Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Disusun Oleh:

Nama : Maju Lubis

NPM : E1D013125

Prodi : Agribisnis

Kelompok : V(lima)

Hari/Jam : Jumat/08:00-09:40

Tanggal : 25 Oktober 2013

Ko-Ass : - Al Arbi

- Deri Gustian

Dosen : Drs. Hasan Basri Daulay,M.S.

Objek Praktikum : PENGENALAN ALAT-ALAT


LABORATORIUM

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebelum memulai melakukan kegiatan praktikum di laboratorium,kita sebagai praktikan
harus mengenal alat-alat laboratorium dan semua fungsi peralatan dasar yang biasa digunakan
dalam laboratorium kimia.Pengenalan alat-alat yang akan dipergunakan dalam laboratorium
sangat penting guna kelancaran percobaan yang dilaksanakan diantaranya adalah menghindari
kecelakaan kerja dan gagalnya percobaan. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau
bahkan berbahaya jika tidak sesuai dengan prosedur pemakaian .Oleh karena itu,  pemahaman
fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum
melakukan praktikum di laboratorium kimia.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pengenalan alat-alat laboratorium ini adalah untuk mengetahui nama alat-alat
yang digunakan di dalam laboratorium kimia serta mengetahui fungsinya.Dan mengetahui
cara penggunaan beberapa alat-alat dalam laboratorium.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Seperti yang telah dijelaskan, bahwa teori pengenalan alat-alat laboratorium bertujuan
untuk membuat praktikan mengetahui fungsi atau kegunaan alat-alat laboratorium, oleh
karena itu, fungsi daripada tiap-tiap alat akan dijelaskan dengan tujuan agar praktikan dapat
memahami secara jelas kegunaan alat-alat laboratorium yang akan dipakai. Pada dasarnya
setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat tersebut, prinsip kerja atau proses
yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan
namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter
seperti thermometer, hygrometer, spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai
dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph, barograph
(Moningka, 2008).
Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai
kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam
penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum
biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak
digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan (Moningka, 2008).
Penggunaan beberapa alat gelas dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan
tersebut dapat berjalan dengan baik. Kesalahan dalam penggunaan alat-alat ini dapat
mempengaruhi hasil yang akan diperoleh. Oleh karena itu harus diberikan pelatihan tentang
penggunaan alat-alat tersebut.
Penggunaan alat-alat gelas tersebut haruslah sesuai dengan fungsinya agar pekerjaan
tersebut dapat berjalan dengan baik dan tepat. Apabila terjadi suatu kesalahan atau kekeliruan
dalam penggunaannya akan mempengaruhi hasil yang diperoleh. Ada beberapa macam alat
gelas yang dipakai di laboratorium, antara lain: gelas piala (beker gelas), erlenmeyer, gelas
ukur, botol, pipet, corong, tabung reaksi, gelas objek dan gelas penutup, cawan petri dan
kamar hitung.
Terdapat dua kelompok alat-alat ukur yang digunakan pada analisa kuantitatif, yaitu:
Alat-alat yang teliti (kuantitatif) dan alat-alat yang tidak teliti (kualitatif). Untuk alat-alat
yang teliti (kuantitatif) terdiri dari : buret, labu ukur, pipet. Sedangkan untuk alat-alat yang
tidak teliti (kualitatif) terdiri dari gelas ukur, erlenmeyer, dan lainnya. Dalam prakteknya baik
analisa maupun sintesa, sesorang yang mempelajari atau menekuni bidang kimia pasti akan
selalu dihadapkan pada hal-hal yang berhubungan dengan alat-alat dan bahan kimia.
Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan
fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna,
kebersihan alat yang digunakan dan ketelitian praktikan dalam perhitungan sangat
mempengaruhi keberhasilan dalam suatu praktikum, dengan ketelitian dan ketepatan
penggunaan alat maka kesalahan dalam praktikum dapat diminimalisir (Riadi, 1990).
Maka, dari penjelasan yang telah diuraikan diatas, dalam pelaksanaannya diharapkan kita
dapat melakukan percobaan dengan baik, dimana selain memperkenalkan alat dan fungsinya
kita juga harus mengetahui cara kerja dan sistematika penggunaan alat-alat tersebut secara
tepat dan akurat, karena dengan mengetahui sistematika atau langkah-langkah penggunaan
alat akan membuat praktikan tahu bagaimana mengatasi kesalahan-kesalahan yang dapat
terjadi pada alat saat kita melakukan percobaan dilaboratorium (Mardani, 2007).
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja
serta fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan
bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat
melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).
Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja atau
pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit
atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium yang aman, bebas dari rasa
khawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif,
dan efesien (Khasani, 1990).
Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan beberapa alat gelas.
Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan tersebut dapat
berjalan dengan baik. Keadaan yang aman dalam suatu laboratorium dapat kita ciptakan
apabila ada kemauan dari para pekerja, pengguna, maupun kelompok pekerja laboratorium
untuk menjaga dan melindungi diri, diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi
dapat berakibat pada dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya. Tujuan dari praktikum
pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa macam alat gelas yang sering digunakan
dalam laboratorium dan penggunaanya (Ginting, 2000).
Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus dipahami oleh
praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat, fungsi, dan cara penggunaan
alat-alat yang akan kita gunakan, agar praktikum yang akan dilakukan berjalan dengan baik
(Setiawati, 2002).
Pemakaian bahan kimia akan sangat berpengaruh terhadap alat-alat yang digunakan.
Setiap alat dirancang dengan bahan-bahan yang berbeda, ada yang terbuat dari gelas,
porselen, kayu, alumunium, plastik, dan lain-lain sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Alat-alat tersebut ada yang tahan terhadap basa, tahan terhadap kondisi asam, tahan terhadap
panas, dan ada yang hanya tahan terhadap kondisi normal. Oleh sebab itu, penggunaan alat
dan bahan kimia sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian (Mored, 2000).
Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-namanya,
memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat dirancang atau dibuat
dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan mempunyai fungsi yang sangat spesifik.
Kebanyakan peralatan untuk percobaan–percobaan di dalam laboraturium terbuat dari gelas.
Meskipun peralatan-peralatan tersebut telah siap dipakai, tetapi di dalam pemasangan alat
untuk suatu percobaan kadang kala diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau
membuat peralatan khusus sesuai kebutuhan (Imamkhasani, 2000).
Dalam melakukan percobaan dilaboratorium atau bekerja dalam laboratorium
terutama laboratorium kimia, seseorang akan selalu dihadapkan pada hal-hal yang
berhubungan dengan bahan-bahan kimia, peralatan yang dapat berbahaya dan merugikan bagi
diri sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitar, bila tidak digunakan dengan baik. Seperti
layaknya pekerjaan lain, bekerja dalam laboratorium kimia juga mempunyai resiko
kecelakaan kerja. Resiko ini dapat disebabkan karena faktor ketidaksengajaan, keteledoran
dan sebab-sebab lain yang diluar kendali manusia.
BAB III
METODEOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum pengenalan alat ini dilaksanakan di laboratorium Teknologi Pertanian
Universitas Bengkulu , pada hari Jumat,25 Oktober 2013 Pukul 08.00 – 09.40 WIB.

3.2 Alat

1. Gelas Piala 19. Corong


2. Erlemeyer 20. Rak Tabung Reaksi
3. Labu Ukur 21. Penjepit Tabung Reaksi
4. Petridish 22. Statif dan Klem
5. Gelas Ukur 23. Sikat Tabung Reaksi
6. Kaca Arloji 24. Segitiga
7. Tabung Reaksi 25. Bola Hisap
8. Cawan Penguap 26. Lampu Spiritus
9. Mortal 27. Bunsen
10. Krush 28. Kaki Tiga
11. Pipet Tetes 29. Botol Semprot
12. Pipet Volum 30. Kawat Kasa
13. Pipet Gondok 31. Klem Utilitas
14. Batang Pengaduk 32. Oven
15. Sudip 33. Tanur
16. Corong pisah 34. Hot Plane
17. Desikator 35.Timbangan Analitis
18. Buret

3.3 Cara Kerja


1. Koas menunjukkan alat-alat laboratorium yang hendak dipelajari serta menjelaskan
fungsi alat-alat tersebut kepada praktikan.
2. Mendengar serta memerhatikan koas yang sedang mengenalkan alat-alat laboratorium.
3. Menuliskan fungsi dari alat-alat laboratorium tersebut di buku panduan praktikum
kimia sesuai yang dijelaskan oleh koas.
4. Mengumpulkan buku panduan praktikum kimia untuk ditandatangani oleh koas .
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Hasil Pengamatan


No. Nama Alat Gambar Fungsi
1. Gelas Piala Sebagai tempat untuk menyimpan dan
meletakkan larutan. Gelas Piala memiliki takaran
namun jarang bahkan tidak diperbolehkan untuk
mengukur volume suatu zat cair.
2. Erlemeyer Sebagai wadah unuk mereaksikan suatu zat kimia
dalam skala yang cukup besar dan sebagai wadah
dalam proses titrasi.
3. Labu Ukur Untuk membuat,menyimpan dan mengencer-
kan larutan dengan ketelitian yang tinggi.

4. Petridish sebuah wadah untuk membiakkan sel atau mikroba.

5. Gelas Ukur Untuk mengukur volume larutan..

6. Kaca Arloji Sebagai wadah untuk menimbang bahan-bahan


kimia yang berupa padat,serbuk serta kristal

7. Tabung  Sebagai wadah satu atau dua jenis zat


Reaksi

8. Cawan Digunakan sebagai wadah untuk mengeringkan


Penguap suatu zat

9. Mortal Menghaluskan zat yang masing bersifat


padat/kristal.

10. Krush Sebagai wadah untuk menentukan kadar abu.

11. Pipet Tetes Untuk meneteskan atau mengambil larutan


dengan jumlah kecil dari suatu tempat ke tempat
lain.
12. Pipet Untuk menentukan volume larutan
Volum
13. Pipet Untuk mengukur volume larutan
Gondok
14. Batang Untuk mengocok atau mengaduk suatu larutan.
Pengaduk
15. Sudip Untuk mengambil bahan-bahan kimia dalam
berupa padat atau bubuk.

16. Corong Untuk memisahkan larutan yang disebabakan


Pisah ooleh massa jenisnya yang berbeda

17. Desikator Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus bebas


air dan mengeringkan zat-zat dalam laboratorium.

18. Buret Digunakan untuk titrasi, tapi pada keadaan


tertentu dapat pula digunakan untuk mengukur
volume suatu larutan.

19. Corong Corong digunakan untuk memasukan atau


memindah larutan dari satu tempat ke tempat lain

20. Rak Tabung Sebagai tempat tabung reaksi.


Reaksi

21. Penjepit Untuk menjepit tabung reaksi.


Tabung
Reaksi
22. Statif dan Sebagai penjepit soklet pada proses ekstraksi dan
Klem sebagai penjepit buret dalam proses titrasi
sekaligus untuk menjepit kondensor pada proses
destilasi
23. Sikat Untuk menyikat tabung reaksi
Tabung
Reaksi
24. Segitiga Untuk menahan wadah, misalnya krush pada saat
pemanasan ataau corong pada waktu penyaringan.

25. Bola Hisap Untuk menghisap larutan yang akan dari botol
larutan.

26. Lampu Untuk membakar zat atau memanaskan larutan.


Spritus

27. Bunsen Untuk memanaskan larutan dan dapat pula


digunakan untuk sterilisasi dalam proses suatu
proses.
28. Kaki Tiga Kaki tiga sebagai penyangga pembakar spirtus.
29. Botol digunakan untuk menyimpan aquades dan digunakan
Semprot untuk mencuci ataupun membilas bahan-bahan yang
tidak larut dalam air.

30. Kawat Kasa Sebagai alas atau untuk menahan labu atau beaker
pada waktu pemanasan menggunakan pemanas
spiritus atau pemanas bunsen
31. Klem Alat untuk Penjepit dan penyangga tabung
Utilitas erlemeyer saat dipanaskan

32. Oven Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan


dan digunakan untuk mengeringkan bahan yang
dalam keadaan basah.
33. Tanur Digunakan sebagai pemanas pada suhu tinggi,
sekitar 1000 °C.dan untuk menentukan kadar abu

34. Hot Plate Untuk memanaskan larutan. Biasanya untuk


larutan yang mudah terbakar.

35 Timbangan Tempat untuk menimbang zat-zat yang akan


Analitis ditimbang dengan skala yang kecil.
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
Berikut akan diuraikan pembahasan tentang hasil percobaan ini yang berjudul
pengenalan alat-alat laboratorium. Tujuan diadakannya laboratorium ini adalah agar setiap
praktikan mampu mengenal dan memahami fungsi, cara penggunaan serta perbedaan berbagai
alat yang ada dilaboratorium. Dan diharapkan agar nantinya praktikan tidak canggung lagi di
laboratorium.
Dalam percobaan yang telah dilakukan, terdapat berbagai macam alat, berikut akan
diuraikan pengkategorian dan penanganan alat-alat yang ada di laboratorium berdasarkan
kemampuan yang dimiliki alat untuk mendukung berbagai proses yang dilakukan dalam
percobaan kimia ini. Alat-alat pemanasan terdiri atas pembakar gas, pembakar spiritus,
pemanas mantel, kompor listrik, kaki tiga, kasa, gelas beker, tabung reaksi, labu didih,
penjepit. Untuk alat-alat penimbangan terdiri atas labu ukur, labu erlemeyer, pipet gondok,
gelas beker. Dan terakhir untuk alat titrasi terdiri atas statip, buret, labu erlenmeyer dan
corong. Terdapat dua kelompok alat-alat ukur yang digunakan pada analisa kuantitatif, yaitu:
Alat-alat yang teliti (kuantitatif) dan alat-alat yang tidak teliti (kualitatif). Untuk alat-alat
yang teliti (kuantitatif) terdiri dari : buret, labu ukur, pipet. Sedangkan untuk alat-alat yang
tidak teliti (kualitatif) terdiri dari gelas ukur, erlenmeyer, dan lainnya.
5.1.1 Peralatan Gelas
Alat – alat gelas yang ada dilaboratorium adalah :
Gelas piala atau yang sering disebut gelas bekker. Gelas tersebut berfungsi sebagai
tempat larutan dan dipakai juga pada saat pemanasan larutan dan penguapan pelarut untuk
memekatkan.
Selain gelas piala, ada suatu alat gelas yang bernama gelas ukur. Gelas ukur digunakan
untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Gelas ini berskala dan bermacam
ukuran.
Erlenmeyer adalah alat yang dipakai sebagai tempat zat – zat yang dititrasi dan dipakai
juga untuk memanaskan larutan. Setelah cairan diisi ke erlenmeyer, erlenmeyer digoyang –
goyangkan agar larutan tercampur sampai titik akhir tercapai.
Pipet gondok sebagai alat pengambil larutan terbuat dari gelas dan bagian tengahnya
membesar serta ujungnya meruncing. Pipet gondok dapat mengambil larutan tertentu dengan
volume yang tepat. Pipet gondok mempunyai skala 25 ml dan batas tera menggunakan bola
hisap.
Buret adalah alat yang digunakan pada saat proses titrasi. Zat yang digunakan untuk
menitrasi ditempatkan pada buret.Masih ada peralatan gelas lainnya seperti tabung reaksi.
Sesuai dengan namanya, tabung reaksi digunakan untuk mereaksikan suatu zat. Tak hanya itu,
di laboratorium juga terdapat botol semprot yang berfungsi untuk menyimpan aquadest.
Terdapat pula kaca arloji. Alat yang terbuat dari kaca bening ini terdiri dari berbagai
ukuran diameter. Kaca arloji berfungsi untuk mengeringkan padatan dalam desikator, sebagai
tempat saat menimbang bahan kimia dan sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan
sampel.
5.1.2 Peralatan non Gelas
Alat – alat non gelas yang ada dilaboratorium adalah :
Rak tabung reaksi terbuat dari kayu dengan lubang – lubang seukuran tabung reaksi
berfungsi sebagai tempat meletakkan tabung reaksi. Cara menggunakannya yaitu letakkan
tabung reaksi kedalam lubang – lubang yang ada dalam rak tabung reaksi.
Kaki Tiga adalah Besi  penyangga ring berfungsi untuk menahan kawat kasa dalam 
pemanasan. Cara menggunakannya yaitu diletakkan di antara Bunsen dan kawat kasa.
Kawat Kasa yang dilapisi dengan asbes berfungsi sebagai alas dalam penyebaran panas
yang berasal dari suatu pembatas. Letakkan kawat kasa di atas Bunsen  dengan disangga kaki
tiga. Lalu diletakkan alat gelas yang terdapat larutan yang akan dipanaskan.

Spatula berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless steel
atau alumunium berfungsi untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan dan dipakai
untuk mengaduk larutan.

Bola Hisap Untuk menghisap larutan yang akan dari botol larutan. Untuk larutan selain
air sebaiknya digunakan karet pengisat yang telah disambungkan pada pipet ukur.

Oven Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan digunakan untuk


mengeringkan bahan yang dalam keadaan basah.

Hot Plate Untuk memanaskan larutan. Biasanya untuk larutan yang mudah terbakar.
Timbangan analitis sebagai tempat untuk menimbang zat-zat yang akan ditimbang
dalam skala kecil.
Tanur Digunakan sebagai pemanas pada suhu tinggi, sekitar 1000 °C. dan untuk
menentukan kadar abu
5.2 Teknik Dasar Laboratorium
5.2.1 Penyaringan
Endapan atau zat yang tidak larut dapat dipisahkan dengan cara penyaringan dan
untuk menyaring digunakan corong dan kertas saring corong dipasang pada tempat corong
atau dengan klem statif.Di bawah corong diletakkan gelas kimia hingga ujung tangkai corong
menyentuh dinding gelas.corong yang digunakan adalah corong bersudut 60 derajat.dan
kertas saring yang digunakan berdiameter 9 atau 11 centimeter.
5.2.2 Pengukuran Volume
Gelas ukur  digunakan untuk mengukur volume larutan dan memiliki skala
millimeter(mL) yang dibaca dari 0 mL hingga sampai angka gelas ukur.
Pipet Volume  mempunyai volume 1,2,5, dan 10 mL.hanya digunakan mengambil larutan
yang sesuai volume pipet volume dan bola hisap digunakan sebagai alat bantu menyedot
larutan ke dalam pipet.
5.2.3 Menggunakan neraca
Ada tiga jenis neraca,yaitu:
-Neraca palang tiga mempunyai ketelitian 0,1-0,01 gram.
-Neraca beban mempunyai ketelitian 0,01 gram -0,1 mgram
-Neraca analitis mempunyai ketelitian 0,001 gram-0,01 mgram.
5.2.4 Teknik menggunakan Buret untuk titrasi
Buret adalah sebuah peralatan gelas laboratorium berbentuk silinder yang memilki
garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya.Buret digunakan untuk meneteskan
sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang melakukan presisi,seperti pada eksperimen
titrasi.
Oleh karena presisi buret yang tinggi,kehati-hatian pengukuran volume dengan buret
sangatlah penting untuk menghindari galat sistematik.ketika membaca buret,mata harus tegak
lurus dengan permukaan cairan untuk menghindari galat paralaks.Kaidah yang umunnya
digunakan adalh dengan menambahkan 0,02 mL jika bagian bawah meniscus menyentuh
bagian bawah garis ukur.Oleh karena presisinya yang tinggi,satu tetes cairan yang
menggantung pada ujung buret harus ditransfer ke labu penerima,biasanya dengan menyentuh
tetesan itu ke sisi labu dan membilasnya ke dalam larutan dengan pelarut.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Dari percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa masing-masing alat laboratorium
memiliki prosedur tersendiri sesuai dengan guna dan fungsinya.Peralatan yang digunakan di
laboratorium terbagi menjadi dua bagian yaitu peralatan gelas dan peralatan non gelas . Jadi,
alat-alat yang ada di laboratorium harus digunakan sebagaimana mestinya.

6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan agar semua praktikan menguasai materi percobaan dan
cermat serta teliti agar mendapat hasil yang maksimal.Sebaiknya alat-alat yang ada di
laboratorium lebih diperhatikan dan dirawat lagi agar saat praktikum bisa dipergunakan
dengan baik dan maksimal tanpa ada kekurangan. semua praktikum menguasai materi
percobaan dan cermat serta teliti agar mendapat hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Buku penuntun praktikum kimia 2013.laboratorium teknologi pertanian unib


Moningka.2008. Kimia Universitas Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta.
Ramli.2002 .Analisis Kimia Kualitatif. Erlangga, Jakarta.

Riadi.1990. Pemilihan Uji Laboratorium yang Efektif : Choosing Effective Laboratory


Tests. Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Mardani, 2007. Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua. Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Braddy, James E. 1994. Kimia Universitas Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai