Anda di halaman 1dari 11

TEMA : MENJADI ANAK-ANAK YANG DIBERKATI TUHAN

Susunan acara :
1. SALAM PEMBUKA
2. LAGU
3. PERKENALAN
4. LAGU
5. RENUNGAN + DOA
6. LAGU
7. TANYA JAWAB
8. LAGU
9. TANYA JAWAB
10.LAGU
11.KESIMPULAN
12.KATA PENUTUP

Catatan : dapat berubah sewaktu-waktu sesuai kondisi

TANYA JAWAB

1. Apa peran utama anak dalam keluarga ?


2. Seberapa besar peran anak dalam kehidupan bergereja ?
3. Apa tugas dan tanggung jawab gereja dalam pembinaan kerohanian anak ?
4. Kenapa harus mengajarkan Alkitab pada anak sejak dini
5. Bagaimana cara untuk mengajarkan Alkitab kepada anak
6. Teks kitab suci manakah yang mengisahkan tentang anak
7. Bagaimana mengajarkan rasa takut akan Tuhan kepada anak-anak
8. Cerita Alkitab dan teladannya untuk anak-anak (membacakan kisah)
9.
10.
KENAPA HARUS MENGAJARKAN ALKITAB PADA ANAK SEJAK DINI?

1. Masa Anak-Anak Adalah Masa Emas


Masa emas pada anak-anak adalah saat mereka berusia 0 hingga 5 tahun. Di usia inilah,
menjadi masa terbaik bagi perkembangan fisik serta otaknya. Namun, di usia ini mereka
belum mampu untuk membaca. Lalu, bagaimana caranya untuk mengajarkan Alkitab?
Meskipun anak belum bisa membaca, tetapi anak sudah mampu untuk mendengar dan
melihat suatu gerakan yang ada di sekitarnya. Sehingga Anda sebagai orang tua bisa
menyampaikan melalui sebuah cerita, baik Anda sendiri yang bercerita atau memutarkan
film.
Dengan cara itulah, anak-anak akan lebih mudah untuk memahaminya. Apalagi didukung
dengan audio yang jelas serta gambar yang berwarna dan menarik. Anak pasti akan sangat
menyukainya.

2. Mampu Membentuk Karakter Anak Agar Lebih Baik


Melalui cerita alkitab anak yang orang tua ceritakan kepada putra putrinya, hal ini sekaligus
akan memperkenalkan kepada anak tentang adanya Tuhan. Kemudian di dalamnya juga
terselipkan dengan firman-firman Tuhan yang secara tidak langsung mampu untuk
membentuk karakter anak. Sehingga yang diharapkan, anak akan tumbuh bersama dengan
firman Tuhan dan mencegah dari pengaruh-pengaruh yang negatif.
Jika Anda bisa menyampaikan secara baik dan penuh kreativitas, anak pun juga akan lebih
mudah untuk menyerapnya dan mampu untuk mengenal Yesus Kristus secara lebih dalam.

3. Membina Hubungan Yang Baik Dengan Tuhan Sejak Dini


Mengajarkan isi Alkitab sejak masih dini sangatlah baik untuk anak. Selain mengenalkan
anak dengan Tuhan juga sekaligus untuk membina hubungan yang baik dengan Tuhan.
Jika anak sudah mengenal dan mampu memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan sejak
dini, maka dalam kehidupannya akan selalu melibatkan Tuhan. Misalnya saat akan pergi
tidur, anak akan berdoa terlebih dahulu, saat akan makan juga berdoa dahulu, dan aktivitas-
aktivitas lainnya.
Cara Mengajarkan Alkitab Kepada Anak Secara Tepat
Diketahui bersama bahwa di dalam penjelasan yang disampaikan di dalam Alkitab adalah
dengan menggunakan bahasa yang bisa dipahami oleh orang dewasa, tetapi tidak mudah
dipahami oleh anak-anak.
CARA UNTUK MENGAJARKAN ALKITAB KEPADA ANAK

1. Ajak Anak Untuk Membaca Bersama


Bagi Anda yang sudah bisa membaca, maka Anda bisa mengajak anak untuk membaca
Alkitab bersama-sama setiap harinya. Lalu untuk anak yang belum bisa membaca, Anda
bisa membaca secara perlahan sembari membawa anak di dekat Anda.
Biarkan anak turut mendengarkan dan sesekali Anda bisa bercerita pada anak tentang suatu
kisah di Alkitab dengan bahasa yang sederhana. Jika kebiasaan ini terus dijalankan, maka
anak pun akan terbiasa dan memiliki motivasi untuk membaca Alkitab meski tidak bersama
orang tuanya.

2. Menyertakan Ayat Alkitab Dalam Setiap Kondisi Kehidupan


Untuk mengajarkan Alkitab kepada anak, Anda bisa menyertakan ayat-ayat yang ada di
dalamnya pada setiap kondisi kehidupan. Misalnya saat mengajak anak berlibur ke
pegunungan, maka Anda bisa memberitahunya bahwa inilah yang sudah Tuhan ciptakan
secara indah dan sesuai dengan gambaran-Nya.
Lalu menunjukkan kasih antar sesama manusia dan berbagai kondisi lainnya yang bisa
dihubungkan dengan ayat-ayat yang ada di dalam Alkitab. Bahkan Anda juga bisa
mengingatkan kepada anak dalam suatu kondisi dengan cerita alkitab anak yang sudah
pernah dibaca bersama. Dengan cara ini anak juga akan lebih mudah untuk mengingat dan
memahaminya.

3. Memberikan Teguran Pada Anak Disertai Dengan Firman Tuhan


Wajar jika di masa anak-anak masih kerap melakukan kesalahan atau berbuat nakal.
Namun, sebagai orang tua sudah sepatutnya untuk memberikan teguran dengan cara yang
baik. Sehingga yang diharapkan nantinya anak tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.
Misalnya saat anak sedang berbuat nakal, maka ketika Anda menegur bisa sekaligus
memberikan apa yang Tuhan katakan berhubungan dengan sikap yang sudah dilakukan
oleh anak Anda. Hal ini mampu untuk membuat anak selalu berpegang teguh kepada firman
Tuhan.

4. Menyanyikan Bersama Firman Tuhan


Akan lebih menyenangkan bagi anak ketika bisa mengajarkan firman-firman Tuhan dengan
cara menyanyikannya secara bersama-sama. Dengan cara inilah, mereka bisa belajar
sembari bermain dan tentu saja juga akan membentuk karakter mereka. Apalagi jika firman
Tuhan sambil dinyanyikan, maka hal ini akan lebih mudah untuk diingat oleh sang anak.

10 AYAT ALKITAB TENTANG ANAK

1# 3 Yohanes 1:4
Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup
dalam kebenaran.

2# Kejadian 1:28
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan
bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan
burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.

3# Yesaya 54:13
Semua anakmu akan menjadi murid TUHAN, dan besarlah kesejahteraan mereka...

4# Yakobus 1:17
Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas,
diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena
pertukaran.

5# Markus 9:37
Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan
barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku.

6# Markus 10:14
Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu
datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah
yang empunya Kerajaan Allah.

7# Matius 18:10
Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata
kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di
sorga.

8# Amsal 17:6
Mahkota orang-orang tua adalah anak cucu dan kehormatan anak-anak ialah nenek moyang
mereka.

9# Amsal 22:6
Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak
akan menyimpang dari pada jalan itu.

10# Mazmur 127:3


Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan
adalah suatu upah.
MENGAJARKAN RASA TAKUT AKAN TUHAN KEPADA ANAK-ANAK

Point Utama : Mendidik Anak adalah Investasi Jangka Panjang


Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak
akan menyimpang dari pada jalan itu. – Amsal 22:6 
Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan
sukacita kepadamu. – Amsal 29:17 
Menuntun anak Anda untuk menaati Allah merupakan investasi jangka panjang. Jika anak
takut akan Tuhan, Anda dapat hidup tenang dan menjalani hari-hari dengan sukacita di masa
tua.

Hal yang dapat dilakukan :


1. Jangan Sakiti Hatinya 
Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya. – Kolose 3:21
Sebagai orang tua, kita tidak boleh menyakiti hati anak kita dengan kata-kata kasar atau
komentar yang negatif dan menjatuhkan. Bayangkan jika Anda sendiri dikata-katai, terlebih
oleh orang-orang yang Anda sayangi?
Sebaliknya, bangunlah harga diri anak Anda dengan ucapan yang membangun. Ingatkan dia
bahwa dirinya berharga dan spesial di mata Tuhan, tak peduli seburuk apa pun yang orang
katakan mengenai dirinya. Gunakan kata-kata yang memberi semangat, bukan yang
menyakitkan. Kalau Anda bisa menahan diri untuk tidak berkata kasar kepada orang lain
saat sedang kesal atau marah, Anda juga bisa melakukan hal yang sama kepada anak
Anda.

2. Jangan Fokus pada Kesalahannya


Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita. – Mazmur
103:12
Umumnya, kita lebih mudah mengingat kesalahan orang lain ketimbang kebaikannya.
Seperti kata pepatah: panas setahun dihapuskan hujan sehari. Artinya, banyak kebaikan
yang kita perbuat bisa hilang gara-gara sedikit saja kesalahan.
Orang tua tidak boleh hanya berfokus pada kesalahan anak. Sebaliknya, fokuslah pada hal-
hal baik yang mereka miliki. Anda harus mencari dan mengingat kualitas positif anak Anda.
Dengan demikian, Anda bisa menanamkan kepadanya konsep bahwa Tuhan itu Maha
Pengampun, tidak pendendam, dan bisa menerima diri anak apa adanya dengan segala
kelebihan dan kelemahan mereka.

3. Ajarkan Tentang Tuhan Berulang-ulang


Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah
engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya
apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila
engkau berbaring dan apabila engkau bangun. – Ulangan 6:6-7
Perkenalkan anak Anda Tuhan yang Anda kenal—dan bukan hanya sekali saja, tapi
berulang-ulang. Di mana pun dan kapan pun. Ketika Anda menghabiskan waktu berdua
dengannya. Dalam sesi devotional keluarga. Saat mereka down, gembira, gagal, sukses.
Juga, ketika mereka melakukan hal yang tak patut atau keliru. 
Selalu kaitkan semua yang terjadi dalam hidupnya dengan Tuhan, supaya anak Anda
memiliki hubungan dengan Allah secara alami dan tanpa paksaan.

4. Biasakan Anak Berdoa dan Baca Firman


Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena
mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang. – 1 Timotius
4:8 
Latihlah anak Anda untuk menjalin kedekatan dengan Tuhan melalui doa dan pembacaan
firman Tuhan. Namun, Anda sendiri harus melakukan apa yang Anda ajarkan. Jadikan doa
dan baca firman sebagai kebiasaan dalam keluarga sehingga anak lebih mudah
melakukannya. Anda juga bisa menemani anak berdoa, membaca Alkitab bersama-
bersama, serta membagikan apa yang Anda pelajari dari bacaan tersebut.
Dengan membiasakan anak untuk berdoa dan membaca firman, Anda sedang membangun
keyakinan mereka di atas batu karang. 

5. Kelilingi Anak dengan Pergaulan yang Membangun


Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam
jerih payah mereka. – Pengkhotbah 4:9 
Jika Anda hanya sendirian mengajari anak Anda untuk takut akan Tuhan, besar
kemungkinan Anda akan gagal. Anda butuh orang lain untuk menolong dan membantu anak
Anda, selain diri Anda sebagai orang tuanya. 
Untuk itu, tempatkan putra-putri remaja Anda dalam pergaulan yang membangun, yaitu
komunitas anak muda yang kuat, takut akan Tuhan, dan mempraktikkan kedekatan dengan
Tuhan. Dengan demikian, anak Anda tidak merasa sendirian, tetapi mendapatkan dukungan
dari teman-teman sebayanya.
Perlu diakui, sikap takut akan Tuhan, dengan melakukan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya, bukanlah perkara yang mudah dijalankan kaum remaja di era milenial. Oleh
karena itu, lingkungan pergaulan yang baik serta komunitas yang membangun akan
menguatkan mereka dalam menjalani setiap tantangan hidup.
Mengajarkan anak ketaatan kepada Allah juga harus dibarengi keyakinan dari orang tuanya
sendiri bahwa takut akan Tuhan itu penting. Ingat, action speaks louder than words. Jadi,
mulailah segalanya dari diri Anda sendiri. Hiduplah dalam takut akan Tuhan dan dalam
kedekatan dengan Tuhan, supaya putra-putri Anda dapat menjadikan Anda sebagai role
model mereka. Semangat! Anda pasti bisa!
10 KALIMAT TERLARANG BERNADA NEGATIF atau MELUKAI HATI ANAK-ANAK :

1. “Mama / Papa Sibuk, Jangan Ganggu.”


Anda mungkin pernah mengatakan ini. Semoga maksudnya hanya sibuk untuk saat itu saja.
Toh, bukan setiap saat anak Anda meminta waktu bersama keluarga. Namun, jika ucapan ini
sering berulang, anak akan meyakini dirinya tidak penting, dan tidak ada gunanya bicara
dengan orang tua.
Sebelum melontarkan hal ini, ada baiknya Anda tanyakan dalam hati: seperti apa kehendak
Allah yang sempurna mengenai cara Anda menghabiskan waktu bersama anak Anda?
Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah
kandungan adalah suatu upah. 
Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda.
Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia
tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang.
– Mazmur 127:3-5
Bagaimana Anda memandang warisan pusaka dari Tuhan? Anak-anak adalah milik Tuhan.
Berikan waktu untuk mereka walau hanya sejenak untuk merespon ketika mereka bertanya.
Jika Anda benar-benar sibuk, minta anak untuk menunggu sebentar. Namun, jangan lupa
menepati janji Anda untuk bicara dengannya.

2. “Kamu Terlalu Gemuk / Kurus.”


Ucapan satu ini kerap didengar oleh anak yang mengalami kelebihan berat badan atau
memiliki masalah dengan makanan. Niat Anda mungkin baik, ingin mengangkat semangat
anak, tapi dengan mengatakan ini terus-terusan, Anda malah menjatuhkan semangatnya.
Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi
tulang-tulang. – Amsal 16:24
Pilihlah kata-kata yang membangun. Selain kata, tindakan orang tua juga tak kalah penting.
Jadilah teladan bagi anak. Ajak ia berolahraga bersama dan terapkan pola hidup sehat
dalam keluarga.

3. “Kamu Enggak Bakalan Bisa.”


Kalimat ini berpotensi membangun tembok penghalang yang tinggi dalam pikiran bawah
sadar anak. Maksud Anda ingin melindungi mereka dari kegagalan. Namun, jangan lupa
anak Anda sudah mulai memasuki tahap pertumbuhan dewasa. Mereka bisa melihat bahwa
kegagalan adalah bagian dari proses pembelajaran.
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. – Filipi
4:13
Orang tua perlu terus mengingatkan anak bahwa di dalam Kristus mereka bisa melakukan
semua hal yang berkenan bagi Tuhan. Ucapan semacam, “Kamu enggak bakalan bisa, deh,”
tidak mencerminkan firman Tuhan di atas. 
Berbagai faktor bisa mendorong orang tua untuk meremehkan atau pesimis terhadap anak.
Barangkali Anda sudah mampu melakukan hal tertentu sejak muda, dan menilai bahwa anak
takkan sanggup melakukannya sebaik Anda. Mungkin Anda pernah gagal atau mengalami
bahaya, sehingga ingin melindungi anak dari hal serupa. Apa pun alasannya, anak Anda
akan lebih bertumbuh dengan ucapan yang positif.
Contoh, anak Anda ingin berangkat dan pulang sekolah sendiri. Jangan Anda langsung
menutup kemungkinan untuk itu. Anda bisa mengatakan, “Kami senang kamu punya
keinginan untuk mandiri. Bagaimana kalau sementara kami tetap mengantar jemput kamu
sampai kamu mahir berkendara dan mendapat SIM?”
4. “Kamu Harus Menjadi seperti …”
Ketika Anda berniat mendorong prestasi anak Anda dengan memberi tekanan melebihi batas
yang masuk akal, Anda berpotensi menghancurkan daya juangnya. Sebab, ini akan
menanamkan pemikiran bahwa tidak ada yang dapat memuaskan orang tua mereka. Pada
akhirnya, anak malah putus asa, atau takut menerima kesalahan dan kegagalan, karena
mengira ia tidak akan dicintai lagi.
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. – Roma 3:23
Semua orang pernah berbuat dosa, tapi Tuhan tetap menerima setiap mereka yang bertobat.
Jadi, berikan bimbingan dan dorong anak untuk bertumbuh dengan cinta kasih, seperti
halnya Tuhan kita yang penuh keadilan dan kasih karunia.

5. “Jangan Ceritakan Masalahmu kepada Orang Lain.”


Anak biasanya lebih terbeban untuk menyimpan rahasia. Setiap hal yang ingin mereka
ketahui atau sampaikan, mereka katakan dengan terbuka dan jujur. Melarang anak bercerita
kepada orang lain akan membuat ia stres karena tidak bisa mengungkapkan perasaannya.
Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada
sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. – Lukas 8:17
Ajarkan kepada anak bahwa ada hal yang boleh diceritakan dan ada hal yang tidak boleh
diceritakan. Ia juga harus belajar melihat dan mencari orang yang bisa dipercaya untuk
membantunya. Dengan demikian, anak Anda akan lebih tenang, tidak memendam
perasaannya sendirian, dan mendapat bantuan dari pihak yang bisa diandalkan.

6. “Kamu Enggak Berharga.”


Jangan hanya karena anak melakukan satu kesalahan, Anda lantas melontarkan ucapan
bahwa ia tidak berharga.
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu,
demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan
kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. – Yeremia 29:11
Umat Israel mendapatkan pelajaran berharga selama berada dalam pembuangan di Babel.
Tuhan tetap mengasihi mereka dengan memanggil mereka pulang ke tanah Israel.
Sepulangnya, mereka tidak pernah menyembah berhala lagi hingga sekarang. 
Konsekuensi atas kesalahan anak pasti ada, tapi yakinkan ia bahwa dirinya tetap berharga di
mata Tuhan, dan pastinya di mata Anda juga.

7. “Mama / Papa Benci Kamu.”


Ketika anak bersalah, kita tetap harus memilih untuk mengampuni. Kita harus senantiasa
ingat bahwa Tuhan itu kasih. Tuhan mengasihi kita dan mengampuni kesalahan kita.
Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. – 1
Yohanes 4:8
Saya percaya jika kita betul-betul mengenal Yesus, kita akan punya kasih dan mudah
mengampuni. Bantulah anak Anda belajar mengasihi Tuhan dengan cara menunjukkan
karakter Tuhan kepadanya melalui diri Anda. Ampuni jika ia berbuat salah. Bawa anak
kepada pengenalan akan Tuhan, dan beri ia teladan lewat tindakan dan ucapan Anda
sendiri.
8. “Kami Enggak Pernah Pingin Punya Anak seperti Kamu / Kenapa Saya Punya Anak
seperti Kamu?”
Kalimat ini sungguh tidak mengenakkan untuk didengar siapa pun, di usia mana pun, karena
mengandung makna kelahiran yang tidak diharapkan. Saya mendengar cerita dari beberapa
teman, tentang betapa sakitnya mendengar ucapan ini dari orang tua, dan bagaimana
mereka tidak bisa melupakannya selama bertahun-tahun.
Penting bagi kita untuk selalu ingat bahwa Tuhanlah yang menciptakan anak kita. Tuhan
menciptakan seorang individu yang unik melalui proses satu sperma yang terkuat dan
tercepat membuahi satu sel telur terbaik.
“Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan
sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah
menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.” – Yeremia 1: 5
Tuhan mengenal anak-anak Anda, dan Dia menempatkan mereka di bumi untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan-Nya. Keinginan kita mungkin berbeda jauh dengan keinginan Tuhan.
Namun, yakinlah Tuhan tidak pernah menciptakan seseorang yang tidak Dia kasihi. Jadi,
jangan sampai kata-kata ini keluar dari bibir Anda.

9. “Kamu Adalah Kesalahan.”


Kalimat ini sama buruknya dengan yang sebelumnya. Anak Anda lahir bukan karena
kesalahannya, juga bukan karena kesalahan Anda yang harus disesalkan. Andai pun itu
akibat suatu kesalahan, apakah kata-kata ini patut diucapkan kepada anak? Bukankah itu
akan mengecilkan hati dan menghancurkan harga diri mereka?
Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan
ibuku. – Mazmur 139:13
Tuhanlah yang membentuk anak Anda sejak ia masih dalam kandungan. Dia mengasihi
anak Anda dan menciptakannya dengan begitu detail, seperti halnya Dia mengasihi Anda.

10. “Pergi, dan Jangan Kembali Lagi!”


Konflik atau pertengkaran dengan anak terkadang tak dapat dihindari. Ada kalanya kita
marah dan kecewa. Saat ini terjadi, ingatlah bahwa anak bukanlah beban hidup atau musuh
yang harus dijauhi. Kita harus mensyukuri kehadiran mereka sebagai anugerah dari Tuhan.
Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur
hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya. – Mazmur 27:4
Daud sangat menikmati relasinya dengan Tuhan, dan ia ingin hidup di dalam Tuhan
sepanjang hidupnya. Anak Anda pasti sedih jika mendengar ia tidak diinginkan lagi di dalam
kehidupan orang tuanya. 
Solusi atas kejengkelan kita bukanlah memutuskan hubungan, melainkan menyelesaikan
masalah. Jika konflik dengan anak sulit diselesaikan, jangan biarkan masalahnya terus
berlarut-larut. Cobalah minta bantuan dari mentor atau saudara-saudari seiman yang bisa
Anda percaya. Anda juga bisa melihat bagaimana mendorong anak untuk lebih sehat secara
emosi di artikel ini.
Belajar untuk tidak mengucapkan kalimat negatif kepada anak membuat kita menyadari
betapa pentingnya dukungan kita sebagai orang tua untuk anak. Mari memilih kata yang
mengandung kasih, membangun iman, dan menambah semangat anak-anak kita!
CERITA ALKITAB DAN TELADANNYA UNTUK ANAK-ANAK

1. Cerita Tentang Orang Lumpuh Yang Disembuhkan


Cerita ini ada di ayat pengajaran Lukas 5:17-26 yang menceritakan tentang teman-teman
dari orang lumpuh yang memiliki kepercayaan dan iman yang sangat kuat. Mereka percaya
bahwa Yesus Kristus bisa menyembuhkan temannya. Mereka pun berusaha untuk
membawa temannya tersebut agar bisa bertemu dengan Yesus Kristus. Atas pertolongan
Tuhan, orang lumpuh tersebut akhirnya bisa sembuh.
Penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus ini menjadi sebuah pesan untuk setiap manusia
bahwasanya Kerajaan Allah telah datang dan adanya keselamatan untuk manusia itu
sesungguhnya nyata. Menjadi bahagialah orang yang menyambut kedatangan-Nya serta
menerima Dia sebagai Juru Selamat.
Inilah cerita yang mengandung teladan dan sangat tepat untuk diberikan kepada anak-anak.
Anak-anak diharapkan bisa mencontoh sikap dari teman-teman orang yang lumpuh agar
bisa berbuat kebaikan kepada teman-temannya.

2. Mengasihi Musuh
Cerita ini ada di ayat pengajaran Lukas 6:27-36, yang mana Yesus Kristus menyerukan agar
mengasihi musuh dan berbuat baik kepada musuh. Bahkan Yesus juga menyerukan untuk
mendoakan mereka yang sudah mencaci.
Di sinilah Yesus Kristus menegaskan bahwa dengan mengasihi musuh, bahkan dengan
memberkati dan mendoakan mereka, maka identitas Anda sebagai anak-anak Allah menjadi
sangat nyata. Hal inilah yang kemudian membedakan Anda dengan orang-orang yang belum
mengenal Allah.
Menceritakan cerita ini kepada anak-anak akan mampu untuk mengajak anak agar bisa
mengasihi musuh dan kemudian mendoakan mereka. Bukan justru turut memusuhi apalagi
menaruh rasa dendam. Yesus Kristus mengajarkan agar bisa membalas kejahatan dengan
kebaikan.

3. Orang Samaria Yang Baik Hati


Cerita alkitab anak ini berada di ayat pengajaran Lukas 10:25-37 dan bisa dipastikan anak-
anak sering mendengar tentang kisah ini. Di mana diketahui bahwa orang-orang Samaria
melakukan gerakan kasih secara spontan yang tidak banyak bertele-tele. Orang Samaria
tidaklah memikirkan tentang dirinya sendiri, bahkan rela untuk mengorbankan waktu dan
tenaganya.
Orang Samaria sangat baik hati dengan membersihkan luka pada orang yang sedang
menderita, membawa orang tersebut ke tempat penginapan, hingga membayar semua biaya
yang harusnya dibayarkan.
Hal inilah yang perlu diajarkan kepada anak agar selalu membantu siapa saja meski orang
tersebut tidak dikenal tanpa banyak syarat. Seperti Tuhan Yesus yang juga selalu melakukan
kebaikan pada siapa saja.

4. Yesus Memberkati Anak-Anak


Hal ini terdapat di dalam ayat pengajaran Markus 10:13-16. Sudah menjadi hal yang umum
dan banyak dilakukan bahwa orang dewasa kerap kali menganggap remeh anak-anak.
Anak-anak dijuluki sebagai orang yang belum berpengalaman, belum tahu apa-apa, dan
pandangan miring lainnya. Anak dipandang sebagai orang yang lemah dan tidak bisa
diandalkan.
Meskipun bisa dikatakan benar, namun tidaklah sepenuhnya benar. Karena di luar
pandangan itu semua, anak-anak memiliki karakter yang unik dan istimewa berupa
kejujuran, kesetiaan, kepolosan, dan masih bergantung kepada orang tuanya.
Yesus Kristus sangatlah baik kepada anak-anak dan mengajarkan agar tidak mengabaikan
orang lain dan menyuruh mereka pergi, sehingga membuat sakit hati mereka. Anda bisa
menjadi berkat bagi orang lain dengan memberikan perlakuan yang berharga untuk mereka.
5. Daud Dan Mefiboset
Inilah kisah tentang kebaikan hati Daud yang ada di dalam ayat pengajaran 2 Samuel 9.
Diketahui bahwa Saul adalah seorang Raja Israel, namun dirinya telah melakukan berbagai
hal yang tidak sesuai dengan perintah Allah. Dengan begitu, Tuhan memberikan gelar
kerajaan pada orang lain yang tertuang di dalam 1 Samuel 15, yakni Daud.
Dikisahkan bahwa Daud adalah sahabat baik dari anaknya Saul yang bernama Yonatan.
Namun, suatu hari Saul menyimpan rasa iri kepada Daud dan memiliki niat untuk membunuh
Daud. Meski ayahnya memiliki niat yang jahat kepada Daud, namun Yonatan tetap menjalin
persahabatan dengan Daud, bahkan selalu memberikan pembelaan serta mendukung Daud.
Di dalam kisah Daud dan Mefiboset ini, Daud pun ingin berbuat baik kepada keluarga
Yonatan yang masih ada. Dengan kebaikannya, Daud memberikan semua yang dimiliki Saul
dan Yonatan kepada Mefiboset. Hingga keluarganya juga diperbolehkan untuk makan
bersama dengan sang raja.

6. Kisah Yakub Dan Esau


Inilah kisah dari Yakun dan Esau, yang mana Esau telah menukarkan hak kesulungannya
pada Yakub dengan semangkuk sup kacang merah. Setelah Yakub mendapatkan hak
kesulungannya, dirinya pun pergi.
Yakub pun mendapatkan berkat yang banyak dari Tuhan. Suatu waktu, Yakub pun harus
meminta maaf pada Esau. Ketika mereka bertemu, tanpa diduga Esau dululah yang
memeluk Yakub dan sudah memaafkan kesalahan yang diperbuat Yakub.
Inilah bentuk teladan yang patut diceritakan kepada anak-anak tentang memaafkan satu
sama lain saat berbuat salah. Dari sisi Esau, anak bisa belajar bahwa penting untuk bisa
memaafkan siapa saja, apalagi dengan saudara sendiri. Dengan memberikan maaf, maka
hal ini akan memberikan kedamaian sejahtera di dalam hidup.

7. Kisah Musa Membebaskan Bangsa Israel


Cerita alkitab anak yang jangan sampai dilewatkan adalah kisah tentang Musa yang
membebaskan bangsa Israel. Diketahui bahwa Tuhan telah menunjuk Musa untuk menjadi
pemimpin bangsa Israel saat keluar dari Mesir.
Musa berjuang bersama harus yang merupakan kakaknya untuk melawan Firaun. Setelah 10
tulah di Mesir, Firaun akhirnya memperbolehkan bangsa Israel pergi, namun hanya
sementara.
Firaun kembali mengejar bangsa Israel. Saat tiba di Laut merah, Tuhan pun menunjukkan
mukjizatnya dengan membelah Laut Merah supaya bangsa Israel bisa lewat dan bangsa
Israel tidak lagi bisa mengejar.
Melalui kisah Musa inilah, anak-anak bisa belajar tentang pentingnya kesetiaan pada segala
yang diperintahkan oleh Tuhan. Sebagaimana Musa yang juga selalu setia untuk melakukan
segala apa yang dikatakan Tuhan. Dari ketaatannya itulah, Musa bisa memetik hasilnya
dengan berhasil memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir.
Jadi, untuk mengenalkan dan mengajarkan Alkitab kepada anak mulailah sejak masih kecil.
Hal ini sangat baik dalam upaya membentuk karakter anak dan menghindarkannya dari
berbagai pengaruh buruk di sekeliling. Berikan cerita alkitab anak dan ajaklah anak untuk
membaca bersama serta meneladani dari kisah-kisah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai