RHEOLOGY

Pharmaceutical Physiochemistry
(Reologi- Kimia Fisika Farmasi)

1
Christina Avanti - 2021
 References

Sinko, P.J., 2011, Martin’s Physical Pharmacy and

Pharmaceutical Sciences, 6th ed
Additional reference
Aulton’s Pharmaceutics, 2013
The Design and Manufacture of Medicines
2
Capaian Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pokok bahasan Reologi ini,
mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mendefinisikan reologi, memberikan contoh produk

farmasi cair yang menunjukkan berbagai perilaku
reologi, dan menjelaskan penerapan reologi dalam
ilmu farmasi dan praktik kefarmasian.

3
Capaian Pembelajaran
2. Memahami dan mendefinisikan konsep-konsep: laju
geser, gaya geser, viskositas, viskositas kinematik,
fluiditas, plastisitas, yield point, pseudoplastisitas, shear-
thinning, dilatancy, shear-thickening, thixotropy,
histeresis, antithixotropy, rheopexy, plug flow, dan
viskoelastisitas.
3. Mendefinisikan dan memahami hukum aliran Newton
dan penerapannya. 4
Capaian Pembelajaran
4. Membedakan sifat alir dan reogram yang sesuai
antara bahan Newtonian dan non-Newtonian.
5. Menghargai dasar-dasar penentuan praktis sifat
reologi dan menjelaskan empat jenis viskometer dan
kegunaannya serta keterbatasannya dalam
menentukan sifat reologi berbagai sistem.

5
 RHEO : untuk mengalir LOGOS : ilmu
Reologi: Ilmu untuk menggambarkan aliran cairan dan deformasi padatan
(Bingham dan Crawford)

VISKOSITAS : Keengganan cairan untuk mengalir

Definisi Reologi 6
Reologi Dalam Farmasi
Ø Pemilihan mesin dan variable proses manufaktur
sediaan farmasi :
- Mixing
- Transferring likuid
- Filling
Ø Mempengaruhi pengemasan dan pengeluaran
sediaan dari wadah
Ø Stabilitas sediaan
Ø Mempengaruhi bioavailabilitas obat terkait sediaan
7
Aplikasi Rheologi dalam Farmasi

Cairan
Pencampuran
Reduksi Ukuran Partikel
Perlewatan melalui lubang
Transfer cairan
Stabilitas fisika sistem dispersi
8
Aplikasi Rheologi dalam Farmasi
Semisolida

Penyebaran dan perlekatan

Pengeluaran dari wadah

Kapasitas padatan

Pelepasan bahan obat 9

Aplikasi Rheologi dalam Farmasi

Padatan

Aliran serbuk
Kemudahan
ke dalam die
dikemas
atau kapsul
10
Parameter Reologi

▪ Viskositas
▪ Sifat Alir
▪ …
▪ …
▪ …

11
 Viskositas 𝑭% 𝒅𝒗 𝑭
F = ; G = ; h =
𝑨 𝒅𝒙 𝑮

• Dua bidang sejajar berjarak x. Puncak bidang

A bergerak secara horizontal dengan
kecepatan v karena gaya F’. Bidang
bawahnya tidak bergerak. Akibatnya terjadi
perbedaan kecepatan v/x antara bidang-
bidang tersebut
• Perubahan ini didefinisikan sebagai
laju geser atau rate of shear (G)
• Gaya geser atau Shearing stress (F), adalah
gaya (F’)per satuan luas (A) yang
menyebabkan perubahan bentuk
12
13
14
Parameter Reologi

▪ Viskositas
▪ Sifat Alir
▪ Fluiditas
▪ Viskositas Kinematik
▪ Viskoelastisitas

15
Viskositas Absolut
CAIRAN VISKOSITAS
(Cp)
castor oil 1000
chloroform 0,563
ethyl alcohol 1,19
glycerin 400
olive oil 100
water 1,0019

Untuk senyawa Newtonian pada temperatur 20oC

16
Viskositas Absolut

17
Sifat Alir Zat Cair
Sistem Newtonian dan Non-Newtonian
Cairan Newtonian

19
Karakteristik Cairan Newtonian

20
Cairan Non-Newtonian

Time Time Dependent

Independent ▪ Tiksotropi
▪ Plastis ▪ Antitiksotropi
▪ Pseudoplastis ▪ Reopeksi
▪ Dilatan
21
22
Sistem Non-Newtonian – Aliran Plastik

23
Sistem Non-Newtonian – Aliran Plastik

• Bingham bodies
• Kurva tidak melewati titik (0,0)
• Contoh : Suspensi terflokulasi, yield value dibutuhkan untuk
memecah ikatan partikel yang terflokulasi

24
Sistem Non-Newtonian – Aliran Pseudoplastik

25
Sistem Non-Newtonian – Aliran Pseudoplastik

• Shear –thinning system

• Kurva tidak linier, tidak ada yield value
• Viskositas menurun dengan peningkatan rate of shear
• Terjadi pada molekul berantai Panjang seperti polimer : gom,
tragakan, selulosa
• Peningkatan shearing stress menyebabkan penurunan keteraturan
polimer sehingga mengurangi tahanan dan meningkatkan rate of
shear pada shearing stress berikutnya
• Contoh : kecap, sirup
26
Sistem Non-Newtonian – Aliran Dilatan

27
Sistem Non-Newtonian – Aliran Dilatan

• Pada keadaan diam, partikel partikel tersusun rapat dengan volume

antar partikel kecil
• Pada saat rate of shear meningkat, bulk dari system memuaià volume
kosong meningkatà hambatan aliran meningkat (tidak terbasahi) à
28
pasta kaku
Time Dependent Flow - Thixotropy

waktu pengadukan mengakibatkan

penurunan viskositas dan jika pengadukan
dihilangkan, viskositas akan membutuhkan
waktu untuk kembali ke viskositas awal

29
Time Dependent Flow - Thixotropy

• Kurva turun berada di sebelah

kiri kurva menaik
• Celah antara kurva naik dan
kurva turun disebut ‘
hysteresis loop’
• Terjadi karena pemulihan yang
lambat dari konsistensi
• Gelà Solà Gel

30
Thixotropy dalam formulasi

Penjaminan
Kemudahan keseragaman dosis
pengeluaran sediaan sediaan cair ketika
dari wadah dituang dari wadah
primer

31
Tugas

Viskositas (cps)
Gambarkan kurva hubungan antara
viskositas dengan laju geser pada
sistem newtonian, plastik,
pseudoplastik dan dilatan dan berikan
contoh-contoh bahan/ sediaan dalam Laju geser - G (rpm)
farmasi pada setiap sistem tersebut!

32
Penentuan Parameter Reologi
One Point
Instruments
• Bekerja pada laju geser
tunggal
• Hanya untuk cairan dengan
Penentuan
sistem Newtonian Parameter
Multipoint Reologi
Instruments
• Bekerja berbagai laju geser
• Dapat digunakan untuk
sistem Newtonian maupun
Non Newtonian
34
 Viskometer
Kapiler :
• Ostwald viscometer
One Point
Instruments Viskometer
Falling Sphere :
• Hoeppler falling
ball viscometer
36
 Viskometer Cup and Bob
Tipe Searle : Stormer viscometer
Brookfield
Rotoviscometer
Tipe Couette : MacMichael
Multipoint viscometer
Instruments Viskometer Cone and Plate
Brookfield Cone and Plate
viscometer
Ferranti-Shirley Cone & Plate
viscometer
37
VISKOMETER KAPILER
(OSTWALD)
• one point instrument.
• Pengukuran viskositas dengan
viskometer ini didasarkan pada
persamaan Poiseuille untuk aliran
zat cair melalui tabung kapiler.
• Viskometer kapiler atau viskometer
Ostwald digunakan untuk
menentukan viskositas cairan
Newtonian.
38
•
Persamaan Poiseuille untuk aliran zat cair melalui tabung kapiler

Bila jari-jari kapiler dan panjang kapiler bersifat konstan sehingga

volume cairan yang mengalir pada viskometer juga konstan,
maka persamaan Poiseuille dapat dinyatakan menjadi:
h = K t D P
-. /
K (tetapan alat) sebanding dengan
012

Viskometer Kapiler (Ostwald) 39

Perbedaan tekanan tergantung pada densitas cairan, percepatan gravitasi bumi,
dan perbedaan tinggi cairan pada kedua lengan viskometer, sedangkan
percepatan gravitasi bumi bersifat konstan. Bila digunakan bahan yang sudah
diketahui densitasnya (=r0) serta viskositasnya (= h0) sebagai standar, dan
dilakukan pengukuran pada viskometer kapiler yang sama maka dapat ditentukan
viskositas relatif cairan lainnya dengan persamaan:

Viskometer Kapiler (Ostwald) 40

 PENENTUAN BERAT JENIS CAIRAN
DENGAN PIKNOMETER
1. Piknometer dibersihkan dan dikeringkan.
2. Tmbang secara akurat piknometer tersebut, dan catat beratnya = m.
3. Lepaskan bagian penutup dari tabung/kapiler
4. Sampel didinginkan hingga mencapai suhu 1-3° lebih rendah dari suhu yang
ditentukan (T'° C).
5. Isi piknometer dengan sampel tersebut, kemudian pasang kembali bagian
penutupnya,sesudah mencapai (.....°c), hindari adanya gelembung udara.
6. Naikkan suhu secara bertahap, ketika termometer menunjukkan suhu yang
ditentukan,apabila sampel mencapai di atas “tanda”, maka ambil bagian
sampel yang berada di atas “tanda” melalui sisi samping tabung, kemudian
Hitung densitas menggunakan persamaan : pasang kembali bagian penutupnya, pastikan tidak ada gelembung udara.
•
𝐦𝟏 − 𝐦 7. Bersihkan bagian permukaan secara menyeluruh.
𝛒 = 8. Timbang secara akurat, catat beratnya = m1. 41
𝐯
VISKOMETER BOLA JATUH (FALLING BALL)

• Viskometer bola jatuh merupakan salah satu

viskometer yang dipakai untuk mengukur cairan
jernih yang bersifat Newtonian.
• Pada viskometer ini sebuah bola kaca atau baja
menggelinding ke bawah di dalam cairan
percobaan yang ditempatkan dalam tabung
gelas. Tabung gelas tersebut dipasang pada
posisi tegak dengan kemiringan tertentu dan
temperatur percobaan diatur konstan.
• Perhitungan viskositas bahan yang diperiksa
dinyatakan dalam persamaan matematik
sebagai berikut:

h = t ( Sb - Sf ) B 42
VISKOMETER BOLA JATUH (FALLING BALL)

• Komponen inti dari viskometer ini

adalah tube yang terbuat dari
gelas (1) dan bola (2)
• Pada bagian tube terdapat dua
tanda yaitu ring A dan ring B,
dengan jarak 100 mm
• Ring C adalah tanda setengah
jarak antara ring A dan ring B
• Waktu yang dibutuhkan bola
terpilih untuk menempuh jarak dari
ring A sampai ke ring B diukur
dengan stopwatch à sebagai
harga t

43
Viskometer bola jatuh

44
 PENGUKURAN VISKOSITAS DENGAN
VISKOMETER BOLA JATUH (FALLING BALL)

45
VISKOMETER BOLA JATUH (FALLING BALL)

46
VISKOMETER CUP AND BOB (STORMER)

• Viskometer Stormer merupakan salah satu

viskometer cup and bob yang tergolong sebagai
alat ukur banyak titik (multi point instrument)
pada viskometer rotosional karena mampu
bekerja pada bermacam-macam laju dan tekanan
geser.
• Prinsip viskometer ini adalah mengamati besarnya
hambatan yang dialami oleh bob yang berputar di
dalam sediaan yang diperiksa sebagai akibat
pemberian tekanan geser yang berupa beban.
• Viskositas dihitung berdasarkan rumus:
W
h = Kv ------
rpm 47
Prinsip kerja viskometer Stromer:
mengamati besarnya
hambatan yang dialami
oleh bob yang berputar di
dalam cairan.
Tipe:
Bob yang berputar : Searle
(Stormer, Rotovisco)
Cup yang berputar:
Couette (MacMichael
viscometer 48
Viscotester VT-03F/04F

49
Viskotester VT-04

50
51
Viscotester VT-03F/04F

52
Viskotester VT-04

53
ROTOVISKOMETER BROOKFIELD

• Rotoviskometer Brookfield merupakan

viskometer multi point instrument
• Prinsip viskometer ini adalah mengamati
besarnya hambatan yang dialami oleh
spindle yang berputar di dalam sediaan
yang diperiksa sebagai akibat
pemberian laju geser.
• Viskositas dihitung berdasarkan rumus

h = hasil pembacaan skala x faktor spindel

54
ROTOVISKOMETER BROOKFIELD

55
 ROTOVISKOMETER BROOKFIELD

RENTANG VISKOSITAS YANG DAPAT DIUKUR

56
ROTOVISKOMETER BROOKFIELD
FAKTOR SPINDEL

57
VISKOMETER BROOKFIELD
TIPE CONE AND PLATE

58
Prinsip Kerja viskometer
Cone and Plate :
Mengamati besarnya
hambatan yang dialami
oleh cone yang berputar
pada sampel yang
terdapat di dalam plate
T
η=C Newtonian
v

T - Tf
U= Plastic
C v
LATIHAN SOAL
Berbagai rumus yang dapat digunakam

h = t ( Sb - Sf ) B

h = hasil pembacaan skala x factor spindel 61

• Suatu bahan plastis diketahui memiliki yield value sebesar 5200
dynes/cm2. Pada shearing stress di atas yied value, F diketahui
meningkat secara linier terhadap G. Jika nilai rate of shear diketahui
sebesar 150 sec-1 dan F sebesar 8000 dynes/cm2. Hitunglah viskositas
dari sampel!

• Suatu sampel gel dianalisa menggunakan viscometer stormer. Pada

beban 450 g, diperoleh kecepatan pengadukan sebesar 350 rpm. Yield
value dari bahan ini diketahui sebesar 225 g. Konstanta alat (Kv) adalah
52,0 . Hitunglah viskositas dari sampel gel tersebut!
VISKOMETER KAPILER (OSWALD)
• Viskometer Oswald digunakan untuk mengukur viskositas aceton, dan
didapatkan viskositas aseton sebesar 0,313 cp pada 25°C. Jika
densitas aseton adalah 0,788g/cm3. Hitunglah viskositas kinematic
aseton pada 25°C!

• Air secara umum digunakan sebagai pembanding untuk mengukur

viskositas suatu cairan. Jiika viskositas air pada 25°C adalah 0,8904,
berapakah viskositas relative aseton terhadap air pada 25°C?
• Seorang apoteker di bagian QC industri farmasi mengukur viskositas
relatif sirup ibuprofen dengan viskometer Ostwald. Diketahui ρ ibuprofen
= 1,15 g/cm3; ρ aquapurificata = 0,997 g/cm3 pada suhu 25°C. t ibuprofen
= 38 detik dan t aquapurificata = 10 detik pada suhu 25°C. η
aquapurificata (25°C) = 0,8904 cps. Berapakah viskositas sirup ibuprofen
tersebut?

• Bagian kontrol kualitas sebuah industri farmasi melakukan pengukuran

viskositas sediaan sirup salbutamol. Diketahui viskositas sirup salbutamol
adalah 49,95 cp pada suhu 25°C. Densitas sirup salbutamol pada suhu
25°C adalah 1,13 g/cm3. Berapakah viskositas kinematik sirup salbutamol
pada suhu 25°C.
Viskometer Bola Jatuh
• Sediaan sirup cetirizine HCL ditetapkan viskositasnya dengan viskometer bola
jatuh. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Bola yang memenuhi syarat adalah bola no. 2 dengan harga konstanta bola (B) =
0,09 m.Pa cm3/g dan densitas bola 2,4 g/cm3. Waktu jatuh bola dalam sirup
cetirizine HCL tersebut adalah 250,30 detik, massa jenis sirup Cetirizine HCL =
1,25 g/cm3. Berapakah nilai viskositas sirup cetirizine HCL tersebut?

• Bagian R&D industri farmasi akan mengukur viskositas sediaan sirup bromhexine
HCL menggunakan viskometer Falling Ball. Diperkirakan viskositas sirup
bromhexine tersebut adalah 40 cps; massa jenis sirup bromhexine HCL = 1,18
g/cm3. Bola yang digunakan memiliki konstanta 0,09 dan densitas 8,1 (g/cm3).
Waktu jatuh bola rata-rata 72,55 detik. Berapakah viskositas sirup bromhexine
tersebut?
h = t ( Sb - S f ) B
Seorang apoteker di industri farmasi,
melakukan kontrol kualitas sediaan
suspensi antasida dalam hal
viskositas dan sifat alir menggunakan
viskometer stormer (pada suhu
penelitian). Pemberian beban 50
gram pada sediaan suspensi antasida
diperoleh t untuk 100 putaran
adalah 90 detik. Pada gliserin p.a
dengan beban yang sama yaitu 50
T (°C) 15 20 25 30
gram diperoleh t untuk 100 putaran
adalah 80 detik. Berapakah viskositas
dari suspensi tersebut (suhu
penelitian 25°C)? η 2330 1490 954 629

Tabel viskositas gliserin p.a pada

berbagai temperatur
 Rotoviskometer Brookfield
•Seorang apoteker di bagian QC PT. Jaya Farma melakukan
pengukuran viskositas sediaan krim malam menggunakan
viskometer Brookfield tipe LVF. Spindel yang digunakan adalah
spindel nomor 4, pengukuran viskositas dilakukan pada RPM
60 (faktor spindel = 100). Hasil pembacaan skala menunjukkan
nilai 75. Berapakah viskositas krim malam tersebut

h = hasil pembacaan skala x faktor spindel

 No Rpm Faktor Pembacaan Seorang apoteker yang bekerja di
spindel spindel skala sebuah industri farmasi diminta
membuat profil rheologi produk
pasta zinc salisilat dengan
2 6 1000 5 menggunakan viskometer
Brookfield tipe RVF dan diperoleh
2 12 500 11 data sebagai berikut:
2 30 200 32 Berapakah viskositas produk pasta
tersebut pada masing masing
2 60 100 95 rpm?
ANY
QUESTION?

69
70
Atkin’s Version
For further reading
Description Of The Flow Of Matter

01
Newtonian
01 liquids
01
02
Non-Newtonian
02 liquids

03
Visco-elasticity
03
03
04
Viscosity
04 of polymer solutions
04
72
1. Newtonian Liquids
Divide cube of liquid in stacked layers like a deck of cards, which you can spread
over a table by pushing it with your hand
Shear rate (D) is the change of the flow rate (dv) with the change of the distance
dv
perpendicular to the fixed surface (dy) à D =
dy t
(Dynamic) viscosity, h, is a measure of the resistance against flow à h=
D
τ
Specific for Newtonian liquids: η= = constant
D 74
Shear Stress Plotted As A Function Of The Shear Stress

à Straight line through the origin

à At every point on the line, the viscosity is
the same
τ
à As: η = = constant
D
à Viscosity is independent on t

Later we will see for non-Newtonian liquids: Viscosity is dependent on t

t
But viscosity is always à h =
D 75
• Watch carefully what is on the x-axis and what is on the y-axis.
• In text books: 50% figure on the left; 50% figure on the right
76
 τ: shear stress à Pa or N.m-2
(also: N in kg.m.s-2, thus: τ in kg.m-1.s-2)
dv
D: shear rate, dy, v in m.s-1 and y in m
à Thus unit D: s-1 à D-1: s
τ
• Unit viscositeit: η = in Pa.s
D
(also: N.m-2.s or kg.m-1.s-1 )

Often used unit: poise (in g.cm-1.s-1 = 10-1 Pa.s)

à Viscosity of water at 20 oC is 1 centipoise (10-3 Pa.s)
S1 Unit Viscocity 77
Solvent Solution: viscosity increases!
Assumption: Diameter solute molecule >> Diameter solvent molecule
à Solute molecule behaves as a particle with respect to solvent molecule.
But do not confuse with suspension!!
78
One extreme
- Particle moves uniformly forwards
without any other movement
- Liquid behind particle should then
move. Uniformly as well
- Arrow indicates flow rate
- Total length of all arrows is smaller
- At a given shear stress the flow rate is
smaller
- Viscosity is higher

79
Other extreme
- Particle moves forwards but
also fully rotates
- For rotation (extra mobility)
shear stress is required
- Shear stress is not only used
for flow but also for rotation
of particle
- Viscosity is higher

80
- It is unknown how the particle behaves:
non-rotating, fully rotating, or “something” in between
- Extremes results in increased viscosity
à Everything in between à Also increased viscosity 81
Viscosity of solutions
hsolution h
hr = =
Relative viscosity: hsolvent ho

h - ho h h0
Specific viscosity: hsp = = - = hr - 1
ho h0 h0
hsp
Reduced viscosity: (C: solute concentration in g/dl)
C
82
 From: Einstein A, Annalen der Physik 19 (1906) 289

Reduced Viscosity
▪ Very low concentrated solutions (no interaction between solute
molecules):
h - ho hsp
hsp = hr - 1 = = 2.5 × f =k
ho C
▪ Low concentrated solutions (interaction between solute molecules):
hsp
= + + + k1 = [h]
+ ...procedure)
2 3
(correction for interactionsà k k
virial
1 2 C k C
approach;
3 k C
fitting
4
C
[h]: intrinsic viscosity or limiting viscosity number
f: volume fraction solute. which is proportional to the concentration à f =
C times a constant (k)
83
Intrinsic Viscosity
hsp hsp
= k1 + k 2C + k 3C 2 + k 4C3 + ...
C C

Intrinsic viscosity:
[h]
Lim æ hsp ö
[h] = çç ÷÷ Concentration (C in g/dL)
C ® 0è C ø

Extrapolation to C = 0 à Intrinsic viscosity

84
Viscosity Of Polymer Solutions
Mark-Houwink equation: [h] = K × M a

▪ M: molecular weight of the polymer

▪ Mark-Houwink constants K and a are dependent on the polymer/solvent
combination and on the temperature
▪ For many polymer/solvent combinations Mark-Houwink
constants can be found in handbooks
▪ Polymer of known composition but of unknown molecular weight
▪ Determine intrinsic viscosity à Calculate molecular weight
85
 Mark-Houwink equation:

• Mark-Houwink equation: [h] = K × M a

• Ma is not so handy

• Make linear:

ln[h] = ln(K × M a ) Û ln[h] = ln K + a ln M

86
 A B
Capillary Viscometer

Procedure:
2
▪ Fill reservoir 1 with liquid
▪ Put pressure on A or vacuum on B

Capillary
▪ Reservoir 2 will be filled
▪ Releave presssure on A or vacuum
1
on B.
▪ Measure time reservoir 2 empties

87
Capillary Viscometer:
Poiseuille’s Law

Flow rate (Fv) dependent on:

• Radius capillary (r)
• Length of the capillary (L) Capillary
• Pressure difference over the length
of the capillary (Dp)
• Viscosity of the liquid (h)
88
 Poiseuille’s Law
Dppr 4 Dppr 4
Fv = h=
8Lh 8LF v
• Dp depends on the geometry of a given
viscometer and also proportional to the Capillary
density of the liquid (r)
• r and L are constants for a given viscometer.
• Fv is volume (V) / time of flow (t), V is a
constant for a given viscometer

Thus: h = Crt or n = Ct
h (C: constant for a
Kinematic viscosity: n =
r given viscometer) 89
Capillary viscometer h
h = Crt C=
rt
When the viscosity of certain liquid is known,
à The constant, C, for a given viscometer can be determined
t1
h1 h2 r1t1 n1 = n2
= h1 = h2 or t2
r1t1 r2 t 2 r2 t 2 t1
h1 = h2
t2

Or: ηA = ρA C tA C C Diluted solution with respect

to solvent ( r1 » r 2 )
90
Falling Sphere Viscometer

Three forces acting on the falling sphere:

▪ Gravitational forces (constant, ¯)
▪ Uplift or Buoyant forces (constant, ­)
▪ Frictional forces (depends on speed, ­)

Equilibrium of forces à Constant speed

91
 Time

No equilibrium of forces à Acceleration, but increase of Equilibrium of forces

speed decreases with time due to increase friction forces à Speed is constant

Fg: gravitational forces; Fb: uplift forces; Ff: frictional forces 92

Falling Sphere Viscometer

When falling speed is constant

à Measure the time it takes the sphere to pass a
certain distance L
à We can calculate falling speed

How can we use falling speed to

calculate viscosity?
93
THREE FORCES PLAY A ROLE:

p 3
• Gravitional forces: Fg = d p rs g dp: Diameter sphere
6
p 3 rs: Density particle
• Uplift forces: Fup = d prf g
6 rf: Density fluid
• Frictional forces: v: Sedimentation speed
(if laminar flow)
Ff = 3d p vph
h: (Dynamic) viscosity

à Equilibrium of forces: Fg = Fup + Ff

d 2 (r s - r f )g
Substitution gives Stokes’ law: h=
18v
Note: explanation gravitational/uplift forces: see next slide 94
Gravitational/Uplift Forces

Force: F = Mass C Acceleration = M C a = M C g

M = Volume C Density
Mass:
Consider dimensions:
Mass
M = Volume C Density = Volume C = Mass
Volume
P
Volume sphere: C dTS
Q

p 3
à Gravitational forces: Fg = d prs g
6
à Uplift forces: p
Fup = d3prf g
6 95
Sedimentation Rate Particles In A Suspension

d (r s - r f )g
2

h=
2
v=
(
d ρs − ρ f g )
18v 18η

We will use the equation on the right a lot when discussing suspensions

96
THE DIFFERENCE
NEWTONIAN LIQUID NON-NEWTONIAN LIQUID

Shear force (τ ) Shear force (τ )

= Viscosity (η) = Constant = Viscosity (η) ¹ Constant
Shear rate (D ) Shear rate (D )

Examples: Examples:
- Liquids of low molecular weight - Liquids of high molecular weight
- Solutions with low molecular weight solutes - Highly concentrated polymer solutions
- Low concentrated polymer solution - Suspensions
- Emulsions
The viscosity does exist The viscosity does not exist , called apparent
viscosity

97
2. Non-Newtonian
Liquids
Three Types Of Non-Newtonian Liquids

99
 Examples:
- Tomato ketchup
- Polymer solution
(cross-linked or gel)
- Flocculated suspensions
(we will discuss later)

Below yield stress:

- Shear stress but no flow
- Viscosity is infinitely high
- Solid state behavior

PLASTIC FLOW BEHAVIOR 100

 From t1 to t2 viscosity:
- Increases?
- Decreases?
- Remains the same?

Which is true?
t
Remember: h=
D

PLASTIC FLOW BEHAVIOR 101

 Straight Line Through The Origin
10
A: =2
5
20
B: =2
10

Straight Line NOT Through The Origin

20
A' : =4
5

40
B' : = 2.67
15

- So the answer is: it decreases

- Slopes in both figures are the same but they are irrelevant for viscosity

PLASTIC FLOW BEHAVIOR 102

• Cross-linked polymer solution (gel). • At shear stress > yield stress:
• At shear stress < yield stress cross-links are broken
à No flow à Flow is possible

PLASTIC FLOW BEHAVIOR 103

 With increased shear stress polymer chains become more aligned
à Viscosity decreases

PLASTIC FLOW BEHAVIOR 104

 Pseudo-plastic Flow (Shear Shinning)

Example:
• Polymer solutions
(no cross-links; no-gel)

No yield stress (no cross-links have to be broken) à No solid state behavior!!

Viscosity is very high at low shear stresses but not infinitely high

Shear thinning: material becomes “thinner” under shear

PSEUDO-PLASTIC FLOW BEHAVIOR 105

 Dilatan Flow (Shear Thickening)

Examples:
- Wet sand
- Deflocculated suspension
(we will discuss later)

Shear thickening: material becomes “thicker” under shear

DILATAN FLOW BEHAVIOR 106

Dilatan Flow (Shear Thickening)

Close contact sand and water

à Water acts as a lubricant Due to shear: material dilates
à Low viscosity à Less intimate contact sand and water
à Less lubrication
Dilate means expand! à Viscosity increases
Wet sand becomes “dry” when exposed to shear stress à Dilatant flow behavior

DILATAN FLOW BEHAVIOR 107

 Dilatan Flow

As mentioned: check axes carefully, otherwise you may confuse

dilatant flow with pseudo-plastic flow (and vice versa)!!

DILATAN FLOW BEHAVIOR 108

Viscosity As A Function Of Shear Rate

109
Anti (Thixotropy)

When gradually increasing the shear stress and then gradually decreasing the shear
stress, the viscoscity at a certain shear stress during increasing shear stress is not the
same as during decreasing the shear stress
110
 t
h=
D
“On the way back”:
à Viscosity at a given shear stress is lower!

THIXOTROPY 111
Disorder increases due tendency for increased entropy
• However, formation of entanglements takes time.
• Polymer chains are more aligned “on the way back” (at a given t)
à “On the way back” à Viscosity is lower

THIXOTROPY 112
 t
h=
D
“On the way back”:
à Viscosity at a given shear stress is higher!

ANTI-THIXOTROPY 113
 System collapses:
• However, collapse takes time.
• Less lubricant action water ”on the way back” (at a given t)
à “On the way back” à Viscosity is higher

ANTI-THIXOTROPY 114
At a fixed shear stress:
• Polymer chains become more aligned with time
à Viscosity decreases à Thixotropy

THIXOTROPY 115
 At a fixed shear stress:
• Material dilates with time
à Viscosity increases à Antithixotropy

ANTI-THIXOTROPY 116
 Rotation viscometer
Viscometers For Non-
Newtonian Liquids

• Spindle rotates with adjustable

speed (à adjustable shear rate).
• Resistance is measured, which is
used to calculate viscosity using
calibation curves

Other rotation viscometers:

according to the same principle
117
 Spindles used for liquids with
decreasing viscosity

Brookfield Viscometer

118
Which Viscometer?
Newtonian liquids:
▪ Capillary, falling sphere and
rotation viscometers can be
used
Non-Newtonian liquids:
▪ Only rotation viscometer can be
used
▪ With capillary and falling sphere
viscometers, shear stress
▪ Changes during the
measurement, and thereby
viscosity
119
Effect Temperature On Viscosity

Effect temperature on
viscosity will not be further
considered in this course

120
3. Visco-Elasticity
Viscous Versus Elastic Behavior

122
123
Pure viscous No memory

Pure elastic Full memory

Visco-elastic Fading memory

124
125
126
127
ANY
QUESTION?

128
129