Afriilia Wahyuningsih /A
Siti Fatimah /A
Reza Nurussofa /A
Akhmad Rofiuddin /A
Sahrul Mubarok/A
Dosen Pengampu :
Secara umum, himpunan disimbolkan dengan huruf kapital dan jika anggota
himpunan tersebut berupa huruf maka anggotanya dituliskan dengan huruf kecil.
Terdapat beberapa cara penulisan himpunan, yaitu
Dengan kata-kata
yaitu dengan menyebutkan semua syarat ataupun sifat dari anggota himpunan
tersebut di dalam kurung kurawal.
Contoh : A merupakan bilangan prima antara 10 dan 40
Ditulis menjadi A = {bilangan asli antara 10 dan 40}
Dengan notasi pembentuk himpunan
yaitu dengan menyebutkan semua sifat dari anggota himpunan tersebut, dengan
anggotanya dinyatakan dalam suatu variabel dan dituliskan di dalam kurung kurawal.
Contoh: A merupakan bilangan prima antara 10 dan 40
Ditulis menjadi A= {x |10 < x < 40, x ϵ bilangan prima}
Dengan mendaftarkan anggota-anggotanya
yaitu dengan menuliskan semua anggota dari himpunan tersebut di dalam kurung
kurawal dan tiap anggotanya dibatasi dengan tanda koma.
Contoh: A merupakan bilangan prima antara 10 dan 40
Ditulis menjadi A={11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 33, 37}
Jenis-Jenis Himpunan
HIMPUNAN KOSONG
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai anggota.
Himpunan kosong ditulis dengan notasi atau symbol { } atau ∅
Perhatikan bahwa { 0 } tidak sama dengan { } atau { 0 } ≠ { }.
{ 0 } bukan himpunan kosong, sebab mempunyai anggota, yaitu 0.
{ } tidak mempunyai anggota, maka disebut himpunan kosong.
Contoh:
Berapakah banyak anggota himpunan-himpunan berikut?
1. A = {mahasiswa Matkom 2A yang umurnya kurang dari 15 tahun}
2. B = {mahasiswa Matkom 2A yang tingginya lebih dari 2,5 meter}
3. C = {bilangan asli yang kurang dari 2}
Jawab:
1. Himpunan A tidak mempunyai anggota, sebab tidak ada mahasiswa
Matkom 2A yang umurnya kurang dari 15 tahun.
Maka, n(A) = 0
2. Himpunan B tidak mempunyai anggota, sebab tidak ada mahasiswa
Matkom 2A yang tingginya lebih dari 2,5 meter.
Maka, n(B) = 0
3. C = { 1 }, maka n(C) = 1
HIMPUNAN BAGIAN
A = {a,b,c}
B = {a,b,c,d,e}
Dari kedua himpunan tersebut, ternyata setiap anggota A, yaitu a,b,
dan c menjadi anggota B. Maka dikatakan bahwa A adalah himpunan bagian
dari B.
Himpunan A merupakan himpunan bagian dari B, bila setiap anggota A
menjadi anggota B, ditulis dengan notasi A ⊂ B.
HIMPUNAN SEMESTA
Himpunan semesta adalah himpunan yang memuat semua anggota himpunan yang dibicarakan.
Himpunan semesta disebut juga semesta pembicara atau himpunan universum. Lambang
himpunan semesta adalah S.
Contoh:
S = {mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang}
A = {mahasiswa Matkom 2A}
Ternyata himpunan S memuat semua anggota himpunan A, sehingga
himpunan S merupakan semesta pembicara himpunan A.
Diagram Venn
Operasi Himpunan
IRISAN
A = {Eka, Diah, Arnas, Hani}
B = {Widi, Eka, Arnas}
Eka dan Arnas menjadi anggota himpunan A dan sekaligus menjadi anggota
himpunan B. {Eka, Arnas} yang anggotanya merupakan anggota persekutuan himpunan A
dan B disebut irisan himpunan A dan B, ditulis: A ∩ B = {Eka, Arnas}
GABUNGAN
Gabungan himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang anggota-anggotanya merupakan
anggota A saja, anggota B saja, dan anggota persekutuan A dan B. Dengan notasi pembentuk
himpunan, gabungan A dan B didefinisikan sebagai: A U B = {x | x ∈ A atau x ∈ B}
Contoh:
A = {Arya, Uli, Rony, Hadi}
B = {Rony, Hadi,Wahyu}
Dari himpunan A dan B, dapat dibentuk himpunan {Wahyu, Uli, Rony, Hadi}. Himpunan tersebut
merupakan himpunan yang anggota-anggotanya terdiri atas anggota A saja, anggota B saja,
dan anggota persekutuan dan B. Himpunan itu merupakan gabungan himpunan A dan B.
Gabungan himpunan A dan B ditulis A ∪ B.
SELISIH
A selisih B adalah himpunan dari anggota A yang tidak memuat anggota B. Selisih
antara dua buah himpunan dinotasikan oleh tanda ‘– ‘.
Contoh Soal:
A = {a, b, c, d, e}
B = {b, c, e, g, k}
Maka A – B = {a, d}
KOMPLEMEN
Komplemen dari suatu himpunan adalah unsur-unsur yang ada pada himpunan universal
(semesta pembicaraan) kecuali anggota himpunan tersebut. Komplemen dari A
dinotasikan (dibaca A komplemen).
Contoh Soal:
A = {1, 3, 5, 7, 9}
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
Maka = {2, 4, 6, 8, 10}
Relasi
Relasi adalah aksi meghubungkan dua objek satu dengan yang lainnya.
Contoh relasi dalam kehidupan sehari – hari
· Relasi orang tua antara bapak dan anak.
· Relasi memperkerjakan antara majkan dan pegawai.
Contoh relasi pada aritmatika
· Kurang dari
· Lebih besar dari
Contoh dalam geometri
· Relasi antara luas bujur sangkar dengan panjang sisinya.
Suatu ‘Relasi R’ terdiri dari :
1. Sebuah himpunan A
2. Sebuah himpunan B
3. Suatu kalimat terbuka P(x,y) dimana P(a,b) adlah benar atau salah untuk sembarang
pasangan terurut (a,b) yang termasuk dalam A x B
Maka dapat disebut R suatu relasi dari A ke B menyatakan dengan :
R = (A, B, P(x,y))
Selanjutnya, jika P(a,b) adalah benar ditulis :
aRb
yang berarti “a berhubungan dengan b”
Reflexive
Jika untuk setiap x ∈ X, xRx, maka (x, x) ∈ R.
Symmetric
Jika untu setiap x dan y dalam X, ketika xRy, maka yRx.
Transitive
Jika untuk setiap x, y dan z dalam X, ketika xRy dan yRz, maka xRz.
Irreflexive
Jika untuk setiap x ∈ X, maka (x, x) ∉ R
Antisymmetric
Jika untuk setiap x dan y dalam X, ketika xRy dan yRx, maka x = y
Komposisi
R o S = {(x, z) | x ∈ X ∧ z ∈ Z (℈y)(y ∈ Y ˄ (x,y) ∈ R ˄(y, z) ∈ S)
Pengertian Fungsi
Pengertian Fungsi: Relasi dari himpunan A ke himpunan B disebut fungsi atau
pemetaan jika dan hanya jika setiap anggota himpunan A berpasangan dengan tepat
satu anggota himpunan B
Suatu fungsi atau pemetaan dapat disajikan dalam bentuk himpunan pasangan
terurut, rumus, diagram panah, atau diagram cartesius. Fungsi f yang memetakan
himpunan A ke himpunan B ditulis dengan notasi:
Dengan:
Sebagai contoh:
Fungsi surjektif
Fungsi Into
Contoh:
Fungsi Injektif
Pada fungsi , jika setiap elemen di B mempunyai pasangan tepat satu elemen
dari A.
Contoh:
Fungsi Bijektif
Contoh:
1. Notasi Fungsi
Jika setiap x anggota A dan y anggota B, maka ditulis :
2. Rumus Fungsi
Fungsi f : x → ax + b dapat ditulis dengan rumus : f(x) = ax + b
Contoh : Fungsi h didefinisikan : f(x) = 2x + 3, dengan x ∈ R. Tentukan :
a. Bayangan 3 oleh h
b. Nilai f oleh fungsi itu untuk x = -4
c. Bilangan p, sehingga f(p) = -1
Jawab
Karena untuk setiap x ∈ R terdapat f(x) = 2x + 3, maka:
a. f (3) = 2 (3) + 3
=6+3 =9
b. f (-4) = 2 (-4) + 3
= -8 + 3 = -5
c. f (p) = 2p + 3, f(p) = -1, maka:
-1 = 2p + 3 atau 2p + 3 = -1
2p = -1 – 3
2p = -4
p = 2− 4= -2
4. Grafik Fungsi
Langkah-langkah dalam membuat grafik dari suatu fungsi adalah sebagai berikut:
a. Menentukan pasangan berurutan (x,y) dengan x anggota daerah asal (domain) dan
bayangan dari x
dengan menggunakan tabel nilai fungsi.
b. Membut sumbu x mendatar (horizontal) dan sumbu y tegak (vertikal) yang saling
berpotongan
dengan langkah-langkah:
Anggota domain berada pada sumbu x horizontal
Anggota kodomain berada pada sumbu y vertikal
c. Menentukan pasangan berurutan (x,y) pada bidang koordinat yang digambar dengan
noktah.
d. Membuat kurva melalui noktah-noktah yang telah dibuat jika fungsi itu pada
himpunan bilangan
positif dan nol. Bila a > 0 kurva terbuka ke atas, dan a < 0 kurva terbuka ke bawah.
Catatan :
1. Jika f(x) = ax^2+ bx + c, dengan a > 0 (positif), maka:
Grafik akan terbuka ke atas (menghadap ke atas)
Mempunyai koordinat titik balik minimum
Mempunyai nilai ekstrem minimum
2. Jika f(x) = ax^2 + bx + c, dengan a < 0 (negatif), maka:
Grafik akan terbuka ke bawah (menghadap ke bawah)
Mempunyai koordinat titik balik maksimum
Mempunyai nilai ekstrem maksimum
Misal suatu fungsi f : x → y dapat dinyatakan dalam bentuk rumus fungsi, yaitu f(x)=y.
Berdasarkan rumus fungsi, maka dapat ditentukan nilai fungsi tersebut untuk setiap
nilai x yang diberikan. Caranya dengan mensubstitusikan nilai x pada rumus fungsi
tersebut.
Contoh:
Diberikan f : x → 2x – 2 untuk x = {0,1,2,3}. Tentukan nilai fungsinya?
Jawab:
f : x 2x – 2 dapat ditulis dengan rumus f(x) = 2x – 2 atau y = 2x – 2.
Untuk x = 0, f (0) = 2.0 – 2 = -2
Untuk x = 1, f (1) = 2.1 – 2 = 2 – 2 = 0
Untuk x = 2, f (2) = 2.2 – 2 = 4 – 2 = 2
Untuk x = 3, f (3) = 2.3 – 2 = 6 – 2 = 4
Fungsi Komposisi
Fungsi komposisi merupakan susunan dari beberapa fungsi yang terhubung dan
bekerja sama. Sebagai ilustrasi jika fungsi f dan g adalah mesin yang bekerja
beriringan. Fungsi f menerima input berupa (x) yang akan diolah di mesin f dan
menghasilkan output berupa . Kemudian dijadikan input untuk diproses di
mesin g sehingga didapat output berupa .
Ilustrasi tersebut jika dibuat dalam fungsi merupakan komposisi g dan f yang
dinyatakan dengan sehingga:
dengan syarat: .
Contoh:
Menentukan Invers
Contoh:
Fungsi linier
Fungsi Irrasional
Fungsi eksponen
Fungsi logaritma
Contoh
JENIS FUNGSI
Fungsi linier
Fungsi Irrasional
Fungsi eksponen
Fungsi logaritma
maka
maka