OLEH:
IWAN
G2U120019
1. Pendahuluan
Penyakit hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia.
Hepatitis adalah peradangan sel-sel hati, biasanya disebabkan infeksi (virus,
bakteri, parasit), obat-obatan (termasuk obat tradisional), konsumsi alkohol,
lemak berlebih, dan penyakit autoimun. Hepatitis dapat disebabkan oleh berbagai
virus seperti virus hepatitis A (HAV), hepatitis B (HBV), hepatitis C (HCV),
hepatitis D (HDV), dan hepatitis E (HEV). Penyakit ini dapat menyerang semua
kelompok usia dan disebabkan oleh berbagai hal. Hal ini menyebabkan
pencegahan dan penatalaksanaan kejadian ini penting untuk diulas.
Terdapat berbagai upaya yang telah dilakukan untuk penatalaksanaan kejadian
ini. Berikut adalah review berbagai artikel terkait dengan pencegahan dan
penatalaksanaan hepatitis.
2. Metode
2.1. Strategi Pencarian
Proses pencarian literatur yang digunakan dilakukan secara online melalui
database google cendekia. Pencarian dilakukan dalam rentang waktu Bulan
Desember 2020. Kata kunci yang digunakan dalam proses pencarian adalah
hepatitis, pencegahan dan penatalaksanaan, komunitas dan kesehatan
masyarakat. Artikel yang digunakan merupakan publikasi dengan rentang
Januari 2012 hingga Desember 2020. Penulis selanjutnya melakukan filter
akhir dengan membaca judul, abstrak serta kata kunci yang digunakan sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan.
2.2. Kriteria Inklusi
1. Artikel yang membahas atau mengevaluasi pencegahan dan
penatalaksanaan hepatitis
2. Artikel yang membahas dan memenuhi informasi terkait dengan
mengevaluasi pencegahan dan penatalaksanaan hepatitis dalam kurun
waktu Januari 2012 hingga Desember 2020
3. Hasil
3.1 Pencarian Literatur
Berdasarkan pencarian awal menggunakan kata kunci diidentifikasi adalah 1650
artikel. Selanjutnya dilakukan filter dengan menggunakan rentang waktu Januari
2012 hingga Desember 2020, hasil yang diperoleh adalah 1120 artikel. Penulis
selanjutnya memilih 50 buah artikel yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan
dengan membaca judul, abstrak dan kata kunci yang terdapat di artikel.
4. Pembahasan
Penyakit hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia.
Penyakit ini dapat menyerang siapaun. Salah satu kelompok yang dapat terkana
adalah ibu hamil Rendahnya pemeriksaan atau skrining hepatitis B pada wanita
hamil dapat meningkatkan risiko penularan secara vertical. Penularan infeksi
VHB dapat terjadi dengan 2 cara, yaitu penularan horizontal dan vertikal.
Penularan horizontal VHB dapat melalui penularan perkutan, melalui selaput
lendir atau mukosa. Penularan vertikal atau mother-to-child-transmission (MTCT)
terjadi jika ibu hamil penderita hepatitis B akut atau pengidap persisten HBV
menularkan ke bayi yang dikandungnya atau dilahirkannya (Yelemkoure, 2018).
Khumaedi, Gani & Hasan (2016) menyebutkan bahwa pada daerah
endemis diantaranya Asia Tenggara, transmisi hepatitis B dari ibu ke bayi
mencapai 25-30% dengan risiko infeksi mencapai 60% selama kehidupan.
Dengan demikian, diperlukan upaya pencegahan transmisi tersebut dengan
memperhatikan kemungkinan kegagalan imunoprofilaksis. Imunoprofilaksis
dinilai sebagai bagian terpenting dalam pencegahan transmisi vertikal hepatitis B
dan konsekuensinya
Benny (2020) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa salah satu
pencegahan yang efektif mencegah penularan dari ibu ke anak dapat dilakukan
dengan immunoglobulin dan vaksin hepatitis. Imunoglobulin dan vaksin hepatitis
B mempunyai efektifitas sebesar 97.9% dalam mencegah transmisi vertikal
hepatitis B dari ibu ke anaknya. Hal ini diperkuat oleh penelitian Butar &
Misnaniarti (2019) bahwa immunoglobulin/HBIg secara efektif dapat mencegah
transmisi atau penularan hepatitis B dari ibu ke anak. HBIg dapat diberikan
kepada bayi baru lahir dalam kurun waktu kurang dari 12 jam. Hal ini ekuivalen
dengan pemberian vaksin hepatitis B secara komplit , sehingga bayi mempunyai
antibody.
The American Congress of Obstetrics and Gynecology (ACOG)
merekomendasikan skrining VHB pada wanita hamil. Selain itu, pada ibu hamil
juga dapat diberikan terapi antiviral. Tujuan utama terapi antiviral pasien hamil
adalah untuk mengurangi risiko transmisi virus secara vertikal. Anti-virus lini
pertama yang direkomendasikan adalah yang resistensinya rendah (contoh:
tenofovir and entecavir (Gozali, 2020). Sedangkan pada penelitian Yuni, Chyntia
& Ndaru (2020) diketahui bahwa di rumah sakait Yogyakarta menggunakan
antiviral yang paling banyak untuk hepatitis B adalah lamivudin (40,78%), terapi
hepatoprotektor yaitu curcuma (82,26%), terapi simtomatik yaitu domperidon
(33,6%), vitamin K sebagai terapi suportif tunggal (33,4%). Kesesuaian terapi
yang diberikan 91,7% sesuai dan 8,3% tidak sesuai
5. Kesimpulan
Berdarsarkan review diatas diketahui bahwa terdapat beberapa pilihan
pencegahan penularan penyakit hepatitis B pada ibu hamil yang dapat
diberikan yaitu immunoglobulin dan vaksin hepatitis B yang dapat diberikan
kurang dari 12 jam setelah melahirkan. Sedangkan untuk tata laksananya
dapat diberikan antiviral dengan berbagai jenis yang telah ada.
DAFTAR PUSTAKA
Ott JJ, Stevens GA, Groeger J, Wiersma ST. Global epidemiology of hepatitis B virus
infection: new estimates of age specific HBsAg seroprevalence and
endemicity. Vaccine. 2012; 30: 2212-9.
Pellissier G, Yazdanpanah Y, Adehossi E, Tosini W, Madougou B, Ibrahima K, et al.
Is universal HBV vaccination of healthcare workers a relevant strategy in
developing endemic countries? The case of a university hospital in Niger.
PloS One. 2012;7:e44442.
Primadharsini PP, Wibawa ID. 2013. Correlation between Quantitative HBsAg and
HBVDNA in Chronic Hepatitis B Infection. The Indonesian Journal of
Gastroenterology, Hepatology And Digestive Endoscopy.14(1):9-12.
Pusparini, Ajeng. 2017. Tatalakasana Persalinan Pada Kehamilan Dengan Hepatitis
B. Medula Unila . Volume 7. Nomor 2.
Razavi-Shearer D, Razavi H. Global prevalence of hepatitis B virus infection and
prevention of mother to child transmission – Authors’ reply. Lancet
Gastroenterol Hepatol. 2018;3(9):599.
Rehman R, Iqbal A, Syed S, Kamran A. Evaluation of integrated learning program of
undergraduate medical students. Pak J Physiol. 2011; 7: 37–41.
Rosalina, Ina. 2012. Hubungan Polimorfisme Gen Tlr 9 (Rs5743836) Dan Tlr 2
(Rs3804099 Dan Rs3804100) Dengan Pembentukan Anti-HBS Pada
Anak Pascavaksinasi Hepatitis B. Vol. 2 Nomor 3 Edisi Desember 2012
IJAS. Universitas Padjajaran. Bandung.
Sarin SK, Kumar M, Lau GK., Abbas Z, Chan HL, Chen CJ, et al. Asian-Pacific
clinical practice guidelines on the management of hepatitis B: a 2015
update. Hepatol Int. 2016; 10(1): 98.
Schillie S, Vellozzi C, Reingold A, et al. Prevention of hepatitis B virus infection in
the United States: Recommendations of the Advisory Committee on
Immunization Practices. MMWR Recomm Rep. 2018;67(No. RR-1):1–
31.
Singh A, Purohit B. Knowledge, Attitude and Practice towards Infection Control
Measures and its Correlation among Dental Students in Bhopal city,
Central India. International Journal of Infection Control. 2011;7.
Thomas HC, Lok AS, Locarnini SA, Zuckerman AJ (eds). Viral Hepatitis Fourth
Edition. United Kingdom : Wiley Blackwell; 2014.
Triana, Vivi. 2016. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Imunisasi Dasar
Lengkap Pada Bayi Tahun 2015. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas.
April 2016 - September 2016. Vol. 10, No. 2, Hal. 123-135.
Ulfah Suryani, 2015. Metode Nucleic Acid Test Untuk Uji Saring Virus Hepatitis B
Pada Darah Donor Dengan Hepatitis B Occult.
Yano Y, Utsumi T, Lusida MI, Hayashi Y. Hepatitis B virus infection in Indonesia.
World J Gastroenterol. 2015; 21(38): 10714-10720.
Yelemkoure ET, Yonli AT, Montesano C, Ouattara AK, Diarra B, et. al. Prevention
of mother to child transmission of hepatitis B virus in Burkina Faso.
Screening, vaccination and evaluation of post-vaccination antibodies
10
11