Anda di halaman 1dari 14

TUGAS METODE PENELITAN :

REVIEW JURNAL KUALITATIF


“EVALUASI PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BALITA”

OLEH:

AISNAH
G2U120026

FAKULTAS MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI
2020

Abstrak.. Program yang telah disiapkan pemerintah dalam upaya penguatan gizi
pada balita yaitu MP Asi, PMT dan PMT-P. terdapat berbabagi penelitian yang telah
melakukan evaluasi terhadap program yang telah berlangsung. Dalam review ini
terdapat 50 artikel yang digunakan untuk menganalisis tata laksana yang dapat
digunakan dalam lingkup komunitas. Kata kunci yang digunakan yaitu evaluasi
pemberian makanan tambahan balita dan kesehatan. Filter yang digunakan adalah
publikasi dalam rentang waktu Januari 2012 hingga Desember 2020. Pemilihan
artikel yang dilakukan selanjutnya sesuai dengan kriteria tersebut dengan
memperhatikan judul, abstrak dan kata kuncinya. Berdasarkan hasil review diketahui
bahwa terdapat beragamnya permasalahan, sehingga diperlukan strategi yang berbeda
untuk setipa daerah dalam meningkatkan mutu program.

Kata kunci: evaluasi pemberian makanan tambahan balita, kesehatan

1. Pendahuluan
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah kegiatan pemberian makanan
kepada balita dalam bentuk kudapan yang aman dan bermutu beserta kegiatan
pendukung lainnya dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan pangan.
Serta mengandung nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan sasaran. Pemberian
makanan tambahan khususnya bagi kelompok rawan merupakan salah satu
strategi suplementasi dalam mengatasi masalah gizi. Survei Diet Total (SDT)
tahun 2014 diketahui bahwa lebih dari separuh balita (55,7%) mempunyai asupan
energi yang kurang dari Angka Kecukupan Energi (AKE) yang dianjurkan.
PMT dan MP ASI ditujukan untuk sasaran kelompok rawan gizi yang
meliputi balita kurus 6-59 bulan maupun anak Sekolah Dasar/MI dengan kategori
kurus yaitu balita dan anak sekolah yang berdasarkan hasil pengukuran berat
badan menurut Panjang Badan/Tinggi Badan lebih kecil dari minus dua Standar
Deviasi (<- 2 Sd), serta ibu hamil risiko Kurang Energi Kronis (KEK) yaitu ibu

hamil dengan hasil pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) lebih kecil dari 23,5
cm. PMT-P juga menjadi salah satu program lainnya yang mendukung terkait
dengan penguatan gizi pada balita. Evaluasi terkait dengan program yang telah
berjalan harus dilakukan untuk menentukan tindak lanjut penguatan gizi balita.
Berikut adalah review berbagai artikel terkait dengan evaluasi pemberian
makanan tambahan pada balita.
2. Metode
2.1. Strategi Pencarian
Proses pencarian literatur yang digunakan dilakukan secara online melalui
database google cendekia. Pencarian dilakukan dalam rentang waktu Bulan
Desember 2020. Kata kunci yang digunakan dalam proses pencarian adalah
evaluasi pemberian makanan tambahan balita dan kesehatan. Artikel yang
digunakan merupakan publikasi dengan rentang Januari 2012 hingga
Desember 2020. Penulis selanjutnya melakukan filter akhir dengan membaca
judul, abstrak serta kata kunci yang digunakan sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan.
2.2. Kriteria Inklusi
1. Artikel yang membahas atau mengevaluasi pemberian makanan tambahan
pada balita
2. Artikel yang membahas dan memenuhi informasi terkait dengan evaluasi
pemberian makanan tambahan pada balita dalam kurun waktu Januari
2012 hingga Desember 2020
3. Hasil
3.1 Pencarian Literatur
Berdasarkan pencarian awal menggunakan kata kunci diidentifikasi adalah 2240
artikel. Selanjutnya dilakukan filter dengan menggunakan rentang waktu Januari
2012 hingga Desember 2020, hasil yang diperoleh adalah 1520 artikel. Penulis
selanjutnya memilih 50 buah artikel yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan
dengan membaca judul, abstrak dan kata kunci yang terdapat di artikel.

Tabel 1. Karakteristik Studi yang Membahas terkait dengan faktor resiko


terjadinya diare pada balita

Pengarang Tempat Pengumpulan data Metode Temuan


Penelitian Evaluasi Penyakit/ Statistik Utama
Vektor
Sugianti Kabupaten Program PMT- malnutrisi Deskriptif dari aspek
Tuban P atau evaluatif input,
Pemberian ketersediaan
Makanan SDM
Tamabahan sudah
Pemulihan memadai dari
kualitas dan
kuantitasnya,
bahan PMT-P
juga sudah
memadai,
namun untuk
petunjuk
pelaksanaan
belum
terdistribusikan
dengan baik,
sarana
prasarana dan
pendanaan
juga masih
kurang.
Sementara dari
segi proses,
proses
persiapan
seperti
pendataan
balita dan
sosialisasi serta
rapat
koordinasi
sudah berjalan
dengan baik,
demikian

halnya dengan
proses
pendistribusian
paket PMT-P.
Namun, untuk
proses
penyimpanan
dan
pengangkutan
masih
kurang
memadai.
Sedangkan
untuk proses
pemantauan,
penimbangan
sudah
dilakukan
dengan baik,
akan tetapi
untuk
monitoring
selama
program PMT-
P berlangsung
masih
kurang. Dari
segi output,
masih terdapat
ketidaktepatan
sasaran,
namun,
terdapat
kenaikan berat
badan balita
sasaran yang
signifikan
setelah
program
berakhir.
Sakinah & Pusskesmas Program PMT- Malnutrisi Deskriptif program PMT-
Budi 1 Ulu P atau P sudah efektif

Pemberian dalam
Makanan meningkatkan
Tamabahan berat badan
Pemulihan balita sasaran
walaupun
masih terdapat
kendala dalam
pelaksanaan
program
Karlina, Puskesmas Program PMT- Gizi Deskriptif Pada
Dina Pucakwangi P atau buruk pelaksanaan
II Pemberian program PMT-
Kabupaten Makanan P terdapat 3
Pati Tamabahan komponen
Pemulihan yang tidak
berjalan secara
maksimal yaitu
persiapan,
pemantauan
serta
pencatatan dan
pelaporan,
serta yang
berjalan sesuai
dengan standar
yaitu
pendistribusian
dan konseling
Dewi, Desa Makanan Stunting Kuasi Terdapat
Purwati & Sokaraja tambahan dan eksperimen peningkatan
Yuliani Kulon MP-ASI pengetahuan
setelah
dilakukan
pelatihan
kepada kader
kesehatan
terkait dengan
pemberian MP
Asi dan PMT,
pengelolaan
posyandu,
komunikasi

efektif kader
dalam
penyuluhan di
posyandu

4. Pembahasan
Status nutrisi merupakan keseimbangan antara kebutuhan dan pemasukan
nutrisi, yang dibutuhkan untuk pertumbungan dan perkembangan khususnya pada
balita (Sakinah & Budi, 2020). Status nutrisi yang tidak terpenuhi dapat
menyebabkan berbagai kondisi seperti gizi buruk maupun stunting. Pada bayi dan
anak usia di bawah 2 tahun merupakan usia yang amat penting dalam tumbuh
kembang anak baik fisik maupun kecerdasannya. Pemerintah mengembagkan
beberapa program untuk mengatasi nya yaitu PMT, PMT-P, maupun MP-ASI
(Karlina, 2020; Dewi, Purwati & Yuliani, 2020).
Program Pemberian Makanan Tamabahan Pemulihan (PMT-P) merupakan
salah satu program yang dibuat oleh Pemerintah dalam penanganan masalah gizi
pada balita kurang. Evaluasi program dilakukan pada input, proses dan outputnya.
Di Kabupaten Tuban diperoleh hasil bahwa dari segi input SDM dan bahan PMT-
P telah memadai, namun petunjuk pelaksanaan, sarana prasarana, dan pendanaan
masih kurang. Dari segi proses, penyimpanan, pengangkutan dan pemantauan
masih kurang, dan dari segi output, ketepatan umur sudah sesuai dan ada
keefektifan program dalam kenaikan berat badan. Kesimpulan dalam penelitian
ini adalah program PMT-P sudah efektif dalam meningkatkan berat badan balita
sasaran walaupun masih terdapat kendala dalam pelaksanaan program (Sugianti,
2017).
Di wilayah Puskesmas 1 Ulu Palembang diketahui bahwa pada evaluasi
program PMT-P terdapat beberapa kendala seperti kurang memadainya sarana
dan prasarana di posyandu seperti timbangan bayi. Pada pelaksanaan teknis juga

terdapat kekurangan yaitu hanya terdapat petugas gizi yang kurang, sedangkan
pada proses distribusi tidak sesuai dengan jadwal pengambilan PMT-P pada bulan
berikutnya. Diperlukan adanya sosialisasi kepada kader serta kerjasama lintas
sector terkait dengan pendistribusian PMT-P di posyandu serta pengonsumsian
yang sesuai anjuran yang diberikan (Sakinah & Budi, 2020).
Evaluasi PMT-P juga dilaksanakan di Puskesmas Pucakwangi II
Kabupaten Pati. Puskesmas ini memiliki angka kejadian gizi buruk tertinggi di
Kabupaten Pati. Berdasarkan evaluasi yang dilaksanakan diketahui bahwa dari 4
komponen penting pelaksanaan program, terdapat 3 komponen atau tahap yang
belum berjalan secara maksimal. Tahapan tersebut adalah persiapan, pemantauan
serta pencatatan dan pelaporan. Sedangkan komponen yang memenuhi
persyaratan yaitu pendistribusian dan konseling. Hasil ini berbeda dengan
penelitian diatas (Karlina, 2020).
Diharapkan untuk instansi terkait dapat meningkatan sosialisasi dan
penyuluhan kepada sasaran program dan peningkatan pengawasan terhadap
pelaksanaan program pemberian makanan tambahan pemulihan (Karlina, 2020).
Dewi, Purwati & Yuliani (2020) melakukan pelatihan kepada kader terkait
dengan pencegahan stunting dengan pemberian MP-ASI dan PMT disertai
praktek pembuatannya, pengelolaan posyandu, komunikasi efektif dalam
pemverian penyuluhan oleh kader di posyandu. Setelah dilakukan pelatihan,
terdapat peningkatan pengetahuan kader secara signifikan dalam semua spek
pelatihan tersebut. Hal ini menunjukkan pelatihan dapat menjadi salah satu
pilihan untuk memandirikan kader dalam proses pemberian program.

5. Kesimpulan
Program yang telah disiapkan pemerintah dalam upaya penguatan gizi
pada balita yaitu MP Asi, PMT dan PMT-P. terdapat berbabagi penelitian yang
telah melakukan evaluasi terhadap program yang telah berlangsung. Evaluasi
dilakukan pda tahapan input, proses dan output program. Setiap daerah memiliki
permasalahan yang berbeda-beda. Setiap komponen baik input, proses maupun
output memiliki beberapa permasalahan yang harus diperbaiki. Permasalahan
pada input yang dijumpai seperti kurangnya SDM yang dimiliki, pada proses
seperti pendistribusian yang belum sesuai serta output yaitu umur yang belum
sesuai. Hal ini menunjukkan beragamnya permasalahan, sehingga diperlukan
strategi yang berbeda untuk setipa daerah dalam meningkatkan mutu program.

DAFTAR PUSTAKA

Aaron, G.J., Strutt, N., A., Guevarra E., Siling K., Norris, A., Myaat M., (2016).
Assesing Program Coverage of Two Approaches to Distibuting A
Complementary Feeding Supplement to Infants and Young Children in
Ghana. PLoS ONE, 11(10):1-19.
Abdiana, (2014), ‘Hubungan Durasi Pemberian ASI dengan Kejadian Berat Badan
Lebih Pada Anak Taman Kanak-Kanak’, Majalah Kedokteran Andalas,
Vol. 37(1): 50-57.
Adibin. 2017. Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan pada Balita Gizi
Kurus di Wilayah Kerja Puskesmas Langara. Kabupaten Konawe
Kepulauan. [Skripsi]. Politeknik Kesehatan Kendari : Kendari
Adiyasa dkk. Evaluasi Program Pemberian MP-ASI bubuk instan dan biskuit di Kota
Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur, dan Bengkulu
Utara. JurnalGizi Klinik Indonesia; 2010; Vol.6. No.3, Maret : 145-155.
Alita, Rini dan Mei Ahyanti, 2013. Keberhasilan Program Pemberian Makanan
Tambahan Pemulihan untuk Balita di Kota Bandar Lampung. Jurnal
Kesehatan, Vol.4, No.1.
Angkat AH. Determinan Stunting pada Anak Usia 12-36 Bulan di Kecamatan
Simpang Kiri Kota Subulussalam. Tesis. 2015: Universiatas Sumatera
Utara, Fakultas Kesehatan Masyarakat; 2015.
Ariyanti SF. Analisis Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah
Kerja Puskesmas Muara Tiga Kabupaten Pidie. Tesis. Medan: Universitas
Sumatera Utara, Fakultas Kesehatan Msyarakat; 2015.
Arumsari W. Evaluasi Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) pada
Balita BGM Tahun 2013. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Jember. 2014.
Briawan, D. 2012. Optimalisasi Posyandu dan Posbindu dalam Upaya Perbaikan Gizi
Masyarakat. Pembekalan KKP Ilmu Gizi. (http://fema.ipb.ac.id/wp-
content/uploads/2012/05/Posyandu-dan-Posbin du-2012-Fema.pdf)
Brockdrof, I., Draebel, TA., Ritz, C., Fabiansen, C., Brix, C., Yameogo, C.,
Oummani, R., Briend, A., Michaelsen KF., Ashorn., Filteau, S., Friss, H.,
(2016). Evaluation Of The Accepta-Bility Of Improved Sup-Plementary
Foods For The Treatment Of Moderate Acu-Te Malnutrition In Burkina
Faso Using A Mixed Method Approach. Retrieved April 6, 2016). Global
Health Web Site: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26752599
Danarsi CS. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Mikrobiologi Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Bubur Instan dengan Substitusi
Tepung Ikan Gabus dan Tepung Labu Kuning; Program Studi Ilmu Gizi
Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro. Semarang. 2016.

10

Dewi BTAS. Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan bagi Balita di


Posyandu Melati V RW V di Kelurahan Lontar Kecamatan Sambikerep
Kota Surabaya. Jurnal Universitas Negri Surabaya. 2015.
Dewi, B. T. A. S. (2015). Evaluasi Pemberian Makanan Tambahan bagi Balita di
Posyandu Melati V RW V di Kelurahan Lontar Kecamatan Sambikerep
Kota Surabaya. Skripsi. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Erlita V. Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dalam Mengatasi Gizi
Buruk pada Anak dan Dampaknya terhadap Pemenuhan Hak Warga Atas
Kecukupan Gizi di Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri;
Fakultas KIP. Universitas Sebelas Maret.2014.
Ersa, Anditia. (2013). Efektivitas Program PMT Pemulihan Terhadap Kenaikan Berat
Badan Pada Balita Status Gizi Buruk Di Kabupaten Banyumas. Jurnal
Akbid YLPP Purwokerto, 4(1)
Fauzia, Ellien. Marini. 2018. Sistem Informasi Laporan Monitoring Evaluasi
(MONEV) Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Bangka Tengah. Pangkal
Pinang : Jurnal Konfrensi Nasional Sistem Informasi
Hadiriesandi, Monica. 2016. Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan
Pemulihan untuk Balita Gizi Buruk di Puskesmas Andong Kabupaten
Boyolali, [Skripsi]. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Semarang: Semarang.
Hasdianah, Siyoto S, Pristyowati Y. Gizi: Pemanfaatan Gizi, Diet dan Obesitas
Yogyakarta: Nuha Medika; 2014.
Hosang KH. Hubungan Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Perubahan Status
Gizi Anak Balita Gizi Kurang di Kota Manado Jurnal e-Clinic. 2017;5(1).
Indriati R, Nugraheni SA, Kartini A. Evaluasi Program Pemberian Makanan
Tambahan pada Balita Kurang Gizi di Kabupaten Wonogiri Ditinjau dari
Aspek Input dan Proses. Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia.
2015;3(1).
Indriati R. Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan pada Balita
Kurang Gizi di Kabupaten Wonogiri Ditinjau dari Aspek Input dan
Proses; Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia. April; III ; 2015.
Ismail Z. Analisis Implementasi Program Penanggulangan Gizi Buruk di Puskesmas
Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Sorong Provinsi Papua Barat.
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia. April; IV 2016.
Lestari, MU. Gustina L. Dian P. 2014. Hubungan Pemberian Makanan Pendamping
Asi (MP-ASI) dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun di Kota Padang
Tahun 2012 . Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(2).
Lestari ND. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Status Gizi Balita di Wilayah
Puskesmas Sentolo 1, Kulon Progo, Yogyakarta. Tesis. Depok:
Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan; 2015.
Lubis dkk. Analisis Implementasi Program Penanggulangan Gizi Buruk pada Anak
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Labuhan, Kota Medan; Penel
Gizi Makan.2012; 35(1): 70-77.

11

Karlina, Dina. (2020).Evaluasi Pelaksanaan Program Pemberian Makanan Tambahan


Pemulihan (PMT-P) Pada Balita Gizi Buruk Di Puskesmas Pucakwangi Ii
Kabupaten Pati. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

Khoeroh H. Evaluasi Penatalaksanaan Gizi Balita Stunting di Wilayah Kerja


Puskesmas Sirampong. Unnes Journal of Public Health. Juli; VI 2017.
Marfina. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Usia 12-24
Bulan di Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh Tahun 2013. Tesis.
Medan: Universitas Sumatera Utara, Fakultas Kesehatan Masyarakat;
2014.
Mathi1, S. Hindu, Santosa H, Fitria M. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Tingkat Partisipasi Ibu dalam Penimbangan Balita Ke Posyandu di
Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah; FKM
USU. Medan.2013
Menhillo, Haran., El R.F. (2014). Successes and Challenges to Implementing an
Early Childhood Supplemental Feeding Program in Rural Honduras: A
Qualitative Study. Global Health Web Site:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24660211
Mohseni., Aidin, A., Naser, K. (2017, November 6). Factors Associated With
Malnutrition Among Under Five-Year-Old Children In Iran: A
Systematic Review. Global Health Web Site:
http://www.atmph.org/article.asp?issn=17556783;year=2017;volume=10;
i ssue=5;spage=1147;epage=1158;aulast=Mohseni
Munawaroh S. Pola Asuh Memengaruhi Status Gizi Balita. Jurnal Keperawatan.
Januari; 6(1) 2015.
Nurapriyanti I. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Status Gizi Balita di Posyandu
Kunir Putih 13 Wilayah Kerja Puskesmas Umbulharjo I Kota Yogyakarta
Tahun 2015. Naskah Publikasi. Yogyakarta: STIKes 'Aisyiyah
Yogyakarta; 2015
Nurmadinisia R. Efektivitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada Ibu Hamil
Kekurangan Energi Kronik di Kota Depok. Jakarta: Universitas Islam
Negri Jakarta; 2012.
Oktavianis. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Pada Balita di
Puskesmas Lubuk Kilangan. Jurnal Human Care. 2016; 1(3)
Pambudi RS. Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT P)
Untuk Balita Gizi Buruk di Kabupaten Gunungkidul. Tesis. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada, Ilmu Kesehatan Masyarakat; 2015
Praharmeyta, Rizma. 2011. Efektifitas Fungsi Manajemen Tenaga Pelaksana Gizi
Puskesmas Terhadap Pelaksanaan Program Penanggulangan Gizi Buruk
Di Kabupaten Demak Tahun 2010. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.

12

Purnama. Evaluasi Program Perbaikan Gizi Masyarakat pada Dinas Kesehatan di


Kabupaten Bulungan. Tesis. Jakarta: Universitas Terbuka, Ilmu
Administrasi; 2015
Rahim FK. Faktor Risio Underweight Balita umur 7-59 Bulan. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 2014;9(2).
Rauf, Suriani, Faramitha. Pengaruh Pemberian Taburia Terhadap Perubahan Status
Gizi Anak Gizi Kurang Umur 12-24 Bulan di Kecamatan Pangkajene
Kabupaten Pangkep; Media Gizi Pangan, 2012; Vol. XIII, Edisi I.
Rosari A., Rini E. A., Masrul. Hubungan Diare dengan Status Gizi Balita di
Kelurahan Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas. 2012; Vol 2 (3):111-115.
Rukim A. Pengaruh Penyimpanan terhadap Mutu Biskuit yang Diperkaya dengan
Tepung Ikan Lele Dumbo (Clariasgariepinus) Dan Isolat Protein Kedelai
(Glycine max); Departemen Gizi Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia.
IPB Bogor. 2011.
Sa'adah N, Indrawati T, Mularsih S. Hubungan Pola Asuh Gizi dengan Status Gizi
pada Balita Usia 1-3 tahun di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas
Sekaran Kota Semarang. Jurnal Dinamika Kebidanan. 2015; 5(1).
Sakinah, Sakinah And Budi, Iwan Stia (2020) Evaluasi Program Pemberian
Makanan Tambahan Pemulihan (Pmt-P) Pada Balita Kategori Bawah
Garis Merah Dan Kurus Di Puskesmas 1 Ulu Palembang. Undergraduate
Thesis, Sriwijaya University.
Sihotang FT. Masalah Gizi Balita pada Keluarga Mandah di Kecamatan Pauh
Kabupaten Sarolangun Jambi. Jurnal Precure; 2013. Vol. 1(1): 22-26.
Soekirman, 2012. Ilmu Gizidan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat.
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen
Sugianti, Elya. (2017). Evaluasi Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P)
Pada Balita Kurang Gizi Di Kabupaten Tuban. Jurnal Litbang Kebijakan,
Vol. 11 No.2.
Sulistyaningsih R. Evaluasi Program Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(Mp-Asi) Lokal Terhadap Perbaikan Status Gizi Balita Di Kelurahan
Saigon Dan Parit Mayor Kecamatan Pontianak Timur Tahun 2012
.Jurnal.Untan.ac.id/index.p hp/jmkeperawatanFK/articl e/view/3048.
2012.
Sutangi Umar. Hubungan Pengetahuan Pola Asuh Ibu dengan Status Gizi Balita di
Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat Indramayu. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. April; 1(4). 2016.
Syahputra, Ridwan. 2016. Evaluasi Program Penanggulangan Gizi Kurang di
Wilayah Kerja Puskesmas Bugangan Kecamatan Semarang Timur Kota
Semarang. [Skripsi]. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Semarang: Semarang.
WHO. New Borns: Reducing Mortality; 2013.

13

Wahyuningsih S, Devi MI. Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT)


pada Balita Gizi Kurang di Puskesmas jakenan Kabupaten Pati. Jurnal
Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat. 2017;6(2).
Wahyuningsih S. Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada
Balita Gizi Kurang di Puskesmas Jakenan Kabupaten Pati Cendikia
Utama. 2 Oktober, 2017; Vol. 6, No.4.
Wang, J., Chang, S., Zhao, L., Yu, W., Zhang, J., Man, Q., He, L., Duan, Y., Wang,
H., Scherpbler, R., Yin, S. 2017. Effectiveness of CommunityBased
Complementary Food Supplement (Yingyangbao) Distribution in
Children Aged 6-23 Months in Poor Areas in China. Plos One, 12(3): 1-
14
Wardani MS. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita di RW 06
Kelurahan Pancoran Mas Kecamatan Pancoran Mas- Depok. Jakarta:
Universitas Indonesia; 2012.
Yulindar V. Gambaran Pola Asuh dan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Balita
Bawah Garis Merah di Wilayah Puskesmas Saigon Kecamatan Pontianak
Timur. Naskah Publikasi; Fakultas Kedokteran. Universitas Tanjungpura.
Pontianak. 2012.

14

Anda mungkin juga menyukai