Anda di halaman 1dari 6

Rangkuman TPS

(PUBM)

Cara penulisan judul sebuah karya tulis baik fiksi, nonfiksi, bahkan teks ilmiah
secara umum terbagi menjadi dua cara. Menurut PUEBI penulisan judul yang
benar adalah dengan menulis semua dengan huruf kapital dan penulisan judul
kedua yang benar adalah dengan menulis setiap huruf awal dengan huruf
kapital kecuali pada kata tugas (preposisi, konjungsi, dan interjeksi).

Penulisan istilah asing atau daerah seharusnya ditulis menggunakan huruf


miring. Contoh penulisan real news, fake news, dan false news harus ditulis
miring, kecuali untuk nama tempat, lembaga, dan nama jenis benda.

Kaidah penggunaan tanda baca petik langsung yaitu untuk mengapit istilah
khusus atau kata yang memiliki arti khusus. Contohnya Mengobrol ringan
pada teks tersebut memiliki arti khusus, yaitu aktivitas komunikasi seperti
mengirim pesan teks, panggilan suara, atau panggilan video

Huruf p (salah satu dari huruf p, t, k, s) akan lebur jika bertemu dengan imbuhan
me-. Selain itu penulisanya pun harus diserangkaikan sesuai dengan kaidah
penulisan dalam PUEBI. Kosakata dalam kamus yang terdiri atas dua kata
(putar balik, terima kasih, bertanggung jawab, dll) jika mendapatkan imbuhan
berupa konfiks (imbuhan awal dan akhir seperti me-kan, ber-kan, ter-kan, dll.),
maka penulisannya harus diserangkaikan. Akan tetapi, jika hanya mendapat
imbuhan di salah satu katanya, penulisannya dipisah. Misalnya kata putar balik
jika mendapat imbuhan ber- penulisannya bukan berputarbalik, tetapi berputar
balik. Jadi, penulisan yang benar adalah memutarbalikkan.

Penulisan kalimat efektif, ada lima kriteria sebuah kalimat disebut kalimat efektif,
yaitu kelugasan, ketepatan, kejelasan, kehematan, dan kesejajaran.
Salah satu penggunaan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata
(termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga,
badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas (di, ke, dari, yang, dan
untuk). Dan jika berbentuk kata nomina atau kata benda tidak ditulis
menggunakan huruf kapital. Contoh kerajaan-kerajaan maritim di tulis dengan
huruf kecil karena kata tersebut termasuk kedalam kata nomina.

Selain itu, pada judul subbab buku, film, artikel, sajak, naskah, dan sinetron yang
berada di dalam kalimat, maka penulisannya harus diapit menggunakan tanda
petik. Contoh : Sajak “Pahlawanku” terdapat pada halaman 125 buku itu. Film
“Ainun dan Habibie” merupakan kisah nyata yang diangkat dari sebuah novel.

Ada dua kaidah yang digunakan untuk menjawab soal ini, yaitu penggunaan
huruf miring dan huruf
kapital. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau
nama surat kabar

yang dikutip dalam tu lisan, termasuk dalam daftar pustaka. Pada teks,
penulisaan judul novel Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990 harus dicetak
miring menjadi Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990. Adapun huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna)
di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan
surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, dll.
yang tidak terletak pada posisi awal. Kata tugas adalah kata yang hanya memiliki
arti gramatikal dan tidak memiliki makna leksikal, sehingga maknanya menjadi
jelas jika dihubungkan dengan kata lain. Pada teks, adalah merupakan kata
tugas yang maknanya menjadi jelas saat diserangkaikan dengan kata-kata dalam
dalam sebuah judul, sehingga ditulis menggunakan huruf kecil.

Penggunaan kata di digunakan pada dua hal, yaitu sebagai preposisi (kata
depan yang bisanya menunjukkan tempat) atau sebagai imbuhan. Jika
digunakan sebagai preposisi, penulisannya harus dipisah. Sementara itu, jika
digunakan sebagai imbuhan (biasanya membentuk kata kerja pasif), maka
penulisannya diserangkaikan. Penggunaan di pada di antara berfungsi sebagai
kata depan, sehingga penulisannya dipisah.

Menurut PUEBI, salah satu penggunaan huruf kapital adalah sebagai huruf
pertama setiap kata nama agama, sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Contoh Nama agama yang terdapat dalam teks adalah Islam dan Kristen,
sehingga penulisannya huruf pertamanya harus menggunakan huruf kapital.
Sementara itu, kata umat tetap ditulis menggunakan huruf kecil. 

Konjungsi tetapi adalah konjungsi intrakalimat yang posisinya harus berada di


dalam kalimat. Fungsi konjungsi tetapi adalah menyatakan hal yang
bertentangan atau tidak selaras.

konjungsi namun, maka, jika, dan kemudian adalah konjungsi antarkalimat yang
posisinya harus berada di awal kalimat.

untuk mengetahui fungsi sintaksis dalam sebuah kalimat, ada beberapa rumus
yang harus diperhatikan, yaitu:
 untuk mengindentifikasi predikat, bisa diajukan pertanyaan dengan rumus:
Apa/Siapa yang X? -> X akan menjadi unsur predikat;
 untuk mengidentifikasi subjek, bisa didapatkan berdasarkan jawaban dari
pertanyaan: Apa/Siapa yang X?;
 untuk mengidentifikasi objek, bisa didapatkan berdasarkan jawaban dari
pertanyaan: me-P apa/siapa?

Penulisan nama pada artikel ilmiah atau penelitian yang dijadikan sumber
rujukan ditulis biasa (tidak bercetak tebal, miring, atau bergaris bawah),
ditulis menggunakan nama akhir, dan diawali dengan huruf kapital.
Bentuk baku yang sesuai kaidah adalah terdiri atas dan bukan terdiri dari,
sebagaimana contoh yang terdapat pada KBBI

Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis
dengan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian.
Contoh angka enam dapat dinyatakan dengan satu kata maka penulisannya
“empat kali”. Semua unsurnya ditulis dengan huruf, bukan menggunakan
angka. Contohnya: 1) Mereka menonton drama itu sampai tiga kali à ditulis
menggunakan huruf; 2) Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15
orang abstain ditulis menggunakan angka karena perincian. Akan tetapi, jika
penulisan angka tersebut ditujukan untuk menerangkan sebuah urutan yang
disertai tanda hubung (-), maka penulisannya diserangkaikan dan disertai
penulisan angka, contohnya peringkat ke-2. Pada teks tersebut, penulisan ke-3
sudah benar dan tidak perlu diperbaiki, karena menunjukkan urutan dan
penulisannya juga sudah diserangkaikan dengan tanda hubung.

Penulisan judul buku/film/artikel tidak perlu disertai tanda petik. Penulisannya


cukup ditulis miring dan menggunakan huruf kapital di setiap awal kata
kecuali partikel untuk) dan preposisi (di, ke, dari, dengan).

Penulisan akronim (kependekatan dari gabungan huruf atau suku kata) yang
benar adalah didahului oleh huruf kapital dan selanjutnya huruf kecil. Hal ini
berbeda dengan penulisan singkatan yang semua hurufnya adalah kapital
seperti Universitas Pendidikan Indonesia yang disingkat UPI.

Kata “Indonesia” termasuk ke dalam jenis kata nomina. Nomina adalah kelas
kata dalam bahasa Indonesia ditandai oleh kata tidak dapatnya bergabung
dengan kata “tidak” contohnya kata “rumah” adalah nomina karena tidak
mungkin dikatakan “tidak rumah”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa jenis kata
nomina adalah jenis kata benda seperti rumah, mobil, dan lain sebagainya.

konjungsi “karena” tersebut termasuk ke dalam konjungsi intrakalimat yang


hanya bisa digunakan di dalam kalimat contohnya; aku tidak suka padanya
karena dia terlalu baik untukku. Konjungsi juga tidak dapat digunakan di awal
kalimat karena konjungsi yang berada di awal kalimat hanya konjungsi
antrakalimat contohnya; namun, walaupun demikian, dan lain sebagainya.

Kata atau frasa yang menduduki fungsi sebagai keterangan bercirikan dapat
dipindah posisinya (fleksibel). Meskipun, letaknya dapat dipindahkan ke
depan, tetapi makna kalimat tetap. Contohnya, Di sekitar sungai air pasang dari
laut akan terhambat dan mencermari sungai yang menjadi sumber utama air
tawar masyarakat.

Huruf miring tidak dipakai pada istilah-istilah medis, sehingga penulisan


inkontinensia, depresi, dan malnutrisi, dan insomnia yang dicetak miring pada
teks di atas salah. Seharusnya, penulisannya ditulis biasa saja.

Kata konjungsi dibagi menjadi dua, konjungsi intrakalimat dan juga konjungsi
antarkalimat. Kedua konjungsi tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Konjungsi
yang berada di dalam kalimat atau disebut intrakalimat berfungsi
menghubungkan kata, frasa, atau klausa di dalam kalimat sedangkan konjungsi
antarkalimat merupakan konjungkan menghubungkan kalimat yang ada di
dalam paragraf.

Tanda koma digunakan sebagai pemisah antara unsur-unsur yang dirincikan.


Pemerincian dapat berupa kata benda, pembilangan, dan lain sebagainya.

Kata Sehingga merupakan kata penghubung untuk menandai akibat.


Kesalahan penulisan sehingga pada teks di atas dikarenakan diletakkan di awal
kalimat. Seharusnya, kata sehingga diletakkan di dalam kalimat agar konteks
kalimatnya bisa ditangkap secara utuh oleh pembaca.

Salah satu fungsi tanda koma adalah dipakai untuk mengapit keterangan
tambahan atau keterangan aposisi. Keterangan tambahan atau aposisi pada
teks tersebut adalah “Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)”,
sehingga setelahnya harus ditambahkan tanda baca koma.

Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan, atau organisasi, serta nama
dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa titik. Contohnya adalah
“Jaminan Kesehatan Nasional” lalu disingkatkan menjadi menjadi “JKN”.

Tanda baca koma tidak dibutuhkan karena tidak merinci data (rician data
berlaku minimal untuk jumlah tiga kata atau klausa ). konjungsi dan karena bukan
kalimat rincian data). Penggunaan tanda koma (,) tergambar pada 5 fungsi (5 P)
Penegasan : pengapit keterangan tambahan atau apositif. Jika ada fungsi yang
ditegaskan. Contoh : Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, sedang
berdiskusi di perpustakaan.

Kata kerja transitif adalah kata kerja yang memerlukan objek atau pelengkap
dalam kalimatnya. Verba transitif berbeda dengan kata kerja intransitif, verba
transitif bisa dirubah menjadi bentuk pasif (me-), sedangkan yang tidak berlaku
untuk kata kerja intransitif (ber-).

Fungsi dari konjungsi/konjungtor/kata hubung:

o selanjutnya: menggabungkan atau mengurutkan Contoh: Rani menyiapkan


bahan membuat kue. Selanjutnya, ia mulai membuat adonan
o karena itu : menggabungkan atau menyimpulkan, akibat atau hasil Contoh:
Banyak warga membuang sampah ke sungai. Oleh karena itu, tidak heran air
sungai cepat meluap ketika hujan lebat.
o makanya : hubungan pengakibatan Contoh: Sayuran sangat penting bagi
tubuh makanya setiap balita hendaknya wajib diimunisasi.
o untuk itu : mempertegas tujuan
o selain itu : hal, peristiwa, atau keadaan lain dari sebelumnya Contoh : Kita
tidak bisa mengikuti perlombaan itu tahun ini karena persiapan yang belum
matang. Selain itu, anggota klub kita juga belum memenuhi syarat standar.
kutipan untuk karya tulis tanpa membaca sumber aslinya atau mengutip
pernyataan yang telah dikutip penulis lain adalah dengan cara (Carini, dikutip
dalam Patton, 1990 atau : menyertakan halamannya)

rangkuman definisinya adalah menuliskan kembali isi pikiran pokok


(menuangkan gagasan dari setiap paragraf) dengan tetap mempertahankan
keutuhan isinya /ditulis menggunakan bahasa yang sama.

Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau sifat
Tuhan, kecuali kata esa, di tulis serangkai.

Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan


membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Misalnya: anak-istri
pejabat, anak istri-pejabat, ibu-bapak kami

Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika


mendapat awalan atau akhiran. Misalnya: bertepuk tangan, menganak sungai,
garis bawahi , sebar luaskan

Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis


serangkai. Misalnya: dilipatgandakan, menggarisbawahi, menyebarluaskan

Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya: Apa pun
permasalahan yang muncul, dia dapat mengata sinya dengan bijaksana.
Catatan: Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis
serangkai. Misalnya: Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat pada
waktunya.

Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda titik.
Misalnya: hlm. halaman dll. dan lain-lain dsb. dan sebagainya dst. dan
seterusnya sda. sama dengan di atas ybs. yang bersangkutan

Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf
kapital tanpa tanda titik. Misalnya: BIG (Badan Informasi Geospasial), BIN
(Badan Intelijen Negara )

Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan
suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital Misalnya: Bulog
Badan Urusan Logistik Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasi Onal

Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku kata
atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: iptek ilmu
pengetahuan dan teknologi, pemilu pemilihan umum

Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, isi, dan waktu
serta (b) nilai uang. Misalnya: 0,5 sentimeter 5 kilogram

Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,
sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. Misalnya: Rumah itu telah kujual. Majalah ini boleh kaubaca.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan. Rumahnya sedang
diperbaiki

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya: Surat
itu dikembalikan kepada si pengirim.

Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata atau
ungkapan. Misalnya: ber-evolusi meng-ukur dua-puluh-lima ribuan (25 x 1.000

Tanda hubung dipakai untuk merangkai

o se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-
Indonesia, se-Jawa Barat);
o ke- dengan angka (peringkat ke-2);
o angka dengan –an (tahun 1950-an);
o kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital (hari-H,
sinar-X, ber-KTP, di-SK-kan);
o kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya, atas rah mat-Mu);
o huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan

Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, ter jemahan, atau
penjelasan kata atau ungkapan. Misalnya: tergugat ‘yang digugat’ retina
‘dinding mata sebelah dalam’

Gagasan pokok adalah inti masalah yang dibicarakan dalam paragraf.

Gagasan utama atau pokok pikiran suatu kalimat diwakili oleh S dan P. Contoh
Gagasan utama kalimat tersebut adalah
Departemen Luar Negeri (S) melakukan (P) kegiatan (O)

Kalimat baku adalah kalimat yang memenuhi syarat minimal SP, logis, hemat,
berafiks, pararel, tepat penerapan EYD, dan tepat pilihan kata. Perhatikan
penjelasan setiap opsi berikut! Opsi A : sebelum konjugasi sehingga tidak
dicantumkan tanda koma (,) Opsi B : sebelum konjugasi tetapi cantumkan tanda
koma (,) Opsi D : mereka sebagai subjek anak kalimat tidak boleh diulang Opsi
E : konjugasi akan tetapi tidak ditempatkan di tengah kalimat, tetapi harus di
awal kalimat.

Penggunaan tanda koma yang benar terdapat dalam kalimat opsi (B). Perhatikan
penjelasan setiap opsi berikut! Opsi A : sebelum konjugasi karena tidak
dicantumkan tanda koma (,) Opsi C : setelah konjugasi yaitu dicantumkan
tanda koma (,) Opsi D : sebelum konjugasi dan tidak dicantumkan tanda
koma karena bukan perincian Opsi E : sebelum konjugasi sehingga dan atau
tidak dicantumkan tanda koma (,)

Anda mungkin juga menyukai