Disusun Oleh :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Hari/Tanggal :
A. Definisi
kematian. Diabetes mellitus terjadi karena kelainan pada sekresi insulin yang
protein dengan ciri utama penyakit multisitem ini adalah hiperglikemi akibat
kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya (Bonger, Shiferaw, &
Tariku, 2018). Klien dengan dibetes mellitus tipe II mengalami retensi insulin
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir
dan ulkus adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman
diabetikum juga merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit
kaki, pembentukan fisura antara jari-jari kaki atau di daerah kulit yang
kering, atau pembentukan sebuah kalus. Cedera tidak dirasakan oleh pasien
yang kepekaan kakinya sudah menghilang dan bisa berupa cedera termal
asing dalam sepatu, atau mengenakan kaus kaki yang tidak pas) (Hidayat &
yang meluas mulai dari lapisan dermis sampai ke jaringan yang lebih dalam,
jaringan yang luka untuk memperbaiki diri tepat pada waktunya, sehingga
B. Etiologi
a. Genetik
2015)
c. Lingkungan
Faktor-faktor resiko :
tahun)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
C. Patofisiologi
insulin.
2. Resistensi Insulin
tidak mendapat energi juga akan memecah lipid dalam jaringan sel
c. Peningkatan lipolisis
f. Disfungsi neurotransmitter
D. Manifestasi Klinis
(2010):
syok.
E. Komplikasi
1. Komplikasi Akut
(PERKENI,2015).
b. Hipoglikemi
Hipoglikemi ditandai dengan menurunnya kadar
(PERKENI, 2015).
(nefropati diabetik)
c. Neuropatid : suatu kondisi yang mempengaruhi sistem saraf, di
atau penyakit
e. Ulkus
1) Pengertian
tulang.
adanya osteomielitis.
F. Pathway
PENGKAJIAN
A. Riwayat Kesehatan
Nama : Tn. E
Sosial :
Pendidikan terakhir:
Status pernikahan :
√ Kawin Janda Duda Belum Kawin Tidak Kawin
Jenis pekerjaan :
Hobi :
Pola Makan :
Minum : 1.500 cc sehari (kurang lebih 5-7 gelas kecil ukuran sekitar 210cc)
Jenis: √ air putih/mineral √ teh/kopi . sirup suplemen
Pengobatan Terakhir :
√ insulin nama/dosis : -
Frekuensi : .- /minggu
Keterbatasan kemampuan
Tingkat keterbatasan :
lokasi : mati rasa pada area mata kaki kebawah , ada luka dikaki kanan
sudah 2 bulan yang lalu, terlihat jari tengah, jari ke4 menghitam,ada luka
dipunggung dan telapak kaki bernanah, bau
Vaskuler :
(a) Jantung :
Seksualitas :
(4) Mobilitas :
Ket :
Frekuensi/dosis -.
Status mental :
√
Harga diri baik cukup kurang
√
Self efficacy baik cukup kurang
√
Optimisme baik cukup kurang
√
Kontrol diri baik cukup kurang
√
Rasa memiliki baik cukup kurang
B. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi Umum
Kesadaran :
IMT : -
(2) Kulit
Hiperpigmentasi : √ Ya Tidak
Lokasi : kaki kanan terdapat luka dipunggung
kaki dan telapak kaki luas 3x4 cm, terlihat jari ke 2,3,4 nekrosis kehitaman,
hiperpigmntasi sampai mata kaki
v kenyal/elasti kering/keripu
Turgor kulit : s t
(3) Mulut
Lokasi : -
(4) Kaki dan Jari kaki
Hiperpigmentasi : √ Ya Tidak
Kaki kanan: masih bisa digunakan untuk berjalan dengan bantuan atau
merambat
Ulkus : √ Ya Tidak
Scar : Ya √ Tidak
Area jari kaki kanan menghitam, terdapat luka ulkus DM. Tidak pernah melakukan
pemotongan kuku jari kaki kanan
Masalah kolaborasi :
Risiko hipoglikemia Risiko HHNK-Coma
Risiko DKA
Tanggal pengkajian : Senin,9 Agustus 2021
Tanda tangan perawat yang mengkaji
( Emi indrayati)
ANALISA DATA
dibuktikan dengan:
g. GDS: 256
h. Pasien mengatakan mati rasa pada area ujung jari kaki kanan yang
menghitam
d. Riwayat amputasi kaki kiri sampai pada area patela karena luka ulkus
maksimal
maksimal
Kaki kanan: bisa melawan gravitasi tetapi tidak dapat menahan atau
berbaring ke duduk.
dibuktikan dengan:
d. Pasien mengatakan mati rasa pada area ujung jari kaki kanan yang
menghitam
a. Riwayat amputasi kaki kiri sampai pada area patela karena luka ulkus DM
Kategori: Fisiologis Perfusi perifer (SLKI: L.02011 hal. 84) Perawatan sirkulasi (SIKI: I.02079 hal.345)
Subkategori: Respirasi Setelah asuhan keperawatan pada pasien Observasi
Perfusi jaringan perifer tidak selama 1 kali pertemuan keadekuatan a. Periksa sirkulasi perifer (nadi perifer, edema,
efektif berhubungan dengan aliran darah pembuluh darah distal untuk CRT, warna, suhu)
hiperglikemia dibuktikan mempertahankan jaringan meningkat b. Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi:
dengan: dengan kriteria hasil: DM
a. Denyut nadi perifer dari cukup c. Monitor panas, kemerahan, nyeri, bengkak
a. Turgor kulit lambat menurun menjadi sedang pada ekstremitas
b. Cappilary refill time b. Warna kulit pucat dari cukup Terapeutik
(CRT) > 2 detik meningkat menjadi sedang d. Hindari pengukuran tekanan darah pada
c. Area akral kaki kanan c. Akral dari cukup memburuk ekstremitas dengan keterbatasan perfusi
teraba dingin menjadi sedang e. Lakukan perawatan kaki dan kuku
d. Warna kulit pada ujung d. Pengisian kapiler dari cukup Edukasi
jari kaki kanan memburuk menjadi sedang f. Anjurkan perawatan kulit yang tepat dengan
menghitam melembabkan kulit kering pada kaki
DIAGNOSIS LUARAN RENCANA INTERVENSI
e. Tidak teraba nadi Mobilitas fisik (SLKI: L.05042 hal. 65) Manajemen sensasi perifer (SIKI: I.06195
perifer terutama pada Setelah asuhan keperawatan pada pasien hal.218)
punggung kaki kanan selama 1 kali pertemuan kemampuan Observasi
f. Edema pada punggung dalam gerakan fisik dari ekstremitas a. Identifikasi penyebab perubahan sensasi
kaki kanan bawah secara mandiri meningkat dengan b. Periksa perbedaan sensasi tajam dan tumpul
g. Pasien mengatakan mati kriteria hasil: c. Monitor perubahan kulit
rasa pada area ujung a. Pergerakan ekstremitas dari Terapeutik
jari kaki kanan yang menurun menjadi cukup d. Hindari penggunaan benda-benda yang
menghitam menurun terlalu panas atau terlalu dingin
b. Kekuatan otot dari menurun Abiyyu Naufal Susanto
(SDKI: D.0009 hal.37) menjadi cukup menurun
c. ROM dari menurun menjadi
cukup menurun
d. Gerakan terbatas dari menurun
menjadi cukup menurun
O:
Pasien hanya mampu bergeser posisi di
atas tempat tidur dengan bertumpuan pada
kedua tangannya, untuk pidah dari kursi
roda ke tempat tidur dibantu oleh
keluarga
Untuk memudahkan mobilisasi pasien
Diagnosis Implementasi Evaluasi
menggunakan kursi roda dengan bantuan
keluarga
A:
Gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan gangguan muskuloskeletal
amputasi kaki teratasi sebagian
P:
Rencana tindak lanjut pada kontrol
pertemuan berikutnya 7 hari dari
kunjungan hari ini:
Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
fisik lainnya
Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat
bantu (kursi roda)
Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan pergerakan
bulan pada pasien berisiko tinggi) oleh dokter perawatan primer dan rujukan ke
ahli penyakit kaki dan ahli bedah vaskular untuk penderita diabetes dengan ulkus
kaki untuk evaluasi kaki. Dari hasil penelitan oleh Sen, P., Demirdal, T., & Emir,
B. (2019) pada 1873 pasien yang menjalani amputasi jenis kelamin laki-laki (rasio
odds [OR]: 1,31), merokok (OR: 1,38), riwayat amputasi (OR: 1,47), Wagner
grade 4 dan 5 (OR: 4.3 dan 6.4), gangren/nekrosis (OR: 9.9), ditemukan sebagai
prediktor amputasi pada DFI (Diabetic Foot Infection). Pasien yang diasuh
merupakan pasien laki-laki, dengan riwayat amputasi dengan skor wagner untuk
ulkus DM kaki kanan pada skor 2 yang memilikigangreen dan nekrosis area kaki
kanan.
menurut Gontijo, P (2020) diantaranya adalah: suhu kulit, keringat, lesi kulit,
denyut pedal kanan dan kiri, denyut tibialis kanan dan kiri. Pasien kurang dari
sepuluh tahun memiliki skor yang lebih buruk pada ketebalan, elastisitas, denyut
tibialis kanan dan integritas jaringan. Mereka dengan waktu diagnosis lebih dari
sepuluh tahun memiliki gangguan yang lebih besar dari sensasi dan denyut nadi
PVA-CoHA. Selain itu, sejumlah kecil ion kobalt dilepaskan ke media kultur dari
trauma diabetes dan pembalut luka (Lin WC, Tang CM, 2020). Berdasarkan
temuan penelitian Lobmann R, et.al (2020) pengobatan dini DFU (diabetic foot
ekonomi kesehatan karena biaya pengobatan yang lebih rendah, efektivitas biaya
yang lebih besar dan tingkat penyembuhan luka yang lebih tinggi. Sedangkan
aman dan efektif dalam mengurangi ukuran ulkus dekubitus dibandingkan dengan
Pemilihan jenis balutan pada luka ulkus diabetes menurut Naomi R &
reepitelisasi yang cepat dan telah terbukti efektif dalam uji klinis. Studi
prospektif, double-blind, acak, terkontrol oleh Essa MS, et.al (2021) yang
noniskemik setelah revaskularisasi berhasil baik dengan operasi bypass atau terapi
jumlah ulkus kaki diabetik yang sembuh selama periode tindak lanjut jangka
menengah (bukti dengan kepastian rendah); dan mungkin ada sedikit perbedaan
dalam risiko efek samping yang berhubungan dengan pengobatan antara antibiotik
Jayalakshmi MS, et.al (2021) dengan irigasi ekstrak daun mimba untuk ulkus kaki
perawatan kaki yang berkelanjutan dan identifikasi risiko dini ulkus. Terkait
dengan maslah gangguan mobilitas pada pasien yang diasuh, pengobatan lokal
menghilangkan rasa sakit, terapi harus meningkatkan tidur, mobilitas dan kualitas
hidup. Kesimpulannya, pengobatan multimodal DSPN (Diabetic sensorimotor
menggunakan klasifikasi menurut Wagner. Hal ini sesuai hasi studi dari Jorgensen
tetapi evaluasi dan pengobatan DFU (diabetic foot ulcer) tidak boleh secara
adanya kerja sama antara penulis dengan pasien, keluarga pasien, perawat,
dokter, dan tim kesehatan lainnya. Penulis mengevaluasi selama satu hari
perifer terutama ekstremitas bawah telah terkaji dan telah disusun rencana
ekdtremitas bawah.
dia mampu dibantu dengan keluarga yang mau mendukung dan membantu
mobilisasi pasien
neuropati perifer teratasi sebagian karena resiko kondisi luka ulkus kaki kanan
Pada Diagnosa Kempat Risiko jatuh sudah tertasi sebagian karena pasien
tidak mengalami jatuh tetapi masih memiliki faktor risiko jatuh yang harus
terus diperhatikan sesuai rencana tindak lanjut yang telah ditetapkan untuk
ADA. (2017). Panduan Terbaru ADA 2017 Berfokus pada Pendekatan Holistik.
Kalbemed, 638-639.
Bonger, Z., Shiferaw, S., & Tariku, E. Z. (2018). Adherence to Diabetic Self-Care
Practices and Its Associated Factors Among Patients with Type II Diabetes
in Addis Ababa, Ethiopia. Patirnt Preference and Adherence, 963-970.
Essa MS, Ahmad KS, Zayed ME, Ibrahim SG. Comparative Study Between
Silver Nanoparticles Dressing (SilvrSTAT Gel) and Conventional
Dressing in Diabetic Foot Ulcer Healing: A Prospective Randomized
Study. Int J Low Extrem Wounds. 2021 Mar 9:1534734620988217. doi:
10.1177/1534734620988217. Epub ahead of print. PMID: 33686887.
Gontijo, P., Pascoal, L. M., Santos, L., Santos, F., Rolim, I., Santos Neto, M., &
Brito, P. (2020). Assessment of tissular integrity in patients with diabetic
foot. Revista brasileira de enfermagem, 73(suppl 5), e20200032.
https://doi.org/10.1590/0034-7167-2020-0032
Hidayat, A. R., & Nurhayati, I. (2014). Perawatan Kaki Pada Penderita Diabetes
Militus di Rumah. Jurnal Permata Indonesia, 5(2), 49–54. Retrieved from
http://www.permataindonesia.ac.id/wpcontent/upload/2015/07/201406.pdf
Sen, P., Demirdal, T., & Emir, B. (2019). Meta-analysis of risk factors for
amputation in diabetic foot infections. Diabetes/metabolism research and
reviews, 35(7), e3165. https://doi.org/10.1002/dmrr.3165
Smeltzer, S.C dan B,G Bare. 2015. Baru Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(I).Jakarta: DPP PPNI.
Wandhani, I. A. (2019). Asuhan Keperawatan pada Klien Penderita Ulkus
Diabetikum dengan Kerusakan Integritas Kulit di Rumah Rawat Luka
Modern Husada Prima Mandiri Mojokerto. Journal Of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Ziegler, D., Papanas, N., Schnell, O., Nguyen, B., Nguyen, K. T., Kulkantrakorn,
K., & Deerochanawong, C. (2021). Current concepts in the management
of diabetic polyneuropathy. Journal of diabetes investigation, 12(4), 464–
475. https://doi.org/10.1111/jdi.13401