pengaruh dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya.
■  
Komunikasi antara perawat
dengan ahli terapi.
Ahli terapi respiratorik ditugaskan untuk memberikan pengobatan
yang dirancang untuk peningkatan fungsi ventilasi atau
oksigenasi klien. Perawat bekerja dengan pemberi terapi
respiratorik dalam bentuk kolaborasi.
Asuhan dimulai oleh ahli terapi (fisioterapis) lalu dilanjutkan
dengan dievaluasi oleh perawat. Perawat dan fisioterapis menilai
kemajuan klien secara bersama-sama dan mengembangkan
tujuan dan rencana pulang yang melibatkan klien dan keluarga.
Selain itu, perawat merujuk klien ke fisioterapis untuk perawatan
lebih jauh.
Komunikasi antara perawat
dengan ahli farmasi
Seorang ahli farmasi adalah seorang profesional yang mendapat izin
untuk merumuskan dan mendistribusikan obat-obatan. Ahli farmasi dapat
bekerja hanya di ruang farmasi atau mungkin juga terlibat dalam konferensi
perawatan klien atau dalam pengembangan sistem pemberian obat.
Saat komunikasi terjadi maka ahli farmasi memberikan informasi tentang
obat-obatan mana yang sesuai dan dapat dicampur atau yang dapat
diberikan secara bersamaan. Kesalahan pemberian dosis obat dapat
dihindari bila baik perawat dan apoteker sama-sama mengetahui dosis yang
diberikan.
Perawat dapat melakukan pengecekkan ulang dengan tim
medis bila terdapat keraguan dengan kesesuaian dosis
obat.
Selain itu, ahli farmasi dapat menyampaikan pada perawat
tentang obat yang dijual bebas yang bila dicampur
dengan obat-obatan yang diresepkan dapat berinteraksi
merugikan, sehingga informasi ini dapat dimasukkan
dalam rencana persiapan pulang.
Komunikasi antara perawat
dengan ahli gizi.
Agar pemenuhan gizi pasien dapat sesuai dengan
yang diharapkan maka perawat harus mengkonsultasikan
kepada ahli gizi tentang – obatan yang digunakan pasien,
jika perawat tidak mengkonunikasikannya maka dapat
terjadi pemilihan makanan oleh ahli gizi yang bisa saja
menghambat absorbsi dari obat tersebut. Jadi
diperlukanlah komunikasi dua arah yang baik antara
kedua belah pihak.
■ Komunikasi interpersonal ditempat kerja yang multikultural :

Meliputi verbal, nonverbal, dan mendengar. Komuikasi nonverbal meliputi


pengaturan ruang, lingkungan, penampilan, kontak mata, postur tubuh, gerak,
ekspresi, waktu dan isayarat suara. Komunikasi verbal dengan prilaku asertif,
sedangkat komunikasi diam dengan menjadi pendengar yang baik dengan
menyadari pengalaman, sikap yang mepengaruhi dalam mempresepsikan pesan.

■ Hambatan lain dalam berkomuniksi dengan Tim Kesehatan Lain


meliputi: 

Menjadi emosional daripada berfokus pada masalah, menyalahkan orang lain,


tertutup dan tidak menghargai serta memahami perspektif orang lain. (Arnold &
Boggs, 2007).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai