Dilanjutkan Sebagai Syarat Dalam Meraih Sarjana Terapan Kesehatan (S.Tr. Kes)
Pada Program Studi Diploma Empat (D-IV) Teknologi laboratorium Medis
Fakultas Teknologi Kesehatan Universitas Mega Rezky Makassar.
WELNA SOUHUWAT
NIM: 173145353015
Puji syukur penuIis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segaIa berkat-Nya, rahmat-Nya, dan tuntunan-Nya seIama penuIis
menyeIesaikan proposaI ini.
PenuIis
DAFTAR ISI
SAMPUL..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
A. Tinjauan umum Stunting...........................................................................6
B. Tinjauan Umum Entamoeba coli............................................................11
C. Tinjauan Umum PCR (Polymerase Chain Reaction)..............................13
D. Relevansi Penelitian Sebelumnya...........................................................22
E. Kerangka Teori........................................................................................23
F. Kerangka Konsep....................................................................................24
G. Variabel Peneltian...................................................................................24
H. Defenisi Operasional...............................................................................24
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................25
A. Desain Penelitian....................................................................................25
B. Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................25
C. Populasi dan Sampel...............................................................................25
D. Kriteria Penelitian....................................................................................26
E. Instrumen dan Prosedur Kerja Penelitian................................................26
F. Alur penelitian.........................................................................................29
G. Teknik Pengumpulan Data......................................................................30
H. Teknik Analisis Data...............................................................................30
I. Etika Penelitian........................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan kriteria stunting jika nilai z score TB/U < -2 Standard Deviasi
periode yang sensitif karena akibat yang ditimbulkan terhadap bayi pada
masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi. Untuk itu
stunting yaitu salah satunya akibat dari penundaan IMD, pemberian ASI
tidak eksklusif dan penyapihan ASI terlalu dini. Days state of the world’s
kondisi pada masa 1000 hari kehidupan yaitu mulai dari janin berada
dalam satu perut atau ketika wanita dalam kondisi hamil sampai anak
tersebut berusia 2 tahun dan masa ini disebut dengan masa windows
critical karena pada masa ini terjadi perkembangan otak atau kecerdasan
1
dan pertumbuhan badan yang cepat sehingga pada masa ini jika tidak
diberikan asupan gizi yang cukup pada ibu hamil, tidak diberikan ASI
eksklusif dan pemberian MP-ASI yang kurang bergizi pada anak maka
berpotensi terjadinya stunting. Stunting yang terjadi pada anak 0-2 dan
berlanjut pada usia 3-6 akan tetap berisiko stunting pada usia pra-pubertas
lebih dari 1,5 milyar orang, atau 24% dari polulasi dunia terinfeksi dengan
cacing yanh ditularkan melalui tanah diseluuh dunia. > 267 juta anak usia
prasekolah dan > 568 juta anak usia sekolah tinggal di daerah dimana
pendek sebesar 171 juta anak-anak di mana 167 juta kejadian terjadi di
% CI: 38,1- 41,4) % pada tahun 1990 menjadi 26,7 (95 % CI; 24, 8 -28 ,7)
% pada tahun 2010 . Tren ini diperkirakan akan mencapai 21,8 (95 % CI:
2007 (36,8%) berdasarkan pemantauan status gizi (PSG) pada tahun 2014
provinsi jawa timur memiliki prevalensi stunting sebesar 29%. Data dinas
kesehatan kota blitar tahun 2015 balita dalam kategori pendek sebanyak
2
605 anak (9,71%) dan balita sangat pendek sebanyak 96 anak (1,54%).
sangat pendek dan 23,75% pendek) yang berarti terjadi peningkatan pada
tahun 2016 menjadi 29,38% (12,15% sangat pendek dan 17,23% pendek).
tertinggi pada tahun 2016 yaitu Kecamatan Baraka sebesar41,06% (pendek
stunting sebesar 39,1% (10,9% sangat pendek dan 28,2% pendek) dari
1.537 balita.
DNA dengan target gen tertentu. PCR menggunakan suhu yang bertingkat
yang hidup tidak ditemukan didalam tubuh serta PCR dapat mendeteksi
kekurangan yaitu proses PCR harus diawali dengan preparasi sampel yang
cukup rumit dan reagen yang mahal, pemeriksaan dengan PCR tidak dapat
3
membedakan apakah parasit dalam tubuh masih hidup atau sudah mati
ISPA, dan PHBS pada remaja putri stunting dan non stunting di SMP
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan Penelitian.
C. Manfaat Penelitian.
1. Bagi Peneliti
4
tentang Entamoeba coli pada anak stunting dengan menggunakan
2. Bagi Akademik
Rezky Makassar.
3. Bagi Masyarakat
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pertumbuhan pada balita. Masalah ini muncul saat anak berusia 6-23 bulan,
kekurangan gizi pada usia dini akan dapat menyebabkan meningkatnya angka
yang kurang sesuai dengan gizi seimbang yang mengakibatkan asupan gizi
umur (PB/U) atau tinggi badan disbanding umur (TB/U) dengan batas (z-
score) kurang dari -2 Sd. Stunting masih merupakan satu masalah gizi di
serta kognitif. Anak yang terkena stunting hingga usia 5 tahun akan sulit untuk
resiko keturunan dengan berat badan lahir yang rendah (BBLR) (Gladys
Apeiluana, 2018).
6
1. Epidemiologi
sangat pendek dan pendek 0-59 bulan di Indonesia tahun 2017 adalah
9,8% dan 19,8%. Kondisi ini meningkat dari tahun sebelumnya yaitu
prevalensi balita sangat pendek sebesar 8,5% dan balita pendek sebesar
19% Didapatkan dari data Riskedas bahwa kejadian stunting ada 30,8%
atau sekitar 7,3 juta anak di Indonesia menalmi stunting dengan sebanyak
19,3% atau 4,6 juta anak pendek, dan 11,5% atau 2,6 juta anak sangat
7
2. Patofisiologi Stunting
patofisologi, yaitu :
frekuensi kemunculannya dan usia serta jenis kelamin anak. Dalam hal
8
perangsang tiroid (Thyroid stimuilating Hormone) (TSH) proklatinn,
b. Hampir setengah abad yang lalu Neel dan Schull berpendapat bahwa
lahir namun akan berfanifentasi setelah 2-3 tahun. Korelasi antara tinggi
anak dan midparental high (MPH) 0,5 saat usia 2 tahun dan menjadu
pertumbuhan normal, usia tulang normal, tinggi badan orang tua atau
9
salah satu orang tua pendek dan tinggi di bawah persentil (Aryu
Candra,2020).
Candra,2020).
3. Faktor Penyebab
yang rendah dan mengakibatkan kecukupan zat gizi yang tidak adekuat,
jika tidak dianggap serius dan diperhatikan oleh ibu hamil dan anak
(Dewi,2017).
10
4. Gejala klinis
skor IQ pada anak normal. Gangguan tumbuh kembang pada anak akibat
Nama lain dari Entamoeba coli adalah Ameba coli, Endamoba horninis
11
2. Morfologi
yaitu memiliki dua bentuk utama dengan satu bentuk peralihan yaitu
minuta. Dalam tinja ukuran kista sebesar 10-31 μm dan biasanya berinti 2
histolystica. Kista mudah dibedakan bila telah memiliki lebih dari 4 inti.
12
C. Tinjauan Umum PCR (Polymerase Chain Reaction)
DNA hingga berjuta kali lipat dalam waktu yang relatif singkat.
antara lain DNA cetakan yaitu potongan DNA yang akan dilipatgandakan,
trifosfat (dNTP), terdiri atas dATP, dCTP, dGTP, dTTP, dan enzim DNA
a. Denaturasi
13
sebelumnya. Denaturasi dilakukan antara suhu 90o–95oC (Elliwati
Hasibuan, 2015)
b. Annealing
c. Extension
pada suhu 72o C. Primer yang telah menempel tadi akan mengalami
Hasibuan, 2015)
yang telah disebutkan di atas. Pada bagian ini akan dijelaskan secara rinci
a. Templat DNA
untuk pembentukan molekul DNA baru yang sama. Templat DNA ini
14
DNA kromosom, DNA plasmid ataupun fragmen DNA apapun
lisis dapat digunakan secara umum, dan metode ini merupakan cara
DNA plasmid. Prinsip metode lisis adalah perusakan dinding sel tanpa
tergantung dari jenis sampel. Beberapa contoh buffer lisis yang biasa
umumnya digunakan untuk jenis sampel yang berasal dari biakan, sel-
sel epitel dan sel akar rambut. Contoh lain dari buffer lisis adalah
15
Buffer lisis K ini biasanya digunakan untuk melisis sampel yang
menurut metode standar yang tergantung dari jenis sampel asal DNA
b. Primer
yang telah diketahui ataupun dari urutan protein yang dituju. Data
analisis homologi dari urutan DNA atau protein yang telah diketahui
16
1) Panjang primer
2) Komposisi primer.
17
A atau T lebih toleran terhadap mismatch dari pada G atau C,
(Darmo hadoyo,2001).
(Darmo hadoyo,2001)
4) Interaksi primer-prime
18
5) dNTPs (deoxynucleotide triphosphates) dNTPs
(Darmo hadoyo,2001)
Selain buffer PCR diperlukan juga adanya ion Mg2+, ion tersebut
19
dengan mudah dilakukan variasi konsentrasi MgCl2 sesuai yang
hadoyo,2001)
a. Ekstraksi
20
disimpan pada suhu -20oC jika tidak langsung digunakan untuk
template DNA.
b. Mix
bahan tersebut dilakukan pada tabung PCR dalam rak tabung PCR-
coller agar DNA dan enzim yang digunakan tidak rusak. Campuran
c. Siklus
d. Elektroforesis
21
ditambahkan 5 μl Ethidium Bromida (etBr).Gel yang telah
(Jasmaunna,2020).
Hasil penelitian (Oki Irawati, dkk 2021), tentang Infeksi Cacing Nematoda
Usus Pada Anak Kelas 1 dan 2 Sekolah Dasar, ditemukan sampel yang positif
terinfeksi telur cacing nematode usus dengan persentase sebanyak 6,25% dan
terdapat 2 jenis telur cacing yang menginfeksi yaitu Ascaris lumbricoides dan
Trichuris trichiura.
Hasil penelitian (Gracia Victoria, dkk, 2021), tentang PKM dan Balita
yang diperiksa.
22
E. Kerangka Teori
Stunting
1. Inflamasi Saluran Cerna
Saluran Cerna 2. Malabsorbsi Zat Gizi
Entamoeba coli
23
F. Kerangka Konsep
`
Faktor Penyebab
Stunting
Ascaris lumbricoides
G. Variabel Peneltian
Variable yang tedapat pada penelitian ini, yaitu variable bebas (independen)
H. Defenisi Operasional
1. Stunting merupakan kondisi dimana tinggi badan anak lebih pendek dari
tinggi badan anak yang sewajarnya hal ini dikarenakan karena terjadi
DNA secara invitro yang melibatkan beberapa tahap yang berulag (siklus)
dan pada setiap siklus terjadi duplikasi jumlah target DNA untai ganda
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Entamoeba coli pada sampel anak balita stunting menggunakan metode PCR.
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
Za2 . p . q
n=
d2
Dimana :
p = Populasi = 0,02
q = 1 – p = 1 – 0,02 = 0,98
25
Za = 1,96 (tingkat kepercayaan)
n=30,11
D. Kriteria Penelitian
1. Kriteria Inklusi
1. Kriteria Ekslusi
1. Instrumen
200μl), Pot Sampel, Tabung Eppendorf bersekrup steril 1,5 ml dan 0,5 ml
26
steril, Water Bath Shaker, Tip Aerosol steril 30μl (Gilson), Tip Aerosol
steril 20μl (Art), Tip steril (1000μl, 10μl, 200μl), Freezer, Kulkas, Rak
Microwave (Sanyo), Erlenmeyer 250 ml, Sisir gel, Cetakan gel, dan
anak balita stunting, kit ekstraksi (spin colomn), Ethanol absolute, buffer
ddH2O, enzim,buffer dan dNTP biasanya sudah bersatu pada kit yang
kita order, dalam hal ini yang biasanya kita gunakan adalah: platinum
a. Pengambilan Sampel
27
b. Ekstraksi DNA
28
marker), dicampur dan dimasukkan ke dalam sumur-sumur gel
positif.
e. Running Elektroforesis
F. Alur penelitian
Pengumpulan sampel
feses
Ekstraksi Sampel
Pemeriksaan PCR
Elektroforesis
Hasil
Pembahasan
Analisis Data
Kesimpulan
29
G. Teknik Pengumpulan Data
autometik untuk melihat hasil nematoda usus pada pasien anak balita
stunting.
deskriptif yaitu pemeriksaan anak balita stunting pada sampel darah dengan
metode PCR, untuk melihat nematoda usus pada anak balita stunting
I. Etika Penelitian
pihak RS UNHAS.
2. Setiap Subjek akan dijamin kerahasiannya atas data yang diperoleh dari
hasil tes dengan tidak menuliskan nama pasien, tetapi hanya berupa inisal
peneliti
30
DAFTAR PUSTAKA