Anda di halaman 1dari 24

KEBUTUHAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS

(POLA SEKSUAL TIDAK EFEKTIF)

OLEH :

KELOMPOK VII

1. NI KADEK YUNI ANGGRENI (P07120019015)


2. NI GUSTI AYU PUTU DHITA AGUSTINI (P07120019016)
3. NI LUH JAYANTI (P07120019017)
4. NI KOMANG RIKAYANTI (P07120019018)
5. KOMANG DIAH KARTIKA CANDRA D. (P07120019057)
6. NI KADEK DWI PRADNYANI (P07120019058)
7. NI PUTU TRISNA (P07120019059)
8. I GUSTI AYU WINDA DHARMANING P. (P07120019060)
9. WAYAN YULI (P07120019061)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII

2019/ 2020
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
KEBUTUHAN SEKSUAL : POLA SEKSUAL TIDAK EFEKTIF

A. Pengertian
Seksualitas merupakan suatu komponen integral dari kehidupan seorang wanita
normal. Hubungan seksual yang nyaman dan memuaskan merupakan salah satu faktor yang
berperan penting dalam hubungan perkawinan bagi banyak pasangan. (Irwan, 2012).
Seksualitas adalah istilah yang lebih luas seksualitas diekspresikan melalui interaksi
dan hubungan dengan individu dari jenis kelamin yang berbeda dan mencakup pikiran,
pengalaman, pelajaran, ideal, nilai, fantasi, dan emosi. Seksualitas berhubungan dengan
bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka mengkomunikasikan
perasaan tersebut kepada lawan jenis melalui tindakan yang dilakukannya, seperti sentuhan,
ciuman, pelukan, dan senggama seksual, dan melalui perilaku yang lebih halus seperti isyarat
gerakan tubuh, etiket, berpakaian dan pembendaharaan kata. (Denny & Quadagno, 1992 ;
Perry & Potter, 2005).
Kesehatan seksual didefinisikan sebagai pengintegrasian aspek somatik, emosional,
intelektual, dan sosial dari kehidupan seksual, dengan cara yang positif yang memperkaya dan
meningkatkan kepribadian, komunikasi dan cinta. (WHO, 1975).
Pola seksual tidak efektif dapat didefinisikan sebagai kekhawatiran individu
melakukan hubungan seksual yang berisiko menyebabkan perubahan kesehatan. (SDKI PPNI,
Edisi 1, 2016).

B. Gejala dan Tanda


- Gejala dan Tanda Mayor :
 Subjektif :
1. Mengeluh sulit melakukan aktivitas seksual.
2. Mengungkapkan aktivitas seksual berubah.
3. Mengungkapkan perilaku seksual berubah.
4. Orientasi seksual berubah.
 Objektif :
(tidak tersedia)
- Gejala dan Tanda Minor :
 Subjektif :
1. Mengungkapkan hubungan dengan pasangan berubah.
 Objektif :
1. Konflik nilai.

C. Pohon Masalah

Pola Seksual Tidak Efektif

a. Kesulitan dalam aktivitas seksual


b. Kesulitan dalam perilaku seksual
c. Konflik nilai
d. Perubahan dengan hubungan dengan orang
terdekat
e. Perubahan pada aktivitas seksual
f. Perubahan pada perilaku seksual
g. Perubahan peran seksual

Pada pria dapat berupa Pada wanita dapat berupa


hiposeksualitas, impotensia, hiposeksualitas, frigiditas (dingin
ejakulasi dini, dan anorgosmia. terhadap seks atau tidak bergairah sama
sekali), fobia
Fisik : Psikologis : Gaya hidup : Obat-obatan :
- Gangguan - Trauma depresi. - Merokok. - Obat anti depresi
hormonal. - Stress. - Konsumsi - Anti-psikotik.
- Rendahnya - Kecemasan. alcohol berlebih. - Obat penenang.
tingkat testoteron. - Obesitas ekstrem.
- Gangguan suplai - Kurangnya
darah (pembuluh olahraga.
darah di penis.

D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Hematologi : hitung darah lengkap dan laju sedimentasi, skrining anemia.
2. Zat kimia, nitrogen urea darah (BUN), glukosa, tiroid, adrenal, fungsi hati dan ginjal.
3. Serologi, terutama skrining sifilis, HIV, hepatitis.
4. Urinalis, skrining obat.
5. Pemeriksaan tinja untuk darah tersamar.
E. Penatalaksanaan Medis
1. Gonorhoe (GO)
Disebabkan oleh bakteri diplococcus gram negatif yang kontak melalui eksudat dan
menyerang uretra, serviks, atau meluas ke alat reproduksi bagian atas. Eksudat dapat
menular pada bayi waktu lahir sehingga menjadi konjungtifitis neonaiorum. Komplikas
artritis, meningitis, septikemi, endokarditis dan lain-lain. Gejala yang muncul berupa nyeri,
dispa reuni, pengeluaran cairan lewat uretra. Terapi obat yang dapat diberikan, seperti
sefrakson 250 mg/IM 1 x sehari selama 7 hari dan doksisiklin 100 mg, oral 2 x / hari selama
7 hari. Untuk ibu hamil dapat diganti dengan eritromisin. Untuk ibu hamil dapat diganti
dengan eritromisin. Untuk mencegah infeksi sistemis pada neonatus diberi seftriakson
50mg/kg BB/IV atau IM 125mg.
2. Sifilis
Disebabkan oleh Spirocheata Treponema Pallidum. Penyakit ini menempati urutan ketiga
terbanyak di Amerika Serikat. Penularannya dengan cara kontak tubuh atau kongenital dari
ibu ke janin melalui plasenta. Janin yang terinfeksi Sifilis melalui ibunya dapat
menyebabkan aborsi spontan, mati dalam kandungan, kebutaan, ketulian dan kelainan pada
wajah atau ekstremitas. Terapi obat yang dapat digunakan berupa Penisilin G Benzantin
7,2 juta unit, dibagi 3 dosis, diberikan satu minggu sekali. Dosisiklin atau tetreasiklin
adalah alternatif lain apabila Ibu tak hamil. Penisilin kristal G untuk Sifilis yang menyerang
SSP secara IV. Pengobatan sipilis pada wanita hamil paling baik dengan penisilin. Apabila
bayi Sifilis dan ibu hamil sudah diterapi dengan eritromisin, sebaiknya menggunakan
penisilin benazantin 50.000 U/kg BB/intramuskuler dosis tunggal.

3. Kandidiasis
Disebabkan oleh jamur Candida Albicans yang menyebabkan infeksi pada kulit dan selaput
lendir terutama lesi pada oral, vulvovagina, saluran gastro investinal, kandidiasis vagina
ditandai dengan keluarnya cairan per vagina kental seperti keju disertai rasa gatal. Dapat
ditularkan pada waktu hubungan seksual terutama pada kondisi tubuh lemah, DM terapi
steroid, terapi sitostatika dan imunodefisiensi. Terapi obat yang dapat diberikan yaitu
mikonazol 200mg intravagina, menjelang tidur selama 3 hari titik obat lainnya seperti
klotrimasol, butakonasol, per vagina. Bayi yang menderita kandidiasis pada mulut diobati
dengan nistatin yang dioleskan dalam mulut.

4. Pedikulonis Pubis (Kutupubis)


Merupakan infeksi ektoparasit yang ditularkan saat kontak seksual. Telur menetas dalam
satu minggu dan dewasa dalam 8-10 hari. Terapi obat yang dapat diberikan berupa cream
permethrin 1% pada daerah yang terkena dan dibilas 10 menit kemudian. Tempat lainnya
seperti piretrin butoksida atau sampolidane 1% selama 4 menit. Pengobatan terhadap
pasangan hubungan seksual dan lindane tidak boleh diberikan wanita hamil dan menyusui.
F. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dan dasar utama dar prosies
keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan dita-data.
1) Identifikasi pasien mencakup (Nama,No. Rm, umur, jenis kelaenin, pekerjaan, agama,
status, tanggal MRS, dan tanggal pengkajian).
2) Keluhan Utama dan Riwayat keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien pada saat
perawat mengkaji.
3) Riwayat Kesehatan :
a) Riwayat Kesehatan Dahulu
b) Riwayat Keschatan Sekarang
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
4) Fisiologi :
Pola Seksual Tidak Efektif
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
1. Mengeluh sulit melakukan 1. Mengungkapkan hubungan
aktivitas seksual. dengan pasangan berubah.
2. Mengungkapkan aktivitas 2. Konflik nilai.
seksual berubah.
1. Mengungkapkan perilaku seksual
berubah.
2. Orientasi seksual berubah.

5) Analisa Data
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawataan Indonesia (2016), analisis data
dilakukan dengan tahap sebagai berikut.
a. Bandingkan data dengan nilai normal
Data- data yang didapatkan dari pengkajian dibandingkan dengan nilai- nilai
normal dan identifikasi tanda/ gejala yang bermakna (significant cues).
b. Kelompokkan data
Tanda/ gejala yang dianggap bermakna dikelompokkan berdasarkan pola
kebutuhan dasar yang meliputi respirasi, sirkulasi, nutrisi/ cairan, eliminasi, aktivitas/
istirahat, neurosensory, reproduksi/ seksualitas, nyeri/ kenyamanan, integritas ego,
pertumbuhan/ perkembangan, kebersihan diri, penyuluhan/ pembelajaran, interaksi social,
dan keamanan/ proteksi.
6) Identifikasi Masalah
Setelah data dianalisis, perawat dank lien bersama- sama mengidentifikasi masalah
actual, risiko dan/ atau promosi kesehatan. Pernyataan masalah kesehatan merujuk ke
label diagnose keperawatan (SDKI, 2016).

G. Diagnosa Keperawatan
Pola seksual tidak efektif berhubungan dengan kurang privasi, ketiadaan pasangan, konflik
orientasi seksual, ketakutan hamil, ketakutan terinfeksi penyakit menular seksual, hambatan
hubungan dengan pasangan, kurang terpapar informasi tentang seksualitas dibuktikan dengan
mengeluh sulit melakukan aktivitas seksual, mengungkapkan aktivitas seksual berubah,
mengungkapkan perilaku seksual berubah, orientasi seksual berubah, mengungkapkan
hubungan dengan pasangan berubah, konflik nilai.

H. Perencanaan Keperawatan
Diagnose Tujuan/Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
Pola seksual tidak Setelah dilakukan INTERVENSI
efektif intervensi UTAMA
berhubungan keperawatan Edukasi Seksualitas
dengan… selama … x … jam a. Observasi
dibuktikan maka termoregulasi 1. Identifikasi
dengan … membaik dengan kesepian dan
Kriteria hasil : kemampuan 1. Untuk mengetahui
- Menunjukkan menerima keadaan pasien dan
pendirian seksual informasi. mampu tidaknya
yang jelas b. Terapeutik dalam menerima
meningka. 1. Sediakan materi informasi.
- Integrasi dan media
orientasi seksual pendidikan 1. Untuk
ke dalam kemampuan memfasilitasi
kehidupan menerima edukasi seksualitas
sehari-hari informasi. pada pasien.
mreningkat. 2. Jadwalkan
- Menyusun pendidikan
batasan-batasan kesehatan sesuai
sesuai jenis kesepakatan.
kelamin 3. Berikan 2. Untuk mengatur
meningkat. kesempatan untuk waktu pasien
- Pencarian bertanya. mendapatkan
dukungan social edukasi seksualitas.
meningkat. 3. Agar pasien
- Verbalisasi mendapatkan
hubungan 4. Fasilitas jawaban yang benar
harmonis kesadaran atas
meningkat. keluarga terhadap keingintahuannya.
- Verbalisasi anak dan remaja 4. Agar kesadaran
hubungan serta pengaruh keluarga meningkat
seksual sehat media. terhadap anak dan
meningkat. remaja serta
c. Edukasi pengaruh media
1. Jelaskan anatomi terkait seksualitas.
dan fisiologi
system reproduksi 1. Agar pasien
laki-laki dan memahami tentang
perempuan. anatomi dan
fisiologi system
2. Jelaskan reprodukasi laki-
perkembangan laki dan perempuan.
seksualitas 2. Agar pasien
sepanjang siklus memahami
kehidupan. perkembangan
seksualitas
3. Jelaskan sepanjang siklus
perkembangan kehidupan.
emosi masa anak 3. Agar pasien
dan remaja. memahami
perkembangan
4. Jelaskan pengaruh emosi masa anak
tekanan kelompok dan remaja.
dan social 4. Agar pasien
terhadap aktivitas memahami tentang
seksual. pengaruh tekanan
kelompok dan
social terhadap
aktivitas seksual.
5. Jelaskan 5. Agar pasien dapat
konsekuensi memahami
negatif mengasuh konsekuensi negatif
anak pada usia mengasuh anak
dini (mis. pada usia dini (mis.
Kemiskinan, Kemiskinan,
kehilangan karir kehilangan karir
dan pendidikan). dan pendidikan).
6. Agar pasien
6. Jelakan risiko memahami risiko
tertular penyakit tertular penyakit
menular seksual menular seksual
dan AIDS akibat dan AIDS akibat
seks bebas. seks bebas.
7. Agar orang tua
7. Anjurkan orang mampu
tua menjadi memberikan
educator edukasi seksualitas
seksualitas bagi bagi anak-anaknya.
anak-anaknya. 8. Agar anak/remaja
8. Anjurkan terhindar dari
anak/remaja tidak penyakit menular
melakukan sesualitas.
aktivitas seksual
diluar nikah. 9. Agar pasien mampu
9. Ajarkan berkomunikasi
keterampilan asertif dalam
komunikasi asertif menolak tekanan
untuk menolak teman sebaya dan
tekanan teman social dalam
sebaya dan social aktivitas seksual.
dalam aktivitas
seksual.

Konseling Seksualitas
a. Observasi 1. Untuk mengetahui
1. Identifikasi seberapa
tingkat pengetahuan,
pengetahuan, masalah system
masalah system reproduksi, masalah
reproduksi, seksualitas dan
masalah penyakit menular
seksualitas dan seksual pada pasien.
penyakit menular 2. Untuk mengetahui
seksual. kapan pasien
2. Idektifikasi waktu mengalami
disfungsi seksual disfungsi seksual
dan kemungkinan dan kemungkinan
penyebab. penyebab.
3. Untuk mengetahui
stress, kecemasan,
depresi, dan
3. Monitor stress, penyebab disfungsi
kecemasan, seksual.
depresi, dan
penyebab 1. Agar pasien dan
disfungsi seksual. pasangannya
b. Terapeutik mampu
1. Fasilitasi berkomunikasi dan
komunikasi antara berdiskusi dengan
pasien dan baik.
pasangan. 2. Agar pasangan
dapat mengetahui
permasalahan
seksual yang terjadi
2. Berikan diantara mereka.
kesempatan
kepada pasangan
untuk 3. Untuk memberikan
menceritakan apresiasi atas usaha
permasalahan pasien.
seksual. 4. Agar pasien dan
pasangan mampu
menyelesaikan
3. Berikan pujian permasalahan yang
terhadap perilaku mereka alami.
yang benar.
4. Berikan saran
yang sesuai
kebutuhan
pasangan dengan 1. Agar pasien
menggunakan mengetahui efek
bahasa yang dari pengobatan,
mudah diterima, kesehatan dan
dipahami dan penyakit terhadap
tidak menghakimi. disfungsi seksual.
c. Edukasi 2. Agar pasien
1. Jelaskan efek mengetahui
pengobatan, pentingnya
kesehatan dan modifikasi pada
penyakit terhadap aktivitas seksual.
disfungsi seksual.
1. Untuk membantu
2. Informasikan mengoptimalkan
pentingnya pengobatan pada
modifikasi pada pasien.
aktivitas seksual.

d. Kolaborasi
1. Kolaborasi
dengan spesialis
seksologi, jika
perlu.
I. Referensi
Aulia. 2017. “Laporan Pendahuluan Seksualitas”. Diakses pada :
https://id.scribd.com/document/356889662/Laporan-pendahuluan-Seksualitas.
Diakses pada tanggal 5 November 2020 pukul 02.19 WITA.
Diah. 2019. “Lp Seksualitas Nila Kece”. Diakses pada :
https://id.scribd.com/document/399166217/Lp-Seksualitas-Nila-Kece. Diakses
pada tanggal 5 November 2020 pukul 01.20 WITA.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. “Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia”. Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. “StandarIntervensiKeperawatan Indonesia”. Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. “StandarLuaranKeperawatan Indonesia”. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat PPNI.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. S DENGAN PEMENUHAN

GANGGUAN REPRODUKSI Dan SEKSUALITAS

DI RUANG MAWAR RSUD KARANGASEM

TANGGAL 01-04 November 2020

KASUS :

Pasien masuk Rumah Sakit pada tanggal 29 Oktober 2020 diantar oleh suaminya. , pasien
mengatakan mengalami gangguan dalam aktivitas seksualnya dimana pasien selalu merasakan
sakit saat melakukan hubungan dan adanya tidak kepuasan dalam hubungan seksual yang terjadi
sehingga adanya konflik terhadap pasangannya dan pasien takut melakukan hubungan seksual
dikarenakan takut terjadi masalah dalam kesehatan reproduksinya. Pasien mengatakan sudah
mengalami gejala ini selama 5 hari setelah hari pernikahannya, kemudian memutuskan untuk
memeriksakannya ke RSUD Karangasem. Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik di dengan hasil
: TD : 120/90 mmHg, S : 37,0 , ND : 80x/menit dan RR : 22x/menit. Selanjutnya pasien diberikan
tindakan lanjut Di Ruang Mawar RSUD karangasem

I. PENGKAJIAN
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
No RM : 000008
Umur : 24th
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Hindu
Status : Kawin
Tanggal MRS : 29 Oktober 2020
Tanggal Pengkajian : 01 November 2020
B. Keluhan Utama
Pasien mengeluh adanya abnormal aktivitas seksual dan merasakan sakit saat melakukan
hubungan seksual

C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak pernah masuk rumah sakit sebelumnya.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien dirawat di Ruang Mawar RSUD Karangasem dengan keluhan adanya
abnormal aktivitas seksual , selalu merasakan sakit saat melakukan hubungan dan
adanya tidak kepuasan dalam hubungan seksual yang terjadi sehingga adanya
konflik terhadap pasangannya dan pasien takut melakukan hubungan seksual
dikarenakan takut terjadi masalah dalam kesehatan reproduksinya. Pasien
mengatakan sudah mengalami gejala ini selama 5 hari setelah hari pernikahannya,
Pemeriksaan fisik dengan hasil : TD : 120/90 mmHg, S : 37,0 0C , ND : 80x/menit
dan RR : 22x/menit
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama
dengannya.
D. Fisiologis

a Pola Seksual tidak efektif

Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor

Mengeluh sulit melakukan √ Mengungkapkan hubungan dengan √


aktivitas seksual pasangan berubah

Mengungkapkan aktivitas √ Konflik nilai


seksual berubah

Mengungkapkan perilaku √
seksual berubah
Orientasi seksual berubah

E. Analisa Data
Ruang : Mawar
Nama Pasien : Ny.S
No Register : 222758

No. Data Fokus Kemungkinan Masalah


Penyebab Keperawatan
1. S : pasien mengeluh adanya Gangguan hormonal Pola Seksual Tidak
abnormal aktivitas seksual , Efektif
selalu merasakan sakit saat
melakukan hubungan dan adanya
tidak kepuasan dalam hubungan Hiposeksualitas
seksual yang terjadi sehingga
adanya konflik terhadap
pasangannya dan pasien takut
melakukan hubungan seksual
dikarenakan takut terjadi Perubaham aktivitas
masalah dalam kesehatan seksual
reproduksinya.
O : pasien tampak gelisah dan
takut akibat gangguan hubungan
seksualitasnya. Hasil
pemeriksaan fisik : TD : 120/90 Pola Seksual Tidak
0
mmHg, S : 37,0 C , ND : Efektif
80x/menit dan RR : 22x/menit
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ruang : Kamboja
Nama Pasien : Ny. Y
No. Register : 11127432

No. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Pola seksual tidak efektif berhubungan dengan hambatan hubungan dengan
pasangan ditandai dengan mengeluh sulit melakukan aktivitas
seksual,mengungkapkan aktivitas seksual berubah, mengungkapkan perilaku
aktivitas seksual berubah dan mengungkapkan hubungan dengan pasangan
berubah.

III. PERENCANAAN KEPERAWATAN

No. Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional


Hasil
1. Setelah diberikan INTERVENSI
asuhan keperawatan UTAMA(Edukasi
3 x 24 jam maka Seksualitas)
identitas seksual dan
fungsi seksualnya A. Observasi A. Observasi
membaik. 1. Identifikasi kesiapan dan 1.Untuk mengetahui tingkat
Dengan Kriteria kemampuan menerima pengetahuan pasien
Hasil : informasi
- Menunjukkan
pendirian B. Terapeutik B. Terapeutik
seksual yang 1. Jadwalkan pendidikan 1.Untuk memberikan pengarahan
jelas kesehatan seksual yang baik dan benar kepada
meningkat kesepakatan pasien.
- Verbalisasi 2. Berikan kesempatan 2.Untuk menghindari
hubungan untuk bertanya ketidkpahaman pasien
seksual sehat
meningkat
- Kepuasan C. Edukasi C. Edukasi
Hubungan 1.Jelaskan anatomi dan 1.Untuk memberikan
seksual fisiologi sistem reproduksi pemahaman lebih mendalam
meningkat laki-laki dan wanita. tentang reproduksi pasien
- Verbalisasai 2. Jelaskan perkembangan 2. Untuk memberikan
aktivitas seksualitas sepanjang pemahaman pentingnya
seksual siklus kehidupan hubungan seksualitas
beubah 3. Jelaskan resiko tertular 3. Untuk mencegah pasien
menurun penyakit menular seksual melakukan hubungan
- Keluhan dan AIDS akibat seks seksual yang tidak baik
nyeri saat bebas .
berhubungan
seksual INTERVENSI
(disparenia) UTAMA(Konseling
menurun Seksualitas)
- Keluhan sulit A, Observasi A. Observasi
melakukan 1. Identifikasi tingkat 1. Untuk mengetahui berapa luas
aktivitas pengetahuan, masalah pahaman pasien terkait
seksual sistem reproduksi, masalah seksualitasnya dan masalah yang
menurun seksualitas, dan penyakit dialaminya.
menular seksual

B. Terapeutik B. Terapeutik
1. Berikan kesempatan 1. Untuk mengetahui konflik yang
kepada pasangan untuk terjadi pada pasangan
menceritakan
permasalahan seksual
2. Berikan saran yang 2. Untuk memberikan solusi yang
sesuai kebutuhan pasangan tepat kepada pasien dan mudah
dengan ,menggunakan untuk dipahami
bahasa yang mudah
diterima, dipahami dan
tidak menghakimi

C. Edukasi C. Edukasi
1. Informasikan pentingnya 1. Agar pasien memahami fungsi
modifikasi pada aktivitas dari aktivitas seksual
seksual

D, Kolaborasi D. Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan 1.Untuk mendukung
spesialis seksologi,jika kesembuhan pasien
perlu

IV. PELAKSANAAN
Ruang : Kamboja
Nama Pasien : Ny.Y
No. Register : 11127432

No Tanggal No. Tindakan Keperawatan Respon TT


DK Perawat

1. 01/11/ 1. Identifikasi kesiapan dan S : pasien mengatakan


2020 kemampuan menerima siap untuk menerima
informasi informasi
(10.00)
O : pasien tampak siap
untuk menyimak

S : pasien mengatakan
(10.40) Jadwalkan pendidikan
setuju jika dijadwalkan
kesehatan seksual
untuk diberikan
kesepakatan
pendidikan kesehatan
seksual

O : pasien tampak
kooperatif.

(11.00)
Berikan kesempatan S : pasien mengatakan
kepada pasanga untuk keluhannya dalam

menceritakan aktivitas seksual

permasalahan seksual dengan pasangannya

O : pasien tampak
bercerita dengan raut
wajah yang cemas

Jelaskan anatomi dan


(11.15) S:-
fisiologi sistem
reproduksi laki-laki dan O : pasien tampak
wanita. memahami penjelasan
yang diberikan

S : pasien mengatakan
(11.30) akan mengikuti anjuran
Kolaborasi dengan pengobatan dengan
spesialis seksologi,jika baik
perlu
O : pasien tampak
mengikuti arahan
pengobatan

2. 02/11/ 1. Identifikasi tingkat S : pasien mengatakan


pengetahuan, masalah mau menceritakan
2020
sistem reproduksi, permasalahan aktivitas
(08.30) masalah seksualitas, dan seksual dan
penyakit menular seksual ketakutannya akan
penyakit menular
seksual

O : pasien tampak
kooperatif

(11.00) Jelaskan resiko tertular S : pasien mengatakan


penyakit menular seksual dapat memahami
dan AIDS akibat seks penjelasan yang
bebas diberikan

O : pasien tampak
menyimak penjelasan
dengan serius

(11.40) Berikan kesempatan


untuk bertanya S : pasien mengatakan
masih sedikit ragu
untuk aktivitas
seksualnya

O : pasien tampak
mengungkapkan
pertanyaan

3. 03/11/ 1. Jelaskan perkembangan S :-.


seksualitas sepanjang
2020 O : pasien tampak
siklus kehidupan
kooperatif
(08.45)

Berikan saran yang


S : pasien mengatakan
(10.15) sesuai kebutuhan
akan mengubah
pasangan dengan
kebutuhan aktivitas
,menggunakan
seksualnya menjadi
bahasa yang mudah
lebih baik
diterima, dipahami
dan tidak O : pasien tampak tidak

menghakimi. ragu lagi

Informasikan pentingnya S : -
(11.00) modifikasi pada aktivitas O : pasien menyimak
seksual. informasi yang
diberikan

S : pasien mengatakan
11.50
akan melakukan
Kolaborasi dengan konsultasi dengan
spesialis seksologi,jika seksologi dengan rutin
perlu.
O : pasien melakukan
pengobatan secara rutin

V. EVALUASI

Ruang : Kamboja
Nama Pasien : Ny.Y
No. Register : 11127432

No. Tanggal No. Evaluasi TT


DK Perawat

1. 04/11/ 1. S: pasien mengatakan sekarang lebih memahami


secara mendalam tentang aktivitas seksual yang
2020
baik, tujuan dari hubungan seksual, melakukan
(09.00) aktivitas seksual yang aman agar terhindar dari
penyakit menular seksual dan pasien akan tetap
melakukan konsultasi dengan dokter hingga
masalah yang dialaminya bisa sembuh total

O: pasien tampak tidak ragu lagi terkait hubungan


seksualitasnya dengan pasangannya dan tahu
tentang cara menyelesaikan permasalahannya
dengan pasangannya

A ; masalah teratasi sebagian

P ; lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai