Anda di halaman 1dari 2

Biomassa Adalah Emas Hijau Baru

Bioenergi adalah energi yang berasal dari biomassa, salah satu sumberdaya hayati, yang
merupakan energi matahari yang telah ditransformasi menjadi energi kimia oleh tumbuhan
berhijau daun. Konversi biomassa menjadi bioenergi dapat melalui beberapa cara yaitu
Pembakaran Langsung, Konversi Termokimiawi, dan Konversi Biokimiawi.

Dengan melonjaknya harga bahan bakar fosil, belakangan ini biomassa mulai banyak
digunakan sebagai bahan bakar nabati. Pemanfaatan bioenergi di Indonesia masih rendah bila
dibandingkan ketersediaan biomassa yang melimpah. Pemanfaatan biomassa untuk bioenergi
negara kita masih tertinggal jauh dari Thailand yang mempunyai produksi lebih rendah.
Indonesia yang mempunyai hutan hujan tropis yang kaya akan sumberdaya alam nabati
menyediakan beranekaragam tumbuhan yang bisa dijadikan bahan bakar terbarukan. Dengan
jumlah pulau-pulau lebih dari 17.000 pulau membuat Indonesia kaya potensi biomassa di
darat maupun di laut.

Penggunaan bahan pangan sebagai biomassa dapat menimbulkan dampak negatif yang tidak
diinginkan. Karena harga produk bioenergi lebih mahal dari harga bahan pangan yang
digunakan, maka muncul kekhawatiran para petani bahan pangan beralih ke produksi untuk
biomassa. Bila penanaman produk pertanian yang ditujukan untuk biomassa dilakukan secara
besar-besaran dengan membuka hutan, maka dikhawatirkan hilangnya vegetasi hutan dan
terjadi pengikisan lapisan tanah yang subur.

Produksi bioenergi yang dihasilkan dari residu dan limbah pemanenan serta pengolahan
pangan (seperti sekam, jerami, bagas, tetes, tandan kosong sawit, dll). dapat mengefisienkan
industri pangan domestik. Limbah hasil panen di pertanian dan perkebunan berupa
cangkang, tandan kosong, jerami, dan serasah selama ini dianggap obyek tak berguna.
Namun, penelitian menunjukkan, selain pakan dan papan, dari limbah ini juga dihasilkan
beragam produk yang tergolong baru dan bernilai ekonomis tinggi, serta ramah lingkungan.

Memang saat ini biomassa tidak dapat dimanfaatkan dengan optimal karena teknologi yang
kurang mendukung, dan produksi bioenergi yang masih lebih mahal dibandingkan energi
fosil. Tetapi di masa depan diharapkan telah tersedia teknologi yang sesuai untuk
pemanfaatan bioenergi seperti pada pemanfaatan energi fosil sekarang. Maka untuk
mencapai itu semua, biomassa dengan teknologi yang ada harus mulai dikembangkan sebagai
penyeimbang energi fosil, sehingga mampu merangsang perkembangan biomassa yang akan
membawanya sebagai sumber energi terbarukan, disamping sumber energi terbarukan
lainnya.

Gabungan dari informasi dalam sumber berikut:


http://teknologitinggi.wordpress.com/2011/04/21/biomassa-adalah-emas-hijua-baru-dari-limbah/
http://pengertian-definisi.blogspot.com/2011/11/definisi-bioenergi-atau-energi-biomassa.html

Anda adalah peneliti muda di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Buatlah memo
kepada Bapak Agus Hermawan, Direktur Bidang Konversi Energi BPPT tentang informasi Biomassa
sebagai alternatif sumber energi terbarukan.

Catatan: yang perlu dilakukan lebih dahulu adalah melakukan Analisa audiens ( pertanyaan apa yang
akan diajukan oleh pembaca memo ini), kemudian menetapkan bagian pembuka, bagian isi dengan
data pendukung dan bagian penutup yang berisi tujuan penulisan memo

1
MEMO
Untuk : Bapak Agus Hermawan
Tanggal : 7 Oktober 2021
Dari : Edelweis Agatha Zaneta Devi
Hal : Informasi Biomassa sebagai alternatif sumber energi terbarukan.

Pelonjakan harga bahan bakar fosil menyebabkan penggunaan biomassa mulai digalakkan.
Sayangnya di Indonesia, pemanfaatan biomassa masih tergolong sangat rendah. Padahal Indonesia
memiliki potensi keragaman hayati yang melimpah untuk bahan bakar biomassa.

Penggunaan bahan pangan sebagai bahan baku biomassa ternyata menimbulkan keresahan bagi
para petani. Mereka khawatir apabila terjadi pengalihan produksi ke biomassa yang berujung pada
hilangnya vegetasi hutan dan pengikisan tanah yang subur. Oleh karena itu, kami memikirkan bahan
baku yang lebih efisien yaitu dengan memanfaatkan residu dan limbah pemanenan serta
pengolahan pangan.

Pemanfaatan biomassa yang belum optimal disebabkan oleh kurangnya teknologi yang mendukung
dan juga proses pengolahan biomassa yang terbilang cukup mahal apabila dibandingnkan dengan
pengolahan fosil. Oleh sebab itu, hendaknya kita tetap memaksimalkan pemanfaatan teknologi
pengolahan biomassa yang ada untuk saat ini. Harapannya adalah di masa depan perkembangan
biomassa dapat terangsang dan teknologi pengolahannya dapat berkembang seperti halnya
pengolahan fosil.

Anda mungkin juga menyukai