SERMON PA RENA STB HKBP
dalam sebuah Amsal biasanya merupakan
KAMIS, 02 MARET 2023
1. BE. No. 557 :1, 2
2. Doa Pembuka
3. Nats PA : Amsal 10:1-5
Remaja Menjadi Berkat, Bukan
Beban Keluarga
I. Pendahuluan
Istilah "amsal" atau proverb dalam
Perjanjian Lama, khususnya pada Kitab
Amsal, berasal dari kata benda ma'sal
dalam bahasa Ibrani. Makna kata kerjanya
adalah "mewakili", "menyerupai", "mem-
bandingkan". Amsal bisa juga berasal dari
kata kerja Ibrani lain, yang artinya
"memerintah" atau "kata yang berkuasa".
Berdasarkan arti kata kerja yang
dikemukakan di atas, dapat dikatakan
bahwa amsal adalah kalimat-kalimat dalam
tradisi hikmat Ibrani untuk memberikan
pengajaran.
Kitab Amsal berisi bahan pendidikan
tradisional yang digunakan umat Israel
sejak masa sebelum Kerajaan sampai
sesudah pembuangan. Amasal 10:1-5
menjadi bagian dari Amsal 10:1-32 yang
dituliskan oleh Salomo, yang berbicara
tentang adanya pertentangan antara yang
benar dengan yang jahat dan antara yang
berhikmat dengan yang bodoh, kemalasan
dan kebodohan, kekayaan dan kemiskinan.
pokok pikiran dalam Amsal ini adalah
bahwa kondisi kehidupan ditentukan oleh
sikap dan perilakunya, sikap dan perilaku
itu pun ditentukan oleh dirinya sendiri.
Dalam Amsal ini ingin dijelaskan
sebab-akibat bahwa pengetahuan, kebaikan,
kerajinan akan mendatangkan kekayaan
dan kesejahteraan, sebaliknya kebodohan,
kejahatan, kemalasan akan mengakibatkan
kemiskinan dan kesusahan, dikemukakan
juga bahwa dari Allah berasal kecukupan,
kekayaan, dan umur yang panjang. Oleh
karena itu, penjelasan yang ditemukan
pengajaran hikmat yang berkuasa, telah
diterima sebagai kebenaran, bahkan telah
mengkristal dalam ingatan masyarakat."
II. Penjelasan Nats
Nast ini berisikan kalimat hikmat
kepada orang-orang muda (anak-anak) dan
orang yang berlaku baik dan benar. Ayat 1
nya menjelaskan hubungan yang
memperlihatkan orangtua yang mendapat
mandat sebagai pendidik utama dan
terutama harus mendidik anaknya dengan
pengajaran yang baik sehingga anak-anak
dapat melaksanakan pengajaran yang
diterimanya dari orangtua. Orang-orang
muda yang berperilaku buruk akan merasa
bersalah oleh sebab kejahatan mereka yang
mendukakan orang-orang yang seharusnya
bersukacita karena mereka terlebih ibunya
yang susah payah melahirkannya.
Pembentukan karakter melalui harta
benda (ay. 2) menjadi salah satu faktor atau
peran penting untuk mengajarkan
kebijaksanaan supaya tidak mendatangkan
kedukaan bagi orang tuanya, kebijaksanaan
yang dimaksud adalah bijaksanan dalam
mengelolah harta yang Tuhan percayakan
kepada kita baik talenta, pekerjaan, jabatan
dan presetasi. Harta yang diperoleh dengan
kejahatan tidak ada untungnya bagi jiwa
karena harta tidak bisa membeli
penghiburan atau kebahagiaan sejati sebab
Allah akan menghancurkannya.
Dalam kehidupan ini, penting bagi
kita untuk mengutamakan kebenaran dan
dibutuhkan kerajinan untuk mengelolanya,
dalam kebenaran ini haruslah ada relasi
yang baik dengan sesama, maka penulis
Amsal menegaskan pentingnya menjaga
hati, perkataan dan perbuatan. Orang yang
walaupun kini miskin akan menjadi kaya
adalah orang yang rajin dan jujur serta
cermat melakukan tanggungjawabnya. Hal
ini sama artinya dengan kemalasan dan
kemunafikan mengakibatkan kemiskinan
rohani tetapi mereka yang rohnya menyala-
nyala dalam melayani Tuhan akan menjadi
kaya dalam iman serta kaya dalam
kebajikan.
Pada ayat 5 dijelaskan bahwa orang
yang mau bersusah payah untuk
mengumpulkan dan memperbanyak
persediaan masa mendatang adalah orang
yang layak menerima pujian sebab mereka
mengumpulkan pada musim panas disebut
sebagai anak yang berakal budi dan itu
merupakan kehormatan dengan
mendatangkan nama baik pada dirinya
sendiri dan keluarganya. Namun sebaliknya,
orang yang tidur mencintai kenyamanan dan
menyia-nyiakan waktunya, yang
mengumpulkan persediaan pada musim
dingin adalah orang bodoh dan anak yang
membuat malu sebab baranngsiapa yang
menyia-nyiakan masa mudanya akan
menanggung rasa malu karena
kemalasannya ketika tua nanti.
III. Aplikasi
Dalam hal ini proses pendidikan
yang kita dapat juga didasarkan kepada
pengalaman yang baik dari kehidupan
seorang ayah dan ibu, sehingga seorang
remaja/pemuda dapat meniru kebiasaan-
kebiasaan/sifat-sifat baik dari orangtuanya,
karena dari kecil kita sudah memiliki
pengalaman sehingga pada waktu
mendatang dapat mengajarkan kembali
ajaran-ajaran hikmat bagi seorang anak, agar
kelak dapat menjadi seorang anak yang bijak
dan membawa berkat.
Remaja/Pemuda yang menjadikan
dirinya sebagai berkat adalah mereka yang
menyenangkan hati orang tua nya terlebih
hati Tuhan. Sebagai remaja/pemuda yang
terberkati dapat dilihat dari perbuatannya di
dalam suatu kondisi, tempat atau pun di
dalam berbagai lingkup. Remaja/pemuda
yang terbarkati memiliki perilaku yang baik,
yang tidak menjadi batu sandungan bagi
orang-orang disekitarnya. Misalnya perilaku
yang ditunjukkannya berdasarkan hal yang
bersifat rohani, yang rajin beribadah, tekun
berdoa, rajin bekerja, rajin belajar, tidak
bolos dari sekolah, tidak melawan orang tua
dan taat pada perintah Tuhan. Sebagai
remaja/pemuda yang terberkati juga selalu
menunjukkan hal-hal yang bersifat positif.
Bila kita perhatikan pada masa sekarang
sudah sangat banyak perilaku yang buruk
dimiliki oleh remaja/pemuda. Berperilaku
buruk di usia muda akan menghancurkan
masa depannya. Perbuatan atau benih yang
baik jika sudah di tanam mulai dari kita
muda, sangat menentukan masa depan
terlebih bagi remaja/pemuda yang taat
kepada Tuhan. Taat kepada Tuhan akan
membawa berkat bagi semua orang. Ketika
remaja/pemuda diperhadapkan dengan era
globalisasi yang canggih ini, hal yang perlu
di persiapkan adalah mengikutinya tanpa
meninggalkan Tuhan. Akan banyak cobaan
yang terjadi, tetapi bagi remaja/pemuda
yang terberkati akan sangat mengawasi
dirinya dari hal-hal yang bersifat duniawi.
Remaja /pemuda yang terberkati bukanlah
orang-orang yang suka membebani orang
tua nya. Remaja/pemuda akan menaati
aturan-aturan yang diberikan oleh orang
tuanya bahkan sudah bisa bertindak secara
dewasa. Oleh karena itu, remaja/pemuda
harus menjauhi dirinya dari hal-hal yang
bersifat duniawi dan tetap menjadikan
pribadinya yang terberkati melakukan hal-
hal yang patut untuk di tiru. Karena suatu
kebahagiaan orang tua jika didikan ataupun
ajaran yang diberikan oleh orang tua kita
lakukan dengan baik, yaitu baik dihadapan
lingkungan sekitar maupun dihadapan
Tuhan.