OLEH:
AISNAH
G2U120026
Abstrak.. Program yang telah disiapkan pemerintah dalam upaya penguatan gizi
pada balita yaitu MP Asi, PMT dan PMT-P. terdapat berbabagi penelitian yang telah
melakukan evaluasi terhadap program yang telah berlangsung. Dalam review ini
terdapat 50 artikel yang digunakan untuk menganalisis tata laksana yang dapat
digunakan dalam lingkup komunitas. Kata kunci yang digunakan yaitu evaluasi
pemberian makanan tambahan balita dan kesehatan. Filter yang digunakan adalah
publikasi dalam rentang waktu Januari 2012 hingga Desember 2020. Pemilihan
artikel yang dilakukan selanjutnya sesuai dengan kriteria tersebut dengan
memperhatikan judul, abstrak dan kata kuncinya. Berdasarkan hasil review diketahui
bahwa terdapat beragamnya permasalahan, sehingga diperlukan strategi yang berbeda
untuk setipa daerah dalam meningkatkan mutu program.
1. Pendahuluan
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah kegiatan pemberian makanan
kepada balita dalam bentuk kudapan yang aman dan bermutu beserta kegiatan
pendukung lainnya dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan pangan.
Serta mengandung nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan sasaran. Pemberian
makanan tambahan khususnya bagi kelompok rawan merupakan salah satu
strategi suplementasi dalam mengatasi masalah gizi. Survei Diet Total (SDT)
tahun 2014 diketahui bahwa lebih dari separuh balita (55,7%) mempunyai asupan
energi yang kurang dari Angka Kecukupan Energi (AKE) yang dianjurkan.
PMT dan MP ASI ditujukan untuk sasaran kelompok rawan gizi yang
meliputi balita kurus 6-59 bulan maupun anak Sekolah Dasar/MI dengan kategori
kurus yaitu balita dan anak sekolah yang berdasarkan hasil pengukuran berat
badan menurut Panjang Badan/Tinggi Badan lebih kecil dari minus dua Standar
Deviasi (<- 2 Sd), serta ibu hamil risiko Kurang Energi Kronis (KEK) yaitu ibu
hamil dengan hasil pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) lebih kecil dari 23,5
cm. PMT-P juga menjadi salah satu program lainnya yang mendukung terkait
dengan penguatan gizi pada balita. Evaluasi terkait dengan program yang telah
berjalan harus dilakukan untuk menentukan tindak lanjut penguatan gizi balita.
Berikut adalah review berbagai artikel terkait dengan evaluasi pemberian
makanan tambahan pada balita.
2. Metode
2.1. Strategi Pencarian
Proses pencarian literatur yang digunakan dilakukan secara online melalui
database google cendekia. Pencarian dilakukan dalam rentang waktu Bulan
Desember 2020. Kata kunci yang digunakan dalam proses pencarian adalah
evaluasi pemberian makanan tambahan balita dan kesehatan. Artikel yang
digunakan merupakan publikasi dengan rentang Januari 2012 hingga
Desember 2020. Penulis selanjutnya melakukan filter akhir dengan membaca
judul, abstrak serta kata kunci yang digunakan sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan.
2.2. Kriteria Inklusi
1. Artikel yang membahas atau mengevaluasi pemberian makanan tambahan
pada balita
2. Artikel yang membahas dan memenuhi informasi terkait dengan evaluasi
pemberian makanan tambahan pada balita dalam kurun waktu Januari
2012 hingga Desember 2020
3. Hasil
3.1 Pencarian Literatur
Berdasarkan pencarian awal menggunakan kata kunci diidentifikasi adalah 2240
artikel. Selanjutnya dilakukan filter dengan menggunakan rentang waktu Januari
2012 hingga Desember 2020, hasil yang diperoleh adalah 1520 artikel. Penulis
selanjutnya memilih 50 buah artikel yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan
dengan membaca judul, abstrak dan kata kunci yang terdapat di artikel.
halnya dengan
proses
pendistribusian
paket PMT-P.
Namun, untuk
proses
penyimpanan
dan
pengangkutan
masih
kurang
memadai.
Sedangkan
untuk proses
pemantauan,
penimbangan
sudah
dilakukan
dengan baik,
akan tetapi
untuk
monitoring
selama
program PMT-
P berlangsung
masih
kurang. Dari
segi output,
masih terdapat
ketidaktepatan
sasaran,
namun,
terdapat
kenaikan berat
badan balita
sasaran yang
signifikan
setelah
program
berakhir.
Sakinah & Pusskesmas Program PMT- Malnutrisi Deskriptif program PMT-
Budi 1 Ulu P atau P sudah efektif
Pemberian dalam
Makanan meningkatkan
Tamabahan berat badan
Pemulihan balita sasaran
walaupun
masih terdapat
kendala dalam
pelaksanaan
program
Karlina, Puskesmas Program PMT- Gizi Deskriptif Pada
Dina Pucakwangi P atau buruk pelaksanaan
II Pemberian program PMT-
Kabupaten Makanan P terdapat 3
Pati Tamabahan komponen
Pemulihan yang tidak
berjalan secara
maksimal yaitu
persiapan,
pemantauan
serta
pencatatan dan
pelaporan,
serta yang
berjalan sesuai
dengan standar
yaitu
pendistribusian
dan konseling
Dewi, Desa Makanan Stunting Kuasi Terdapat
Purwati & Sokaraja tambahan dan eksperimen peningkatan
Yuliani Kulon MP-ASI pengetahuan
setelah
dilakukan
pelatihan
kepada kader
kesehatan
terkait dengan
pemberian MP
Asi dan PMT,
pengelolaan
posyandu,
komunikasi
efektif kader
dalam
penyuluhan di
posyandu
4. Pembahasan
Status nutrisi merupakan keseimbangan antara kebutuhan dan pemasukan
nutrisi, yang dibutuhkan untuk pertumbungan dan perkembangan khususnya pada
balita (Sakinah & Budi, 2020). Status nutrisi yang tidak terpenuhi dapat
menyebabkan berbagai kondisi seperti gizi buruk maupun stunting. Pada bayi dan
anak usia di bawah 2 tahun merupakan usia yang amat penting dalam tumbuh
kembang anak baik fisik maupun kecerdasannya. Pemerintah mengembagkan
beberapa program untuk mengatasi nya yaitu PMT, PMT-P, maupun MP-ASI
(Karlina, 2020; Dewi, Purwati & Yuliani, 2020).
Program Pemberian Makanan Tamabahan Pemulihan (PMT-P) merupakan
salah satu program yang dibuat oleh Pemerintah dalam penanganan masalah gizi
pada balita kurang. Evaluasi program dilakukan pada input, proses dan outputnya.
Di Kabupaten Tuban diperoleh hasil bahwa dari segi input SDM dan bahan PMT-
P telah memadai, namun petunjuk pelaksanaan, sarana prasarana, dan pendanaan
masih kurang. Dari segi proses, penyimpanan, pengangkutan dan pemantauan
masih kurang, dan dari segi output, ketepatan umur sudah sesuai dan ada
keefektifan program dalam kenaikan berat badan. Kesimpulan dalam penelitian
ini adalah program PMT-P sudah efektif dalam meningkatkan berat badan balita
sasaran walaupun masih terdapat kendala dalam pelaksanaan program (Sugianti,
2017).
Di wilayah Puskesmas 1 Ulu Palembang diketahui bahwa pada evaluasi
program PMT-P terdapat beberapa kendala seperti kurang memadainya sarana
dan prasarana di posyandu seperti timbangan bayi. Pada pelaksanaan teknis juga
terdapat kekurangan yaitu hanya terdapat petugas gizi yang kurang, sedangkan
pada proses distribusi tidak sesuai dengan jadwal pengambilan PMT-P pada bulan
berikutnya. Diperlukan adanya sosialisasi kepada kader serta kerjasama lintas
sector terkait dengan pendistribusian PMT-P di posyandu serta pengonsumsian
yang sesuai anjuran yang diberikan (Sakinah & Budi, 2020).
Evaluasi PMT-P juga dilaksanakan di Puskesmas Pucakwangi II
Kabupaten Pati. Puskesmas ini memiliki angka kejadian gizi buruk tertinggi di
Kabupaten Pati. Berdasarkan evaluasi yang dilaksanakan diketahui bahwa dari 4
komponen penting pelaksanaan program, terdapat 3 komponen atau tahap yang
belum berjalan secara maksimal. Tahapan tersebut adalah persiapan, pemantauan
serta pencatatan dan pelaporan. Sedangkan komponen yang memenuhi
persyaratan yaitu pendistribusian dan konseling. Hasil ini berbeda dengan
penelitian diatas (Karlina, 2020).
Diharapkan untuk instansi terkait dapat meningkatan sosialisasi dan
penyuluhan kepada sasaran program dan peningkatan pengawasan terhadap
pelaksanaan program pemberian makanan tambahan pemulihan (Karlina, 2020).
Dewi, Purwati & Yuliani (2020) melakukan pelatihan kepada kader terkait
dengan pencegahan stunting dengan pemberian MP-ASI dan PMT disertai
praktek pembuatannya, pengelolaan posyandu, komunikasi efektif dalam
pemverian penyuluhan oleh kader di posyandu. Setelah dilakukan pelatihan,
terdapat peningkatan pengetahuan kader secara signifikan dalam semua spek
pelatihan tersebut. Hal ini menunjukkan pelatihan dapat menjadi salah satu
pilihan untuk memandirikan kader dalam proses pemberian program.
5. Kesimpulan
Program yang telah disiapkan pemerintah dalam upaya penguatan gizi
pada balita yaitu MP Asi, PMT dan PMT-P. terdapat berbabagi penelitian yang
telah melakukan evaluasi terhadap program yang telah berlangsung. Evaluasi
dilakukan pda tahapan input, proses dan output program. Setiap daerah memiliki
permasalahan yang berbeda-beda. Setiap komponen baik input, proses maupun
output memiliki beberapa permasalahan yang harus diperbaiki. Permasalahan
pada input yang dijumpai seperti kurangnya SDM yang dimiliki, pada proses
seperti pendistribusian yang belum sesuai serta output yaitu umur yang belum
sesuai. Hal ini menunjukkan beragamnya permasalahan, sehingga diperlukan
strategi yang berbeda untuk setipa daerah dalam meningkatkan mutu program.
DAFTAR PUSTAKA
Aaron, G.J., Strutt, N., A., Guevarra E., Siling K., Norris, A., Myaat M., (2016).
Assesing Program Coverage of Two Approaches to Distibuting A
Complementary Feeding Supplement to Infants and Young Children in
Ghana. PLoS ONE, 11(10):1-19.
Abdiana, (2014), ‘Hubungan Durasi Pemberian ASI dengan Kejadian Berat Badan
Lebih Pada Anak Taman Kanak-Kanak’, Majalah Kedokteran Andalas,
Vol. 37(1): 50-57.
Adibin. 2017. Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan pada Balita Gizi
Kurus di Wilayah Kerja Puskesmas Langara. Kabupaten Konawe
Kepulauan. [Skripsi]. Politeknik Kesehatan Kendari : Kendari
Adiyasa dkk. Evaluasi Program Pemberian MP-ASI bubuk instan dan biskuit di Kota
Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur, dan Bengkulu
Utara. JurnalGizi Klinik Indonesia; 2010; Vol.6. No.3, Maret : 145-155.
Alita, Rini dan Mei Ahyanti, 2013. Keberhasilan Program Pemberian Makanan
Tambahan Pemulihan untuk Balita di Kota Bandar Lampung. Jurnal
Kesehatan, Vol.4, No.1.
Angkat AH. Determinan Stunting pada Anak Usia 12-36 Bulan di Kecamatan
Simpang Kiri Kota Subulussalam. Tesis. 2015: Universiatas Sumatera
Utara, Fakultas Kesehatan Masyarakat; 2015.
Ariyanti SF. Analisis Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah
Kerja Puskesmas Muara Tiga Kabupaten Pidie. Tesis. Medan: Universitas
Sumatera Utara, Fakultas Kesehatan Msyarakat; 2015.
Arumsari W. Evaluasi Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) pada
Balita BGM Tahun 2013. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Jember. 2014.
Briawan, D. 2012. Optimalisasi Posyandu dan Posbindu dalam Upaya Perbaikan Gizi
Masyarakat. Pembekalan KKP Ilmu Gizi. (http://fema.ipb.ac.id/wp-
content/uploads/2012/05/Posyandu-dan-Posbin du-2012-Fema.pdf)
Brockdrof, I., Draebel, TA., Ritz, C., Fabiansen, C., Brix, C., Yameogo, C.,
Oummani, R., Briend, A., Michaelsen KF., Ashorn., Filteau, S., Friss, H.,
(2016). Evaluation Of The Accepta-Bility Of Improved Sup-Plementary
Foods For The Treatment Of Moderate Acu-Te Malnutrition In Burkina
Faso Using A Mixed Method Approach. Retrieved April 6, 2016). Global
Health Web Site: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26752599
Danarsi CS. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Mikrobiologi Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Bubur Instan dengan Substitusi
Tepung Ikan Gabus dan Tepung Labu Kuning; Program Studi Ilmu Gizi
Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro. Semarang. 2016.
10
11
12
13
14