Anda di halaman 1dari 6

Kelas XI Desain Komunikasi Visual

MODUL 3 -XI-FOTOGRAFI WA: 0831 9512 7801 (Adhitya Ramadhan)


Modul untuk 2 Minggu

TEKNIK FOTOGRAFI Latihan soal dikerjakan dibuku catatan


Tugas dan catatan dikumpulkan/diFoto

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


Petunjuk teknis penggunaan modul:
1. Setiap modul untuk 2x pertemuan, dalam 1 bulan ada 2 Modul, berarti 4x pertemuan.
2. Setiap pertemuan terdiri dari 4jam pelajaran (4 x 30Menit = 120 Menit).
3. Pengerjaan modul dianjurkan sesuai jadwal dan jam sekolah seperti biasa yaitu jam 08.00 – 13.00 agar tidak
mengganggu pelajaran lainnya.
4. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dikerjakan pada kertas 2 Lembar/ Kertas Polio.
5. Untuk fotocopy modul tidak perlu dikumpulkan karena untuk bahan belajar peserta didik dirumah, jadi yang
dikumpulkan hanya lembar jawaban LKPD saja.
6. Lembar jawaban LKPD dikumpulkan setiap 2 minggu sekali.
7. Tidak setiap pertemuan ada tugas dalam bentuk materi, bisa jadi hanya membaca materi, atau menyimak video
atau penugasan kecakapan hidup.
8. Bila terdapat kendala/ perlu diskusi mengenai materi pembelajaran silakan hubungi nomor:
0831 9512 7801 (Pak Adhit)

KRITERIA PENILAIAN
• Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dicapai pada maple Fotografi yaitu 75.
• Bobot penilaian 10% kehadiran, 10% Sikap, 40% Nilai harian, dan 30% Hasil PTS/PAS.
• Kehadiran dilihat dari setiap pengumpulan tugas yang diberikan, jika tidak mengumpulkan maka akan dianggap
ALPA / Tidak hadir.
• Penilaian Sikap dilihat dari rasa tanggung jawab, kedisiplinan dan ketepatan waktu pengumpulan tugas.
• Hasil pengerjaan setiap tugas akan masuk pada Nilai Harian.
• Sebelum dikumpulkan tugas dapat di Fotokan kirim WA (0831 9512 7801)
• Keaktifan komunikasi siswa dapat menjadi poin plus.

PEMBAHASAN MATERI BULAN FEBRUARI


Adapun materi yang akan dibahas selama 4 kali pertemuan diantaranya:
• Pertemuan kelima : White Balance, Fokus
• Pertemuan keenam : Segitiga Eksposure (Diafragma, Shutter Speed, ISO)
• Pertemuan ketujuh : Prinsip Kerja (K3 Prinsip Keselamatan dan Kesehatan)
• Pertemuan kedelapan : Angle & Komposisi

TUJUAN PEMBELAJARAN
“ Setelah mempelajari Teknik dalam fotografi
diharapkan peserta didik dapat mampu
memahami dan memperluas khazanah
pengetahuan tentang ketehnikan fotografi yang
terdiri dari penggunaan, white balance dan
exposure time sehingga peserta didik mampu
mengambil manfaat dalam
mengimplementasikan penggunaan teknik
fotografi secara mandiri.”
PERTEMUAN KELIMA

Teknik dalam Fotografi


Seorang fotografer harus memperhatikan hasil tangkapan gambar yang baik dan
berkualitas yaitu dengan memperhatikan pencahayaan yang seimbang, fokus dan tajam
serta memiliki komposisi yang baik. Untuk mendapatkan gambar yang yang berkualitas,
cerah dan pencahayaan yang pas, silahkan mencoba lebih lama memotret dengan
memperhatikan beberapa teknik dalam fotografi yang dapat di ambil pelajaran, seiring
berjalannya waktu semakin sering maka akan mendaptkan hasil gambar yang bagus. Dalam
mengatur komposisi dalam fotografi memerlukan insting dan kepekaan masing - masing
karena ini berkaitan dengan sense of art.
Setiap kamera DLSR memiliki karakteristik masing - masing, sehingga setiap orang harus menguasai karakteristik
kamera yang mereka ambil atau bawa. Berikut ini tehnik dasar yang harus dilakukan sebelum memulai memotret.
1. White Balance
“Pernahkah kamu mendapatkan hasil foto yang terlalu biru, terlalu kuning bahkan biru? Padahal pada saat
mata memandang, objek yang kamu foto tidaklah bernuansa kuning atau biru, semua terlihat normal. Mengapa bisa
terjadi? Itu karena pengaturan white balance nya salah.”
Saat benda putih disinari cahaya kekuningan kemudian difoto, maka benda tersebut akan tampak kekuningan pada
hasil fotonya. Atas dasar inilah maka di dunia fotografi dikenal ada White Balance. Jadi jangan heran apabila sewaktu-
waktu gambar yang kita ambil terlihat agak membiru, atau sewaktu-waktu gambar kita terlihat agak memerah.
Menurut bahasa White Balance (WB) artinya adalah keseimbangan warna putih. Sedangkan White Balance
dalam fotografi merupakan penyesuaian keseimbangan warna agar foto terlihat alami atau natural, sesuai dengan
kenyataan sebagaimana terlihat oleh mata kita.

FOTO
dengan WB yang tidak seimbang akan mengalami color cast (penyimpangan warna). Pada
kamera digital, White Balance diukur dengan temperatur warna dari suatu sumber cahaya.
Fungsi dari pengaturan white balance pada kamera adalah untuk mengembalikan warna asli dari
gambar yang kita ambil. Atau bisa juga untuk mendapatkan keseimbangan warna yang tepat yang sesuai dengan
mood gambar yang dinginkan oleh si fotografer.
Kamera memerlukan setting white balance karena pada saat memotret dalam kondisi pencahayaan dapat
berubah-rubah. Mata telanjang kita adalah alat yang super canggih dan mampu beradaptasi (menyeimbangkan)
terhadap perubahan warna cahaya, jadi kertas putih dimanapun akan tampak putih bagi kita. Namun kamera tidaklah
secanggih mata, karena itu kertas putih belum tentu terlihat putih bagi kamera dalam warna pencahayaan yang
berbeda. Tujuan setting white balance adalah memerintahkan kamera agar mengenali temperatur sumber cahaya
yang ada. Supaya yang putih terlihat putih, merah terlihat merah dan hijau terlihat hijau, atau dengan kata lain agar
kamera merekam warna obyek secara akurat dalam kondisi pencahayaan apapun.
Beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami white balance, yaitu :

a. Temperatur Temperatur warna, diukur dalam satuan Kelvin dengan simbol


Warna (Color K. Temperatur warna netral (sinar matahari pada siang hari)
Temperature) berada di kisaran 5200-6000 K, itulah mengapa sebagian besar
lampu flash eksternal memiliki range pada temperatur
tersebut untuk meniru cahaya sinar matahari. Sementara bola
lampu pijar memiliki suhu warna sekitar 3000 K.
Sementara nilai perbandingan sumber cahaya beserta besaran
suhunya dapat dilihat disamping.
Sesuai namanya, white balance sebenarnya menyeimbangkan
warna putih di foto dengan memberikan opposite color atau
menambahkan warna berlawanan dari sumber cahaya untuk
mendapatkan warna netral (yang putih tetap terlihat putih).
Untuk mendapatkan warna netral di pengaturan white
balance, warna dasar yang digunakan adalah RGB (Red, Green
dan Blue).
1)Red (Merah) » Opposite color-nya Cyan (Biru Langit);
2)Green (Hijau) » Opposite color-nya Magenta (Ungu
Magenta);
3)Blue (Biru) » Opposite color-nya Yellow (Kuning).
Memahami opposite color di atas, akan membuat ada
gambaran cara bekerja white balance supaya mendapatkan
warna netral. Misal, sumber cahaya terlalu kekuningan (lampu
pijar atau lilin), untuk menetralkannya, tambahkan warna biru
(warna lawan) dengan menurunkan temperatur white balance
di kisaran 2500 – 3500 K.
Sumber pencahayaan terlalu biru (matahari terbenam), untuk
menetralkannya, tambahkan warna kuning (warna lawan)
dengan menaikkan temperatur white balance di kisaran 9000-
10.000 K. Sementara pada sumber cahaya netral (sinar
matahari di siang hari), hampir tidak perlu menambahkan
warna apapun baik biru ataupun kuning dengan mengatur
white balance di kisaran 5500-6500K.
b. Preset White Pengaturan white balance pada setiap kamera bisa berbeda-beda tergantung dari pabrikan yang
Balance memproduksi kamera tersebut. Setiap kamera selalu memiliki beberapa preset white balance yang dapat
langsung digunakan sesuai dengan kebutuhan dan sumber pencahayaan yang kamu hadapi. Perhatikan
table dibawah ini.

2. Fokus
Satu hal yang memungkinkan seorang fotografer menyampaikan maksud fotografisnya kepada pemirsa yaitu,
menetapkan fokus. Fokus adalah titik tempat berkumpulnya sinar yang melalui sebuah optik atau lensa.
Dalam fotografi, fokus merupakan kegiatan mengatur ketajaman objek foto, dilakukan dengan memutar ring fokus pada
lensa sehingga terlihat pada jendela bidik objek yang semula kurang jelas menjadi jelas (fokus). Foto dikatakan fokus bila objek
terlihat tajam/jelas dan memiliki garis-garis yang tegas (tidak kabur).
Jenis-Jenis Fokus dalam Kamera :

a. Auto Fokus (AF) Auto fokus merupakan sistem pada kamera atau lensa kamera, atau kombinasi kamera dan lensa yang
mana ketepatan fokusnya ditentukan oleh alat elektronik dan motor. Pada mode auto fokus, sistem
kamera akan mencari dan mendapatkan fokus pada objek secara otomatis saat tombol shutter ditekan
setengah.
Autofokus sendiri dibedakan dalam beberapa mode, yakni:
1) One Shot AF (single area), yakni mode yang bisa digunakan
untuk memotret benda diam atau tidak bergerak. Jenis AF ini
umumnya digunakan untuk memotret obyek yang diam. Saat
tombol shutter ditekan setengah, kamera akan mengunci fokus
sekali saja. Jika obyek tiba-tiba bergerak atau berpindah, maka
kita harus mengulang komposisi fokus. One-Shot AF cocok
digunakan memotret landscape, still life, studio dan indoor.
2) AI Servo AF (continues), yakni mode yang digunakan untuk
memotret benda yang bergerak atu tidak diam. Mode ini akan
memprediksi objek yang dibidik dan jalur yang akan dilalui objek
serta mengikuti objek saat shutter ditekan. Ketika tombol
shutter ditekan setengah, kamera akan terus menyesuaikan
fokus secara terus menerus. Pada AI Servo, suara beep tidak
akan berbunyi saat fokus didapat. Jenis AF ini cocok digunakan untuk memotret olah raga, balapan, burung, satwa dan
memotret anak-anak saat bermain. Penggunaan AI Servo biasanya dipadukan dengan drive mode Continuous untuk memotret
bertubi-tubi dengan sekali tekan tombol shutter.
3) AI Fokus AF (hybrid), yakni mode gabungan antara One Shot dan AI Servo yang bisa digunakan untuk memotret benda diam
atau bergerak. Mode ini biasanya digunakan untuk memotret objek yang kondisinya berubah-ubah dari diam ke bergerak dan
sebaliknya. Mode ini bisa digunakan sebagai mode stand-by dan untuk keperluan sehari-hari karena jika sewaktu-waktu
digunakan untuk memotret objek tak terduga, Anda bisa langsung beraksi tanpa perlu mengganti mode yang sesuai.
Mode AF Area adalah titik dimana fokus dikunci pada area tertentu pada obyek. Pada setiap kamera DSLR, Mode AF Area ini telah
disematkan untuk lebih mempermudah dalam mendapatkan titik fokus dan menghasilkan fokus lebih akurat dan tajam. Berikut Mode-
mode AF Area yaitu Single Point AF, Dinamic Area AF, Auto Area AF
b. Manual Fokus (MF) Manual fokus adalah pengaturan fokus dengan cara manual
sehingga objek yang ingin dipotret bisa terlihat tajam dan fokus.
Mode manual fokus banyak digunakan para fotografer landscape,
makro dan tentunya juga para pengguna lensa manual fokus. Mode
ini biasanya disediakan bagi Anda yang ingin mengunci fokus dengan
mengandalkan tangan yang memutar ring fokus di lensa dan
memadukannya dengan pengamatan mata. Di mode manual focus
kita bisa memanfaatkan konfirmasi fokus, yakni dengan cara
memutar ring fokus sambil menekan separuh tombol fokus. Titik fokus akan menyala merah atau hijau
saat fokus tercapai.. Beberapa alasan-alasan menggunakan manual fokus lebih dipilih dibanding
menggunakan auto fokus:
1) Cocok Dilakukan dalam Mengambil Foto Makro
2) Hasil Lebih Artistik
3) Lebih Mudah Mengatur Fokus Ketika Objek Terhalang Sesuatu
4) Lebih Mudah Mengatur Kontras

PERTEMUAN KEENAM
Segitiga Eksposure
Aperture, shutter speed, dan ISO adalah tiga komponen
utama yang akan menentukan baik/buruknya komposisi
pencahayaan yang akan ditangkap sensor. Pengaturan
ketiganya menjadi syarat wajib jika Anda menginginkan hasil
foto yang baik. Naik-turunnya pengaturan ditentukan dari
kondisi cahaya sekitar pada saat foto diambil, atau yang
biasanya disebut dengan istilah EV (Exposure Value).

Pada kondisi normal, exposure value berada di posisi


0. Jika cahaya yang terdapat dirasa kurang terang, maka
untuk mencegah under exposure, tambahkan sebesar +1 ev,
+2 ev, dan seterusnya. Sebaliknya, jika kelebihan cahaya
(over exposure), maka perlu diturunkan tingkatannya ke
arah -1 ev, -2 ev, dan seterusnya.
1. Diafragma (Aperture)
Aperture dapat dianologikan seperti
pupil mata. Jika intensitas cahaya tinggi, maka
pupil mata akan mengecil untuk mereduksi
cahaya tersebut agar mata kita tidak silau tetapi
apabila intensitas cahaya rendah maka pupil
mata akan membesar agar cahaya yang terserap
mata akan lebih banyak sehingga apa yang
dilihat akan menjadi jelas.
Diafragma (Bukaan Lensa), Besarnya cahaya
yang masuk kedalam kamera. Symbol f number
(f/1.8, f/2.8, f/22). Semakin besar angka,
semakin kecil cahaya masuk, semakin kecil
angka semakin besar cahaya masuk.

2. Kecepatan Rana (Shutter Speed)


Waktu yang digunakan cahaya untuk menyinari
sensor kamera, semakin lambat semakin lama
cahaya masuk sehingga hasil cerah.
Shutter speed dapat dianalogikan seperti kran
air, semakin lama kran itu dibuka, maka akan
semakin banyak air yang diperoleh, sebaliknya
semakin cepat kran ditutup, maka air yang
diperoleh semakin sedikit.
Jadi semakin lama shutter terbuka, semakin
banyak cahaya yang masuk terekam sensor,
sehingga gambar yang dihasilkan akan menjadi
terang, sebaliknya semakin cepat bukaan
shutter, maka cahaya yang terekam sensor akan
sedikit, sehingga foto yang dihasilkan lebih
gelap.
Shutter speed menggunakan satauan detik,
berikut contoh penulisannya 1/2000, 1/600,
1/125, 1/5, 0”3, BULB. Nilai 1/2000 artinya
kecepatan seperduaribu detik atau 1/2000 =
0.0005 detik. 0”3 artinya 0.3 detik.

3. ISO
ISO (International Standard Organizations) sama
dengan ASA (American Standards Association)
digunakan untuk mengatur tingkat kepekaan
atau sensitivitas sensor terhadap cahaya.
Semakin kecil angka ISO maka akan semakin
sedikit cahaya yang ditangkap, sehingga foto
akan tampak lebih gelap. Sebaliknya, semakin
tinggi angka ISO maka cahaya yang ditangkap
akan semakin banyak, sehingga foto akan
tampak lebih terang. Nilai ISO yang tinggi bisa
menimbulkan efek noise (bintik-bintik) pada
foto.

Mode Metering di kamera

Mode metering disediakan untuk mengakomodir berbagai kondisi pemotretan yang pasti punya banyak variasi
pencahayaan, mulai dari siang terik, kontras tinggi hingga tempat yang kurang cahaya. Tugas kita sebagai fotografer
adalah memilih mode metering yang tepat sehingga kamera berhasil memberikan eksposur yang tepat pada berbagai
kondisi pencahayaan.Pilihan mode yang umum dijumpai pada kebanyakan kamera digital yaitu :
1. Multi-segment/evaluative/matrix : mengukur cahaya pada keseluruhan
bidang foto
2. Center weighted : mengukur cahaya dengan prioritas utama pada area
tengah foto
3. Spot : hanya mengukur cahaya di titik kecil tertentu dan mengabaikan
cahaya di area lainnya

REFLEKSI
Setelah mempelajari bab tentan teknik fotografi, peserta didik tentu menjadi paham tentang bagimana
menggunakan teknik fotografi berupa pengaturan white balance, fokus dan segitiga exposure (diafragma, shutter speed
dan ISO). Dari semua materi yang sudah dijelaskan pada bab ketiga ini, apakah kalian masih mengalami kesulitan dalam
pemahaman materi yang ada di bab ini ? mana yang masih paling sulit dipahami? Coba kalian diskusikan dengan teman
maupun guru kalian, karena konsep dasar ini akan menjadi pondasi dari materi-materi yang akan dibahas di bab-bab
selanjutnya.

TUGAS UNTUK PERTEMUAN KE 5&6


Setelah membaca modul diatas silahkan konfirmasi dengan melakukan chatting via WA ke nomor
dimodul. Dengan format : “Modul sudah dibaca, materi yang menarik menurut saya :…..”

1. Mencoba menggunakan fitur white balance pada kamera hp/dslr.!


2. Cobalah memotret objek, kemudian buat beberapa perbandingan dengan mengatur Shutter speed & ISO pada
kamera HP/DSLR!
3. Buatlah Karya fotografi menggunakan teknik pada modul ini!

(Hasil karya dikirimkan melalui Whatsapp)

Tugas dikumpulkan paling lambat saat pengambilan Modul Selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai