Anda di halaman 1dari 7

NO JUDUL ARTIKEL NAMA PENULIS NAMA JURNAL TAHUN INDEX JURNAL TUJUAN METODE ABSTRAK SUMBE

. TERBIT R

1. SURVEILANS GIZI Abas Basuni Prosiding TIN 2022 garuda Informasi ini survey pangan dan Latar belakang: Google
DALAM Jahari, M.Sc, PERSAGI menyediakan gizi skala luas, Surveilans gizi adalah Scholar
PENANGANAN Ph.D dasar bagi mengumpulkan data suatu system yang
MASALAH GIZI mereka yang kuantitatif dan bertujuan untuk
TERKINI bertanggung kualitatif, surveilans menyediakan informasi
jawab membuat sentinel, data sensus terkini secara teratur
keputusan untuk sekolah, tentang keadaan gizi
perencanaan, pemantauan suatu populasi dan
kebijakan dan pertumbuhan. faktor-faktor yang
pengelolaan mempengaruhinya
program gizi, melalui pengumpulan,
untuk analisis data gizi dan
menentukan faktor-faktornya secara
tindakan yang teratur dan
bersifat segera, berkelanjutan.
jangka pendek, Informasi ini
jangka menegah menyediakan dasar
maupun jangka bagi mereka yang
panjang, serta bertanggung jawab
untuk membuat keputusan
mengevaluasi untuk perencanaan,
efektivitasnya kebijakan dan
pengelolaan program
gizi, untuk menentukan
tindakan yang bersifat
segera, jangka pendek,
jangka menegah
maupun jangka
panjang, serta untuk
mengevaluasi
efektivitasnya.
Surveilans gizi seperti
halnya surveilans di
bidang lainnya memiliki
tiga prinsip kegiatan
yaitu pengumpulan
data (asesmen),
pengolahan (analisis)
data dan diseminasi
hasil analisis kepada
para pemangku
kepentinga untuk
dimanfaatkan dalam
upaya peningkatan
status gizi masyarakat
(aksi). Surveilans gizi di
Indonesia: Surveilans
gizi di Indonesia
dikembangkan pada
awal tahun 1980-1985
dengan lokasi contoh di
kabupaten Lombok
Tengah,Nusa Tenggara
Barat dan di kabupaten
Boyolali, Jawa Tengah
dengan focus
mengembangkan Sistim
Isyarat Dinik untu
Intervensi (SIDI) untuk
upaya pencegahan
terhadap kejadian
rawan pangan.
Kemudian setelahnya
dikembangkan ke
provinsi lainnya dengan
berubah nama menjadi
Sistem Pewaspadaan
dan Gizi (SKPG), dan
pada sekitar tahun
2010 berubah nama
menjadi Surveilans Gizi.
Baik SKPG maupun
Surveilans Gizi sudah
mencakup
pemanfaatan data
Pemantauan Status Gizi
(PSG), dan data
Pemantauan
Pertumbuhan Balita.
Permasalahan:
Berdasarkan konsep
kegiatan surveilans gizi
di atas maka
sebenarnya surveilans
gizi merupakan
instrument penting
dalam menyenyediakan
bukti (evidens) untuk
peningkatan efektivitas
upaya perbaikan gizi.
Namun disisi lain jejak
dan langkah kegiatan
surveilans gizi sampai
saat ini masih belum
nyata kelihatan.
Sebagai contoh data
yang terkumpul secara
teratur dan kontinyu
seperti data
Pemantauan
Pertumbuhan Balita
(PPB) dan data Tinggi
Badan Anak Baru
Sekolah (TBABS) belum
secara optiimal

2. ANALISIS FAKTOR- Gladys MEDIA Desember Dimension,microsoft menganalisa efek Stunting adalah Google
FAKTOR RISIKO Apriluana* dan penelitian dan 2020 academic,LENS.ORG dari faktor-faktor gangguan scholar
TERHADAP Sandra Fikawati pengembangan risiko determinan literature review, pertumbuhan linier
KEJADIAN kesehatan terhadap menggunakan study yang disebabkan
STUNTING PADA kejadian cross-sectional kurang gizi yang
BALITA (0-59 denganrespondenny berlangsung kronis.
BULAN) DI stunting pada a adalah anak
NEGARA balita dengan Keadaan gizi balita
BERKEMBANG pendek menjadi
DAN ASIA stunting usia 0-59 penyebab 2,2 juta dari
TENGGARA bulan seluruh penyebab
kematian balita di
seluruh

. dunia. Tujuan dari

review

literatur ini adalah


menganalisa efek dari
faktor-faktor risiko
determinan terhadap

kejadian

stunting

pada balita. Desain


penelitian ini adalah

literature review

. Artikel-artikel yang
dipilih

dengan

search engine

adalah artikel

correlation research
yang menggunakan

study cross-sectional

dengan respondennya
adalah anak dengan

stunting

usia 0-59 bulan.


Kriteria inklusi artikel
yang dipilih

adalah anak dengan

stunting

, berusia 0-59 bulan,


wilayah negara
berkembang (termasuk
wilayah Asia

Tenggara), memiliki
KMS, masih memiliki
orang tua lengkap.
Proses pencarian
hingga pengeksklusian

artikel-artikel yang
digunakan untuk

review

literatur ini
menggunakan metode
PRISMA. Hasil
penelitian

menunjukkan faktor
status gizi dengan berat
badan lahir < 2.500
gram memiliki
pengaruh secara
bermakna

terhadap kejadian

stunting

pada anak dan


memiliki risiko
mengalami

stunting

sebesar 3,82 kali.


Faktor

pendidikan ibu rendah


memiliki pengaruh
secara bermakna
terhadap kejadian

stunting

pada anak dan

memiliki risiko
mengalami

stunting

sebanyak 1,67 kali.


Faktor pendapatan
rumah tangga yang
rendah
diidentifikasi sebagai

predictor

signifikan untuk

stunting

pada balita sebesar 2,1


kali. Faktor sanitasi
yang

tidak baik memiliki


pengaruh yang
signifikan terhadap
kejadian

stunting

pada balita dan


memiliki risiko

mengalami

stunting

hingga sebesar 5,0 kali.


Kesimpulan penelitian
ini adalah semakin
rendahnya berat

badan lahir (BBLR),


tingkat pendidikan ibu,
pendapatan rumah
tangga, dan kurangnya

hygiene

sanitasi

rumah maka risiko


balita menjadi

stunting

semakin besar

3. Faktor Pemberian Meri Journal obsei 2021 Academia.edu,garud mengidentifikasi Pencarian secara Stunting merupakan Google
Nutrisi Masa Anggryni1, a faktor-faktor sistematik dari masalah kesehatan Scholar
Golden Age Wiwi pemberian nutrisi literature 2015-2020 utama yang dapat
dengan Kejadian Mardiah2, Yanti pada masa menggunakan menghambat masa
Stunting pada Hermayanti3, golden age yang Google Scholar, depan bangsa. Hal
Balita di Negara Windy menyebabkan Proquest, Pubmed, tersebut terindikasi dari
Berkembang Rakhmawati4, kejadian stunting Taylor and Francis, tingginya prevalensi
Gusgus Graha pada balita di Plos One stunting serta dampak
Ramdhanie5, negara buruk yang
Henny Suzana berkembang ditimbulkan. Tujuan
Mediani6 termasuk review ini adalah
Indonesia. mengidentifikasi faktor-
faktor pemberian
nutrisi pada masa
golden age yang
menyebabkan kejadian
stunting pada balita di
negara berkembang
termasuk Indonesia.
Pencarian secara
sistematik dari
literature 2015-2020
menggunakan Google
Scholar, Proquest,
Pubmed, Taylor and
Francis, Plos One. Kata
kunci pencarian:
pemberian nutrisi,
masa golden age,
balita, stunting, negara
berkembang. Peneliti
memperoleh 28 artikel
final yang dianalisis
sesuai kriteria. Hasil
menggambarkan faktor
penyebab kejadian
stunting terjadi sejak
kehamilan akibat
kekurangan nutrisi pada
masa tersebut, inisiasi
menyusui dini kurang
dari 1 jam kelahiran
maupun tidak sama
sekali, pemberian ASI
terhenti 12 bulan, dan
makanan yang
diberikan tidak
bervariasi dengan
frekuensi dan tekstur
yang tidak sesuai usia.

4. FAKTOR-FAKTOR Alpin1 , Wa Jurnal ilmiah September Sinta 5 mengetahui desain studi cross Tujuan Penelitian scispes
YANG Ode Salma2* , OBSGIN 2021 faktor-faktor sectional. Analisisnya adalah untuk
MEMENGARUHI Ramadhan yang mengetahui faktor-
KEJADIAN GIZI Tosepu3 yang digunakan faktor yang
BURUK PADA mempengaruhi adalah univariat,
BALITA DIMASA kejadian gizi bivariat dan mempengaruhi
PANDEMIK buruk pada Balita multivariat. kejadian gizi buruk
COVID-19 DI selama pada Balita selama
WILAYAH KERJA
PUSKESMAS Pandemi Covid- Pandemi Covid-19 di
TAWANGA 19 di wilayah wilayah kerja Tawanga
KABUPATEN kerja Tawanga
Puskesmas Kabupaten
KONAWE
Puskesmas Konawe Sulawesi
PROVINSI
Kabupaten Tenggara
SULAWESI
Konawe Sulawesi
TENGGARA
Tenggara Propinsi. Jenis
penelitian ini adalah
Propinsi. observasional analitik

Penelitian dengan
menggunakan desain
studi cross sectional.
Analisisnya

yang digunakan adalah


univariat, bivariat dan
multivariat.
Pengambilan sampel

Teknik yang digunakan


adalah simple random
sampling dengan
mengambil sampel

ukuran 97 responden.
Tidak ada efek antara
ibu

pendidikan dan
kejadian gizi buruk
pada anak

balita (ρNilai 0,596 >α =


0,05); Ada pengaruh
dari

pengetahuan ibu
dengan kejadian gizi
buruk di

anak balita (ρValue =


0,047 <α = 0,05); Ada
sebuah
pengaruh pendapatan
keluarga dengan
kejadian

gizi buruk pada balita


(ρNilai = 0,000 <α =

0,05); Ada pengaruh


riwayat penularan

penyakit yang
mempengaruhi
kejadian gizi buruk
pada anak

balita (ρNilai = 0,016 <α


= 0,05); Ada
pengaruhnya

pola asuh dengan


kejadian gizi buruk
pada Balita

(ρNilai = 0,000 <α =


0,05); Ada pengaruh
dari angka tersebut

anggota keluarga
dengan kejadian gizi
buruk di

anak balita (ρNilai =


0,001 <α = 0,05). Hasil
dari

analisis multivariat
menunjukkan yang
paling berpengaruh

Faktor penyebab
terjadinya gizi buruk
antara lain pendapatan

dengan nilai signifikansi


Nilai 0,000, dan
banyaknya

anggota keluarga
dengan nilai signifikansi
Value 0,051.

Terdapat pengaruh
antara pengetahuan,
pendapatan keluarga,

pekerjaan ibu, riwayat


penyakit menular,

pola asuh dan jumlah


anggota keluarga

Gizi Buruk pada Balita


Saat Pandemi Covid-19
di

wilayah kerja
Puskesmas Tawanga
Konawe

Kabupaten, Provinsi
Sulawesi Tenggara
sehingga Puskesmas

sebagai penjaga
gerbang perlu
meningkatkan
pendidikan melalui
program konseling gizi.

5. Penyuluhan Gizi Risya Ahriyasna Jurnal abdimas 2020 Garuda,stikes meningkatkan penyuluhan gizi Beban gizi ganda Google
Seimbang Sebagai kesehatan perintis pengetahuan seimbang serta (double burden of scholar
Upaya Penurunan Wilda Laila, perintis tentang gizi tanya jawab guna malnutrition)
Kejadian Beban Dezi Ilham seimbang pencegahan beban merupakan masalah
Gizi Ganda Siswa sebagai upaya gizi ganda pada gizi pada tingkat global
SDN 21 Sungai penurunan siswa SDN 21 Sungai maupun nasional masih
Bangek prevalensi Bangek Kecamatan menjadi masalah serius
Kecamatan Koto masalah gizi Koto Tangah Kota di negara berkembang
Tangah Kota ganda khususnya Padang salah satunya di
Padang di kota Padang. Indonesia. Prevalensi
masalah gizi ganda di
Indonesia pada tahun
2013 sebesar 11,2%
untuk status gizi kurus
dan 18,8% untuk status
gizi gemuk. Pengabdian
masyarakat(pengabmas
) ini bertujuan untuk
meningkatkan
pengetahuan tentang
gizi seimbang sebagai
upaya penurunan
prevalensi masalah gizi
ganda khususnya di
kota Padang. Kegiatan
pengabmas ini
dilakukan pada siswa-
siswi SDN 21 Sungai
Bangek Kecamatan
Koto Tangah Kota
Padang pada bulan
Desember 2019.
Metode yang
digunakan adalah
penyuluhan gizi
seimbang serta tanya
jawab guna
pencegahan beban gizi
ganda pada siswa SDN
21 Sungai Bangek
Kecamatan Koto
Tangah Kota Padang.
Hasil kegiatan ini
memperlihatkan
peningkatan
pengetahuan siswa
terkait gizi seimbang
yang diketahui melalui
proses tanya jawab
sebelum dan sesudah
penyuluhan selama
kegiatan pengabmas
berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai