Toaz - Info Makalah Efek Kondisi Kritis Terhadap Ps Dan Keluargadocx PR
Toaz - Info Makalah Efek Kondisi Kritis Terhadap Ps Dan Keluargadocx PR
KELOMPOK 3
Disusun Oleh :
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Efek kondisi
kritis terhadap pasien dan keluarga” ini, meskipun masih jauh dari kesempurnaan.
Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk melengkapi salah satu tugas pada mata
kuliah Keperawatan Kritis. Dalam kesempatan ini tak lupa kami mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Atas bantuan dan dorongannya, semoga mendapat balasan dari Allah SWT, dan kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya serta bagi pembaca pada
umumnya.
Karena sifat keterbatasan yang dimiliki, maka saran dan kritik yang membangun sangat
kami harapkan, dan semoga makalah ini dapat menjadi titik sumbangan bagi pengembangan
ilmu pengetahuan .
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Pada Pasien
Kondisi kritis
Pe
Kecemasan adalah kondisi dimana terjadi disfungsi
menyebabkan atau gagal pada satu atau lebih sistem Menurut M
respon : kelurga :
tubuh
1. Kognitif
2. Psikomotor 1. Active Pr
3. Fisiologis disisi pasi
4. Perasaan tidak Pasien kritis 2. Protector
nyaman adalah pasien yang beresiko tinggi terbaik)
terhadap masalah kesehatan yang 3. Facilitator
mengancam jiwa (American sesuai den
Association of Critical Nursing) 4. Historian
5. Coaching
PENJELASAN
Sakit kritis merupakan kejadian yang tiba-tiba dan tidak diharapkan serta
membahayakan hidup bagi pasien dan keluarga yang mengancam keadaan stabil.
Stress dan penyakit merupakan efek dari kondisi kritis terhadap pasien. Stress
didefinisikan sebagai suatu stimulus yg mengakibatkan ketidakseimbangan fungsi
fisiologis dan psikologis. Pada kenyataannya, bahwa dengan diterimanya pasien di
ICU menjadikan tanpa adanya ancaman terhadap kehidupan dan kesejahteraan
pada semua individu yang dirawat. Di sisi lain, perawat keperawatan kritis
merasakan bahwa unit keperawatan kritis merupakan tempat di mana hidup
dengan kewaspadaan. Di sisi lain juga pasien dan keluarga merasa bahwa
diterimanya di ICU sebagai tanda akan tiba kematian karena pengalaman mereka
sendiri atau orang lain. Karena perbedaan persepsi tentang perawatan kritis antara
pasien, keluarga, dan perawat, maka terputusnya komunikasi kedua pihak harus
diantisipasi.
Peran sakit pada pasien yang sering ditemukan adalah peran tidak berdaya.
Stres karena penerimaan peran sakit, ketidakberdayaan dapat menyebabkan
terputusnya komunikasi antara pasien dan perawat. Ketidakberdayaan sering
dihubungkan dengan ansietas yang menjelaskan bahwa mengalami kemunduran
pada pasien dewasa. Berbagai macam perilaku koping pasien seperti mengingkari,
marah, pasif, atau agresif umumnya dapat dijumpai pada pasien. Upaya koping
pasien mungkin efektif atau tidak efektif dalam mengatasi stres dan ini
mengakibatkan ansietas. Jika perilaku koping efektif, energi dibebaskan dan
diarahkan langsung ke penyembuhan. Jika upaya koping gagal atau tidak efektif,
maka keadaan tegang meningkatkan dan terjadi peningkatan kebutuhan energi.
Hubungan antara stres, ansietas, dan mekainsme koping adalah kompleks
dan ditunjukkan secara kontinyu dalam berbagai situasi keperawatan kritis.
Tingkat stres yang ekstrem merusak jaringan tubuh dan dapat mempengaruhi
respon adaptif jaringan patologis. Jika koping tidak efektif, ketidakseimbangan
dapat terjadi dan respon pikiran serta tubuh akan meningkat berupaya untuk
mengembalikan keseimbangan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Masing-masing efek kondisi kritis baik bagi pasien maupun keluarga ada
efek psikologis maupun non psikologis. Adapun efek psikologis terhadap pasien
kritis antara lain: stres akibat kondisi penyakit , rasa cemas dan takut bahwa
hidup terancam (kematian), perasaan isolasi, depresi, dan perasaan rapuh karena
ketergantungan fisik dan emosional. Adapun efek non psikologis terhadap pasien
kritis antara lain: ketidakberdayaan, pukulan (perubahan) konsep diri, perubahan
citra diri, perubahan pola hidup, perubahan pada aspek sosial-ekonomi
(pekerjaan, financial pasien, kesejahteraan pasien dan keluarga), keterbatasan
komunikasi (tidak mampu berkomunikasi).
Adapun efek psikologis terhadap keluarga: stres akibat kondisi penyakit
pasien (anggota keluarga), prosedur penanganan, ansietas berhubungan dengan
ancaman kematian pada pasien (anggota keluarga), pengingkaran terhadap
kondisi kritis pasien (anggota keluarga). Sedangkan efek non psikologis terhadap
keluarga: perubahan struktur peran dalam keluarga, perubahan pelaksanaan
fungsi peran dalam keluarga, terbatasnya komunikasi dan waktu bersama,
masalah financial keluarga, perubahan pola hidup keluarga.
3.2 SARAN
Sebagai perawat professional kita harus mengetahui bagaimana efek
kondisi kritis terhadap pasien dan keluarga. Selain itu pemahaman terhadap
konsep holism, komunikasi, dan kerjasama tim dalam keperawatan kritis penting
untuk menunjang perawatan terhadap klien agar kondisi klien lebih baik dan
status kesehatan meningkat sehingga angka kematian dapat ditekan semaksimal
mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo, S. (2012). Keperawatn Keluarga (Pertama). Yogyakarta: Graha Ilmu
Baradro, M., Dayrit, M., & Maratning, A. (2016). Seri Asuhan Keperawatan
Kesehatan Mental Psikiatri. (A. Linda, Ed). Jakarta: EGC
Halgin, & Whitbourne. (2010). Psikologi Abnormal Perspektif Klinis Pada
Gangguan Psikologis (6th ed). Jakarta: Salemba Medika.
Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. (S. Riyadi, Ed.) (Pertama).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.