Anda di halaman 1dari 17

Analisis Relasi Makna dalam Film Rectoverso

Film ini merupakan adaptasi dari novel Dewi Lestari berjudul Rectoverso. Film ini terdiri dari babak Malaikat Juga Tahu
yang di sutradarai oleh Marcella Zalianty, Firasat yang disutradarai oleh Rachel Maryam, Cicak di Dinding yang disutradarai oleh
Cathy Sharon, Curhat buat Sahabat yang disutradai oleh Olga Lydia, Hanya Isyarat yang disutradarai oleh Happy Salma.

1. Relasi Kontigu (Berdekatan)


Relasi ini tidak bersinonim/sama melainkan hanya memperlihatkan kedekatan.
a. Relasi Kontigu Bodoh
Sumber Data
No. Data Mentah Data Linguistik
1 Panca:
Aku bukan dukun ya.
Tapi orang bodoh
juga bisa baca muka
kamu.
2 Amanda:
Aku tau kamu jalan
sama sapa. Jangan
pikir aku bego.

3 Leia:
“Abang liat, abang
ini Lea…. Ini anak
ibu kos saya.”
Pedagang:
“Oh, saya pikir orang
gila.”
Hasil Analisis
Makna „bego‟, „gila‟, dan „bodoh‟. Makna tersebut tidak memiliki kesamaan, dalam artian kedekatan terjadi karena berjenis
kata sifat (adjektiva) yang berarti kondisi kesehatan mental seseorang. Makna „bego‟, „gila‟, dan „bodoh‟ tidak dapat menggantikan
satu sama lainnya.
Contoh:
Aku bodoh matematika tidak sama/bersinonim dengan Aku bego matematika.
Perbedaan antara kata tersebut dapat terlihat pada KKBI. Bodoh digunakan untuk ungkapan tidak mengerti. Bego digunakan
untuk ungkapan tolol atau sangat bodoh. Gila digunakan untuk ungkapan tidak waras. Dengan demikian, ketiga makna tersebut
berbekatan tidak bisa saling menggantikan.

b. Relasi Kontigu Berbicara


Sumber Data
No. Data Mentah Data Linguistik
1 Panca:
Apa itu firasat? Firasat adalah
cara alam berbicara kepada
kita. Tapi sayangnya kita tidak
pernah memahami. Padahal kita
bisa berdialog dengan
semesta.”

2 Panca:
Kamu sudah hampir setahun lo
ikut klub ini. Tapi tak pernah
sekalipun kamu bercerita.
Hasil analisis
Makna „berbicara‟, „berdialog‟, dan „bercerita‟ saling kontigu atau berdekatan. Makna tersebut tidak memiliki kesamaan,
dalam artian kedekatan terjadi karena berjenis kata kerja (verba) berupa kegiatan/aktivitas mengeluarkan suara. Akan tetapi, makna
tersebut tidak dapat menggantikan satu sama lainnya.
Contoh:
Aku berbicara dengan kaluarga tidak sama/bersinonim dengan Aku bercerita dengan keluarga.
Perbedaan antara kata tersebut dapat terlihat pada KKBI. Berbicara berarti aktivitas bercakap-cakap. Berdialog berarti
bercakap-cakap yang digunakan dalam sandiwara. Bercerita berarti aktivitas menuturkan cerita. Sehingga jelas arti kata tersebut
hanya berdekatan, tidak bersinonim.
2. Relasi Sinonimi
Kesesuaian atau padanan kata yang dapat menggantikan tempat satu sama lain.
a. Sinonim Ibu
No. Data Mentah Data Linguistik
1 Ibu:
Senja, Ibu yang buat,
kamu siap-siap sana.
Jangan lupa bawain buat
Bundanya Abang.
2 Bunda:
Abang, Mama pergi ke
pasar dulu ya.

3 Reggie:
Eh, nyokap nanyain elo.
Amanda:
Oh ya?
Reggie:
Katanya pacar lo aneh-
aneh.
Hasil Analisis
Makna „ibu, „bunda‟, „mama‟, dan „nyokap' memiliki makna kesesuaian atau padanan antar sesama. Makna tersebut dapat
berfungsi sebagai pengganti satu sama lain karena memiliki kesamaan arti, hanya saja beberapa kata dapat mengandung emotif lebih
kuat. Keempat makna tersebut berarti orang tua perempuan. Tetapi pemakaian „nyokap‟ hanya digunakan pada dialek kedaerahan
tertentu.
Contoh:
Dia memiliki seorang ibu.
Dia memiliki seorang bunda.
Dia memiliki seorang mama.
Elu tinggal sama nyokap?
 Kata „ibu‟, „bunda‟, dan „mama‟ memiliki kesetaraan makna yang berarti orang tua perempuan.
 Kata ‘nyokap‟ sama dengan „ibu‟ namun terletak perbedaan berupa pemakaian yang masih terpengaruh bahasa daerah.

b. Sinonim Melihat
No. Data Mentah Data Linguistik
1 Mahasiswa:
Lu gak bisa nilai orang dari
kulit luarnya aja. Lu harus
melihat dan pahami.

2 Al:
Ada salah satu anggota
yang kukagumi. Pikiran
dan caranya memandang
dunia. Aku merasa
nyaman. Walaupun aku
masih menonton.
Hasil Analisis
Makna „melihat‟, „memandang‟, dan „menonton‟ memiliki makna kesesuaian atau padanan antar sesama. Makna tersebut dapat
berfungsi sebagai pengganti satu sama lain karena memiliki kesamaan arti, hanya saja beberapa kata dapat mengandung intensif lebih
tinggi.
Contoh:
Dia melihat bunga sama/bersinonim dengan dia memandang langit biru dan bersinonim dengam dia menonton kekasihnya
bernyanyi.
 Kata memandang memiliki aspek intensif lebih tinggi jika dibandingkan kata melihat. Namun, kedua kata tersebut dalam KBBI
sama- sama berarti memperhatikan objek. Kata memandang berarti memperhatikan objek, sedangkan melihat berarti
memandang/memperhatikan.
 Kata menonton memiliki aspek intensif lebih tinggi jika dibandingkan dengan melihat dan menatap. Namun, ketiga kata tersebut
dalam KBBI sama- sama berarti melihat/memperhatikan. Kata menonton berarti melihat pertunjukan.
3. Relasi Antonimi
Makna kata yang bersifat berlawanan.
a. Antonimi Mas >< Mbak

Data Mentah Data Lingustik


Karyawan:
Masnya mana,
Mbak?
Amanda:
Ke laut

Hasil Analisis
Antonimi mas >< mbak memiliki tipe arti komplementer. Artinya makna mas melengkapi/komplementer keberadaan makna mbak
seperti pada kalimat berikut.
Contoh:
Mbak ambilkan buku itu.
 Mbak berarti penyebutan perempuan dalam bahasa daerah.
Mas ambilkan buku itu.
 Papa berarti penyebutan laki-laki dalam bahasa daerah.
Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapat komplementer makna antara mbak (perempuan) dengan mas (laki-laki). Penyebutan
tersebut terpengaruh oleh bahasa daerah.

b. Antonimi Maya >< Nyata


Data Mentah Data Linguistik
Al:
Dunia maya dan dunia nyata itu
berbeda katanya.
Hasil Analisis
Antonimi maya >< nyata memiliki tipe arti relasi berkebalikan. Artinya makna maya sangat bertentangan dengan makna nyata
seperti pada kalimat berikut.
Contoh:
Sosial media disebut juga dunia maya.
 Maya berarti hanya dalam angan-angan; khayalan
Lingkungan sosial disebut juga dunia nyata.
 Nyata berarti berwujud; benar-benar ada.
Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapat pertentangan makna antara maya (khayalan) dengan nyata (berwujud).
4. Polisemi
Sebuah kata yang memliki banyak/beberapa makna bergantung pada konteks kalimat. Dalam analisis ini tidak disertakan/ditampilkan
karena data terlalu banyak.
5. Hiponimi
Relasi makna yang bersifat atas bawah atau umum khusus.
a. Hiponimi Hari
No. Data Mentah Data Linguistik
1 Amanda:
Mbak, penuhin.
Kamu gak tau betapa
pentingnya hari ini
buat aku.
2 Abang:
Rabu gelap, putih
Senin, putih

3 Panca:
Sampai ketemu
Minggu.
Hasil Analisis
Hiponimi atau penggolongan makna yang bersifat atas bawah pada kata „keluarga‟ merupakan proses linguistik yang dinamakan
entailment. Dalam entailment penggolongan terjadi karena ada kata yang dianggap sebagai makna atas berupa „hari‟ dan makna
kata bawah berupa „Rabu‟, „Senin‟, dan „Minggu”

b. Hiponimi Warna
No. Data Mentah Data Linguistik
1 Leia:
Abang, bentar ya Abang.
Warna Senin warna
putih Bang ya.
2 Al:
Aku jatuh cinta. Pada
seseorang yang bahkan
sampai hari ini pun aku
tak tahu warna matanya.
Mungkin hijau,
mungkin juga coklat
muda.

Hasil Analisis
Hiponimi atau penggolongan makna yang bersifat atas bawah pada kata „warna‟ merupakan proses linguistik yang dinamakan
entailment. Dalam entailment penggolongan terjadi karena ada kata yang dianggap sebagai makna atas berupa „warna‟ dan makna
kata bawah berupa „putih‟ dan „hijau‟, „coklat‟.

Anda mungkin juga menyukai