Anda di halaman 1dari 19

MATERI KULIAH ANATOMI VETERINER II

OLEH:
I NENGAH WANDIA

DEPARTEMEN ILMU VETERINER DASAR


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2021
1
NEUROLOGI

Susunan saraf dapat dikelompokkan atas berbagai dimensi:


A. Berdasarkan letaknya, susunan saraf dibedakan menjadi
a. sistem saraf pusat (SSP): tersusun atas otak dan sumsum tulang belakang
(medulla/chorda spinalis).
b. sistem saraf perifer: tersusun atas saraf yang keluar dari sistem saraf pusat meliputi
saraf cranialis, saraf spinalis, dan ganglion

cerebrum

cerebellum

Modula spinallis

SSP
B. Bedasarkan fungsinya, susunan saraf dibedakan menjadi
1. sistem saraf somatik:
 Saraf yang menginervasi otot lurik (otot bergaris melintang), kulit, dan organ
panca indera kecuali pengecap.
 Kerjanya di bawah kesadaran (di bawah perintah).
2. sistem saraf otonom
 Saraf yang menginervasi otot polos, otot jantung, glandula, dan indera pengecap
 Kerjanya di luar kesadaran dan berhubungan dengan fungsi vegetatif (seperti
pencernaan, pernafasan, dan petukaran zat) dan reproduksi.

C. Berdasarkan sifat rangsangan yang dihantarkan, serabut saraf (saraf) dibagi menjadi:
1. serabut saraf sensible/aferen/sensoris, menerima dan menghantarkan rangsangan
(impuls) menuju pusat. Impuls tersebut berasal dari perangsangan terhadap organ
sensoris (reseptor).
a. saraf somatosensoris, menerima dan menghantarkan rangsangan (impuls) menuju
pusat yang mana stimulinya berasal dari perifer (daerah tepian) atau dunia luar.
Rangsangan atau impuls yang dihantatarkan dapat berupa:
 impuls eksteroseptif yang berasal dari sensasi eksteroseptif seperti rasa
sakit/nyeri/nociseptif pada kulit), suhu, sentuhan, tekanan, pandangan/mata,
suara, dan rasa/pengecap);
 impuls proprioseptif berkaitan dengan sensasi proprioseptif yang muncul
akibat stimulasi dan aktivitas pergerakan otot, pergerakan sendi, tendo, dan
jaringan somatik yang lebih dalam, lidah, dan mata. Impuls proprioseptif
ini memberikan pelayanan untuk koordinasi otot dan kepekaan dalam.
b. serabut saraf viscerosensoris (interoseptor/enteroseptor), menerima dan membawa
impuls dari organ dalam (viscera), glandula, pembuluh darah, dan membrana
mukosa.
Serabut saraf sensoris yang berasal dari saraf spinalis baik somatosensoris mapupun
viscerosensoris merupakan pejuluran sel ganglion radiks dorsal (ganglion spinalis)
yang masuk ke mudulla spinalis (corda spinalis) melalui radiks dorsal.

2
2. Serabut saraf eferen/motoris, membawa rangsangan dari pusat ke perifer/tepi atau organ
efektor. Serabut saraf motoris dibagi menjadi:
a) Serabut saraf somatomotoris, membawa impuls motor/gerak ke otot serat
lintang (otot rangka)
b) Srabut otot visceromotoris (saraf otonom) membawa rangsangan ke jaringan
glanduler dan otot polos.
3. Serabut saraf penghubung/interneuron. Saraf ini terletak di sistem saraf pusat (SSP), dan
dapat dikelompokkan menjadi:
a) saraf asosiasi, yaitu menghubungkan saraf dari satu tempat ke tempat lain pada
sisi yang sama (homolateral) pada SSP.
b) saraf komisura, yaitu menghubungkan saraf dari satu sisi ke sisi lainnya
(kontrolateral) pada SSP.

EMBRIOLOGI SARAF
Sistem Saraf berasal dari lapisan embrional ektodermis (ectoderm). Sel-sel
ektodermis yang terletak di atas notokorda dan mesodermis paraaksialis mengalami
penebalan membentuk lempeng neural (neural plate). Bagian lateral neural plate terangkat
ke atas akibat dorongan pertumbuhan sel mesodermis di bawahnya, dan melekuk ke
tengah dari kedua sisinya. Lekukan ini membentuk sulkus neural (neural groove). Ujung
lekukan neural tadi terus tumbuh dan melengkung ke dalam sehingga ke dua ujungnya
bertemu dan bergabung membentuk buluh neural (neural tube). Neural tube selanjutnya
merosot ke bawah permukaan, yang secara bersamaan, permukaan atasnya ditutupi oleh
penggabungan sel-sel ektodermis non saraf dari ke dua sisi. Neural tube ini merupakan
cikal bakal otak (encephalon) dan medulla spinalis. Sementara itu, sel-sel tepian buluh
neural (dorsolateral) di kiri dan kanan melepaskan diri membentuk tonjolan yang
menyambung disebut crista neural (neural crest). Neural crests, kemudian, akan
membentuk ganglion perifer baik ganglion somatik maupun ganglion visceralis, bagian
medula glandula adrenal, dan berbagai jaringan penunjang craniofacialis.

Neural plate

Neural groove

Neural tube

Neural crest

HISTOLOGI SARAF
Unit fungsional jaringan saraf adalal neuron. Neuron tesusun atas: Badan sel,
penjuluran, dan jaringan penunjang.

Neuron
dendrit
akson myelin
Neuromuscul
ar junction
3
Sel Schwan
Badan
sel
Badan sel (perikaryon).
Perikaryon mengandung nukleus. Bentuk badan sel bervariasi antara lain bulat,
lonjong atau piramida. Pada permukaannya ditemukan bukit akson yaitu penonjolan
tempat munculnya akson (neurit). Kumpulan (agregasi) badan sel di SSP disebut nuklei,
sedangkan hal yang sama di luar SSP disebut ganglion.

Processus atau penjuluran-penjuluran.


Penjuluran bervariasi dalam jumlah, panjang, dan bentuk. Berdasarkan pada arah
penghantaran impuls, penjuluran dibedakan atas 2 jenis yaitu dendrit dan neurit (akson).
 Dendrit adalah pendek, jumlahnya satu atau lebih (umumnya banyak), dan
fungsinya menghantarkan ransangan ke badan sel.
 Akson selalu tunggal pemunculannya (meskipun mungkin dapat bercabang setelah
pemunculan), lebih panjang, dan menghantarkan ransangan ke luar dari badan sel.

Jaringan penunjang sel saraf


Sel saraf melaksanakan fungsinya disokong pula oleh sel khusus yang membentuk
jaringan penunjang. Otak dan sumsum tulang belakang (SSP) disokong atau disupport
oleh jaringan penunjang yang disebut neuroglia. Neuroglia tersusun oleh beberapa tipe sel
seperti sel-sel ependima, astrosit berprotoplasma pada substansia grisea, astrosit fibrosa
pada substansia alba, oligodendrosit, dan mikrosit. Fungsi sel neuroglial adalah:
 Membantu nutrisi sel saraf
 Melindungi sel saraf dari lingkungan sekitarnya
 Mencegah kebocoran impuls yang dibawa oleh sel saraf.
Perlindungan dan pencegaan kebocoran penghantaran impuls dilakukan oleh material
insulasi yaitu myelin. Lapisan myelin memberikan warna putuh pada serabut saraf.
Substansia grisea pada SSP disusun oleh badan sel-badan sel saraf dan sebagian besar
serabut sarafnya tidak dibungkus myelin. Sedangkan, substansia alba pada SSP tersusun
atas serabut-serabut saraf yang bermyelin.
Serabut saraf perifer (diluar SSP) juga mendapatkan insulasi dengan ketebalan
yang bervariasi. Lapisan insulasi (myelin) ini dibentuk oleh sel penunjang lain disebut sel
Schwann (neurolemmosit). Serabut saraf perifer (di luar SSP) selanjutnya dilindungi,
disuport, dan dipisah-pisah oleh jaringan penunjang (berupa pembungkus dan septa). SSP
tidak ditunjang seperti cara ini, tetapi hanya diselimuti secara berlapis oleh jaringan
penunjang meningens.

Berdasarkan morfologi, neuron digolongkan menjadi:


1. neuron mulipolar. Neuron ini paling umum, memiliki banyak dendrit. Contohnya:
neuron di otak, medulla spinalis, dan ganglion otonom.
2. Neuron bipolar. Neuron ini memiliki satu dendrit dan terletak jauh dari pangkal
akson. Contohnya: neuron pada ganglion telinga dalam, ganglion retina mata, dan
ganglion pada membrana mukosa olfaktorius (penciuman).
3. Neuron unipolar. Neuron ini, saat awal, dendrit dan akson bergabung menjadi satu
dari perikaryon, tapi selanjutnya berbelah mejadi dua penjuluran. Neuron ini juga
sering disebut pseudo-unipolar karena perkembangan awalnya adalah sebagai sel
bipolar. Dendrit dan aksonnya, secara superfisial, serupa dan kedua-duanya
digambarkan sebagai serabut saraf. Tetapi sebagai patokan umum, penjuluran yang
relatif pendek adalah dendrit, dan yang relatif lebih panjang adalah akson. Contoh:
neuron pada ganglion spinal dan ganglion saraf cranialis tertentu.

4
SINAP
Hubungan antar neuron disebut sinap. Kadang-kadang, istilah sinap juga
digunakan untuk menggambarkan hubungan antara saraf dengan otot yang disarafinya
(neuromuscular junction). Sebuah akson mungkin mengadakan sinap dengan badan sel,
atau dendrit, atau akson neuron lain. Darinya muncul istilah sinap aksosomatik,
aksodendritik, atau aksoaksonik. Kebanyakan neuron membentuk banyak sinap bahkan
pada beberapa neuron memiliki ribuan titik sinap.
Sel saraf yang melakukan sinap tidaklah berkontakan secara langsung, tetapi selalu
dipisahkan oleh celah yang sangat sempit yang disebut celah sinap.
Rangsangan yang dibawa oleh saraf sebelum sinap (neuron presinap) diteruskan ke neuron
setelah sinap (neuron postsinap) melalui pelepasan neurotransmiter oleh neuron presinap
pada celah sinap. Neurotransmiter ini selanjutnya ditangkap oleh reseptor pada membran
sel saraf postsinap, dan impuls tersebut diteruskan ke organ sasaran.
Impuls dapat berupa perangsangan atau penghambatan fungsi pada organ atau sel
target, tergantung jenisnya. Contoh neurotransmiter adalah asetilkolin, noradrenalin,
serotonin, glisin, dll.
NUKLEI DAN TRAKTI
Bendel-bendel serabut saraf yang memiliki asal, tujuan, dan fungsi bersama
cenderung berkumpul di dalam otak dan medulla spinalis. Kumpulan bendel-bendel
serabut saraf ini disebut trakti atau fasciculi. Sedangkan agregasi badan sel saraf di dalam
SSP disebut nuclei.
GANGLION
Sel saraf yang berada di luar SSP mungkin membentuk gelembungan yang nyata.
Sel saraf ini mungkin juga dapat dibedakan atas dasar warna dan teksturnya yakni lebih
abu-abu dan kenyal daripada serabut sarafnya sendiri. Agregasi sel saraf di luar SSP
disebut ganglion.

RANGKAIAN STIMULUS-RESPONS
Meskipun neuron merupakan unit anatomis dan fungsional susunan saraf, neuron tidak
dapat bekerja sendirian. Untuk dapat berfungsi secara utuh, jaringan saraf membutuhkan
suatu rangkaian stimulus-respons. Rangkaian stimulus-respons yang paling sederhana
terdiri atas 5 elemen yang tersusun secara seri sebagai berikut:
1. sebuah reseptor, bagian yang menerima rangsangan luar
2. satu saraf sensoris/aferen, yang membawa rangsangan ke SSP
3. sebuah sinap, tempat sambungan dua saraf
4. satu saraf motoris/eferen, yang membawa rangsangan dari SSP ke perifer
5. sebuah organ efektor, organ yang menjadi target kerja saraf seperti otot lurik, otot
polos, dan glandula dll.
Rangkaian stimulus-respons tersebut membentuk lengkung reflek
primer/elementer/monosynaptik seperti repleks patella atau knee-jerk replex. Repleks
monosynaptik sangat tidak umum. Sebagian besar refleks masih membutuhkan satu buah
serabut saraf tambahan yaitu interneuron. Rangkaian ini masih digolongkan rangkaian
simpleks sepanjang saraf yang terlibat tidak bercabang. Tetapi, jika rangkian stimulus-
respons melibatkan berbagai neuron yang bercabang, rangkaian ini sudah tergolong
kompleks, seperti repleks hewan yang kakinya terkena benda tajam.

5
SISTEM SARAF PUSAT
MEDULLA SPINALIS/SUMSUM TULANG BELAKANG
Medulla spinalis berada dalam canalis vertebralis, memanjang dari foramen magnum
dan berakhir pada vertebrae lumbalis terakhir sampai lebih kurang pertengahan sacrum,
sesuai jenis hewan. Medulla spinalis dapat dibagi menjadi segmen-segmen sesuai dengan
saraf spinalis yang keluar dan masuk di antara columna vertebralis. Medulla spinalis
dikelompokkan atas 5 bagian yaitu:
1. pars cervicalis
2. pars thoracalis
3. pars lumbalis
4. pars sacralis
5. pars coccygealis/caudalis

Pada daerah peralihan dari pars cervicalis (3 segmen cervicales terakhir ) ke thoracalis (2
segmen thoracales pertama), medulla spinalis membesar disebut intumescentia cervicalis.
Pembesaran ini sebagai akibat peningkatan jumlah sel saraf (neuron) dan serabut saraf
terkait dengan pembentukan pleksus brachialis dan inervasi otot-otot pectoralis kaki
depan. Pada daerah peralihan pars lumbalis (3 segmen lumbales terakhir) ke sacralis (2-3
segmen sacrales pertama), medulla spinalis juga mengalami pembesaran yang disebut
intumescentia lumbalis untuk mensupport pembentukan pleksus lumbosacralis dan
inervasi daerah pelvina.

Ujung caudal medulla spinalis mengecil, dimulai dari bagian caudal segmen lumbalis
dikenal sebagai conus medullaris. Dari conus medullaris, sebuah filamen kecil non saraf
dari pia mater (disebut filum terminale) menjulur ke belakang ke dalam sacus dural dan
menyatu dengan filum dura mater (filum durae matris spinalis) di ujung belakang sacus
dural.

Bagian belakang medulla spinalis dengan radiks dorsal dan radiks ventral nervi spinalis
yang melekat padanya menyerupai ekor kuda sehingga disebut cauda equina. Pada
perkembangan awal, segmen medulla spinalis terletak pada lokasi foramina
intervertebrales. Selanjutnya, pertumbuhan panjang tulang lebih tinggi daripada
pertambahan panjang medulla spinalis menyebaban akar dorsal dan akar ventral nervi
spinalis mesti berjalan ke belakang di sebelah sisi medulla spinalis sepanjang peningkatan
jarak antara titik pemunculan nervi spinalis dan foramina intervertebrales sebagai lokasi
pengeluarannya. Pergeseran ke depan segmen medulla spinalis relatif terhadap columna
vertebralis diistilahkan dengan asentasi medulla spinalis. Asentasi medulla spinalis nyata
pada bagian caudal pars lumbalis, pars sacralis, dan pars coccygealis. Pada manusia,
asentasi medulla spinalis cukup tinggi sehinga ujung caudalnya berada pada sambungan
vertebrae lumbalis I dengan II. Pada Hewan, posisi ujung caudal medulla spinalis
bervariasi.

Di sebelah dorsal medulla spinalis ditemukan sulcus mediana dorsalis (sulcus dangkal dan
memanjang sepanjang medulla). Septum mediana dorsalis membentang sepanjang sulcus
mediana dorsalis sampai canalis centralis. Di lateral sulcus mediana dorsalis terdapat
sulcus lateralis dorsalis. Sulcus ini dangkal dan melaluinya radiks dorsal nervi spinals
masuk ke medulla spinalis. Bagian medulla spinalis di atara sulcus mediana dorsalis dan
sulcus lateralis dosalis disebut funiculus dorsalis.

6
Di Bagian ventral medulla spinalis ditemukan fissura mediana (celah dalam sepanjang
medulla spinalis). Di lateral fissura mediana terdapat sulcus lateralis ventralis yang sangat
dangkal. Sulcus ini menjadi tempat keluarnya radiks ventral nervi spinalis. Bagian medulla
spinalis di antara fissura mediana ventralis dan sulcus lateralis ventralis disebut funiclus
ventralis. Daerah medulla spinalis di antara tempat masukknya radiks dorsal ke medulla
spinalis dan tempat keluarnya radiks ventral dari medulla spinalis disebut funiculus
lateralis. Radiks dorsal dan radiks ventral bertemu dan bergabung bersama-sama keluar
dari foramen intervertebralis membentuk saraf/nervus spinalis.
Potongan melintang medulla pinalis menunjukkan 2 substansia yaitu substansia grisea dan
substansia alba.
1. substansia grisea. Berwarna abu-abu, terletak di tengah-tengah, dan membentuk
huruf “H”. Substansia grisea membentuk 3 penjuluran yaitu cornua dorsalis,
cornua laterais, dan cornua ventralis. Di tengah-tengahnya terdapat canalis
centralis yang berisi cairan cerebrospinalis. Substansia grisea merupakan wadah
berkumpulnya badan sel saraf (perikaryon) dan serabut-serabut saraf yang
kebanyakan tidak bermyelin. Hal ini menimbulkan kesan abu-abu.
2. Substansia alba. Berwarna putih, dan terletak di bagian luar medulla spinalis.
Substansia alba dibagi atas 3 bagian yaitu funiculus dorsalis, funiculus lateralis,
dan funiculus ventralis. Funiculi tersusun atas bendel-bendel serabut saraf yang
disebut trakti/fasciculi.
Pada funiculus dorsal terdapat fasciculus gracilis (dari medulla spinalis ke
medulla oblongata) dan fasciculus cuneatus (dari pertengahan pars thoracalis
medulla spinalis ke medulla oblongata). Pada funiculus lateralis dan funiculus
ventralis terdapat trakti yang bersifat asenden (dari medulla spinalis ke otak) dan
desenden (dari otak ke medulla spinalis).

Medulla spinalis berfungsi:


1. sebagai penghubung antara otak (encephalon) dengan bagian perifer
2. sebagai tempat sel saraf (nuclei) yang terletak di substasia grisea
3. sebagai pusat repleks

ENCEPHALON (OTAK)
Encephalon merupakan bagian SSP yang berlokasi di cavum cranii (ronga tengkorak).
Encephalon berasal dari bagian depan neural tube. Selama masa embrional, bagian depan
neural tube terbagi atas 2 bagian yaitu prosencephalon (bagian depan) dan
rhombencephalon (bagian belakang). Perkembangan selanjutnya dapat dilihat pada tabel
berikut:

Segmen awal Segmen pertama Turunan organ yang


Segmen kedua Cavitas
penting
 Pallium
(cerebrum/otak besar)
Telencephalon Ventrkel lateral
Prosencephalon  Rhinencephalon
Prosecephalon (gelembung  Corpus striatum
depan)  Epithalamus
Diencephalon  Thalamus Ventrikel III
 Hypothalamus
 Tectum/ corpora
Mesencepalon quadrigemina
Aqueductus
Rhombencephalon (gelembung Mesencephalon  Tegmentum
cerebralis
tengah)  Substansia nigra
 Crura
7
cerebralis/pedunculus
cerebri
 Pons
Rhombencephalon
Metencephalon  Cerebellum (otak Ventrikel IV
(gelembung
kcil)
belakang)
Myelencephalon  Medulla oblongata Ventrikel IV

Pandangan Umum
Untuk memudahkan penggambaran, otak sering dikelompokkan atas 3 yaitu otak besar
(cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan batang otak. Batang otak merupakan bagian yang
berada di dasar dan ditutupi oleh otak besar dan otak kecil.
Otak besar (cerebrum) merupakan bagian terbesar dari encephalon, dipisahkan di
belakang dari otak kecil (cerebellum) oleh fissura transversa cerebri. Otak besar dibagi
menjadi dua belahan (hemisferium) oleh fissura longitudinalis. Permukaan otak besar dan
kecil dipenuhi oleh lipatan ke bawah (sulci) dan lipatan ke atas (gyri). Sebagian besar
nervi cranialis berasal dari permukaan ventral encephaon (otak).
Batang otak tersusun atas medulla oblongata, pons, mesencephalon dan
diencephalon. Di permukaan dorsal di sekitar pons dan medulla oblongata terdapat fossa
rhomboideus. Fossa ini merupakan tepi bawah ventrikel IV yang dibatasi bagian sisinya
oleh pedunculi cerebelli. Di depan pedunculi cerebelli adalah corpora quadrigemina
(colliculi caudalis dan rostralis) dan thalamus.

MYELENCEPHALON
(MEDULLA OBLONGATA)
Medulla oblongata merupakan lanjutan medulla spinalis ke depan setelah
memasuki foramen magnum. Pada permukaan ventral medulla oblongata ditemukan:
 fissura mediana ventralis adalah celah memanjang lanjutan dari celah pada medulla
spinalis.
 Pyramida merupakan trakti (bendel serabut saraf) memanjang yang gundukannya
menghilang menuju medulla spinalis. Pada daerah peralihan ini, bendel-bendel
serabut saraf berjalan menyeberang ke sisi yang lain yang disebut decussatus
pyramid. Piramida dipisahkan di bagian tengah oleh fissura medana ventralis dan
di lateral di batasi oleh sulcus lateralis ventralis.
 Corpus trapezoideum yaitu bendel serabut saraf (trakti) yang arahnya melintang
berjalan di bawah pyramida dan melewati garis tengah medulla oblongata.
Nervi cranialis yang berasal dari medulla oblongata yaitu
 n. abducent (nervus cranialis VI)
 n. facialis (nervus cranialis VII)
 n. vestibulocochlearis (nervus cranialis VIII)
 n. glossopharingeus (nervus cranialis IX)
 n. vagus (nervus cranialis X)
 n. accessorius (nervus cranialis XI)
 n. hypoglossus (nervus cranialis XII)

Pada permukaan dorsal medulla oblongata ditemukan:


 sebagan besar ditutupi oleh cerebellum
 sulcus mediana dorsalis adalah sulcus lanjutan dari medulla spinalis dan membagi
bagian belakang medulla (dasar fossa rhomboideus) menjadi dua bagian.
8
 fossa rhomboideus yakni dasar atau lantai dari ventrikel IV. Dasar fossa
rhomboideus dilalui oleh sulcus mediana dorsalis.
 Pedunculi cerebellaris caudalis/corpus restiformis merupakan gundukan yang
membentuk dinding lateral bagian belakan fossa rhomboideus.
 Pedunculi cerebellaris rostralis/brachium conjungtivum merupakan gundukan yang
membentuk dinding lateral bagian depan fossa rhomboideus.
Fungsi Medulla Oblongata
1. penghubung medulla spinalis dengan bagian otak yang ada di depannya
2. seagai tempat nuclei motorik dan sensorik beberapa nervi cranialis
3. sebagai pusat fungsi otonom (seperti pusat pernafasan dan vasomotor (mengatur
lumen pembluh darah)
4. sebagai pusat repleks bersama-sama pons.

METENCEPHALON
PONS
Pons terletak di permukaan ventral batang otak, antara medulla oblongata dan pedunculus
cerebri. Pons membentuk penonjolan serabut yang sangat jelas pada permukaan ventral
Rhombencephalon. Ke lateral, serabutnya kurang menonjol dan berlanjut ke pedunculus
cerebellaris medius (brachium pontis). Karena kesamaan struktur antara bagian dorsal
pons dengan medulla oblongata, pons bagian dorsal berfungsi sebagai mana fungsi
medulla oblongata.
Bagian ventral pons tersusun atas bendel-bendel serabut saraf yang arahnya
melintang, melintasi titik tengah, dan mengelilingi nuklei pontine yang letaknya tidak
teratur. Serabut saraf melintang tersebut dilewati oleh fasciculi (serabut saraf) yang
berjalan memanjang (yaitu fibrae corticopontinae, tractus pyramidales) yang membagi
serabut melintang menjadi dua lapisan yaitu lapis ventral (fibrae pontis superficialis) dan
lapis dorsal (fibrae pontis profundus).
Beberapa serabut saraf lapis ventral dan dorsal berasal dari neuron (nuclei) pontis
berjalan melewati nuklei pontis dan serabut saraf memanjang dari pyramida, dan
memasuki pedunculus cereberallis medius (brachium pontis). Di medulla cerebellum,
serabut saraf tersebut berbelah dan menyebar ke corteks cerebellum.
Nukeli pontis tersusun tidak teratur di antara serabut saraf melintang dan
terkonsentrasi di bagian mediodorsal lapis dorsal. Nuklei ini banyak berkontakan (sinap)
dengan serabut saraf asenden dan desenden sehingga nuklei pontis merupakan tempat
relay penting antara korteks cerebri dan korteks cerebellum.

CEREBELLUM
Cerebellum berkembang dari bagian dorsal rhombencephalon, simetris, tidak berpasangan
dengan permukaan tidak teratur, dan terletak di cavum cranii bagian caudal. Cerebellum
berada di belakang cerebrum, dibungkus dan dipisahkan oleh tentorium cerebelli.
Cerebellum dibagi 3 bagian
1. sebuah vermis, bagian yang berada di tengah
2. dua buah hemispherium cerebelli (kiri dan kanan).

Berbagai kedalaman fissura membagi permukaan cerebellum menjadi sejumlah lamellae


yang menyerupai daun (folia cerebelli). Grup lamellae dipisahkan oleh fissura yang lebih
dalam yang membaginya menjadi lobus dan lobulus.

9
Fungsi cerebellum
 Pusat pengaturan rangsangan proprioseptif di luar kesadaran
 Pusat integrasi untuk koordinasi gerakan. Mengatur agar gerakan otot
berlangasung dalam waktu yang tepat. Kerusakan cerebellum dapat menimbulkan
ataksia cerebellaris, yaitu ketidakmampuan mengkoordinasikan gerakan otot sadar
seperti hipometria atau hipermetria, atau tremor.

MESENCEPHALON
Mesencephalon atau otak bagian tengah adalah begian otak yang relatif kecil, terletak
antara medulla oblongata dan pons (ujung belakang) dan diencephalon (ujung depan).
Mesencephalon terdiri atas: tectum, tegmentum, substansia nigra, dan crura
cerebralis/pedunculus cerebri. Mesencephalon dilintasi secara memanjang oleh saluran
sempit (aqueductus cerebralis/aqueductus mesencephalis) yang menghubungkan ventrikel
III dengan ventrikel IV.

Tektum
Tersusun oleh 4 bungkul saling berpasangan (corpora quadrigemina) yaitu sepasang
colliculi rostralis dan sepasang colliculi caudalis dengan permukaan tumpul dan
dipisahkan satu dengan yang lain oleh sulcus sagittalis dan sulcus transversus. Colliculi
berhubungan dengan corpus geniculate melalui brachia colliculorum caudalis dan rostralis.

Tegmentum
Tegmentum mengandung nuklei dan serabut-serabut saraf.
Nuklei yang ditemukan pada Tegmentum: Nukleus motorik nervus oculomotorius (n.
cranialis III); Nukleus motorik nervus trochlearis (n.cranialis IV); Nuclei mesencephalius
meliputi nukleus prestinialis, nukleus precommissurae, dan nukleus interstitialis; nukleus
rubra; nuklei retikularis.

Substansia Nigra
Substansia nigra luas, nukleus berwarna gelap/hitam, terletak di dorsal dan di antara
serabut saraf crura cerebri. Sel saraf substansia nigra muncul pertama sedikit di depan
pons, selanjutnya mengalami peningkatan ukuran, dan mengecil lagi ke arah
mesencephalon bagian depan. Di medial, nukleus memanjang seperti pita sel sempit di
antara crura cerebralis dan lemniscus medialis, serta membentuk hubungan dengan
nukleus intercruris. Sebagian besar sel pada substansia nigra mengandung granul melanin
sehingga memberikan kesan hitam pada keseluruhan nukleus.

Crura cerebralis/pedunculus cerebri


Berbentuk dua batangan putih tebal, yang muncul di depan pons. Crura cerebralis
mengandung serabut saraf lintasan antara telencephalon dan batang otak bagian belakang.
Crura dipisahkan oleh fossa intercrura. Fossa intercrura di belakang corpus mammilare
dilubangi oleh sejumlah pembuluh darah, dan karenanya disebut substansia perforasi
caudalis. Pada permukan crura cerebralis ditemukan takikan/legokan memanjang dangkal
yang disebut sulcus cruralis (sulcus medialis cruris cerebri).

PROSENCEPHALON (OTAK DEPAN)


Otak depan tersusun atas Diencephalon dan sepasang hemispherium cerebri
(telencephalon). Hemisherium menutupi bagian dorsolateral diencephalon.

10
DIENCEPHALON
Diencephalon membentuk bagian terdepan batang otak. Diencephalon tersusun atas 3
bagian utama yaitu epithalamus, thalamus (termasuk subthalamus), dan hypothalamus,
yang masing-masing berkembang berhubungan dengan bagian atap, dinding, dan dasar
daripada ventrikel III.
 Epithalamus merupakan bagian paling dorsal, tersusun atas glandula pineal
(epiphysis cerebri), stria habenula, habenula, dan komisura habenula.
Glandua pineal kecil, terletak di bagian tengah batang otak menonjol ke dorsal di
belakang lekukan ke luar (evaginasi) atap ventrikel III yang dibentuk hanya oleh pia
matter dan ependima. Glandula pineal berperan pada pengaturan aktivitas ovarium
musiman yang berkaitan dengan perubahan-perubahan lama hari (sirkadian/lama siang
atau malam), perkembangan seks dan tingkah laku.
Stria habenula adalah bendel-bendel serabut saraf yang di antaranya
menghubungkan daerah septum dengan nuklei habenula. Hal ini sangat penting dalam
sistem limbik.
Habenula tersusun atas nuklei yang berkembang pada bagian teratas dinding
ventrikel III. Habenula menerima serabut saraf (stria habenula) dari hippocampus dan
bagian lain telencephalon, serta menyumbangkan serabut saraf ke nuklei mesencephalis.
Habenula kiri dan kanan berhubungan melalui komisura habenula.

 Thalamus merupakan bagian dielencephalon terluas. Thalamus berkembang dari


bagian dinding ventrikel III, tetapi beberapa bagiannya menonjol ke dalam ventrikel
membentuk jembatan dengan mitranya (kiri-kanan). Massa intermedius ini (interthalamic
adhesion) akan menyempitkan ventrikel membentuk bundaran.
Thalamus tersusun atas nuklei dan serabut saraf. Nuklei tersebut memiliki berbagai
fungsi khusus, tetapi secara kolektif membentuk pusat-pusat relay dan itegrasi daripada
batang otak. Nuklei di bagian ventral menerima serabut-serabut saraf dari seluruh sistem
sensorik kecuali jalur penciuman, dan berperan pada relay sistem kontrol tanggapan balik
(feedback) daripada jalur motorik. Thalamus memperantarai aktivitas yang diawali oleh
stimulus sensorik (eksteroseptik, proprioseptik, dan enteroseptik) sebelum memasuki
korteks cerebri. Seluruh stimuli motorik dari korteks melewati thalamus baik secara
langsung maupun tak langsung, yang menjamin sebuah regulasi otomatik fungsi-fungsi
tersebut.
Subthalamus mengandung nuklei subthalamus, nuklei endopedunculi, dan zona
incerta. Nuklei subthalamus bekerja sebagai stasiun relay jalur motorik ekstrapiramida.
Sedangkan nuklei lainnya sebagai penghubung antara sistem limbik dengan sistem
motorik somatik dan visceral.

 Hypothalamus membentuk lantai dan bagian terbawah dinding lateral ventrikel


III. Bagian ini terlihat dari permukan luar otak di antara chiasma opticus dan pedunculus
cerebri. Pada hypothalamus ditemukan tuber cinereum, menonjol ke infundibulum yang
menggantung hypophysis (hipofise) di bawah otak. Juga ditemukan corpus mammilare,
tonjolan bundar. Di Bagian dalam hypothalamus ditemukan banyak nuklei yang
berhubungan dengan sistem saraf visceral dan regulasi hormon.
Metathalamus merupakan bagian caudolateral hypothalamus. Tersusun atas
geniculatus lateralis dan geniculatus medialis. Geniculatus lateralis berhubungan dengan
trakti opticus. Geniculatus medialis berada di ventromedial dari geniculatus lateral
menerima trakti (serabut saraf) acousticus melalui coliculi caudalis. Nuklei tersebut
merupakan relay informasi pengelihatan dan pendengaran ke korteks cerebri.

11
Hypophysis (hipofise) merupakan kelenjar endokrin kenyal dan berwarna gelap.
Terletak dalam celah pada lantai cavum cranii. Kelenjar ini biasanya masih tetap di
tempatnya saat otak diangkat karena infundibulum yang memegangnya berongga (bagian
ventrikel III) sehingga mudah robek. Hipofise juga dipegang oleh lipatan dura matter.

Fungsi Hypothalamus antara lain:

1. mengontrol napsu makan


2. menontrol kesimbangan air
3. mengontrol suhu tubuh
4. mengontrol performen kardiovaskuler
5. mengontrol tingkah laku seks dan aktivitasnya
6. mengontrol emosi
7. sebagai kelenjar endokrin

TELENCEPHALON
CEREBRUM (OTAK BESAR)
Telencephalon tersusun atas sepasang hemispherium dan lamina terminalis grisea (lapisan
tipis yang membentuk dinding depan ventrikel III). Hemispherium menyererupai
bangunan semioval dan merupakan bagian terbesar dari otak. Sisi medial kedua
hemispherium datar dan dipisakan oleh fissura longitudinalis yang ditempati oleh falk
cerebri.
Dinding hemispherium menebal secara tidak merata di seluruh bagian. Sebagian
besar dinding medialnya tipis dan di sebuah bagiannya pada masa fetus melipat ke dalam
(invaginasi pia mater dan dilapisi oleh ependima) dimana selanjutnya berkebang menjadi
pleksus choroideus di dalam ventrikel lateral. Bagian ventrolateralnya menebal oleh
karena adanya nuklei besar (nuklei basalis) berkembang di dalamnya. Keberadan nuklei
besar ini diselang-selingi oleh kumpulan trakti (serabut saraf) memberikan kesan lurik
sehingga disebut corpus striatum. Bagian dinding lainnya dikenal sebagai pallium, tetapi
saat bagian ini ditutupi oleh substansia grisea, bagian ini sering disebut sebagai korteks
cerebri.
Secara evolusi, struktur, dan fungsi, otak besar dibagi atas 3 pallium (korteks) yaitu
paleopallium, archipallium, dan neopallium.

Paleopallium
Awalnya menyediakan fungsi untuk penciumam dan hubungan-hubungannya masih
tetap dipertahanan pada mammalia yang lebih kompleks. Paleopallium terbatas pada
bagian basal otak, dipisahkan dari neopallium oleh sulcus rhinalis. Ujung depanya
dilengkapi dengan bangunan tambahan (bulbus olfactorius) yang menempati fossa
ethmoidale. Bulbus dilanjukan ke belakang oleh trakti olfactorius commonis yang
kemudian terbagi menjadi traktus medalis dan traktus lateralis.
 Traktus medialis berjalan kebelakang menuju permukaan medial hemispherium.
Beberapa serabut saraf berakhir pada gyrus corticalis tertentu, dan lainya
meneruskan ke commisura anterior di dinding depan ventrikel III, kemudian
menyilang menuju hemispherium yang berlawanan.
 Traktus lateralis melanjut ke belakang, sebagian bergabung dengan lobus
piriformis dan sebagian menuju amigdala.

12
Archipalium
Awal perkembangan Archiallium berkaitan dengan fungsi penciuman, tetapi tidak
seperti paleopallium, archipallium kehilangan sebagian besar hubungan-hubungannya.
Pada mammalia modern, archipallium mendapatkan fungsi yang baru termasuk sistem
limbik yang tersusun atas cingulatus, gyri supracallosum dan geniculatus, formasi
hippocampus, dan gyrus dentatus.
Secara topografi, archipallium dibagi oleh corpus callosum menjadi 2 bagian yaitu
bagian dorsal (berada di dorsal corpus callosum) dan bagian ventral (berada di ventral
corpus callosum).
 Bagian dorsalnya meliputi cingulatus dan gyrus supracallosum. Bagian dorsal
masih menempati permukaan hemispherium terletak di antra sulcus splenius
dan corpus callosum.
 Bagian ventralnya terbentuk atas bagian yang melekuk ke dalam ventrikel
lateral yang dikenal sebagai hippocampus. Archipallium merupakan
penghubung antara bulbus olfactorius dan hypothalamus.

Ujung proksimal archipallium dibentuk oleh permukan gyri, di bawahnya berjalan


serabut saraf asosiasi dari area septalis. Serabut saraf yang penuh sinap ini memasuki
ujung belakang hippocampus. Serabut saraf yang keluar dari hippocampus perlahan
berkonsolidasi dalam bendel yang tebal disebut forniks. Forniks, pada awal
pemunculannya, berada di bawah corpus callosum, kemudian ke depan mengitari ujung
depan thalamus dan masuk ke hypothalamus (corpus mammilare). Hippocampus kiri dan
kanan bergabung melalui commisura forniks/commisura hippocampus. Forniks
dihubungkan ke corpus callosum melalui septum telencephali (septum pellucidum).
Septum ini membentuk sebagian dinding medial ventrikel lateral.

Neopallium
Merupakan bagian terluas dari telencephalon. Sering tergambar dalam pikiran bahwa
hanya bagian ini merupakan referensi korteks atau bahkan otak besar. Neopallium
dipisahkan dari paleopallium oleh sulcus rhinalis (di lateral), dan dipisahkan dari
archipallium oleh sulcus splenius (di medial). Pada bagian ini ditemukan:
 Sulcus crusiatus berjalan menyilang pada permukaan rostrodorsal
 Beberapa sulci dan gyri yang mengikuti sisi dorsomedial
 Sulcus sylvian pada sisi lateral.
Neopallium juga sering dibagi atas dasar bagian tulang cranii yang ditempatinya yaitu:
1. lobus frontalis, jelas pemisaan di belakangnya oleh sulcus crusiatus.
2. lobus parietalis
3. lobus occipitalis (bagian belakang, pusat pengelihatan)
4. lobus temporalis (2 bagian di lateral, pusat pendengaan dan keseimbangan)
Serabut saraf penghubung dua hemispherium (penghubung kontralateral) adalah corpus
callosum. Corpus callosum merupakan commisura telencephalis utama yang membentuk
genu (di bagian depan), badan (di bagain tengah), dan splenium (di bagian belakang).

Nuklei Basalis
Nuklei besar ini terletak di dorsal paleopallium, dan beberapa darinya bergabung dengan
substansia alba membentuk corpus striatum. Bangunan kompleks ini mungkin terkait
dengan fungsi yang berhubungan dengan penciuman, juga berkaitan dengan input
sensoris, dan pengaturan fungsi motorik.

13
Nuklei yang menyusun corpus striatum ini bervariasi, tetapi umumnya sebagai
berikut: Nukleus cudatus, Nukleus lentiformis, Amigdala, dan claustrum.
Nukleus caudatus berbentuk koma dengan: kepala lebar menonjol ke lantai bagian
utama ventrikel lateral; badan yang mengikuti belokan belakang raung ventrikel; dan ekor
dihubungkan dengan atap ventrikel.
Nulkeus lentiformis berada lebih di lateral dan terbagi oleh serabut-serabut
penghubung menjadi 2 bagian yaitu palidus (globus di medial) dan putamen (globus di
lateral). Nukleus lentiformis dipisahkan di bagian depan dari nukleus caudatus dan di
bagian belakang dari thalamus oleh masing-masing ujung depan dan ujung belakang
capsula internus.
Amygdala terletak dekat ekor nukleus caudatus, dan claustrum merupakan
penghubung antara nukleus lentiformis dan neopallium. Claustrum dipisahkan dari
jaringan oleh lapisan serabut lain yang berjalan di sisi lateralnya yang dikenal sebagai
capsula externa.

SISTEM SARAF PERIFER


Sistem saraf perifer terdiri atas nervi/saraf spinalis dan 12 buah nervi/saraf cranialis.
Sistem saraf perifer meliputi serabut saraf, ganglion, dan organ akhir.

NERVI CRANIALIS
Nervi cranialis berjumlah 12 buah. Nervi cranialis mengadung serabut saraf
sensorik, motorik, atau campuran (sensorik dan motorik). Selain itu, beberapa nervi
cranialis bekerja di luar kehendak (membentuk saraf otonom/parasimpatis). Deskripsi
nervi cranialis dapat dilihat pada tabel berikut:

No Nervi cranialis Arah Organ target Sifat kerja


stimuli
1 N. olfactorius (I) sensorik  Penciuman (hidung)
2 N. opticus (II) sensorik  Mata (retina)
3 N. oculomotorius (III) motorik  Otot bola mata dan m. dilatator Somatik dan
pupil otonom
4 N. throclearis (IV) motorik  Otot bola mata somatik
5 N. trigeminus (V) campuran  Kulit sekitar wajah, lidah, rahang Somatik
 Otot mastikasi
6 N. abducens (VI) motorik  Otot bola mata somatik
7 N. facialis (VII) campuran  Kulit telinga dan anteroventral Somatik dan
leher otonom
 Otot-otot wajah
 Glandula mandibularis,
sublingualis, lacrimalis, nasalis
8 N. vestibulocochlearis (VIII) sensorik  Verstibulum (keseimbangan) dan
cohlea (pendengaran) pada telinga
9 N. glossopharyngeus (IX) campuran  Mukosa faring, lidah Somatik dan
 Otot-otot faring otonom
 Kelenjar parotis
10 N. vagus (X) campuran  Mukosa laring Somatik dan
 Otot-otot laring otonom
 Organ tubuh
11 N. accessorius (XI) motorik  M. trapezius dan M. somatik
sternocephaicus
12 N. hypoglossus (XII) motorik  Otot-otot lidah somatik

14
NERVI SPINALIS
Nervi spinalis merupakan serabut saraf campuran (gabungan serabut saraf sensoris
dan motoris). Nervi spinalis terbentuk dari penggabungan radiks dorsal dan radiks ventral,
dan kemudian ke luar melalui foramen intervertebralis. Stimuli somatosensoris atau
viscerosensorik diterima oleh serabut saraf somatosensoris atau serabut saraf
viscerosensoris, masuk ke ganglion radiks dorsal, dan diteruskan ke cornua dorsalis
medulla spinalis melalui radiks dorsal. Stimuli somatomotorik diawali dari nuklei sel pada
cornua ventralis diteruskan melalui radiks ventralis menuju ke organ efektor melalui nervi
spinalis. Stimuli visceromotorik diawali dari nuklei pada cornua lateralis, diteruskan ke
radiks ventralis menuju organ target melalui nervus spinalis.

Nervi spinalis terdiri atas nervi cervicalis, nervi thoracalis, nervi lumbalis, nervi sacralis,
dan nervi coccygealis. Secara umum, nervi spinalis terbagi menjadi 2 yaitu ramus dorsal
dan ramus ventral.
 Ramus dorsal lebih kecil dari ramus ventral dan memiliki distribusi daerah inervasi
yang lebih sempit. Setiap ramus dorsal terbelah menjadi cabang medial
(menginervasi otot-otot epaksial setempat di leher, punggung, atau ekor) dan
cabang lateral (menginervasi kulit di daerah leher, pungggung, dinding dada, flank,
dan daerah sacral).
 Ramus ventral lebih besar dan menginervasi otot-otot hipaksial termasuk otot-otot
kaki (kecuali otot gelang bahu yang diinervasi oleh N. accesorius dan rhomboideus
oleh ramus dorsal), dan kulit di luar inervasi ramus dorsal pada leher, badan, dan
kaki.

Berikut merupakan penjelasan ramus ventral N. spinalis.


1. Nervi cervicalis berjumlah 8 pasang. Cabang penting n. cervicalis:
 N. phrenicus menginervasi diafragma
 Pleksus brachialis yaitu anyaman saraf yang dibentuk oleh 3 saraf cervicalis
terakhir dan 2 saraf thoracalis pertama. Pleksus brachialis adalah saraf utama untuk
kaki depan. Cabang pleksus brachialis yang penting:
1. n. suprascapularis
2. n. axillaris
3. n. musculocutaneus
4. n. radialis
5. n. ulnaris
6. n. mediana

2. N. thoracalis jumlahnya sesuai dengan jumlah columna vertebrae thoracalis. N.


thoracalis juga menyusun saraf otonom simpatis. Nervi thoracalis mencabangkan
nervi intercostalis yang menginervasi otot-otot intercostalis dan kulit di daerah thoraks
bagian lateral dan ventral dan lantai abdomen bagian ventral. Dua n. thoracalis
pertama membentuk pleksus brachialis.

3. N. lumbalis dengan n. sacralis membentuk pleksus menerus, dan yang berkembang baik
adalah pleksus lumbosacral yang dibentuk oleh 3 atau 4 nervi lumbalis terakhir dengan
2 nervi sacralis pertama. N. lumbalis juga ikut membentuk saraf otonom simpatis. N.
lumbalis mencabangkan:
 n. iliohypogastrica
 n. ilioinguinalis

15
 n. genitofemoralis (inervasi kulit paha medial, fascia spermatika, skrotum, dan
preputium).

Pleksus lumbosacral merupakan saraf utama untuk menginervasi kaki belakang (kecuali
kulit di daerah proksimal oleh rami dorsal). Pleksus mencabangkan:
 n. femoralis (inervasi kulit dan otot paha medial bagian atas)
 n. saphenus (inervasi otot sartorius dan kulit medial dari lutut sampai metatarsus)
 n. obturatorius
 n. gluteus cranialis dan caudalis
 n. cutaneus femoralis caudalis
 n. ischiadicus:
 n. tibialis
 n. plantaris
 n. peroneus commonis:
 n. peroneus superficialis
 n. peroneus profundus

4. Nervi sacralis. Nervi sacralis ikut membentuk pleksus lumbosacral. N. sacralis juga
penyumbang saraf otonom parasimpatis. Nervi pelvicus merupakan cabang dari n.
sacralis, melepaskan cabang-cabang saraf parasimpatis seperti berikut:
 n. pudendus, asalnya bervariasi (dari S1-S3 pada anjing, S2-S4 pada ruminansia,
S2/3-S4 pada kuda). Memberikan serabut sensoris untuk rectum, organ reproduksi
internal dan eksternal, serta kulit perineum. Serabut mototrik untuk otot-otot lurik
daerah perineum.
 n. perineus profundus, menginervasi otot-otot daerah perineum terutama yang
dimiliki oleh organ reproduksi, kulit preputium dan scrotum pada jantan atau kulit
bagian belakang ambing pada betina.
 n. rectus caudalis, memberi serabut sensorik untuk daerah rectum, anus, dan kulit
perineum. Serabut motorik pada otot-otot lurik daerah perineum bagian dorsal.

5. N. coccygealis menginervasi otot-otot ekor baian ventral.

SUSUNAN SARAF OTONOM


Susunan saraf otonom tersusun atas 2 yaitu saraf simpatis dan saraf parasimpatis.
Saraf otonom terdiri atas 2 neuron yaitu neuron preganglion dan neuron postganglion.
Umumnya, saraf simpatis dan parasimpatis bekerja secara berlawanan. Perbedaan kedua
saraf otonom ditampilkan pada tabel berikut

Saraf Asal Neuron Neuron Posisi ganglion Neurotransmitter


otonom preganglion postganglion
simpatis Nervi Pendek Panjang Jauh dari organ norepinefrin
thoracolumbalis bermyelin tanpa myelin target
parasimpatis Nervi cranialis III, Panjang Pendek Dekat bahkan di asetilkolin
VII, IX, X dan bermyelin tanpa myelin dalam organ target
nervi sacralis

MENINGEN
Meningen merupakan selaput fibrosa yang membungkus sistem saraf pusat (otak dan
medulla spinalis). Meningen terdiri atas 3 lapis yaitu:
 Dura mater, lapisan terluar (pachymeningen)
16
 Arachnoid, lapisan tengah leptomeningen
 Pia mater, lapisan paling dalam.

MENINGEN OTAK
A. Dura mater
 Menyatu dengan endosteum cavum cranii. Tersusun atas 2 lapis:
 Lapis external/endostealis , lapisan luar
 Lapis internal/meningealis, lapisan dalam.
 Kedua lapisan ini menyatu, kecuali pada lokasi adanya sinus venosus kedua lapisan
tersebut terpisah.
 Dura mater melanjut dengan kelopak saraf yang keluar dan masuk cavum cranii dan juga
dengan dura mater medulla spinali.
 Dura mater memiliki lipatan ke dalam yaitu:
1. falk cerebri, lipatan yang masuk ke dalam fissura longitudinalis membagi cerebrum
menjadi 2 hemispherium (kiri dan kanan).
2. tentorium cerebelli, lipatan ke dalam fissura transversus yang memisahkan
cerebrum dari cerebellum.
3. diafragma sellae, selaput horizontal yang menjembatani sellae tursica. Selaput ini
memisahkan hipofise dari permukaan ventral diencephalon. Diafragma sellae
berlubang tempat keluarnya infundibulum (tangkai hipofise).

B. Arachniodea, lapisan di bawah dura mater.


 Ruang antara dura mater dan arachnoidea disebut cavum subdurale yang berisi sedikit
cairan jernih menyerupai limfe.
 Ruang antara arachnoidea dan pia mater disebut cavum subarachnoidea (berisi cairan
cerebrospinalis).
 Cavum subarachnoidea, pada beberapa tempat, mengalami perluasan disebut cysterna:
 Cysterna cerebellomedullaris/cysterna magna
 Cysterna fossae lateralis cerebri
 Cysterna chiasmatis, bersama cysterna intercruris disebut cysterna basalis
 Cavum subarachnoidea otak melanjut dengan cavum subarachnoidea medulla spinalis.
 Cavum subarachnoidea berhubungan dengan ventrikel IV melalui foramen Luschka
(lateral) dan Magendie (median, jika ada).
 Arachnoidea otak memiliki penjuluran ke sinus venosus melalui dura mater.
Penjuluran tersebut berfungsi untuk mengalirkan cairan cerebrospinalis dari cavum
subarachnoidea ke sinus venosus. Penjuluran tersebut meliputi:
 Villi arachnoid, jika ukurannya kecil.
 Granulatio arachnoid/corpora Pacchioni, jika ukurannya besar.

C. Pia mater,
 Lapisan halus yang langsung membungkus dan menyentuh permukaan otak. Pia mater
masuk ke dalam sulci cerebrum dan cerebellum.
 Pumbuluh darah yang masuk ke jaringan saraf dibungkus oleh pia mater dan ruang
perivaskuler (ruang Virchow-Robin).
 Lapisan pia mater fissura choroideus pada ventrikel lateral, III, dan IV disebut tela
choroidea.
 Pembuluh darah pada tela choroidea mengalami modifikasi (jumlahnya bertambah dan
melekuk-lekuk) dan bersama-sama lapisan ependyma menyembul ke ventrikel
membentuk pleksus choroideus yang menghasilkan cairan cerebrospinalis.
17
MENINGEN MEDULLA SPINALIS
A. Dura mater
 Terpisah dari periosteum membentuk ruangan yang disebut cavum epidural. Cavum ini
berisi lemak, cairan, dan pleksus venosus. Lemak dan pembuluh darah menjadi
bantalan medulla spinalis dan memudahkannya untuk bergerak. Cavum epidural
menutup pada foramen magnum. Cavum ini merupakan tempat injeksi obat bius saat
penerapan anestesi epidural.
 Antara dura mater dengan arachnoidea membentuk cavum subdural.

B. Arachnoidea
 Selaput halus seperti rumah laba-laba.
 Antara arachnoidea dengan pia mater membentuk cavum subarachnoidea.
 Cavum subarachnoidea melebar pada daerah lumbosacral membentuk cysterna
lumbalis.

C. Pia mater
 Lapisan halus kaya pembuluh darah, membungkus langsung medulla spinalis.
 Terdapat ligamentum denticulatum yang melekat ke dura mater pada foramen magnum
dan pada daerah lumbal. Ligamentum ini merupakan kondensasi pia mater di sisi
lateral medulla spinalis di antara radiks dorsal dan ventral. Fungsinya untuk
mempertahankan medulla spinalis tetap di tengah-tengah cavum subarachnoidea di
dalam tabung dura mater.

CAIRAN CEREBROSPINALIS DAN VENTRIKEL OTAK


 Cairan cerebrospinalis dihasilkan oleh pleksus choroideus di dalam ventrikel otak.
Cairan ini mengisi ventrikel otak dan cavum subarachnoidea. Terdapat 4 ruang
(ventrikel) di dalam otak yaitu:
 Ventrikel lateral (dua buah)
 Ventrikel III
 Ventrikel IV
 Ventrikel lateral dihubungkan dengan ventrikel III oleh foramen interventricularis dari
Monro.
 Ventrikel III dihubungkan dengan Ventrikel IV melalui saluran sempit aqueductus
sylvius/aqueductus cerebralis.
 Pada ventrikel IV ditemukan dua lubang di lateral (foramina Luschka) untuk
berhubungan dengan cavum subarachnoidea. Satu lubang di bagian tengah (foramen
Magendie) keberaadaannya masih dipertanyakan pada hewan.

RESEPTOR
Secara sederhana, reseptor dapat dikelompokkan atas 3 yaitu eksteroseptor,
proprioseptor, dan interoseptor (enteroseptor).

Eksteroseptor
Menerima rangsangan dari dunia luar. Reseptor ini tersebar pada mata (retina),
telinga (alat korti/pendengaran), hidung (olfaktori), dan kulit. Reseptor pada kulit dapat
berupa ujung saraf bebas dan corpuscular.
 Ujung saraf bebas ditemukan pada epidermis, merupakan reseptor rasa nyeri
(nociseptor)
18
 Bentuk corpuscular terdapat 3 jenis :
 Bulbus, ditemukan pada dermis untuk rasa panas (corpus Ruffini) atau dingin
(corpus Krause)
 Lamella, lebar (2-3 mm), ditemukan di subkutan, merupakan reseptor tekanan.
 Meniskus, ditemukan di dermis dan epidermis untuk reseptor sentuhan (corpus
Merkel dan Meissner).

Rasa/sentuhan pada kulit juga ada yang diperantarai oleh alat khusus yaitu rambut
taktil. Semua hewan domestik memilikinya. Dinding sinus yang mengelilingi akar rambut
ini mengandung banyak ujung saraf.

Proprioseptor
Reseptor ini ditemukan pada otot rangka, tendo, kapsul sendi, dan ligamentum.
Proprioseptor bertanggung jawab atas rangsangan peregangan atau tekanan untuk
koordinasi gerakan otot, dan keseimbangan posisi hewan (diam atau bergerak). Reseptor
nyeri (nociseptor) terutama pada persendian bergabung dengan proprioseptor dan
menggunakan saraf yang sama untuk penghantarannya ke medulla spinalis dan otak.

Enterosepor
Reseptor ini ditemukan pada organ dalam berongga yang bertanggung jawab atas
dilatasi (pelebaran), konstraksi/konstriksi/spasmus/penyempitan, dan iritasi bahan kimia.
Sensasi ini diterjemahkan sebagai rasa sakit/nyeri, dan jika organ di dalam cavum
abdomen terkena sering diikuti konstraksi otot perut dan penghentian sementara
pernafasan perut.

Rasa nyeri yang dimaksud. Impuls nyeri pada viscera menggunakan lintasan
yang sama dengan impuls sensori dari daerah kulit yang tidak mesti berada di atas organ
tersebut, tetapi berkembang pada fase embrional yang sama. Karena lintasan itu lebih
sering digunakan oleh impuls dari kulit, tidaklah mengherankan bahwa otak sesekali salah
mengiterpretasikan asal rasa nyeri dari viscera/organ dalam. Contoh yang baik yaitu rasa
nyeri pada lengan atau siku atau pergelangan tangan kiri pada orang yang mengalami
angina pectoris (hipoksia jaringan jantung).

Disarikan dari
1. Robert Getty. 1975. Sisson and Grossman’s The Anatomy of the Domestic
Animals. Vol. 1. Ed. Ke 5. W.B. Saunders Company. Philadelphia.
2. Peter Popesko. 1975. Atlas of Topographical Anatomy of The Domestic Animals.
1975. Vol 1. Ed ke 2. W.B. Saunders Company. Philadelphia.
3. Dyce K.M., Sack W.O., and Wensing C.J.G. (1996). Textbook of Veterinary
Anatomy. 2nd ed. W.B. Saunders Company. Phiadelphia.

19

Anda mungkin juga menyukai