Anda di halaman 1dari 19

Kasus Narkoba di kalangan artis Tanah Air

Artis Roro fitria resmi diperkenalkan sebagai tersangka oleh Direktorat Reserse
Narkoba Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (15/2). Sepanjang rilis berlangsung, Roro
Fitria terus menundukkan kepala dan kerap memejamkan matanya.
(Liputan6.com/Pool)
Liputan6.com, Jakarta Narkotika dan obat-obatan terlarang (Narkoba) menjadi
musuh bersama di negeri ini. Sayangnya, masih saja ada orang di negeri ini yang
menjadi budak atau pecandu barang haram itu, termasuk artis Tanah Air.

Beberapa dari mereka secara mengejutkan tertangkap tangan akibat menyimpan


narkoba. Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso melihat
gaya hidup para artis yang membuat mereka rentan menggunakan narkoba.

Budi Waseso menuturkan gaya hidup atau lifestyle para selebriti di Indonesia lah
yang membuat, mereka dengan mudahnya menggunakan obat-obat terlarang. Dia
menuturkan lingkungan artis sudah menjadi target dari pangsa pasar dalam
memperjualbelikan narkoba.

"Persoalannya sekarang selebriti ini rentan dengan penggunaan narkotika karena


mereka tidak mengantisipasi. Karena rentannya itu dari lifestyle-nya. Pangsa pasar
di teman-teman artis itu cukup besar karena menjadi target pangsa pasar," kata
Buwas kepada Liputan6.com di Jakarta.

Setahun terakhir inilah beberapa artis yang menjadi sorotan ketika ditangkap terkait
kasus narkoba. Pasalnya publik tak menyangka, mereka menjadi korban barang
haram itu. Siapa saja mereka?

Ello

Ello ditangkap Satnarkoba Polres Metro Jakarta Selatan di kediamannya di kawasan


Jagakarsa. Ia terbukti mempunyai narkoba jenis ganja. (Adrian Putra/Bintang.com)
Pada 2017, Marcello Tahitoe alias Ello mengejutkan banyak orang, termasuk
penggemar setianya, karena sang artis ditangkap akibat dugaan penggunaan
barang haram. Ello tertangkap memiliki dan menyimpan narkoba dalam bentuk
ganja.

Dalam sebuah laporan, penyanyi lagu dengan judul 'Masih Ada' itu dibekuk di
kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Dalam penangkapan, polisi menyita barang
bukti berupa satu paket ganja.
Melalui pengacaranya, Chris Sam Siwu, Ello mengakui kesalahannya. Ello pun
meminta maaf kepada penggemar, dan coba untuk ikhlas menghadapi kasus
narkoba yang telah menjeratnya.

"Memang dia sudah mencoba mengikhlaskan kasus ini. Mengikhlaskan dalam arti
dia tahu dia salah. Dia juga tadi sampaikan ke kami dia minta maaf yang sebesar-
besarnya kepada semua fans," kata Chris Sam Siwu,

2 dari 7 halaman

Rio Reifan

Rio Reifan. Ditangkap pada Januari 2015 di lobi apartemen Kalibata City, Jakarta
Selatan. Polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa satu kantong plastik klip
narkotika jenis sabu dan juga alat hisap. (Wimbarsana/Bintang.com)
Artis Rio Reifan ditangkap polisi atas kasus kepemilikan narkoba jenis sabu. Ia
diamankan di kawasan Jalan Raya Caman, Bekasi Barat, pada 2017.

Rio Reifan ditangkap saat melanggar lalu lintas. Kemudian, polisi kemudian
menanyakan surat-surat kendaraan, tapi Rio Reifan tak mampu menunjukkan.
Petugas lantas memeriksa, lalu menemukan barang bukti berupa cangklong, pipet,
dan bong (alat pengisap sabu).

"Kemudian petugas PJR menghubungi piket Satuan Narkoba Polres Metro Bekasi
Kota. Rio berikut mobilnya kemudian dibawa ke pos polisi terdekat," tutur dia.

Di pos polisi tersebut, petugas menggeledah mobil dan tas Rio. Polisi mendapati
satu bungkus plastik klip berisi sabu yang disimpan di dalam sarung kacamata.
Bintang sinetron Tukang Bubur Naik Haji ini kemudian digelandang ke Mapolres
Metro Bekasi Kota.

3 dari 7 halaman

Tio Pakusadewo
Tio Pakusadewo ditangkap Polda Metro Jaya karena kepemilikan sabu. Ia ditangkap
di kediamannya di kawasan Jakarta Selatan pada 19 Desember 2017. (Deki
Prayoga/Bintang.com)
Pada 2017, Tio Pakusadewo juga diciduk Ditres Narkoba Polda Metro Jaya, Jakarta
Selatan. Kabar penangkapan Tio Pakusadewo beredar luas melalui pesan singkat
dari kepolisian.

Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Suwondo Nainggolan langsung


memberikan pernyataan, membenarkan kabar tersebut. Tio Pakusadewo ditangkap
Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya karena kedapatan mengonsumsi
sabu.

"Saya bersalah dan saya menyesali apa yang sudah terjadi," kata Tio dalam
konferensi pers di Polda Metro Jaya.

Tio Pakusadewo juga menyuarakan ajakan untuk menjauhi narkoba, khususnya bagi
para pencandu narkoba.

4 dari 7 halaman

Jennifer Dunn

Jennifer Dunn ditangkap pihak Kepolisian di rumahnya di Mampang Prapatan,


Jakarta Selatan pada Minggu (31/12/2017). Ia kedapatan memesan narkoba jenis
sabu. (Adrian Putra/Bintang.com)
Jennifer Dunn telah beberapa kali tersandung masalah narkoba. Padahal, Jennifer
Dunn pernah ditangkap polisi pada 2005 dan 2009 akibat kasus serupa.
Skandal terbaru, polisi menangkap Jennifer Dunn di rumahnya, Jalan Bangka,
Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Minggu 31 Desember 2017. 

Kabar tersebut pun telah dikonfirmasi secara langsung oleh Kabid Humas Polda
Metro Jaya. "Ya benar (Jennifer Dunn ditangkap)," ucap Kombes Argo Yuwono.

Jennifer Dunn sempat minta maaf pada masyarakat dan keluarganya di hadapan
media karena dia kembali terjerat kasus narkoba.

"Maaf semua, buat media dan keluarga semua, aku nyesel. Sudah itu saja," tutur
Jennifer di Gedung Ditnarkoba Polda Metro Jaya.
 

5 dari 7 halaman

Fachri Albar

"Dari keterangan tersangka, konsumsi dumolid untuk tenangkan diri," tambahnya.


(Deki Prayoga/Bintang.com)
Fachri Albar tengah tersandung kasus narkotika dan obat-obatan terlarang
(narkoba). Ia ditangkap di rumahnya, di kawasan Cirendeu, Tangerang Selatan,
bertepatan dengan hari Valentine, 14 Februari 2018.

Lebih mengejutkan lagi, Fachri Albar ditangkap di hadapan sang istri, Renata
Kusmanto, dan dua anaknya. Fachri Albar tertangkap tangan menyimpan paket
sabu, Dumolid, dan lintingan ganja.

Ini bukan kasus narkoba pertama yang dihadapi Fachri Albar. Suami model Renata
Kusmanto itu juga pernah terganjal kasus kepemilikan kokain pada 2007 silam.

Fachri Albar masih diperiksa secara intensif di Mapolres Metro Jakarta Selatan. Jika
terbukti, Fachri Albar menghadapi ancaman maksimal 12 tahun penjara.

6 dari 7 halaman

Roro Fitria
Roro Fitria tertangkap atas kasus narkoba (Nurwahyunan/Bintang.com)
Lebih mengejutkan lagi, Roro Fitria yang sempat menjadi duta Narkoba tertangkap
tangan menyimpan barang haram. Polisi menyita 2 gram sabu dalam penangkapan
Roro Fitria tersebut.

Artis cantik yang kerap tampil glamor tersebut ditangkap berdasarkan


pengembangan dari kasus narkoba seorang pengedar berinisial WH. Selain itu,
Roro Fitria juga sempat aktif sebagai duta di salah satu organisasi kemasyarakatan
yang memiliki misi membangkitkan nasionalisme pada generasi muda.

Roro Fitria mengakui telah memesan barang haram. Hasil interogasi, Roro Fitria


membeli sabu dan telah mentransfer sejumlah Rp 5 juta dengan menggunakan ATM
bank swasta milik RF pada tanggal 13 Februari 2018.

Masih belum diketehui apakah Roro Fitria mengonsumsi narkoba atau tidak. Hingga
saat ini Roro Fitria masih ditahan di Polda Metro Jaya untuk melakukan pemeriksaan
lebih lanjut.
AdvertisementsPANTI REHABILITASI NARKOBA LIDO BOGOR
MENGAPA BANYAK ARTIS YANG MENGGUNAKAN ATAU
MEMAKAI NARKOBA
Fenomena pemakaian narkoba jenis sabu memang bukan hal baru di kalangan artis.
Sabu murni berbentuk kristal putih. Ini merupakan golongan obat stimulan jenis
metamfetamin yang satu derivat turunan dengan amfetamin yang terkandung dalam pil
ekstasi. Banyak orang menggunakan zat ini untuk mendapatkan efek psikologis.
Efek yang paling diinginkan adalah perasaan euforia sampai ekstase (senang yang sangat
berlebihan). Obat ini juga menimbulkan efek meningkatnya kepercayaan diri, harga diri, dan
peningkatan libido. Pemakai sabu bisa tampil penuh percaya diri tanpa ada perasaan malu
sedikit pun dan menjadi orang yang berbeda kepribadian dari sebelumnya.
Salah satu yang mungkin menarik banyak orang untuk memakai zat ini adalah pemakaian zat
ini tidak dibarengi dengan efek sedasi atau menurunnya kesadaran akibat zat tersebut. Tidak
seperti pemakai heroin atau ganja, pemakai sabu dapat membuat dirinya untuk tetap membuat
terjaga dan konsentrasi.
Selain efek yang menyenangkan di atas, sebenarnya sabu juga membuat timbulnya gejala-
gejala psikosomatik, paranoid, halusinasi, dan agresivitas. Kelebihan pemakaian obat ini akan
membuat orang menjadi mudah tersinggung dan berani berbuat sesuatu yang mengambil
risiko.
Jika melihat efeknya yang menyenangkan di atas, terutama berkaitan dengan percaya diri
tampil dan peningkatan keberanian, maka tidak heran banyak artis yang senang
menggunakannya. Dengan alasan ingin menambah proses kreatif, sabu pun terkadang
digunakan.
Satu lagi alasan memakai sabu adalah membuat orang tidak ingin makan. Tidak heran, zaman
dulu obat golongan ini juga banyak digunakan untuk melakukan diet walaupun saat ini sudah
ditinggalkan karena efek ketergantungan dan kerusakan otak.
Para artis kebanyakan, tidak saja di Indonesia, menyukai pergaulan dan interaksi sosial yang
glamour. Glamour di sini berkonotasi kehidupan hura-hura dan eksklusif. Identik pula dengan
pesta pora kaum jetset (orang berduit-pen)
Seringkali kehidupan glamour berlangsung di malam hari. Coba perhatikan dari jam berapa
sampai jam berapa sebuah diskotik atau night club dibuka. Pada dasarnya bukan keberadaan
tempat-tempat tersebut yang salah. Kita pun tidak boleh sembarangan menuding bahwa
tempat-tempat tersebut yang menjadi arena peredaran narkotika.
Saat kita masuk ke dalam sebuah diskotik dan sejenisnya tentu kita membaca peraturan
bahwa tidak dibenarkan membawa segala sesuatu, sampai pada minuman ringan sekalipun,
masuk ke dalam tempat-tempat dimaksud. Apabila ketahuan akan menjadi tanggung jawab
pengunjung sendiri.
Namun demikian, suasana yang disajikan di tempat-tempat hiburan malam tersebut seringkali
disalahgunakan. Oke-lah transaksi tidak terjadi di situ, akan tetapi informasi dari berbagai
jenis pengunjung yang ada, tentu bisa saja didapat. Tergantung pada tingkat kepercayaan si
pemberi informasi. Perlu dicatat pula, bahwa informasi bukan cuma bisa diperoleh di tempat-
tempat hiburan malam. Mungkin malah di gang-gang atau di lorong-lorong.
Terseret atau tidaknya seorang artis dalam lingkaran setan peredaran dan penggunaan
narkotika sangat tergantung sejauhmana sang artis menyikapi ketenarannya atau
kejatuhannya dari puncak ketenaran. Efek yang timbul kerap sama. Tenar dan banyak uang
untuk dihambur-hamburkan. Sebaliknya depresi takut miskin menjadi penyebab lain seorang
artis berusaha melarikan diri dari kenyataan dengan mengkonsumsi narkotika.
Pada kenyataannya, agar dapat selalu eksis dalam bidang entertainment maka lingkungan
pergaulan seorang artis juga banyak berpengaruh. Jika sang artis yang bersangkutan dianggap
menjauhi lingkungan tersebut atau mencoba memberi jarak, lingkungannya pun secara
spontan tidak mendukung kariernya.
Hal ini hampir serupa dengan eksistensi seorang politikus yang sedang mencari dukungan.
Jangan pernah berlaku pelit kepada konstituen juga para team suksesnya kalau tidak ingin
kehilangan dukungan yang biasanya dilakukan secara spon tan pula. Payah, pelit! Kata
mereka. Boros saja belum tentu didukung, apalagi pelit.
Menurut pengalaman yang terjadi pada artis-artis yang berkasus sama, sebut saja para
personil grup band Slank, untuk bisa mengontrol antara pergaulan dan kehidupan normal,
mereka butuh seseorang yang berfungsi sebagai pemerhati khusus yang bisa juga berfungsi
sebagai manajer, yang diambil dari keluarga sendiri, yaitu: Ibunda dari salah seorang
personil.
Alhasil, konsep manajerial artis seperti ini bermanfaat dan dapat dijadikan model. Tidak
tertutup kemungkinan untuk memakai seorang manajer diluar kalangan keluarga, namun
perlu diperhatikan integritasnya. Memang sulit bukan berarti tidak ada.
Pemakai boleh dikatakan sebagai korban, boleh pula dikatakan sebagai orang yang bodoh dan
dibodoh-bodohi. Bertolak dari sudut pandang ini tidak selayaknya masyarakat lantas
menganggap mereka rendah.
Apabila kita menganggap mereka rendah, sama artinya merendahkan aparat pemberantas
peredaran narkoba itu sendiri. Pemakai hanya bisa memakai kalau barangnya ada. Darimana
asal barang tersebut tentu karena ada produsen atau penyeludup dan pengedar. Penangkapan
pemakai narkotika oleh aparat sangat bisa dijadikan langkah awal untuk mengungkap
pengedar dan produsennya, jika dikembangkan.
Media massa akhir-akhir ini gencar mempublikasikan penangkapan orang dan narkotika yang
diseludupkan dari luar negeri. Masalahnya penerapan hukum di Indonesia tentang peredaran
dan produksi narkotika dan zat-zat berbahaya tersebut masih dianggap ringan. Belum lagi
ketika kita bicara masalah oknum-oknum aparat nakal yang masih saja ada sampai sekarang.
Jujur saja, harga jual narkotika cukup tinggi. Dengan hasil penjualannya, para pengedar
sangat mungkin membungkam mulut oknum aparat. Di penjara saja barang haram tersebut
masih bisa beredar. Mungkinkah petugas penjara benar-benar tidak mengetahui peredaran
narkotika di areal yang relatif tidak luas tersebut. Semua fakta itu menjadi penyebab mengapa
peredaran narkotika di berbagai negara sulit ditumpas habis. Tetapi sulit bukan berarti tidak
bisa.

Pesan Admin
Silahkan tinggalkan komentar, pertanyaan, pendapat, atau curahan hati. Kami akan berusaha
untuk menanggapi setiap komentar yang ada. Partisipasi Anda akan sangat berarti bagi
kelangsungan dan pengembangan blog ini. Terima kasih.

ARTIKEL TERKAIT
Advertisements
Report this ad
Pusat Informasi Artikel Makalah Terapi Dampak Jenis Bahaya Ciri Efek
Samping Gambar Narkoba
Sayangi Anak Anda | Lindungi Diri, Saudara, Teman, Pacar, dan
Keluarga dari Narkoba

Main menu
Skip to content
 CARA BERHENTI MEMAKAI NARKOBA
 PUSAT REHABILITASI NARKOBA
 PANTI REHABILITASI NARKOBA LIDO BOGOR
 GALERI FOTO
MENGAPA BANYAK ARTIS YANG MENGGUNAKAN ATAU
MEMAKAI NARKOBA
Fenomena pemakaian narkoba jenis sabu memang bukan hal baru di kalangan artis.
Sabu murni berbentuk kristal putih. Ini merupakan golongan obat stimulan jenis
metamfetamin yang satu derivat turunan dengan amfetamin yang terkandung dalam pil
ekstasi. Banyak orang menggunakan zat ini untuk mendapatkan efek psikologis.
Efek yang paling diinginkan adalah perasaan euforia sampai ekstase (senang yang sangat
berlebihan). Obat ini juga menimbulkan efek meningkatnya kepercayaan diri, harga diri, dan
peningkatan libido. Pemakai sabu bisa tampil penuh percaya diri tanpa ada perasaan malu
sedikit pun dan menjadi orang yang berbeda kepribadian dari sebelumnya.
Salah satu yang mungkin menarik banyak orang untuk memakai zat ini adalah pemakaian zat
ini tidak dibarengi dengan efek sedasi atau menurunnya kesadaran akibat zat tersebut. Tidak
seperti pemakai heroin atau ganja, pemakai sabu dapat membuat dirinya untuk tetap membuat
terjaga dan konsentrasi.
Selain efek yang menyenangkan di atas, sebenarnya sabu juga membuat timbulnya gejala-
gejala psikosomatik, paranoid, halusinasi, dan agresivitas. Kelebihan pemakaian obat ini akan
membuat orang menjadi mudah tersinggung dan berani berbuat sesuatu yang mengambil
risiko.
Jika melihat efeknya yang menyenangkan di atas, terutama berkaitan dengan percaya diri
tampil dan peningkatan keberanian, maka tidak heran banyak artis yang senang
menggunakannya. Dengan alasan ingin menambah proses kreatif, sabu pun terkadang
digunakan.
Satu lagi alasan memakai sabu adalah membuat orang tidak ingin makan. Tidak heran, zaman
dulu obat golongan ini juga banyak digunakan untuk melakukan diet walaupun saat ini sudah
ditinggalkan karena efek ketergantungan dan kerusakan otak.
Para artis kebanyakan, tidak saja di Indonesia, menyukai pergaulan dan interaksi sosial yang
glamour. Glamour di sini berkonotasi kehidupan hura-hura dan eksklusif. Identik pula dengan
pesta pora kaum jetset (orang berduit-pen)
Seringkali kehidupan glamour berlangsung di malam hari. Coba perhatikan dari jam berapa
sampai jam berapa sebuah diskotik atau night club dibuka. Pada dasarnya bukan keberadaan
tempat-tempat tersebut yang salah. Kita pun tidak boleh sembarangan menuding bahwa
tempat-tempat tersebut yang menjadi arena peredaran narkotika.
Saat kita masuk ke dalam sebuah diskotik dan sejenisnya tentu kita membaca peraturan
bahwa tidak dibenarkan membawa segala sesuatu, sampai pada minuman ringan sekalipun,
masuk ke dalam tempat-tempat dimaksud. Apabila ketahuan akan menjadi tanggung jawab
pengunjung sendiri.
Namun demikian, suasana yang disajikan di tempat-tempat hiburan malam tersebut seringkali
disalahgunakan. Oke-lah transaksi tidak terjadi di situ, akan tetapi informasi dari berbagai
jenis pengunjung yang ada, tentu bisa saja didapat. Tergantung pada tingkat kepercayaan si
pemberi informasi. Perlu dicatat pula, bahwa informasi bukan cuma bisa diperoleh di tempat-
tempat hiburan malam. Mungkin malah di gang-gang atau di lorong-lorong.
Terseret atau tidaknya seorang artis dalam lingkaran setan peredaran dan penggunaan
narkotika sangat tergantung sejauhmana sang artis menyikapi ketenarannya atau
kejatuhannya dari puncak ketenaran. Efek yang timbul kerap sama. Tenar dan banyak uang
untuk dihambur-hamburkan. Sebaliknya depresi takut miskin menjadi penyebab lain seorang
artis berusaha melarikan diri dari kenyataan dengan mengkonsumsi narkotika.
Pada kenyataannya, agar dapat selalu eksis dalam bidang entertainment maka lingkungan
pergaulan seorang artis juga banyak berpengaruh. Jika sang artis yang bersangkutan dianggap
menjauhi lingkungan tersebut atau mencoba memberi jarak, lingkungannya pun secara
spontan tidak mendukung kariernya.
Hal ini hampir serupa dengan eksistensi seorang politikus yang sedang mencari dukungan.
Jangan pernah berlaku pelit kepada konstituen juga para team suksesnya kalau tidak ingin
kehilangan dukungan yang biasanya dilakukan secara spon tan pula. Payah, pelit! Kata
mereka. Boros saja belum tentu didukung, apalagi pelit.
Menurut pengalaman yang terjadi pada artis-artis yang berkasus sama, sebut saja para
personil grup band Slank, untuk bisa mengontrol antara pergaulan dan kehidupan normal,
mereka butuh seseorang yang berfungsi sebagai pemerhati khusus yang bisa juga berfungsi
sebagai manajer, yang diambil dari keluarga sendiri, yaitu: Ibunda dari salah seorang
personil.
Alhasil, konsep manajerial artis seperti ini bermanfaat dan dapat dijadikan model. Tidak
tertutup kemungkinan untuk memakai seorang manajer diluar kalangan keluarga, namun
perlu diperhatikan integritasnya. Memang sulit bukan berarti tidak ada.
Pemakai boleh dikatakan sebagai korban, boleh pula dikatakan sebagai orang yang bodoh dan
dibodoh-bodohi. Bertolak dari sudut pandang ini tidak selayaknya masyarakat lantas
menganggap mereka rendah.
Apabila kita menganggap mereka rendah, sama artinya merendahkan aparat pemberantas
peredaran narkoba itu sendiri. Pemakai hanya bisa memakai kalau barangnya ada. Darimana
asal barang tersebut tentu karena ada produsen atau penyeludup dan pengedar. Penangkapan
pemakai narkotika oleh aparat sangat bisa dijadikan langkah awal untuk mengungkap
pengedar dan produsennya, jika dikembangkan.
Media massa akhir-akhir ini gencar mempublikasikan penangkapan orang dan narkotika yang
diseludupkan dari luar negeri. Masalahnya penerapan hukum di Indonesia tentang peredaran
dan produksi narkotika dan zat-zat berbahaya tersebut masih dianggap ringan. Belum lagi
ketika kita bicara masalah oknum-oknum aparat nakal yang masih saja ada sampai sekarang.
Jujur saja, harga jual narkotika cukup tinggi. Dengan hasil penjualannya, para pengedar
sangat mungkin membungkam mulut oknum aparat. Di penjara saja barang haram tersebut
masih bisa beredar. Mungkinkah petugas penjara benar-benar tidak mengetahui peredaran
narkotika di areal yang relatif tidak luas tersebut. Semua fakta itu menjadi penyebab mengapa
peredaran narkotika di berbagai negara sulit ditumpas habis. Tetapi sulit bukan berarti tidak
bisa.

Pesan Admin
Silahkan tinggalkan komentar, pertanyaan, pendapat, atau curahan hati. Kami akan berusaha
untuk menanggapi setiap komentar yang ada. Partisipasi Anda akan sangat berarti bagi
kelangsungan dan pengembangan blog ini. Terima kasih.

Catatan Ngocol
Melihat kejadian sehari-hari dari sisi menyenangkan
 HOME
 ABOUT
 FAKTA
 WANITA
 CATEGORIES
 PESAN
 TIPS
 ALASAN

Search here...
 

Home » alasan , fakta , hiburan » 10 Alasan Mengapa Banyak Artis yang Make


Narkoba?

10 Alasan Mengapa Banyak Artis yang Make Narkoba?


Posted by Catatan Ngocol on Wednesday, 5 August 2015
Baru-baru ini kita dikejutkan berita penangkapan artis sinetron Eza Gionino karena
kedapatan konsumsi shabu-shabu di rumahnya. Belum lagi beberapa waktu lalu
model majah dewasa Vitalia Shesa juga kesandung masalah yang sama. Kok artis-
artis pada doyan narkobaan sih? Mereka pasti tau kalo deket-deket barang haram ini
bakalan urusan sama polisi atau ngerusak tubuh bahkan karir yang sudah susah
payah dibangunnya. Tapi banyak artis yang gak belajar dari kesalahan rekan-
rekannya.

Pesinetron Eza Gionino ditangkap karena narkoba

Kenapa artis suka kecanduan narkoba?

Banyaknya artis yang kecanduan narkoba baik artis dalam negeri maupun artis luar
yang kecanduan narkoba bikin kita yang orang biasa ini kepo juga. Kenapa kok
banyak dari mereka yang terjerumus pada barang haram ini? Berikut ini alasan yang
bisa jadi penyebabnya :

1. Tekanan industri hiburan yang begitu keras

Dunia hiburan itu dunia yang penuh persaingan. Masing-masing artis harus bisa
nampilin kondisi yang prima setiap saat dan gak boleh lelah sama sekali, meski
tuntutan pekerjaan yang gak  berenti sampe dini hari membuat badan lemah, lunglai,
loyo. Mereka harus lakuin apa aja agar bisa bertahan dalam industri ini dan dipake
produser. Salah satu yang bikin mereka selalu fresh adalah halusinasi yang
ditimbulkan narkoba atau obat-obatan yang mereka konsumsi.

2. Kehidupan yang penuh stress

Efek yang ditimbulkan dari mengkonsumsi narkoba bisa menurunkan tingkat stres
yang dialami oleh artis-artis yang hidupnya dipenuhi dengan dinamika yang
membuatnya tertekan. Harus selarasin keinginannya dengan keinginan produser,
sutradara, manajer, agen dan fans atau publik. Dia harus selalu kelaiatan sempurna
di layar maupun di depan publik. Dia gak boleh muncul dengan muka tanpa make
up, kuyu dan tidak menarik karena setiap saat fans bisa minta tanda tangan dan foto
bersama. Sebagai manusia biasa yang bisa sedih, galau dan ingin jadi diri sendiri,
kehidupan ngartis bisa bikin stress dan tertekan dan pelariannya ke narkoba.

3. Gak punya privasi

Jadi artis itu berat. Populer, banyak duit dan dikenal oleh banyak orang bikin semua
kehidupannya disorot publik. Bukan hanya karya-karyanya yang jadi ulasan media
dan jadi bahan omongan publik tapi sampe kehidupan pribadinya jadi konsumsi
orang banyak. Apa-apa aja dikomentarin, dijadiin berita, gosip murahan yang bikin
telinga artisnya gerah. Akhirnya kembali lagi nyari pelampiasan gampangnya ya
narkoba.
ilustrasi dari kaltim.tribunnews.com

4. Narkoba selalu tersedia

Selebriti doyan pesta-pesta dan senang-senang, narkoba mudah didapetin dari


temen sesama artis ato orang yang pengen jadi temen artis saat pesta dan hang
out bersama ini. Kadang-kadang narkoba dijadikan hadiah di dunia entertainment
agar semua orang bisa ngerayain kesuksesan film ato sinetron dengan berpesta
narkoba dan minum minuman keras. Mereka para artis punya duit yang cukup dan
mampu beli narkoba semahal apapun. Mereka bingung duitnya mo diapain kali'.
Sampe mendiang komedian Robin Williams bilang "kalo kamu udah ngedrugs
artinya kamu udah kelebihan duit." Narkoba adalah bisnis ilegal yang untungnya
besar dan dikendalikan oleh orang-orang bejat dan terkumpul dalam jaringan yang
rapi. Mereka ini gak peduli dengan orang lain sepanjang dia dapat duit. (baca : 6
fakta pengedar narkoba yang perlu diketahui masayarakat).

5. Artis dikelilingi orang yang sedia melayaninya

Orang-orang yang ada di sekitar artis, seperti sopir, ajudan, manajer, make up artis,
desainer, agen pasti berusaha agar kebutuhan artisnya terpenuhi. Makin populer
dan makin laku artisnya akan pengaruh sama isi kocek mereka juga. Makanya
mereka berusaha nyenengin hati artisnya. Jangan sampe artisnya kesel, termasuk
nyediain narkoba buat artisnya.

6. Kurang matang dan suka bosan.

Banyak selebriti yang populer di usia muda, jadi belum matang buat ngadepin
kenyataan jadi populer dan dipuja-puja, belum dewasa untuk memilah mana yang
baik buat dirinya termasuk tak mampu menolak godaan orang yang nawarin
narkoba. Ada juga yang umurnya udah banyak tapi jiwanya gak dewasa dan
kekanak-kanakan serta manja. Mereka ini gampang bosan. Dan untuk ngisi
waktunya agar gak mati karena bosan, jadinya nyoba-nyoba ngedrugs. Akhirnya jadi
kecanduan dan gak bisa lepas dari narkoba.

7. Merasa sepi dan terisolasi 

Kurangnya privacy dan dikejar-kejar awak media bikin para artis jadi menarik diri dari
keramaian. Mereka cenderung mengisolasi diri dan merasa sepi. Buat ngusir rasa
sepinya mulailah mereka pake narkoba, yang bikin hatinya senang, membuatnya
berhalusinasi dan berada di awang-awang, ngelupain semua masalahnya. Bahkan
Jennifer Lawrence artis pemeran film Hunger Games bilang kalo kepopuleran itu
bikin sepi (fame is lonely). Banyak artis yang ngerasa terpenjara dengan
ketenarannya.

8. Karena pengen gaul

Para artis saling hang out dengan sesama selebritis. Banyak yang sudah make
narkoba dan nawarin lagi ke artis lainnya, katanya biar gaul. Siapapun yang pengen
masuk dalam lingkungan ini harus ngikutin gaya hidup mereka. Mereka ngerasa
sah-sah aja ngedrugs toh semua orang melakukannya. George Clooney yang
katanya aktor terseksi di Hollywood ngaku kalo dia kesepian, susah tidur dan make
kokain meski dia benci banget (I am lonely, I can't sleep and I used cocaine - but I
hated it)

9. Kehidupan yang sulit


Jadi artis itu ngasilin duit banyak, pesta-pesta gak pernah henti, jalan-jalan keliling
dunia entah syuting ato sekedar liburan, ngadirin gala dinner dan jadi sorotan saat di
atas karpet merah tapi gak punya teman sejati. Mereka tau banget kalo banyak yang
deketin mereka dengan motif-motif tertentu. Pengen duitnya, numpang tenar,
pengen ikutan naik mobil mewah, pengen pinjem duit, sampe si artis suka bingung
siapa orang yang bisa dipercaya? (baca : ternyata jadi orang kaya itu gak enak).
Kalo ada orang yang bisa dipercaya mereka itu jumlahnya seuprit dan kebanyakan
keluarga dan temen deket yang udah dikenalnya lama sebelum terkenal. Karena
frustrasi dengan hidup yang sulit begini para artis mulai nyari pelampiasan, salah
satunya lewat narkoba yang dipikirnya sangat memahami dan paling bisa dipercaya.

10. Pekerjaan yang melelahkan jiwa dan raga

Dunia hiburan itu melelahkan. Sinetron yang kejar tayang, pembuatan film yang
lama dan memakan waktu, belum lagi lokasi syuting ayng sering pindah-pindah,
harus ngapalin banyak dialog, syuting sampe pagi, makan gak teratur bikin para artis
akhirnya lelah jiwa dan raga. Untuk ngejaga keseimbangan hidupnya mereka
ngerasa perlu buat senang-senang, menghibur diri dengan pesta narkoba, fly to the
star, hidup di dunia khayalan tanpa ada gangguan dari dunia nyata.

Sebagai masyarakat awam kita pandai banget komentar dan ngejelek-jelekin para
artis yang ketangkep karena narkoba. Kita ini ibarat penonton bola yang bisanya
marah-marah dan komentar jelek sama pemain yang sibuk di lapangan, karena kita
gak terlibat langsung dan gak paham situasi yang dihadapi pemain di lapangan.
Begitu juga dengan artis yang terlibat narkoba. Memang sangat disayangkan kalo
mereka jadi hamba barang haram ini di usia muda dan saat kariernya lagi bersinar,
tapi gak fair juga kita menuduh mereka gak beres karena kita sendiri gak tau persis
kondisi dan tekanan yang mereka alami. Kita gak pernah jadi artis dan gak tau
gimana rasanya terkenal. Gak usah sibuk menilai kejelekan orang. Kita toh belum
tentu lebih baik. Perbaiki diri aja dan jauhi narkoba dan hal-hal yang gak ada
manfaatnya. Salam..

 
Beberapa waktu yang lalu ada kabar kurang mengasyikan datang dari
seorang penyanyi new wave papan atas tanah air. Yak, pelantun lagu Sakura dan
Barcelona tersebut kembali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Trus
sebelumnya, ada juga seorang pemain sinetron, host acara tv gak penting,
sekaligus penyanyi aji mumpung, yang acara nikahannya disiarin langsung
padahal kita gak mau nonton tertangkap karena kasus narkoba. Jauh
sebelumnya, beberapa nama artis tanah air baik itu di ranah musik, film/sinetron,
maupun lawak terjerat kasus yang sama. Ada apakah gerangan dengan artis-artis
Indonesia?
Sebenernya kalau mau ngomongin artis dan narkoba kita harus melihat jauh banget
ke belakang, dimana hubungan ini sudah terjalin sangat mesra. Dan tentunya hal ini
bukan cuma dialami sama artis Indonesia aja, melainkan artis luar negeri juga,
mungkin pengaruhnya emang dari mereka (artis luar negeri -RED). Kira-kira apa
yang menyebabkan seorang artis harus dekat dengan narkoba? Mungkin ini dia
alasannya.

Cari Hiburan Cepat

Pekerjaan seorang artis udah tentu menghibur. Kalau yang di bidang musik
menghiburnya lewat lagu, kalau yang di bidang film/sinetron menghiburnya lewat
cerita dan peran, yang di bidang lawak menghiburkanya dengan lelucon. Ngeliat
fungsi mereka sebagai penghibur orang-orang yang mungkin stress, ada satu hal
yang kamu mungkin lupain, yaitu artis juga manusia biasa. Yes, mereka bisa juga
lho jadi stress kayak kamu. Trus kalau mereka udah stress siapa yang menghibur
dong? Makanya mereka pun akhirnya mencari sebuah hiburan cepat yang sedikit
bisa melupakan masalahnya. Dan yang bisa lakuin ini adalah narkoba. Kamu tau
lah, narkoba misalnya ganja itu bisa bikin tinggi,  berasa lepas tanpa  beban pikiran.
Emang sih setelah pake narkoba, gak berapa lama beban pikiran bakal muncul lagi.
Nah kalua muncul lagi ya make lagi, gitu terus sampai akhirnya ketergantungan.
Huhuhu.

Inspirasi  

Sumber inspirasi emang bisa dari mana aja. Liat burung lagi terbang bisa jadi
inspirasi, putus dari pacar bisa jadi inspirasi, jalan-jalan naik gunung bisa jadi
inspirasi, tapi terkadang untuk menuangkannya ke dalam bentuk karya itu yang rada
sulit. Nah dalam hal ini lah butuh inspirasi tambahan yang bisa
menyelesaikan inspirasi-inspirasi lain jadi sebuah karya hebat. Buat beberpa artis,
narkoba lah jawabannya. Kasus ini bisa kamu liat dari artis-artis di bidang musik,
gimana lagu-lagu mereka yang terlibang indah nan keren dibuat di bawah alam
sadar. Nih contohnya
Coba bisa gak kamu jelasin apa makna lagu jenius milik The Beatles
ini? Mungkin John Lennon sendiri yang nyiptain gak bisa jelasin secara benar kalau
ditanyain. Udah jelas lah ini pasti di bawah pengaruh narkoba. Kalau masih gak
percaya, dengerin aja lirik akhir dari lagu ini,“Everybody Smoke pot”

Udah jelas lah ya album milik Spaceman 3 ini sangat terpengaruh oleh narkoba.

Slank mungkin jadi salah satu artis Indonesia yang mengakui kalau mereka dulu
mengonsumsi narkoba. Dan emang sih lagu-lagunya Slank saat itu jadi keren-
keren banget, salah satunya adalah lagu Poppies Lane Memory ini yang konon
menjelaskan tentang jenis-jenis narkoba dan sejenisnya, namun dipelesetin jadi
nama-nama cewek. Sekarang sih Slank udah gak narkoba lagi, mereka udah bersih.
Lalu, apa sumber inspirasi mereka sekarang? Ya udah tentu sosis dong ah.

Kreatif

Menjadi seorang artis udah tentu banyak tuntutanannya, salah satunya adalah harus
terus kreatif. Ya kalau kamu gak kreatif bukan gak mungkin kamu akan digeser
sama artis lain yang lebih kreatif dari kamu. Nah, terkadang kreatifitas ini kan gak
bisa datang begitu aja, kamu butuh  mood, dan waktu yang tepat. Tapi gimana kalau
emang kreatifitas itu akhirnya udah jadi semacam kebutuhan? Gimana cara
dapetinnya kalau kamu sendiri lagi stress dan banyak pikiran misalnya. Salah satu
cara yang cepat udah tentu dengan mengkonsumsi narkoba lah. Tapi perlu diingat,
kalau emang ternyata ada artis yang gak punya bakat, kemudian mengkonsumsi
narkoba, mungkin bukan hal kreatif yang akan didapat, melainkan dirinya akan
semakin terpuruk tanpa hasil yang jelas. Singkat kata, narkoba ini cuma jadi alat
penunjang aja. Artisnya sih emang udah kreatif gitu deh, cuma butuh sedikit
sentilan biar kreatifitasnya bangun.

Daya Tahan Tubuh

Kalau artis udah ditahap populer banget, biasanya jam terbangnya makin tinggi dan
mepet-mepet gitu deh. Hari ini di kota A, besok udah di kota B, lusa harus syuting
iklan C, kemudian lanjut main film D. Dan ini bakal terus berlangsung sampai entah
kapan. Coba kamu bayangin, orang sekuat apa yang bisa bertahan dalam kondisi
seperti ini? Normalnya sih orang yang setiap saat bekerja tanpa henti itu badannya
bakal drop, dan mungkin jatuh sakit, minimal tipes lah. Nah biar gak kejadian kayak
gini, makanya artis itu butuh sebuah obat yang bisa bikin mereka senantiasa
fit. Kalau di dunianya Dragon Ball sih enak, kalau capek dikit tinggal makan
kacang ajaib. Tapi sayangnya yang kayak gitu belum diciptain di dunia nyata. Oleh
karena itu biar badan tetep terasa segar walaupun sebenernya capek, beberapa
artis memilih mengkonsumsi narkoba. Sebenernya sih bukan bikin badan fit, cuma
mereka jadi gak ngerasa capek aja gitu. Tapi kalau dikonsumsi berlebihan, sang
artis bakal keliatan kayak orang bodoh sih. Nih salah satu contohnya adalah
almarhum Amy Winehouse

Percaya Diri

Kata siapa semua artis itu percaya diri. Harus digaris bawahi lagu, mereka juga
manusia biasa sama kayak kamu, jadi ada juga lho artis yang selalu gugup kalau
harus berada di depan kamera atau di depan orang banyak. Nah untuk
menanggulangi masalah ini, beberapa artis ada yang memilih jalan pintas dengan
mengonsumsi narkoba, salah satu contohnya adalah Jim Morrison. Konon doi
kalau manggung gak berani ngadep ke penonton, akhirnya dia pun nyanyi
ngebelakangin penonton. Tapi hal ini jauh banget berbeda kalau dia lagi “high”, doi
bakal belingsatan dan sangat percaya diri.

Agar Diterima di Pergaulan

Nah ini dia nih mungkin jadi alasan yang paling penting. Kalau lingkungan sang artis
emang banyak yang narkoba, ya mau gak mau artis tersebut akhirnya ikut-ikutan
mengkonsumsi deh, demi bisa masuk ke dalam pergaulan tersebut. Awalnya sih
cuma nyicip, tapi lambat laun jadi ketagihan.
Itu dia menurut MBDC kenapa artis bisa dekat dengan narkoba. Yang harus kamu
ingat, gak semua artis yah dekat sama narkoba, sebagian dari mereka ada juga
yang sangat dekat sama keluarga, dekat sama fans, dan mungkin dekat sama
tuhan. Jadi jangan kamu anggap semua artis sama. Ok!

Anda mungkin juga menyukai