Anda di halaman 1dari 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Unsur merupakan zat tunggal yang sederhana. Unsur dapat ditemukan dalam keadaan bebas maupun di
dalam tanah. Wujud dari unsur pun berbeda dengan lainnya. Ada yang berwujud padat ada pula yang
berwujud cair. Dari sistem periodik kita mengetahui bahwa ada 90 buah unsur yang terdapat di alam
serta ditambah belasan unsur buatan. Selain memiliki wujud yang berbeda, setiap unsur juga memiliki
perbandingan berat dan jumlah atom yang beraneka ragam. Ada yang besar, sedang maupun kecil.

Seperti yang telah diketahui unsur alkali terdapat pada golongan I A (kecuali H) sedangkan unsur alkali
tanah terdapat pada golongan II A, unsur logam tersebut dapat membentuk oksida dan hidroksida yang
larut dalam air menghasilkan larutan basa. Unsur-unsur alkali terdiri dari logam Li, Na, K, Rb, Cs, Fr.
Unsur-unsur alkali ini memiliki kereaktifan yang besar. Sedangkan unsur-unsur alkali tanah terdiri dari
logam Be, Mg, Ca, Sr dan Ra. Unsur-unsur alkali tanah ini pada umumnya ditemukan didalam tanah.

Logam-logam alkali dan alkali tanah disebut juga logam-logam blok s karena hanya terdapat satu atau
dua elektron pada kulit terluarnya. Elektron terluar ini menempati tipe orbital s (sub kulit s) dan sifat
logam-logam ini seperti energi ionisasi (IE) yang rendah, ditentukan oleh hilangnya elektron s ini
membentuk kation. Golongan 1 Logam Alkali yang kehilangan satu elektron s1 terluarnya menghasilkan
ion M+ dan Golongan 2 Logam Alkali Tanah yang kehilangan dua elektron s2 terluarnya menghasilkan
ion M2+. Sebagai akibatnya, sebagian besar senyawa dari unsur-unsur Golongan 1 dan 2 cenderung
bersifat ionik.

Logam alkali dan alkali tanah memberikan warna yang khas, warna nyala ini dapat digunakan sebagai
salah asatu cara mengidentifikasi adanya unsur logam alkali dan alkali tanah pada suatu zat. Dalam
percobaan ini akan diselidiki warna nyala dari senyawa logam alkali dan alkali tanah.

A. Alkali

Unsur golongan IA kecuali hidrogen mempunyai kecenderungan melepaskan elektron. Akibatnya unsur
ini bersifat logam, yang disebut logam alkali karena oksidanya dalam air membentuk larutan basa
(alkalis). Sebagai logam alkali bersifat sebagai penghantar panas dan listrik, mempunyai titik lebur relatif
rendah dari logam lain. Hal ini disebabkan oleh logam alkali hanya melepas satu elektron, sehingga
ikatan logam dalam kristalnya kuat (Syukri, 1999).

Menurut Kristiani (2010), logam biasanya dianggap sebagai padatan yang keras dengan rapatan massa
yang tinggi dan tidak reaktif. Namun kenyataannya, sifat-sifat logam-logam alkali berlawanan dengan
sifat-sifat tersebut yaitu lunak, rapatan massa rendah dan sangat reaktif. Semua logam alkali (Li, Na, K,
Rb, Cs, Fr) tampak mengkilat, berwarna keperakan, merupakan konduktor listrik dan panas yang baik.
Logam alkali bersifat sangat lunak, dan semakin lunak dengan naiknya nomor atom pada unsur alkali
tersebut. Litium dapat dipotong dengan pisau, tetapi kalium dapat diremas seperti mentega lunak.
Sebagian besar logam mempunyai titik leleh yang sangat tinggi, tetapi logam alkali mempunyai titik leleh
rendah dan semakin rendah dengan naiknya nomor atom. Cs meleleh pada temperatur sedikit diatas
temperatur kamar. Kombinasi antara sifat konduktivitas panas yang tinggi dan titik leleh yang rendah,
membuat natrium bermanfaat untuk mentransfer panas pada reaktor nuklir. Kelunakan dan kerendahan
titik leleh logam-logam alkali dapat dikaitkan dengan lemahnya ikatan metalik dalam unsur-unsur
tersebut. Perubahan entalpi atomisasi logam-logam umumnya berharga antara 400 – 600 KJ mol-1.
Ternyata terdapat hubungan antara sifat lunak dan rendahnya titik leleh dengan rendahnya perubahan
entalpi atomisasi.

Menurut Retno (2010), beberapa sifat umum senyawa logam alkali berkaitan dengan karakter ionik,
kestabilan anion-anion besar bermuatan rendah, hidrasi ion dan kelarutan sebagaimana diuraikan
sebagai berikut:

Karakter ionik : ion logam alkali selalu mempunyai tingkat oksidasi +1 dan sebagian besar senyawanya
berupa padatan ionik dan stabil. Senyawa- senyawanya tidak berwarna kecuali dengan anion yang
berwarna. Misalnya kromat (CrO3) dan permanganat (MnO4).

Hidrasi ion : semakin tinggi densitas muatan ion, semakin kuat ion tersebut terhidrasi. Oleh karena
logam-logam alkali mempunyai densitas yang jauh lebih rendah dari pada densitas logam-logam pada
umumnya, maka energi hidrasi senyawa-senyawanya juga sangat rendah dan energi hidrasi semakin
kecil dengan jari-jari ion.

Kelarutan : sebagian besar senyawa-senyawa logam alkali larut dalam air, walaupun kelarutannya
berbeda-beda. Sebagai contoh larutan jenuh litium klorida (LiCl) mempunyai konsentrasi 14 mol L-1,
tetapi larutan jenuh litium karbonat (Li2CO3) mempunyai konsentrasi hanya 0,18 mol L-1 .

Semua unsur golongan IA berwarna putih keperakan berupa logam padat, kecuali cesium berwujud cair
pada suhu kamar. Logam alkali Natrium merupakan logam lunak dan dapat dipotong dengan pisau.
Logam alkali Kalium lebih lunak dari natrium. Pada Tabel 3.8 tampak bahwa logam litium, natrium, dan
kalium mempunyai massa jenis kurang dari 1,0 g cm–3. Akibatnya, logam tersebut terapung dalam air.
Akan tetapi, ketiga logam ini sangat reaktif terhadap air dan reaksinya bersifat eksplosif disertai nyala.

B. Alkali Tanah

Unsur golongan IIA disebut sebagai alkali tanah, sebab unsur tersebut bersifat basa dan banyak
ditemukan dalam mineral tanah, umumnya reaktif namun kurang reaktif jika dibandingkan dengan
logam alkali (Syamsidar, 2013). Golongan alkali tanah terdiri atas Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra, dan Si yang mirip
dengan konfigurasi gas mulia yang stabil. Karakter ini meningkat dari berilium hingga barium, dan
khusus untuk berilium dialam lebih cenderung berbentuk molekuler dibandingkan bentuk ionik.
Terutama oksidanya berbentuk oksida atmosfir bukan oksida logam yang bersifat basa (Anshori, 2003).

Semua unsur dalam IIA tidak bereaksi dengan air kecuali pada suhu tinggi kecuali berilium dan
magnesium berkorosi terus menerus dalam udara sampai mereka seluruhnya telah diubah menjadi
oksida, hidroksida, atau karbonat. Berilium dan magnesium mudah bereaksi dengan oksigen tetapi
selaput oksida yag kuat yang terbentuk, cenderung melindungi logam yang terletak disebelah bawahnya
dari serangan lebih lanjut pada suhu kamar. Bila dipanaskan keras-keras, bahkan kedua logam ini pun
akan terbakar dengan baik. Pada suhu tinggi, magnesium yang terbakar dalam udara tidak hanya
bereaksi hanya dengan oksigen tetapi bahkan juga dengan nitrogen dan karbon dioksida (Keenan, 1984).

Menurut Syukri (1999), makin kecil jari-jari menyebabkan daya tarik ion dengan molekul air lebih kuat.
Muatan ion alkali tanah lebih besar dari ion alkali, maka daya tarik tersebut lebih kuat pada logam alkali
tanah dibandingkan alkali. Logam alkali tanah mempunyai reaksi berbeda dengan logam alkali Ra adalah
radioaktif dan tidak turut bereaksi.

Menurut Keenan, (1984), spektrum nyala pada unsur IA dan IIA memberi warna-warna yang khas pada
nyala api biasa. Dalam pekerjaan laboratorium analitik, uji-uji nyala sering digunakan untuk
mengungkapkan ada tidaknya berbagai unsur Alkali dan Alkali Tanah. Warna yang berbeda itu
disebabkan oleh panjang gelombang yang berbeda. Berarti jarak orbital dari tiap atom unsur selalu
berbeda. Jarak antar orbital ternyata tidak ada yang sama untuk setiap atom unsur.

Daftar Pustaka

Adapun Daftar Rujukan Berbagai sumber diatas, adalah sebagai berikut:

Anshory, Irfan. 2003. Acuan Pelajaran Kimia. Jakarta: Erlangga

Keenan, dkk. 1984. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga

Kristiani, F. 2010. Pengaruh jenis dan konsentrasi gula sintetis terhadap mutu selai rosela. Skripsi. Fak.
Pertanian USU. Medan.

Retno. 2010 Strategi Pembelajaran Kimia, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB

Anda mungkin juga menyukai