OLEH :
KELOMPOK VII
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2019/ 2020
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
KEBUTUHAN SEKSUAL : POLA SEKSUAL TIDAK EFEKTIF
A. Pengertian
Seksualitas merupakan suatu komponen integral dari kehidupan seorang wanita
normal. Hubungan seksual yang nyaman dan memuaskan merupakan salah satu faktor yang
berperan penting dalam hubungan perkawinan bagi banyak pasangan. (Irwan, 2012).
Seksualitas adalah istilah yang lebih luas seksualitas diekspresikan melalui interaksi
dan hubungan dengan individu dari jenis kelamin yang berbeda dan mencakup pikiran,
pengalaman, pelajaran, ideal, nilai, fantasi, dan emosi. Seksualitas berhubungan dengan
bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka mengkomunikasikan
perasaan tersebut kepada lawan jenis melalui tindakan yang dilakukannya, seperti sentuhan,
ciuman, pelukan, dan senggama seksual, dan melalui perilaku yang lebih halus seperti isyarat
gerakan tubuh, etiket, berpakaian dan pembendaharaan kata. (Denny & Quadagno, 1992 ;
Perry & Potter, 2005).
Kesehatan seksual didefinisikan sebagai pengintegrasian aspek somatik, emosional,
intelektual, dan sosial dari kehidupan seksual, dengan cara yang positif yang memperkaya dan
meningkatkan kepribadian, komunikasi dan cinta. (WHO, 1975).
Pola seksual tidak efektif dapat didefinisikan sebagai kekhawatiran individu
melakukan hubungan seksual yang berisiko menyebabkan perubahan kesehatan. (SDKI PPNI,
Edisi 1, 2016).
C. Pohon Masalah
D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Hematologi : hitung darah lengkap dan laju sedimentasi, skrining anemia.
2. Zat kimia, nitrogen urea darah (BUN), glukosa, tiroid, adrenal, fungsi hati dan ginjal.
3. Serologi, terutama skrining sifilis, HIV, hepatitis.
4. Urinalis, skrining obat.
5. Pemeriksaan tinja untuk darah tersamar.
E. Penatalaksanaan Medis
1. Gonorhoe (GO)
Disebabkan oleh bakteri diplococcus gram negatif yang kontak melalui eksudat dan
menyerang uretra, serviks, atau meluas ke alat reproduksi bagian atas. Eksudat dapat
menular pada bayi waktu lahir sehingga menjadi konjungtifitis neonaiorum. Komplikas
artritis, meningitis, septikemi, endokarditis dan lain-lain. Gejala yang muncul berupa nyeri,
dispa reuni, pengeluaran cairan lewat uretra. Terapi obat yang dapat diberikan, seperti
sefrakson 250 mg/IM 1 x sehari selama 7 hari dan doksisiklin 100 mg, oral 2 x / hari selama
7 hari. Untuk ibu hamil dapat diganti dengan eritromisin. Untuk ibu hamil dapat diganti
dengan eritromisin. Untuk mencegah infeksi sistemis pada neonatus diberi seftriakson
50mg/kg BB/IV atau IM 125mg.
2. Sifilis
Disebabkan oleh Spirocheata Treponema Pallidum. Penyakit ini menempati urutan ketiga
terbanyak di Amerika Serikat. Penularannya dengan cara kontak tubuh atau kongenital dari
ibu ke janin melalui plasenta. Janin yang terinfeksi Sifilis melalui ibunya dapat
menyebabkan aborsi spontan, mati dalam kandungan, kebutaan, ketulian dan kelainan pada
wajah atau ekstremitas. Terapi obat yang dapat digunakan berupa Penisilin G Benzantin
7,2 juta unit, dibagi 3 dosis, diberikan satu minggu sekali. Dosisiklin atau tetreasiklin
adalah alternatif lain apabila Ibu tak hamil. Penisilin kristal G untuk Sifilis yang menyerang
SSP secara IV. Pengobatan sipilis pada wanita hamil paling baik dengan penisilin. Apabila
bayi Sifilis dan ibu hamil sudah diterapi dengan eritromisin, sebaiknya menggunakan
penisilin benazantin 50.000 U/kg BB/intramuskuler dosis tunggal.
3. Kandidiasis
Disebabkan oleh jamur Candida Albicans yang menyebabkan infeksi pada kulit dan selaput
lendir terutama lesi pada oral, vulvovagina, saluran gastro investinal, kandidiasis vagina
ditandai dengan keluarnya cairan per vagina kental seperti keju disertai rasa gatal. Dapat
ditularkan pada waktu hubungan seksual terutama pada kondisi tubuh lemah, DM terapi
steroid, terapi sitostatika dan imunodefisiensi. Terapi obat yang dapat diberikan yaitu
mikonazol 200mg intravagina, menjelang tidur selama 3 hari titik obat lainnya seperti
klotrimasol, butakonasol, per vagina. Bayi yang menderita kandidiasis pada mulut diobati
dengan nistatin yang dioleskan dalam mulut.
5) Analisa Data
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawataan Indonesia (2016), analisis data
dilakukan dengan tahap sebagai berikut.
a. Bandingkan data dengan nilai normal
Data- data yang didapatkan dari pengkajian dibandingkan dengan nilai- nilai
normal dan identifikasi tanda/ gejala yang bermakna (significant cues).
b. Kelompokkan data
Tanda/ gejala yang dianggap bermakna dikelompokkan berdasarkan pola
kebutuhan dasar yang meliputi respirasi, sirkulasi, nutrisi/ cairan, eliminasi, aktivitas/
istirahat, neurosensory, reproduksi/ seksualitas, nyeri/ kenyamanan, integritas ego,
pertumbuhan/ perkembangan, kebersihan diri, penyuluhan/ pembelajaran, interaksi social,
dan keamanan/ proteksi.
6) Identifikasi Masalah
Setelah data dianalisis, perawat dank lien bersama- sama mengidentifikasi masalah
actual, risiko dan/ atau promosi kesehatan. Pernyataan masalah kesehatan merujuk ke
label diagnose keperawatan (SDKI, 2016).
G. Diagnosa Keperawatan
Pola seksual tidak efektif berhubungan dengan kurang privasi, ketiadaan pasangan, konflik
orientasi seksual, ketakutan hamil, ketakutan terinfeksi penyakit menular seksual, hambatan
hubungan dengan pasangan, kurang terpapar informasi tentang seksualitas dibuktikan dengan
mengeluh sulit melakukan aktivitas seksual, mengungkapkan aktivitas seksual berubah,
mengungkapkan perilaku seksual berubah, orientasi seksual berubah, mengungkapkan
hubungan dengan pasangan berubah, konflik nilai.
H. Perencanaan Keperawatan
Diagnose Tujuan/Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
Pola seksual tidak Setelah dilakukan INTERVENSI
efektif intervensi UTAMA
berhubungan keperawatan Edukasi Seksualitas
dengan… selama … x … jam a. Observasi
dibuktikan maka termoregulasi 1. Identifikasi
dengan … membaik dengan kesepian dan
Kriteria hasil : kemampuan 1. Untuk mengetahui
- Menunjukkan menerima keadaan pasien dan
pendirian seksual informasi. mampu tidaknya
yang jelas b. Terapeutik dalam menerima
meningka. 1. Sediakan materi informasi.
- Integrasi dan media
orientasi seksual pendidikan 1. Untuk
ke dalam kemampuan memfasilitasi
kehidupan menerima edukasi seksualitas
sehari-hari informasi. pada pasien.
mreningkat. 2. Jadwalkan
- Menyusun pendidikan
batasan-batasan kesehatan sesuai
sesuai jenis kesepakatan.
kelamin 3. Berikan 2. Untuk mengatur
meningkat. kesempatan untuk waktu pasien
- Pencarian bertanya. mendapatkan
dukungan social edukasi seksualitas.
meningkat. 3. Agar pasien
- Verbalisasi mendapatkan
hubungan 4. Fasilitas jawaban yang benar
harmonis kesadaran atas
meningkat. keluarga terhadap keingintahuannya.
- Verbalisasi anak dan remaja 4. Agar kesadaran
hubungan serta pengaruh keluarga meningkat
seksual sehat media. terhadap anak dan
meningkat. remaja serta
c. Edukasi pengaruh media
1. Jelaskan anatomi terkait seksualitas.
dan fisiologi
system reproduksi 1. Agar pasien
laki-laki dan memahami tentang
perempuan. anatomi dan
fisiologi system
2. Jelaskan reprodukasi laki-
perkembangan laki dan perempuan.
seksualitas 2. Agar pasien
sepanjang siklus memahami
kehidupan. perkembangan
seksualitas
3. Jelaskan sepanjang siklus
perkembangan kehidupan.
emosi masa anak 3. Agar pasien
dan remaja. memahami
perkembangan
4. Jelaskan pengaruh emosi masa anak
tekanan kelompok dan remaja.
dan social 4. Agar pasien
terhadap aktivitas memahami tentang
seksual. pengaruh tekanan
kelompok dan
social terhadap
aktivitas seksual.
5. Jelaskan 5. Agar pasien dapat
konsekuensi memahami
negatif mengasuh konsekuensi negatif
anak pada usia mengasuh anak
dini (mis. pada usia dini (mis.
Kemiskinan, Kemiskinan,
kehilangan karir kehilangan karir
dan pendidikan). dan pendidikan).
6. Agar pasien
6. Jelakan risiko memahami risiko
tertular penyakit tertular penyakit
menular seksual menular seksual
dan AIDS akibat dan AIDS akibat
seks bebas. seks bebas.
7. Agar orang tua
7. Anjurkan orang mampu
tua menjadi memberikan
educator edukasi seksualitas
seksualitas bagi bagi anak-anaknya.
anak-anaknya. 8. Agar anak/remaja
8. Anjurkan terhindar dari
anak/remaja tidak penyakit menular
melakukan sesualitas.
aktivitas seksual
diluar nikah. 9. Agar pasien mampu
9. Ajarkan berkomunikasi
keterampilan asertif dalam
komunikasi asertif menolak tekanan
untuk menolak teman sebaya dan
tekanan teman social dalam
sebaya dan social aktivitas seksual.
dalam aktivitas
seksual.
Konseling Seksualitas
a. Observasi 1. Untuk mengetahui
1. Identifikasi seberapa
tingkat pengetahuan,
pengetahuan, masalah system
masalah system reproduksi, masalah
reproduksi, seksualitas dan
masalah penyakit menular
seksualitas dan seksual pada pasien.
penyakit menular 2. Untuk mengetahui
seksual. kapan pasien
2. Idektifikasi waktu mengalami
disfungsi seksual disfungsi seksual
dan kemungkinan dan kemungkinan
penyebab. penyebab.
3. Untuk mengetahui
stress, kecemasan,
depresi, dan
3. Monitor stress, penyebab disfungsi
kecemasan, seksual.
depresi, dan
penyebab 1. Agar pasien dan
disfungsi seksual. pasangannya
b. Terapeutik mampu
1. Fasilitasi berkomunikasi dan
komunikasi antara berdiskusi dengan
pasien dan baik.
pasangan. 2. Agar pasangan
dapat mengetahui
permasalahan
seksual yang terjadi
2. Berikan diantara mereka.
kesempatan
kepada pasangan
untuk 3. Untuk memberikan
menceritakan apresiasi atas usaha
permasalahan pasien.
seksual. 4. Agar pasien dan
pasangan mampu
menyelesaikan
3. Berikan pujian permasalahan yang
terhadap perilaku mereka alami.
yang benar.
4. Berikan saran
yang sesuai
kebutuhan
pasangan dengan 1. Agar pasien
menggunakan mengetahui efek
bahasa yang dari pengobatan,
mudah diterima, kesehatan dan
dipahami dan penyakit terhadap
tidak menghakimi. disfungsi seksual.
c. Edukasi 2. Agar pasien
1. Jelaskan efek mengetahui
pengobatan, pentingnya
kesehatan dan modifikasi pada
penyakit terhadap aktivitas seksual.
disfungsi seksual.
1. Untuk membantu
2. Informasikan mengoptimalkan
pentingnya pengobatan pada
modifikasi pada pasien.
aktivitas seksual.
d. Kolaborasi
1. Kolaborasi
dengan spesialis
seksologi, jika
perlu.
I. Referensi
Aulia. 2017. “Laporan Pendahuluan Seksualitas”. Diakses pada :
https://id.scribd.com/document/356889662/Laporan-pendahuluan-Seksualitas.
Diakses pada tanggal 5 November 2020 pukul 02.19 WITA.
Diah. 2019. “Lp Seksualitas Nila Kece”. Diakses pada :
https://id.scribd.com/document/399166217/Lp-Seksualitas-Nila-Kece. Diakses
pada tanggal 5 November 2020 pukul 01.20 WITA.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. “Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia”. Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. “StandarIntervensiKeperawatan Indonesia”. Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. “StandarLuaranKeperawatan Indonesia”. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat PPNI.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. S DENGAN PEMENUHAN
KASUS :
Pasien masuk Rumah Sakit pada tanggal 29 Oktober 2020 diantar oleh suaminya. , pasien
mengatakan mengalami gangguan dalam aktivitas seksualnya dimana pasien selalu merasakan
sakit saat melakukan hubungan dan adanya tidak kepuasan dalam hubungan seksual yang terjadi
sehingga adanya konflik terhadap pasangannya dan pasien takut melakukan hubungan seksual
dikarenakan takut terjadi masalah dalam kesehatan reproduksinya. Pasien mengatakan sudah
mengalami gejala ini selama 5 hari setelah hari pernikahannya, kemudian memutuskan untuk
memeriksakannya ke RSUD Karangasem. Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik di dengan hasil
: TD : 120/90 mmHg, S : 37,0 , ND : 80x/menit dan RR : 22x/menit. Selanjutnya pasien diberikan
tindakan lanjut Di Ruang Mawar RSUD karangasem
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
No RM : 000008
Umur : 24th
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Hindu
Status : Kawin
Tanggal MRS : 29 Oktober 2020
Tanggal Pengkajian : 01 November 2020
B. Keluhan Utama
Pasien mengeluh adanya abnormal aktivitas seksual dan merasakan sakit saat melakukan
hubungan seksual
C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak pernah masuk rumah sakit sebelumnya.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien dirawat di Ruang Mawar RSUD Karangasem dengan keluhan adanya
abnormal aktivitas seksual , selalu merasakan sakit saat melakukan hubungan dan
adanya tidak kepuasan dalam hubungan seksual yang terjadi sehingga adanya
konflik terhadap pasangannya dan pasien takut melakukan hubungan seksual
dikarenakan takut terjadi masalah dalam kesehatan reproduksinya. Pasien
mengatakan sudah mengalami gejala ini selama 5 hari setelah hari pernikahannya,
Pemeriksaan fisik dengan hasil : TD : 120/90 mmHg, S : 37,0 0C , ND : 80x/menit
dan RR : 22x/menit
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama
dengannya.
D. Fisiologis
Mengungkapkan perilaku √
seksual berubah
Orientasi seksual berubah
E. Analisa Data
Ruang : Mawar
Nama Pasien : Ny.S
No Register : 222758
B. Terapeutik B. Terapeutik
1. Berikan kesempatan 1. Untuk mengetahui konflik yang
kepada pasangan untuk terjadi pada pasangan
menceritakan
permasalahan seksual
2. Berikan saran yang 2. Untuk memberikan solusi yang
sesuai kebutuhan pasangan tepat kepada pasien dan mudah
dengan ,menggunakan untuk dipahami
bahasa yang mudah
diterima, dipahami dan
tidak menghakimi
C. Edukasi C. Edukasi
1. Informasikan pentingnya 1. Agar pasien memahami fungsi
modifikasi pada aktivitas dari aktivitas seksual
seksual
D, Kolaborasi D. Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan 1.Untuk mendukung
spesialis seksologi,jika kesembuhan pasien
perlu
IV. PELAKSANAAN
Ruang : Kamboja
Nama Pasien : Ny.Y
No. Register : 11127432
S : pasien mengatakan
(10.40) Jadwalkan pendidikan
setuju jika dijadwalkan
kesehatan seksual
untuk diberikan
kesepakatan
pendidikan kesehatan
seksual
O : pasien tampak
kooperatif.
(11.00)
Berikan kesempatan S : pasien mengatakan
kepada pasanga untuk keluhannya dalam
O : pasien tampak
bercerita dengan raut
wajah yang cemas
S : pasien mengatakan
(11.30) akan mengikuti anjuran
Kolaborasi dengan pengobatan dengan
spesialis seksologi,jika baik
perlu
O : pasien tampak
mengikuti arahan
pengobatan
O : pasien tampak
kooperatif
O : pasien tampak
menyimak penjelasan
dengan serius
O : pasien tampak
mengungkapkan
pertanyaan
Informasikan pentingnya S : -
(11.00) modifikasi pada aktivitas O : pasien menyimak
seksual. informasi yang
diberikan
S : pasien mengatakan
11.50
akan melakukan
Kolaborasi dengan konsultasi dengan
spesialis seksologi,jika seksologi dengan rutin
perlu.
O : pasien melakukan
pengobatan secara rutin
V. EVALUASI
Ruang : Kamboja
Nama Pasien : Ny.Y
No. Register : 11127432
P ; lanjutkan intervensi