UUD 1945
TNI/ POLRi
PEMPROV PENGADILAN
PEMKAB PENGADILAN
Bupati/W NEGERI
DPRD
ali K
Dalam Undang-undang sebelum dan setelah amandemen dijelaskan secara tegas bahwa pemerintah terdiri
dari 3 lembaga kekuasan, yaitu lembaga eksekutif, legislative, dan yudikatif. Sebelum melakukan
amandemen ke tiga, UUD 1945 yang salah satu pasalnya mengatur tentang kedudukan lembaga tinggi
Negara. Perubahan atas amandemen tersebut antara lain:
Lembaga Eksekutif
Lembaga Legislatif
Salah satu lembaga legislative yaitu DPR mempunyai kedudukan yang lebih kuat dalam
pengelolaan kekuasaan negara. DPR secara tegas dinyatakan sebagai pemegang kekuasaan dan
berwenang untuk membentuk undang-undang.
Lembaga Yudikatif
Perubahan terjadi pada lembaga Peradilan. Setelah melakukkan amandemen ke 4 yang pada
mulanya kekuasaan kehakiman dipegang oleh Mahkamah Agung, setelah amandemen
Mahkamah Konstitusi memegang kekuasaan yudikatif sebagai mitra Mahkamah Agung dalam
menyelenggarakan kekuasaan kehakiman.
Lembaga Negara
BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha
Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain
yang mengelola keuangan negara.
Komisi Yudisial
Komisi Yudisial (KY) adalah lembaga negara yang bersifat mandiri dan dalam pelaksanaan
wewenangnya bebas dari campur tangan atau pengaruh kekuasaan lainnnya. Dalam menjalankan
tugasnya komisi yudisial melakukan pengawasan terhadap : Hakim Agung dan Mahkamah
Agung. Hakim pada badan peradilan disemua lingkungan peradilan, dan Hakim Mahkamah
Konstitusi
2. STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN REPUBLIK INDONESIA
Undang- Undang No. 39 Tahun 2008 Pasal 9 Ayat 1, susunan kementerian terutama
kementerian yang menangani urusan dalam negeri, luar negeri dan pertahanan terdiri dari:
Berikut adalah contoh stuktur orgnaisasi Kementerian yang memenuhi UU. 39 Tahun 2008 Pasal
9
Undang- Undang No. 39 Tahun 2008 Pasal 9 Ayat 2 dan Ayat 3, susunan kementerian
terutama kementerian yang mengurusi urusan agama, hukum, keuangan, keamanan, hak asasi
manusia, pendidikan, kebudayaan, kesehatan, sosial, ketenagakerjaan, industri, perdagangan,
pertambangan, energi, pekerjaan umum, transmigrasi, transportasi, informasi, komunikasi,
pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, kelautan, dan perikanan memiliki susunan
a. pemimpin, yaitu Menteri;
b. pembantu pemimpin, yaitu sekretariat jenderal;
c. pelaksana, yaitu direktorat jenderal;
d. pengawas, yaitu inspektorat jenderal; dan
e. pendukung, yaitu badan dan/atau pusat.
Undang- Undang No. 39 Tahun 2008 Pasal 9 Ayat 2 dan Ayat 3, susunan kementerian
terutama kementerian yang mengurusi urusan perencanaan pembangunan nasional, aparatur
negara, kesekretariatan negara, badan usaha milik negara, pertanahan, kependudukan,
lingkungan hidup, ilmu pengetahuan, teknologi, investasi, koperasi, usaha kecil dan menengah,
pariwisata, pemberdayaan perempuan, pemuda, olahraga, perumahan, dan pembangunan
kawasan atau daerah tertinggal. Susunan organisasi Kementerian yang melaksanakan urusan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) terdiri atas unsur:
a. pemimpin, yaitu Menteri;
b. pembantu pemimpin, yaitu secretariat Kementerian;
c. pelaksana, yaitu deputi; dan
d. pengawas, yaitu inspektorat.
3. STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH PROVINSI
4. STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
5. Struktur Organisasi Desa