Anda di halaman 1dari 11

PAPER PRAKTIKUM I

PENGEMBANGAN IDE EKSPOR

GULA SEMUT ORGANIK KEBUMEN TEMBUS PASAR EROPA


“MANISNYA GAK BIKIN DIABETES”

Kelompok:
Jeaven Juniar Gunawan (210345)
Prio Aji Reynaldi (210585)
Rahmah Faurika (210606)
Tania Christiana Alexandra (210731)

PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA


STUDI INDEPENDEN BERSERTIFIKAT
MENJADI EKSPORTIR BARU 4.0
YAYASAN SEKOLAH EKSPOR
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Ide

Indonesia adalah negara agraris yang memiliki potensi besar di bidang pertanian,
perkebunan, kehutanan dan perikanan. Pengembangan agribisnis di Indonesia menjadi tujuan
utama pembangunan Indonesia. Menurut data BPS tahun 2015 ada 37,7 juta penduduk
Indonesia bekerja di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan atau 31,8 % dari
total angkatan kerja Indonesia bekerja di sektor agribisnis. Namun sektor agribisnis belum
mampu menjadi sektor utama penyumbang pendapatan nasional, untuk itu perlu upaya
peningkatan peran strategis sektor pertanian melalui pendekatan sistem agribisnis. Agribisnis
yang dimaksud bukan hanya pertanian tetapi mencakup industri-industri yang menghasilkan
sarana produksi pertanian serta industri pengolahan hasil pertanian (agroindustri) termasuk
perdagangannya.
Salah satu komoditas pertanian yaitu tanaman kelapa. Tanaman kelapa merupakan
tanaman yang bernilai ekonomi tinggi karena hampir seluruh bagian tanaman kelapa dapat
dimanfaatkan[CITATION Bad13 \l 1057 ]. Salah satu produk dari tanaman kelapa adalah nira.
Nira merupakan cairan dengan kadar gula tinggi yang disadap dari bunga kelapa. Salah satu
produk yang dapat dikembangkan dari nira yaitu gula semut. Gula semut merupakan
diversifikasi produk dari gula merah, berbentuk serbuk atau tepung, warnanya kuning
kecoklatan sampai coklat. Gula semut yang berkualitas bagus biasanya berwarna kuning
cerah, memiliki aroma khas dan ukuran kristalnya juga seragam serta bersifat kering.
Dinamakan gula semut karena bentuk gula ini mirip rumah semut yang bersarang di tanah.

Kebumen merupakan salah satu daerah dengan komoditi kelapa terbesar di Jawa
Tengah. Salah satu produk nilai tambah dari kelapa yaitu gula semut yang sudah merambah
pasar ekspor dengan jumlah produksi 65,324 ton per tahun [CITATION Geo19 \l
1057 ]. Ketersediaan bahan baku serta dukungan dari Pemerintah Daerah untuk membuat
Industri Gula Semut ini potensial untuk berkembang. Salah satu bentuk dukungan adalah
dengan menetapkan kawasan pedesaan di Kecamatan Buayan sebagai sentra pengembangan
gula semut.

Sebagai motor penggerak pembangunan pertanian, agribisnis dan agroindustri diharapkan


dapat berperan penting dalam kegiatan pembangunan daerah, pertumbuhan ekonomi maupun
stabilitas nasional. Pengembangan agroindustri di pedesaan terutama ditujukan untuk
meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian, memperluas lapangan pekerjaan
meningkatkan volume ekspor dan mendorong pertumbuhan ekonomi pedesaan. Hal ini yang
membuat kami ingin mengembangkan potensi produk gula semut Kebumen dan membentuk
ketahanan pangan daerah setempat dengan melakukan ekspor ke pasar Eropa.

1.2 Nama Ide Ekpor


1.2.1 Nama Ide Ekspor
Nama ide ekspor yang telah kami diskusikan yaitu “Ekspor Gula Semut Organik”.
1.2.2 Tema Gagasan Ekspor
Tema gagasan ekspor yang kami rencanakan yaitu “Gula Semut Organik Kebumen
Tembus Pasar Eropa”.
1.2.3 Tagsline of Idea
Tagsline idea dari produk ekspor gula semut kami yaitu “Manisnya Gak Bikin Diabetes!”
Alasan dari tagsline ini karena gula semut memiliki indeks glikemik yang rendah (lebih
rendah dari wortel yang direbus), memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, sangat dianjurkan
untuk keturunan diabetes.

1.3 Uniqueness
1.3.1 Lebih baik daripada gula tebu
Gula semut organik yang akan kami ekspor terbuat dari kelapa yang mana lebih
baik daripada gula tebu karena gula kelapa memiliki indeks glikemik yang lebih
rendah. Karena indeks glikemiknya yang rendah, gula kelapa tidak akan memicu
lonjakan insulin. Hal ini menjadi pilihan yang lebih baik, terutama bagi penderita
diabetes atau pra-diabetes.

1.3.2 Berwarna kuning cerah


Biasanya gula semut berwarna cokelat. Namun, gula semut yang berkualitas bagus
berwarna kuning cerah, memiliki aroma khas dan ukuran kristalnya juga seragam
serta bersifat kering. Hal ini disebabkan oleh kualitas nira, proses pembuatan, dan
musim. Oleh karena itu, harga gula semut yang berwarna kuning ini menjadi lebih
diminati daripada gula semut yang berwarna cokelat. Pasar di luar negeri
khususnya Amerika dan Eropa lebih tertarik dengan gula semut berwarna kuning
cerah dan Sentra Gula Semut Kebumen mampu memenuhi permintaan tersebut.

1.4 Nama Produk


Nama produk kami yaitu Gula Semut Kelapa Organik (Organic Coconut Sugar).
Tidak ada kode HS khusus yang digunakan untuk mencatat ekspor dan impor gula semut.
Umumnya produk gula yang masuk dalam kategori palmae dikenakan pos HS 1702,
terutama HS 170290 (Sugars in solid form, incl. invert sugar and chemically pure
maltose, and sugar and sugar syrup). Namun selain itu, gula semut tercatat pernah
diekspor di bawah beberapa kategori HS berikut: 1701, 1704 dan 1901.
Kami berencana mengembangkan gula semut kelapa ini dengan membuat varian baru
yaitu gula semut jahe. Alasannya karena lebih praktis dan bisa langsung dikonsumsi
dengan cara diseduh. Mengingat negara-negara di Eropa memiliki musim dingin, varian
ini membuat tubuh menjadi hangat dan berpotensi untuk laku di pasaran Eropa.

1.5 Deskripsi Produk


Kelapa termasuk jenis tumbuhan palmae sehingga dalam bahasa asing, secara umum gula
semut disebut sebagai Palm Sugar atau Palm Zuiker. Bahan baku pembuatan gula semut
organik yaitu murni dari nira kelapa. Proses produksi dari gula semut organik ini yaitu:
1. Penyadapan nira kelapa.
2. Nira disaring dan dimasukkan ke dalam wajan.
3. Nira dimasak dan diaduk selama 4 jam sampai mengental.
4. Turunkan dari api sambil terus diaduk.
5. Pendinginan adonan hingga memadat.
6. Adonan digerus hingga menyerupai butiran seperti sarang semut.
7. Butiran gula semut diayak.
8. Gula semut dikemas dalam plastik.
9. Pengepul gula semut.
10. Warehouse.
11. Pengeringan dengan oven.
12. Pengayakan dengan mesin.
13. Pengemasan.
14. Dikirim ke gudang koperasi/perusahaan.

Penggunaan teknologi untuk proses produksi gula semut yaitu masih terbilang sederhana
yaitu mesin ayak otomatis dan oven kapasitas 0,5 ton. Risiko dalam proses pembuatan gula
semut adalah kualitas bahan baku (nira) yang dapat menurun ketika musim hujan. Selain itu
nira harus tetap fresh untuk digunakan sebagai bahan baku supanya Ph gula yang dihasilkan
tidak terlalu rendah. Dalam proses pengolahan pertama, besar api yang tidak stabil dapat
mengakibatkan gula berwarna coklat. Warna coklat tersebut merupakan tanda bahwa terdapat
gula tereduksi yang membuat kualitas menurun.

Sertifikasi organik dapat diperoleh melalui lembaga sertifikasi yang telah diakui
internasional yaitu (alamat disertakan pada daftar alamat pada indeks) :
1. Sertifikat Organik
Sertifikasi Organik merupakan process claim bukan product claim, artinya suatu
produk dikatakan organik jika proses produksi, penanganan, penyimpanan, dan
pengangkutan harus memenuhi kaidah pertanian organik tidak hanya melihat hasil
akhir bahwa tidak mengandung residu pestisida maupun logam berat sebagaimana
diatur dalam SNI 6729:2013 dan Peraturan Menteri Pertanian nomor
64/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Sistem Pertanian Organik, yang mengacu pada
standar organik internasional yaitu IFOAM (International Federation of Organic
Agriculture Movements) dan CAC (Codex Alimentarius Commission). Berdasarkan
SNI 6729:2013, organik merupakan istilah pelabelan yang menyatakan bahwa suatu
produk telah diproduksi sesuai dengan standar sistem pertanian organik dan
disertifikasi oleh lembaga sertifikasi organik yang telah terakreditasi. Semua produk
yang telah mendapatkan sertifikasi organik wajib mencantumkan logo organik
dilengkapi dengan nomor registrasi yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi
organik.

2. Sertifikat Badan POM

Izin Edar merupakan hal yang wajib dimiliki oleh setiap produk pangan olahan yang
beredar di Indonesia. Hal ini termaktub dalam Peraturan Kepala Badan POM No. 27
Tahun 2017 tentang Pendaftaran Pangan Olahan yang menyatakan bahwa setiap
pangan olahan baik yang diproduksi di dalam negeri atau yang diimpor untuk
diperdagangkan dalam kemasan eceran wajib memiliki izin edar. Di Indonesia,
instansi yang berwenang mengeluarkan izin edar pangan olahan adalah Dinas
Kesehatan dan Badan POM.

3. European Union Regulation untuk pasar Eropa


4. Control Union Certification (CUC) LSPO
5. ICUMSA (International Commission For Uniform Methods of Sugar Analysis)

ICUMSA merupakan lembaga yang dibentuk untuk menyusun metode analisis


kualitas gula dengan anggota lebih dari 30 negara. Mengenai warna gula ICUMSA
telah membuat rating atau grade kualitas warna gula. Sistem rating berdasarkan warna
gula yang menunjukkan kemurnian dan banyaknya kotoran yang terdapat dalam gula
tersebut. Semakin putih gula maka semakin kecil nilai ICUMSA dalam skala
international unit (IU).

6. Surat Keterangan Asal


Menggunakan Form TAPI (SKA Non-Preferensi untuk TPT tujuan Uni-Eropa).

Kemasan yang baik adalah menggunakan kertas kraft atau PP (Polypropylene) dengan
lapisan dalam PE (Polyethylene). Hal ini bertujuan menjaga produk agar tetap kering dan
tidak melembab. Ini perlu mendapat perhatian serius karena gula semut cenderung
menjadi lembab bila tidak dikemas dengan baik.

1.6 Rencana Bisnis


Target Penjualan

2021 2022 2023

Break Even Point Analysis


 Biaya Tetap (FC)

No Satuan Biaya Biaya per Bulan


1 Depresiasi peralatan
2 Sewa bangunan
3 Gaji tenaga kerja
TOTAL
 Biaya Variable (VC)

No Satuan Biaya Biaya per Bulan


1 Bahan baku
2 Listrik/air
3 Bahan bakar
4 Transportasi
5 Kemasan

Selling Price per Unit (P) =


FC
BEP dalam unit =
(P−VC )
FC
BEP dalam rupiah = VC
1−
P

PROYEKSI LABA RUGI 3 TAHUN

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3


Pendapatan
HPP/Biaya Variabel
Laba Kotor
Biaya-Biaya:
Biaya Umum
Biaya Administrasi
Biaya Pemasaran
Laba Operasi
Beban Bunga
Laba Sebelum Pajak
Pajak
Laba Bersih

PROYEKSI ARUS KAS

1.7 Competition Strategy


1.7.1 Branding
Gula semut atau gula kristal diklaim memiliki indeks glikemik rendah
sehingga tidak mudah larut dalam darah sehingga mengurangi risiko diabetes.
Kelebihan tersebut yang akan dijadikan branding utama dari produk gula semut.
Gula Semut Kebumen merupakan gula yang diproses secara organik. Dalam proses
pembuatannya tidak menggunakan bahan kimia tambahan. Pengepul gula semut
Desa Rangkah Kecamatan Buayan mengatakan, pembuatan gula semut memang
dilakukan dengan cara alami dan tanpa menggunakan pengawet kimia sehingga
gula semut dari kebumen murni organik . Bukan hanya itu saja, gula semut juga
dinilai mengandung anti oksidan, yang baik untuk tubuh. Kelebihan ini juga yang
akan di highlight dalam Branding Gula Semut Kebumen. Gula Semut Kebumen
akan dikenal oleh pasar luar negeri sebagai gula semut yang rendah risiko diabetes
dan organik seratus persen.
1.7.2 Marketing

a) Pameran
Pameran menjadi sistem pemasaran yang efektif walaupun pemasaran
online mengalami perkembangan pesat. Pemasaran langsung memberikan
landasan yang lebih kuat karena di ajang ini, pembeli dan penjual bertemu
dan mengadakan kontak langsung. Dengan demikian, komitmen dan
kepercayaan bisnis dapat terjalin lebih erat. Pameran juga bisa menjadi
kesempatan untuk memperoleh pandangan, wawasan mengenai tren yang
sedang dan akan terjadi di industri dan perdagangan produk.

b) Door to Door
Strategi pemasaran lain yang dilakukan yaitu mencari buyer secara
langsung di marketplace.
c) Menjadi market follower.
Kegiatan pengamatan pasar bertujuan menggali informasi peluang pasar
suatu produk di suatu negara. Pertumbuhan permintaan untuk gula semut
banyak didorong oleh kesadaran di negara maju tentang kesehatan, tren
back to nature dan peningkatan pendapatan yang memicu peningkatan
konsumsi produk premium dan juga organik.
1.7.3 Packaging
Kemasan atau pembungkus yang menarik akan mempercepat kelancaran
penjualan barang. Menurut Alma (2002) mengatakan bahwa: ”Pembungkus tidak
hanya merupakan pelayanan tetapi juga sebagai salesman dan pembawa
kepercayaan, dimana suatu pembungkus suatu produksi merupakan penglihatan
akhir dari konsumen yang dapat dipercaya”. Gula semut dikemas dalam plastik,
sudah memiliki label dan merek.
1.7.4 Digital Marketing
a) Social Media Marketing
 Iklan advertising
 Konten menarik berupa video, gambar, copy writing, infografis,
brosur menarik di Tik-Tok, Youtube, Instagram, Facebook
b) Imooji
c) E-commerce
1.7.5 Onboarding di Marketplace
a) Onboarding di Marketplace Lokal
b) Onboarding di Marketplace Global
1.7.6 Selling and Negotiation
Strategi yang mendrongkrak penjualan yang akan dilakukan yaitu dengan cara
berikut:
a) Door to Door
Strategi pemasaran lain yang dilakukan yaitu mencari dan menjalin
komunikasi yang baik dengan buyer secara langsung di marketplace dengan
cara menjelaskan deskripsi produk agar buyer paham dan tertarik untuk
membeli produk.
b) Bersaing harga
Meminimalisir biaya produksi dengan cara membeli ke tangan kedua yang
sudah memiliki sertifikasi.
c) Teknik Cross Selling
Cross selling adalah teknik yang umumnya dilakukan untuk
memaksimalkan penjualan online dengan cara memikat konsumen agar
melengkapi produk awal yang akan dibeli dengan produk yang dapat
melengkapinya. Secara lebih sederhana, cross selling ini dilakukan ketika
konsumen menginginkan suatu produk, kemudian penjual menawarkan
produk yang berbeda untuk melengkapi produk yang sebelumnya.
Contohnay, sebelumnya kami menyediakan gula semut berwarna cokelat,
kemudian kami menawarkan gula semut yang berwarna kuning dan varian
lain seperti gula semut jahe.

d) Teknik upselling
Upselling adalah teknik yang umumnya dilakukan untuk
memaksimalkan penjualan online dengan merekomendasikan produk yang
memiliki nilai jual lebih tinggi disertai kompensasi berupa manfaat
tambahan. Contohnya, gula semut memiliki banyak manfaat terutama untuk
pengguna diabetes dibanding gula tebu atau gula pasir.
1.7.7 Customer Service
Service adalah setiap kegiatan yang diperuntukkan dan ditujukan untuk memberi kepuasan
melalui pelayanan yang diberikan seseorang secara memuaskan.
1. Kemampuan (Ability)
Kemampuan tertentu yang meliputi kemampuan kerja di bidang kerja yang ditekuni yang
dibutuhkan untuk menunjang program layanan prima (excellent service) seperti:
melaksanakan komunikasi yang efektif, mengembangkan motivasi, dan menggunakan humas
sebagai alat untuk membina hubungan ke dalam dan ke luar oraganisasi / perusahaan.
2. Sikap (Attitude)
Perilaku tertentu yang harus ditonjolkan ketika berhadapan dengan pelanggan. Keberhasilan
bisnis industri jasa pelayanan akan sangat tergantung pada orang-orang yang terlibat di
dalamnya. Sikap pelayanan yang diharapkan tertanam pada diri para karyawan adalah sikap
yang baik, ramah, penuh simpatik, dan mempunyai rasa memiliki yang tinggi terhadap
perusahaan. Jika kalian menjadi karyawan suatu perusahaan, sikap kalian akan
menggambarkan perusahaan kalian. Kalian akan mewakili citra perusahaan baik secara
langsung atau tidak langsung. Pelanggan akan menilai perusahaan dari kesan pertama dalam
berhubungan dengan orang-orang yang terlibat dalam perusahaan tersebut. Sikap yang
diharapkan berdasarkan konsep pelayanan prima adalah:
 Sikap pelayanan prima berarti mempunyai rasa kebanggaan terhadap pekerjaan.
 Memiliki pengabdian yang besar terhadap pekerjaan.
 Senantiasa menjaga martabat dan nama baik perusahaan.
 Sikap pelayanan prima adalah: ”benar atau salah tetap perusahaan saya “(right or
wrong is my corporate)”.
3. Penampilan (Apprearance)
Penampilan fisik ataupun non-fisik yang merefleksikan kredibilitas kepada pelanggan.
4. Perhatian (Attention)
Kepedulian penuh terhadap pelanggan, yang berkaitan dengan kebutuhan dan keinginan
pelanggan, maupun memahami saran dan kritiknya. Dalam melakukan kegiatan layanan,
seorang petugas pada

Anda mungkin juga menyukai