Anda di halaman 1dari 9

Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara

e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2020

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM RUJUK BALIK PESERTA


JKN PADA RUMAH SAKIT PTPN VIII SUBANG

Oleh :
Jajat Sudradjat
jajatsudradjat69@gmail.com
Program Pascasarjana Magister Ilmu Administrasi Universitas Subang

ABSTRAK

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui bagaimana Implementasi


Kebijakan Program Rekonsiliasi Rumah Sakit di Rumah Sakit PTPN VIII Subang.
Sedangkan secara khusus adalah untuk mengetahui apakah Implementasi Kebijakan
Program Rekonsiliasi Rumah Sakit berhasil dalam pelaksanaannya. Dalam penelitian
ini penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk
mendeskripsikan masalah-masalah yang sedang berlangsung pada saat penelitian
dilakukan, sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Dengan demikian hipotesis penelitian ini adalah Penerapan
Kebijakan Program Rekonsiliasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit PTPN VIII Subang
yang berhasil ditentukan oleh Kebijakan Isi, Kebijakan Pelaksana dan Kebijakan
Lingkungan, dan dapat dikatakan bahwa pelaksanaannya belum berhasil.
Berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan faktor-faktor tersebut diatas maka
dapat diperoleh kesimpulan bahwa pada dasarnya ketiga faktor diatas tidak
berpengaruh terhadap keberhasilan Penerapan Kebijakan Program Rekonsiliasi
Rumah Sakit di Rumah Sakit PTPN VIII Subang.

Kata Kunci : Implementasi Kebijakan, Program Rekonsiliasi.

A. PENDAHULUAN dalam bisnis pelayanannya. Kelalaian


Rumah Sakit PT.Perkebunan dan keterlambatan didalam
Nusantara VIII Subang adalah suatu mengantisipasi perubahan dan melakukan
organisasi layanan kesehatan yang tidak penyesuaian-penyesuaian akan berarti
akan pernah menjadi suatu organisasi hilangnya kesempatan dan kerugian,
yang solitaire atau terisolir dari sehingga diperlukan paradigma baru
lingkungannya, akan tetapi merupakan didalam pengelolaannya. Terbentuknya
organisasi yang hidup dalam lingkungan paradigma baru menuntut cara pandang
dinamis dan syarat dengan dinamika dan cara berpikir (mind-set) yang
persaingan. terkadang harus berani mematahkan
Dalam kondisi persaingan yang tradisi yang ada, sekalipun tradisi itu
semakin ketat seperti saat ini, Rumah sepertinya masih cocok untuk masa
Sakit PT. Perkebunan Nusantara VIII sekarang ini dan dianut banyak orang
Subang dituntut untuk peka menangkap (breaking the rule). Rumah Sakit PT.
dan menyaring opini yang berkembang Perkebunan Nusantara VIII Subang terus
dimasyarakat. Dari hari ke hari Rumah berusaha meningkatkan kualitas
Sakit PTPN VIII Subang terus pelayanannya serta tetap mengarahkan
mengadakan penyesuaian - penyesuaian orientasi pelayanan kesehatannya kepada

251
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2020

pasien sebagai pengguna jasa layanan untuk penyakit Diabetes Melitus,


kesehatan (consumer oriented), antara hipertensi, jantung, asma, Penyakit Paru
lain dengan menyelenggrakan Program Obstruktif Kronis (PPOK), epilepsi,
BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan gangguan kesehatan jiwa kronis, stroke
berfungsi menyelenggarakan program dan Sistemik Lupus Eritematosus (SLE).
jaminan kesehatan”. Jaminan kesehatan Tujuan PRB adalah meningkatkan
menurut UU SJSN diselenggarakan aksesibilitas, kualitas pelayanan, dan
secara nasional berdasarkan prinsip efisiensi biaya kesehatan. Angka rujuk
asuransi sosial dan prinsip ekuitas, balik dari Rumah Sakit PT. Perkebunan
dengan tujuan menjamin agar peserta Nusantara VIII Subang masih rendah dan
memperoleh manfaat pemeliharaan antrian pasien di rumah sakit masih
kesehatan dan perlindungan dalam tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. menganalisis implementasi PRB peserta
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan JKN di Rumah Sakit PT. Perkebunan
kepada peserta BPJS Kesehatan dan Nusantara VIII Subang dan menganalisis
mempermudah akses pelayanan faktor-faktor yang berpengaruh, yaitu
kesehatan kepada peserta penderita faktor isi atau konten kebijakan, faktor
penyakit kronis, maka BPJS Kesehatan implementator atau pelaksana dan
melaksanakan Program Rujuk Balik. kelompok sasaran, serta faktor
Pelayanan Program Rujuk Balik lingkungan dimana kebijakan tersebut di
diberikan kepada peserta BPJS Kesehatan implementasikan, ketiga faktor tersebut
penderita penyakit kronis yaitu pasien diatas belum menunjukan dukungannya
yang masih memerlukan pengobatan atau terhadap keberhasilan kebijakan tersebut.
asuhan keperawatan dalam jangka Jenis penelitian yang dilakukan
panjang. merupakan penelitian kualitatif dengan
Pelayanan Program Rujuk Balik pendekatan deskriptif.
(PRB) adalah Pelayanan kesehatan yang 1. Rumusan Masalah
diberikan kepada penderita di Fasilitas Bertitik tolak dari latar belakang
Kesehatan atas rujukan dari Dokter penelitian yang telah diuraikan di atas
Spesialis/Sub Spesialis yang merawat. bahwa Rujuk Balik harus dilaksanakan
Peserta yang berhak memperoleh obat dengan tujuan untuk menjamin pasien
PRB adalah: Peserta dengan diagnosa dalam menerima pelayanan kesehatan
penyakit kronis yang telah ditetapkan perseorangan secara berkualitas dan
dalam kondisi terkontrol/stabil oleh memuaskan, mulai dari lokasi pelayanan
dokter Spesialis/Sub Spesialis dan telah kesehatan yang mudah dijangkau, biaya
mendaftarkan diri untuk menjadi peserta yang paling sesuai dengan pasien,
Program Rujuk Balik. Menurut sehingga pelayanan kesehatan dapat
Permenkes Nomor 59 Tahun 2014, dilaksanakan secara efektif dan efisien.
pelayanan obat program rujuk balik dapat Dengan demikian berdasarkan
diberikan oleh farmasi, puskesmas dan kondisi tersebut penulis mencoba
apotek atau instalasi farmasi klinik membuat rumusan permasalahan dalam
pratama yang bekerjasama dengan BPJS penelitian sebagai berikut :“Bagaimana
Kesehatan. Pelayanan obat kronis Implementasi Kebijakan Program
program rujuk balik tersebut diberikan Rujuk Balik Peserta Jaminan
252
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2020

Kesehatan Nasional di Rumah Sakit balik pada pasien Jaminan


PT.Perkebunan Nusantara VIII Kesehatan Nasional.
Subang?
2. Tujuan Penelitian B. KAJIAN PUSTAKA
a) Tujuan Umum : Kebijakan publik mcnurut
Tujuan penelitian ini adalah pandangan Anderson (dalam Muchlis
untuk mengetahui Hamdi, 2014 ; 36), karakter utama dari
implementasi kebijakan kebijakan publik adalah :
program rujuk balik pada 1. Setiap kebijakan publik selalu
Rumah Sakit PTPN VIII memiliki tujuan, yakni untuk
Subang. menyelesaikan masalah publik.
b) Tujuan Khusus : Setiap kebijakan publik akan
Tujuan penelitian selalu mengandung makna
ini dimaksudkan sebagai suatu upaya
apakah implementasi masayarakat untuk mencari
kebijakan program rujuk balik pemecahan masalah yang
pada Rumah Sakit PTPN VIII mereka hadapi dalam
Subang dapat direalisasikan kehidupan sehari-hari. Dalam
dan berhasil. kontek ini kebijakan publik
3. Manfaat Penelitian Kegunaan juga dapat dipandang sebagai
Penelitian suatu upaya untuk
Penelitian ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah
bermanfaat baik dari segi teoritis dan bersama warga negara yang
pengambilan keputusan dan segi praktis. tidak dapat mereka tanggulangi
a) Kegunaan Teoritis secara perorangan.
Bagi pembaca dan peneliti 2. Setiap kebijakan publik selalu
sejenis, diharapkan dapat merupakan pola tindakan yang
memberikan sumbangan terjabarkan dalam program dan
pemikiran untuk mengadakan kegiatan. Oleh karena itu suatu
pengkajian lebih kebijakan publik secara lebih
komprehensif tentang konkret dapat diamati dalam
implementasi program rujuk wujud rencana, program, dan
balik bagi pasien BPJS di kegiatan.
Rumah Sakit dalam standar Dalam konteks ini, aspek khas
pengelolaan Rumah Sakit dari kebijakan publik adalah
sebagai upaya dalam esensinya sebagai suatu upaya
peningkatan mutu pelayanan. untuk menemukan jawaban
b) Kegunaan Praktis terhadap persoalan atau
Bagi Rumah Sakit PT. masalah yang sulit.
Perkebunan Nusantara VIII 3. Setiap kebijakan publik selalu
Subang Penelitian ini dapat termuat dalam hukum positif.
digunakan sebagai bahan Berdasarkan teori yang
masukan untuk analisis dikemukakan oleh Grindle (dalam
implementasi program rujuk Budiman Rusli 2015:96), Menjelaskan
253
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2020

bahwa keberhasilan implementasi sebuah mencapai tujuan kebijakan. Ada banyak


kebijakan dipengaruhi oleh faktor: dasar acuan, petunjuk, tata cara dan
1. Isi atau konten kebijakan prosedur dalam bentuk sebuah kebijakan
Sebuah kebijakan yang baik harus untuk dilaksanakan dalam bentuk sebuah
jelas dari sisi isi kebijakannya, mudah kebijakan untuk dilaksanakan dalam
dikomunikasikan kepada sasaran, mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
didukung oleh sumber daya finansial. Semua bentuk dan jenis kebijakan itu
2. Implementator adalah sesuatu yang penting karena ia
Kebijakan dapat diimplementsikan adalah sebuah rangkaian dalam sebuah
dengan baik apabila para pelaksana sistem kebijakan, sehingga tidak ada jenis
memiliki kapabilitas, kompetensi, kebijakan yang dianggap tidak penting
konsisten dalam melaksanakan tugas atau dianggap sepele bahkan diabaikan
serta memiliki komitmen. Pada dasarnya keberadaannya.
implementator atau pelaksana ini harus 5. Model Implementasi Kebijakan
dapat melaksanakan tugasnya sesuai Model yang sering dianggap paling
dengan arahan dari si pembuat tiga faktor klasik yaitu model proses atau alur
yatiu faktor isi atau konten kebijakan, pelaksanaan kebijakan yang
faktor implementator atau pelaksana dan dikemukakan oleh Smith (dalam
kelompok sasaran, serta faktor Budiman Rusli, 2015:93), ada empat
lingkungan dimana kebijakan tersebut di variable yang berperan penting dalam
implementasikan., ketiga faktor tersebut proses implementasi kebijakan publik
diatas belum menunjukan dukungannya yaitu :
terhadap keberhasilan kebijakan tersebut. a. Kebijakan yang diidealkan
3. Lingkungan. (idealized policy) yaitu pola-
Keadaan sosial ekonomi, politik, pola interaksi ideal yang telah
dukungan publik maupun kultur populasi mereka definisikan dalam
tempat sebuah kebijakan kebijakan yang berusaha
diimplementasikan juga akan diinduksikan.
mempengaruhi keberhasilan kebijakan b. Kelompok sasaran (target
publik. groups) yaitu mereka atau
4. Hubungan Antara Konten, orang-orang yang paling
Kontek dan Pelaksana langsung dipengaruhi oleh
Kebijakan kebijakan dan yang harus
Disamping konteks atau mengadopsi pola-pola interaksi
lingkungan kebijakan, maka isi atau sebagaimana yang diharapkan
konten kebijakan juga merupakan faktor oleh perumus kebijakan.
yang menentukan kualitas kebijakan, c. Implementing organization
pelaksanaan dan kemudian bagaimana yaitu badan-badan pelaksana
hasilnya jika dikaitkan dengan tujuan atau unit-unit birokrasi
yang ditetapkan atau yang ingin pemerintah yang bertanggung
dicapainya. Konten atau isi kebijakan jawab dalam implementasi
adalah sesuatu yang menjadi dasar atau kebijakan.
acuan bagi pelaksana kebijakan dalam d. Enviromentasl faktor yaitu
melaksanakan tugas dan fungsinya untuk unusr-unsur dalam lingkungan
254
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2020

yang mempengaruhi atau tempat sebuah kebijakan


dipengaruhi oleh implementasi diimplementasikan juga akan
kebijakan seperti aspek mempengaruhi keberhasilan
budaya,sosial, ekonomi, dan kebijakan publik. Kondisi
politik. sosial-ekonomi sebuah
6. Model Grindle ada tiga faktor masyarakat yang maju, sistem
utarna model implementasi : politik yang stabil dan
a. Isi atau content kebijakan. demokratis, dukungan baik dari
Kebijakan yang baik dari sisi konstituen maupun elit
content atau isi setidaknya penguasa, dan budaya
mempunyai sifat-sifat jelas, keseharian masyarakat yang
tidak distorsif, didukung oleh mendukung akan
dasar teori yang teruji, mudah mempermudah implementasi
dikomunikasikan ke kelompok sebuah kebijakan.
target, didukung oleh sumber 7. Hipotesis
daya bak manusia maupun Berdasarkan uraian di atas, peneliti
finansiall yang baik. merumuskan hipotesis penelitian sebagai
b. Implementator atau pelaksana berikut :
kebijakan dan kelompok target. “Keberhasilan Implementasi Kebijakan
Implementasi kebijakan Program Rujuk Balik Peserta Jaminan
tergantung pada badan Kesehatan pada Rumah Sakit PTPN VIIII
pelaksana kebijakan Subang di tentukan oleh isi kebijakan,
(implementator) dan pelaksana kebijakan dan Lingkungan
sekelompok target (target kebijakan.”
groups). Implementator harus 8. Objek Penelitian
mempunyai kapabilitas, Objek penelitian merupakan
kompetensi, komitmen dan wilayah daerah penelitian, dimana
konsistensi untuk melaksanakan peneliti melakukan penelitian di Rumah
sebuah kebijakan sesuai dengan Sakit PTPN VIII Subang
arahan dari penentu kebijakan,
selain itu kelompok target yang C. METODE PENELITIAN
terdidik dan relatif homogen Penelitian yang sedang dilakukan
akan lebih mudah menerima menggunakan metode yang bersifat
sebuah kebijakan daripada deskriptif kualitatif. Menurut Usman dan
kelompok yang tertutup, Akbar (2004) bahwa penelitian deskriptif
tradisional dan heterogen. dimaksudkan untuk membuat
Lebih lanjut, kelompok target penggambaran secara sistematis, aktual,
yang merupakan bagian besar dan akurat mengenai fakta-fakta dan
dari populasi juga akan lebih sifat-sifat populasi tertentu. Dengan lain
mempersulit keberhasilan bahwa penelitian deskriptif bertujuan
implementasi kebijakan. untuk menggambarkan permasalahan-
c. Lingkungan Keadaan sosial permasalahan yang sedang berlangsung
ekonomi, politik, dukungan pada saat peneltian sedang dilaksanakan.
publik maupun kultur populasi
255
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2020

1) Informan Penelitian dokumen-dokumen yang


Informan adalah orang yang berkaitan dengan
berada pada lingkup penelitian, artinya permasalahan.
orang yang dapat informmasi tentang
situasi dan kondisi penelitian. Dengan D. HASIL DAN PEMBAHASAN
demikian seorang informan pada 1. Faktor isi atau konten kebijakan
dasarnya harus dapat memberikan Pada dasarnya isi atau konten
informasi-informasi yang diperlukan kebijakan program rujuk balik pada
dalam penelitian dan memberikan Rumah Sakit PTPN VIII Subang dilihat
pandangan dari dalam tentang nilai-nilai, dari indikator kejelasannya sudah jelas
sikap, bangunan, proses dan kebudayaan sehingga dapat dipahami oleh pelaksana
yang menjadi latar penelitian. Sebagai dan sasaran serta mudah untuk
informan dalam penelitian ini adalah : dikomunikasikannya, memahami dan
a. Ketua Tim JKN Rumah Sakit mengetahui mengenai adanya program
PTPN VIII Subang rujuk balik yang dilaksanakan pada
b. Kabid. Pelayan Medik dan Rumah Sakit PTPN VIII Subang .
Petugas pelayanan di Poliklinik Dengan adanya program rujuk balik ini
c. Kelompok sasaran (Pasien) merupakan upaya kesehatan yang
dilingkungan Rumah Sakit diselenggarakan meliputi upaya
PTPN VIII Subang preventif, promotif, kuratif, dan
2) Pengumpulan Data rehabilitatif yang didukung oleh sistem
a. Tehnik Observasi rujukan dalam pemberian pelayanan
Tehnik observasi kegiatan kesehatan secara timbal balik baik secara
yang ditujukan untuk vertikal maupun horizontal yang wajib
memperoleh data primer, yakni dilaksanakan oleh peserta jaminan
pengumpulan informasi melalui kesehatan dan fasilitaskesehatan.Faktor
pengamatan pada saat proses Komunikasi (dokter spesialis di FKTL
penelitian yang sedang dengan dokter umum di FKTP) di aspek
dilakukan. kejelasan, yang mana informasi yang
1. Wawancara tehnik ini seharusnya disampaikan oleh dokter
digunakan untuk spesialis melalui surat rujuk balik harus
memperoleh informasi jelas, lengkap dan berkesinambungan
secara langsung dari objek akan tetapi program rujuk balik ini dalm
penelitian yang berkaitan proses pelaksanaanya masih ditemukan
dengan permasalahan yang kendala,dalam pelaksanaaan
sedang diteliti . Kegiatan kebijakannya belum konsisten atau
wawancara dilakukan optimal dikarenakan beban kerja yang
dengan Ketua Tim JKN berlebih dan waktu yang tidak
Rumah Sakit, para pelaksana mencukupi menjadikan dokter spesialis
kebijakan serta pegawai di sulit melengkapi formulir rujuk balik.
pelayanan rujuk balik. Selain itu, persepsi dokter spesialis masih
2. Studi dokumentasi Tehnik merasa kurang percaya terhadap
ini digunakan untuk kompetensi dan kualitas rujukan dokter
memperoleh data dari FKTP, serta kurangnya komunikasi dan
256
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2020

koordinasi antara dokter spesialis dengan melalui sistem pencatatan yang


dokter FKTP dalam penanganan pasien. terintergrasi.
2. Faktor Implementator atau 3. Faktor lingkungan kebijakan
Pelaksanaan dan Kelompok Lingkungan dimana kebijakan
Sasaran atau Target program rujuk balik diimplementasikan.
Para pelaksana dalam faktor lingkungan dimana kebijakan
implementasi kebijakan sudah diterapkan, dalam hal ini pada Rumah
melaksanakan tugas sesuai dengan Sakit PTPN VIII Subang, faktor
arahanya serta keinginannya serta lingkungan ini tidak dapat memberikan
keinginan pembuat kebijakan, dengan dukungan terhadap proses pelaksanaan
kata lain pelaksana ini mempunyai program rujuk balik.
kompetensi, komitmen dan konsistensi Para pelaksana menyoroti yang
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan menyebabkan kurang mendukungnya
arahan pimpinan, akan tetapi lingkungan terhadap program rujuk balik
parapelaksana tersebut hanya sekedar kurangnya informasi dan sosialisasi
melaksanakan tugas belum mengarah dan secara terus menerus dilakukan oleh
berjuang untuk lebih meningkatkan FKTP dan FKTL sebagai pemberi
pelayanannya sesuai dengan standar layanan, bahwa pelaksanaan rujukan
program rujuk balik terutama berkaitan balik juga dipengaruhi oleh beban kerja
dengan beban kerja dokter dan diamati spesialis di rumah sakit yang menumpuk,
dari jumlah pasien,jam pelayanan, jumlah persepsi spesialis terhadap kompetensi
dokter yang melayani, jumlah tenaga dokter keluarga, kurangnya komunikasi
pendukung lainnya seperti perawat dan antara spesialis dengan dokter FKTP,
petugas administrasi, serta mengamati serta orientasi pasien terhadap layanan
praktik rujukan balik untuk dokter oleh spesialis. Pasien merasa bahwa
spesialis , hal ini sangat mendukung pelayanan spesialis dapat terpercaya
berhasil atau tidaknya program rujuk menyembuhkan penyakitnya dan pasien
balik tersebut . Ada hal-hal yang perlu tidak percaya terhadap kemampuan dan
dipersiapkan mencapai hasil yang baik. kompetensi dokter FKTP.
Sistem pembayaran yang lebih
komprehensif akan mendorong kerja E. KESIMPULAN
sama tim dan koordinasi pelayanan untuk 1. Monitoring dan evaluasi yang
mendorong terwujudnya efektifitas dan dilakukan oleh Direktur Utama
efisiensi pelayanan yang lebih baik. sebagai penanggungjawab utama
Selain itu model pengintegrasian ini juga program rujuk balik untuk dapat
dapat meminimalisasi konflik antara mengundang BPJS Kesehatan
dokter primer (dokter fktp) dan dokter Kantor Cabang sebagai badan
spesialis dalam pengembangan sistem penyelenggara Jaminan Kesehatan
pelayanan kesehatan yang lebih baik. Nasional-Kartu Indonesia Sehat
Sistem rujukan yang baik membutuhkan (JKN-KIS).
hubungan kerjasama, hubungan tanpa 2. Direktur SDM dan Direktur
persaingan/konflik diantar pelayanan Pelayanan untuk dapat membentuk
primer dan sekunder dengan informasi tenaga pendamping dokter
dua arah atau timbal balik yang diperoleh spesialis yang berasal dari Dokter
257
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2020

umum dan perawat terlatih. Dokter Nugroho, Riant D .2003. Kebijakan


umum dan perawat terlatih ini Publik Formulasi Implentasi dan
dapat mengedukasi peserta Evaluasi. Jakarta: PT. Elex Media
penyakit kronis yang sudah Komputindo
mendapat rekomendasi untuk Rusli, Budiman. 2015. Kebijakan Publik
dirujuk balik dari dokter Membangun Peayanan Publik
penanggungjawab. yang Responsif.Bandung: CV
3. Untuk meningkatkan kompetensi Adoya Mitra Sejahtera.
dokter layanan primer perlu Asri, W., Gatot,S., Julita,H, .2013,
dilakukan kegiatan mentoring oleh Faktor-Faktor Yang
dokter spesialis kepada dokter Mempengaruhi Rujukan Balik
layanan primer untuk kasus Pasien Penderita Diabetes Melitus
penyakit kronis dan juga untuk Tipe 2 Peserta Asuransi Kesehatan
dapat meningkatkan komunikasi Sosial Dari Rumah Sakit ke Dokter
antara dokter spesialis dengan Keluarga, Jurnal Manajemen
dengan dokter layanan primer. Pelayanan Kesehatan, Volume 16
4. Lebih inten dalam memberikan No 1, Yogjakarta
informasi dan sosialisasi mengenai Ayu,M,S., Asnawati., Liza,Y.2015.
pentingnya program rujuk balik Aplikasi Pendataan Pasien Rujuk
dalam upaya peningkatan mutu Balik Peserta Badan
atau kualitas pelayanan yang Penyelenggaraan Jaminan
diberikan rumah sakit kepada Sosial (BPJS)
masyarakat. Bengkulu,Jurnal Media
Infotama, Volume
DAFTAR PUSTAKA 11, No 2, Bengkulu.
Akbar dan Usman. 2004. Metoda Saefullah, Asep Djadja 2012.
Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Pemikiran Kontemporer
Aksara Hamdi, Muclis. 2014. Asdministarsi Publik Bandung:
Kebijakan Publik Proses, Analisis, CV Adoya Mitra Sejahtera
dan Partisipasi.Ciawi Sugiyono.2009. Memahami Peneltian
Bogor:Ghalia Indonesia Ibrahim, Amin. Kualitatif Bandung : Alfhabeta
1997. Teori Dan Konsep Wirantha I made. 2006. Pedoman
Pelayanan Publik Serta Penulisan Usulan Penelitian
Implementasinya. Bandung: Skripsi dan Tesis Yogyakarta:
Mandar Maja Abdi
Kurniawan, Agung dan M.Najih.2008. BPJS Kesehatan. 2014. Panduan Praktis
Pardigma Kebijakan Publik Program Rujuk Balik Bagi Peserta
.Jakarta : Balai Pustaka Moleong, Jaminan Kesehatan Nasional,
Lexy. 2001. Jakarta, Badan Penyelenggara
MetodologiPenelitian Jaminan Sosial Kesehatan.
Kualitatif Bandung: PT.Remaja BPJS Kesehatan, 2014. Peraturan BPJS
Rosdakarya Kesehatan Nomor 1 tentang
Moenir, AS.2007. Manajemen Pelayanan
Publik . Jakarta : Bina Aksara
258
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 2, Bulan Agustus Tahun 2020

Penyelenggaraan Jaminan Fasilitas Kesehatan Tingkat


Kesehatan, Jakarta, Badan Lanjutan Dalam Penyelenggaraan
Penyelenggara Jaminan Sosial Program Jaminan Kesehatan,
Kesehatan. Jakarta ,Kementerian Kesehatan
Kementerian Kesehatan . 2013. Republik Indonesia.
Peraturan Menteri Kesehatan Kementerian Kesehatan . 2014.
Republik Indinesia , Nomor 71 Peraturan Menteri Kesehatan
tentang Pelayanan Kesehatan Republik Indinesia , Nomor 59
Pada Jaminan Kesehatan, Jakarta , tentang Standar Tarif Pelayanan
Kementerian Kesehatan Republik Kesehatan Dalam
Indonesia. Penyelenggaraan Program
Kementerian Kesehatan . 2013. Jaminan Kesehatan, Jakarta,
Peraturan Menteri Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik
Republik Indinesia , Nomor 69 Indonesia.
tentang Standar Tarif Pelayanan
Kesehatan Pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama dan

259

Anda mungkin juga menyukai