Dasar Alkitab Pelayanan Anak
Dasar Alkitab Pelayanan Anak
Pentingnya pengajaran terhadap anak mendapat perhatian penuh baik dalam Perjanjian
Lama maupun Perjanjian Baru. Para pemimpin gereja mula-mula, juga para pemimpin
pendidikan modern semua setuju bahwa pengajaran kepada anak-anak sejak dini
membentuk karakter mereka yang akan berpengaruh bagi mereka saat dewasa nanti.
Paul D. Meier, seorang ahli pendidikan modern juga mengatakan hal yang sama. Dia
berkata, “Karakter individu seorang anak dibentuk mulai usia 0 – 7 tahun. Pada saat itu
mereka akan dibentuk menjadi “siapa mereka” dan itu juga berlangsung sebagaimana
Pada satu sisi pentingnya pelayanan kepada anak belum mendapat perhatian penuh dari
semua para pemimpin Kristen atau gereja di masa kini. Hal ini dapat dilihat dari beberapa
Gereja kurang melengkapi para pelayan anak menjadi guru-guru yang berkualitas, seperti:
memiliki panggilan untuk melayani; mempunyai kehidupan rohani yang dapat diteladani;
Gereja lokal kurang memberi perhatian yang penuh kepada anak dan remaja. Gedung-
gedung gereja dibangun besar-besar dan megah untuk ruangan kebaktian umum sementara
kelas-kelas khusus untuk Sekolah Minggu tidak ada atau kurang memadai. Kadangkala
para pelayan anak atau pembina remaja harus mengeluarkan budget mereka sendiri untuk
memenuhi kebutuhan materi atau program buat pelayanan. Bantuan yang diberikan oleh
kepemimpinan atau yang lainnya dan enggan untuk mengikuti seminar atau lokakarya
Gereja mulai kehilangan para remajanya karena perhatian kepada mereka sangat kurang
Gereja kurang menyadari besarnya pengaruh negatif dari multi media. Ini bukan saja
terjadi di kota-kota tapi di daerah-daerah juga. Para pengajar yang tidak terlatih dan
menggunakan materi pengajaran seadanya pun kurang diperhatikan oleh para pemimpin
gereja. Pelayanan anak hanya dilirik “sebelah mata” saja oleh para pemimpin gereja.
Gereja juga lemah dalam pelayanan keluar. Multi krisis yang terjadi di Indonesia telah
kurang pendidikan formal, dan banyak yang menjadi buruh anak. Anak-anak telah menjadi
korban narkoba dan suka berkelahi telah menjadi “trend” atau karakteristik anak-anak
Inilah fenomena yang terjadi di kalangan gereja. Gereja tidak menempatkan anak-anak
menjadi “jantung” dalam pelayanan mereka, dan masih menjadikan pelayanan kepada anak
memiliki pandangan yang benar tentang anak sebagaimana yang dikatakan oleh Alkitab.
Selain itu gereja dan para pelayan Kristen akan lebih terlibat secara mendalam lagi dalam
melayani anak-anak dan memperlakukan mereka sama pentingnya dengan pemuda dan
orang dewasa, sehingga gereja memiliki pelayanan yang berwawasan kepedulian kepada
kehidupan anak.
Anak
Dalam pasal I Undang-Undang Perlindungan Anak. Yang dimaksud dengan anak adalah
seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan.
Siapa yang disebut anak dan batasan usia anak masih sangat rancu apalagi di Indonesia,
tapi Konvensi Hak Anak mengatakan bahwa yang disebut anak di sini adalah mereka yang
KUH Perdata menyatakan bahwa seseorang disebut dewasa kalau sudah berumur
21 tahun,
Hukum Pidana menyebutkan bahwa seorang anak adalah yang berumur di bawah
16 tahun.
UU No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan bahwa anak adalah
seseorang yang belum berumur 21 tahun dan belum pernah kawin berada di bawah
UU No 1 tahun 1974 pasal 7 menyebutkan bahwa minimum usia untuk dapat kawin
Anak adalah keturunan yang kedua dalam struktur keluarga, yang merupakan hasil
perkawinan suami istri dan anak orang lain yang diambil atau diangkat menjadi anak
sendiri.
1. Bayi, adalah anak yang berumur dibawah 1 tahun atau sebelum mencapai hari
ulang tahun yang pertama. Jadi anak yang tepat 1 tahun tidak termasuk kelopok
bayi.
2. Balita adalah anak yang berumur dibawah 5 tahun atau sebelum mencapai umur 5
tahun.
3. Anak Prasekolah adalah anak yang berumur antara 5-6 tahun kurang satu hari.
5. Anak Pra Remaja adalah kelompok anak yang berumur 10 - <13 tahun
programs/263-batasan-usia-anak-dan-pembagian-kelompok-umur-anak