Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tetek Pantan atau Potong Pantan adalah upacara adat khas suku Dayak
yang artinya memotong penghalang atau mengingkirkan rintangan. Tetek
Pantan ini merupakan warisan tradisi nenek moyang suku Dayak. Tradisi
Tetek pantan atau memotong kayu bulat yang dipasang di gapura, di yakini
kaum suku Dayak dapat mengusir setan atau roh jahat yang menempel pada
seseorang.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa budaya Tetek Pantan ini
telah diwariskan dari nenek moyang kita dan diwariskan secara turun
temurun hingga generasi saat ini. Karena banyak orang-orang asli suku
Dayak yang kurang memahami dengan tradisi Tetek Pantan ini sehingga
kami anggap perlu untuk mengulas atau memaparkan mulai dari sejarah,
makna, jenis, dan tujuan dari tradisi Tetek Pantan ini.
C. Tujuan
Tujuan disusunya makalah ini diharapkan agar kita mengetahui tentang :
a. Sejarah Tetek Pantan
b. Tujuan dilaksanakannya Tetek Pantan
c. Makna Tradisi Tetek Pantan khas suku Dayak di Kalimantan Tengah
d. Manfaat dilaksanakannya Tetek Pantan bagi masyarakat suku Dayak Di
Kalimantan Tengah.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Sejarah Tetek Pantan


Tetek Pantan merupakan salah satu upacara adat penyambutan tamu
yang dilaksanakan oleh masyarakat suku Dayak Ngaju di Provinsi
Kalimantan Tengah. Yang dahulu kala digunakan untuk menyambut
kedatangan Kepala Suku sehabis berperang. Tradisi ini merupakan warisan
nenek moyang suku dayak zaman dulu.
Namun sekarang, Tetek Pantan digunakan untuk menyambut tamu
kehormatan, misalnya Kepala negara, menteri-menteri, pejabat-pejabat
pemerintah, dan tokoh-tokoh masyarakat yang dihormati. Tetek pantan
biasanya juga dilakukan untuk menyambut tamu-tamu pada acara
pernikahan suku Dayak tertentu.
B. Makna atau Fungsi Tetek Pantan
Menurut masyarakat Dayak dilaksanakannya tradisi Tetek Pantan
ini mereka yakini bahwa setelah melakukan tradisi ini dilakukan dapat
mencegah terjadinya hal-hal yang buruk bagi mereka maupun para
tamu. Kepercayaan tradisi ini, apabila kayu tersebut dipotong tanpa
halangan, berarti tamu tersebut dapat diterima dan dilancarkan jalannya saat
berkunjung kesana. Begitupun sebaliknya, apabila tidak berhasil dipotong
secara lancar, maka patut ditanyakan perihal maksud atau tujuan kedatangan
mereka ke tanah suku Dayak tersebut. Sambil di iringi dengan tetabuhan
atau gendang Setelah bambu atau kayu terpotong semua orang akan
berteriak bertepuk tangan, mereka bergembira lantaran rintangan telah
berhasil dilalui. Iringan tetabuhan musik pun kian keras menandakan puncak
tradisi Tetek Pantan itu sendiri. Setelah terpotongnya bambu atau kayu telah
dilewati, penduduk lalu mengoleskan bubuk putih ke pipi tamu atau
mengoleskan minyak kelapa di ubun-ubun para tamu tersebut setelah itu
diteruskan dengan tarian Tetek Pantan.

2
C. Macam- Macam Tetek Pantan
Berdasarkan sejarah, ternyata penghalang yang digunakan dalam tradisi
Tetek Pantan ini memiliki memilliki kegunaan dan peruntukannya masing-
masing yaitu :
1. Pantan Haur (Bambu)
Digunakan untuk pemyambutan bagi orang yang baru pulang dari
medan perang dengan membawa kemenangan dan pantan haur jenisnya
menggunakan haur kuning (bambu kuning).
2. Pantan Balanga/garantung (tajaw)
Digunakan pada saat mengadakan acara perkawinan adat, sebagai
simbol kebangsawan atau status sosial.
3. Pantan Bawi
Menggunakan para gadis remaja (belum menikah), biasanya
dilakukan pada upacara perkawinan.
4. Pantan Bahalai (Kain Panjang)
Digunakan untuk para tamu terhormat seperti kepala Daerah,
kepala Negara dan lain- lain.
5. Pantan Tewu (Tebu)
Digunakan pada acara kegiataan bergotong royong saat-saat panen
atau mengerjakan ladang.

3
Gambar Kegiatan Potong Pantan :

Gambar i Gambar ii

Gambar iii Gambar iv

Gambar v

4
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Tetek pantan adalah tradisi khas suku dayak di Kalimantan Tengah,


tradisi ini memiliki nilai-nilai moral yang zaman sekarang ini perlu
diketahui potong pantan merupakan bagian dari filosofi batang garing
atau pohon kehidupan bagi suku Dayak dalam konsep itu pula ada
keharmonisan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia,
dan manusia dengan alam. Potong pantan juga dikaitkan dengan belom
bahadat yaitu tata krama bagaimana hubungan antara manusia dengan
manusia diatur.
B. Saran
Tetap menjaga menjaga dan melestarikan tetek pantan yang
merupakan warisan budaya nenek moyang kita.

5
DAFTAR PUSTAKA

NN, 2017. Potong Pantan. Jakarta : wikipedia.


https://id.wikipedia.org/wiki/Potong_Pantan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaa, Direktorat Jenderal Kebudayaan,
Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya. 2010. Potong Pantan. Kalimantan
Tengah : WBTB. https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id

Anda mungkin juga menyukai