Anda di halaman 1dari 1

Nama = Debi Selan

Tugas anak sekolah minggu

Pandangan Alkitab Tentang Anak-Anak


Alkitab memberi tempat yang penting untuk anak-anak. Karena itu, Alkitab Perjanjian Lama dan Baru, banyak
berbicara tentang anak-anak.

1. Perjanjian Lama
1. Anak-anak sebagai bagian dari Perjanjian Allah (part of the covenant theology): Kej.1:28; Ul.4:9-10; 6: 7-9;
2. Anak-anak merupakan pernyataan berkat Allah: Maz.127:3-5; bandingkan dengan 1Sam.1:10-11.
3. Anak-anak adalah kudus: Ezra 9:2
4. Anak-anak adalah milik pusaka dari pada Tuhan (Maz.127:3)
5. Anak adalah mahkota orang tua (Ams.17:6)
6. Berkat Allah kepada Anak-anak: Maz.25:13; 37:25; 89:5; 107:13; 112:2; 144: 12; Yes.44:3
2. Perjanjian Baru
1. Dalam hal ini, kita perlu untuk memperhatikan sikap Yesus terhadap Anak-anak. Menurut Tuhan Yesus, anak-kecil
adalah model untuk menerima kerajaan Surga (Mat.18:1-4). Tuhan Yesus merindukan kehadiran anak-anak (yang
dianggap pengganggu) dan memberkati mereka (Mk.10:13-16); menyembuhkan mereka (Luk.9:37-43). Peringatan
Tuhan Yesus yang sangat keras berhubungan dengan anak-anak: Mat.18:6.
2. Sebagaimana PL, PB menegaskan bahwa anak-anak adalah bagian dari perjanjian Allah (Kis.2:39).
3. Sebagaimana PL, PB juga menjadikan kehadiran anak sebagai salah satu tanda berkat Allah (Luk.1:7,25)
4. Allah telah menyediakan puji-pujian di dalam hati anak-anak. Mat.21:15-16.
Bagaimana kepribadian Anak-Anak terbentuk?
Pembentukan kepribadian anak bukanlah merupakan hal yang sederhana.
Kita akan menyoroti beberapa faktor yang penting yang secara bersama membentuk kepriadian anak-anak:
1. Faktor keturunan: Pengaruh empat kakek/nenek dan dua orang tua
2. Faktor keluarga: positif? negatif? Rumah sebagai “home” atau seperti hotel?
3. Faktor sekolah: pola dan gaya hidup serta sistim yang diterapkan.
4. Faktor pergaulan: siapa saja teman bermainnya?
5. Faktor rekreasi: jenis rekreasi apa yang dipilih? Sehat secara jasmani, mental dan rohani?
  Anak Utuh dan Metode pembinaan
Mendidik Anak Utuh? Apa maksudnya? Ini berarti bahwa kita diminta untuk memperhatikan pendidikan anak, bukan
secara partial, misalnya hanya menekankan unsur kemampuannya intellek atau rasionya supaya dia menjadi juara.
Anak yang dididik secara utuh berarti memperhatikan semua unsur di dalam diri anak-anak tsb, seperti kerohanian,
rasio, emosi, mental, dll.
Jadi, tema ini mengingatkan kita agar memperhatikan keseluruhan diri anak tersebut, dalam arti memiliki relasi yang
benar dengan:
a) Allah: Anak bertumbuh dalam kerohaniannya, semakin dewasa. Mendorong anak untuk melalkukan ibadah pribadi
dan ibadah di Gereja.
b) Diri sendiri: memiliki nilai-nilai yang benar terhadap diri dan terhindar dari perasaan minder dan superior.
c) Keluarga. Sesungguhnya, pendidikan dimulai di tengah-tangah keluarga. Anak harus dididik dan didorong untuk
menerapkan semua nilai-nilai luhur sebagaimana diajarkan oleh firman Tuhan, dan menjauhkan segala hal-hal yang
dilarang. Sebagai contoh, anak yang mampu mentaati otoritas orang tua, akan mampu mentaati otoritas guru di
sekolah. Demikian sebaliknya. Anak yang belajar mengasihi dan menyangkali diri di rumah, akan menjadi modal
yang baik dalam pergaulannya. Sebaliknya, anak yang egois dan selalu menang sendiri, akan mengalami kesulitan
di masyarakat.
d) Masyarakat: Termasuk di sini adalah mendidik anak untuk memiliki sikap yang benar di sekolah dan di Gereja.
Kita harus terus menerus mengingatkan anak untuk memiliki sikap yang benar terhadap pendidikan (pelajaran) dan
ibadah. Demikian juga mendorong mereka untuk bersikap hormat kepada guru, kakak pembina, pendeta, dan
bagaimana membina relasi yang baik dengan teman-temannya.
Mari kita perhatikan kedua belas hal-hal berikut:
1. Tanggung jawab utama ada pada kedua orang tua. Yang lain hanya membantu, pelengkap.
2. Keteladanan: Like father, like son.
3. Didik dalam kasih dan ajaran Tuhan (Ef.6:4)
4. Nyatakan penerimaan kepada anak, begaimana pun kondisinya
5. Namun demikian, harus tetap tegas dalam pengajaran dan mendisiplin (1Sam.2:11-26,)s

Anda mungkin juga menyukai