NPM : 15022455
Apa, kenyataan yang Alkitab katakan tentang asal dan status anak-anak? Persfektif Alkitab
terhadap anak-anak ada secara eksplisit dan implicit. Keduanya menyodorkan dasar
bagaimana anak-anak harus diperlakukan dan dihargai. Keduanya membentuk pondasi utama
yang mana semua agensi perkembangan anak-anak harus memandang dan membangun
pekerjaan mereka di atas dasar itu. Keduanya memiliki prinsip-prinsip kekal yang berbicara
kepada hati nurani kita setiap hari dalam hubungan personal kita dengan anak-anak.
Mari kita menyelidiki asal, status, formasi, citra dan persepsi tentang anak baik di dalam
Perjanjian Lama maupun di Perjanjian Baru.
1. Apa yang ayat-ayat ini katakan tentang asal anak-anak? Kejadian 1:27; 4:25; 33:5; Rut
4:13; Ayub 10:10-11; Mazmur 71:6.
Jawaban : anak-anak berasal dari Allah, karena Tuhan menciptakan manusia sesuai
dengan gambar dan rupa Allah.
2. Allah pertama-tama memberikan perintah kepada Adam dan Hawa mengenai anak-anak.
Apa itu? Bagaimana hal itu merefleksikan status anak-anak dalam keluarga dan
masyarakat? Kejadian 1:28.
Jawaban : Allah memerintahkan agar manusia itu beranak cucu dan bertambah banyak
karena lewat keturunan tersebut mereka di beri kuasa untuk menjaga dan memelihara
bumi.
3. Mazmur 139:13 berkata bahwa Allah “menenun” kita dalam kandungan ibu kita. Apa
kata-kata lain yang digunakan dalam ayat-ayat berikut ini yang menjabarkan tentang
formasi anak dalam kandungan ibu?
Jawaban : Yaitu kata bentuk. Allah membentuk kita sejak kita masih berada dalam
kandungan ibu kita.
5. Hubungan Allah dengan umat Israel dalam Perjanjian Lama sering dibandingkan dengan
hubungan seorang ayah dengan anak-anaknya, contoh Ulangan 14:1. Mengapa?
Bagaimana hal tersebut dapat dihubungkan dengan Kejadian 17:4-7? Apa yang referensi
ini katakan sehubungan dengan pandangan Allah terhadap anak-anak?
Jawaban : karena Tuhan menganggap bahwa bangsa Israel adalah umat-umatNya atau
anak-anakNya. Hubungannya adalah Tuhan akan mengadakan perjanjianNya dengan mereka
6. Banyak ayat-ayat dalam Perjanjian Lama dan Baru menunjukkan Hati Allah bagi anak-
anak.
7. Daftarkanlah hal yang tersirat atau “tema-tema” yang anda temukan sehubungan dengan
anak dalam referensi berikut ini:
Pertanyaan-pertanyaan Refleksi:
1. Dalam buku “Precious in His Sight”, Zuck mencatat jumlah referensi ayat-ayat dalam
Alkitab yang cukup siginifikan tentang anak-anak. Kata “anak” (121 kali); “anak-anak”
(448 kali); “masa kanak-kanak “ (4 kali) dan “anak laki-laki” (2.700 kali). Ada lebih dari
1.400 referensi tentang anak-anak, masa kanak-kanak, pengasuhan dan pokok lainnya
yang berhubungan dengan anak-anak dalam Indeks Referensi ayat Alkitab di akhir buku
ini. Apa implikasi dari jumlah referensi tersebut? Bagaimana suatu pengertian dari apa
yang Alkitab katakan tentang anak-anak berdampak bagi sikap orang dewasa terhadap
anak-anak?
= implikasinya yaitu, anak-anak adalah sosok yang paling penting dan paling
berpengaruh baik untuk gereja , negara dan keluarganya. Dan sikap orang tua sangat
berdampak bagi anak-anak karena mereka akan melihat contoh sikap dari kedua oraang
tuanya.
2. Melihat pernyataan-pernyataan yang kontras dalam pendahuluan di pasal ini. Yang mana
dari sikap-sikap tersebut yang biasa muncul di antara teman-teman anda atau
lingkungan/masyarakat anda? Pernyataan similar lainnya apakah yang biasanya orang-
orang dalam budaya anda katakan tentang anak.
= banyak dari orang dewasa dalam daerah saya yang menganggap enteng para anak-anak
kecil. Karena di pikiran mereka, anak-anak adalah sosok yang belum mengerti dan tidak
tau apa-apa.
Jawaban : sebaiknya para orang tua harus diajarkan terlebih dahulu pandangan alkitab
tentang anak supaya mereka mengerti dan otomatis mereka akan mendidik dan merawat anak
mereka dengan baik.
Roy B. Zuck, Precious in His Sight, pages 11-15, 39-44 and 53-56.
Sangat jelas dalam Alkitab bahwa para perempuan (dan para laki-laki) ingin memiliki anak-
anak. Lebih dari pada itu, Allah ingin agar umat-Nya berlimpah anak-anak. Perintah pertama
yang diberikan dalam Alkitab adalah “beranakcuculah dan penuhilah bumi” (Kejadian 1:28).
Sarah yang mandul menunjukkan bahwa memiliki anak-anak adalah suatu “kesenangan”
(Kejadian 18:12). Ayub sangat gembira saat anak-anaknya ada di sekelilingnya (Ayub 29:5)
dan pemazmur menunjukkan kepada “ibu anak-anak penuh sukacita” (Mazmur 113:9).
Tidak memiliki anak-anak dikategorikan sebagai suatu aib (Kejadian 30:23) dan
kesengsaraan (Kejadian 29:32; 1 Samuel 1:11). Perempuan-perempuan mandul dalam
Alkitab kadang-kadang putus asa untuk memiliki anak: “Berikanlah kepadaku anak-anak;
kalau tidak, aku akan mati!”
teriak Rahel (Kejadian 30:1). Catat juga keputusasaan Hana untuk memiliki anak-anak dalam
1 Samuel 1:7-16.
Tidak memiliki anak juga sebuah masalah dalam Abad 21 ini bagi kebanyakan pasangan
yang menikah dan mengalami kemandulan. Untuk mengisi kekosongan ini, banyak pasangan
memilih untuk mengadopsi sementara yang lain cukup puas dengan menjadi orang tua
angkat. Zuck menunjukkan bahwa “tahun 1991, lebih dari satu juta anak-anak diadopsi oleh
keluarga-keluarga.”1 Jutaan pasangan sedang menanti giliran untuk memiliki bayi supaya
dapat mengadopsinya.2
Ini menarik untuk dicatat bahwa Perjanjian Baru menggunakan tema adopsi untuk
mengilustrasikan beberapa hubungan kebenaran-kebenaran teologi. Kalau kita meletakkan
dua gambaran ini sebelah menyebelah – kemandulan dan adopsi – sekali lagi, “anak ada di
tengahnya” akan memberi cahaya bagi keadaan sulit manusiawi kita.
1. Bacalah ayat-ayat berikut ini. Bagaimana orangtua berespon ketika memiliki anak-anak?
1
Zuck quoting from The World Almanac and Book of Facts 1995 (Mahwah, N.J.: Funk & Wagnalis, 1994), 962.
2
Ibid.
2. Bagaimana para orang tua ini dalam Alkitab menghargai anak-anak mereka? Lea
(Kejadian 30:11); Rahel (30:6); Yusuf (48:9) dan Hannah (1 Samuel 1:11-19).
Jawaban : mereka sangat menghargai anak mereka dan mereka sangat bersukacita dan
bergembira karena mereka tau bahwa anak adalah anugerah dari Allah.
3. Mengapa para orang tua dalam Alkitab sangat menggebu-gebu untuk memiliki anak-
anak? Identifikasi alasannya pada setiap orang tua di bawah ini:
4. Bacalah ayat-ayat berikut ini dan daftrkanlah apa yang mereka katakan tentang cinta
orang tua kepada anak-anak mereka:
Pokok-Pokok Utama Yang Didapat: kita harus mendidik dan membina seorang anak
dengan sebaik-baiknya. Dan kita harus mengucap syukur karena aanak adalah
pemberian Allah.
Pertanyaan-Pertanyaan Refleksi:
1. Mengapa banyak orang tua modern tidak menginginkan untuk memiliki anak-anak? Dari
yang anda temukan di atas, bandingkan dan kontraskan sikap-sikap dengan orang tua
dalam Alkitab dengan perhatian orang tua saat ini untuk memiliki anak-anak.
=karena mereka lebih fokus kepada pekerjaan mereka dari pada mengurus anak.
sangat berbeda karena orang tua sekarang banyak yang tidak bersukacita ketika
mereka memiliki seorang anak
2. Apa perasaan anda tentang pasangan yang menikah namun dengan sengaja memilih
untuk tidak memiliki anak dalam pernikahannya? Apakah alasan-alasan legitimasi (sah)
mereka yang melakukannya? Apakah alasan-alasan yang tidak legitimasi?
=sangat sedih. Karena tujuan dalam pernikahan yaitu untuk memiliki anak. karena anak
adalah anugerah Allah. Dan otomatis keluarga tersebut tidak menjalankan perintah Allah
untuk beranak cucu.
3. Dengan cara bagaimana pola berpikir “post modern” mempengaruhi sikap orang tua
terhadap anak-anak? Bagaimana anda sebagai pemimpin rohani, mengembalikan atau
meningkatkan cinta pengasuhan dan penghargaan bagi anak-anak dalam budaya anda?
=kita harus membuat suatu seminar dengan tema “cintailah anak anda” supaya lewat
seminar tersebut dapat mengubah pemikiran para orang tua tentang anak.
4. Beberapa perempuan saat ini, tentu saja, menginginkan untuk memiliki anak-anak. Apa
cara bagi perempuan “mandul” saat ini untuk mendapatkan anak? Apa perasan anda
tentang “test-tube” bayi-bayi, atau cara lainnya yang memungkinkan untuk melakukan
konsepsi saat ini?
=mengadopsi anak. perasaan saya sangat sedih dan saya tidak setuju dengan cara
tersebut.
5. Bio teknologi hari ini bisa memungkinkan orang tua untuk “merancang” bayi-bayi
mereka sendiri contoh memilih warna mata bayi, rambut dan menentukan ukuran hidung
bayi, muka dan bahkan jenis kelamin bayi.
- Apa pendapat anda tentang teknologi “designer atau perancang bayi”? Bagaimana
perbedaan atau persamaan hal ini dengan cloning?
=saya tidak meyutujui cara tersebut. Karena cara itu sangat bertentangan dengan
hukum Allah.
- Bagaimana teknologi ini menjadi berkat atau kutuk bagi keluarga dan masyarakat
secara keseluruhan?
=tidak ada berkat sama sekali lewat tegnologi ini, malahan lewat tegnologi ini
mereka akan menerima kutuk
- Dapatkah anda mengidentifikasi satu persamaan dalam Alkitab di mana manusia
mencoba menjadi Allah dan mengambil tempat sang Pencipta? Apa yang manusia itu
lakukan dan apa konsekwensinya?
=manusia sudah mencoba melawan Allah dan konsekuensinya pasti Tuhan sendiri
yang akan menghukum dia.
- Di mana anda pikir datangnya keinginan untuk perancang bayi itu? Pertimbangkan:
Apakah pasangan “normal” yang dengan tulus menginginkan sebuah keluarga dan
mengasuh anak-anak mereka dari usaha mereka sendiri akan menggunakan cara-
cara tersebut untuk memiliki anak?
=menurut saya, sangat bagus karena mereka dengan tulus untuk merawat bayi itu
walaupun bukan anak kandung mereka.
6. Apa pendapatmu tentang adopsi anak dan orang tua angkat? Apakah hal itu biasa dalam
budaya anda? Mengapa? Bagikanlah kepada kelompok anda tentang adopsi anak atau
orang tua angkat.
=menurut saya, tidak apa-apa apabila orang tua angkat tersebut dengan sungguh merawat
anak adopsi itu. dan di budaya saya boleh untuk mengadopsi anak.
Sementara, kelahiran seorang anak adalah sebuah peristiwa kebahagiaan, namun saat
melahirkan itu sendiri sering dijabarkan dalam Alkitab sebagai lambang kesakitan dan
penderitaan. Lebih dari pada itu, ada resiko keguguran, kelahiran mati dan cacat lahir.
1. Apa yang dikatakan tentang kemampuan melahirkan dalam ayat-ayat berikut ini?
3
Zuck, 53, quoting from Lennart Nilsson and Lars Hamberger, A Child is Born, trans. Clare james (New York:
Delacorte Press, 1990), 39, 78, 83, 85, 108.
Kejadian 30:23 Rahel Yusuf Sangat bergembira
1 Samuel 1:11, Hana Samuel Hana langsung bernazar kepada Allah
19
4. Salah satu hukuman penderitaan manusia setelah Adam dan hawa jatuh dalam dosa
adalah menimbulkan “kesakitan saat bersalin” (Kejadian 3:16). Sejak hal itu, kesakitan
dari bersalin sudah menjadi sebuah metafora untuk jenis paling buruk dari penderitaan
dan kesedihan. Identifikasikanlah konteks yang membandingkan penderitaan manusia
dengan sakit bersalin:
Pokok-Pokok Utama Yang Didapat : seorang wanita pasti akan merasakan kesakitan
saat dia akan melahirkan. Tapi percayalah bahwa Tuhan selalu beserta dengan dia.
Dan juga kita sebagai pelayan Tuhan kita harus memikirkan cara untuk melayani
anak-anak yang special.
Pertanyaan-Pertanyaan Refleksi:
1. Diskusikan pernyataan: “Karena Dia memberikan anak-anak kepada orang tua, maka
tidak ada istilah lahir “kecelakaan” atau suatu “kehamilan yang tiba-tiba“ dari sudut
pandang Allah”4 apakah anda setuju? Apakah sudut pandang lingkungan anda dan
konsekwensinya?
= saya tidak setuju dengan penyataan tersebut, karena tidak ada kehamilan yang tiba-tiba
semuanya selalu ada prosesnya. Sudut pandang yaitu, para masyarakat akan memandang
rendah wanita yang lahir di luar nikah
2. Alkitab menyebutkan beberapa larangan termasuk makanan dan diet (Istri Manoah dalam
Hakim-hakim 13:4-5, 7) dan periode persalinan (Elisabeth dalam Lukas 1:24) untuk
perempuan dalam masa kehamilan mereka. Apa saja persiapan, larangan dan upacara
tradisional untuk perempuan hamil dalam budaya anda? Apa latar belakang dari
beberapa upacara tradisional tersebut? Apakah hal tersebut menolong atau
mencelakakan?
4
Zuck, 46, quoting from Charles R. Swindoll, Living Beyond the Daily Grind, Book II (Dallas, Tex.: Word
Publishing, 1988), 326.
=persiapan seperti, pakaian bayi dan perlengkapan-perlengkapan bayi. Kalau di
daerah saya tidak ada larangan bagi perempuan hamil dan tidak ada upacara-upacara
tradisional.
3. Diskusikan kondisi/tempat dan pertolongan yang diterima oleh perempuan dalam masa
persalinan di budaya anda. Apa pro dan kontranya? Apa efek-efek positif dan negatif
dari kondisi/tempat tersebut pada kanak-kanak itu dan akibat bagi masa kanak-kanak
mereka?
=tempat saat bersalin yaitu kalau tidak di rumah sakit bisa juga di klinik atau di
rumah, asalkan ada penolong bagi ibu tersebut untuk bersalin. Menurut saya, tidak
ada pengaruhnya sama sekali bagi pertumbuhan anak-anak.
4. Resiko-resiko apa yang perempuan hamil hadapi dalam budaya anda? Apakah resiko-
resiko tersebut mempengaruhi sikap orang tua terhadap anak-anak mereka? Apakah
resiko tersebut menyebabkan mereka ingin memiliki anak banyak atau sedikit? Apakah
hal itu juga menyebabkan para orang tua menghargai atau menganggap rendah anak-
anak? Mengapa?
= seperti tidak bisa makan makanan yang sembarangan, resiko tersebut tidak ada
pengaruhnya terhadap sikap orang tua kepada anaknya, menurut saya resiko tersebut
tidak ada pengaruh sama sekali mengenai jumlah anak yang mereka inginkan, dan juga
resiko tersebut tidak menyebabkan orang tua memandang reendah anaknya.
5. Apakah anda melihat peristiwa dalam Alkitab suatu peran aktif dari para ayah dalam
persalinan? Dalam budaya anda, apa peran suami dalam masa kehamilan atau persalinan
istri?
=peran suami yaitu, mempersiapkan semua kebutuhan istrinya saat mengandug, dan
mempersiapkan kebutuhan bayinya dan juga memenuhi semua keinginan istrinya waktu
mmengandung.